20231101

Kebaktian PA Imamat, Rabu 1 November 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 26:14-17 (Perikop: Kutuk)

26:14 "Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu,

26:15 jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-Ku dan kamu mengingkari perjanjian-Ku,

26:16 maka Aku pun akan berbuat begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu.

26:17 Aku sendiri akan menentang kamu, sehingga kamu akan dikalahkan oleh musuhmu, dan mereka yang membenci kamu akan menguasai kamu, dan kamu akan lari, sungguhpun tidak ada orang mengejar kamu.

 

Pada pasal 26 ini Tuhan memperhadapkan 2 pilihan kepada kita yaitu berkat atau kutuk. Sikap kita terhadap Firman menentukan kita menerima berkat atau kutuk. Kalau kita taat pada Firman kita menerima berkat, kalau tidak taat pada Firman maka akan menerima kutuk. Kutuk pertama kali ada akibat ketidaktaatan Adam dan Hawa di taman Eden dan mereka diusir dari hadirat Tuhan. Ternyata manusia yang telah terusir dari taman Eden ke dunia, tetap tidak mau taat pada Firman Tuhan, sehingga nanti akan diusir lagi oleh Tuhan dari dunia ke neraka.

Matius 7:21-23

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

 

Yang taat itu masuk ke dalam sorga. Yang tidak taat diusir. Diusir ke mana? Yang pasti ke neraka. Sebab itu perlu penyucian yang tegas dalam gereja supaya gereja tidak terusir tetapi bisa kembali ke Firdaus. Itu yang digambarkan ketika Yesus membersihkan Bait Allah.

Markus 11:15-19

11:15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,

11:16 dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.

11:17 Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"

11:18 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.

11:19 Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota.

 

Yesus menyucikan Bait Allah dengan cara mengusir. Bait Allah menunjuk pribadi kita, menunjuk juga ibadah pelayanan. Mengusir menunjuk penyucian yang tegas, seperti kasar dan menimbulkan sengsara bagi daging. Lewat apa gereja disucikan?

1.      Lewat Firman pengajaran yang benar. Firman pengajaran bagaikan cambuk yang berdesik-desik.

Yesaya 28:15

28:15 Karena kamu telah berkata: "Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri,"

 

2.      Lewat percikan darah, sengsara daging tanpa dosa karena Yesus, karena kebenaran. Ini penyucian yang tegas yang dibutuhkan oleh gereja Tuhan supaya kita tidak kena kutuk tetapi menerima berkat dari Tuhan.

 

Tujuan penyucian yang tegas supaya:

1.      Tragedi taman Eden tidak terulang lagi, jangan sampai kita terusir lagi. Waktu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, berbuat dosa, diusir dari taman Eden itu suasana kutukan, penderitaan. Tetapi herannya manusia yang hidup di dunia ini dalam kutukan dan penderitaan, masih juga tidak mau taat pada Firman Tuhan, masih melawan Firman bahkan tidak mau mendengarkan Firman. Kehidupan seperti ini akan diusir dari hadapan Tuhan, dari dunia ke neraka, masuk penderitaan kekal selama-lamanya.

2.      Supaya manusia bisa kembali ke taman Eden, Firdaus yang akan datang, itulah kerajaan 1000 tahun damai. Kita mau dibawa kembali ke sana, tempat manusia yang segambar dengan Allah.

 

Sekalipun sekarang kita belum berada di Firdaus, tetapi suasana Firdaus itu sudah kita rasakan. Itu yang diajarkan oleh Yesus dalam doa Bapa Kami. Salah satu kalimat dalam doa Bapa kami “jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga”. Masih di bumi tetapi sudah bersuasana sorga, susasana Firdaus.

Matius 6:8-10

6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

 

Jadi Yesus mengajarkan, bahwa sekalipun kita masih berada di dunia yang terkutuk ini tetapi suasana Firdaus, suasana sorga sudah kita rasakan dan harus kita rasakan. Mulai di bumi ini kita rasakan sampai nanti betul-betul masuk dalam kerajaan sorga. Bagaimana supaya kita merasakan suasana Firdaus? Jawabannya dalam doa Bapa kami yaitu jadilah kehendakMu. Artinya kita harus melakukan kehendak Tuhan di bumi ini. Apa kehendak Tuhan? kekudusan.

I Petrus 1:15-16

1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,

1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

 

I Tesalonika 4:3-5

4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,

4:4 supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,

4:5 bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,

 

Jadi kita harus melakukan kehendak Tuhan di bumi yaitu hidup kudus sampai kudus seperti Yesus. Jadi ukurannya Yesus. Bukan kudus menurut manusia, tetapi menurut Yesus, menurut Firman. Penting penyucian yang tegas, harus kita alami, supaya kita tidak terusir dari hadapan Tuhan ke neraka, tetapi kita kembali ke Firdaus.

 

Apa yang harus disucikan?

1.      Nikah rumah tangga. Mengapa? Waktu Tuhan menciptakan langit dan bumi, di penghujung hari ke-6 Tuhan menciptakan sepasang nikah yang segambar dengan Allah Tritunggal dan mereka ditempatkan di taman Edan. Itulah nikah Adam dan Hawa. Tetapi dalam Kejadian pasal 3 nikah itu dirusak oleh iblis sehingga nikah terusir dari hadirat Tuhan, nikah terkutuk. Nikah itu ciptaan yang paling mulia, hanya diberikan kepada manusia, tidak kepada makhluk yang lain. Tetapi ciptaan yang paling mulia ini dirusak oleh setan.

 

Nikah ini yang mau dipulihkan oleh Tuhan. Makanya Alkitab dibuka dengan kitab Kejadian yang menceritakan nikah jasmani yang sudah dirusak oleh setan dan tutup oleh kitab Wahyu yang menceritakan nikah yang rohani, nikah yang sempurna. Jadi Tuhan mau memperbaiki nikah itu, Tuhan mau memulihkan manusia yang rusak, tercemar dan terkutuk.

 

Tanda nikah yang rusak, tercemar dan terkutuk.

a)      Kejadian 3:6,17

3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

 

Ini tanda pertama yaitu nikah yang terbalik. Isteri jadi kepala suami di dalam nikah. Seharusnya Adam tegas “jangan makan, tidak boleh itu!” tetapi dia lebih mendengarkan suara isterinya dari pada suara Firman. Hati-hati, kalau isteri sudah menjadi kepala dalam nikah, siapa yang ada di situ? Ular! Mereka lari jauh bersembunyi dari Tuhan tetapi dekat dengan ular. Kalau isteri sudah menjadi kepala dalam rumah tangga, mau mengatur dan memerintah suami, maka Yesus tidak bisa menjadi kepala di situ, tetapi ular atau setan yang menjadi kepala di situ. Setan itu sumbernya dosa maka nikah itu bisa rusak, tercemar oleh dosa. Mungkin isteri lebih tinggi pendidikannya atau lebih tinggi gajinya dari suami, tetap struktur nikah yang benar dalam I Korintus 11:2 adalah Tuhan, Yesus, Suami baru isteri. Isteri boleh mengusulkan tetapi yang mengambil keputusan tetap suami.

 

Akibatnya:

1)      Terjadi kawin campur.

Kejadian 6:1-3

6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,

6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."

 

Terjadi kawin campur, gelap dengan terang, yang tidak satu iman, tidak satu pengajaran. Anak-anak Allah menikah dengan anak-anak perempuan manusia. Anak-anak Allah adalah keturunan Adam dari jalur Set.

Lukas 3:38

3:38 anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.

 

Kejadian 4:25

4:25 Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya: "Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya."

 

Ada yang menafsirkan ini malaikat karena mereka katakan dalam kitab Ayub anak-anak Allah berkumpul lalu ada iblis di situ. Tetapi dimentahkan oleh Yesus bahwa malaikat tidak kawin dan dikawinkan. Jadi bukan malaikat.

 

Anak-anak manusia itulah keturunan Adam lewat jalur Kain. Dalam surat I Yohanes dikatakan Kain berasal dari si jahat.

 

Ini terang dan gelap dipaksakan kawin. Kalau sudah perempuan yang mengatur maka dampaknya pada buah nikah, terjadi kawin campur.

 

2)      Terjadi kawin cerai

Lukas 17:22,26-27

17:22 Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya.

17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:

17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

 

Terjadi kawin cerai sampai kawin mengawinkan. Siapa saja yang diinginkannya, tidak ada lagi ikatan yang sah, hanya kumpul-kumpul saja, seks bebas.

 

Nikah jasmani ini harus disucikan oleh Firman pengajaran yang benar supaya mencapai nikah yang rohani, nikah yang sempurna, pesta nikah Anak Domba Allah yaitu nikah antara Yesus Mempelai Pria Sorga dengan Mempelai WanitaNya gereja yang sempurna, untuk selanjutnya masuk Firdaus yang akan datang, kerajaan 1000 tahun damai, kemudian kita berpindah ke Yerusalem Baru.

 

b)      Kejadian 3:11-13

3:11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"

3:12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."

3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."

 

Ada kebenaran diri sendiri, sudah salah tetapi menutupi kesalahannya dengan cara mempersalahkan orang lain, menyalahkan Tuhan, menyalahkan Firman sampai mempersalahkan setan. Kebenaran diri sendiri itu putih tetapi kusta. Tidak cukup hanya disucikan oleh Firman pengajaran yang benar. Firman pengajaran itu cahaya Injil Kemuliaan. Pada umumnya cahaya itu putih. Putih disinari cahaya putih, tidak kelihatan. Makanya perlu disucikan lewat percikan darah. Putih dikasih merah baru kelihatan. Kalau disorot Firman pengajaran malah tampil kebenaran diri sendiri, saya atur suami saya karena suami saya ijazahnya lebih rendah dari saya, saya yang harus begini dan begitu. Makanya perlu dikasih percikan darah, ujian.

 

Sebagai contoh adalah Ayub. Ayub diuji habis-habisan. Dalam pasal 1 Ayub dikatakan suci dan saleh serta takut akan Tuhan dan beribadah. Tetapi di pasal 32 ternyata Ayub ada kebenaran diri sendiri, dia merasa lebih benar dari sesama dan lebih benar dari Tuhan. Makanya perlu ujian habis-habisan sehingga Ayub bisa sadar bahwa dalam dirinya ada kebenaran diri sendiri. Bayangkan sampai ketika teman-temannya menghiburnya malah dia katakan “penghibur sialan kamu semua!”.

Ayub 32:1-2

32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.

32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,

 

Sampai Tuhan berbicara langsung kepada Ayub karena Ayub merasa lebih benar dari Allah. Jangan tunggu percikan darah, ujian habis-habisan baru mau sadar bahwa pada diri kita ada kebenaran diri sendiri, terimalah Firman pengajaran yang benar.

 

Kalau membaca kitab Ayub dan kitab Kejadian, dosa kebenaran diri sendiri justru tumbuh subur di dalam nikah. Perlu penyucian yang tegas, penyucian yang seperti kasar, sengsara bagi daging supaya dosa kebenaran diri sendiri dicabut sampai ke akar-akarnya, tidak tumbuh lagi.

 

Pengalaman saya 11 tahun menikah, kalau sudah ada kebenaran diri sendiri, tidak ada yang baik. Awal-awal menikah saya merasa benar, jadi saya tidak mau minta ampun. Di tengah jalan Tuhan ingatkan lagi, kamu hamba Tuhan, isteri jemaat pertama. Karena sudah ada kebenaran diri sendiri maka gengsinya tinggi. Akhirnya saya sadar dan mau minta maaf. Seringkali kebenaran diri sendiri di ikuti dengan gengsi, harga diri yang tinggi. Adam takut disalahkan jadi dia tunjuk isterinya “perempuan ini yang salah!”. Suami seringkali begitu, isteriku memang begitu, padahal dia yang salah.

 

Itu nikah yang rusak, perlu disucikan dengan Firman pengajaran yang benar, disucikan juga lewat percikan darah, maka nikah itu bukan bersuasana kutuk tetapi bersuasana pesta. Nikah mau dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah, mulai dari sekarang harus dirasakan suasana itu. Suasana pesta, suasana kebahagiaan sorga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun yang ada di dunia ini.

 

2.      Ibadah pelayanan atau pakaian pelayanan yang harus disucikan. Ibadah dan nikah itu satu, ibadah bermasalah maka nikah bermasalah, begitu juga sebaliknya. Makanya 2 hal ini perlu disucikan.

Maleakhi 2:13

2:13 Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman TUHAN.

Kenapa ibadahnya tidak berkenan kepada Tuhan?

Maleakhi 2:14

2:14 Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.

 

Dalam kitab Maleakhi itu ada 10 kali bangsa Israel membantah Tuhan. Ayat 14 itu bantahan yang keenam. Angka 6 itu angka daging. Banyak kali kita seperti bangsa Israel, dagingnya terlalu kuat sehingga nikah dan ibadahnya bermasalah terus.

 

Beribadah melayani tanpa kesucian =  beribadah dengan pakaian kotor. Contohnya imam besar Yosua melayani dengan pakaian kotor. Imam besar itu penyelenggara kebaktian. Ini koreksi buat saya, saya hamba Tuhan, saya gembala. Jangan sampai saya berdiri di hadapan jemaat, di hadapan Tuhan tetapi berpakaian kotor, tahbisannya kotor, pelayannya kotor.

Zakharia 3:1-3

3:1 Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.

3:2 Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"

3:3 Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu,

 

Kalau dibiarkan tidak akan bisa masuk pesta kawin Anak Domba, karena yang masuk pesta kawin Anak Domba Allah itu berpakaian pesta. Pakaian pesta itu adalah pakaian putih berkilau-kilau. Bagaimana mau masuk pesta nikah Anak Domba Allah kalau pakaian kita kotor, pelayanan dan tahbisan kita kotor. Ini sudah masuk November, 2 bulan lagi tahun ini habis. Ayo kita evaluasi tahbisan kita sepanjang tahun ini, jangan-jangan kita melayani sepanjang tahun ini dengan pakaian kotor. Pakaian kotor itu disebabkan oleh noda. Kita teliti lewat Firman, jangan-jangan ada noda yang masih dipertahankan, perlu dibersihkan. Kalau dibiarkan nanti bukan cuma kotor tetapi telanjang. Tidak bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah, malah terusir selamanya.

 

Noda-noda yang mencemari pakaian pelayanan.

a)      Matius 25:26

25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

 

Noda jahat dan malas = tidak setia, tidak tanggung jawab dalam ibadah pelayanan, dalam pekerjaan Tuhan, sampai meninggalkannya karena perkara yang jasmani, perkara daging. Hamba yang jahat dan malas ini menyembunyikan talentanya di dalam tanah, tanah ini menunjuk perkara dunia, perkara daging.

 

Jahatnya di mana? Sudah tidak setia dan tidak tanggung jawab dalam pekerjaan Tuhan, suka kritik lagi! Salah-salahkan orang lain, salah-salahkan tuannya, salah-salahkan Tuhan, salah-salahkan Firman.

 

Orang yang jahat dan malas itu adalah orang yang lalai dalam pekerjaan Tuhan dan akhirnya terkutuk.

Yeremia 48:10

48:10 Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!

 

Apapun pekerjaan Tuhan yang sudah dipercayakan kepada kita, ayo kerjakan dengan setia baik, setia tanggung jawab, setia bijaksana, setia berkobar-kobar, setia benar. Ayo kita kerjakan, jangan sampai kita melalaikannya, nanti terkutuk! Pikir dapat sesuatu yang jasmani tetapi tidak bisa dimakan. Salah satu kutukan dalam Kejadian pasal 3 itu adalah dari tanah itu keluar duri dan onak. Pikirnya dengan menyembunyikan talenta dalam tanah akan mendapat perkara jasmani, perkara daging. Eh dapat duri, tidak bisa dimakan, tidak bisa dinikmati. Dalam kitab Hagai dikatakan menabung di pundi-pundi yang berlubang. Kamu membiarkan rumah Allah menjadi reruntuhan sementara rumahmu dipapani dengan baik. Jangan terjadi dalam kehidupan kita sekalian. Ingat pelayanan apapun itu pekerjaan Tuhan, bukan pekerjaan manusia. Itu pekerjaan Tuhan jadi tanggung jawabnya kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Kalau sudah jahat, nanti malas.

 

b)      Yudas 1:12

1:12  Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.

 

Tidak malu-malu melahap = nafsu rakus.

Bilangan 11:4-6

11:4 Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?

11:5 Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.

11:6 Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."

 

Apa itu nafsu rakus? Bosan terhadap manna, artinya bosan terhadap Firman penggembalaan. Bagaimana bisa punya kekuatan rohani kalau tidak makan Firman. Tetapi banyak yang merasa hebat melayani, tetapi tidak mau makan Firman, bosan terhadap Firman “terlalu lama, itu-itu saja ayatnya diulang-ulang”. Mereka tidak menghargai penggembalaan, karena apa? “Siapa yang mau memberi kami daging” Karena mengejar perkara daging. Melayani hanya untuk mendapat perkara daging, ternyata tidak dapat, kalau begitu cari di luar.

 

Saya selalu katakan kepada jemaat, saya menggembalakan bukan menggembalakan isi dompet jemaat tetapi menggembalakan jiwa. Jadi tugas saya sebagai gembala siapkan makanan Firman penggembalaan sebaik-baiknya. Jemaat juga siap makan Firman penggembalaan, jangan bosan. Begitu kita bosan maka itu sudah noda di dalam pelayanan kita. Tidak bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Manna itu roti malaikat. Roti itu Firman, malaikat itu gembala. Jadi manna adalah Firman penggembalaan.

Mazmur 78:23-25

78:23 Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,

78:24 menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;

78:25 setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.

 

Banyak yang bosan dengan Firman penggembalaan, katanya cuma diulang-ulang gembala terus yang khotbah, sekali-sekali gantian yang lain. Maunya cemilan, tidak mau makanan pokok. Maunya yang enak bagi dagingnya.

II Timotius 4:3

4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

 

Memang di waktu-waktu terakhir manusia akan mencari Firman yang enak bagi dagingnya untuk memuaskan keinginan telinganya, berpaling dari kebenaran, tidak mau lagi mendengar Firman pengajaran yang benar. Bagaimana Firmannya? Lucu, luar biasa, cuma pengetahuan saja tetapi bukan Firman lagi yang menyucikan.

 

Kalau sudah mengecilkan kesempatan untuk mendengar Firman penggembalaan karena perkara daging, berarti dalam dirinya sudah ada nafsu rakus, noda di dalam pelayanan. Saya sebagai gembala kalau mengecilkan kesempatan menyampaikan Firman karena mengejar perkara daging berarti dalam diriku ada nafsu rakus, ada noda dalam pelayanan. Jemaat mengecilkan kesempatan mendengar Firman dalam ibadah pelayanan, itu juga noda nafsu rakus.

 

Bilangan 11:33-34

11:33 Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar.

11:34 Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.

 

Kalau sudah kena nafsu rakus, mereka dapat daging, tetapi tidak bisa menikmatinya, malah kena penyakit paru-paru, dihukum dan binasa. Ini salah satu bentuk kutukan, dalam kitab Imamat pasal 26 ada yang dibilang batuk kering.

 

Mereka kena penyakit paru-paru.

Mazmur 106:13-15

106:13 Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya;

106:14 mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.

106:15 Diberikan-Nya kepada mereka apa yang mereka minta, dan didatangkan-Nya penyakit paru-paru di antara mereka.

 

Kalau sudah bosan dengar Firman itu sudah kena covid secara rohani. Itu noda di dalam pelayanan. Di hadapan Tuhan kehidupan seperti itu disebut orang Kristen bajingan. Kalau merasa tidak menghargai Firman penggembalaan, itulah Kristen bajingan. Tetapi lewat Firman mau diperbaiki, tidak menjadi Kristen bajingan lagi.

Bilangan 11:4

11:4 Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?

 

Bilangan 11:4 (Terjemahan Lama)

11:4 Maka bangsa kacauan, yang di antara mereka itu, beringin-inginlah lalu pulang, maka pada masa itu menangislah bani Israel, katanya: Siapa gerangan akan memberi kita makan daging?

 

Tidak bisa naik ke awan-awan (pesta nikah Anak Domba Allah) tidak bisa naik ke atas gunung Yerusalem Baru tetapi malah turun ke dalam kuburan Kibrot Taawa. Supaya tidak masuk dalam kuburan hawa nafsu daging maka kita harus memperhatikan kuburan baptisan air, ini yang menentukan kita bisa makan Firman penggembalaan atau tidak.

 

Bangsa kacauan ini bukan orang Israel asli, mereka hanya ikut-ikutan orang Israel keluar dari Mesir, menyeberangi laut Teberau.

Keluaran 12:38

12:38 Juga banyak orang dari berbagai-bagai bangsa turut dengan mereka; lagi sangat banyak ternak kambing domba dan lembu sapi.

 

Laut Teberau ini bicara kuburan baptisan air.

I Korintus 10:1

10:1 Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.

 

Dalam awan itu baptisan Roh Kudus dan dalam laut itu baptisan air. Bangsa kacauan menunjukan orang yang hanya ikut-ikutan masuk baptisan air. Periksa bagaimana baptisan kita dulu, benar sesuai Firman atau hanya ikut-ikutan? Supaya kita tidak masuk dalam kuburan kibrot taawa, masuklah dalam kuburan baptisan air yang benar. Periksa syaratnya, periksa pelaksanaannya. Syaratnya harus benar, pelaksanaannya harus benar. Bukan cuma ikut-ikutan, orang yang ikut-ikutan dalam Baptisan air inilah yang nanti jadi pengacau dalam penggembalaan, tidak menghargai Firman penggembalaan, membuat gembala pusing terus.

 

Syarat baptisan air:

Roma 6:2,4

6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

 

Syarat utama masuk baptisan air adalah mati terhadap dosa = bertobat. Pelaksanaannya adalah dikubur bersama Yesus di dalam air. Yesus bertanya kepada Maria dan Marta, di mana Lazarus dibaringkan. Kalau namanya dikubur itu dibaringkan, bukan dijongkokan. Dengan meterai nama yang jelas yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dan yang menangani adalah hamba Tuhan yang benar dan jelas tahbisannya. Dalam hal baptisan air, Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis hamba Tuhan yang benar tahbisannya, seorang yang besar dalam hal yang rohani. Tidak sembarang!

 

Perhatikan kuburan baptisan airnya, ini yang menentukan kita lahir dalam keluarga Allah menjadi bayi yang baru lahir yang selalu rindu air susu yang rohani, Firman penggembalaan.

I Petrus 2:2

2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

 

Yang sudah mati terhadap dosa, sudah bertobat, jangan ditahan-tahan, ayo segera dibaptis. Coba orang mati di tahan tidak dikuburkan, apa yang terjadi? Jadi bau busuk. Makanya jangan tunda-tunda waktu. Ayo segera dikuburkan dalam baptisan air yang benar, dengan meterai nama yang jelas, hamba Tuhan yang menangani benar tahbisannya maka hasilnya pasti benar, menjadi seperti bayi yang selalu rindu air susu yang murni dan rohani, selalu rindu Firman penggembalaan, mengutamakan Firman penggembalaan lebih dari segala sesuatu di dunia. Bayi kalau sudah menangis minta susu biar dikasihkan yang lain dia tetap menangis minta susu. Bayi selalu rindu Firman penggembalaan, pokoknya tidak mau diganti yang lain. Itu tanda bahwa kita sudah dibersihkan dari noda nafsu rakus.

 

c)      Yudas 1:12

1:12 Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.

 

Noda mementingkan diri sendiri = egois. Lebih mengutamakan kepentingannya sendiri yang bersifat jasmani dari pada kepentingan Tuhan, kepentingan pembangunan Tubuh Kristus. Orang seperti ini membiarkan Bait Allah menjadi reruntuhan tetapi rumahnya dipapani dengan baik.

Hagai 1:2-4, 9-11,6

1:2 "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!"

1:3 Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:

1:4 "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?

1:9 Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.

1:10 Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,

1:11 dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."

1:6 Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!

 

Ini akibatnya kalau mementingkan diri sendiri, kepentingan yang bersifat jasmani, sampai mengabaikan kepentingan Tuhan, kepentingan Tubuh Kristus, kekeringan yang ada, kutuk yang ada, menabung di pundi-pundi yang berlubang. Jangan terjadi dalam kehidupan kita. Dapat hasil banyak tetapi begitu pulang tidak kelihatan, kayak tidak ada bekasnya. Orang lain gajinya sedikit secara jasmani tetapi bisa kelihatan rumahnya dan lain sebagainya. Kenapa seperti itu? Perhatikan, itu karena mementingkan diri sendiri dari pada pekerjaan Tuhan pembangunan Tubuh Kristus.

 

d)      Noda yang keempat ini noda paling kotor!

Hakim-hakim 19:22-25 (Perikop: perbuatan noda di Gibea)

19:22 Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu: "Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia."

19:23 Lalu keluarlah pemilik rumah itu menemui mereka dan berkata kepada mereka: "Tidak, saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat; karena orang ini telah masuk ke rumahku, janganlah kamu berbuat noda.

19:24 Tetapi ada anakku perempuan, yang masih perawan, dan juga gundik orang itu, baiklah kubawa keduanya ke luar; perkosalah mereka dan perbuatlah dengan mereka apa yang kamu pandang baik, tetapi terhadap orang ini janganlah kamu berbuat noda."

19:25 Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu.

 

Ini noda Gibea atau noda kenajisan, yaitu:

1)      Nikah yang tidak wajar, laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan. Ini penyimpangan seks.

2)      Mempermainkan nikah. Hati-hati kaum muda, mulai dari masa permulaan nikah yaitu masa pacaran dan tunangan jangan dipermainkan. Jangan bermain-main dalam kenajisan, diperbaiki semuanya.

 

Noda ini harus dibersihkan. Kalau pakaian kotor dan bernoda, kita tidak bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah, tidak memiliki pakaian pesta, ketinggalan, masuk aniaya antikristus dan dihukum binasa bersama dengan dunia ini.

 

Tuhan tidak mau gerejaNya dihukum dan binasa, Tuhan mau membersihkan noda-noda yang ada dalam gereja. Tuhan mau tanggalkan pakaian yang bernoda itu dan diganti dengan pakaian pesta. Prosesnya:

a)      Zakharia 3:1-5

3:1 Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.

3:2 Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"

3:3 Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu,

3:4 yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya: "Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."

3:5 Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada kepalanya!" Maka mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian kepadanya, sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.

 

Malaikat Tuhan ini menunjuk pribadi Tuhan sendiri. Pakaian kotor Zakharia ditanggalkan oleh orang-orang yang melayani. Jadi proses pertama Tuhan menanggalkan pakaian kotor kita dengan mengutus hamba Tuhan yang benar tahbisannya, yang dipercaya untuk memberitakan Firman pengajaran yang benar. Doakan supaya kami hamba-hamba Tuhan di sini adalah hamba Tuhan yang diutus oleh Tuhan untuk menanggalkan pakaian kotor dari jemaat supaya diganti dengan pakaian pesta.

 

Ada yang menanggalkan, tidak bisa lepas sendiri, ada yang melayani. Jadi sidang jemaat tidak bisa lepas dari pelayanan hamba Tuhan. “Saya ibadah sendiri di rumah, doa sendiri, baca Alkitab sendiri” tidak bisa! Harus ada yang tuntun, harus ada yang melayani untuk menanggalkan pakaian kotornya diganti dengan pakaian pesta. Itulah tugas kami sebagai hamba Tuhan, sebagai gembala, memberitakan Firman pengajaran yang sudah Tuhan percayakan. Beritakan dengan berani, jangan takut, jangan ragu.

 

Saat pemberitaan Firman pengajaran yang benar, mata Tuhan sedang melihat segala noda atau kotoran yang ada pakaian kita. Dilihat bukan untuk dipermalukan, dilihat untuk dicopot dan diganti dengan pakaian pesta. Jadi jangan salah tangkap, aduh saya dengar Firman seperti dipermalukan terus, Firman tadi cuma tembak-tembak saya. Bukan, itu kasih Tuhan kepada kita, Tuhan melihat pakaian kotor kita, Dia copot baju kita dan diganti dengan pakaian pesta, pakaian putih berkilau-kilau. Jangan tersinggung, jangan mengamuk, jangan marah.

 

Tanpa pakaian pesta kita ini hanya seperti puntung kayu di dalam api, siap dibakar oleh api penghukuman Tuhan, api neraka! Tetapi syukur kepada Tuhan, ada hamba Tuhan yang rela merebut jemaat dari api supaya tidak terbakar habis. Tugas kami hamba Tuhan merebut jemaat dari dalam api.

Zakharia 3:2

3:2 Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"

 

Dari pada binasa, segera tarik dari dalam api. Resikonya luka bakar. Itulah resiko yang harus ditanggung oleh hamba Tuhan. Tidak semua jemaat mau menerima penyucian, ada yang berbalik melawan. Musa sudah luar biasa kepemimpinannya, tetapi masih  dilawan apalagi cuma saya. Dinasihati, ditegur malah berkata apa pak gembala ini, kepo, terlalu mencampuri urusan. Banyak yang seperti itu, tidak mau ditarik, maunya tetap terbakar.

 

Hamba Tuhan yang melayani itu harus siap menderita.

II Korintus 4:8-12; 6:4-6,8-10

4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;

4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.

4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.

6:4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,

6:5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; 

6:6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;

6:8 ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai,

6:9 sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati;

6:10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.

 

Apa maksud hamba Tuhan rela menerima semua itu?

II Korintus 1:6-7

1:6 Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga.

1:7 Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami.

 

Hamba-hamba Tuhan bagaikan dihukum mati demi jemaat. Jadi ada hamba Tuhan yang dipercaya untuk melayani jemaat. Bukan hamba Tuhan yang cuma memperkaya dirinya, hanya mencari berkat jasmani, jemaat mau terbakar dia tidak peduli! Ini proses Tuhan menolong, ada hamba Tuhan diutus melayani kita, hamba Tuhan yang rela terbakar, rela menderita, rela sengsara demi penghiburan dan keselamatan sidang jemaat. Hargailah pelayanan hamba Tuhan seperti itu, topang dia dengan sungguh-sungguh dalam doa. Hargai! Jangan buat berkeluh kesah, dia sudah menderita merebut jemaat dari api.

 

Sikap yang benar terhadap pelayanan hamba Tuhan? Seperti imam Yosua yaitu berdiam diri saat pakaian dilepas. Artinya menyerah sepenuh kepada Tuhan, menyerah sepenuh untuk dilayani oleh hamba Tuhan, mau menerima koreksi Firman,  tidak berkomentar miring apalagi melawan hamba Tuhan yang memberitakan Firman. Kalau menyampaikan Firman yang keras itu berarti Tuhan pakai gembalaku untuk menolong saya. Tidak usah ada komentar miring pendeta apa ini, tidak punya kasih dan sebagainya. Biar kita disucikan oleh Firman dan ditangani dengan baik oleh hamba Tuhan yang benar tahbisannya.

 

Diam ini dalam arti yang positif, seperti Zakharia mau ditanggalkan pakaiannya. Jangan diam yang tidak mau mengakui dosanya.

Matius 22:11-12

22:11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.

22:12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

 

Ini diam negatif tidak mau peduli Firman. Makanya diikat kaki tangannya dan dilempar ke dalam api.

Maitus 22:13

22:13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.

 

Malam ini, pakaian kotor kita yang bernoda dengan 4 noda tadi ditanggalkan semua, kita pulang semuanya berpakaian pesta. Hidup kita dalam suasana pesta. Nikah kita nikah yang berpesta. Study kita study yang berpesta. Pekerjaan kita pekerjaan yang berpesta. Pelayanan kita pelayanan yang berpesta, ada kebahagiaan sorga di dalamnya. Kalau sudah nikmat dirasakan mana mungkin ditinggalkan, betah dalam nikah, dalam pelayanan, dalam penggembalaan, karena semua bersuasana pesta. Waktu Yesus datang kita siap menyambut kedatanganNya, masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Kalau proses pertama ini ditolak, maka datang proses kedua.

 

b)      Kalau penyucian ditolak maka datang hajaran.

Wahyu 3:19

3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

 

Penyucian lewat Firman ditolak maka Tuhan datang dengan hajaran supaya kita menanggalkan pakaian kotor kita. Jangan keras hati, habis kita kalau sudah dibiarkan. Tetapi sekali lagi jangan tunggu dihajar Tuhan, lebih baik sekarang terima penyucian Firman, terima pelayanan hamba Tuhan yang Tuhan utus melayani kita supaya kita merasakan suasana pesta, suasana kebahagiaan. Jangan tunggu dihajar. Kalau dihajar masih juga keras hati, nanti dia ditelanjangi oleh antikristus, dihajar oleh antikristus. Masih dapat kesempatan untuk masuk Firdaus tetapi lewat darahnya sendiri. Dihajar, dianiaya sampai dipancung kepalanya. Dalam Wahyu pasal 20 yang masuk Firdaus itu orang yang masuk kesusahan besar, orang yang masuk aniaya antikristus tetapi tidak menyangkal Yesus. Siapa yang tahan? Jangan bilang saya tahan, biar saja saya buat dosa, nanti saya bayar waktu aniaya antikristus. Jangan seperti itu, tidak akan bisa!

 

Apa yang terjadi di Timur Tengah sana sudah mengerikan, jangan kita masuk di sana. Terima Firman, terima pelayanan hamba Tuhan dan di depan kita ada perjamuan suci. Terima perjamuan suci supaya Firman itu permanen di dalam kita. Pakaian kotor di tanggalkan dan kita pulang berpakaian pesta, semuanya dalam suasana pesta, kebahagiaan sorga. Noda apapun tanggalkan semuanya. Kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah bertemu dengan Yesus kekasih jiwa kita.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar