20170923

Kebaktian PA Yeremia, Sabtu 23 September 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yeremia 3:16
3:16 Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali.

Satu saat orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian dan itu tidak akan timbul dalam hati dan tidak akan diingat orang. Apabila membaca ayat ini, seakan-akan satu waktu tabut perjanjian tidak punya nilai lagi. Kalau ayat ini kita terapkan menurut logika kita seperti itu, lalu mengapa dalam Wahyu 11:19 tabut perjanjian diperlihatkan di Sorga. Ini diperlihatkan kepada rasul Yohanes di pulau Patmos, Dia melihat tabut itu ada di Sorga.
Wahyu 11:19
11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.

Apa yang dilihat oleh Yohanes ini, itulah yang akan terjadi di depan. Jadi isi dari Yeremia 3:16 itu adalah Tuhan melihat kabar ini yaitu Kabar Mempelai dua menjadi satu. Sebab peti itu dibuat dari kayu penaga yang disalut dengan emas lalu ditutup dengan tutup pendamaian yang dibuat dari emas murni dengan ada dua kerubnya = dua jadi satu (peti dan tutup peti).

Arti ayat di atas adalah bahwa sekarang ini adalah kesempatan bagi kita untuk mendengarkan kabar puncak ini, kabar dua menjadi satu, kabar peti perjanjian yang disimpulkan menjadi Kabar Mempelai. Kalau kesempatan yang Tuhan berikan tidak kita manfaatkan dan bahkan banyak orang yang mengabaikan, melalaikan tidak serius, satu waktu Tuhan akan menutup hatinya, Tuhan tutup perasaannya sehingga dia tidak lagi mendapatkan kesempatan untuk dua menjadi satu. Orang itu akan hilang dari ingatan, akan hilang dari perhatian Tuhan. Jadi bukan tabut yang hilang, tetapi orang yang tidak memperhatikan tabut itu yang akan hilang dari perhatian Tuhan. Orang itu akan terbuang untuk selama-lamanya.

Kita masih mendapatkan berita yang disebut Kabar Mempelai yaitu kabar dua menjadi satu yang puncaknya gereja Tuhan menikah dengan Kristus. Kalau gereja Tuhan sudah rampung menjadi Mempelai Wanita Tuhan maka tidak akan terbit dalam hati dan muncul dalam pikiran tentang Kabar Mempelai sebab sudah menjadi nyata.

Jadi kalau dalam diri kita sudah tidak ada sentuhan tentang dua menjadi satu di mana gereja mau dibawa menjadi Mempelai Wanita Tuhan, sebaliknya menjadi risih mendengar Kabar Mempelai atau tidak menanggapi, itu sudah alamat ditinggal oleh Tuhan.

Sore ini kita akan melihat dulu bahasa Alkitab tentang tabut perjanjian ini agar kita mengerti bahwa ini yang harus kita cari, harus kita buru, ini yang harus kita gandrungi, Sebab hari-hari ini banyak berita tetapi tidak bermuara pada tabut perjanjian. Bahkan pemberita justru melawan Kabar Mempelai, kabar tabut perjanjian ini.

Ketika bangsa Israel keluar dari Israel, kuasa tongkat membelah laut Kolsum. Tetapi dari gunung sinai yang memimpin mereka bukan lagi tongkat tetapi tabut perjanjian. Tabut perjanjian itu yang membelah sungai Yordan dan menghancurkan Yerikho. Tabut ini juga yang dirampas oleh orang Filistin.

Seringkali kita hanya terpusat pada tongkat, itulah injil keselamatan, tetapi kesempurnaan tidak ditekankan dalam gereja. Tabut perjanjian yaitu berita dua menjadi satu, berita kesempurnaan harus menjadi berita utama dalam pemberitaan Firman. Kalau ini tidak saudara pedulikan maka satu saat akan dihapus oleh Tuhan dari saudara dan saudara tidak akan diingat-ingat lagi.

Sementara berita ini dikumandangkan/ sementara membahana, sementara kabar mempelai yang membawa kita dua menjadi satu ini disuarakan, mari kita membuka hati luas-luas untuk menyambut. Tanggapi dengan serius sebab satu waktu berita ini tidak akan terbit lagi dalam hati. Berarti sudah ditutup, tidak ada lagi kesempatan.

Banyak hamba Tuhan haus dengan Kabar Mempelai, sebab kabar yang bisa menolong gereja Tuhan hanya kabar tabut perjanjian. Ini puncak dari semua berita. Kalau ini luput dari perhatian saudara maka itu awal petaka dari kehidupan tersebut.

Kita perhatian lebih dahulu bahasa Alkitab tentang tabut perjanjian ini.
1.      Keluaran 25:22
25:22 Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."

Sebutan pertama tabut perjanjian adalah tabut hukum atau peti assyahadat.
Keluaran 40:3,21
40:3 Kautempatkanlah di dalamnya tabut hukum dan kaupasanglah tabir sebagai penudung di depan tabut itu.
40:21 Dibawanyalah tabut itu ke dalam Kemah Suci, digantungkannyalah tabir penudung dan dipasangnya sebagai penudung di depan tabut hukum Allah -- seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.

Ini sebutan pertama. Ini berita yang harus kita serap. Bicara tabut perjanjian, bahasa Tuhan yang pertama adalah tabut hukum. Berarti gereja Tuhan/ umat Tuhan harus mengerti hukum-hukum Firman Tuhan atau perkataan Tuhan.

Di sini Alkitab mengatakan hamba Tuhan itu bertemu dengan Tuhan. Jadi pertama hamba Tuhan lebih dahulu harus ada pertemuan yang jelas dengan Tuhan. Tidak mungkin saya bisa jumpa perkataan Tuhan kalau tidak tenggelam dengan tabut hukum ini, atau tidak mengerti. Karena nanti hamba Tuhan itu yang menerima hukum Tuhan untuk disampaikan kepada umat, di dengar suara dari tabut hukum ini.

Kalau hamba Tuhan paham tentang tabut hukum, paham tentang peti perjanjian ini maka dia akan dipercaya untuk menyampaikan berita/ isi hati Tuhan kepada jemaat. Apa isi hati Tuhan, apa kerinduan hati Tuhan, apa kehendak Tuhan, apa pikiran Tuhan, apa perasaan Tuhan yang harus disampaikan. Olehnya itu hamba Tuhan harus lebih dahulu mengerti peti perjanjian baru benar-benar penuh apa yang akan dia beritakan. Tidak hanya sekedar slogan “injil sepenuh” padahal beritanya sebenarnya tidak penuh karena tidak mengerti tentang peti perjanjian yaitu 2 jadi 1 (nikah yang rohani).

Injil sepenuh itu mau mengangkat gereja Tuhan untuk menjadi Mempelai Tuhan. Untuk mengangkat jemaat menjadi Mempelai maka dibutuhkan Kabar Mempelai. Mau menjadi mempelai tetapi tidak mengerti persyaratannya bagaimana mungkin. Kalau hanya bicara Kabar Mempelai tetapi tidak mengerti cara untuk membawa maka itu bohong, itu hanya tipuan. Hamba Tuhan lewat berita ini harus mengangkat rohani umat Tuhan terus menerus sampai mencapai taraf mempelai wanita Tuhan. Jangan hanya berkata “mempelai” tetapi tidak tahu cara untuk mencapai mempelai tersebut.

Keluaran 25:22
25:22 Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."

Kalau hamba Tuhan atau umat Tuhan menutup hati maka satu waktu Tuhan akan tutup rapat sehingga tidak mungkin lagi muncul dalam hatinya tentang dua menjadi satu. Ini jangan terjadi pada kami hamba Tuhan. Sebabnya gereja Tuhan yang diberkati, perhatikan kabar ini.

Kabar ini selalu ditandai dengan darah, sebab darah selalu dipercikan di atas tutup pendamaian itu. Dari atas tutup pendamaian inilah suara Tuhan muncul. Inilah persyaratan yang harus kami hamba Tuhan alami dan juga jemaat harus alami, tidak boleh mengelak! Ada tanda darah (sengsara).
Bilangan 7:89
7:89 Apabila Musa masuk ke dalam Kemah Pertemuan untuk berbicara dengan Dia, maka ia mendengar suara yang berfirman kepadanya dari atas tutup pendamaian, yang di atas tabut hukum Allah, dari antara kedua kerub itu; demikianlah Ia berfirman kepadanya.

Di atas tutup tabut perjanjian ada tujuh percikan darah. Jadi begitu kita mendengar Firman berarti ada tanda darah, ini darah sengsara. Makanya banyak orang tidak suka mendengar berita ini karena berita ini ditandai sengsara. Itu juga yang menyebabkan banyak pelayan Tuhan undur dan tidak mau memberitakan kabar ini.
Roma 8:17
8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Pengertian darah adalah penyucian dari tabiat daging oleh Firman pengajaran = sengsara.

Jadi Kabar Mempelai ini bagi orang yang disiapkan Tuhan untuk orang spesial menjadi Mempelai, tidak akan menolak derita sengsara bagi dagingnya. Bila dikatakan jangan merokok maka dia tidak akan merokok lagi, walaupun sengsara bagi dagingnya. Kalau dibilang jangan minum minuman keras, maka dia tidak akan minum minuman keras meskipun sengsara bagi dagingnya. Kalau diberitakan tentang sengsara dalam pergaulan, bagaimana membawa diri dalam pergaulan, maka walaupun sakit bagi daging dia tidak akan melakukan yang tidak sesuai Firman. Ini yang membuat banyak orang tidak suka, tidak meresponi. Tanpa sadar orang seperti itu menunggu pedang antikrist.

Tuhan katakan kepada Yeremia, satu saat semua ditutup. Hanya orang yang mau menerima Firman sekalipun sakit bagi dagingnya, itu tidak ditutup. Termasuk dalam mengembalikan perpuluhan. Walaupun memang sakit rasanya tetapi biarlah kita kembalikan sebab Tuhan akan mengganti. Untuk memberi ini kadang muncul pikiran “nanti saya kurang” padahal akan kurang terus sebab tidak mau dagingnya disengsarakan. Kalau Tuhan lihat dia mau dagingnya disengsarakan maka akan Tuhan ganti lipat ganda. Sebabnya jangan kita hanya sekedar mendegar, tetapi takutlah dengan percikan darah. Jangan sampai kita lepaskan tabut hukum ini.

Dalam bahasa Ibraninya tabut ini disebut Arown, dalam bahasa Gerikanya disebut Kibotos. Bahtera Nuh juga disebut Arown, disebut juga Kibotos, disebut juga Tebah. Apakah orang yang masuk dalam bahtera Nuh ada yang tidak selamat? Semua yang masuk bahtera itu selamat.

Yang masuk dalam bahtera Nuh itu berpasang-pasangan. Nuh bersama isteri, Sem bersama isteri, Yafet bersama isteri, Ham bersama isteri. Jadi yang selamat itu berpasang-pasangan. Inilah keselamatan sempurna, keselamatan mempelai.

Jadi berita yang harus diangkat dan kita harus membuka telinga mendengarkan adalah berita yang membawa kita selamat dan sempurna yaitu berita Kabar Mempelai, berita kesempurnaan.

Orang yang tidak mengerti mengatakan semua gereja adalah mempelai. Itu bahasa nenek-nenek! Asal ngomong seenak perutnya tidak tahu bagaimana caranya ke sana. Makanya tidak sembarang berita yang harus kita serap dan kita dengar.

Walaupun berita yang kita terima sakit bagi daging, terimalah itu sebab itu berita yang membawa saudara pada kesempurnaan. Keselamatan di Bahtera Nuh adalah keselamatan mempelai. Kita mengarah ke sana. Sekarang ini apa lagi yang kurang. Tinggal kita rela sengsara daging atau tidak.

Termasuk soal pergaulan, anak muda yang pacaran, harus hati-hati. Kalau mendengar Firman Tuhan yang ada tanda darah, hati-hati dengan pergaulan walaupun sakit bagi daging. Juga dalam berbusana. Kalau kegemarannya berbusana yang terbuka sana sini, harus berubah karena Firman Tuhan walaupun sakit bagi daging. Laki-laki juga jangan sampai dari belakang dilihat rambutnya seperti perempuan karena gondrong padahal ketika dilihat dari depan ternyata laki-laki. Ada lagi perempuan yang dari belakang dilihat seperti laki-laki karena guntingan rambutnya, kalau dilihat dari depan ternyata perempuan.

Hal-hal seperti ini kadang kali tidak kita paham, padahal kita mau menuju pada keselamatan mempelai. Jangan sampai hal-hal ini menjadi kendala bagi saudara sehingga gagal menjadi Mempelai Wanita Tuhan dan hanya menangis dengan air mata darah. Makanya waspada dan jagalah. Berbusanalah yang benar, tampillah sebagai anak Tuhan yang rindu untuk masuk teba.

Jangankan anak Tuhan, isteri hamba Tuhan seperti bersaing. Sehingga ketika pergi KKR perhiasannya sudah seperti toko emas berjalan. Akhir zaman ini mengerikan, godaan-godaan dunia untuk memikat orang Kristen supaya tidak masuk dalam keselamatan mempelai begitu kuat. Sebabnya kita yang sudah menerima Kabar Mempelai jangan kita menjadi sandungan bagi orang lain. Akhirnya Kabar Mempelai yang dipersalahkan padahal orang itu yang tidak dengar-dengaran. Apa yang sudah salah yang saudara lakukan dahulu, jangan dilanjutkan, hentikan sekarang!

Jadi hamba Tuhan yang bertemu lebih dahulu dengan Firman kemudian disampaikan kepada umat. Bukan umat Tuhan yang menerima kemudian disampaikan kepada hamba Tuhan, kalau seperti itu terbalik. Hari-hari terakhir banyak terjadi hal yang terbalik. Mestinya gembala yang menasihati umat Tuhan karena hari Tuhan sudah dekat, tetapi sebaliknya jemaat yang menasihati. Memalukan kalau seperti ini. Itu membuktikan bahwa pelayan itu tidak pernah mendengar suara dari tabut hukum, atau mungkin mendengar tetapi mengabaikan.

Kabar ini bukan hanya untuk jemaat, tetapi lebih dahulu untuk kami hamba Tuhan karena kami dulu yang duduk mendengar. Kami harus lebih dahulu duduk ngerumpi, melipat lutut di kaki Tuhan.

Berita Firman itu sudah diterima oleh hamba Tuhan dari atas tabut hukum. Jangan sampai isteri dari gembala atau orang lain yang berupaya menganulir. Tidak boleh seperti itu! Kita harus menghargai karena Firman yang diterima oleh hamba Tuhan dari Tabut Hukum itu ada tanda darah. Walaupun rasa sakit, harus kita terima! Dan kita serius itu berkat yang tidak ternilai.

Begitu juga dalam rumah tangga dan nikah. Suami itu gembala kecil dalam rumah tangga. Perhatikan apa yang dia ucapkan. Kalaupun tidak berkenan jangan didemo, mestinya bicaralah baik-baik. Jangan malah pergi banting panci di dapur atau banting sapu di ruang tamu. Atau anak-anak, ketika papanya bicara dia mulai unjuk rasa, tendang lemari, banting kursi. Padahal kalau mendengar lalu ada nilai sakitnya, itu bukti ada darah. Kalau saudara dengarkan dan saudara praktek, nanti saudara akan lihat ada nikmatnya. Tuhan tidak akan membiarkan kita dibalik sengsara daging itu, akan ada kemuliaan yang tidak ternilai.
Roma 8:18
8:18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

Penderitaan sekarang ini yang dimaksud adalah penderitaan dalam mempraktekkan Firman. Penderitaan itu tidak bisa dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

Ada wibawa di dalam penggembalaan untuk menegur, bukan bahasa daging. Saya sebagai hamba Tuhan harus selalu pasang telinga di atas tabut hukum. Kalau saya sampaikan walaupun beresiko bagi saya, karena saya menyampaikan isi hati Tuhan. Itu adalah sengsara bagi pemberita, harus rela menanggungnya.

2.      Bilangan 10:35
10:35 Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: "Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu."

Keluaran 40:20
40:20 Diambilnyalah loh hukum Allah dan ditaruhnya ke dalam tabut, dikenakannyalah kayu pengusung pada tabut itu dan diletakkannya tutup pendamaian di atas tabut itu.

Di sini hanya disebut tabut. Juga bukan tanpa maksud, begitu penyebutan tabut, sekaligus ditampilkan ada wibawa untuk mengalahkan dan memporak-porandakan musuh. Jadi kami anak Tuhan kalau ada persekutuan dengan Tabut, anda dan saya tidak akan dikalahkan. Kita akan ada wibawa untuk mengalahkan musuh.

Kenapa dikatakan"Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh kami berserak dan orang-orang yang membenci kami melarikan diri dari hadapan kami." Tetapi dikatakan dihadapan Tuhan. Di sini menunjukkan pengayoman Tuhan. Kepala (Tuhan) dimusuhi, maka umatNya yang adalah tubuhNya itu terlindungi. Kalau kita menjadi Tubuh Kristus, menjadi mempelai wanita maka yang merasa diserang bukan saudara tetapi kepala.

Ketika Saulus (artinya yang diminta) menganiaya umat Tuhan di Yerusalem, banyak yang dia bunuh dan banyak yang diseret ke penjara lalu mendapat rekomendasi untuk menganiaya umat Tuhan di Damsyik. Apa yang terjadi? Di tengah jalan Tuhan mencegah dia dan dia mendengar suara Tuhan “mengapa engkau menganiaya Aku”. Jadi ketika ada orang yang memusuhi saudara, sebenarnya yang langsung merasakan adalah Tuhan.
Kisah Para Rasul 9:4-5
9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.

Ini sesuai dengan Bilangan 10:35. Jadi ketika saudara merasa teraniaya, sebenarnya Tuhan Yesus merasakan langsung, masakan Dia akan diam. Jadi kalau kita mempraktekkan Kabar Mempelai maka dalam diri saudara ada wibawa untuk mengalahkan musuh. Firman Tuhan mengatakan musuh datang 100 dan akan lari satu-satu. Tetapi jangan sampai terjadi kebalikannya seperti dalam Ulangan pasal 28, musuh datang satu orang, kita ada 1000 malah lari terpencar-pencar.

Kenapa seringkali tercerai-berai? Karena tidak menghayati Kabar Mempelai, keselamatan mempelai, sehingga nikah tercerai berai, anak-anak tercerai berai. Kalau seperti itu berarti membuktikan bahwa belum kuat persekutuan kita dengan tabut ini. Baru satu percobaan datang sudah membuat hancur berantakan, bagaimana kalau 100 pencobaan yang datang bisa lebih hancur lagi. Baru satu pencobaan sudah tercerai berai suami isteri dan anak-anak sudah mengomel. Yang membuat tercerai-berai karena persekutuan dengan Kabar Mempelai tidak benar.

Persekutuan dengan tabut ini artinya menyerap berita yang kita dengar yang berangkat dari tutup tabut. Ini yang membuat kita kuat sehingga ada wibawa menghadapi kekuatan musuh dan membuat musuh tercerai berai.
Bilangan 10:35
10:35 Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: "Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu."

Yang memusuhi Israel ini hanya melihat Israel, tetapi Tuhan mengambil posisi menjadi lawan mereka. Musa tahu persis bila memusuhi Israel sama dengan memusuhi Tuhan. Memusuhi orang Kristen apalagi yang merindu keselamatan mempelai, itu sama dengan memusuhi Tuhan. Karena saudara rindu menjadi Mempelai Wanita untuk Yesus Mempelai Laki-laki Sorga, masakan Tuhan mau membiarkan calon Mempelai WanitaNya diganggu orang lain? Saya tidak akan melayani dan beribadah kepada Yesus kalau Yesus tidak membela. Yakinlah Dia pasti membela kita. Makanya saya melayani, beribadah dan mengasihi Dia.

Katakanlah seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka berkata “kalau Tuhan tidak menolong, kami juga tetap tidak akan menyembah patung tuanku”. Ucapan mereka ini Tuhan dengar maka Tuhan menolong. Kemudian muncul satu orang di dalam perapian yang menyala-nyala itu sehingga menjadi 4 orang. Api yang sudah dipanaskan tujuh kali lipat menjadi seperti orang yang ada di ac. Enakkan dengan Tuhan, ini yang harus kita pegang.

Jangan sampai satu saat saudara baru mau mencari tetapi sudah terlambat. Kalau sudah tidak ada niat dan minat untuk mencari, itu berarti Tuhan sudah menutup pengertian akan Tabut Perjanjian Tuhan terhadap orang itu.

3.      Bilangan 10:33
10:33 Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan mereka dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.

Yang tahu tempat perhentian hanya tabut perjanjian. Berita ini harus dimantapkan. Kehidupan yang ada persekutuan dengan tabut perjanjian ini tidak akan jalan kesasar, tidak akan tersesat. Dia pasti akan sampai ke tempat perhentian.

Kalau ketika orang Israel sampai di tanah Kanaan dan itu adalah tanah perhentian, kenapa Tuhan masih bicara tentang tanah perhentian berikutnya.
Ibrani 4:1-2,8-11
4:1 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
4:2 Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
4:8 Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.
4:9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
4:10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.
4:11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.

Jadi sekarang kita harus memahami. Yang menuntun kita mencapai perhentian itu adalah tabut perjanjian Tuhan. Jadi bukan berarti hal itu dulu sudah dicapai bangsa Israel. Ini bicara perhentian yang akan datang. Jangan sampai saudara tidak mencapai. Bagaimana untuk mencapai ke sana? Kita harus memperhatikan Tabut Perjanjian Tuhan yaitu Kabar ini. Berita ini harus disampaikan kepada umat Tuhan supaya umat Tuhan mengerti

Kalau tidak ada tabut perjanjian maka kita akan menghadapi arus kematian yang luar biasa. Ketika bangsa Israel sudah mau masuk ke tanah Kanaan (tanah perhentian secara jasmani), mereka berhadapan dengan rintangan berat. Sebab saat itu sungai Yordan yang sedang banjir bandang. Alkitab mengatakan sungai itu sebak, berarti melewati batas. Inilah arus kematian rohani hari-hari terakhir ini yang begitu hebat. Lihat saja di Eropa, banyak gereja dirubah menjadi restoran, bahkan menjadi tempat ibadah orang lain sebab kematian rohani melanda orang Kristen. Yang bisa menolong hanya tabut perjanjian.

Yang memikul tabut perjanjian itu tidak boleh asal.
Yosua 3:3
3:3 dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya --

Tabut perjanjian ini yang membuat air sungai yordan yang sebak itu terpotong. Ditekankan yang memikul tabut ini adalah imam dari suku Lewi. Artinya pelayan Tuhan yang 100% bekerja untuk Tuhan, tidak punya pekerjaan sembilan.

Hanya tabut perjanjian ini yang akan membuat kita keluar dari persoalan yang berat yakni kematian rohani. Jangan lari dari Kabar Mempelai karena itu membawa keselamatan mempelai.

Dari tabut perjanjian yang dipikul oleh orang Lewi ini ada dua hal yang kita terima yaitu kita menerima berkat dan kita membagi berkat.
Ulangan 10:8-11
10:8 Pada waktu itu TUHAN menunjuk suku Lewi untuk mengangkut tabut perjanjian TUHAN, untuk bertugas melayani TUHAN dan untuk memberi berkat demi nama-Nya, sampai sekarang.
10:9 Sebab itu suku Lewi tidak mempunyai bagian milik pusaka bersama-sama dengan saudara-saudaranya; TUHANlah milik pusakanya, seperti yang difirmankan kepadanya oleh TUHAN, Allahmu.
10:10 Maka aku ini berdiri di atas gunung seperti yang pertama kali, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan sekali ini pun TUHAN mendengarkan aku: TUHAN tidak mau memusnahkan engkau.
10:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Bersiaplah, pergilah berjalan di depan bangsa itu, supaya mereka memasuki dan menduduki negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka."

Jadi Tabut Perjanjian dan yang memikul tabut perjanjian ini ada berkat dua arah. Dia menerima berkat dari Tuhan dan dia memberi berkat pada lain orang. Jadi diberkati dan memberkati. Sementara menghadapi arus kematian rohani yang begitu hebat sehingga banyak yang gugur, tabut perjanjian ini menghentikan arus kematian sehingga bisa diberkati dan memberkati, menerima berkat dan memberi berkat.

Kalau arus kematian ini mengalir maka dia akan menyeret ke laut mati. Di sana tidak ada makhluk hidup, bahkan virus, bakteri dan kuman akan mati di sana. Kalau diseret oleh arus kematian, maka matilah untuk selamanya. Untuk mencegah ini, perlu kita melihat tabut perjanjian.

Dengan adanya tabut perjanjian maka kita menerima berkat dan kita juga memberkati. Kalau sebagai orang yang ada di dalam kabar mempelai ini mengerti, kita sudah diberkati Tuhan dan harus memberkati. Kalau cuma cari berkat?, coba periksa. Berarti belum sungguh-sungguh, hanya mendengar tetapi tidak mau praktek. Akhirnya nanti benar-benar mati rohaninya. Kalau sudah mati rohani, hancurlah untuk selama-lamanya, tidak tertolong lagi.

II Tawarikh 5:7
5:7 Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian TUHAN itu ke tempatnya, di ruang belakang rumah itu, di tempat maha kudus, tepat di bawah sayap kerub-kerub;

Inilah perhentian, kita langsung dibawa masuk di ruangan maha kudus, berarti kita ada di bawah pengyoman dua kerub. Panjang sayap kerub yang satu 5 hasta, panjang sayap kerub yang satunya lagi 5 hasta, kedua sayap itu bertemu. Yang melindungi saudara dan saya tidak tanggung-tanggung. Kalau benar kita hidup pada kabar mempelai dan hidup menghayatinya, satu waktu kita akan ada dalam perhentian dan dilindungi oleh dua sayap. Kedua sayap kerub itu bertemu menaungi tabut perjanjian. Itu berkat kekal selama-lamanya.

Sebabnya jangan tunggu ini yang terjadi dalam kehidupan saudara:
Yeremia 3:16
3:16 Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali.
Mumpung masih timbul dalam pikiran, masih timbul dalam hati, masih timbul dalam ingatan, ayo kita pacu dalam diri kita supaya kita mendapatkan perlindungan di ruangan maha suci dan kita memberkati serta diberkati. Jangan sampai kita tidak menikmati janji Tuhan ini.

Tuhan memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar