20181121

Kebaktian PA Imamat, Rabu 21 November 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Paduan suara atau zangkoor ada diceritakan oleh Alkitab.
Nehemia 7:67; 11:22-23
7:67 selain dari budak mereka laki-laki dan perempuan yang berjumlah tujuh ribu tiga ratus tiga puluh tujuh orang. Pada mereka ada dua ratus empat puluh lima penyanyi laki-laki dan perempuan.
11:22 Pengawas orang-orang Lewi di Yerusalem adalah Uzi bin Bani bin Hasabya bin Matanya bin Mikha dari bani Asaf, yakni para penyanyi yang menyanyi sementara berlangsung kebaktian di rumah Allah.
11:23 Karena mengenai mereka ada perintah raja yang menetapkan peraturan untuk para penyanyi menurut keperluan setiap hari.

I Tawarikh 25:7
25:7 Jumlah mereka bersama-sama saudara-saudara mereka yang telah dilatih bernyanyi untuk TUHAN -- mereka sekalian adalah ahli seni -- ada dua ratus delapan puluh delapan orang.

Di zaman raja Salomo dan raja Daud itu sudah dikumandangkan. Sehingga ada pemimpin Zangkoor yang namanya Azaf, Yedutun dan lainnya. Zangkoor itu ada aturannya. Aturannya untuk kita sekarang adalah kesetiaan dalam  beribadah. Kemudian jika saudara tidak hadir harus melapor. Dan jangan naik turun, turun naik, itu sama seperti kapal selam, tidak bagus. Juga harus menyatakan diri sebagai milik Tuhan dengan praktek mengembalikan milik Tuhan dengan jujur. Dan harus aktif dalam 3 macam ibadah. Bagi saudara-saudara yang tergerak untuk ikut dalam barisan Zangkoor, mari melayani Tuhan. Bukan karena nada suara kita yang indah tetapi karena hati kita rindu melayani Tuhan. Menyanyi itu memang sesuatu yang unik, makanya kita perlu latihan.

Imamat 23:9-14
23:9 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:10 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam,
23:11 dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.
23:12 Pada hari kamu mengunjukkan berkas itu kamu harus mempersembahkan seekor domba berumur setahun yang tidak bercela, sebagai korban bakaran bagi TUHAN,
23:13 serta dengan korban sajiannya dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, sebagai korban api-apian bagi TUHAN yakni bau yang menyenangkan, serta dengan korban curahannya dari seperempat hin anggur.
23:14 Sampai pada hari itu juga janganlah kamu makan roti, atau bertih gandum atau gandum baru, sampai kamu telah membawa persembahan Allahmu; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu turun-temurun di segala tempat kediamanmu.

Pesta timang-timangan atau pesta unjuk-unjuk itu hubungannya dengan hasil panen. 1 ikat buah sulung ini dibawa ke rumah Tuhan dan diserahkan kepada imam-imam untuk diunjuk-unjuk di hadapan Tuhan. Ini adalah panen pertama, karena jika diunjuk-unjuk hubungannya pasti ada panen susulan.

Imamat 23:9-14 ini teori, teorinya itu dimasukan pada bulan pertama. Prakteknya dimasukan pada bulan ketiga yaitu waktu masuk pesta Pentakosta karena disitulah panen pertama dan di sana ada unjuk-unjukkan.

Sebelum saya mengunjuk-unjuk atau menimang-nimang saudara di hadapan Tuhan, saya harus lebih dahulu punya pengalaman bagaimana saya diunjuk-unjuk, bagaimana saya merayakan pesta timang-timangan, pesta unjuk-unjukkan. Karena apa? Semua harus kita lewati, mulai start pesta Paskah. Paskah di mana kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan mempercayakan diri kepada Tuhan. Banyak orang percaya kepada Yesus tetapi tidak mempercayakan dirinya kepada Tuhan, itu tidak benar. Ini Kristen aneh, percaya kepada Yesus tetapi tidak pernah mempercayakan diri pada Yesus. Buktinya dia mengatur dirinya sendiri, mengikuti maunya sendiri. Mengatakan percaya Yesus tetapi tidak mau diatur oleh Firman Tuhan. Paskah apa yang seperti ini! Makanya Paskah yang dia kerjakan bukan yang disuruh oleh Tuhan, yang dia lakukan menurut imajinasinya sendiri.

Setelah kita merayakan Paskah, percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita memberikan diri dibaptis. Itu salah satu tanda kita mempercayakan diri kepada Tuhan. Tetapi itu baru tanda luar, apakah itu berlanjut? Setelah dia memberi diri dibaptis maka dia bagaikan buah sulung, seikat berkas hasil tanaman gandum. Maka dia dibawa kepada imam untuk diunjuk-unjuk. Berarti setelah dia dibaptis, saudara membawa diri untuk digembalakan oleh hamba Tuhan. Hamba Tuhan itu harus lebih dahulu diunjuk-unjuk. Tidak bisa saya mengunjuk-unjuk saudara sementara saya tidak pernah menikmati dan merasakan bagaimana diunjuk-unjuk itu.
Bilangan 8:5-6
8:5 TUHAN berfirman kepada Musa:
8:6 "Ambillah orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel dan tahirkanlah mereka.

Ini orang yang dikhususkan untuk menangani ibadah, untuk menangani kebaktian, untuk menangani kemah suci, di dalamnya ada imam.

Bilangan 8:7
8:7 Beginilah harus kaulakukan kepada mereka untuk mentahirkan mereka: percikkanlah kepada mereka air penghapus dosa, kemudian haruslah mereka mencukur seluruh tubuhnya dan mencuci pakaiannya dan dengan demikian mentahirkan dirinya.

Berarti hidupnya harus dibersihkan sebersih-bersihnya.

Bilangan 8:8
8:8 Sesudah itu haruslah mereka mengambil seekor lembu jantan muda dengan korban sajiannya dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, juga seekor lembu jantan muda yang lain haruslah kauambil untuk korban penghapus dosa.

Ada persekutuan dengan lembu jantan muda, itu menunjuk perdamaian. Kemudian ada persekutuan dengan korban sajian, berarti bersekutu dengan Firman pengajaran. Dia harus ada pengalaman di situ sebab dengan demikian dia diunjuk-unjuk.

Coba lihat, selalu ada tanda darah. Tidak ada yang tidak ada tanda darah. Seorang Lewi, seorang imam harus ada tanda darah. Jadi seorang imam tidak boleh mengelak dari derita sengsara karena dia nanti akan dipercayakan untuk mengunjuk-unjuk umat Tuhan.

Bilangan 8:9-10
8:9 Selanjutnya haruslah kausuruh orang Lewi mendekat ke depan Kemah Pertemuan, dan kaupanggil berkumpul segenap umat Israel.
8:10 Apabila engkau telah menyuruh orang Lewi mendekat ke hadapan TUHAN, maka haruslah orang Israel meletakkan tangannya atas orang Lewi itu,

Berarti mereka ini yakin persis, tahu persis bahwa yang mereka letakkan tangan itu adalah orang yang akan melayani mereka. Mereka yakin inilah orangnya Tuhan yang akan melayani mereka.

Bilangan 8:11
8:11 dan Harun harus mengunjukkan orang Lewi itu sebagai persembahan unjukan dari antara orang Israel di hadapan TUHAN, dan demikianlah mereka diuntukkan melakukan pekerjaan jabatannya bagi TUHAN.

Mereka harus melakukan pekerjaan jabatan bagi Tuhan. Sampai beberapa kali disebut “jabatan bagi Tuhan” dalam pasal 8 ini. Itu sebabnya tidak hanya asal memimpin upacara ibadah. Sebab berpikir kalau mati ada pendeta yang mengupacarakan, kalau menikah ada pendeta yang memberkati, bukan sedangkal itu. Sebab unjuk-unjukkan itu terjadi di hadirat Tuhan. Berarti selalu diangkat, diunjuk, ada pertanggungjawabannya di hadapan Tuhan, bukan asal.

Bilangan 8:12
8:12 Setelah orang Lewi meletakkan tangannya atas kepala lembu-lembu jantan muda itu, maka haruslah yang seekor diolah sebagai korban penghapus dosa dan yang lain sebagai korban bakaran bagi TUHAN untuk mengadakan pendamaian bagi orang Lewi.

Selalu ada hubungannya dengan tanda darah. Kalau dulu darah binatang, sekarang darah Yesus, sengsara Krisrtus harus selalu mewarnai hidupnya.

Bilangan 8:13-15
8:13 Maka haruslah engkau menghadapkan orang Lewi kepada Harun dengan anak-anaknya dan mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan bagi TUHAN.
8:14 Demikianlah harus engkau mentahirkan mereka dari tengah-tengah orang Israel, supaya orang Lewi itu menjadi kepunyaan-Ku.
8:15 Barulah sesudah itu orang Lewi boleh masuk untuk melakukan pekerjaan jabatannya pada Kemah Pertemuan, sesudah engkau mentahirkan mereka dan mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan.

Karena semua hubungan pelayanan dengan Kemah Pertemuan. Kemah pertemuan menunjuk Tubuh Kristus. Untuk memberikan pelayanan dalam pembangunan Tubuh Kristus, lebih dahulu Lewi ini harus ditahirkan lewat unjuk-unjuk ini. Pentahiran itu ditangani oleh Imam Besar. Jadi kami imam-imam harus ada hubungan kuat dengan Yesus Imam Besar, karena nanti akan dipercaya untuk mengunjuk-unjuk sidang jemaat.

Bilangan 8:16,20-22
8:16 Sebab mereka harus diserahkan dengan sepenuhnya kepada-Ku dari tengah-tengah orang Israel; ganti semua yang terdahulu lahir dari kandungan, yakni semua anak sulung yang ada pada orang Israel, telah Kuambil mereka bagi-Ku.
8:20 Lalu Musa, Harun dan segenap umat Israel melakukan yang demikian kepada orang Lewi; tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang Lewi, demikianlah dilakukan orang Israel kepada mereka.
8:21 Orang Lewi itu menghapus dosa dari dirinya dan mencuci pakaian mereka, kemudian Harun mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN, dan mengadakan pendamaian bagi mereka sambil mentahirkan mereka.
8:22 Sesudah itu masuklah orang Lewi untuk melakukan pekerjaan jabatan mereka di Kemah Pertemuan, di bawah pengawasan Harun dan anak-anaknya. Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang Lewi, demikianlah dilakukan kepada mereka.

Ini sekilas gambaran bagi kami karena kami dipercayakan oleh Tuhan untuk mengerjakan pelayanan di kemah pertemuan yang menunjuk pembangunan Tubuh Kristus. Maka kami harus lebih dahulu diunjuk-unjuk. Unjuk-unjuknya hamba Tuhan beda dengan jemaat. Karena benar-benar dalam pekerjaan yang dia kerjakan di hadapan Tuhan ini dia harus benar-benar tahir. Dia harus hidup dalam ketahiran, harus suci. Itu sebabnya imam-imam dituntut oleh Tuhan untuk melakukan hal ini. Bukan hanya imam-imam tetapi juga Lewi. Imam itu garis keturunan Harun. Harun juga termasuk Lewi, tetapi dia khusus. Yang menangani Lewi adalah Harun dan anak-anaknya.
Kami yang diunjuk, yang dipercayakan Tuhan untuk menangani ini disebut benar-benar kepunyaan Tuhan. Jika saya menyadari bahwa saya kepunyaan Tuhan, jika saya memahami sebagai hamba Tuhan yang harus diunjuk-unjuk oleh Imam Besar maka benar-benar saya adalah punyanya Tuhan. Dan jika saya benar punyanya Tuhan maka Tuhan berkata “Aku berjalan di depanmu dan Aku juga penutup barisanmu” itu janji Tuhan. Kenapa? Sebab imam ini, pelayan ini, benar-benar mau dan siap diri, rela untuk bersihkan diri, tahirkan diri, pribadi hamba Tuhan mau tahirkan diri maka Tuhan janji “Aku di depanmu, Aku di belakangmu”. Jadi ada perlindungan khusus baginya.

Yesaya 52:11
52:11 Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!

Kenapa disuruh menjauh dan keluar? Karena ada gerakan kuasa kegelapan untuk mencemarkan hidupnya. Ada upaya-upaya iblis untuk menghancurkan dirinya. Sehingga  uhan suruh “jauhkan dirimu dari gangguan itu” sehingga engkau terpelihara.

Lewi ini tugasnya mengangkat perkakas-perkakas rumah Tuhan, itu dikatakan dalam Bilangan pasal 4. Ini tugas yang langsung kena mengena dengan Tabernakel. Mereka bertanggung jawab untuuk membongkar, dan mereka juga bertanggung jawab untuk membangun. Perjalanan Israel dari gunung Sinai sampai bukit Gibeon, ada 40 kali dibongkar dan 40 kali dibangun. Siapa yang bertanggung jawab? Imam, orang Lewi.

Bagaimana kami mengunjuk-unjuk saudara kalau kami sendiri tidak menikmati pengalaman diunjuk-unjuk. Pengalaman diunjuk-unjuk itu adalah kami memiliki pengalaman perdamaian oleh Korban Kristus. Pengalaman diunjuk-unjuk itu adalah kami memiliki pengalaman dengan Firman pengajaran yang kuat dan sehat.

Yesaya 52:12
52:12 Sungguh, kamu tidak akan buru-buru keluar dan tidak akan lari-lari berjalan, sebab TUHAN akan berjalan di depanmu, dan Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu.

Jika pelayan Tuhan itu punya pengalaman diunjuk-unjuk oleh Imam Besar, maka dia dalam pelayanan ia melihat ke depan dan melihat ke belakang ada Tuhan di sana. Saya lebih dahulu Tuhan, harus diunjuk-unjuk di tangan Imam Besar. Yesus pegang saya, unjuk-unjuk saya. Saya harus punya pengalaman ditimang-timang oleh Tuhan. Berarti orang itu kepunyaan Tuhan. Kalau dia kepunyaan Tuhan maka hidup itu pasti ada ciri digarap dan disucikan oleh Firman.
II Timotius 2:19-21
2:19 Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.
2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

Dia nanti akan dipercayakan entah 1, 2, 10, 100 atau 1000 jiwakah yang harus dia unjuk-unjuk dan ditimang-timang di hadapan Tuhan, harus sama-sama menikmati. Ini harus kita lewati karena kita akan masuk pesta Pantekosta, masuk pesta bunyi nafiri, masuk pesta grafirat atau perdamaian tuntas baru masuk pesta pondok daun-daunan, semua ini harus kita jalani.

Tetapi bicara pesta timang-timangan, Tuhan berikan penekanan bahwa imam-imam harus lebih dahulu. Ini menunjukkan betapa pentingnya nilai penggembalaan. Sebab imam bersama Lewi ini adalah kepercayaan Tuhan untuk menyelenggarakan ibadah. Kalau di zaman perjanjian baru itulah gembala, hamba Tuhan. Betapa pentingnya hubungan gembala dengan jemaat. Betapa pentingnya jemaat digembalakan. Gembala lebih dahulu harus mengerti ini karena tugasnya untuk menimang-nimang jemaat, untuk mengunjuk-unjuk jemaat di hadapan Tuhan.

Ini adalah tanggung jawab kami sebagai hamba Tuhan untuk melaksanakan pelayanan yang ada hubungannya dengan kemah pertemuan.
Ulangan 10:8
10:8 Pada waktu itu TUHAN menunjuk suku Lewi untuk mengangkut tabut perjanjian TUHAN, untuk bertugas melayani TUHAN dan untuk memberi berkat demi nama-Nya, sampai sekarang.

Ini Lewi, di dalamnya itu ada imam. Tanggung jawab suku Lewi membawa tabut perjanjian, dua komponen yang menjadi satu yaitu petinya dan tutup peti. Siapa yang angkut? Hamba Tuhan. Berarti hamba Tuhan yang lebih dahulu merasa bobotnya. Bagaimana berita itu dua menjadi satu, yang dikemas sekarang dalam Kabar Mempelai, berita dua menjadi satu. Peti perjanjian ini dipikul, bukan pakai kereta. Hidup seperti ini jika dia tahu bobotnya dua menjadi satu dan dia sudah mengalami diunjuk-unjuk maka dia akan menjadi saluran berkat bagi jemaat.

Bilangan 10:9
10:9 Sebab itu suku Lewi tidak mempunyai bagian milik pusaka bersama-sama dengan saudara-saudaranya; TUHANlah milik pusakanya, seperti yang difirmankan kepadanya oleh TUHAN, Allahmu.

Di sini banyak kali hamba Tuhan gagal. Tidak percaya kepada Tuhan yang sudah pasang badan menjadi Pribadi yang ada di depan dan di belakangnya. Saya harus yakini dan saya percaya Tuhan pelihara. Buktinya Tuhan jaga sampai saat ini, Tuhan pelihara dan memberikan perlindungan.

Kita melihat tujuan dari menimang-nimang ini supaya umat Tuhan mempercayakan diri untuk digembalakan. Dan yang akan menggembalakan saudara jangan sampai salah. Jangan sampai saudara digembalakan oleh gembala yang tidak punya pengalaman diunjuk-unjuk. Kasihan nanti saudara. Maaf, bukan berarti supaya saudara curah di sini. Tetapi ini pelajaran bagi kami supaya kami hamba Tuhan harus punya pengalaman lebih dahulu diunjuk-unjuk. Kalau ada pengalaman diunjuk-unjuk pasti Tuhan percayakan jiwa untuk diunjuk-unjuk. Ini keyakinan kami, ini tujuannya kami lebih dahulu harus diunjuk-unjuk.

Kalau jemaat itu yang bagaikan seberkas hasil gandum, buah panen pertama, maka dia dibawa ke Bait Allah atau rumah Tuhan dan diambil oleh imam untuk diunjuk-unjuk. Jadi ketika jiwa itu sudah percaya Yesus (Paskah) dan mempercayakan diri kepada Yesus yang dibuktikan dengan Baptisan, maka dia sudah memberi diri digembalakan. Nyanyian kita tadi mengatakan “jangan biarkan aku mengembara” kita harus ada dalam penggembalaan. Bukti penggembalaan itu adalah hamba Tuhan itu harus lebih dahulu menikmati diunjuk-unjuk sehingga Roh Kudus menetapkan dia menjadi gembala.

Tujuan diunjuk-unjuk:
1.      Supaya umat Tuhan sadar bahwa dia bukan lagi orang asing. Ketika dia sudah diunjuk-unjuk, dia diberikan pemahaman dan kesadaran bahwa dia bukan lagi orang asing. “Aku ini keluarga Allah, aku ini punyanya Tuhan, aku orang gembalaan Tuhan”.
Mazmur 100:3
100:3 Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.

Kalau kita sadar kita ini bukan orang asing, kita sudah punyanya Tuhan maka kita adalah kawanan domba gembalaanNya. Tetapi banyak orang sesudah dibaptis tidak tahu ke mana rimbanya. Pikirnya “saya sudah dibaptis, saya sudah lahir baru, tidak usah digembalakan”. Salah berpikir seperti itu, anda tidak akan masuk dalam pesta pondok daun-daunan kalau seperti itu, anda akan diterkam binatang buas jika tidak digembalakan. Sebab dalam penggembalaan inilah ada pengawasan ketat. Sekaligus memberikan perlindungan, rasa aman di dalam pribadi anak Tuhan itu.

Seperti pengalaman raja Daud. Singa datang, dia tangkap janggutnya lalu dia robek-robek. Beruang datang dihantam. Goliat datang dia bunuh. Jadi singa itu iblis, beruang nabi palsu dan Goliat itu daging, semua dia kalahkan, itu tujuan penggembalaan. Ada singa yang mengaum-ngaum (iblis). Ada beruang itu nabi palsu yang bisa menghancurkan kita. Dan ada Goliat itu daging yang membengkak.

Kalau kita ada dalam penggembalaan di sini kita akan mendapatkan pengalaman yang indah sehingga saudara dan saya rasa nyaman dan tenang. Karena apa? Kita dikawal oleh penggembalaan. Tidak mungkin kita disusupi pengajaran palsu (beruang), tidak mungkin saudara dikalahkan oleh iblis (singa), tidak mungkin dikalahkan oleh nafsu daging (Goliat) karena kita ada dalam penggembalaan. Di sini kita sadar bahwa kita adalah miliknya Tuhan. Sebagai miliknya Tuhan, dalam Mazmur 100:3 dikatakan kita digembalakan oleh Tuhan dan dipercayakan kepada imam atau dalam gereja adalah hamba Tuhan untuk diunjuk-unjuk.

Makanya jangan kita menjauh dari penggembalaan dan jangan asal-asal. Kamipun tiak boleh asal-asal melayani Tuhan. Saya bergumul, Saya mau meningkatkan doa saya. Hari Tuhan makin mendekat, bagaimana kalau kami leha-leha. Problem yang kami hadapi memang tidak gampang. Bahkan saya punya niat mau doa semalam suntuk sendiri. Sebab kalau semalam suntuk bersama paling-paling cuma 2 jam sembayangnya, lebih banyak dengar Firman dan menyanyi. Sesi pertama sembayang cuma 1 jam, sesi kedua sembayang cuma 1 jam, jadi total cuma 2 jam. Lebih enak saya rasa doa semalam suntuk sendirian.

Bagaimana jemaat Tuhan? Masihkan ada sembayang di rumah? Memang ketika saudara ada niat untuk dekat dengan Tuhan, jangan pikir iblis tidak unjuk rasa. Kalau iblis diam-diam berarti dia merasa saudara tidak berbahaya. Seperti penglihatan seorang pendiri gereja Metodhis. Dia lewat di satu jalan dan ada sebuah gereja, dia lihat setan tidur-tiduran di bumbungan, tidur-tidur di emper gereja, dia tanya “apa kamu buat di sini, kenapa tidur? “ setan menjawab “tidak ada bahaya di sini, orang Kristen di sini tidur”. Dia lewat lagi di satu gereja, kelihatan setan-setan sudah mengamuk-ngamuk di situ. Ditanya lagi “kenapa kamu ini?” dijawab oleh setan “gereja ini hidup, makanya kami lawan”. Jadi kalau diam-diam, tidak ada tantangan, itu berarti mati. Tetapi kalau ada tantangan berarti ada kehidupan di dalam.

Pengalaman-pengalaman hamba-hamba Tuhan dahulu memotivasi kami hamba-hamba Tuhan sekarang. Dan lebih dari itu Firman Tuhan sudah jelas dan pasti memotivasi kami. Jadi jangan salah persepsi, kita ini aman-aman saja. Periksa dulu, jangan-jangan mati. Kalau ada tantangan terus menerus, jangan dulu kita katakan tidak betul, sebab iblis tidak suka karena ada kehidupan di situ.

Kita ini bukan lagi orang asing karena kita ini keluarga Allah, kita milikNya dan kita harus berinisiatif untuk memenangkan jiwa, itu tujuan lain diunjuk-unjuk. Saya menjadi anak Tuhan, masa cuma saya sendiri, saya rindu memenangkan jiwa. Itu tujuan pertama dan itu tujuan yang hakiki. Kita diunjuk-unjuk berarti kita anak sulung. Kalau menjadi anak sulung berarti harus ada adik, berarti ada jiwa yang dimenangkan. Itu namanya buah sulung, itu namanya hulu hasil, itu namanya kita bukan orang asing lagi tetapi keluarga Allah.
Yang diunjuk-unjuk ini harus sadar bahwa dia bukan lagi orang asing, tetapi dia keluarga Allah dalam status anak sulung. Dia harus mencari jiwa. Jiwa itu ditarik supaya dimenangkan. Berarti jiwa itu menjadi anak sulung. Jadi sudah dua anak sulung di situ. Jiwa yang itu mencari jiwa lagi sehingga ada 3 anak sulung. Sehingga makin meriahlah pertemuan anak-anak sulung itu dan bukan cuma meriah karena anak-anak sulung tetapi karena bersama dengan malaikat-malaikat.
Ibrani 12:22-23
12:22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
12:23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,

Kumpulan meriah bersama malaikat yang di dalamnya ada anak-anak sulung. Ini adalah anak-anak sulung yang mau diunjuk-unjuk. Tidak mungkin kita ada di sana kalau kita tidak mau diunjuk-unjuk.

Jangan berpikir ibadah itu hanya ceremony, siapa saja boleh menjalankan ibadah. Bagaimana boleh jadi kalau seperti itu. Mereka berpikir akan ke sana, ke perkumpulan anak sulung padahal tidak bisa.

Ditimang-timang, digembalakan atau diunjuk-unjuk itu adalah untuk mempertahankan posisi saudara sebagai anak sulung. Olehnya kami sebagai gembala lebih dahulu. Berarti kami lebih dahulu memposisikan diri sebagai anak sulung, supaya kami juga ada di sana. Saya tidak mau saudara bergembira bersama dengan malaikat kemudian saya ada di luar. Makanya kami harus duluan. Artinya mengkondisikan diri sebagai anak sulung. Sebagai anak sulung dia harus ada dalam penggembalaan yang benar.

Makanya kami hamba Tuhan kalau berfellowship tidak boleh sembarang berfellowship. Harus mencari di mana penggembalaan yang benar. Begitu juga jemaat. Jemaat harus termotivasi tidak boleh asal digembalakan. Tetapi mengkondisikan diri dalam penggembalaan supaya dia tetap lestari sebagai anak sulung. Kalau ini kita jaga sebagai anak sulung maka bakal mencapai pesta pondok daun-daunan.

2.      Imamat 23:11
23:11 dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.

Jadi tujuannya supaya jemaat ini benar-benar punya label “berkenan kepada Tuhan”. Ada meterai “berkenan kepada Tuhan”. Bagaimana mau duduk bersanding dengan Yesus jika saya dan saudara tidak berkenan. Di mana kita bisa meraih label “berkenan” ini? Di dalam penggembalaan. Di dalam penggembalaan ini kita dikemas, dibangun dan dibentuk supaya kita kelak berkenan kepada Tuhan.
Tadi sudah diperlihatkan nubuatannya kita sebagai anak sulung. Yang akan ada di sana adalah kehidupan yang berkenan itu. Tidak mungkin kehidupan yang tidak berkenan ada di sana. Sebab bisa menjadi anak sulung tetapi akhirnya terhempas keluar. Buktinya Ruben keluar, Esau juga keluar. Esau karena perut, Ruben karena merusak nikah bapanya. Ini yang kita jaga. Esau walaupun mencari hak kesulungan dengan derai air mata tidak dia dapat lagi, karena dia sudah meringankan hak kesulungan karena persoalan perut. Hak kesulungan Ruben dicabut lalu dipindah kepada Yusuf, padahal Yusuf ini bukan anak sulung tetapi anak yang kesebelas dari Yakub.

Mulai kami hamba Tuhan diunjuk-unjuk supaya kami berkenan. Setelah kami berkenan maka Tuhan percayakan penggembalaan. Setelah kami dipercayakan penggembalaan maka ada jiwa yang akan kami unjuk-unjuk. Selalu bertalian, tidak putus.

Kemudian untuk menjaga semuanya ini, maka dikawalkah kita dengan Imamat 23:12.
Imamat 23:12
23:12 Pada hari kamu mengunjukkan berkas itu kamu harus mempersembahkan seekor domba berumur setahun yang tidak bercela, sebagai korban bakaran bagi TUHAN,

Berarti di dalam kita diunjuk-unjuk ini, liriklah, ada seekor domba yang tidak bercela yang sudah menjadi korban bakaran bagi Tuhan, itulah Yesus Anak Domba Allah. Jadi kenapa kita digembalakan, kenapa kita bukan orang asing lagi? Karena kita melihat Anak Domba yang tidak bercela yang rela mati bagi kita. Ketika menyembah, coba tarik pikiranmu, lihat Yesus dalam derita sengsara, tanpa sadar kita sudah menangis. Ketika kita ingat, kita renungkan bagaimana pengorbanan Domba yang tidak bercela ini, menjadi korban bakaran, maka ini menjadi pengawas kita. Kita akan berpikir 1001 kali supaya jangan mengkhianatiNya.

Imamat 23:13
23:13 serta dengan korban sajiannya dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, sebagai korban api-apian bagi TUHAN yakni bau yang menyenangkan, serta dengan korban curahannya dari seperempat hin anggur.

Makanya di dalam penggembalaan di mana kita diunjuk-unjuk selalu diberikan Firman pengajaran, korban sajian sebanyak 2/10 Efa. Ini berarti 1/5 Efa. Angka 1/5 diperhadapkan kepada kita. Jangan lupa, roti di meja roti sajian itu 1 ketulnya dibuat dari 2 gomer tepung yang terbaik atau 2/10 Efa.

Setiap kita disirami Firman pengajaran, selalu diberikan sentuhan-sentuhan dua menjadi satu. Itu bukan mengada-ada. Jadi ada sesuatu yang rahasia di dalamnya. Anak sulung ini ada rahasia Tuhan di dalamnya. Kita bukan lagi orang asing karena ada rahasia Allah di dalamnya untuk menjadikan kita dua menjadi satu.

Ketika kita mendengarkan Firman dalam setiap ibadah selalu mengarahkan kita untuk dua menjadi satu berarti untuk menjadi Mempelai, maka sudah itulah 2/10 Efa itu. Jadi kita tidak rancu, tidak mengambang, kita benar-benar menikmati suatu arah yang jelas. Ternyata dalam persekutuan anak-anak sulung itu ada rahasia yang luar biasa. Dari pesekutuan anak-anak sulung akan ditingkatkan pada persekutuan Mempelai. Hal ini tidak mengada-ada.

Bagaimana kita jemaat, apakah kita hanya puas dengan persekutuan anak sulung atau mau meningkat pada persekutuan nikah? Kesukaan nikah yang rohani adalah kesukaan yang luar biasa yang melampaui kesukaan anak-anak sulung.

Makanya ada korban seekor domba tak bercela berumur setahun. Kemudian ditambah dengan 2/10 efa. Lalu ada korban curahan. Ini hubungannya dengan perjamuan kudus. 1/4 hin ini jika saudara baca dalam Bilangan pasal 15, itu baru standar. Bilangan pasal 15 ini jika saudara perhatikan, kejadiannya setelah Tuhan merasa hatiNya tersayat-sayat melihat perilaku orang Israel yang sangat menghina rancangan Tuhan dalam diri mereka. Di sini Tuhan menghibur diriNya. Sebab dari pasal 11 sampai pasal 14 Tuhan benar-benar didukakan. Pasal 16 juga Tuhan didukakan. Tetapi disisipkan pasal 15 Tuhan menghibur dirinya. Bagaimana Tuhan dihiburkan?
Yesaya 62:5
62:5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.

Jika kita bisa mempersembahkan 1/4 hin air anggur ini.
Bilangan 15:1-5
15:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
15:2 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila kamu masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu menjadi tempat kediamanmu,
15:3 dan kamu hendak mempersembahkan korban api-apian bagi TUHAN, dari lembu sapi atau kambing domba, baik korban bakaran atau korban sembelihan, baik untuk membayar suatu nazar khusus, atau sebagai persembahan sukarela atau pada waktu perayaan-perayaanmu, dan dengan demikian menyediakan bau yang menyenangkan bagi TUHAN,
15:4 maka orang yang mempersembahkan persembahannya itu kepada TUHAN, haruslah mempersembahkan sebagai korban sajian sepersepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan seperempat hin minyak.
15:5 Dan beserta korban bakaran atau korban sembelihan itu engkau harus juga mempersembahkan seperempat hin anggur sebagai korban curahan, untuk setiap ekor domba yang dipersembahkan.

1/4 hin anggur ini baru standar, belum sampai pada tingkat atas.

Bilangan 15:16
15:6 Tetapi jikalau persembahanmu itu seekor domba jantan, engkau harus mempersembahkan sebagai korban sajian dua persepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan sepertiga hin minyak,

Di sini sudah meningkat menjadi 2/10 dan 1/3 hin anggur. Dalam korban timang-timangan sudah disentuh 2/10 berarti dua menjadi satu. Tetapi minyak dan korban sajiannya masih santard.

Kita gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini, kita perhatikan baik-baik Tuhan punya rencana dalam diri kita. Mengapa di dalam pesta timang-timangan sudah langsung 2/10 tepung untuk korban sajian, sedangkan minyak dan anggurnya masih standar? Karena dalam penggembalaan kita lebih dahulu dikaitkan dua menjadi satu untuk masuk pada nikah yang rohani. Kalau kita tidak ditimang-timang mana kita tahu, apalagi kalau gembala juga tidak punya pengalaman ditimang-timang mana dia tahu. Yang dia sampaikan yang biasa-biasa saja. Dia khotbah tidak beda dengan agama lain karena dia tidak mengerti rencana Tuhan. Bahkan mungkin lebih baik agama lain kalau dia bicara dibandingkan pendeta-pendeta sekarang. Memang dia sentuh dosa, sentuh ini dan itu tetapi tidak tahu rencana Tuhan ke depan.

Kalau kita, kita sudah disentuh, sudah dijamah, sudah diraba, apalagi yang salah. Olehnya kita perhatikan baik-baik supaya jangan menjadi gereja yang mengambang. Saya berkhotbah jangan khotbah seperti mereka saja. Tetapi ada hal yang sangat prinsipil yang tidak diketahui oleh mereka dan hanya diketahui oleh umat Tuhan yang ditimang-timang dan hamba Tuhan yang sudah ditimang-timang.

Dua hal ini harus disikapi oleh gereja Tuhan  yang hidup akhir zaman ini. Kemudian pada pesta tunggal pada pesta bulan ketiga yaitu pesta Pentakosta, di situlah prakteknya.

Imamat 23:15,19-20
23:15 Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu;
23:19 Kemudian kamu harus mempersembahkan seekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa, dan dua ekor domba yang berumur setahun sebagai korban keselamatan.
23:20 Imam harus mengunjukkan semuanya beserta roti hulu hasil itu sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN, beserta kedua ekor domba itu. Semuanya itu haruslah menjadi persembahan kudus bagi TUHAN dan adalah bagian imam.

Di sinilah prakteknya, karena ketika kita diunjuk-unjuk dalam pesta timang-timangan, kita sebagai berkas pertama, sebagai buah sulung atau hulu hasil diarahkan untuk memenangkan jiwa, tetapi kita tidak mampu jika tidak ada Roh Kudus. Prakteknya di sini, kalau sudah ada angka 50, angka Roh Kudus, di situ baru ada kemampuan kita. Lihat saja Petrus, murid senior, dia saja tumbang sebelum penuh Roh Kudus, dia takut menghadapi sengsara. Sampai Yesus katakan padanya “hai iblis, undur!”. Tetapi ketika dia bersama 120 orang dipenuh Roh Kudus dan jumlah mereka bertambah menjadi 3000, maka walaupun aniaya besar datang, Saulus membunuh Stefanus dan lain-lain, bisa saja nyalinya kecil, tetapi ke manapun mereka pergi tetap mereka memberitakan injil. Bahkan Filipus tidak takut, bisa saja menjadi orang kedua yang seperti Stefanus, namun dia beritakan Injil ke mana-mana bahkan orang Samaria menerima dengan bulat hati, tidak takut. Karena ada kuasa Roh Kudus.

Jadi teorinya pada pesta ketiga dan prakteknya pada pesta keempat.

Kita gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini, jangan sampai saudara terlalu sibuk dengan yang lain-lain sehingga tidak berpikir “Tuhan penuhkan saya”. Jangan saudara berpikir dipenuhkan Roh Kudus itu nanti di gereja, saya tidak dipenuhkan Roh Kudus di gereja tetapi di rumah. Besoknya mau menghadapi ujian naik tingkat, sebelum tidur saya ambil Alkitab saya yang kecil, saya baca. Setelah saya baca saya berlutut berdoa. Sesudah saya berdoa kenapa saya rasa sudah lain ini, perut saya sudah goncang, mulut saya sudah terasa lain, lidah sudah berkata-kata lain. Mama ade saya loncat dari kamarnya lalu berteriak kenapa kau?. Padahal enak sekali saya dipenuhkan Roh Kudus saat itu. Tetapi tante saja tidak tahu. Setelah itu saya alami lagi di gereja.

Jadi tidak nanti di gereja, ada minat ada kerinduan hati saudara untuk dipenuhkan Roh Kudus. Karena itu memberikan kemampuan ajaib untuk bersaksi memenangkan jiwa. Kalau saudara tunggal berarti bukan anak sulung. Kalau anak sulung berarti bukan anak tunggal. Ini yang perlu kita kaji dan kita perhatikan kembali dalam pelayanan di akhir zaman ini.

Jadi timang-timangan ini, baik teori maupun praktek, menunjukkan bahwa anak Tuhan itu harus proaktif. Kalau proaktif maka jangan tinggal di tempat. Kalau diarahkan begini, ayo bergerak, aktif. Jangan menantang/ melawan. Jangan juga diam di tempat. Apalagi merasa diri tahu, apriori. Atau apatis, cuek dia. Kita harus aktif, ada gerakan.

Kalau digoyang-goyangkan itu olah raga namanya. Yang ditimang olah raga, yang menimang juga olah raga. Ayo aktif untuk terwujudkan Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau dalam ibadah pelayanan kita terlalu banyak diam di tempat, anda kegerakan tetapi kurang kita aktif dan hanya nonton saja, nanti rohanimu rematik, asam urat karena tidak bergerak.

Kalau sudah dengar Firman ini kemudian tidak proaktif berarti dia melawan. Bahaya kalau seperti itu. Jangan tunggu keluar dari persekutuan anak-anak sulung. Berarti jauh panggang dari api untuk mencapai persekutuan mempelai. Dari persekutuan anak sulung saja sudah keluar, apalagi persekutuan mempelai. Ini jangan sampai terjadi dalam diri kita.

Jika selalu dikatakan ada anak domba, karena selalu kita diberikan Tuhan pemahaman mulai dari Yesus Anak Domba yang disembelih sampai menikah selalu disebut Anak Domba. PengorbananNya disebut Anak Domba, statusNya untuk menikah disebut Anak Domba. Berarti kita diwarnai derita sengsara. Derita sengsara ini bukan kita cari-cari tetapi dari aktivitas proaktif kita. Walaupun pekerjaan harus kita tinggalkan walaupun ada order “maaf, saya mau ibadah dulu”. Berarti masuk sengsara bersama Anak Domba itu. Ini yang dicari oleh Tuhan.
I Korintus 2:2
2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.

Apakah ada Anak Domba yang disalib dalam diri saudara? Keterkaitan kita dengan Kristus yang tersalib mewarnai kita selalu proaktif. Sakit memang. Mau ibadah lalu hujan, memang sakit. Tetapi karena menghayati, Yesus yang disalib ada pada kita. Akhirnya nanti mencapai satu hal yang tidak kita gambarkan yaitu pernikahan Anak Domba. Bukan disebut pernikahan Yesus, atau pernikahan Mesias tetapi Anak Domba. Berarti saudara isterinya Anak Domba, berarti selevel, sejajar. Bagaimana derita Yesus Mempelai Laki-laki Sorga Anak Domba Allah ini, kita menjadi isteriNya. Makanya unjuk-unjukkan ini langsung disentuh ke sana. Ada 2/10 efa roti di meja roti sajian yang harus kita konsumsi.

Wahyu 19:7
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Berarti pengantinnya ini adalah pengantin Anak Domba. Kalau membaca ini saya malu, malu pada diriku. Seringkali saya mau mengelak dari penderitaan. Sementara orang Palu bergumul minta natal di sana, setelah pembicaraan di sini datang sepasang suami isteri untuk mempertanyakan. Kemudian saya katakan “tidak ada lagi waktu” yang saya kedepankan “capek saya!”. Karena harus buru-buru dari sana ke sini. Tetapi malamnya saya ditegur keras oleh Tuhan, saya menangis. Besok paginya saya suruh isteri saya “telpon mereka, jadi natal tanggal 7”. Begitu mendengar bahwa jadi natal tanggal 7 maka mereka bersukacita. Mereka katakan “di dengar Tuhan doa kami”. Malam ini orang Palu dengar, doamu dijawab oleh Tuhan, tinggal realiasinya. Bawa dirimu untuk aktif tanggal 7. Semua yang ada pada dirimu keluarkan, jangan disimpan-simpan! Kerinduan hati Tuhan supaya saudara juga proaktif, jangan biarkan mereka di sana.

Tuhan Yesus kiranya menjamah hatiku dan hatimu, saya tidak mau kehilangan Anak Domba. Saya harus memposisikan diri sebagai isterinya Anak Domba. Berarti harus bersama menderita dengan Anak Domba. Kita harus rela sengsara bersama dengan Dia.
Roma 8:17
8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Unjuk-unjuk itu penting, penggembalaan itu sangat penting sehingga kita benar-benar dikemas oleh Tuhan. Tuhan memberikan kesadaran pada diri kita bahwa kita bukan orang asing lagi, saya miliknya Tuhan, saya punyanya Tuhan dan Tuhan akan menggembalakan saya. Kemudian supaya kita berkenan dan menjaga supaya lestari maka kita harus ada hubungan dengan korban Anak Domba, harus ada hubungan dengan korban sajian dan harus ada hubungan dengan korban curahan. Dalam penggembalaan kita dijaga.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar