20181110

Kebaktian Doa, Sabtu 10 November 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 5:1-4
5:1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.
5:2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
5:3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
5:4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.

Kehadiran mereka di 5 serambi kolam Betesda ini berarti mereka punya iman, kemudian punya pengharapan, sehingga mereka bertahan berlarut-larut lamanya di situ. Itu karena mereka beriman dan ada pengharapan, tinggal yang 1 yaitu kasih, ini yang belum mereka miliki.
1 Korintus 13:13
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Dikatakan punya iman karena mereka percaya bahwa segala masalah yang mereka hadapi serta keadaan mereka, jika pandangan mereka tertuju pada air yang bergoncang pertanda ada malaikat yang turun, itu bukti iman. Dan mereka punya pengharapan sehingga mereka bertahan. Karena pengharapan itu akan membuat teguh, pengharapan itu membuat kita kuat dan pengharapan itu pasti tidak akan mempermalukan.
Roma 5:2-5
5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Itu ada pada mereka sehingga mereka ada di 5 serambi Betesda. Ada 3 serangkai yang ditonjolkan di sini yaitu buta, timpang dan lumpuh. Tetapi mereka punya iman dan punya pengharapan. Mereka beranggapan segala masalah yang mereka alami pasti akan terurai, akan tertolong jika malaikat menggoncang kolam itu. Hanya kasih yang belum ada karena masing-masing mereka masih mementingkan diri sendiri.

Kembali kita melihat tentang buta agar penyakit buta ini diselesaikan dalam kehidupan kita. Untuk sekarang setiap saat, tidak seperti mereka dahulu. Mereka menunggu entah sehari, seminggu atau setahun dua kali baru ada goncangan. Tetapi bagi kita dapat dikatakan setiap kali kita beribadah ada goncangan-goncangan air. Air itu bicara Firman. Ada gerakan Firman, disuarakan, dikumandangkan oleh malaikat sidang jemaat yaitu gembala. Sekarang terpergantung bagaimana sikap kita menanggapi goncangan ini. Apakah ada iman, apakah ada pengharapan, apakah ada kasih.

Di sini tidak bisa dikatakan “saya mementingkan diri sendiri” karena semua sama-sama diberi kesempatan. Tidak ada yang berkata “dia cemplung duluan, saya terlambat” tidak, karena semua kita diberi kesempatan. Yesus mengatakan “bagi kamu selalu ada kesempatan”.
Yohanes 7:6
7:6 Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.

Tidak ada dari kita yang bisa mengelak dan mengatakan “saya tidak punya waktu”. Selalu ada waktu. Sebenarnya Tuhan sudah siap menolong kita hanya kita sendiri yang tidak memberi waktu padahal waktu selalu ada pada kita. Ini masalah sehingga kebutaan rohani ini tidak pernah selesai.

1.      Keluaran 23:8
23:8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.

Membenarkan yang salah, main suap, menerima suap itu buta. Sudah tahu itu salah tetapi kita topang, kita dukung.
Ulangan 16:19
16:19 Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.

Yang salah bisa dibenarkan karena suap. Kebangkitan Kristus Yesus saat itu ada suap, pekerjaan suap itu berjalan bahkan sampai sekarang. Roh suap ini bergerak dan bekerja menutup mata sehingga yang benar jadi salah dan yang salah menjadi benar.
Matius 28:15
28:15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Kekuatan suap itu memutarbalikkan fakta. Dulu itu terjadi, lebih-lebih sekarang menjelang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Di mana-mana saudara mendengar berkoar-koar yang benar dihadang dan yang salah didukung. Yang salah dianggap benar, yang benar dianggap salah, di hari-hari terakhir hal ini lebih marak! Itu adalah buta rohani. Masalah ini harus diurai, harus dibereskan dari kita. Dalam nama Yesus, jangan dukung dan topang yang salah. Kalau anda dukung berarti anda buta! Seharusnya dukung yang benar, berarti anda melek mata. Ini yang harus ada pada diri kita

Yang dibicarakan ini bukan buta jasmani, tetapi buta rohani. Ini bencana! Kalau bencana alam sudah hebat, bencana rohani lebih hebat. Kalau bencana alam lalu orang mati itu sudah percaya Tuhan maka dia selamat. Tetapi kalau bencana rohani lalu mati maka orang itu masuk neraka.

Hati-hati sekarang, jangan kita salah berucap, jangan kita salah bermanuver padahal kita mempersalahkan yang benar dan membenarkan yang salah, itu buta!

2.      II Raja-raja 6:18
6:18 Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada TUHAN: "Butakanlah kiranya mata orang-orang ini." Maka dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa.

Mengapa bujang Elisa buta? Karena penuh dengan roh ketakutan. Ketika dia melihat tentara Aram sudah berhamparan di lembah, sedang mengepung Dotan di mana Elisa bersama dengan dia ada di situ. Berarti penduduk Dotan bersama mereka berdua pasti terancam sehingga dia ketakutan, itu buta.

Kalau melihat tantangan dan cobaan kemudian kita dihantui dengan perasaan takut, sepertinya sudah mau mati rasanya tanpa pengharapan lagi, itu buta. Apapun masalah yang saudara hadapi, masalah sebesar apapun yang saya hadapi, kita harus punya iman. Orang di tepi sumur ini punya iman dan punya pengharapan. Ketika kita menghadapi gelombang cobaan, tenangkan hati.

Yesus tahu murid-muridnya sendiri dihantui rasa takut. Angin bertiup kencang, gelombang besar mau menghempaskan perahu mereka. Air danau sudah masuk, mereka sudah kalang kabut. Tetapi Yesus datang bagaikan mendarat di atas air. Gelombang besar tetapi Yesus lebih tinggi dari gelombang dan berkata “jangan takut ini Aku”. Untuk menghadapi rasa takut yang yang kita hadapi hari-hari terakhir ini, lihat Yesus lebih lebih tinggi dari pencobaan. Dan Dia berkata “jangan takut, ini Aku”. Untuk apa? Untuk mengurai ketakutan kita.

Begitu Gehazi melapor pada Elisa karena melihat tentara banyak dan dengan gemetar dia berbicara maka Elisa berdoa “Tuhan celikkan mata hamba ini”. Begitu dibukan Tuhan matanya, dia melihat kereta-kereta Allah, kuda-kudanya Tuhan ada ribuan di lereng gunung dan dia kuat. Tadinya dia buta padahal Tuhan sudah siap menangkal, Tuhan sudah siap perang. Siapa sih orang Aram mau melawan Tuhan. Kereta-kereta Tuhan betebaran di lereng gunung. Setelah didoakan oleh Elisa, mata bujang ini terbuka dan dia bisa melihat tentara-tentara Allah mengawal mereka, maka hilanglah rasa takutnya.

Elisa langsung datang bertemu dengan pasukan Aram itu lalu bertanya “siapa kamu cari” mereka menjawab “ada abdi Allah di sini?”. Ketika itu tentara Aram yang jadi buta. Elisa berkata “mari aku tunjukkan kepada kamu” lalu dia membawa mereka ke kepada raja. Sampai kepada raja, Elisa berkata “Ayo buat perjamuan besar, beri makan mereka” setelah itu mereka disuruh pulang. Tentara Aram ini jelas sudah kalah, siap disembelih oleh tentara Israel, tetapi tidak, mereka berbuat kasih. Berarti orang Israel punya iman, ada pengharapan dan berbuat kasih. Setelah mereka diberi makan, mereka disuruh pulang.

Itu sebabnya buta ini mencelakkan, buta rohani itu bencana. Kalau itu dipertahankan maka ujungnya binasa dan neraka selama-lamanya. Itu sebabnya Tuhan mau menolong kita semua.

3.      Matius 15:12
15:12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?"

Tadinya orang Farisi tidak bisa menerima karena murid-murid Yesus tidak melaksanakan adat orang Yahudi. Mereka marah dan Yesus konfrontir, Yesus mengajukan alasan-alasan dan mereka tersudut. Firman yang disampaikan oleh Yesus itu menjadi sandungan bagi orang Farisi. Jadi, ketika Yesus berbicara soal adat istiadat,  yang tidak boleh dihadirkan, bagi yang menghadirkan itu perkataan Yesus yang menjadi sandungan bagi dia.
Matius 15:13
15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.

Dicabut berarti tidak dibiarkan tumbuh. Ini bahasa sorga, bahasa Raja sorga. Saya mau masuk sorga, saudara mau masuk sorga, jangan lawan bahasa Raja Sorga! Jika kita berkata mau masuk sorga kemudian melawan Raja sorga, bagaimana itu.

Matius 15:14
15:14 Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."

Ini bencana, bukan mau menyelesaikan masalah tetapi menambah masalah. Yesus datang untuk menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah. Tetapi orang yang mempertahankan eksistensinya (adat) yang sebenarnya salah maka dia menambah masalah dalam dirinya! Ini buta.

Betapa banyak pelayan Tuhan yang buta. Jika yang buta ini anda dukung maka anda juga ikut buta. Jangan anda dukung! Ini persoalan sorga atau neraka, binasa atau hidup, hancur atau kita utuh di hadapan Tuhan, sebab itu jangan persoalan buta rohani ini dipertahankan.

4.      Lukas 24:16
24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.

Yesus ada jalan dengan mereka, tetapi ada yang menutup mata mereka, berarti mata rohani mereka buta sehingga tidak mengenal Yesus. Kalau toh mereka tidak melihat figur penampilan Yesus, tetapi minimal mereka mengenal suara karena selama ini mereka bergaul sekian tahun dengan Tuhan Yesus. Tetapi semuanya jadi hilang. Akibat mata buta maka suara konsonan Yesuspun tidak bisa mereka hafal, ini bahaya dari buta.

Di mana tempat mereka menjadi melek mata? Waktu kegerakan Firman di mana air bergoncang. Sekarang yang menggoncang adalah Yesus sendiri. Tetapi wibawa Yesus diberikan kepada hamba Tuhan. Tuhan Yesus berkata “sabagaimana Bapa mengutus Aku, demikian Aku mengutus kamu. Orang yang mendengar kamu sama dengan mendengar Aku, sama dengan mendengar Bapa”. Jadi wibawa hamba Tuhan yang tidak buta, itu berarti tempatnya mencelekkan mata dan masalah selesai. Setelah malam itu juga, tak sungkan dan tak segan, mereka harus pulang ke Yerusalem.  

Ini semua masalah, jangan sampai kita ada dalam keadaan seperti ini. Kegerakan air yang digoncang itu untuk menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah. Masakan Yesus mengadakan kegerakan Firman lalu Firman yang Yesus sampaikan malah menjadi sandungan bagi mereka. Ini berarti bagi mereka menambah masalah padahal Yesus bertujuan menyelesaikan masalah. Inilah ketimpangan-ketimpangan yang terjadi, tidak memahami tujuan suara dari pada Firman. Karena apa? Yang dikedepankan adalah rasa hormat diri. Kalau dengar Firman lalu dikedepankan harga diri kita, habislah kita.

Kita harus lebih peka menerima dan menanggapi Firman Tuhan agar kehidupan gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini benar-benar adalah gereja yang ada di dalam genggaman Tuhan dan kita dibenahi oleh Tuhan dengan caraNya sendiri maka kita akan mengalami kejayaan rohani.

5.      Kisah Para Rasul 13:11
13:11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia.

Elimas ini buta seketika. Apa masalahnya? Tadinya dia tidak buta, tetapi begitu ada gerakan-gerakan dalam dirinya karena melihat penampilan Firman yang disampaikan oleh rasul Paulus kepada gubernur di Siprus yang adalah orang cerdas dan pandai, dia merasa itu akan merugikan dia karena dia tukang sihir dan dia mendapat tunjangan dari gubernur ini. Kalau sampai gubernur ini menerima apa yang disampaikan oleh rasul Paulus maka pasti dia akan kehilangan order, kehilangan sumber pencaharian. Maka dengan upaya sedemikian rupa dia membelokkan jalan Tuhan. Jalan Tuhan yang lurus dia mau belokkan. Paulus berkat kepekaan rohaninya merasa hal itu dan kemudian dia tengking orang ini.

Kalau kita dengar Firman, sudah jelas kena kita lalu kita berusaha membelok-belokkan maka itu buta. Kenapa? Tidak mau disentuh oleh Firman. Mengapa? Dia akan kehilangan pamor, kehilangan harga diri. Ini masalah yang ada pada Baryesus atau Elimas ini. Dia adalah sahabat kental dari gubernur. Dia melihat gubernur ini membuka hati menerima dan gubernur itu percaya akan ajaran yang disampaikan oleh Paulus. Seharusnya dia mengerti bahwa itu juga untuk dia, untuk keselamatan baginya, tetapi dia coba belok-belokkan, halangi.
Kisah Para Rasul 13:9-11
13:9 Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia,
13:10 dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?
13:11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia.

Sementara sahabat gubernur ini meraba-raba, sebab sudah buta, gubernur itu malah menerima Tuhan.
Kisah Para Rasul 13:12
13:12 Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.

Dia percaya bukan karena melihat mujizat tetapi takjub akan ajaran Tuhan. Akhirnya dia percaya, dia seorang cendekia, seorang pandai, seorang cerdas.

Semoga kita adalah umat Tuhan yang membuka mata rohani dan percaya akan Firman. Jangan sampai rohani tertutup dan membelokkan jalan Tuhan. Mengapa dibelokan? Karena merasa dia akan kehilangan sumber penghasilannya.

Tetapi syukur rasul Paulus mengatakan dia akan buta beberapa hari, berarti tidak selama-lamanya. Kebutaan itu tidak akan menimpa lebih dari waktu yang dikatakan rasul Paulus.
Kisah Para Rasul 13:11
13:11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia.

Dikatakan beberapa waktu, berarti diberi waktu, diberi kesempatan. Akhirnya dia mencari orang untuk menuntun.

Kita harus hati-hati soal buta rohani ini Tuhan datang untuk menyelesaikan masalah kebutaan, malah kita menambah kebutaan. Lebih dari itu, ujungnya kebinasaan. Padahal Tuhan datang untuk menyelesaikan masalah.

6.      I Yohanes 2:11
2:11 Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Kebencian ini ada sejak dosa awal, sejak perbuatan Kain membunuh Habel. Awalnya Kain membenci Habel. Membenci saudaranya tidak hanya terbatas pada saudara daging saja. Tetapi kita harus fokus pada saudara di dalam Tuhan. Saudara daging kalau dia orang dunia maka dia pasti membenci kita tetapi kita tidak usah dibalas. Tetapi di sini bicara saudara di dalam Tuhan. Kalau saudara di dalam Tuhan kita benci, berarti kita melepaskan diri dengan saudara kita. Siapa saudara kita? Yesus, Dia saudara kita yang menyucikan kita. Kita satu asal.
Ibrani 2:11
2:11 Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,

Di mana letak persoalan ini sehingga Yesus tidak malu? Karena kita mau dikuduskan. Jadi timbal balik, yang menguduskan adalah saudara kita dan yang dikuduskan adalah kita saudaraNya.

Yang menguduskan kita adalah saudara kita dan kita yang dikuduskan. Kenapa kita harus membenci Dia, kenapa kita tidak respon kepada Dia padahal Dia punya niat mau menyucikan kita. Karena kita tidak menanggapi Firman maka itu berimbas pada sesama anak Tuhan. Sebenarnya itu bermula dari ketidak responnya kita terhadap Firman. Kalau kita tanggapi Firman dengan serius dan kita ambil utuh untuk kita lalu kita disucikan maka pasti kita mengasihi Dia dan mengasihi orang yang kita lihat di sekeliling kita, tidak akan ada roh kebencian.
Sebab Matius 25:40
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Karena tidak respon pada Firman yang kita terima, yang menguduskan kita, tidak kita tanggapi dengan serius bahkan sadar tidak sadar membenci Firman, tidak suka pada Firman, akibatnya imbas pada orang di sekitar kita, imbasnya kepada suami, isteri atau anak. Masalahnya apa? Firman tidak masuk dalam hati. Kalau Firman itu menggarap atau membentuk hatinya, pasti dia mengasihi Yesus dan mengasihi sesama saudaranya dan dia tidak buta. Jadi masih banyak kita yang buta karena hati kita belum sepenuh beri kesempatan untuk digarap habis oleh Firman supaya kita mengasihi Dia dan mengalami penyucian sehingga imbasnya kena pada isteri, suami anak dan tetangga kita. Anak Tuhan seperti itu indah. Walaupun belalang tidak ada pemimpin tetapi mereka terbang bersama.

Walaupun cicak itu lemah tidak berdaya tetapi ada di dalam istana raja. Begitulah anak Tuhan yang paham keberadaannya sebagai adiknya Yesus dan Yesus abangnya. Kata saudara berarti seribu akar. Coba kalau akarnya ada seribu, tanaman itu sukar ditumbangkan.

7.      Wahyu 3:17
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Justru dia tidak hanya buta tetapi kembar 5. Dia melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.Di dalam ibadah dan pelayanan, jika motivasiku hanya perkara yang duniawi yang dikejar, maka 5 hal ini ada pada diriku. Jika pelayanan yang dikumandangkan dan diagung-agungkan halnya soal yang duniawi maka pada gereja tersebut ada 5 serangkai di dalamnya, antara lain buta. Betapa hebatnya bencana yang akan menimpa mereka jika tidak disurati oleh Yesus (ditegur).

Untung Yesus menyurati mereka dan Tuhan mengetuk pintu supaya mereka buka. Karena pada jemaat ini, Yesus tidak ada di dalam tetapi ada di luar. Ketika gereja hanya menggembar-gemborkan soal yang duniawi, Yesus tidak ada dalam jemaat tetapi ada di luar. Makanya Yesus mengetuk pintu dari luar, Dia ingin masuk. Karena Dia tahu ini umat tebusanNya, tetapi umat tebusanNya menolak Yesus sehingga dengan kasih Yesus datang lagi dengan ketukan.

Ada dua suara di sini, pertama ketukan, ketika itu kita belum tahu siapa yang ada di luar. Begitu terdengar suaranya kita tahu siapa itu. Seringkali kita baru diketuk, kita belum tahu orangnya. Tetapi setelah mendengar suara kita tahu ternyata Yesus di luar. Bukalah pintu, Yesus menawarkan untuk makan sehidangan denganNya bagi siapa yang membuka pintu.

Jadi persoalan malarat, malang, miskin, buta dan telajang terselesaikan kalau membuka pintu dan kita sehidangan dengannya. Kalau dia ada kita tidak melarat, tidak mungkin kita malang, tidak mungkin kita miskin, tidak mungkin kita buta dan tidak mungkin kita telanjang sebab semua ada pada tanganNya. Masalahnya di mana? Ada pada diri kita, buka hati atau tidak. Kenapa melarat terus, malang terus, miskin terus, buta terus, telanjang terus? Karena belum buka hati, belum buka pintu. Justru pada jemaat ini ditawari untuk duduk setakhta dengan Dia, bukan hanya sehidangan.

Sore ini kita ditolong Tuhan dari persoalan buta. Kita sudah ada di 5 serambi Betesda, rumah belas kasihan. Kalau dijabarkan di dunia ini, dunia ini ada 5 benua. Di 5 benua ini ada penduduk. Jadi Tuhan mau menolong manusia di 5 benua. Di mana-mana harus ada kegerakan Firman, ada goncangan air. Jangan tunggu di tempat lain ada goncangan air lalu berkata kita tidak punya. Tidak benar kalau berkata seperti itu karena kita selalu ada goncangan air di sini. Sudah terlalu kalau kita masih buta, timpang atau lumpuh.

Gereja mula-mula baru lahir, langsung diperhadapkan dengan persoalan lumpuh. Yesus menghembuskan nafas 3 sore. Tetapi jam 3 sore juga Petrus dan Yohanes diperhadapkan dengan orang lumpuh di pintu elok. Semua bisa diatasi jika kita menghargai Korban Kristus.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar