20161119

Kebaktian Doa, Sabtu 19 November 2016 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


Yohanes 1:22-28
1:22 Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
1:23 Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
1:24 Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi.
1:25 Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"
1:26 Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal,
1:27 yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."
1:28 Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.

Dipertanyakan latar belakang atau identitas dari Yohanes Pembaptis. Kalau pertanyaan ini diajukan kepada bapak, ibu, saudara-saudara, bagaimana jawaban kita? Apakah kita bisa menjawab dengan jelas dan di dalamnya ada kesaksian. Memberi jawaban dengan benar harus disertai dengan kesaksian hidup. Ini dinyatakan dalam kehidupan Yohanes Pembaptis.

Mengapa kesaksian harus ada? Sebab Yohanes bukan hanya menyerukan atau sekedar mengulangi nubuatan nabi Yesaya. Kalau hanya mengutip ayat Firman Allah tanpa kesaksian bagaimana keadaan kita dahulu dan sekarang bagaimana serta mau menuju ke mana, maka tidak ada nilai apa-apa. Itu hanya berbau amis

Yohanes mengutip nubuatan nabi Yesaya yang ada dalam pasal 40, yang isinya ada dua:

1.      Suara pembebasan
Umat Tuhan yang tadinya ada pada perhambaan Tuhan, sekarang Tuhan membebaskan mereka. Dengan kata lain mereka diampuni. Yohanes ini berbicara pertobatan dan memang dia ada di dalam pertobatan. Jadi Yohanes ada kesaksian yang nyata, dia bukan hanya mengutip ayat tetapi ada bukti dalam kehidupannya.

Hal ini yang dituntut Tuhan dalam kehidupan kita. Apakah kita ini mengutip ayat dan menyaksikan bahwa dulu kita orang berdosa yang melakukan segala hal yang tidak berkenan kepada Tuhan tetapi sekarang kita sudah bertobat, dibebaskan dan diampuni. Pengampunan yang kita terima harus ada bukti kelepasan. Harus kita buktikan dengan perilaku kita apakah kita benar sudah diampuni. Buktinya kita sudah diampuni adalah tanda kelepasan dan kebebasan. Kalau kita mengutip ayat tetapi tidak ada bukti bahwa dalam diri kita ada kelepasan, maka itu hanya tong kosong yang berbunyi nyaring.

Yesaya 40:2
40:2 tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya.

Jadi tanda kesalahan kita itu sudah berakhir dan tidak kita lakukan lagi yaitu ada kelepasan. Itu adalah tanda pengampunan.

Israel itu sudah dihukum oleh Tuhan. Tetapi oleh hukuman itu, kemudian mereka menyadari telah melakukan dosa ganda. Memang dosa itu hanya 2 jenis:
1.      Dosa kejahatan itu terjadi di luar tubuh
2.      Dosa kenajian itu terjadi di dalam tubuh

Hal ini yang dipukul, dicemeti dan dihajar oleh Tuhan. Karena sadar oleh sebab cambuk Tuhan maka dia minta ampun dan dibuktikan dengan kelepasan dari dosa kejahatan seperti merampok, mencuri, membunuh dan sebagainya, serta kelepasan dari dosa kenajisan.

Yohanes Pembaptis telah merasakan dan membuktikan. Dia bukan manusia super, hanya Tuhan Yesus yang tidak berdosa. Tidak ada manusia yang tidak berdosa kecuali Yesus yang dikandung dan dilahirkan tanpa dosa.
Mazmur 51:7
51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

Ini tidak berarti hanya khusus untuk Daud, ini menggambarkan keadaan kita manusia. Itu sebabnya dalam Yesaya, manusia dikatakan hanya senilai rumput dan bunga rumput. Apa yang saya mau banggakan dan sombongkan. Memang nampak tumbuh kemudian bunganya mekar dan elok, tetapi tunggu, dia akan layu. Kemuliaan ini akan Tuhan ganti. Katakanlah “saya pendosa, saya hanya senilai bunga rumput, tetapi sekarang Tuhan sudah menghiasi saya”.

Yesaya 40:5-6
40:5 maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya."
40:6 Ada suara yang berkata: "Berserulah!" Jawabku: "Apakah yang harus kuserukan?" "Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang.
40:7 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput.
Kalau kita lepas dengan Tuhan maka nilai saudara hanya seperti rumput yang dihembus dengan nafas dari mulut Tuhan. Olehnya itu kalau kita tahu “asalku dari sana, sekarang saya telah di dalam Tuhan” maka kemuliaan yang kita miliki adalah kemuliaan Firman, bukan lagi kemuliaan fana/dunia.

Tadinya kemuliaan kita adalah kemuliaan rumput dan sekarang kita memiliki kemuliaan Firman, namun bayarannya kita harus ada bukti bahwa kita mengalami kelepasan. Jangan orang mabuk terus mabuk. Jangan Tuhan kita jadikan tukang penatu, setiap kali datang beribadah dosa-dosa yang itu terus yang dilakukan yang mohon diampuni, itu tanda tidak ada kelepasan. Itu hanya seperti permainan!

Tetapi seharusnya ketika kita sebagai penipu, kita minta ampun dan Tuhan ampuni lalu kita buktikan dengan kelepasan. Kemudian berikutnya kita mendengar Firman “jangan mencuri” maka kita mohon ampun serta buktikan dengan kelepasan tidak mencuri lagi.

Orang tua yang membeda-bedakan anak harus diselesaikan. Awal manusia itu mulai dari kandungan ibunya dan sehingga anak itu ada sebab ada ayahnya. Jadi kita orang tua harus memperlakukan semua anaknya sama, jangan ada yang beda.

Suara ini menggenapi seruan nabi Yesaya yang isinya suara pengampunan yang dibuktikan dengan pembebasan.

2.      Suara yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan
Apakah kita harus membuat jalan yang lain? Tidak, hanya ada satu jalan. Berbicara jalan yang harus kita persiapkan itu adalah pembaharuan dari kelakuan sifat tabiat itu. Yang tadinya tabiat dalam nikah itu bengkok-bengkok, itu harus dirubah. Tadinya tidak mau memandang orang lain karena ada gunung di depan, itu juga harus dirubah. Ini yang dimaksud dengan mempersiapkan jalan.

Bukan berarti kita merintis jalan baru. Tuhan Yesus adalah perintis jalan dan Dia berkata “Akulah jalan, kebenaran dan hidup”.
Yohanes 14:6
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Yesaya 26:7
26:7 Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya.

Jalan yang harus kita persiapkan adalah pembaharuan hidup. Kita harus menerima Firman dan menanggapinya sehingga mengalami pembaharuan hidup yang terus menerus.
Kolose 3:10
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Apakah kita mempersiapkan jalan untuk Tuhan. Apakah kita tahu bahwa Tuhan akan segera datang, sudahkah kita dalam suasana persiapan ini atau hanya datang beribadah sebagai pengisi upacara, tidak serius untuk membenahi diri agar mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.

Izinkan hidupmu dibenahi oleh Tuhan lewat FirmanNya sebab Tuhanpun akan mempertontonkan kita berjalan di depanNya.
Yesaya 40:9-10
40:9 Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"
40:10 Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.

Mereka tidak melayang-layang tetapi berjalan. Tentu mereka berjalan di jalan yang sudah dibenahi. Ayat ini dikutip lagi dalam pasal 62.
Yesaya 62:11-12
62:11 Sebab inilah yang telah diperdengarkan TUHAN sampai ke ujung bumi! Katakanlah kepada puteri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang; sesungguhnya, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
62:12 Orang akan menyebutkan mereka "bangsa kudus", "orang-orang tebusan TUHAN", dan engkau akan disebutkan "yang dicari", "kota yang tidak ditinggalkan".

Kita mendapatkan kekudusan lewat penggembalaan. Bahkan disebutkan Tuhan itu girang melihat mempelai wanitaNya tampil. Inilah pribadi-pribadi yang menyiapkan jalan bagi Tuhan.
Yesaya 62:4-5
62:4 Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.
62:5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.

Kapan kita membuat Tuhan itu girang dan bahagia? Ketika kita tampil menjadi Mempelai WanitaNya. Mengapa bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan? Karena mereka adalah orang-orang yang mengizinkan hidupnya dibaharui oleh tangan kuasa Tuhan sehingga dia mengaku dan diampuni serta dibuktikan dengan ada kelepasan dosa bukan hanya saat itu tetapi seterusnya. Ini yang Tuhan dambakan dari diriku dan juga bagi kita semua apalagi anak muda remaja.

Anak muda datang beribadah jangan hanya untuk mengisi upacara ibadah. Bawa dirimu menyiapkan diri. Usia anak muda ini yang sangat rawan untuk masuk dalam aniaya antikristus kalau tidak menyiapkan diri. Kalau kita menyiapkan diri maka ketika Tuhan Yesus datang kita pasti tersingkir bersamaNya.

Pengampunan itu tandanya kelepasan dan tanda pembebasan akan hadir kemuliaan Tuhan dalam diri saya dan saudara. Sebabnya kita perhatikanlah baik-baik di akhir zaman ini supaya kita lebih serius mengiring dan melayani Tuhan karena Tuhan ingin merangkul saudara. Tuhan menyatakan kita sebagai belahan jiwaNya dan kita harus menjadikan Tuhan belahan jiwa kita. Tetapi bagaimana mau menjadi belahan jiwanya Tuhan kalau tidak menyiapkan jalan bagi Tuhan, tidak pernah mengalami keubahan, dari dulu begitu-begitu saja (tidak berubah). Jangan sampai kita tetap seperti ini, karena pasti akan ketinggalan.

Di dalam ibadah raya kita diberikan kesempatan bersaksi. Tunjukkanlah bahwa kita adalah orang berdosa yang sudah diubahkan dan ada tanda kelepasan. Jangan bersaksi “saya orang berdosa gara-gara si A”. Tetapi katakanlah “saya bunga rumput yang mudah layu, yang tidak ada kemuliaannya, saya orang berdosa yang datang kepada Tuhan dan Tuhan ampuni”. Kita mengalami kelepasan dan kita akan jalan terus dalam terang Firman.

Pdt. Totaijs berkata “saya dari lumpur dosa dan saya menuju ke Golgota dan terus ke Yerusalem Baru”. Inilah yang harus kita lakoni dalam kehidupan ini.

Jangan kita ragu mengiring Tuhan, Tuhan segera akan datang.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar