20130329

Kebaktian Jumat Agung, Jumat 29 Maret 2013 Pdt. Bernard Legontu


Puji Tuhan, bersama istri saya sampaikan salam sejahtera kepada kita sekalian.

Ibrani 11:28-29
28 Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka.
29 Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga.

Kita melihat di sini bagaimana praktek iman dari kehidupan Israel yang saat itu berjumlah sekitar 2.000.000 lebih yang melaksanakan paskah pertama di Mesir. Dengan iman mereka bertindak. Tentu iman itu berangkat dari mendengar Firman.
Roma 10:17
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Lebih dahulu mereka menerima Firman dan begitu Firman disampaikan mereka tidak mengulur dan menunda waktu, mereka langsung mempraktekkan. Jadi iman disertai dengan perbuatan iman. Iman tanpa perbuatan iman sama dengan tubuh yang mati.
Yakobus 2:26
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Itu sebabnya kita mendengar Firman, tidak hanya sebatas mendengar tetapi ada yang harus kita lakukan. Ketika kita mendengar Firman dan mau melakukan maka di sini sudah ada dua suasana yang berbeda. Saat mendengar suasananya terasa enak tetapi ada tuntutan setelah kita mendengar yaitu praktek. Suasana kedua dalam mempraktekkan inilah biasanya kita berubah sikap. Apakah kita mampu mempraktekkan apa yang kita dengar, atau kita mengulur waktu, tidak melakukan dan bahkan menolak? Di sini bukti kita beriman atau tidak, kalau beriman pasti mempraktekkannya dan tidak menolak.

Kita sekarang bukan hanya sebatas beriman karena kita berada di ruas jalan terakhir. Bangsa Israel pada waktu merayakan paskah pertama itu, mereka berada pada ruas jalan pertama. Ketika berada di Mesir mereka mendapatkan berita kelepasan. Tidak akan terjadi kelepasan kalau mereka tidak ada praktek sekalipun sudah menerima berita kelepasan. Kehidupan Kristen di dunia ini semuanya sudah menerima Firman kelepasan tetapi yang sangat dipertanyakan adalah praktek dari kelepasan itu. Bukti kita ada kelepasan adalah dalam persekutuan dengan Anak Domba itu.

Keluaran 12:1-3
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir:
2 "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.
3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.

Pada waktu Tuhan berbicara bulan ini sebenarnya itu adalah bulan ketujuh tetapi Tuhan alihkan menjadi bulan pertama. Ini membuktikan bahwa Allah sangat menentukan waktu, atau waktu itu ada di dalam tangan Tuhan.

Sebelum masuk dalam pesta paskah, bangsa Israel lebih dahulu ditekankan tentang waktu supaya mereka menyadari ada Pribadi yang mengatur waktu. Olehnya itu kita harus mendekatkan diri pada yang mengatur waktu.
Daniel 2:21a
Dia mengubah saat dan waktu,

Bangsa Israel menggunakan dua macam kalender, kalender pertanian dan kalender agama. Kalender agama dimulai dari Keluaran 12 sewaktu mereka melaksanakan paskah. Berarti untuk melangkah pada perkara rohani kita tidak bisa melangkah dengan cara kita sendiri tetapi Allah yang mengatur dan Ia tunjukkan suatu kekuatan untuk kita melangkah yaitu mulai dari darah Domba Paskah itu. Kalau umat Tuhan melaksanakan paskah jangan hanya secara hurufiah tetapi apakah kita sudah mulai melangkah memulai dengan langkah yang baru yang ditandai oleh Darah Yesus? Itu berarti kita memulai dengan waktu yang baru bersama Tuhan dan waktu Tuhan yang baru bersama dengan kita.

Ketika bersekutu dengan Domba Paskah maka kita mengayunkan langkah yang baru berarti kita mengklaim diri kita dilepaskan dari Mesir, bahkan lepas dari kematian anak sulung.
Ibrani 11:28
Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka.

Surat Ibrani terkena pintu tirai yang memisahkan ruangan suci dan ruangan maha suci. Di dalam surat Ibrani dibicarakan tentang Domba Paskah, sebab darah Domba Paskah inilah yang harus dibawa oleh imam besar ke Ruangan Maha Kudus lalu dipercik 7X di atas dan di depan peti perjanjian di mana sebelumnya harus melewati pintu tirai.

Jadi perayaan paskah itu tujuannya adalah agar kita tidak dibinasakan oleh pembinasa anak-anak sulung. Kalau kita tidak sadar tentang hal ini maka kita akan kehilangan hak kesulungan. Untuk mempertahankan supaya tidak kehilangan hak sulung ini maka ada Domba Paskah yang mendamaikan segala dosa dan kesalahan kita dan membuat kita mengalami kelepasan dari belenggu dosa ini.

Perayaan paskah kita secara rohani waktunya berbeda-beda yaitu saat kita bertobat. Dari perayaan paskah ditingkatkan dengan baptisan air (perayaan roti fatir) dan setelah itu di hadirat Tuhan kita bagaikan anak sulung yang harus ditimang-timang oleh imam-imam (pesta timang-timangan). Dengan kata lain posisi kedudukan saudara jangan lepas dengan hamba Tuhan yang mengunjuk-unjuk/menggerak-gerakkan saudara di hadapan Tuhan. Kita harus ada gerakan, jangan berhenti di tengah jalan.

Sebagai anak sulung berarti kita akan memiliki adik, maksudnya akan memenangkan jiwa yang baru. Tuhan tahu kita tidak ada kemampuan sama sekali untuk memenangkan jiwa, maka Tuhan memberikan Roh Kudus (Pesta Pentakosta). Setelah kita diberikan Roh Kudus maka kita memiliki kemampuan untuk bersaksi sehingga kita bisa meniup terompet (pesta bunyi nafiri). Ada dua nafiri dari perak yang harus ditiup, perak berbicara penebusan yang diceritakan dalam perjanjian lama dan perjanjian baru. Kemudian dilanjut dengan pesta pendamaian yaitu penyucian tuntas dan di akhiri dengan pesta pondok daun-daunan yaitu penyingkiran gereja jauh dari antikristus.

1.      Pesta Paskah (imamat 23:4-5)
2.      Pesta Roti Fatir/roti penderitaan (imamat 23:6-8)
3.      Pesta Timang-timangan/unjuk-unjukkan (imamat 23:9-14
4.      Pesta Pentakosta ( Imamat 23:15-22)
5.      Pesta Bunyi Nafiri (Imamat 23:23-25)
6.      Pesta Gafirat/pendamaian (Imamat 23:26-32)
7.      Pesta Pondok daun-daunan (imamat 23:33-43)

Bagaimana bisa mencapai pesta yang ketujuh kalau tidak memulai dari awal? Kalau awalnya salah maka tidak akan mungkin berjalan lebih jauh. Itu sebabnya kalau awalnya salah harus kita perbaiki, jangan asal melangkah.

Kita perlu mengetahui waktu Tuhan dan waktu Tuhan yang Tuhan kehendaki dalam diri kita pertama kali adalah bersekutu dengan Domba Paskah. Itu adalah waktu kita pertama berjumpa dengan Kristus.
Pengkhotbah 9:12
Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.

Manusia tidak tahu waktunya dan kalau lepas dengan Firman maka hidupnya akan bertambah gelap. Di luar Tuhan kita tidak tahu apa yang awal harus kita kerjakan sampai pada akhir. Daud meminta kepada Tuhan untuk diberikan kapan waktu ajalnya. Dia tahu kalau ajalnya tiba dan dia berada di luar waktunya Tuhan itu berarti bencana.
Mazmur 39:5
"Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!

Tuhan tahu waktuNya dan ini dikaitkan dengan perayaan Paskah.
Matius 26:18
Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."

Efesus 5:16
dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Tuhan mau merekrut seisi rumah kita, itu sebabnya dalam Keluaran 12 disebutkan yang makan domba paskah adalah seisi rumah. Tuhan rindu seisi rumah menikmati Domba Paskah. Kalau kita melangkah, berpikir dan berjalan ada dalam pengawasan waktu Tuhan maka kita tidak perlu berulah. Biarlah kita berada di dalam waktu-waktu yang ditentukan oleh Tuhan.
Kelepasan bangsa Israel ini dimulai dengan penetapan waktu oleh Tuhan. Waktu pertama untuk masuk dalam kelepasan ditandai dengan Paskah. Waktu bangsa Israel merayakan paskah, 9 hukuman atas bangsa Mesir sudah diberlalu dan tinggal 1 hukuman terakhir yaitu anak sulung yang mati. Hukuman yang satu inilah yang diberi penekanan dalam Ibrani 11:28 supaya bangsa Israel luput dari maut.
Ibrani 11:28
Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka.

Ada dua sasaran Paskah yang salah satunya ditekankan dalam ayat di atas.
Ø  Kelepasan bangsa Israel dari Mesir.
Ø  Supaya luput dari pembinasa anak-anak sulung.

Bangsa Israel diberikan Tuhan pandangan bahwa mereka itu adalah anak sulungnya Tuhan. Ketika anak sulung Tuhan ini berulah maka diganti oleh bangsa kafir. Ketika anak sulung Ishak yaitu Esau berulah maka diganti oleh Yakub. Ketika keturunan Yakub berulah maka diganti oleh bangsa kafir. Jadi Allah itu selalu punya orang. Kalau saudara berulah maka Tuhan ganti dengan orang lain. Jangan kita berulah dan merasa diri penting karena Tuhan berkuasa untuk mengganti. Berarti kalau kita berulah maka kita dijamah oleh malaikat maut.

Darah domba paskah itu dilabur di pintu. Untuk kita sekarang adalah pintu hati. Di mana letak pintu hati kita? Itulah kelima indra kita yang harus diperci darah Anak Domba Allah. Kalau kelima pintu hati kita ini dipercik darah maka tidak mungkin kita akan berulah dan malaikat maut tidak akan berani mencabut hak sulung yang ada pada saudara. Buktikan perasaan saudara tidak mudah tersinggung. Kalau kita mudah tersinggung berarti pintu hati kita belum dilabur darah.

Anak sulung yang diterjang malaikat maut mulai dari anak manusia (bicara jiwa) dan juga anak binatang (bicara tubuh). Yang menjadi rohnya adalah berhala yang juga dilibas oleh Tuhan. Kepada anak Tuhan, Tuhan akan memilihara roh, jiwa dan tubuhnya, Tuhan akan menyucikan sampai sempurna.
1 Tesalonika 5:23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Mengapa pada bangsa Israel diberikan berita kelepasan? Karena mereka menderita di Mesir. Seperti posisi Israel saat itu demikianlah posisi kita manusia sekarang ini.
Keluaran 3:6-8,17
6 Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
7 Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
17 Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Kelepasan itu pemberiaan Tuhan tetapi masih ada tugas yang diberikan pada kita yaitu untuk memerangi 7 bangsa. Kita tidak mempunyai kemampuan, itu sebabnya kita harus bersekutu dengan Tuhan.
Kejadian 3:12
Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."

Tujuan kita beribadah supaya hubungan kita tetap harmonis dan mesra dengan Tuhan, supaya Tuhan mentransfer kuasa kepada kita sebab ada 7 bangsa yang harus kita hadapi. Sebagai pembukti kita mencintai Yesus adalah kita sungguh-sungguh beribadah dan melayani. Hubungan kita harus harmonis dengan Tuhan sebagai hubungan mempelai.
Kidung Agung 5:6-8
6 Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.
7 Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok.
8 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku!

Kita hanya bangsa kafir yang mendapat kemurahan karena bangsa Israel melakukan pelanggaran terhadap Tuhan. Tetapi kalau kita juga bertingkah maka Tuhan akan kembali kepada bangsa Israel.

Roma 11:11-12
11 Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu.
12 Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka.

Keluaran 3:18
Dan bilamana mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus beserta para tua-tua Israel pergi kepada raja Mesir, dan kamu harus berkata kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah menemui kami; oleh sebab itu, izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami.

Kalimat “Dan bilamana mereka mendengarkan perkataanmu” berarti Tuhan tidak memaksa manusia.
“Tiga hari perjalanan” menunjuk kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Ketika keluar dari Mesir yang memegang peran dalam perjalanan bangsa Israel adalah tongkat, sampai mereka tiba di gunung Sinai. Setelah Musa naik ke gunung Sinai ia menerima 2 loh batu dan bagan untuk membangun Tabernakel. Dahulu mereka membangun Tabernakel, sekarang kita membangun Tubuh Kristus. Dalam ruas jalan yang kedua ini yang memegang peranan bukan lagi tongkat tetapi peti perjanjian. Ini menunjuk Injil Kemuliaan. Dahulu dalam bentuk Tabut Perjanjian sekarang dalam bentuk Kabar Mempelai. Karena peran Tabut Perjanjian maka sungai Yordan terbelah dua dan Yerikho dihancurkan.
2 Korintus 4:3-4
3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Ketika kita telah menerima kelepasan lewat tongkat yaitu Salib Golgota, sekarang harus kita tingkatkan melihat peti perjanjian dan pemikulnya. Peti Perjanjian ada di Ruangan Maha Kudus dan kesanalah sasaran kita.
Ibrani 6:18-20
18 supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.
19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

Bilangan 10:11-12,33
11 Pada tahun yang kedua, pada bulan yang kedua, pada tanggal dua puluh bulan itu, naiklah awan itu dari atas Kemah Suci, tempat hukum Allah.
12 Lalu berangkatlah orang Israel dari padang gurun Sinai menurut aturan keberangkatan mereka, kemudian diamlah awan itu di padang gurun Paran.
33 Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan mereka dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.
34 Dan awan TUHAN ada di atas mereka pada siang hari, apabila mereka berangkat dari tempat perkemahan.
35 Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: "Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu."
36 Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah ia: "Kembalilah, TUHAN, kepada umat Israel yang beribu-ribu laksa ini."

Dalam perjalanan kita bersama Peti Perjanjian bukan berarti jalan kita sudah mulus tetapi ada musuh yang akan bergerak. Menghadapi musuh dari luar Israel berhasil mengalahkannya tetapi yang berat ketika mereka menghadapi musuh dari dalam, itulah yang disebut orang-orang bajingan (bangsa kacauan).
Bilangan 11:4 (Terjemahan lama)
Maka bangsa kacauan, yang di antara mereka itu, beringin-inginlah lalu pulang, maka pada masa itu menangislah bani Israel, katanya: Siapa gerangan akan memberi kita makan daging?

Bilangan 11:1-6
1 Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan.
2 Lalu berteriaklah bangsa itu kepada Musa, dan Musa berdoa kepada TUHAN; maka padamlah api itu.
3 Sebab itu orang menamai tempat itu Tabera, karena telah menyala api TUHAN di antara mereka.
4 Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?
5 Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.
6 Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."

Seseorang bersungut-sungut karena pandangannya hanya berorientasi pada dirinya sendiri dan tidak melihat pada Tuhan yang berusaha untuk melepaskan dan sekaligus menghentarnya untuk sampai pada puncak rencana Tuhan. Bersungut tentang nasib keadaan kita mempercepat murka Tuhan turun ke atas kita.

Keluaran 12:11
Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN.
Dengan menikmati paskah kita diwajibkan oleh Tuhan untuk terlibat dalam kegiatan yang ada aturannya dan tidak asal.
1.      Pinggang berikat
Ini adalah salah satu ciri khas Mempelai Wanita. Jadi kelepasan oleh domba paskah ini sekaligus mengarahkan kita untuk tidak melupakan ikat pinggang.
Yeremia 2:32
Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya? Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya.

Artinya pelayanan kita harus berada dalam koridor mempelai, harus berada dalam suasana mempelai. Jangan malah kita bersungut saat melayani.

Ikat pinggang itulah kebenaran Allah.
Yesaya 11:5
Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.

Apa konsep Tuhan terhadap umat Tuhan yang memiliki ikat pinggang ini?
Yeremia 13:11
Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah tadinya segenap kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN, supaya mereka itu menjadi umat, menjadi ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar."

Kalau ada ikat pinggang/kebenaran dan kita melayani dalam suasana mempelai maka kita terhormat di hadapan Tuhan. Tidak usah mencari hormat pada manusia.
Yohanes 12:43
Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.

2.      Berkasut
Yeremia 2:25
Jagalah, supaya kakimu jangan tak bersepatu dan supaya kerongkonganmu jangan haus! Tetapi engkau berkata: Percuma saja! Percuma! Sebab aku cinta kepada orang-orang asing, jadi aku mau mengikuti mereka.
Tuhan menyuruh memakai kasut/sepatu tetapi mereka mengabaikan Tuhan dan mengikuti maunya sendiri.

Berkasut berarti memberitakan Injil damai sejahtera.
Efesus 6:15
kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;

Pribadi yang memberitakan itu terlebih dahulu ada damai. Bagaimana mau memberitakan Injil damai sejahtera kalau diri sendiri tidak ada damai.

3.      Tongkat di tangan
Keluaran 12:11
Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN.

Ada tongkat di tangan berarti ada kuasa salib di tangan kita. Begitu melepas tongkat akan berubah menjadi ular, melepaskan kuasa salib maka iblis akan muncul.

4.      Buru-buru memakannya
Dimakan dengan buru-buru karena waktu sudah singkat.
Ibrani 10:37-39
37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

Ketika Tuhan berbicara waktu tinggal sedikit maka dihubungkan dengan kebinasaan orang yang mengundurkan diri. Jangankan undur, diam di tempat itu pun tidak baik tetapi harus maju terus dalam pelayanan.

5.      Pelita harus menyala
Amsal 6:23
Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,

Kalau pelita menyala maka kegelapan pasti teratasi dan gereja Tuhan benar-benar dipersiapkan untuk bertemu dengan Tuhan sebab Tuhan segera akan datang.
Lukas 12:35-36
35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.

Keluaran 12:15
Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertama pun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel.

Ini berbicara pembersihan. Hari pertama kita memulai dengan domba paskah sampai tiba di hari ketujuh, berarti kita sampai berjumpa dengan Yesus, Domba Paskah yang kita nanti-nantikan.

Kita ini keluarga Allah maka kita harus melayani dengan suasana Mempelai sehingga Tuhan menyebut kita ternama, terpuji dan terhormat di hadapan Tuhan. Kalau hal ini ada maka tidak dapat dipungkiri inilah ciri Mempelai Wanita. Dalam Kidung Agung diceritakan begitu mesra hubungan antara Salomo dan Sulamit. Seharusnya begitulah hubungan mesra antara gereja Tuhan dan Kristus Yesus.


Tuhan memberkati.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar