20180617

Kebaktian Umum, Minggu 17 Juni 2018 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 6:3-4
6:3 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
6:4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.

Siapa yang bertanggung jawab untuk mengingatkan bahwa ada pedang di depan kita yang siap untuk diayunkan oleh dia yang tidak berbelas kasihan lagi sebab kata Firman Tuhan damai sudah tidak ada, damai telah dicabut oleh Tuhan.

Kita sudah mendengar bagaimana ketika kuda merah padam ini dilepas oleh Tuhan. Berarti ini sudah menjadi wacana Allah, sudah menjadi rancangan Tuhan bahwa satu saat kuda merah padam akan dilepas oleh Tuhan menjelajah seluruh dunia dan tidak ada damai lagi di atas muka bumi. Kuda merah padam ini menunjuk peperangan yang tidak akan pernah sirnah, tidak akan pernah pupus sehingga darah bersimbah di mana-mana karena manusia tidak memiliki lagi rasa kemanusiaan karena damai sudah tidak ada lagi dalam dirinya sehingga manusia saling membunuh satu dengan yang lain. Saudara bayangkan betapa ngerinya zaman yang ada di depan kita jika Tuhan telah melepas kuda merah itu. Tetapi yang membuat langkah kuda ini terhenti adalah ketika dia melihat pokok murad di depannya, di lembah yang dalam.
Zakharia 1:8
1:8 "Tadi malam aku mendapat suatu penglihatan: tampak seorang yang menunggang kuda merah! Dia sedang berdiri di antara pohon-pohon murad yang di dalam jurang; dan di belakangnya ada kuda-kuda yang merah, yang merah jambu dan yang putih.

Jadi yang bisa membuat perlindungan kepada kita menghadapi sepak terjangnya kuda merah padam adalah bila ada pokok murad. Kepada anak Tuhan, sekalipun tadinya kehidupannya bagaikan duri dan onak, tetapi ketika dia mendapatkan siraman hujan yang deras (pengajaran), maka dia bisa berubah menjadi pohon murad.
Yesaya 55:10,13
55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
55:13 Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.

Pokok murad ini masuk pada pilihan Tuhan yang dipakai dalam pesta pokok daun-daunan. Jadi kehidupan yang memiliki pokok murad adalah kehidupan yang mendapat perlindungan Tuhan, berarti dia disingkir jauh dari mata ular.

Ketika Tuhan menciptakan langit dan bumi serta segala isinya termasuk manusia, duri dan onak itu belum ada. Tetapi setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa maka duri dan onak ini ditumbuhkan oleh Tuhan. Itu berarti bagian dari kutuk Allah kepada manusia.
Kejadian 3:18
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;

Kalau duri dan onak tumbuh, maka kita manusia yang diciptakan oleh Tuhan dari debu tanah yang adalah bagian bumi, maka dalam diri kita juga ada duri dan onak. Setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka pada keturunannyapun tumbuh duri dan onak di dalam hatinya. Bagaimana menggusur duri dan onak ini? Lewat kekuatan Firman pengajaran.

Duri dan onak menyusahkan manusia. Siapa manusia yang lahir di dunia ini yang tidak mengalami kesusahan? Sekalipun raja atau orang yang tidur diatas duit selalu kesusahan itu mewarnai kehidupannya.

Untuk mencabut duri dan onak dalam diri kita, maka Alkitab mengatakan Yesus rela dimahkotai duri. Itu adalah bagian dari cara Tuhan untuk membersihkan duri dari dalam diri kita.

Ketika hujan deras turun dalam gereja Tuhan berarti itu adalah cara Tuhan membersihkan duri dan onak dalam diri kita maka yang kita raih adalah pokok murad. Jika ada pokok murad dalam kehidupan saudara dan saya maka kuda merah padam tidak akan berani menerjang saudara. Pedang yang dibawa oleh penunggang kuda merah padam tidak akan berani menyabet saudara, alias saudara mendapat perlindungan Tuhan.

Sebabnya di dalam gereja Tuhan sangat dibutuhkan curahan hujan Firman pengajaran. Betapa pentingnya curahan hujan pengajaran turun dalam kehidupan kita. Karena dengan demikian duri dan onak yang mengganggu saudara bisa disingkirkan. Seringkali dalam nikah rumah tangga dan dalam berjemaat tidak ada kesepahaman karena ada duri dan onak. Jika duri dan onak itu dibersihkan dan semua tampil seperti pokok murad, berarti kebahagiaan menjadi bagian setiap pribadi anak Tuhan.

Mengapa ada hubungannya dengan duri tadi? Karena pembacaan kita dalam Wahyu 6:3-4 bicara tentang kuda merah padam. Dalam Zakharia 1:8 langkah kuda merah itu terhenti ketika ada pokok murad di depannya. Dari mana datangnya pokok murad ini secara rohani? Adalah ketika anak Tuhan yang tadinya penuh duri dan onak, tetapi dia menyambut datangnya hujan yang deras turun dalam gereja yaitu menyambut datangnya Firman pengajaran turun dalam gereja, maka gereja Tuhan itu dibersihkan dari duri dan onak dan murad yang menjadi hasilnya. Yang mengalami keubahan menjadi murad itu hanya kehidupan yang menerima turunnya hujan Firman pengajaran.

Matius 27:28-30
27:28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"
27:30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.

Begitu rupa Allah lewat pribadi Yesus Kristus, untuk membebaskan kita dari duri dan onak. Dia rela dimahkotai duri agar menjadi pelepas bagi umat manusia. Kalau Musa diutus oleh Tuhan untuk menjadi pelepas bagi bangsa Israel, maka dia juga harus bertemu dengan Tuhan lewat belukar duri. Jadi bicara pelepasan itu selalu dikaitkan dengan duri dan onak/ kutuk.

Dari pohon yang berduri, dianyamlah mahkota duri lalu dikenakan pada Kristus. Tidak puas hanya itu, mereka ambil sebatang bulu dan dipukulkan pada mahkota duri sehingga makin tertancap di kepala Yesus. Yesus rela menerima itu karena Dia cinta saya dan saudara. Karena Korban Kristus inilah maka kita mendapat pembukaan rahasia Firman. Pembukaan rahasia Firman itu bagaikan hujan pengajaran yang turun dalam gereja.

Sampai hati kalau anak Tuhan, hamba Tuhan, jika dia berulah menyakiti hati Tuhan. Berarti dia tidak bersyukur dan berterima kasih bahwa duri dan onak telah dicabut. Dalam terjemahan aslinya duri dan onak itu disebut sirpat dan sirpat itu adalah sengat maut. Sebenarnya kita ini telah disengat oleh maut dan tinggal menunggu kebinasaan, tetapi acap kali kita tidak sadar. Kita sudah disengat oleh maut tetapi setelah ditolong oleh Tuhan kita malah berani berulah lagi menyakiti hati Tuhan! Sampai hati jika ada anak Tuhan bersikap seperti itu. Mulai anak muda remaja, sudah tahu itu sengat maut, sudah tahu itu akan membinasakan kita tetapi bermain-main dengan dosa. Seperti bangga kalau sudah berbuat seperti itu, bangga sekali kalau berbuat dosa, bangga sekali kalau bercumbu rayu dengan dosa padahal itu mencelakakan!

Jika ada duri jangan harap memetik buah anggur dan memetik buah ara.
Lukas 6:44
6:44 Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.

Buah ara itu manis. Buah ara juga dipakai sebagai pengobatan, raja Hizkia bisulnya diobati lewat buah ara. Berarti kalau ada duri dan onak maka tidak bisa kita menemukan kemanisan dan tidak bisa kita mendapatkan kesembuhan rohani kita.

Jika di masa silam kita sudah menikmati hasil buah ara, mengapa kita mau buang buah ara dan kembali menanam semak duri? Alangkah bodohnya orang seperti itu! Yesus sudah mau datang, Dia akan datang dalam kemanisanNya, Dia akan datang dengan kemesraan kasihNya. Tetapi di sisi lain Dia akan datang dengan murka kepada orang yang bermain-main dengan dosa. Kepada yang menyambut dan menerima lawatan pengajaran Firman dan hidupnya mengalami keubahan, Dia akan tampil dengan kemanisan dan kesembuhan. Kesembuhan artinya kesempurnaan.

Buah anggur berbicara kenikmatan dalam kasih mempelai. Kalau ada duri dan onak bagaimana kita bisa menikmati kasih mempelai. Di dalam rumah tangga hanya ada duri, hanya ada pertikaian. Dalam sidang jemaat hanya pertikaian dan bercerita ini dan itu. Mengapa tidak melihat pada diri masing-masing, apakah saya sudah berubah menjadi pokok murad atau sekedar ikut ibadah. Kita ini hanya suka ngomong tentang orang lain tetapi tidak melihat diri kita apakah sudah menjadi pokok murad!

Kita jaga, saya lebih dahulu, jangan sampai saya tidak memiliki buah ara dan tidak memiliki buah anggur. Tanpa dua buah itu maka yang dimiliki hanya sengat maut, tinggal menunggu kapan orang itu binasa.
I Korintus 15:54
15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.

Mestinya maut itu sudah ditelan dalam kemenangan Yesus. Tetapi mengapa kita mesti disengat lagi? Karena kita tidak menghargai kemenangan Yesus. Kita malah berpaling kepada duri, kita tampil dengan pola hidup yang tidak menyenangkan hati Tuhan.

I Korintus 15:55-56
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Sengat itu adalah duri. Sengat maut itu sudah dikalahkan oleh kematian dan kebangkitan Kristus. Dia junjung itu sengat maut di kepalaNya, Dia cabut sengat maut dalam hati saudara. Itu sebabnya perlu Firman pengajaran di dalam gereja Tuhan.

Kita periksa ini, apakah kita masih memelihara duri. Atau pohon ara dan pohon anggur ada pada kita. Buah ara itu menunjuk kenikmatan Firman Tuhan yang menyempurnakan, menyembuhkan itu menunjuk kesempurnaan. Buah anggur itu kenikmatan dalam kasih mempelai. Itu indah sekali, siapa yang tidak rindu menikmati yang seperti ini. Pasti kita merindukan untuk mendapatkannya.

Mari kita lihat di sini bagaimana supaya kita mendapatkan, dari duri dan onak berubah menjadi murad. Tidak ada lain melalui Firman pengajaran. Firman pengajaran ini yang akan menempa lembing dan pedang sehingga kita tidak lagi belajar perang. Karena lembing dan pedang itu adalah alat perang zaman dulu. Kita sekarang lewat Firman pengajaran maka damai hadir, buah ara dan buah anggur kita petik, berarti damai dalam hidup kita, maka tidak ada lagi perang.

Tetapi jika hal ini sudah tiba waktunya dan orang tetap mempertahankan pedang serta lembing, maka Tuhan justru berbalik. Karena mereka mau berperang terus maka Tuhan berbalik mengajak mereka perang di lembah Yosafat. Bagi orang Israel kalau disebut lembah Yosafat, mereka sudah mengerti apa artinya. Itu selalu menjadi tempat pertempuran antara bangsa-bangsa yang ada di Timur Tengah. Bila disebut lembah Yosafat, terbayang di mata mereka darah yang mengalir. Coba kalau ada 144.000 mayat di situ, betapa hebatnya darah mengalir di situ.

Itu ajakan Tuhan kepada orang yang tidak menghargai pengorbanan Kristus Yesus. Inilah orang yang tidak menghargai pengajaran, yang hanya membiarkan pengajaran sekedar disampaikan dan tidak mau hidup supaya ada buah ara dan ada buah anggur.
Yoel 3:9-13
3:9 Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!
3:10 Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan!"
3:11 Bergeraklah dan datanglah, hai segala bangsa dari segenap penjuru, dan berkumpullah ke sana! Bawalah turun, ya TUHAN, pahlawan-pahlawan-Mu!
3:12 Baiklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru.
3:13 Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak kejahatan mereka.

Di sini Tuhan menantang bangsa-bangsa. Ini bukan sebatas orang Kristen yang tidak beres, tetapi Tuhan tantang seluruh bangsa. Jika ayat ini diperdengarkan kepada orang Yahudi atau orang Israel, mereka sudah tahu, bicara lembah Yosafat itu adalah tempat yang mengerikan, di sana tempat pembantaian. Baik orang Israel yang dikalahkan oleh musuh dibantai di situ, juga musuh-musuh yang dikalahkan oleh orang Israel di bantai di situ.

Kita sebagai umat Tuhan, mari kita perhatikan maksud sucinya Tuhan. Agar kita benar-benar meresponi tampilnya Firman pengajaran. Tanggapi dengan serius sebab tujuan Tuhan adalah mendongkel duri dan onak supaya diberi kesempatan murad tumbuh. Kalau murad tumbuh berarti gereja Tuhan tidak bisa diterjang oleh kuda merah. Silahkan lepaskan kuda merah, tetapi umat Tuhan yang bagaikan pokok murad, Tuhan sendiri yang melindungi. Tuhan tahu siapa umatNya yang bagaikan pokok murad. Jangan sampai kita tidak serius mendengar Firman Pengajaran.

Pedang akan datang, kuda merah padam dengan penunggang yang memegang pedang itu akan datang. Dan itu memang dilepaskan oleh Tuhan sendiri. Karena apa? Untuk menggenapi Yoel 3:9-13. Yoel pasal 3 adalah lanjutan Yoel pasal 2. Pasal 2 adalah kegerakan kuda putih, kegerakan Roh Kudus, tetapi pasal 3 adalah kegerakan kuda merah. Kalau kuda putih kita abaikan, kalau kegerakan Roh Kudus kita abaikan maka akan datang kuda merah.

Setelah kuda merah yaitu peperangan, otomatis akan menyusul kuda hitam yaitu kelaparan. Setelah kelaparan maka akan muncul kuda hijau kelabu yaitu bela sampar. Belum lagi binatang buas yang menerjang manusia.

Sistem Tuhan atau sistem Firman Tuhan, walaupun orang itu sudah terancam untuk dibinasakan, harus diperangi, tetapi Tuhan masih menawarkan perdamaian. Siapa tahu mereka bisa menyerah dan minta ampun lalu bertobat.
Ulangan 20:10-11
20:10 Apabila engkau mendekati suatu kota untuk berperang melawannya, maka haruslah engkau menawarkan perdamaian kepadanya.
20:11 Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu.

Jadi ditawarkan berita perdamaian. Bukankah dunia ini bagaikan kota yang sudah siap Tuhan habiskan? Tetapi Tuhan masih menawarkan perdamaian. Jika kita menerima maka tidak usah sesali keadaan kita. Jika kita seperti harus kerja rodi, tidak usah mengeluh. Kita harus beribadah, kita harus berbuat ini dan itu, seperti kita kerja rodi. Tetapi lebih baik kita kerja rodi dari pada kita dihancurkan oleh Tuhan dengan api dari langit.

Bukankah kadang-kadang kita merasa seperti kerja rodi? Hari senin harus kerja bakti lagi, gembala ini seperti tidak mengerti. Seharusnya kita terima saja itu dari pada kita binasa. Sebab itu tanda kita menerima tawaran perdamaian oleh Tuhan.

Contoh konkrit bangsa Israel berperang melawan bani Amon. Mereka melihat pasukan Amon tidak terbilang banyaknya, itu membuat nyali bangsa Israel kecil sehingga mereka mencari Yefta yang dulu mereka tolak. Yefta artinya Allah membukakan. Artinya satu saat orang akan mencari pembukaan rahasia Firman Tuhan yang dulu mereka tolak. Karena hanya itu yang bisa menolong mereka.

Akhirnya Yefta datang, walaupun awalnya dia tidak mau karena dulu mereka telah menolak dia. Tetapi setelah mereka memelas-melas akhirnya Yefta setuju untuk datang. Lalu Yefta mengirim utusan perdamaian kepada bani Amon. Kenapa dia kirim utusan perdamaian? Supaya jangan jatuh korban. Tetapi orang Amon tidak mau menerima tawaran perdamaian, malah mereka mengasah parang dan mengasah lembing mau mengepung orang Israel.

Yefta tidak tahan lagi. Alkitab mengatakan maka Yefta dihinggapi oleh Roh Kudus. “Tuhan aku akan keluar berperang. Jika Engkau menyerahkan musuh itu dalam tanganku, maka ketika aku pulang, siapa yang pertama menyambut aku di rumahku, itu yang akan aku korbankan kepadaMu. Benar Yefta pergi mengalahkan sehingga habis tuntas orang Amon. Kemudian Yefta pulang dan anak semata wayangnya keluar menari-nari. Yefta hancur hatinya “engkau menyesakkan aku anakku, aku sudah bernazar”.
Hakim-hakim 11:31
11:31 maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."

Anaknya berkata “laksanakanlah apa yang sudah ayah nazarkan. Tetapi izinkan aku menangisi kegadisanku bersama teman-temanku” dan Yefta izinkan. Setelah itu bukan berarti anak itu disembelih dan dipenggal. Tidak seperti itu. Anak ini tidak diizinkan lagi menikah. Mengapa? Karena dalam diri Yefta ada hal yang dulu tidak benar yaitu bahwa dia adalah anak haram. Artinya Yefta tidak boleh meneruskan, apa yang tidak benar dalam diri Yefta harus distop oleh Tuhan. Ini untuk kita, apa yang tidak berkenan pada diri kita di hadapan Tuhan mari kita stop. Kembangkan apa yang berkenan kepada Tuhan.

Bukti kita meraih kemenangan, bukti kita menghargai korban perdamaian maka kita tawarkan perdamaian kepada siapa saja. Juga yang tidak berkenan pada diri kita harus distop.

Yefta merasa sesak karena tidak menyangka anak semata wayangnya yang harus menjadi korban bagi Tuhan. Tetapi itu semua skenario dari Tuhan. Tuhan sutradara kita yang mengatur perjalanan hidup kita. Bapak ibu yang diberkati oleh Tuhan tengadah ke atas, ada Yesus, ada Tuhanku dan Tuhanmu yang mengatur kita. Jika ada hubungan yang indah dengan Tuhan maka pasti Dia akan mengatur perjalanan hidup kita.

Hakim-hakim 11:12-13
11:12 Kemudian Yefta mengirim utusan kepada raja bani Amon dengan pesan: "Apakah urusanmu dengan aku, sehingga engkau mendatangi aku untuk memerangi negeriku?"
11:13 Jawab raja bani Amon kepada utusan Yefta: "Orang Israel, ketika berjalan keluar dari Mesir, telah merampas tanahku, dari sungai Arnon sampai ke sungai Yabok dan sampai ke sungai Yordan. Maka sekarang, kembalikanlah semuanya itu dengan jalan damai."

Ini tuduhan bani Amon, bani Amon ini memutarbalikkan fakta. Mereka yang merampas tanah Israel tetapi mereka menunduh Israel yang merampas tanah bani Amon.

Hakim-hakim 11:32-33
11:32 Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangannya.
11:33 Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroër sampai dekat Minit -- dua puluh kota banyaknya -- dan sampai ke Abel-Keramim, sehingga bani Amon itu ditundukkan di depan orang Israel.

Akhir zaman ini jika kita tidak diberi Tuhan Firman pengajaran maka kita bisa terperangkap dengan jebakan-jebakan bani Amon. Anak Tuhan yang benar-benar mencintai tubuh, jiwa dan rohnya supaya sempurna, berarti mencintai Tuhan, maka dia pasti akan berupaya bagaimana supaya Firman pengajaran ini menggarap kehidupannya.

Tadi dikatakan penunggang kuda merah itu sambil membawa pedang. Siapa yang harus menyerukan “awas ada pedang”.
Yehezkiel 33:1-2,8
33:1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
33:2 "Hai anak manusia, berbicaralah kepada teman-temanmu sebangsa dan katakanlah kepada mereka: Kalau Aku mendatangkan pedang atas sesuatu negeri dan bangsa negeri itu mengambil seorang dari antara mereka dan menetapkan dia menjadi penjaganya

Kita menghadapi kuda merah padam, maka kita butuh penunggu.

Yehezkiel 33:8
33:8 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! -- dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.

Tanggung jawabnya penunggu, tanggung jawabnya gembala, ketika pedang datang dia harus mengingatkan supaya hati-hati supaya sidang jemaat dikemas oleh Firman Tuhan. Ini tanggung jawab kami hamba Tuhan sebagai penungu. Makanya umat Tuhan butuh orang yang bertanggung jawab akan jiwanya. Ada kuda merah, mau dilepas lagi kuda hitam dan akan dilepas lagi kuda hijau kuning. Mau lari bagaimana kita.

Inilah tugas kami hamba Tuhan yaitu mengingatkan jemaat. Sebab jika kami tidak mengingatkan maka kami yang bertanggung jawab akan keselamatannya. Hamba Tuhan itu bertanggung jawab bagi jiwa anak Tuhan sehingga dia harus mengunjuk-unjuk atau memberi penyahutan kepada Tuhan. Kalau jemaat tidak digembalakan siapa yang mau memperingatkan “awas ada pedang datang, ada kuda hitam dan kuda merah ke sini”. Siapa yang mau mengingatkan kalau bukan tanggung jawab gembala. Olehnya jemaat, bawa dirimu digembalakan karena gembala itu bertanggung jawab atas jiwa jemaat.

Kisah Para Rasul 20:28
20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Tidak mudah menjaga jemaat Allah yang diperoleh dengan darahNya sendiri yaitu darah Yesus. Makanya Tuhan berkata “Aku akan tuntut engkau nanti! Karena melihat pedang datang tetapi engkau membiarkan jemaat yang sudah dibeli dengan darah AnakKu!”. Makanya gembala harus jaga diri dan jaga dombanya Tuhan. Jangan jadi pendeta yang hanya tahu tagih perpuluhan jemaat, itu sangat memalukan sekali.

Tuhan begitu indah memelihara hidup ini. Saya mau menempatkan diri sebagai gembala yang menggambalakan domba-dombanya Tuhan, bukan domba aku punya! Dan syaratnya harus cakap mengajar.
II Timotius 2:24
2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar

Dalam pengajaran bukan berarti tanpa tantangan, tetapi tantangannya berat!
I Timotius 3:2
3:2 Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,

Tidak bercacat berarti tidak ada tuduhan di dalam nikah, di dalam keuangan dan lain-lain. Berarti cakap mengajar di sini adalah mendeteksi keadaan yang akan terjadi. Seperti sekarang ini “awas kuda merah datang” berarti kami harus bisa memantau apa yang akan terjadi agar jemaat Tuhan tertolong, gereja Tuhan terhindar dengan apa yang akan terjadi di depan ini. .

Jika peringatan itu tidak dihirau maka ini yang akan terjadi:
Yeremia 15:1
15:1 TUHAN berfirman kepadaku: "Sekalipun Musa dan Samuel berdiri di hadapan-Ku, hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa ini. Usirlah mereka dari hadapan-Ku, biarlah mereka pergi!

Musa dan Samuel berdiri di hadapan Tuhan artinya mau mempertaruhkan nyawa mereka bagi bangsa itu. Kekesalan Tuhan sudah tidak tertahankan lagi melihat ulah bangsa Israel.

Yeremia 15:2
15:2 Dan apabila mereka bertanya kepadamu: Ke manakah kami harus pergi?, maka jawablah mereka: Beginilah firman TUHAN: Yang ke maut, ke mautlah! Yang ke pedang, ke pedanglah! Yang ke kelaparan, ke kelaparanlah! dan yang ke tawanan, ke tawananlah!

Ke maut itu menunjuk kuda hijau kuning, ke pedang itu menunjuk kuda merah, ke kelaparan menunjuk kuda hitam. Jadi tidak bisa lepas dari kuda hitam, tidak bisa lepas dari kuda merah, tidak akan bisa lepas dari kerajaan maut yang menerjang dalam Wahyu 6:8.
Wahyu 6:8
6:8 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.

Ini harus saya serukan sebagai gembala, jangan ini terjadi dalam kehidupan kita. Makanya butuh jemaat digembalakan. Siapapun jemaat itu, dia butuh suara penggembalaan yang bertanggung jawab menunggui jiwanya.

Kalau sudah ditawan, tidak bisa lagi lepas. Siapapun kita, kita butuh penggembalaan yang bisa memberi penyahutan dan bisa memantau situasi dunia akhir zaman ini. Kami harus menyerukan “awas pedang akan datang, kelaparan akan datang, bela sampar akan datang, kerajaan maut dan maut akan datang”. Ini harus kami sampaikan supaya jangan sampai terjadi seperti dalam Yeremia pasal 15 ini. Dan bukan hanya itu, sampai dua ayat mengatakan seperti itu.
Yeremia 43:11
43:11 Dan apabila ia datang, ia akan memukul tanah Mesir: Yang ke maut, ke mautlah! Yang ke tawanan, ke tawananlah! Yang ke pedang, ke pedanglah!

Akhir zaman ini jangan sampai gembala-gembala hanya menggembalakan perutnya, yang penting tiap ibadah ada kolekte.

Sebabnya kekasih yang diberkati Tuhan, mari kita beri diri untuk digembalakan. Sebab dalam penggembalaan kita akan ditunggui, kita dijaga dan dipelihara oleh Tuhan sehingga apapun yang menerjang dunia ini, saudara ada di dalam perlindungan tangan Tuhan.

Kita membutuhkan pokok murad dan pokok murad itu adalah hasil dari Firman pengajaran. Namun kita harus selektif terhadap pengajaran.
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Ini bahaya, jadi ternyata kita bisa diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran. Dalam setiap doa sebelum pemberitaan Firman, gembala selalu berdoa “Tuhan satukan kami dalam satu Firman pengajaran yang sehat agar segera terbentuk Tubuh Kristus yang sempurna dan Engkau segera datang menjemput kami”. Kenapa ini dibutuhkan? Karena kita berhadapan dengan rupa-rupa angin pengajaran yang disebut permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.

II Korintus 4:1
4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.

Kenapa ada kata “tawar hati”? sebab dia tahu pelayanan ini beresiko. Coba saudara bayangkan, orang-orang berkata “Paulus itu hanya berani dari jarak jauh. Dari jarak dekat dia tidak berani”. Ada macam-macam kritik yang dihadapkan oleh umat kepada hamba Tuhan ini yaitu soal pergaulan, soal uang dan sebagainya.

II Korintus 4:2
4:2 Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.

Paulus adalah seorang hamba Tuhan yang bertanggung jawab untuk membawa umat Tuhan supaya bisa dibawa kepada Tuhan. Dan tugas ini estafet sampai sekarang ini kepada kami. Penggembalaan yang benar-benar mengawasi dirinya dan bertanggung jawab atas pengajaran dibutuhkan oleh umat Tuhan.

Pedang mau datang, kuda merah akan menerjang, tetapi dia tidak akan berani menerjang jika melihat ada pokok murad di depannya. Pokok murad ini adalah kehidupan Kristen yang walaupun tadinya adalah pokok duri dan onak tetapi oleh pekerjaan Firman pengajaran berubah menjadi murad. Bila menjadi murad maka hidup itu ada harapan untuk masuk pada penyingkiran gereja Tuhan.

Ampuni saya sebagai hamba Tuhan, jangan sampai saya melakukan manipulasi seperti kata Firman Tuhan. Sidang jemaat, biarlah kita semua membuka hati. Terimalah turunnya Firman pengajaran dalam hidup saudara.

Tuhan Memberkati.















GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar