20231108

Kebaktian PA Imamat, Rabu 8 November 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristuss

Imamat 26:14-17 (Perikop: Kutuk)

26:14 "Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu,

26:15 jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-Ku dan kamu mengingkari perjanjian-Ku,

26:16 maka Aku pun akan berbuat begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu.

26:17 Aku sendiri akan menentang kamu, sehingga kamu akan dikalahkan oleh musuhmu, dan mereka yang membenci kamu akan menguasai kamu, dan kamu akan lari, sungguhpun tidak ada orang mengejar kamu.

 

Kutukan di sini masih merupakan ancaman bagi bangsa Israel, tetapi memang pada akhirnya menjadi kenyataan. Ketika bangsa Israel telah masuk tanah Kanaan dan negeri itu diberkati oleh Tuhan, kerajaan itu menjadi kerajaan yang besar, apalagi di zaman raja Salomo. Tetapi raja Salomo sempat jatuh pada penyembahan berhala, raja yang menggantikanpun melawan ketetapan Tuhan dan banyak raja-raja selanjutnya yang hidupnya tidak sesuai Firman, sehingga kutuk itu jatuh atas bangsa Israel. Kerajaan Israel terpecah 2. Kemudian kerajaan yang sudah terpecah 2 itu baik yang di utara maupun di selatan akhirnya runtuh dan orang Israel dibuang ke Babel. Jadi ancaman yang ditulis dalam Imamat pasal 26 ini akhirnya menjadi kenyataan.

 

Dalam pasal 26 ini ada 4 kali dikatakan akan ditambahkan 7 kali lipat. Jika engkau tidak mendengarkan Aku akan menambahkan 7 kali lipat. Jika engkau masih tidak mendengarkan Firman Tuhan akan ditambahkan lagi 7 kali lipat. Sampai 4 kali. Betul-betul kegeraman murka Tuhan dicurahkan atas orang yang tidak mau taat pada Firman Tuhan.

 

Ini juga ancaman Tuhan bagi kita di akhir zaman ini, jangan sampai menjadi kenyataan pada kita. Yang kita rindukan kita menjadi kehidupan yang diberkati sampai kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Bukan menjadi kehidupan yang dikutuk dan binasa. Biarlah tumbuh rasa takut dan gentar terhadap Firman Tuhan. Ketika mendengar Firman yang bernada ancaman, bukan kita marah dan tidak senang. Seharusnya di hati kita tumbuh rasa takut dan gentar terhadap Firman Tuhan. Ini adalah sikap yang positif.

Mazmur 119:120

119:120 Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau, aku takut kepada penghukuman-Mu.

 

Di dalam Alkitab ada 3 hal yang menyebabkan kutuk.

1.      Penyebab kutuk pertama tadi dalam Imamat pasal 26 dan dicatat ulang dalam kitab Ulangan.

Ulangan 28:15

28:15 "Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:

 

Penyebab pertama adalah tidak taat pada suara Tuhan. Suara Tuhan bagi kita adalah Firman yang dibuka rahasianya = Firman pengajaran yang benar. Tidak taat pada Firman itu adalah suatu perbuatan jahat, suatu sifat meninggalkan Tuhan. Makanya kutuk yang turun.

Ulangan 28:20

28:20 TUHAN akan mendatangkan kutuk, huru-hara dan penghajaran ke antaramu dalam segala usaha yang kaukerjakan, sampai engkau punah dan binasa dengan segera karena jahat perbuatanmu, sebab engkau telah meninggalkan Aku.

 

Kalau membaca ini biarlah ada rasa takut dan gentar. Orang tidak taat = orang melakukan perbuatan jahat dan dia sedang meninggalkan Tuhan.

 

Firman pengajaran itu untuk kita taati atau praktekan, bukan untuk diperdebatkan, dikritik dan dilawan. Seringkali kalau Firmannya bernada berkat “Allah luar biasa”. Begitu nadanya kecaman, mulai dikritik sana sini, diperdebatkan, dilawan. Begitu tidak taat maka hidup orang itu bersuasana kutukan.

 

Ulangan 28:35

28:35 TUHAN akan menghajar engkau dengan barah jahat, yang dari padanya engkau tidak dapat sembuh, pada lutut dan pahamu, bahkan dari telapak kakimu sampai kepada batu kepalamu.

 

Salah satu suasana kutukan adalah timbul bisul jahat mulai dari telapak kaki, lutut, paha sampai batu kepala. Bisul itu daging yang membengkak. Orang yang tidak taat itu dagingnya membengkak. Hawa nafsu dagingnya membengkak, keinginan dagingnya semua membengkak, sudah tidak tahu membedakan mana kebutuhan, mana keinginan.

 

a)      Bisul pada telapak kaki artinya perjalanan hidup yang ditandai dengan kedagingan. Kalau telapak kakinya bisul, jalannya tidak bisa lurus, pasti serong. Perjalanan hidup yang serong itulah bisul pada telapak kaki. Prakteknya:

Yesaya 59:8

59:8 Mereka tidak mengenal jalan damai, dan dalam jejak mereka tidak ada keadilan; mereka mengambil jalan-jalan yang bengkok, dan setiap orang yang berjalan di situ tidaklah mengenal damai.

 

Prakteknya tidak mengenal damai, selalu ada kebencian, iri hati, pahit hati, dendam. Dalam rumah tangga iri, dalam penggembalaan iri, dalam persekutuan antara penggembalaan ada iri, pahit, benci, dendam. Itu suasana kutukan! Apa enaknya dalam rumah tangga kalau harus pahit hati, iri, tengkar, itu rumah tangga dalam suasana kutukan. Dalam penggembalaan juga begitu, datang dalam penggembalaan iri pada yang lain, pahit, jengkel! Persekutuan antara penggembalaan juga begitu. Kita raba dan periksa hati kita, jangan sampai telapak kaki kitaada bisul, ada daging yang membengkak, tidak kenal damai.

 

b)      Bisul pada lutut. Lutut itu untuk menyembah. Jadi lulut kena bisul artinya malas menyembah. Kalau sudah malas menyembah, tidak mau menyembah, itu suasana kutukan. Atau menyembah tetapi tidak mencapai ukuran penyembahan, itu suasana kutukan.

 

Ukuran penyembahan:

Filipi 2:8,11

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

 

Jadi ukuran penyembahan adalah taat sampai daging tidak bersuara lagi. Menyembah tetapi tidak taat, membantah Firman terus, itu suasana kutukan, kering!

 

c)      Paha kena bisul. Paha ada hubungannya dengan nikah. Paha kena bisul ini nikah yang hanya diisi dengan hawa nafsu daging, tempat pelampiasan hawa nafsu daging. Pelampiasan hawa nafsu daging bukan hanya sebatas hubungan seks. Nikah menjadi tempat pelampiasan amarah itu sudah hawa nafsu daging. Ada masalah di luar, malah marah-marah di dalam nikah, itu nikah yang sedang dalam suasana kutukan.

 

d)      Batu kepala, ini bicara pikiran yang dikuasai hawa nafsu daging, pikiran daging! Sempat terjadi pada Petrus pada kepalanya ada bisul. Ketika Yesus mengatakan Aku akan ditangkap, dibunuh dan dibangkitkan 3 hari kemudian. Petrus langsung menarik Yesus ke samping dan menegur Yesus “hal itu tidak akan terjadi”. Yesus katakan enyahlah iblis, engkau tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, yang engkau pikirkan adalah pikiran manusia. Ini pikiran yang dikuasai hawa nafsu daging sehingga menolak salib.

Markus 8:33

8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

 

Ini pikiran daging, tidak mau sengsara bagi daging, maunya yang enak bagi daging. Menarik Yesus kesamping, pengertian rohaninya berarti tidak mau tergembala. Sebab dalam penggembalaan itu Yesus di depan dan domba-domba di belakang. Jangan kita cemburu dengan orang yang tidak tergembala“enak dia, bisa ini bisa itu, dapat ini dapat itu” sebenarnya dia dalam suasana kutukan, ada bisul di kepalanya. Biarlah kita bertekun dalam penggembalaan, jangan tertipu dengan kesenangan dunia yang hanya bersifat sementara itu.

 

Jadi supaya tidak mengalami suasana kutukan, maka Firman pengajaran itu harus kita pegang teguh. Artinya harus menjadi pengalaman hidup kita. Bagaimana supaya menjadi pengalaman hidup? Kita harus mendengar dengan sungguh-sungguh dengan suatu kebutuhan, mengerti, percaya sehingga menjadi iman dalam hati, baru dipraktekan Firman Tuhan. Sikap mendengar Firman menentukan hidup kita bersuasana berkat atau kutuk.

Ulangan 28:1-2

28:1 "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.

28:2 Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:

 

2.      Yeremia 48:10

48:10 Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!

 

Lalai dalam pekerjaan Tuhan dan menghambat pedang dari penumpahan darah.

a)      Lalai dalam pekerjaan Tuhan artinya tidak setia dan tidak berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Mungkin masih setia, tetapi tidak berkobar-kobar lagi, tidak semangat itu juga termasuk lalai dalam pekerjaan Tuhan. Saya selalu kasih gambaran kami yang di pastori, otomatis harus setia dalam ibadah pelayanan dalam ibadah apa saja, sampai doa puasa, doa semalaman ada terus. Tetapi pertanyaannya apakah masih berkobar-kobar? Jangan-jangan kelihatan masih setia beribadah tetapi sudah tidak berkobar-kobar. Itu namanya lalai dalam perkerjaan Tuhan, malah kutuk yang akan datang saya dikoreksi, saya khotbah apakah sudah jadi kebiasaan? Memang setia, tetapi apakah masih berkobar-kobar atau suatu kebiasaan.

 

Kita mengaku beriman kepadaTuhan Yesus. Tetapi kalau tidak setia dan tidak berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Yesus, itu iman yang mati, iman tanpa perbuatan iman, iman yang tidak dikerjakan. Salah satu bentuk perbuatan iman adalah tahbisan atau ibadah pelayanan. Kita mau melayani Tuhan, mau setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Markus 1:16-20 Yesus memanggil murid-murid yang pertama untuk melayani Tuhan, itu menunjuk pertobatan dan iman. Markus 3:13 bicara tentang iman dan tindakan iman.

 

Kalau kita katakan kita punya iman kepada Yesus tetapi tidak mau mengerjakan iman itu lewat ibadah pelayanan, itu hanya mendatangkan kutukan kepada kita.

Yakobus 2:17-20

2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."

2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.

 

Setan percaya dan gemetar tetapi dia tidak punya perbuatan iman. Setan tidak bisa beribadah melayani Tuhan. Jadi kalau punya iman, percaya Yesus, tetapi tidak mau setia berkobar melayani Tuhan, apalagi sama sekali tidak beribadah melayani Tuhan, itu imannya setan, iman yang mati, iman yang kosong! Banyak di luar sana mengaku orang Kristen tetapi tidak jelas kapan dia beribadah. Kalau dia mau ibadah yah dia ibadah, kalau tidak suka yang tidak beribadah. Banyak yang seperti itu, percaya kepada Yesus, berdoa kepada Tuhan tetapi dia tidak punya perbuatan iman. Itu imannya setan, iman yang mati, iman yang kosong. Akibatnya:

Yakobus 2:14

2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?

 

Kalau tidak ada perbuatan iman itu tidak selamat, malah hidup dalam suasana kutukan, susah payah, letih lesu, beban berat.

 

Biarlah iman kita disertai perbuatan iman, kita mau setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir hidup kita. Iman disertai perbuatan iman itu yang menyelamatkandan menyempurnakan kita.

Yakobus 2:22

2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

 

b)      Menghambat pedang dari penumpahan darah, artinya tidak mau disucikan oleh pedang Firman pengajaran yang benar.

Ibrani 4:12

4:12  Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Di sini 2 pihak dikoreksi:

1)      Kami hamba Tuhan tidak berani ayunkan pedang, tidak berani menyampaikan Firman pengajaran yang benar. Kenapa? Karena kami sendiri menyembunyikan dosa, mempertahankan tahbisan yang salah, mempertahankan nikah yang salah!

 

2)      Jemaat juga dikoreksi, Firman sudah disampaikan, pedang sudah diayunkan, selalu mengelak “bukan saya!”. Itu seperti Yudas! Yesus berkata “orang yang mencelupkan tangannya ke dalam pinggan bersama dengan Aku, dialah yang akan menyerahkan Aku. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya dia tidak dilahirkan”. Yudas langsung berkata “bukan aku yah rabi, bukan saya. Banyak kali kita seperti Yudas, seperti murid-murid Yesus dalam perjamuan Paskah. Yesus katakan “kamu semua akan tergoncang imannya” Petrus berkata “aku tidak!” dia menolak Firman, mengelak dari Firman. Petrus sebelum ayam berkokok sudah menyangkal Aku 3 kali, Petrus malah berkata “aku rela mati untukMu” dan semua murid-murid juga berkata demikian. Ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani, mereka kabur semuanya. Ini orang yang menolak Firman, menghindari dari Firman.

 

Akibatnya murid-murid berkumpul dalam satu rumah dengan pintu-pintu dan jendela yang tertutup, mereka ketakutan, itu suasana kutukan! Begitu kita menghambat pedang dari penumpahan darah, tidak mau disucikan oleh Firman pengajaran yang benar, berarti ada dalam suasana kutukan, mulai merasa takut. Takut ketahuan, takut dipecat, takut ini takut itu, ini karena ada dosa yang disembunyikan. Jangan lalai dalam pekerjaan Tuhan, jangan menghambat pedang dari penumpahan darah, jangan hambat penyucian Firman dalam diri kita. Terimalah penyucian itu.

 

Jadi tidak setia dan tidak berkobar dalam ibadah pelayanan itu merupakan kutukan. Tetapi sudah setia namun tidak benar dan suci, itu juga kutukan! Lalu bagaimana yang benar? Yang benar adalah beribadah melayani Tuhan dengan setia, benar dan suci. Maka kutuk itu diubah menjadi berkat.

 

Ingat saja Adam dan Hawa, tadinya mereka dalam suasana berkat kemudian berubah jadi kutuk! Kalau membaca kitab Kejadian, sebenarnya Tuhan menciptakan manusia itu sebagai imam dan raja, itu orang yang beribadah melayani Tuhan. Jadi status Adam dan Hawa pada waktu diciptakan mereka adalah imam dan raja. Buktinya:

a)      Kejadian 1:26-28

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

 

Di sini Adam dan Hawa berkuasa atas semua binatang. Ini menunjuk status Raja, raja itukan berkuasa!

 

Tuhan membuat suatu taman dan menempatkan manusia di sana. Ini status imam, melayani, bekerja.

Kejadian 2:15

2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

 

Dari sini kita melihat kalau kita beribadah melayani Tuhan dengan setia berkobar-kobar, denganbenar dan suci, dengan taat pada firman. Maka hidup kita bersuasana Firdaus, bukan dibikin susah. Ada yang ditanya kenapa tidak melayani Tuhan? Dijawab nanti lama latihan Zangkoornya. Berarti dia menolak Firdaus. Justru kita bersuasana Firdaus kalau kita melayani dengan setia berkobar, benar dan suci, taat pada Firman, itu bersuasana Fidaus, bersuasana sorga.

 

Bapak ibu kekasih dalam Tuhan, pemuda dan remaja, yang belum melayani ayo melayani Tuhan. Yang sudah melayani semakin setia, semakin berkobar-kobar dalam tanda kebenaran dan kesucian. Betul-betul hidup kita bersuasana Firdaus.

 

Namun sayang, saat Adam dan Hawa sudah bersuasana Firdaus, sudah melayani, sudah dipakai Tuhan, Hawa malah mendengar suara ular. Suara ular itu Firman yang diputar balik, yang ditambah kurang. Kan Firman Tuhan mengatakan semua buah pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas. Ular datang kepada Hawa “tentu Tuhan berfirman, semua buah di dalam taman ini” kalimat pembukanya cocok sesuai Firman Tuhan. Lalu dia tambah “jangan kau makan buahnya bukan?” ditambah 2 kata yaitu jangan dan bukan. Ini Firman yang ditambah kurang, yang diputar balik. Langsung pikiran Hawa juga terputar, disesatkan.

 

Hati-hati, kita yang sudah melayani Tuhan, sudah menikmati berkat Tuhan. Sudah dipakai Tuhan, hati-hati, jangan coba-coba mendengar suara ular, Firman yang ditambah kurang. Sekali saja Hawa mendengar, pikirannya langsung disesatkan menjadi tidak taat pada firman Tuhan. Begitu mendengar Firman yang ditambah kurang, 1 kali saja, sudah bisa disesatkan sehingga tahbisannya tidak benar. Coba lihat tahbisannya Hawa dan Adam, begitu mendengar suara ular langsung tidak benar!

Kejadian 3:6

3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

 

Seharusnya Adam tolak, Adam ingatkan “jangan!” ini malah Adam makan saja tanpa bertanya buah apa ini.

Kejadian 3:17

3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

 

Kalimat engkau mendengarkan perkataan isterimu menunjuk tahbisan yang salah, perempuan mau menjadi kepala, mengajar dan memerintah laki-laki dalam nikah dan dalam ibadah. Yang laki-lakinya diam saja, tidak mengingatkan, tidak menegur. Banyak kali seperti itu, dari pada ribut suami diam saja, ikut saja. Akibatnya kutukan yang datang. Akhirnya salah dalam nikah, salah dalam tahbisan, semua menjadi tidak benar, mereka menjadi telanjang. Tadinya mereka telanjang dan tidak merasa malu. Begitu makan buah terlarang mereka telanjang dan malu. Ini menunjuk jatuh dalam dosa, tidak benar, tidak suci, hidup dalam suasana kutukan. Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita.

 

Sebab itu jangan dengarkan suara asing. Firman ditambah kurang jangan kita dengarkan. Termasuk suara gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, tidak usah kita dengar! Dengar saja suara Firman pengajaran yang benar dan praktekan serta taati, maka berkat yang datang pada kita.

 

3.      Maleakhi 3:8-9

3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!

3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!

 

Penyebab dikutuk sebab menipu Tuhan lewat praktek tidak jujur soal milik Tuhan, perpuluhan dan persembahan khusus. Dia pikir dengan mengembalikan milik Tuhan nanti dia kekurangan. Dia ambil, malah kutukan yang datang, makin minus, malah binasa.

 

Perpuluhan itu yang Tuhan lihat bukan banyak atau sedikitnya. Yang Tuhan lihat itu pengakuan kita. Sebab perpuluhan itu adalah pengakuan kita bahwa kita sudah diberkati oleh Tuhan. Kalau bapak ibu merasa berkat yang bapak ibu dapat itu adalah hasil kekuatan sendiri, tidak usah kasih perpuluhan! Tetapi kalau merasa itu adalah milik dari Tuhan maka perpuluhan harus dikembalikan.

Kejadian 28:20-22

28:20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,

28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.

28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."

 

Pengakuan ini yang Tuhan rindukan dari kita, pengakuan bahwa kita sudah diberkati oleh Tuhan.

 

Perpuluhan itu adalah milik Tuhan. Berarti kita mengakui bahwa hidup kita adalah milik Tuhan dan apa yang kita miliki juga adalah milik Tuhan sehingga Tuhan memelihara dan melindungi hidup kita dalam situasi kondisi apapun, di manapun dan kapanpun. Dasar perpuluhan itu adalah kejujuran. Jadi Tuhan mau kejujuran dari kita. Buktikan bahwa kita mengaku saya milik Tuhan, semua yang saya capai di dunia ini adalah milik Tuhan. Maka Tuhan akanmemelihara, menyertai dan melindungi kehidupan kita.

 

Persembahan khusus adalah ucapan syukur bahwa kita sudah diberkati Tuhan. Dasarnya adalah kerelaan hati. Kalau mau kasih jumlahnya lebih besar dari perpuluhan tidak apa yang penting rela.

 

Maleakhi 3:10

3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

 

Perpuluhan menentukan ada makanan di rumah Tuhan, ada pembukaan rahasia Firman di dalam gereja. Kalau tidak dikembalikan, tidak ada makanan, ini suasana kutukan! Dalam Imamat itu ada kelaparan, hasil panen dan semuanya dihabiskan oleh Tuhan. Jadi ketika kita tidak mengembalikan milik Tuhan maka tidak ada makanan, tidak ada pembukaan rahasia Firman Tuhan.

 

Seringkali kami gembala yang menjadi penyebab, gembala tidak jujur mengembalikan milik Tuhan akhirnya tidak ada pembukaan rahasia Firman. Atau gembala menerima perpuluhan dari sidang jemaat, tetapi tidak ada pergumulan mencari pembukaan rahasia Firman. Gembala sepertiitu penipu ulung. Kalau ditambah lagi, itu pencuri ulung.Doakan supaya selalu ada makanan dalam rumah Tuhan, ada pembukaan rahasia Firman.

 

Kalau sidang jemaat mencuri perpuluhan maka tidak akan bisa makan Firman. Yang lain bisa makan, dia sendiri tidak bisa makan, tidak mengerti, tidak percaya. Dari sini kita lihat mati hidupnya rohani kita bergantung dari jujur atau tidak mengembalikan milik Tuhan. Begitu tidak jujur berarti tidak makan, mati! Dan berdampak juga pada yang jasmani, mati juga.

 

Ini 3 hal yang menjadi penyebab datangnya kutukan. Orang yang dalam kutukan bisa kita deteksi dari perkataannya, perkataannya pasti kering. Antara lain banyak berkomentar negatif, banyak membicarakan yang negatif.

 

Ini 3 penyebab kutukan, mulai dari tidak taat, tidak setia, kemudian lalai dalam pekerjaan Tuhan, menghambat pedang dari penumpahan darah artinya tidak suci dan tidak jujur soal milik Tuhan. Kalau digabungkan, orang yang hidup dalam suasana kutukan adalah orang yang tidak mengasihi Tuhan. Suara Tuhan dia bantah, tidak dia taati. Pekerjaan Tuhan dia lalaikan. Milik Tuhan dia ambil.

I Korintus 16:22

16:22 Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!

 

Dikaitkan dengan Maranata. Maranata itu Tuhan datang. Ini ayat yang singkat tetapi suatu peringatan Tuhan yang yang keras bagi kita bahwa Tuhan segera akan datang, jadi kita harus segera beralih dari suasana kutukan kepada suasan berkat, suasana Firdaus. Jangan tetap tinggal dalam suasana kutukan, jangan pertahankan ketidaktaatan, ketidaksetiaan, ketidaksucian dan jangan mencuri milik Tuhan. Segera beralih ke suasana Firdaus, suasana berkat Tuhan.

 

Mungkin ada yang berkata, pak gembala saya sejak dulu sampai sekarang hidupku suasana berkat Terus. Mari kita raba dan periksa, ketika kita tidak taat pada Firman itu sudah suasana kutuk! Berapa banyak Firman yang kita lawan, berapa banyak Firman yang tidak sempat kita dengar karena perhatian kita tidak fokus. Itu semua suasana kutuk. Segera beralih.

 

Lalu apa yang harus kita lakukan supaya keluar dari suasana kutukan? Mengasihi Tuhan lebihdari segala sesuatu! Ayo kita berupaya mau mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu. Kita katakan mengasihi Tuhan, tetapi kadangkala ketika diperhadapkan dengan sesuatu, apalagi kalau sesuatu itu adalah hobi kita, adalah kesenangan kita, sulit untuk mengasihi Tuhan. Contoh waktu mau sembayang ada klub favoritnya main bola, dia nonton dulu, setelah nonton ngantuk langsung tidur tidak sembayang.

 

Lalu bagaimana caranya kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu?

Amsal 3:3

3:3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,

 

Cara supaya bisa mengasihi Tuhan adalah kalungkan kasih setia Tuhan pada leher kita. Leher ini yang menghubungkan tubuh dengan kepala. Yesus adalah kepala dengan kita adalahtubuh. Jadi kalungkan kasih setia Tuhan pada leher kita artinya kita harus menjaga hubungan kita dengan Yesus sebagai kepala tetap baik, tetap harmonis tidak mau terpisah sedetikpun.

 

Praktek menjaga kasih dan hubungan dengan Tuhan tetap harmonis, tidak terputus sedetikpun:

1.      Kasih setia = kebajikan dan kemurahan Tuhan, ada kaitan dengan penggembalaan. Jadi praktek pertama tekun dalam penggembalaan.

Mazmur 23:1-6

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

 

Kebajikan dan kemurahan itu adalah kasih setia Tuhan. Tekun dalam 3 macam ibadah pokok sepanjang masa, jangan hanya sewaktu-waktu. Nanti ada masalah baru tekun, tetapi waktu sudah tidak ada masalah, sudah tidak datang lagi, itu sewaktu-waktu.

 

Tekun dalam 3 macam ibadah, tekun dalam Firman penggembalaan sepanjang masa. Artinya sampai garis akhir hidup kita. Berapa masa kita hidup di dunia ini, disitu kita menekuninya. Tekun itu artinya tidak dapat terhalang dan tidak mau terhalang oleh apapun, oleh siapapun. Bukan berarti kita mulus-mulus saja, tetapi ada upaya. Mungkin masih sulit, tetapi tingkatkan terus sampai bisa bertekun. Kalau kita mau bertekun maka Tuhan pasti buka jalan. Ibadah orang Israel saja Tuhan perjuangkan dengan menghukum Mesir, ibadah bangsa kafir Tuhan perjuangkan dengan diriNya rela terhukum mati di kayu salib. Masakan kalau kita mau berjuang Tuhan biarkan? Pasti Tuhan tolong yang penting kita mau bertekun.

 

Kalau kita tekun dalam penggembalaan, kita menjadi tenang. Orang yang mau bertekun di dalam penggembalaan itu sedang berbaring di rumput hijau. Berarti tenang dan kenyang. Tetapi banyak orang Kristen tidak mau, maunya tinggalkan penggembalaan, akibatnya tidak tenang, tidak kenyang. Seperti bayi dalam gendongan tangan ibunya. Bayi kalau sudah digendong ibunya, yah sudah tenang dan kenyang, terjamin semua menjadi enak dan ringan. Ini suasana berkat, tetapi banyak orang tidak suka! Anak muda tidak suka tekun dalam penggembalaan, maunya ke sana sini, akibatnya tidak tenang, tidak kenyang. Seperti Esau, berburu daging, tidak tenang, tidak kenyang, pulang kelaparan, mau mati rasanya. Yakub enak, ada roti, ada kacang merah, makanan dalam penggembalaan sudah tersedia.

 

2.      Amsal 23:2-3

23:2 Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!

23:3 Jangan ingin akan makanannya yang lezat, itu adalah hidangan yang menipu.

 

Supaya hubungan dengan Yesus harmonis, taruh pisau di leher. Ayat ini seringkali dipakai untuk orang yang banyak makan. Padahal pemahaman ayat ini lebih dalam, bukan hanya sebatas itu. Taruh pisau di leher artinya menerima penyucian oleh ketajaman Firman pengajaran. Apa yang disucikan di sini:

a)      Jangan ingin akan makanannya yang lezat. Yang disucikan di sini dosa keinginan! Belum dilakukan, masih keinginan di dalam hati, itu perlu disucikan! Mulai dari keinginan akan uang, keinginan jahat yang membuat menyimpang dari iman, tidak benar dalam mencari uang, mencari keuntungan dengan cara yang tidak halal.

I Timotius 6:9-10

6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

 

Bukan berarti tidak boleh kaya, silahkan kaya. Yang tidak boleh itu jangan terikat uang, sampai sudah menyimpang dari iman, menyimpang dari kebenaran, menyimpang dari Firman.

 

Juga keinginan najis, itu harus disucikan. Melihat perempuan lalu tergerak hatinya, itu keinginan najis!

Matius 5:28

5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

 

Termasuk melihat laki-laki juga langsung ingin. Banyak kali melihat, baik yah dia seandainya dia jadi suamiku/isteriku. Itu sudah keinginan! Apalagi yang sudah pacaran “yah saya sudah terlanjur bilang sama om, padahal yang sana lebih baik”. Itu sudah keinginan!

 

b)      Dosa makan minum, pasangannya dosa kawin mengawinkan, dosa seks dengan berbagai ragamnya. Ini dosa yang begitu hebat hari-hari terakhir ini.

 

3.      Kidung Agung 4:4

4:4 Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki.

 

Leher seperti menara Daud, tempat untuk berjaga. Apa maksudnya ini?

Efesus 6:18

6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

 

Leher seperti menara Daud maksudnya tekun dalam doa penyembahan. Tuhan ajarkan minimal 1 hari 1 jam, doa puasa, doa semalaman. Kita tekuni dan kita akan menikmati kegunaannya.

a)      Menara itu tempat menyimpan senjata. Senjata disimpan tanda sudah menang, perang sudah selesai. Jadi kegunaan doa penyembahan adalah supaya kita menang atas setan tritunggal, sumber masalah, sumber air mata, sumber kegagalan, sumber dosa, sumber semua yang jelek. Dalam menghadapi masalah bukan pakai kekuatan daging kita, tetapi dengan menyembah. Masalahnya besar yah menyembah. Masalah mustahil, menyembah. Pasti menang!

Filipi 2:10-11

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

 

Ayat 11 itu penyembahan, ayat 10 kemenangan. Saat diperhadapkan masalah, kita tidak mampu, ayo menyembah.Jalan ke depan tidak ada, ke kanan tidak ada, ke kiri tidak ada, ke belakang tidak ada, mau ke mana? Ke atas!

 

Seperti Musa menghadapi laut Teberau, orang Israel sudah berseru-seru ketakutan, di depan tidak ada jalan, ke kanan, kiri, belakang tidak ada jalan, tinggal ke atas, kepada Tuhan. Musa berseru kepada Tuhan maka terjadi mujizat. Ada kemenangan atas setan tritunggal.

 

b)      Dimenara itu tergantung 1000 perisai. Perisai ini untuk menangkis serangan.

Efesus 6:16

6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,

 

Kegunaan doa penyembahan supaya kita terlindung dari panah api setan, panah api si jahat. Apa itu panah api si jahat? Panah api emosi. Kalau sudah emosi sekali, sudah tidak tahan, sudah gemetar, yah menyembah. Kalauemosi dituruti bisa bahaya. Kalau menyembah seperti disiram air es, langsung reda. Panah api si jahat itu juga api hawa nafsu daging, api dosa.Kita dilindungi dari semua itu sehingga kita bisa hidup dalam kesucian, terjaga kesucian. Angka 1000 itu angka kesucian. Ingat Sara, dikembalikan Abimelekh kepada Abraham dan dia berikan 1000 syikal perak sebagai bukti kesucian Sara isterinya.

Kejadian 20:16

20:16 Lalu katanya kepada Sara: "Telah kuberikan kepada saudaramu seribu syikal perak, itulah bukti kesucianmu bagi semua orang yang bersama-sama dengan engkau. Maka dalam segala hal engkau dibenarkan."

 

c)      Angka 1000 mengingatkan kerajaan 1000 tahun damai, kita mengalami damai sejahtera, tenang. Masalahnya belum selesai tetapi kita sudah tenang menghadapinya, tidak bingung, tidak galau.

 

Jadi kalau disimpulkan cara menjaga hubungan dengan Tuhan Yesus sebagai Kepala tetap harmonis adalah lewat tekun dalam penggembalaan, tekun dalam penyembahan, tekun dalam penyucian. Orang yang menjaga hubungan dengan Yesus sebagai kepala, dia mengalami kasih setia Tuhan yaitu:

1.      Kasih setia Tuhan yang besar mampu menolong kita dari segala pergumulan yang besar dan mustahil.

Mazmur 69:14-15

69:14 Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!

69:15 Lepaskanlah aku dari dalam lumpur, supaya jangan aku tenggelam, biarlah aku dilepaskan dari orang-orang yang membenci aku, dan dari air yang dalam!

 

Kasih setia Tuhan yang besar mampu mengampuni dosa kita sebesar apapun. Jangan putus asa, jangan kecewa, jangan pesimis, saya masih diampuni atau tidak yah. Yang penting kita mau datang kepada Tuhan, perbaiki hubungan dengan Tuhan, maka kasih setia Tuhan yang besar mampu mengampuni segala dosa kita sebesar apapun.

 

2.      Kasih setia Tuhan yang ajaib mampu memelihara dan melindungi kita di tengah-tengah dunia yang semakin sulit. Di tengah-tengah manusia akhir zaman yang hidup memberontak kepada Tuhan. Kalau tidak mengalami kasih setia Tuhan, aduh kasihan. Banyak manusia menjalani hidup yang rusak seperti di zaman Nuh.

Mazmur 17:7

17:7 Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.

 

Kita dipelihara dan dilindungi oleh Tuhan di tengah-tengah dunia yang semakin sulit,  bahkan di tengah-tengah manusia akhir zaman yang hidup memberontak terhadap Tuhan. Nanti bosnya akan muncul, bos pemberontak itulah antikristus. Kasih setia Tuhan melindungi kita dari antikristus. Memberontak terhadap orang tua, memberontak dalam penggembalaan, memberontak terhadap pemerintah dan seterusnya, di mana-mana terjadi pemberontakan.

 

3.      Kasih setia Tuhan yang abadi mengangkat kita menjadi Mempelai WanitaNya.

Yesaya 54:5-10

54:5 Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.

54:6 Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu.

54:7 Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.

54:8 Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.

54:9 Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh: seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi.

54:10 Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.

 

Kita tidak dihukum,tetapi kita bisa hidup kekal bersama Yesus selamanya. Kasih setia Tuhan yang besar, yang ajaib, yang abadi tidak akan pernah beranjak dari kita asalkan kita tidak pernah beranjak dari Tuhan. Jaga hubungan kita dengan Yesus sebagai kepala tetap harmonis.

 

Apapun yang kita hadapi sore ini, pergumulan yang berat dan mustahil, kasih setia Tuhan yang besar mampu menolong dan menyelesaikan semuanya. Mungkin kita sedang tenggelam dalam lumpur dosa, kasih setia Tuhan yang besar sanggup mengampuni dosa sebesar apapun. Kita menghadapi sesuatu yang mustahil, menghadapi manusia-manusia yang memberontak dalam rumah tangga, dalam kehidupan sehari-hari,  rasanya sulit untuk hidup benar dan suci, kasih setia Tuhan yang besar dan ajaib sanggup melindungi kita.

 

Kasih setia Tuhan itu abadi, mengangkat kita menjadi isteriNya, menjadi Mempelai WanitaNya. Kita diluputkan dari penghukuman Tuhan atas dunia ini, kita bisa hidup bahagia bersama Yesus selamanya. Ini bukan dongeng tetapi sungguh-sungguh akan menjadi kenyataan.

 

Di depan kita ada perjamuan suci, ini wujud kasih setia Tuhan, Dia sediakan KorbanNya bagi kita. Sebesar apapun dosa kita, kalau kita mau mengaku dosa maka Korban Kristus menghapus semuanya. Sebesar apapun masalah kita, datang kepada Yesus maka KorbanNya mampu menyelesaikan semuanya. Kita hidup dalam kasih setia Tuhan yang besar, yang ajaib, yang abadi.

 

Tuhan Yesus memberkati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar