20170930

Kebaktian Doa, Sabtu 30 September 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
                                                            
Yohanes 2:17-22
2:17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
2:18 Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
2:21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
2:22 Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

Kemurahan Tuhan kita masih ada dan kemurahan Tuhan juga kita mendapat pelayanan Tuhan yang hari-hari terakhir ini patut kita syukuri. Alkitab mengatakan bahwa ini adalah zaman Efesus 1:8 yaitu atas kerelaan hati Tuhanlah sehingga rahasia Firman dibukakan.
Efesus 1:8-9
1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus

Kalau rahasia Firman dibukakan berarti kita dipersiapkan atau didorong masuk dalam kegenapan waktu pertemuan kepala dan tubuh. Tuhan membukakan rahasia Firman di mana rahasia Firman itu ada dua ujung tombak yaitu terbangunnya Tubuh Kristus yang disebut Mempelai Wanita Tuhan berarti rahasia nikah dan yang kedua adalah rahasia ibadah.

Kalau kita melihat dalam bacaan ini ada imam-imam yang dipercaya oleh Tuhan untuk menyelenggarakan kebaktian. Berarti mereka ini harus dipercaya oleh Tuhan rahasia Firman karena mereka menyelenggarakan ibadah. Tetapi kalau kita lihat di sini justru mereka lari dari panggilan mereka sebagai imam. Itu sebabnya mereka tidak mengerti rahasia Firman, padahal mereka adalah penyelenggara-penyelenggara kebaktian. Itulah tugas imam.

Seorang penyelenggara kebaktian, untuk masa kita sekarang harus ada Efesus 1:8-9 dan I Korintus 4:1-2.
I Korintus 4:1-2
4:1 Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
4:2 Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.

Dialah pusat dalam gerakan ibadah umat Tuhan. Kalau kami hamba Tuhan tidak mengerti panggilan sebagai menyelenggarakan ibadah, apa yang mau diharapkan. Imam-imam ini dalam Yohanes pasal 2, menentang Yesus. Coba bayangkan, sumber dari segala sesuatu mereka tentang.
Ulangan 18:5,7
18:5 Sebab dialah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu, supaya ia senantiasa melayani TUHAN dan menyelenggarakan kebaktian demi nama-Nya, ia dan anak-anaknya.
18:7 dan menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN, Allahnya, sama seperti semua saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN di sana,

Ini penyelenggara ibadah. Status untuk zaman kita sekarang ini adalah pendeta-pendeta, lebih dalam lagi gembala-gembala. Kalau gembala sudah meninggalkan panggilan, bagaimana lagi Tuhan mau mempercayakan kepadanya rahasia Firman. Kalau gembala sudah salah tahbisan, bagaimana Tuhan mau mempercayakan diriNya kepada mereka.

Ulangan 21:5
21:5 Imam-imam bani Lewi haruslah tampil ke depan, sebab merekalah yang dipilih TUHAN, Allahmu, untuk melayani Dia dan untuk memberi berkat demi nama TUHAN; menurut putusan merekalah setiap perkara dan setiap hal luka-melukai harus diselesaikan.

Ditekankan oleh Firman bahwa mereka ini penentu. Kalau kami pelayan-pelayan tidak memahami bahwa ada kepercayaan Tuhan di dalam kami bahwa kami adalah penentu, itu bahaya. Kalau kami lari dari panggilan, lari dari tahbisan, yang rugi bukan cuma hamba Tuhan itu tetapi juga jemaat yang dirugikan. Kitakan beribadah bukan untuk mencari kerugian.
I Timotius 6:6
6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

Dalam ibadah itu ada keuntungan besar. Kalau saya membawa kerugian kepada saudara maka saya rugi, saudara juga rugi. Berarti kita beribadah bersama tetapi tidak mendapatkan untung besar. Ibadah itu bukan hanya sekedar menjalankan prosesi ibadah, tidak hanya sedangkal itu. Tetapi ibadah pelayanan kami hamba-hamba Tuhan, dalam Ulangan 21:5 disebutkan sebagai pemberi berkat dan penentu dalam hal luka melukai. Jadi bagaimana membebat luka, bagaimana memberikan penyembuhan dalam pengertian kesempurnaan tubuh. Kalau di sini kami hamba Tuhan sudah salah langkah maka hancurlah saya, kasihan isteri serta anak cucu saya dan kasihan sidang jemaat.

Yesus dalam Yohanes 2:17 kita lihat karena gairah akan rumahNya maka Dia rela hangus. Apa maknanya di sini? Demi terbangunnya BaitNya, Dia rela menjadi korban yang berbau harum.
Yohanes 2:17
2:17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."

Hangus di sini bukan berbau busuk. Semua korban di atas mezbah korban bakaran, itu semua berbau harum. Yesus rela menjadi korban, demi rumahNya, demi baitNya.
Imamat 1:9,13,17
1:9 Tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
1:13 Isi perut dan betisnya haruslah dibasuhnya dengan air, dan seluruhnya itu haruslah dipersembahkan oleh imam dan dibakar di atas mezbah: itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
1:17 Dan ia harus mencabik burung itu pada pangkal sayapnya, tetapi tidak sampai terpisah; lalu imam harus membakarnya di atas mezbah, di atas kayu yang sedang terbakar; itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN."

Karena gairah akan rumahNya, karena cinta akan kita maka Dia rela jadi korban berbau harum di mezbah korban bakaran. Dulu di mezbah korban bakaran yang dipersembahkan binatang sungguhan. Tetapi di mezbah korban bakaran miliknya Tuhan yaitu salib, yang dipersembahkan adalah Yesus, Anak Domba yang telah dipersiapkan oleh Bapa Sorgawi.

Tujuan Yesus rela hangus karena gairah akan rumahNya. Kemudian Dia datang secara fisik kepada rumahNya secara fisik tetapi apa yang Dia dambakan tidak terpenuhi. Segala korban tadi ditangani oleh imam, ternyata imam yang berkerja di sana sudah keluar dari panggilan. Imam atau hamba Tuhan atau pendeta-pendeta yang berkepentingan menyelenggarakan ibadah supaya ada korban yang berbau harum menyenangkan Tuhan, itu sudah disalahgunakan.

Korban itu dari tiga macam hewan tadi yaitu lembu, domba dan burung, itu semua menunjuk pribadi Yesus.
Efesus 5:2
5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Kalau lembu, domba dan merpati itu harum, maka lebih lagi korban Kristus yang berbau harum. Kemudian tampillah Bait Allah yang rohani oleh karena Korban Kristus. Kita disebut Bait Allah yang rohani karena ada korbanNya yang berbau harum yaitu Yesus. Jadi yang berperkara di sini adalah pemilik baitNya dan baitNya adalah kita. Kita lihat apakah ada masalah yang terangkat di sini? Dia ingin menyelesaikan dan membereskan karena kita adalah baitNya, kita adalah umatNya. Karena kita adalah baitNya maka kalau ada masalah, Dia akan berperkara.

Bagaimana jalan keluar penyelesaian perkara rumahNya ini. Jangan berkata kalau kita tidak ada perkara dengan Tuhan. Tetapi kita harus mengaku bahwa kita ada perkara, ada yang tidak beres dengan Tuhan. Solusinya tidak rumit, ada jalan keluar yang Tuhan tunjukkan kepada kita.
Ibrani 3:2-6
3:2 yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya.
3:3 Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
3:4 Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
3:5 Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,
3:6 tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

Pertama ada utusan yang namanya Musa yang lebih dahulu bersentuhan dengan rumahNya. Tetapi Musa ini tidak bergerak sendiri. Ternyata ada ahli bangunan itulah Allah, itulah Yesus itu sendiri, Pemilik rumah itu. Sebagai hamba Tuhan Musa harus mengawas rumah itu dan dia mengawas dengan setia. Kemudian Yesus langsung mengatakan bahwa Dia adalah ahli bangunan itu dan kita adalah bangunan itu. Musa sebagai hamba setia pada bangunan. Yesus sebagai pemilik rumah setia dalam bekerja.

Rumah yang dibangun secara fisik inilah yang didapati Tuhan kotor dalam Yohanes pasal 2. Siapa penyebabnya? Pelayan yang sudah tidak setia lagi. Sebab yang patut kita pandang adalah rasul dan imam besar yaitu Yesus.
Ibrani 3:1
3:1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,

Imam yang penyebab kotor ini harus memandang kepada Rasul, Rasul di sini adalah Yesus sendiri. Dalam bahasa aslinya disebut Apostolos artinya duta sorga. Ini yang harus kita pandang. Melihat dan memandang itu ada sedikit perbedaannya. Kalau melihat itu hanya sambil lalu, kalau memandang maka apa yang kita lihat itu kita pindahkan dalam hati.

Jadi memandang Rasul atau duta sorga, itu berarti kita pindahkan Yesus dalam hati. Karena hubungannya dengan Rasul berarti kita pindahkan Firman pengajaran dalam hati, karena rasul tidak bisa lepas dengan Firman pengajaran. Miliki dan rangkul itu pengajaran, jangan dilepas. Itu cara dari Sorga untuk menjaga jangan salah mulai dari Musa atau hamba Tuhan agar jangan tidak setia.
Yohanes 3:31
3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.

Inilah Apostolos. Memandang Yesus sebagai Rasul berarti memandang firman pengajaran itu datang dari atas dan itu di atas semuanya. Kalau memandang Yesus sebagai Rasul berarti kita menempatkan Firman pengajaran itu di atas semuanya. Jangan kita entengkan ini. Bagaimana supaya Firman pengajaran itu bisa terungkap rahasianya, itu ditentukan dari tahbisan imam, dia dipercaya atau tidak.

Mengapa Firman pengajaran itu di atas semuanya? Sebab Firman pengajaran itu dari Bapa untuk membentuk kita, kemudian kita dibawa kepada Dia yang datang dari atas.
Yohanes 6:44-45
6:44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.

Untuk datang kepada Yang dari atas maka kita harus menerima yang dari atas dalam bentuk Firman pengajaran. Kalau Firman pengajaran sedikit saja kita pandang miring, kurang atau tidak kita hargai maka itu bahaya. Di mana tanda tidak menghargai Firman pengajaran? Terlalu banyak alpa dalam ibadah.

Kalau dalam ibadah ada curahan Firman pengajaran kemudian Firman pengajaran ini kita nikmati maka kita akan digarap untuk dibawa kepada Dia yang datang dari atas, itulah Yesus. Jadi sebelum kita bertemu dengan Pribadi Yesus secara nyata, maka sekarang harus kita praktekkan bertemu Yesus dalam bentuk Firman pengajaran yang datang dari atas. Itu kita pandang, pindahkan dalam hati maka Firman itu menggarap kehidupan kita. Orang-orang seperti itu yang akan dibawa Allah Bapa kepada Yesus “inilah isteriNya Tuhan Yesus”.

Setelah rusuk Adam diambil, Tuhan membangun Hawa lalu Tuhan yang membawa Hawa kepada Adam “inilah isteriMu”. Seperti itulah kita sekarang. Dengan dibentuknya rusuk tadi, itu sama dengan kita sedang dijamah dengan Firman pengajaran. Setelah kita dibangun menjadi Mempelai Wanita Tuhan maka Bapa membawa kepada Yesus “AnakKu, ini isteriMu”.

Jangan sampai nanti kita menangis karena tidak dibawa oleh Bapa kepada Yesus. Kenapa bisa terjadi? Itu bukan karena salahnya Bapa tetapi karena orang itu sendiri yang menjauh dari tempat di mana dia harus dibangun dan dibentuk lewat Firman pengajaran. Ini jangan sampai terjadi di dalam kehidupan kita.

Imam-imam dalam Yohanes pasal 2 ini sudah menyeleweng, tidak memandang lagi Yesus sebagai Rasul. Jabatan kedua yang harus dilihat adalah Imam Besar. Jadi satu pribadi tampil dalam dua sisi, sisi pertama sebagai rasul dan sisi kedua sebagai Imam Besar. Imam Besar ini langsung mengepalai kebaktian. Jadi Dia adalah pemimpin langsung bersama para penyelenggara kebaktian di dalam ibadah-ibadah yang kita gelar.

Kalau Imam Besar itu ada maka akan terjadi pekerjaan pendamaian dalam diri kita.
Ibrani 7:25
7:25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.

Jadi Imam Besar ini adalah Pengantara, Jurusyafaat, Pendamai. Dia Kepala dari para penyelenggara kebaktian. Kalau saya sebagai penyelenggara kebaktian, harus taat kepada Kepala yaitu Imam Besar yang adalah kepala penyelenggara kebaktian. Jika saya tampil berseberangan dengan citra pelayanan Imam Besar maka saya salah besar. Ketika ada yang berselisih, saya harus tampil di tengah, tidak boleh berpihak. Itulah orang yang menjadi pengantara, itulah orang yang ada di bawah pimpinan Imam Besar sebagai pengantara, sebagai penyelenggara kebaktian.

Ketika kita menemukan dalam kehidupan sidang jemaat atau dalam nikah dua sejoli yang berseberangan, kita harus tampil di tengah. Kita harus membawa pendamaian. Bukan kita menarik orang supaya berpihak kepada kita. Yang benar berpihak kepada pengajaran yang sehat. Kalau berpihak kepada saya sementara pengajaran saya salah maka nanti kita salah semua.

Ibrani 3:2 langsung bicara tentang rumah. Ayat 6 menunjukkan bahwa kita adalah rumahNya.
Ibrani 3:6
3:6 tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

Itu sebabnya dalam ibadah kita harus mengundang Imam Besar dan Imam Besar ini kita rasakan hadiratNya lewat penampilan Firman. Dia juga adalah Rasul. Rasul ini hubungannya dengan Firman pengajaran.
Kisah Para Rasul 2:46
2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

Ketika ada permasalahan antara si A dan si B, apakah saya tampil sebagai pendamai atau berpihak pada si A atau si B? Kalau saya berpihak berarti saya sudah salah panggilan, berarti telah meninggalkan citra panggilan sorgawi.

Ketika Tuhan melihat fungsi rumahNya diselewengkan dan sudah dikotori oleh penyelenggara kebaktian, maka Tuhan marah. Tetapi ketika Tuhan bertindak maka imam-imam yang seharusnya menjaga kesucian rumah Tuhan malah marah. Mereka berkata “apa bukti bahwa engkau berhak bertindak seperti ini”. Mengapa mereka berkata seperti itu? Di sini mereka tahu yang bertanggung jawab untuk kebersihan rumah Tuhan adalah orang Lewi sedangkan Yesus dari suku Yehuda. Dengan kata lain mereka berkata “jangan ikut campur, itu bukan urusanMu, itu urusan kami, kami ini imam”. Mereka ini mengaku imam tetapi mereka tidak melakukan tugasnya. Yesus tidak mau berdebat.

Artinya mereka tahu tugasnya tetapi tidak mau melakukan tugasnya. Yesus paham benar fungsi bait Allah itu sudah disalahgunakan, sudah menjijikkan, sehingga Yesus bertindak. Ini templakan bagi mereka. Mereka tahu Firman tetapi tidak berbuat seperti Firman.

Kadang orang yang kita anggap tidak tahu malah dia lebih tahu dari pada orang yang kita anggap tahu! Mereka berteriak “panggilan kami sebagai imam” tetapi mereka tidak melaksanakan panggilannya. Ada orang yang tidak tahu tetapi dia melaksanakan panggilannya.  Dulu ini terjadi dan hari-hari terakhir ini lebih hebat lagi.

Kalau melihat waktu, kita sudah mepet waktu. Jadi wajar Tuhan menyatakan. Kalau tidak dinyatakan kepada kita maka kita bisa terjerat dengan imam-imam yang tahu Firman tetapi tidak melaksanakan Firman.

Yohanes 2:19
2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."

Tanda dari penyelenggara kebaktian yang secara teori mereka tahu tetapi mereka tidak melaksanakan, maka Yesus harus merubah citra, harus mengadakan perombakan total. Yesus tidak mengatakan “Aku akan merombak Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali”. Yang disuruh untuk merombak adalah imam-imam. Jadi, yang harus dirombak adalah tahbisan mereka, harus dibaharui tahbisan mereka.

Yohanes 2:20
2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"

Angka 46 adalah angka Taurat, itu sama seperti 1500 angka Taurat/ waktu torat berlaku.

Kalau saudara melihat dua loh batu, ada 4 hukum pada loh batu pertama yang berisi kasih kepada Tuhan dan 6 hukum pada loh batu kedua yang berisi kasih kepada sesama. Andaikata mereka mengerti maksud Ilahi merombak Bait Allah ini. Kenapa dirombak? Karena mereka hanya hadir di rumah Tuhan secara fisik tetapi rohani mereka sudah tidak ada hubungan dengan sorga. Mereka hadiri di rumah Tuhan secara fisik tetapi angka 4 sudah tidak ada lagi pada mereka. Lebih sial lagi angka 6 tidak ada lagi pada mereka. 6 hukum adalah kasih kepada manusia.

Yang paling menderita adalah kaum proselit yaitu orang kafir yang menganut agama Yahudi. Coba bayangkan, misalnya mereka yang datang dari Etiopia, berminggu-minggu membawa hewan korban yang tidak ada cacatnya hanya untuk merayakan Paskah di Yerusalem. Kemudian sampai di Bait Allah malah dikatakan korbannya cacat supaya mereka membeli lagi hewan korban di Bait Allah dengan harga sangat mahal. Itulah yang paling disusahkan dan paling menderita. Kalau penyelenggara kebaktian salah dalam melaksanakan pelayanan maka yang paling menderita adalah bangsa kafir (kaum proselit), bangsa yang dari jauh.

40 sebenarnya adalah angka penghabisan daging, suara daging tidak terdengar lagi. Angka 6 adalah angka manusia. Ternyata suara daging mereka tetap berkumandang bagaimana cara untuk meraup keuntungan.
II Korintus 2:17
2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Padahal daging yang ada cap angka 6 itu harus diredam, harus dibendung suaranya, tidak boleh lagi terdengar. Tidak berarti sekarang ini suara daging ini benar-benar sudah habis, tetapi mestinya suara daging ini harus makin kecil volumenya.
Galatia 5:24
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Inilah miliknya Kristus, ini Mempelai Wanita Tuhan. Bukan berarti sekarang ini sudah tuntas tetap kita mengarah menuju ke sana. Kita sedang merasakan bagaimana kita ini sebagai milik Kristus menyalibkan daging kita. Harus ada proses penyaliban daging kita dengan segala hawa nafsu kedagingannya.

Galatia 5:25-26
5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
Ayat 26 ini yang sering bersuara dalam daging kita. Ayat 26 ini ditolong dengan penampilan Yesus sebagai Imam Besar, ini yang menghancurkan. Dan sekaligus penampilan Yesus sebagai Rasul yang tampil lewat Firman pengajaran, ini yang memusnahkan.
Kitalah umat ketebusanNya. Semoga saudara dan saya menjadi bagian dari pembangunan Tubuh Kristus, Yesus Mempelai Laki-laki Sorga dan saudara Mempelai Wanita Sorga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar