20161120

Kebaktian Umum, Minggu 20 November 2016 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


Wahyu 1:16-17
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,

Ini adalah penampilan Tuhan Yesus untuk menangani 7 sidang jemaat yang ada di Asia Kecil. Terbukanya sidang jemaat di Asia Kecil ini dilayani oleh rasul Paulus dan kawan-kawannya bagaikan masuk dalam hukuman mati. Tuhan tidak ingin jemaat hasil pelayanan tangan Tuhan dan hamba-hamba Tuhan ini akhirnya nihil. Sebab apa yang dilayani oleh hamba-hamba Tuhan ini adalah menurut amanah dari Tuhan. Tentu Tuhan tidak ingin keadaan sidang jemaat ini tinggal 2 sidang jemaat yang stabil dan yang 5 sidang jemaat sudah merosot rohaninya.

Angka 7 adalah angka akhir zaman, angka kesempurnaan dan angka perhentian. 7 sidang jemaat ini mewakili 7 sidang jemaat yang hidup pada akhir zaman. Begitu besar peduli Tuhan kepada kita gereja Tuhan di akhir zaman ini. Tuhan tampil di tengah-tengah sidang jemaat dengan peragaan yang sangat menakjubkan bahkan menakutkan di depan mata Yohanes di pulau Patmos sehingga dia harus tersungkur bagaikan orang mati karena melihat penampilan Yesus menghadapi gereja Tuhan di akhir zaman. Berarti apa yang ditulis dalam Wahyu 1 ini adalah untuk saudara dan untuk saya.

Ternyata mayoritas umat Tuhan sudah tidak eksis lagi, rohaninya sudah mengambang. Bahkan sudah disusupi berbagai pengajaran asing seperti pengajaran Bileam, Nikolaus, Izebel dan sebagainya. Lebih parah lagi sidang jemaat Laodekia yang lebih menekankan persoalan yang lahiriah, yang jasmani. Sebagai hamba Tuhan saya tidak ingin kita hanya menekankan pada persoalan jasmani. Kalau Tuhan izinkan kita memiliki perkara jasmani, itu terserah Tuhan, tetapi bukan itu tujuan atau orientasi yang harus kita kejar. Yang utama rohani kita jangan amblas, kalau amblas itu berbahaya karena kita ada di ruas jalan akhir. Bagaimana kalau Tuhan datang dalam peristiwa Pharusia, berarti datang seperti pencuri lalu rohani kita amblas.

Tuhan Yesus tampil dengan wajah yang bersinar dan pedang yang keluar dari mulutNya. Dapat dikatakan Dia tampil garang di depan jemaat. Memang Dia mengasihi jemaat tetapi Dia tampil garang. Sebab kakiNya bagaikan tembaga yang menyala di dalam api, menunjukkan betapa garangnya Dia kalau pelayanNya disia-siakan. Dia juga tampil dengan sebilah pedang dari mulutNya. Itu tanda ganda, kalau tidak menerima pedang untuk menyucikan maka pedang itu akan berubah untuk membinasakan. Yang tadinya berada pada posisi umat Tuhan bisa berubah menjadi musuh Tuhan seperti jemaat Pergamus. Jangan sampai kita mengatakan kita umat Tuhan padahal sebenarnya musuh Tuhan. Jangan sampai kita mengatakan kita sidang jemaat Tuhan padahal rohani kita mati, seperti sidang jemaat Sardis.

1.      Di tanganNya ada tujuh bintang
Tangan yang melayani kita adalah tangan yang memegang tujuh bintang. Bintang di sini adalah malaikat sidang jemaat, bukan malaikat kota. Berarti bintang atau malaikat sidang jemaat itu ada di tangan kanan Tuhan. Jadi bintang ini benar-benar harus berada dalam persekutuan terus menerus dalam tangan Imam Besar sekaligus dalam tangan Gembala Agung, agar tetap bersinar.

Saya sebagai gembala harus ada dalam kehangatan persekutuan secara terus menerus dengan Imam Besar dan Gembala Agung. Kalau pelayanan saya tidak benar maka saya begitu mudah diremas Tuhan, sebab saya ada di dalam tangan Tuhan. Saya tidak bisa lari dan memang tidak bisa menghindar.

Bintang ini harus meneladani tangan di mana dia berada, harus meneladani pelayanan Tuhan Yesus sebagai Imam Besar berarti kami harus tampil sebagai imam dan meneladai Tuhan Yesus sebagai Gembala Agung berarti kami harus tampil sebagai gembala bawahan Tuhan yang harus mempertanggungjawabkan domba-domba. Itu sebabnya pelayanan gembala ini tidak enteng. Saya tidak berani dan tidak mau melepaskan tanggung jawab, itu sebabnya saya menjaga mimbar ini. Bagaimana saya bisa berkata saya bertanggung jawab kalau malah mengundang si A untuk berbicara di sini padahal  dia menaburkan pengajaran yang lain. Saya sebagai gembala yang bertanggung jawab, bukan si A yang dituntut oleh Tuhan tetapi saya sebagai bintang yang ada di tangan Tuhan. Itu sebabnya saya tidak akan membiarkan sembarang orang untuk menyampaikan Firman dari belakang mimbar ini.

Walaupun gembala itu terlihat masih ada kekurangan tetapi dia rela dikoreksi oleh Tuhan. Sekaligus dia belajar bagaimana pelayanan Tuhan Yesus.
Mazmur 123:1-2
123:1 Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
123:2 Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
Ini hamba Tuhan yang melihat tangan Tuannya. Bukan melihat ada sesuatu yang dia butuhkan secara lahiriah di tangan tuannya, tetapi dalam hal ini dia melihat untuk meneladani pelayanan Tuannya. Kalau melihat ayat dua ini, itu sebetulnya jeritan hati gembala. Dari 7 sidang jemaat kita melihat sidang jemaat Tiatira, gembala di situ sudah tidak berdaya lagi menghadapi roh Izebel sehingga hatinya menjerit. Namun pada sidang jemaat Laodekian justru gembala yang berteriak “aku kaya”. Berarti di situ ada jeritan tetapi bukan lagi dari gembala namun dari seluruh sidang jemaat.

Saya sebagai gembala harus melihat dan merasakan hangatnya tangan Tuhan memegang saya. Saya juga harus melihat ada kitab di tangan kanan Tuhan, ada Firman Tuhan.

Kenapa jeritan ini harus ada dalam kehidupan seorang gembala? karena gembala ini merasa dipojokkan, dipepeti, sudah terlalu kenyang dengan penghinaan dan olokan. Tidak gampang kalau kita mau meneladani tangan Gembala Agung, meneladani pelayanan Tuhan Yesus, pasti kenyang dengan hinaaan dan olokan.

Kalau kita kenyang karena makanan ukurannya bisa kita rasa, mungkin sampai muntah-muntah atau sampai buang air besar. Tetapi kalau kenyang dengan hinaan dan olokan, sampai di mana ukurannya.
Mazmur 123:3-4
123:3 Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan;
123:4 jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.

Sekalipun melayani melawan Firman, mereka merasa aman-aman saja. Makanya tidak heran seorang pemazmur bernama Asaf berkata “sia-sia aku menjaga hatiku bersih karena sepanjang hari aku kena tulah”. Sampai sejauh itu perasaan, pemikirannya, tetapi puji Tuhan akhirnya dia melihat nasib dari orang yang merasa aman itu bagaimana akhirnya.

Jangan sampai saya yang mengolok. Biarlah saya yang diolok karena mau mengajarkan kesucian, mau mengajarkan yang sesuai dengan contoh teladan majikanku. Jangan sampai saya sebagai bintang malah lepas dari orbit. Jangan sampai saya lepas dari tangan Tuhan sebab itulah yang menentukan orbit. Sampai Tuhan mengatakan kepada Ayub “di manakah engkau ketika Aku menciptakan langit dan bumi. Apakah engkau meliaht ada tongkat yang menopang bumi”.

Yudas 1:13
1:13 Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya.

Mengapa seperti ini? Karena lepas dari orbit, lepas dari tangan Tuhan. Pelayanannya bermotivasi seperti Kain, Korah dan Bileam. Kalau pelayanan seperti itu maka menghadirkan bencana dalam sidang jemaat. Memang sekarang kelihatan masih aman, tetapi ketika datang kuda merah, kuda hitam dan kuda hijau kelabu, mau ke mana kita.

Jangan sampai saya kehilangan orbit, saya harus melekat pada tangan Tuhan. Kalau dia tetap mempertahankan diri ada pada orbit karena dia tahu sasaran akhirnya untuk jemaat, jangan sampai jemaat terlantar. Kita beribadah bukan hanya sekedar prosesi atau ritual tetapi ibadah itu adalah tempat kita dibenahi Firman, Roh dan Kasih sehingga tampilah gereja Tuhan yang menjadi belahan jiwanya Tuhan.

Pesan bapak Pdt. In Yuwono “berita kita jangan lari dari II Korintus 11:2. Kalau kita lari dari situ maka kita akan diterkam oleh dunia dan kenajisan”. Kita dipertunangkan oleh Tuhan Yesus untuk menjadi belahan jiwanya Tuhan.

Banyak kali untuk membenarkan apa yang dilakukan, orang yang suka ganti-ganti pengkhotbah memberi contoh seperti makanan yang bervariasi diganti-ganti. Hari ini makanan padang, besok gado-gado dari solo, lusa makan bubur Manado. Kedengaran logika ini benar kalau secara lahiriah, tetapi di hadapan Tuhan itu salah. Tidak dibenarkan seperti itu, itu pandangan logikaisme!

Kami hamba Tuhan yang adalah bintang, dipegang oleh tangan Tuhan yang adalah Imam Besar sekaligus Gembala Agung.
I Petrus 5:3
5:3 Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.

Tuhan Yesus teladan kami para gembala, maka kami harus meniru Tuhan Yesus untuk menjadi teladan bagi sidang jemaat. Memberi teladan dalam iman, teladan dalam motivasi dan teladan dalam kekudusan. Sebab Tuhan Yesus mengatakan “hendaklah kamu kudus seperti Aku kudus”.

I Petrus 5:4
5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Jadi, kalau meneladani Gembala Agung maka saya sebagai gembala mendapat mahkota kemuliaan dan sidang jemaat juga mendapat mahkota kemuliaan. Mahkota kami para gembala adalah sidang jemaat, jadi rohani sidang jemaat jangan seperti dari kayu, rumput dan jerami. Kalau mahkota jerami itu mudah terbakar, tetapi mahkota dari emas, perak dan permata itu mulia. Itu sebabnya kita harus membangun rohani kita supaya rohani kita bermutu emas, perak dan permata.

I Petrus 2:25
2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Kalau mau terpelihara jiwamu maka ayo kembali pada gembala yaitu ada di tangan Tuhan. Gembala harus mempertanggung jawabkan dirinya dan sidang jemaat di hadapan Tuhan. Untuk kita bisa mempertanggung jawabkan dengan benar dan Tuhan menerima dengan hati yang berbunga-bunga, maka kita harus membawa diri kita pada gembala yang ada pada orbit yaitu dalam tangan Tuhan.

2.      Dari mulutNya keluar sebilah pedang
Kalau melihat penampilan seperti ini pasti kita ketakutan. Tetapi rasa takut Yohanes melihat penampilan Imam Besar dan Gembala Agung ini yang bertujuan membersihkan gerejaNya, bukanlah rasa takut seperti orang yang menghadapi pedang yang lain. Sebab begitu menghadapi pedang yang lain yaitu pedang penghukuman yang sudah diasah, maka orang-orang terkencing-kencing ketakutan. Ketakutan rasul Yohanes itu diwujudkan dengan jatuh tersungkur seperti orang mati, artinya dia dalam penyerahan sampai pada titik nol (sepenuhnya).

Kalau pedang yang keluar dari mulutnya Tuhan ini ditolak maka akan ada pedang yang lain yang mengerikan. Tujuan pedang dari mulutnya Tuhan ini adalah untuk menyucikan tujuh sidang jemaat. Tetapi sekalipun tujuan itu sudah diberi tahu, Tuhan tidak memaksa. Tuhan mengarahkan jemaat untuk masuk dalam pergumulan, kalau ada yang tidak mau itu terserah dia. Untuk meraih kemenangan kita harus mau masuk dalam pergumulan. Ketika ujian dan cobaan datang kita harus bergumul untuk menang.

Perhatikan Firman penggembalaan, sebab itu menjamin keselamatan jiwamu.
I Petrus 2:25
2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Tuhan bicara bukan bagi bangsa yang belum kenal Tuhan. Yang disurati oleh Tuhan lewat rasul Petrus ini bukan untuk orang di luar sana tetapi orang yang sudah di dalam tetapi sesat. Jadi kalau saudara dikatakan sesat segera koreksi diri supaya segera kembali kepada gembala pemelihara jiwa kita.

Fungsi pertama dari pedang yang keluar dari mulut Tuhan Yesus ini adalah untuk menyucikan. Kalau ini ditolak maka pedang itu beralih fungsi untuk memerangi.
Wahyu 2:16
2:16 Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.

Apakah kita harus kurang hati kalau dikatakan “sesat”? Itu justru untuk membuka pikiran kita dan mengoreksi bahwa kita sudah salah. Segeralah kembali agar pedang yang tajam yang keluar dari mulut Tuhan itu terasa pekerjaannya menyucikan kita, dari pada pedang itu berubah untuk memerangi kita.
Yehezkiel 21:9-12
21:9 "Hai anak manusia, bernubuatlah dan katakan: Beginilah firman TUHAN: Pedang! Pedang! Yang sudah diasah dan juga digosok!
21:10 Diasah untuk menumpahkan darah dan digosok supaya mengkilap seperti petir. Apakah kita akan bersukacita? -- Tongkat anakku menghina segala macam kayu. --
21:11 Pedang itu diberikan supaya digosok, supaya sedia dipergunakan; pedang itu diasah dan digosok, supaya diberikan ke tangan si pembunuh.
21:12 Berserulah dan merataplah, hai anak manusia! Sebab pedang itu ditujukan melawan umat-Ku, ditujukan melawan semua pemimpin Israel; mereka dan umat-Ku sama-sama dibiarkan dimakan pedang. Oleh sebab itu tepuklah pinggangmu sebagai tanda perkabungan.

Di sini umat Tuhan yang menjadi lawan. Tidak menutup kemungkinan saya dan saudara juga bisa menjadi lawannya Tuhan. Apakah harus kurang hati kalau ditunjukkan kesalahan? Maksudnya supaya segera kita beranjak dan berubah pikiran serta perilaku kita, sebab ini baru ancaman, belum eksekusinya. Segera bertobat dari kesalahan.

Yehezkiel 21:7
21:7 Dan kalau mereka bertanya kepadamu: Mengapa engkau mengeluh? jawablah: Karena suatu berita! Kalau berita itu sudah tersiar, setiap hati akan menjadi tawar dan semua tangan menjadi lemah lesu, segala semangat menghilang dan semua orang terkencing ketakutan. Sungguh, pasti datang dan terjadi! demikianlah firman Tuhan ALLAH."

Yohanes bukan hanya mendengar berita tetapi langsung tampil di depannya dan membuat dia tersungkur. Malaikat menepuknya dan berkata “jangan takut”. Berarti penyucian ini membawa kita pada suasana jangan takut. Kadang ada yang takut disucikan, seharusnya kita takut untuk tidak disucikan.

Kalau tidak disucikan maka tidak akan dibawa untuk menjadi belahan jiwanya Tuhan. Jemaat itu bagaikan isteri bayangan dari gembala dan gembala sebagai suami bayangan dari jemaat yang akan menghentar sidang jemaat pada Suami yang sesunggunya.

Kalau ditegur oleh Tuhan lewat FirmanNya, terimalah itu sebab berarti kasih Tuhan sampai kepada saudara.

3.      Wajahnya seperti sinar matahari terik.
Itu berarti sudah tengah hari.
Amsal 4:18
4:18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.

Kenapa berhenti pada rembang tengah hari? Bukankah matahari bersinar sampai sore.
Yohanes 4:6
4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.

Pukul dua belas ini adalah rembang tengah hari, pada waktu matahari bersinar terik.

Hakim-hakim 5:31
5:31 Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN! Tetapi orang yang mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya. Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya.

Hakim-hakim 5:31 (Terjemahan Lama)
5:31 Demikianlah hendaklah binasa segala seterumu, ya Tuhan! Tetapi adapun segala orang yang kasih akan Tuhan, hendaklah mereka itu bercahaya seperti matahari pada waktu panas terik. Hata, maka sentosalah negeri itu empat puluh tahun lamanya.

Penampilan Tuhan di tepi sumur Yakub pada pukul dua belas saat matahari terik itu adalah untuk membenahi nikah dan ibadah. Apalah arti saya sebagai hamba Tuhan kalau tidak mengerti nikah dan berantam terus. Tujuan Tuhan bukan untuk kita berantam terus tetapi untuk membenahi nikah supaya menjadi sorga mini di dunia ini. Terima sorotan sinar matahari pada siang hari, terima penampilan Firman Tuhan secara penuh untuk membenahi nikah dan ibadah saudara. WajahNya yang seperti matahari terik, berarti Dia menyorot kita dengan begitu kuat sehingga tidak ada lagi yang gelap dalam diri kita.

Ketika Tuhan Yesus dipermuliakan di atas bukit, wajahNya bercahaya seperti matahari. Rasul Petrus menuliskan bahwa sebagai mana kemuliaanNya di atas bukit, begitulah kelak pada waktu Tuhan Yesus datang pada kali yang kedua.
Matius 17:2
17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.

Keadaan itulah yang akan menjadi kenyataan ketika Tuhan Yesus datang kembali.
II Petrus 1:16-17
1:16 Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
1:17 Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Ini menunjukkan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua. Kalau sekarang ini menolak sorotan sinar wajah Tuhan yang bagaikan matahari terik itu yaitu Firman Tuhan yang menyucikan kita, maka kita tidak bisa bertemu dengan Tuhan pada kedatanganNya kali yang kedua.

Yohanes baru melihat dia sudah tersungkur seperti orang mati karena ketakutan.
Wahyu 1:17
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,

Suasana yang dirasakan oleh Yohanes, itu mengajar kita. Kalau mengatakan “saya tidak merasa, saya tidak melihat”. Berarti saudara tidak membawa diri melihat Firman yang tampil bagaikan sinar matahari pada rembang tengah hari, berrati saudara tidak melihat tangan Tuhan yang memegang bintang, berarti saudara tidak mengerti tujuan pedang yang keluar dari mulut Tuhan.

Kalau saudara menikmati pedang Firman Tuhan menghantam daging saudara, sorotan matahari yang terik itu menyorot nikah dan membenahi ibdahmu, berarti saudara ada di hadapan Tuhan. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak tersungkur di depan kakiNya Itulah penyerahan sepenuh sebab merasakan getaran pekerjaan cahaya matahari dari wajahNya, merasa pekerjaan pedang Firman yang membabat daging kita.

Bawa dirimu di hadapan Tuhan, jangan bawa dirimu di samping apalagi di belakang, tetapi perlihatkanlah seutuh tubuhmu di depan. Tidak perlu saudara membuat Tuhan menengok ke kanan dan ke kiri. Tadinya Yohanes membelakangi Tuhan Yesus sebab suara itu datang dari belakang. Tetapi begitu suara itu datang, dia berbalik dan dia berhadapan muka dengan Tuhan.

Kadang kita ini mau menghindar. Kita seringkali mengaku tetapi berkata “saya memang berbuat begini itu gara-gara dia”. Kalau melakukan dosa dan menunjuk orang lain sebagai penyebabnya berarti orang itu masih membelakangi Tuhan Yesus, tidak lurus berhadapan dengan Tuhan.

Kalau kita tersungkur di bawah kaki Tuhan maka Tuhan bisa melihat punggung dan kepala saudara ada di hadapanNya. Dia tidak perlu lagi menoleh ke kiri atau ke kanan apalagi berbalik ke belakang. Jangan buat Tuhan Yesus beraktivitas yang bukan aktivitasNya. Bawalah diri kita kepada Yesus sesuai dengan aktivitasNya. Jangan melakukan pelayanan yang tidak pas dengan Firman Tuhan. Harus ada pengakuan yang lurus, jangan lari kiri kanan. Jangan mengaku dosa tetapi mempersalahkan orang lain sebagai penyebabnya.

Maukah saudara menjadi belahan jiwanya Tuhan, menjadi Mempelai Wanita untuk Tuhan Yesus? Dia sedang mencari saudara sekarang. Tersesat bagaimanapun jemaat-jemaat di Asia Kecil, tetapi Tuhan Yesus datang melayani untuk memulihkan mereka, asalkan mereka mau. Lebih baik kita menerima pelayanan Tuhan dari pada kita diperangi dan mendapat hukuman Tuhan selama-lamanya.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar