20240307

Kebaktian Doa Puasa Sesi 3, Kamis 7 Maret 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Kita lanjutkan belajar tentang bejana pembasuhan.

Keluaran 30:17-21

30:17 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:

30:18 "Haruslah engkau membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke dalamnya.

30:19 Maka Harun dan anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya.

30:20 Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN,

30:21 haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi keturunannya turun-temurun."

 

Bejana pembasuhan adalah tempat membasuh tangan dan kaki bagi para imam dan Imam Besar untuk melayani Tuhan. Kalau tidak membasuh tangan dan kaki maka mereka akan mati. Artinya baptisan air yang benar merupakan proses awal penyucian tangan itulah perbuatan dan kaki itulah perjalanan hidup. Tadi kita sudah mempelajari penyucian tangan yaitu dari dosa perbuatan Ruben dan Simeon. Melayani tanpa kesucian hanya menyebabkan kematian rohani. Sebagai contoh Yudas Iskariot, dia melayani tanpa kesucian sehingga akhirnya mati, perjalanan hidupnya begitu kotor sehingga dia binasa, isi perutnya terburai keluar.

Yohanes 13:10-11

13:10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."

13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."

 

Yudas tidak mengalami pembasuhan kaki, kakinya begitu kotor, perjalanan hidupnya begitu kotor. Praktek perjalanan hidup yang kotor!

1.      Yohanes 12:5-6

12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

 

Praktek pertama adalah pencuri, yaitu:

a)      Mencuri milik sesama dan milik Tuhan yaitu perpuluhan dan persembahan khusus. Jadi hati Yudas dikotori oleh keinginan jahat, kalau ada keinginan jahat pasti gandengan dengan keinginan najis.

b)      Pencuri itu membongkar rumah.

Matius 24:43

24:43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.

 

Membongkar rumah artinya tidak menghargai nikah. Ini kaki yang kotor, perjalanan hidup Yudas yang kotor. Jadi ketika kita sudah tidak jujur soal milik Tuhan, mencuri milik Tuhan, maka hanya mendatangkan kutuk yang menghancurkan nikah rumah tangga kita.

Zakharia 5:1-4

5:1 Aku melayangkan mataku pula, maka aku melihat: tampak sebuah gulungan kitab yang terbang.

5:2 Berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat sebuah gulungan kitab yang terbang; panjangnya dua puluh hasta dan lebarnya sepuluh hasta."

5:3 Lalu ia berkata kepadaku: "Inilah sumpah serapah yang keluar menimpa seluruh negeri; sebab menurut sumpah serapah itu setiap pencuri di sini masih bebas dari hukuman, dan setiap orang yang bersumpah palsu di sini juga masih bebas dari hukuman.

5:4 Aku telah menyuruhnya keluar, demikianlah firman TUHAN semesta alam, supaya itu masuk ke dalam rumah pencuri dan ke dalam rumah orang yang bersumpah palsu demi nama-Ku, dan supaya itu bermalam di dalam rumah mereka dan memusnahkannya, baik kayunya maupun batu-batunya."

 

Kalau ada pencuri, milik Tuhan dan milik sesama diambil hanya menyebabkan kutukan masuk dalam nikah rumah tangganya. Kitab yang terbang itu panjangnya 20 hasta dan lebar 10 hasta, mengingatkan kita ukuran dari ruangan suci yang panjangnya 20 hasta dan lebar 10 hasta. Ini awasan bagi kita. Kalau sudah ada dalam ruangan suci, sudah masuk kandang penggembalaan, tetapi masih mencuri milik Tuhan dan milik sesama, nikah kita akan hancur! Sebab itu ini harus disucikan.

 

2.      Matius 26:14-16,21-25

26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.

26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.

26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

26:21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."

26:22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"

26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.

26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

 

Dosa Yudas yang kedua tidak setia dalam persekutuan yang benar, sampai meninggalkan persekutuan yang benar. Persekutuan dengan Yesus dan murid-murid yang lain dia tinggalkan dan malah pergi kepada imam-imam kepala. Meninggalkan persekutuan yang berdasarkan Firman pengajaran yang benar hanya untuk mendapatkan keuntungan yang jasmani. Tujuannya apa kita bersekutu? Kalau bersekutu tujuannya dibentuk menjadi Tubuh Kristus, itu yang benar! Tetapi kalau persekutuannya hanya mencari sesuatu, mencari nama, mencari hormat, kalau cuma mencari yang jasmani, rugi! Nanti jadi seperti Yudas. Biarlah persekutuannya dengan tujuan yang benar untuk menjadi tubuh Kristus yang sempurna.

 

3.      Masuk persekutuan yang salah. Kalau yang benar dia tinggalkan pasti masuk persekutuan yang salah, tidak ada yang netral! Persekutuan imam-imam kepala itulah persekutuan berdasarkan kedengkian, iri kepada Yesus. Ini jangan sampai terjadi pada kita.

 

Kalau 3 praktek ini ada pada kita maka kita tidak bisa lagi menerima teguran Firman pengajaran yang benar. Seperti Yudas, sudah Tuhan Yesus katakan ‘dia yang akan menyerahkan Aku adalah yang mencelupkan tangannya bersama Aku, lebih baik bagi dia tidak dilahirkan’ itu teguran nyata-nyata kepada Yudas, apa Yudas bilang? Bukan aku ya Rabbi. Jadi kalau sudah ada praktek perjalanan hidup yang kotor yaitu mencuri, tidak setia, masuk persekutuan yang salah, sudah tidak bisa lagi menerima pengajaran yang benar sekalipun ada dalam ibadah. Karena sudah tidak bisa menerima pengajaran yang benar, pada akhirnya menjadi pengkhianat, meninggalkan Firman pengajaran yang benar dan berbalik melawan Firman pengajaran yang benar. Dalam suatu peperangan kalau ada pembelot, pengkhianat, itu berbahaya sekali. Jangan terjadi dalam kehidupan kita sekalian!

 

Orang yang kotor kakinya seperti Yudas, pasti menyerahkan dan menjual Yesus. Tetapi kalau kita mau disucikan, maka kita bisa menyerahkan diri kepada Tuhan! Sepanjang hari kita sudah berpuasa, sesi terakhir kita menyerahkan diri kepada Tuhan. Proses menyerahkan diri kepada Tuhan.

1.      Menyerahkan dosa.

Mazmur 30:14

40:13 Sebab malapetaka mengepung aku sampai tidak terbilang banyaknya. Aku telah terkejar oleh kesalahanku, sehingga aku tidak sanggup melihat; lebih besar jumlahnya dari rambut di kepalaku, sehingga hatiku menyerah.

 

Jadi pertama serahkan dulu dosa, lewat mengaku kepada Tuhan dan mengaku kepada sesama. Dosa itu sesuatu yang kotor. Heran, yang kotor itu malah dipertahankan! Disembunyi terus, teguran datang tetap tidak mau mengaku seperti Yudas.

 

2.      Menyerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan.

I Petrus 5:7 (Perikop: Gembalakanlah kawanan domba Allah)

5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

 

Ini pasal penggembalaan. Jadi praktek menyerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan adalah tekun tergembala. Orang lain kerja tetapi kita ibadah, kalau kuatir tidak mungkin bisa. Kalau sudah tergembala, jangan pasif, lanjutkan yang ketiga.

 

3.      Menyerahkan diri menjadi senjata kebenaran.  

Roma 6:13

6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

 

Artinya aktif dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Jadi kita serahkan diri, tidak usah disuruh-suruh, ditunjuk-tunjuk. Kalau dia sudah menyerahkan dosa, bisa tergembala, disucikan, pasti otomatis menyerahkan diri untuk melayani, pelayanan apa saja yang bisa kita kerjakan sesuai gerakan Firman.

 

4.      Menyerahkan seluruh hidup kepada Tuhan, menyerahkan nyawa kepada Tuhan.

Mazmur 31:6

31:6 Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.

 

Menyerahkan hidup untuk diatur oleh Tuhan, menyerahkan nyawa = taat dengar-dengaran pada Tuhan sampai daging tidak bersuara. Seperti Yesus, ketaatan Yesus dibuktikan dengan menyerahkan nyawaNya kepada Bapa di Sorga.

 

Ini yang harus kita kerjakan, kita melayani Tuhan sampai menyerahkan seluruh hidup kepada Tuhan. Bukan berarti kita tidak perlu perkara jasmani, semua kita butuh tetap serahkan semua kepada Tuhan.

 

Penyembahan itu salah satu praktek penyerahan diri kepada Tuhan, apalagi kalau ditambah dengan puasa. Dengan penyembahan daging ini dirobek, daging disalibkan sampai tidak bersuara lagi. Ingat Yesus, waktu mau ditangkap, diserahkan, dihukum mati, Dia menyembah Tuhan. Di atas gunung Dia menyembah. Kemudian ada Musa dan Elia bercakap-cakap tentang apa yang Yesus akan alami di Yerusalem, Dia disalibkan. Kemudian di taman Getsemani Yesus berdoa menyembah dan menyerahkan keinginan dagingNya, terutama kehendak dagingNya. Yesus berseru ‘ya Abba ya Bapa sekiranya mungkin lalukanlah cawan ini dari padaKu, tetapi bukan kehendakKu yang jadi melainkan kehendakMu yang jadi’.

 

Menyerah itu mengangkat 2 tangan, saya tidak mampu Tuhan, tidak bisa berbuat apa-apa. Dan Tuhan mengulurkan tangan belas kasihannya kepada kita.

I Timotius 2:8

2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

 

Saya tidak bisa apa-apa Tuhan, saya banyak kelemahan dan kekurangan. Mungkin terlalu banyak persoalan kita hadapi, sudah tidak mampu, tinggal angkat tangan kepada Tuhan. Serahkan dosa dulu, serahkan kekuatiran, serahkan diri menjadi senjata kebenaran, baru bisa menyerahkan seluruh hidup. Terserah Tuhan, apa yang terjadi biar kehendakMu saja yang jadi. Kita angkat tangan menyerah kepada Tuhan maka hasilnya:

Markus 14:36

14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

 

Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dengan kuasaNya Tuhan, kuasa Firman, Roh dan kasih Tuhan mampu menghapus segala kemustahilan. Apa yang sudah mustahil kita hadapi, tidak mungkin ini, tidak bisa ini, serahkan dosa dulu, kemudian serahkan kekuatiran, tergembala, serahkan diri menjadi senjata kebenaran, baru serahkan seluruh hidup. Tuhan mampu menghapus segala kemustahilan. Kita tidak mampu, tinggal angkat tangan, Tuhan turun tangan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya. Bahkan waktu Yesus datang kemustahilan tertinggi dihapus, kita diubahkan sama mulia dengan Yesus, diangkat di awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar