20180609

Kebaktian Doa, Sabtu 9 Juni 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 4:20-26
4:20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
4:21 Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."

Dengan acuan Firman Tuhan yang kita baca ini kita diperlihatkan oleh Tuhan bahwa ada yang beribadah tetapi beribadah kepada yang mereka tidak kenal, ada yang beribadah kepada yang dikenal. Jadi ibadah yang digelar di mana-mana, apapun namanya, ternyata terjadi dua kelompok. Ada yang beribadah tetap tidak mengenal apa yang mereka sembah.
Yohanes 4:22
4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Di zaman Yesus ditemukan hal seperti ini, apalagi di penghujung akhir zaman. Juga setelah Yesus naik ke sorga, dalam misi pelayanan rasul Paulus, dia temukan orang-orang yang menyembah kepada yang tidak mereka kenal. Utamanya di Athena, di sana dia temukan mezbah yang bertuliskan “menyembah kepada Allah yang tidak dikenal”.

Apakah kita menyembah Tuhan yang kita kenal? Nanti kita akan melihat bagaimana seharusnya orang yang beribadah dan mengenal sasaran ibadah itu. Kalau secara sepintas, ibadah itu hanya dikemas dalam bentuk upacara, tetapi tidak demikian. Ibadah itu bukan hanya prosesi yang dijalankan begitu rupa dan setelah selesai kita pulang. Tetapi ibadah itu punya tujuan akhir dan itu harus kita sikapi kembali.

Bagaimana sikap orang yang beribadah itu tidak lepas dengan ayat 1 dan seterus. Jika kita menyembah Allah yang benar maka kita melihat pada ayat 5 sampai 15 yaitu sifat umat Tuhan yang beribadah dan menyembah itu suka memberi alias murah hati. Itulah orang yang beribadah kepada Allah yang dia kenal. Kenapa? Sebab Tuhan yang dia sembah itu adalah Tuhan yang murah hati, Tuhan yang telah memberikan pemberian yang begitu berharga sampai tetes terakhir. Tidak ada ilah lain yang seperti itu yang berkorban sampai tetes darah yang terakhir.

Kalau kita menyembah tetapi tidak ada wujud pelayanan kasih meneladani Tuhan Yesus yang telah berkorban sampai tetes darah terakhir, berarti itu menyembah kepada yang tidak benar. Kalau berkata “saya beribadah dan melayani Tuhan yang saya kenal” lalu bagaimana dengan persoalan memberi?

Memberi itu berarti berkorban. Berkorban itu berarti dibakar, berarti hangus, masa kita mau tagih kembali debunya, mau kita tagih kembali yang sudah hangus. Kalau seperti itu berarti kehidupan itu tidak mengenal Tuhan yang dia sembah. Kalau kita tagih kembali berarti tidak mengenal kembali Tuhan yang dia sembah, di mana Tuhan yang kita sembah itu telah memberikan sampai tetes darahNya yang terakhir.

Seorang hamba Tuhan mengatakan kalau kita sudah memberi itu berarti sudah hangus, apa lagi yang mau kita tagih. Kalau di sungai, ibarat korban itu sudah hanyut. Saya tidak berani mengotak-atik apa yang sudah saya beri. Jadi susah hidup di dunia kalau tidak mengerti apa itu korban kepada Tuhan. Kalau memberi kepada manusia sifatnya beda bila berkorban kepada Tuhan!

Kepada jemaat jangan kita terobsesi mendengar hal seperti itu. Kalau kita mendengar orang seperti itu lalu kita ikut pendiriannya, kita menjadi bodoh seperti dia. Saya sebagai hamba Tuhan bertanggung jawab soal ini.

Beribadah ini kita harus melihat contoh kepada yang kita sembah itu, Dia sudah berkorban, korban yang tidak ternilai sampai tetes darah yang terakhir. Dia tidak ada dosa, tidak ada cacat, tidak ada salahNya tetapi rela berkorban bagi kita. Kita ini sudah banyak dosa, lalu berkorban namun masih menuntut kembali korban kita. Kalau pelayan Tuhan yang bersikap seperti itu, mau dibawa ke mana jemaat yang dia gembalakan? Apakah mau dibawa ke abustos atau ke bustanos. Kalau ke bustanos berarti masih ada harapan dibersihkan kerena itu lobang yang ada kotorannya. Tetapi kalau ke abustos, lubang yang tidak terduga dalamnya, habislah sudah orang itu menjadi permanen dengan iblis.

Ayo kita perbaiki citra yang terjadi hari-hari terakhir ini, esok lusa hal seperti ini bisa terjadi. Jangan kita dukung orang yang menagih lagi korbannya, ngeri sekali orang seperti itu. Kita doakan kalau ada orang yang seperti itu. Saya sampaikan ini kepada saudara supaya kita waspada dan kita doakan orang seperti itu. Kita berdoa untuk diri kita dan utamanya doakan juga saya sebagai hamba Tuhan.

Dari ayat 15 sampai ayat 19 itu bicara saling memiliki. Kalau kita memiliki Tuhan, puji Tuhan. Tetapi apakah kita dimiliki oleh Tuhan, karena seharusnya kita saling memiliki. Nikah itu saling memiliki. Itu memproyeksikan antara nikah yang rohani. Yesus kita katakan milik kita, Dia juga mengatakan memiliki kita. Tetapi ada sesuatu yang harus kita perhitungkan dan kita jaga yaitu jangan sampai kita mengaku Yesus milik kita tetapi Dia tidak mengaku bahwa kita adalah milikNya. Sekalipun sudah Dia bayar kita dengan harga tunai, kita beribadah dan melayani Dia, tetapi apakah ada pembuktian bahwa kita dimiliki oleh Tuhan Yesus.

Dalam I Korintus ada struktur nikah sorga yang harus kita mengerti.
I Korintus 11:5-7
11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
11:7 Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.

Ini tanda wanita yang dimiliki oleh Tuhan, rambutnya tidak dicukur seperti laki-laki. Kaum wanita kalau cukur rambut batasnya sampai tengkuknya harus tetap tertutup oleh rambut (tanda tunduk).

I Korintus 11:16
11:16 Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.

Jemaat-jemaat Allah ini artinya jemaat miliknya Tuhan. Kalau dia jemaat suka membantah berarti dia bukan milik Tuhan. Bisa dia terjual kembali walaupun sudah dibeli dengan darah Yesus. Ini harus kita jaga, jangan sampai Firman kita bantah. Sekarang ini belum waktunya Tuhan melempar tetapi satu waktu orang itu akan kaget menemukan dirinya tidak terangkat, tidak tersingkir. Berarti dibiarkan tangan algojo (antikrist) menghantam orang seperti itu.

Berarti jemaat punyanya Tuhan tidak punya kebiasan untuk membantah. Jemaat seperti itu saling memiliki dengan Tuhan. Dia memiliki Tuhan dan Tuhan memilikinya. Itulah belahan jiwanya Tuhan dan kita harus berkata bahwa Yesus adalah belahan jiwa kita.

Jemaat Pergamus diberikan batu putih. Berarti diingatkan bahwa mereka itu calon belahan jiwanya Tuhan namun mereka telah terbuang. Diperlihatkan batu putih di sini berarti Tuhan tunjukkan batu putihNya dan mau dicocokkan dengan batu putih jemaat Pergamus, jika pas berarti belahan jiwaNya. Kita mau diangkat seperti itu.

Yohanes 4:20 dan selanjutnya, perempuan ini suka beribadah dan melayani, maka dibuka rahasia Mesias. Di dalam ibadah itulah dibuka rahasia Mesias. Mesias bekerja membuka rahasia diriNya di dalam ibadah. Maka orang yang beribadah akan mengenal pribadi Mesias. Tetapi bagaimana mau beribadah kalau datang dengan tangan kosong. Beribadah itu tentu ada pemberian. Pemberian itu atau korban harus dibakar sampai hangus. Bagaimana kita mau tuntut kembali kalau sudah hangus.

Berkorban dalam ibadah itu kita wujudkan lewat korban waktu, tenaga dan harta maka kita harus menyadari bahwa itu semua dibakar habis sampai hangus di hadapan Tuhan. Tuhan tidak membawa kita untuk mempunyai dollar di sorga, di sorga tidak ada pasar. Itu sebabnya dalam ibadah, pengorbanan serta segala sesuatu yang kita kerjakan itu dibakar, berarti habis. Kalau seperti itu pandangan kita maka dengan segera Mesias menyatakan diri. Berarti Yesus membuka rahasia diriNya kepada orang yang mengerti bahwa korbanNya dibakar. Sebab ibadah bukan tempat jual beli.

Kehidupan yang tidak merasa bahwa korbannya dibakar, jangan cari pembukaan rahasia Firman di situ. Ada khotbah tetapi khotbah akal. Tidak ada ungkapan rahasia Allah di dalamnya, ke mana gereja diarahkan. Itu yang saya takutkan sebagai hamba Tuhan, kalau saya tidak mengerti bahwa korban yang saya persembahkan itu telah hangus oleh Tuhan. Bagaimana bisa saya tagih kembali debunya.

Bila kita mempersembahkan korban kepada Tuhan maka korban itu dibakar, baunya harum di hadapan Tuhan dan debunya jatuh ke bawa sehingga kita diberkati oleh Tuhan. Kalau korban itu sudah berbau harum di hadapan Tuhan masakan mau kita tarik kembali bau harumnya.

Saya ulangi lagi, seorang hamba Tuhan mengatakan bila kita sudah berkorban berarti sudah dibakar. Mengapa kita harus mau tagih lagi debunya! Saya tidak akan berani menagih kembali debu korban itu sebab sudah dibakar.

Yohanes 4:22
4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Banyak orang menyembah tetapi dia tidak mengenal siapa yang dia sembah. Sekarang kita menyembah Pribadi yang sudah berkorban sampai tetes darah terakhir. Ibarat burung merpati, burung tekukur, kambing, domba atau lembu yang sudah hangus dibakar menjadi abu.

Bagaimana realisasi keselamatan dari bangsa Yahudi? Itulah pengorbanan Kristus. Tanpa Korban Kristus tidak akan ada keselamatan. Tanpa tetesan darah Yesus tidak ada keselamatan. Menyembah apa yang dikenal dihubungkan dengan keselamatan. Ini masih bahasa nubuatan yang beberapa tahun kemudian Dia disalib di Golgota, bagaikan domba yang tersembelih.

Yohanes 4:23
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

“Menyembah” menunjuk Mezbah Dupa Emas
“Di dalam Roh” menunjuk Kaki Dian Emas
“Kebenaran” menunjuk Meja Roti Sajian.

Karena menyembah yang benar maka Mesias menyatakan diri. Berarti ada pembukaan rahasia Firman tentang Mesias, tentang Almasih. Siapa itu Almasih? Itulah Tuhan Yesus Kristus.

Kita harus menyembah menurut kehendak Bapa, bukan menurut kehendak kita. Kita menyembah Allah yang kita kenal, jangan lupa harus di dalam Roh dan kebenaran, ini pendorong untuk menyembah. Kalau pengajarannya benar dan rohnya benar maka pasti penyembahannya benar. Tetapi kalau pengajarannya dan rohnya salah maka pasti penyembahannya palsu.

Yohanes 22:24
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Diulangi lagi bahwa kita harus menyembah di dalam roh dan kebenaran. Roh dan kebenaran inilah yang menjadi power yang mendorong untuk kita menyembah Tuhan yaitu Firman pengajaran dan urapan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Kalau itu ada baru benar penyembahan kita kepada Bapa. Berarti kita kenal siapa yang kita sembah.

Yohanes 4:25
4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."

Apa yang Yesus beritakan kepada perempuan ini adalah untuk kita semua, hal ini bagaikan inti untuk kita semua. Yesus berkata “Akulah Mesias itu”. Setelah perempuan itu menyelesaikan semuanya, hatinya sudah tenang sebab sudah tidak tertuduh lagi, maka dia berani pulang ke Sikhar untuk bersaksi. Tadinya dia sembunyi-sembunyi datang menimba air karena dia perempuan dekadensi moral, tetapi sekarang dia tidak peduli orang mau cap dia apa sebab dia sudah bertemu dengan Mesias dan Mesias sudah membongkar semua dan membersihkan/ menyucikan perempuan itu.

Inilah pekerjaan Mesias yang harus kita alami supaya benar kita rasakan bahwa kita menyembah Allah yang kita kenal. Kita datang menyembah berarti mempersembahkan seluruh hidup kita, menyerahkan seutuhnya hidup kita kepada Tuhan. Kalau seutuhnya berarti bukan hanya tubuh jiwa dan roh kita tetapi apa yang kita miliki.

Apa yang kita miliki ini biarlah benar-benar kita bakar di hadapan Tuhan. Olehnya, jika benar-benar kita dimiliki oleh Yesus, apalagi sudah dibeli dengan harga darah Yesus secara tunai, maka kita bukan milik kita lagi sebab sudah menjadi milikNya dan kita memiliki Dia sehingga kita saling memiliki.
Kidung Agung 2:16
2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.

Selanjutnya setelah saling memiliki maka kita beribadah. Bukti bahwa kita mengenal dan mengikuti Tuhan maka kita suka beribadah dan kita melayani Tuhan. Beribadah berarti lebih dahulu harus mengalami kelepasan. Sebab apa artinya beribadah tetapi kita belum dibebaskan dari belenggu dosa. Jika kita sudah dimerdekakan oleh Tuhan maka kita beribadah dan melayani, apa yang harus kita waspadai?
I Korintus 8:9
8:9 Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.

Galatia 5:13
5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

Ini adalah bukti kita telah dimerdekakan. Jangan gunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa tetapi layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Apalagi melayani Tuhan! Ini baru untuk melayani sesama saja harus oleh kasih, apalagi melayani Tuhan. Praktek melayani Tuhan tentu kepada sesama. Masakan saya melayani si A kemudian saya ungkit-ungkit kembali, itu bukan pelayanan kasih namanya! Wajarlah saya harus mengoreksi diri.

Kalau saja saya melayani bukan karena kasih, saya akan menuntut kembali. Sekalipun setelah saya melayani saya di belakangi, saya hanya katakan terima kasih Tuhan memberkati. Banyak yang sudah saya lakukan dalam pelayanan lalu seperti itulah balasannya, saya hanya mengatakan “terima kasih banyak”.
Mazmur 35:12-13
35:12 Mereka membalas kebaikanku dengan kejahatan; perasaan bulus mencekam aku.
35:13 Tetapi aku, ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku menyiksa diriku dengan berpuasa, dan doaku kembali timbul dalam dadaku,

Saya juga sebagai hamba Tuhan belum sempurna, makanya saya masih ada di sini dan belum terangkat. Karena kita bersama belum sempurna maka kita masih perlu dibina oleh Firman pengajaran supaya mencapai kesempurnaan.

Apa kisah yang terjadi pada perempuan ini bersama Yesus, ini suatu konsep di mana ibadah penyembahan yang benar tidak boleh lepas dengan persoalan mulai dari ayat 4 dan seterusnya. Jadi semuanya itu membangun supaya ibadah dan penyembahan kita benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Bapa menghendaki kita menyembah di dalam roh berarti dalam pengurapan Roh Kudus, di dalam kebenaran berarti di dalam Firman pengajaran.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar