20200122

Kebaktian PA Imamat, Rabu 22 Januari 2020 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 23:33-40
23:33 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:34 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
23:35 Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:36 Tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:37 Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, yaitu korban bakaran dan korban sajian, korban sembelihan dan korban-korban curahan, setiap hari sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu,
23:38 belum termasuk hari-hari Sabat TUHAN dan belum termasuk persembahan-persembahanmu atau segala korban nazarmu atau segala korban sukarelamu, yang kamu hendak persembahkan kepada TUHAN.
23:39 Akan tetapi pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi TUHAN tujuh hari lamanya; pada hari yang pertama haruslah ada perhentian penuh dan juga pada hari yang kedelapan harus ada perhentian penuh.
23:40 Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.

Dalam masa raya Tuhan yang ketujuh ini, angka 7 ulang berulang muncul. Kemudian di sini tradisi Israel mereka harus mencari 7 jenis ranting pohon untuk dijadikan pondok daun. Ini mengkisahkan kepada mereka perjalanan menuju Kanaan di padang belantara. Namun ini menubuatkan penyingkiran gereja jauh dari mata ular. Yang perlu kita perhatikan di sini adalah landasan atau dasar dari pesta pondok daun-daunan ini.

Kita telah mengikuti bahwa pesta pondok daun-daunan pada hari yang kedelapan, jumlah korbannya sama dengan pesta pendamaian hari pertama. Jadi pesta pendamaian dan pesta pondok daun-daunan ini yang paling banyak ditonjolkan adalah tentang 4 hal.
1.      Korban bintang yaitu darah.
2.      Korban sajian yaitu tepung yang halus atau tepung yang terbaik.
3.      Minyak
4.      Air anggur, ini adalah korban curahan.

Hal ini tidak lepas dengan pesta pondok daun-daunan dan itu berawal dari pesta pendamaian. Dalam Bilangan pasal 15 di sana ada tabelnya. Kali ini kita akan membicarakan korban lembu jantan, korban domba jantan, korban domba berumur setahun dan korban kambing jantan. Ini disebutkan dalam Bilangan 29:7-10,35-39. Hal inilah yang menjadi dasar dari pesta pondok daun-daunan.

Hari pertama 13 ekor lembu. 14 ekor domba umur setahun dan itu tidak berkurang sampai hari ketujuh. Hanya lembu yang berkurang hari pertama 13 ekor, hari kedua 12 ekor, hari ketiga 11 ekor, hari keempat 10 ekor, hari kelima 9 ekor, hari keenam 8 ekor, hari ketujuh 7 ekor dan hari kedelapan 1 ekor. Tetapi korban domba jantan umur setahun nanti berubah pada hari kedelapan. Juga domba jantan itu selalu 2 ekor sampai hari ketujuh. Kemudian kambing tetap 1 ekor dari pesta hari pertama sampai hari kedelapan.

Dimulai dengan lembu jantan dan ditutup dengan kambing. Jika bicara lembu tidak ayal lagi itulah Matius 22:4 dan Lukas 15:23,29. Kenapa ada pesta di mana lembu yang tambun sudah disembelih. Karena dimulai dari hari pertama di mana angka 13 itu sudah dihancurkan. 13 menunjuk roh pemberontakan. Tidak mungkin kita masuk dalam pesta nikah anak raja itu jika ada roh pemberontakan.
Matius 22:4
22:4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.

Kita masuk pada pesta pondok daun-daunan. Ranah atau suasana pesta pondok daun-daunan itu pesta nikah. Tidak mungkin saya dan saudara masuk ke sana kalau masih ada roh pemberontakan. Itu sebabnya disebut lembu-lembu sebab ada 13, kemudian 12, 11 dan seterusnya sampai sisa seekor. Ini menunjukan kepada kita bagaimana Tuhan mengatasi roh pemberontakan dalam gereja Tuhan agar gereja Tuhan menikmati pesta yang disebut pesta nikah. Ini identik dengan pesta pondok daun-daunan.
Lukas 15:23,29-30
15:23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.

Tidak ada ayat dalam Alkitab mengatakan orang tua berontak kepada anak, tetapi anak yang berontak kepada orang tua. Dan akhir zaman itu akan marak. Di sini anak sulung yang berontak kepada orang tua. Ketika pesta berjalan anak sulung ada di luar. Ini yang saya katakan, mengapa tadi mulai dari angka 13. Angka 13 adalah angka pemberontakan atau angka kehancuran. Yerikho hancur setelah bangsa Israel mengelilingnya selama 13 kali. Nimrod si pemberontak adalah keturunan ke 13 dari Adam.

Kita ini mau dibawa masuk pada pesta pondok daun-daunan, pesta nikah. Sementara Tuhan mengarah kita ke sana, kita tidak sadar Yesus telah berkorban di Golgota karena pemberontakan kita. Untuk melepaskan pemberontakan kita, maka Yesus harus mengucurkan darah.
Yesaya 53:5
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Kemudian di akhir zaman muncul lagi pemberontakan. Lewat siapa? Anak-anak yang memberontak terhadap orang tua.
II Timotius 3:2
3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

Dari 18 buah daging, salah satunya adalah berontak terhadap orang tua. Anak sulung berontak! Bukan orang tua yang berontak terhadap anak, tetapi anak yang berontak terhadap orang tua. Coba cari ayatnya kalau ada disebut orang tua berontak terhadap anak. Baik anak jasmani maupun anak rohani banyak memberontak sekarang ini! Orang begitu mau masuk pesta, bakal tidak bisa, dia ada di luar. Anak sulung ini apa yang dia lakukan? Ketika dia melihat anak bungsu datang berdamai, mohon ampun dan diterima serta digelar pesta, berarti pesta pendamaian berlangsung bagi dia, anak sulung malah marah dan protes papanya. Mengapa, apa alasannya? Sebab tidak ada persekutuan dengan kambing.
Lukas 15:29
15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.

Dia tidak ada persekutuan dengan anak kambing, korban bakaran yang mendamaikan.
Bilangan 29:11
29:11 dan seekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa, selain dari pada korban penghapus dosa pembawa pendamaian dan korban bakaran yang tetap serta dengan korban sajiannya dan korban-korban curahannya.

Ini korban penghapus dosa pembawa pendamaian. Anak sulung tidak punya ini, makanya mudah tersulut amarahnya. Kelihatan setia di rumah bapa, tetapi ketika adiknya muncul, ketahuan aslinya. Dia cap adiknya ini menghamburkan uang dengan pelacur, padahal itu fitnah.

Pertama amarahnya muncul, kemudian bersungut, lalu membantah papanya kemudian tidak hormat pada papanya, salahkan papanya, pentingkan kelompoknya serta tidak ada roh pendamaian. Ini yang dilakukan anak dan akhir zaman akan muncul. Bagaimana mau masuk pesta kalau seperti anak sulung ini mewarnai kehidupan kita. Sekali-kali jangan.

Anak bungsu datang dengan minta ampun, berarti pesta pendamaian dilaksanakan. Walaupun hampir tidak bisa lagi, tetapi kesadarannya datang pada saat yang terakhir. Sehingga ayahnya menyembelih lembu tambun. Anak sulung malah marah-marah. Mestinya dia bersukacita. Selama ini dia lalai tidak mencari adiknya, dia hanya diam. Kelihatan di muka bapanya dan orang banyak dia setia, setelah pesta pendamaian baru ketahuan. Ketika masuk pesta pondok daun-daunan, dia tidak bisa ikut lagi, dia ada di luar. Ini pelajaran besar bagi saya. Jangan sampai saya sebagai anak Bapa di sorga saya berontak dan kembali pada hidup yang lama. Yang masih punya orang tua jasmani, jangan berontak kepada mereka. Kita semua punya Bapa di sorga, Bapa Sorgawi yang mengupayakan membuat skema korban lembu jantan mulai dari 13. 13 menunjuk angka pemberontakan. Kemudian dibawa pada angka 12 supaya kita bersekutu. Tetapi tetap didampingi 14 ekor domba jantan. Ada 14 dosa di dalam hati yang harus dibersihkan.
Markus 7:6
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Ini harus kita jaga, di hadapan Tuhan dilihat apakah ada ketulusanku menghampiri Tuhan atau hanya mengisi “hari rabu ada persektuan hamba Tuhan jadi saya hadir” kalau jemaat “hari rabu ada ibadah pendalamaan Alkitab jadi saya hadir” namun apakah tulus atau hanya di bibir saja sehingga perhatian kita tidak serius.

Markus 7:21-22
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala 2pikiran jahat, 3percabulan, 4pencurian, 5pembunuhan,
7:22 6perzinahan, 7keserakahan, 8kejahatan, 9kelicikan, 10hawa nafsu, 11iri hati, 12hujat, 13kesombongan, 14kebebalan.

Pikiran jahat itu membedakan orang, referensinya ada dalam surat Yakobus 2:4. Kalau masih membeda-bedakan itu berarti bukan Paskah. Kalau Paskah tidak ada membeda-bedakan, kaum, suku dan bangsa menjadi satu. Ada 14 dosa, itu sebabnya dari hari pertama sampai hari ketujuh angka 14 tidak pernah tekor. Sungguh-sungguh Tuhan kawal hati kita, Tuhan pedulikan hati kita jangan sampai bertakhta 14 akar dosa ini. Untuk apa kita mempertahakan prestise harga diri dan tidak mau dibilangi salah. Yesus tidak salah lalu dibilangi salah namun Dia terima. Apalagi kita ini sudah jelas salah kemudian dibilangi salah namun malah memberontak. Ini yang terjadi akhir zaman ini. Bukan hanya disinyalir oleh rasul Paulus, tetapi Roh Kudus sudah mencatat memakai tangan Paulus untuk mengingatkan saya dan saudara.

Dibuka dengan lembu dan ditutup dengan kambing. Lembu itu pengisi pesta, kambing juga pengisi pesta. Orang yang masuk pesta nikah adalah orang yang menghargai pendamaian. Ketika undangan disebar, utusan menebar ke mana-mana memanggil orang, tetapi orang-orang yang diundang ini menganggap undangan ini bagaikan seruan perang sehingga mereka tanggapi dengan perang. Baik hatinya Tuhan untuk membawa mereka kepada pesta nikah, disampaikan Firman Tuhan oleh hamba Tuhan dengan nada mengundang, malah mereka tanggapi dengan seruan perang. Ini kesalahan besar yang terjadi di dalam gereja Tuhan yang patut dan wajib kita sikapi baik-baik jangan sampai terjadi.

Juga ada korban sajian, tepung yang terbaik. Untuk lembu 3/10 efa. Untuk domba jantan umur setahun 2/10 efa. Untuk 14 ekor domba itu 1/10 efa. Untuk landasan kita masuk pesta pondok daun-daunan, pertama Tuhan tampilkan korban dalam tanda darah. Kemudian Dia tampilkan korban sajian dari tepung yang terbaik, tepung yang halus. Di situ juga ada minyak dan  juga ada korban curahan. Korban curahan itulah air anggur. Hal-hal ini harus ada pada kita. Tetapi ketika saya membaca ini saya takut, Tuhan katakan “kamu harus doa berkabung karena korban curahan yaitu air anggur sudah hilang dan minyak sudah menipis!”. Tepung yang terbaik sudah hilang, ini berbahaya dalam gereja Tuhan. Mau masuk dalam pesta pondok daun-daunan tetapi tepung yang terbaik sudah hilang. Tepung yang terbaik ini adalah Firman pengajaran yang menyucikan dan memperhalus kita supaya kita sama dengan Tuhan tetapi ini sudah hilang. Saya tidak mau kehilangan Firman pengajaran yang menggodok kehidupan saya supaya saya disucikan dan memiliki tabiat Ilahi.
Yoel 1:9-10
1:9 Korban sajian dan korban curahan sudah lenyap dari rumah TUHAN; dan berkabunglah para imam, yakni pelayan-pelayan TUHAN.
1:10 Ladang sudah musnah, tanah berkabung, sebab gandum sudah musnah, buah anggur sudah kering, minyak sudah menipis.

Masih ada minyak tetapi sudah tipis. Ini yang terjadi justru menjelang mau masuk dalam pesta pondok daun-daunan, isinya seharusnya seperti Imamat pasal 23, jangan seperti dalam Yoel pasal 1. Itu berawal dari ayat kedelapan.
Yoel 1:8
1:8 Merataplah seperti anak dara yang berlilitkan kain kabung karena mempelai, kekasih masa mudanya.

Di sana ada perawan yang suka keluar. Contohnya Dina yang suka keluar sehingga digagahi oleh Sikhem anak Hermon. Juga ada perawan yang namanya Tamar yang digagahi oleh kakaknya yaitu Amnon.
Mestinya kakak yang menjaga adiknya tetapi malah dia yang merusak. Itu berarti kenajisan sudah hebat, ada bergerak di luar maupun di dalam. Bagaimana mau membersihkan ini kalau tepung yaitu Firman pengajaran sudah hilang, minyak sudah menipis, bagaimana ada kekuatan lagi untuk mendongkel hal seperti ini.

Inilah yang terjadi kalau korban sajian yaitu Firman pengajaran sudah tidak ada.
Yoel 1:9-10
1:9 Korban sajian dan korban curahan sudah lenyap dari rumah TUHAN; dan berkabunglah para imam, yakni pelayan-pelayan TUHAN.
1:10 Ladang sudah musnah, tanah berkabung, sebab gandum sudah musnah, buah anggur sudah kering, minyak sudah menipis.

Ini yang kita jaga, karena Tuhan mau membawa kita masuk dalam pesta pondok daun-daunan. Ini dibayar mahal oleh Tuhan untuk menghadapi 13 (roh pemberontakan) dan 14 akar dosa di dalam hati manusia. Semua Yesus bayar lewat korbanNya di Golgota.

Untuk membuka rahasia Firman, wajah Yesus seperti Anak Domba yang disembelih, berarti berlumuran darah. Tetapi karena hasil pembukaan rahasia Firman Allah maka wajah Yesus berubah seperti matahari. Ini alur yang harus kita ikuti. Kalau mau wajah kita bercahaya seperti matahari, jangan abaikan wajah Yesus yang berlumuran darah untuk membuka rahasia Firman. Jadi pembukaan rahasia Firman Allah mau merubah wajah kita yang buruk supaya bisa bercahaya seperti matahari.

Kalau melihat 13 ekor lembu, ini angka pemberontakan. Kemudian ditambah tepung halus yang terbaik 3/10 efa per ekor, ditambah minyak dan anggur. Angka 3/10 adalah angka kelimpahan. Angka kelimpahan ini harus kita buktikan dalam kehidupan kita. Ada kelimpahan anugerah Tuhan ini membuat kita tidak ada alasan untuk tidak berterima kasih dan mengucap syukur kepada Tuhan.
Kolose 3:16
3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Kolose 3:16 (Terjemahan Lama)
3:16 Biarlah perkataan Kristus itu diam di dalam dirimu dengan limpahnya. Dengan segala hikmat ajar-mengajar dan nasehat-menasehatkan sama sendiri, dengan mazmur dan puji-pujian dan nyanyian rohani menyanyilah dengan syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Bagaimana kita mengajar dan saling menasihati kalau kita ada roh pemberontakan dan saling menjauh. Ini menunjuk persekutuan. Bagaimana si A mau nasihati kalau si B marah-marah. Kalau tidak ada dalam persekutuan yang limpah Firman, berarti tidak diimbangi lembu itu dengan 3/10 efa. Sekalipun saya berkoar-koar “ada kelimpahan Firman” namun mana syukurmu, mana pujimu, mana nyanyian rohanimu. Bangun pagi cuma mengomel! Begitu dilihat wajahnya, segi tujuh yang nampak, bukan wajah bulan purnama. Ini kesalahan kita dan harus mendapat koreksi.

2 ekor lembu jantan diimbangi dengan 2/10 efa tepung yang terbaik per ekor. Angka 2/10 itu adalah angka kesaksian yang kuat, karena domba jantan. Dan 14 ekor domba jantan diimbangi dengan 1/10 efa per ekor, ini milik Tuhan. Jadi kesaksian yang kuat itu diimbangi milik Tuhan. Kesaksian yang kuat keluar dan kesaksian kuat ke dalam. Jika ini ada maka akan ada pelayanan cuma-cuma seperti dalam Lukas pasal 10. Kalau dia punya minyak dan punya anggur maka ada pelayanan cuma-cuma. Melihat orang yang disamun di tengah jalan, tanpa memikirkan resiko pada dirinya, dia melayani orang itu tanpa memikirkan jangan-jangan masih ada penyamun di sekitar itu.

Minyak itu bicara tentang urapan Roh Kudus, itu adalah kesaksian keluar. Minyak mengisi pelita maka terang benderang keluar. Tetapi anggur itu untuk kita minum, itu kesaksian ke dalam. Itu menunjuk nikah, kesaksian ke dalam. Inilah yang sudah hancur di dalam kitab Yoel. Tidak ada lagi kesaksian keluar, kalaupun ada sudah tipis, sebab minyaknya sudah tipis. Apalagi anggur, sama sekali sudah hilang. Tepung yang terbaik sudah hilang, mana ada lagi kesaksian ke dalam.

Ini yang Tuhan ingatkan kepada saya semalam dan sepanjang hari ini. Dan juga harus saya sampaikan kepada kita sekalian. Siapa tahu kita punya niat suci untuk masuk pesta pondok daun-daunan maka segala kendala dibersihkan lewat penampilan Firman. Saya bersyukur kepada Tuhan jika Tuhan menyatakan hal ini.

Bilangan 29:13-14,16
29:13 Pada waktu itu haruslah kamu mempersembahkan sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN: tiga belas ekor lembu jantan muda, dua ekor domba jantan, empat belas ekor domba berumur setahun; haruslah tidak bercela semuanya itu;
29:14 juga sebagai korban sajiannya: tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, yakni tiga persepuluh efa untuk setiap lembu dari ketiga belas ekor lembu jantan itu, dua persepuluh efa untuk setiap domba dari kedua ekor domba jantan itu,
29:16 dan seekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa, selain dari korban bakaran yang tetap dengan korban sajiannya dan korban curahannya.

Setiap hari diakhiri dengan korban curahan, itu air anggur. Kekasih yang diberkati Tuhan, apakah semua ini masih ada pada diri kita. Sementara kita ini niat untuk masuk pesta pondok daun-daunan penyingkiran gereja. Tetapi masihkah saudara mengakomodir, masih menyimpan 3/10 efa tepung yang terbaik, yaitu kelimpahan pengajaran Firman yang menyucikan kehidupan kita. Adalah kita simpan perkataan Kristus melimpah dalam hati kita. Adakah minyak yaitu urapan, kesaksian kita keluar yang kuat. Masih adakah air anggur mewarnai nikah kita? Itu kesaksian ke dalam. Jika hal ini sudah tidak ada, sudah hilang dan sudah menipis, maka dianjurkan kepada imam-imam “berkabunglah kamu, berpuasalah kamu”. Makanya puji Tuhan jika kita bisa menggelar puasa bersama dan puasa pribadi juga harus ada. Kita menghadapi situasi yang mirip seperti Yoel ini. Pemberontakan terjadi di mana-mana. Termasuk pemberontakan terhadap pendahulu kita juga terjadi.

Saya ingat 2 hamba Tuhan, yang satunya saya tidak tahu berada di mana, tetapi keduanya sudah almarhum. Semuanya adalah sahabat saya, yang satu pak Sitinjak dan yang lain Pdt. Daniel Siregar. Pak Sitinjak sering ke sini dulu. Kalau Pdt. Daniel Siregar sering saya bawakan madu sebab dia sahabat saya. Kehidupan nikah mereka ini harus terjadi pemisahan. Akhirnya dinasihati Pdt. Daniel Siregar boleh hidup serumah tetapi tidak boleh sekamar. Begitu juga pak Sitinjak.

Ada juga yang terjadi waktu marak PPI yaitu Pekan Penyegaran Iman. Ada jemaat dari Johor, karena dia orang dari kapal, dia menikah di Papua dan tinggalkan isteri pertama. Tetapi begitu marak pengajaran ini maka dia lepaskan isterinya ini dan kembali pada isterinya yang sesungguhnya. Ini terjadi setelah mereka dalam pengajaran dan mereka lakukan yang salah. Kalau kita ini belum ada dalam pengajaran, masih dalam kategori jahiliah, itu lain.

Satu waktu KKR di Surabaya, seorang anak Tuhan merasa kena ketika mendengar Firman Tuhan di Go-Skate, tetapi bukan jemaat Pdt. In Yuwono. Sampai di rumah dia panggil suaminya “pa, temani saya ke bapak Pdt. In Yowono”. Akhirnya mereka datang dan Pdt. In Yuwono kaget. Isteri itu mengaku dia punya suami tetapi selingkuh. Suaminya naik pitam mau cekik isterinya, tetapi karena di depan Pdt. In Yuwono dia urung. Pdt. In Yuwono katakan “ampuni isterimu” akhirnya mereka berpelukan dan menjadi anggota jemaat Pdt. In Yuwono.

Ini tepung sudah hilang, rasa gentar terhadap Firman pengajaran sudah tidak ada lagi karena tidak ada Firman. Minyak sudah tipis, anggur tidak ada lagi. Siapa yang mau menolong! Kita ini mau masuk pesta pondok daun-daunan, selesaikan kalau itu memang ada. Kalau dulu kita lakukan ketika masih ada di luar, itu memang jaman jahiliah, tetapi jangan lakukan lagi kalau sudah bertobat.

Kita perhatikan, bagaimana Tuhan punya perhatian serius. Dia rela sampai 13 ekor lembu, 14 ekor domba berumur setahun, 2 ekor domba jantan dan 1 ekor kambing. Seluruhnya ini menunjuk pada 1 pribadi itulah Yesus. 13 menghantam roh pemberontak, 14 mencabut akar dosa, 2 itu membawa kita gereja Tuhan ada kesaksian 2 menjadi 1. Ini yang luar, biasa, bukan rekayasa manusia, tetapi Tuhan rancang dari sorga demi membahagiakan kita, supaya kita mengisi kursi pelaminan di samping Yesus secara rohani. Yang masuk pesta pondok daun-daunan itulah yang disebut Mempelai. Itu yang kita gagas, kita kejar dan kita gumuli. Tuhan tunjukan kendala-kendala ini yang harus dilepaskan dan ini yang harus ditumbuh kembangkan.

Dimulai dengan angka 13 angka pemberontakan, Yesus rela menanggung. Alangkah tidak terpujinya Yesus rela menanggung pemberontakan kita kemudian sekarang kita berontak lagi. Apakah anda pernah membaca dalam Alkitab bapa memberontak terhadap anak? Yang ada dalam Alkitab, anak yang memberontak terhadap orang tua. Takutnya sekarang ini banyak pendeta sebenarnya sudah berontak terhadap pendahulu kita. Kalau sudah melihat pemberita itu berontak kepada pendahulu kita, jangan bergabung, nanti bisa kena roh pemberontakan! Sudah tahu dia membelot kemudian saudara dengar lagi orang seperti itu, jangan! Itu pemberontakan.

2 edisi makalah saya, semoga saudara baca baik-baik. Jika tidak bermanfaat bakar di dodika saudara. Jika bermanfaat simpanlah. Sebab itu saya gumuli lewat doa puasa, karena saya melihat bagaimana situasi gereja, ada debu yang menutupi gereja Tuhan. Saya masih menyusun makalah edisi ketiga tentang 7 bangsa yang menghimpit bangsa Israel. Saya tidak mengada-ada, saya merasa terpanggil oleh Tuhan untuk menyampaikan ini. Saya banyak mendengar dari orang yang sudah membaca “puji Tuhan om, jadi berkat bagi saya”. Kalau saudara yang langsung dilayani seperti ini dan tidak merasa ini berkat, itu sangat disesali! Syukur Tuhan berikan saya anak yang bisa menangani itu dan akan saya sebar.

Coba kalau kita hamba-hamba Tuhan satu dalam presepsi seperti ini, kita keroyok, kita tidak bisa masuk dalam pintu gereja dan kita sebar dalam bentuk tulisan. Jangan kita puas sudah makan nasi, makan kacang goreng, makan durian, lalu kita sudah puas, lihat juga orang lain. Bukan berarti tanpa resiko, saya banyak mendapatkan perlawanan, yang penting tulisan saya menjadi berkat bagi orang lain. Mari kita canangkan ini dalam pelayanan, jangan puas kita sudah makan labu, ketimun, ujung labu, kita juga harus lihat orang lain.

Lembu jantan 13 ekor, yang kedua domba jantan 2 ekor, ditambah 2/10 efa tepung yang terbaik. Kemudian domba muda 14 ekor, perekor 1/10 efa tepung yang terbaik. Saudara lihat, Yesus berkorban untuk menggusur angka 14 (14 akar dosa dalam hati) supaya  kita diangkat menjadi miliknya Tuhan. Di sana ada kambing yang mengingatkan kepada kita anak bungsu yang hilang. Dan anak sulung yang nampaknya setia, tetapi begitu pesta digelar yang setia ini ada di luar tidak mengikuti pesta. Yang ikut pesta adalah yang menghargai pesta keenam, pesta pendamaian. Tadinya anak bungsu sudah tidak ada harapan, dia sudah hancur-hancuran di luar, tetapi syukur Tuhan sudutkan dia di kandang babi dan dia sadar.

Satu waktu saya ke kampung dan cegat mobil angkot. Lalu ada hamba Tuhan yang bicara “selamat sore om”. Saya katakan “dari mana kau?”. Dia jawab “dari kandang babi om”. Saya serukan “kembali yah”. Dan akhirnya kami bertemu lagi di Surabaya.

Kambing ini ada hubungannya dengan anak sulung dan anak bungsu.
Bilangan 29:11
29:11 dan seekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa, selain dari pada korban penghapus dosa pembawa pendamaian dan korban bakaran yang tetap serta dengan korban sajiannya dan korban-korban curahannya.
Ini hubungannya dengan pesta pendamaian dan juga kena pada pesta pondok daun-daunan. Saudara perhatikan baik-baik bagaimana cara kerjanya Tuhan. Tidak mungkin saya bicara tentang Tuhan yang suci, mulia dan sangat besar itu kalau Dia tidak percayakan kepada kita. Tidak mudah bicara tentang Tuhan kalau Tuhan tidak mempercayai kita. Kita lihat bagaimana reaksi kakak beradik ini, mereka satu dalam keluarga tetapi kenapa bisa seperti itu. Memang kelihatan ada orang begitu binal, tetapi satu saat sadar. Kelihatan yang lain tidak apa-apa, ternyata baru menjadi nyata kemudian. Bagiku, saya harus waspada.
I Timotius 5:24-25
5:24 Dosa beberapa orang mencolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian.
5:25 Demikian pun perbuatan baik itu segera nyata dan kalau tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal tersembunyi.

Filipi 4:5
4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

Ini bukan promosi, harus kita perlihatkan kebaikan kita. Perbuatan kita harus nampak dan dikaitkan dengan hari Tuhan sudah dekat.

Kasihan si sulung ini. Akhirnya ketahuan hatinya setelah adiknya pulang, dia meledak-ledak. Bapaknya bujuk “adikmu yang telah mati itu sekarang hidup kembali”. Disebut mati berarti mati rohaninya.
Lukas 15:30-32
15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Siapa yang tidak senang kalau seperti ini. Tetapi kenapa anak sulung malah memberontak dan tidak mau masuk pesta dan tinggal di luar. Bapak begitu baik, dia mengasihi 2 anaknya. Yang satunya sudah berbuat macam-macam, tetapi bapaknya tidak mengusir dia. Begitu juga si sulung, bapanya katakan “ini milikmu semua”. Gaya hidup pemberontakan ini yang mencuat hari-hari terakhir ini. Jangan sampai terjadi kepada kita yang hadir pada sore menjelang malam ini.

Korban dalam pesta pondok daun-daunan hari kedelapan dengan pesta pendamaian, sama bilangannya. Karena disebut seekor lembu jantan, seekor domba jantan, 7 ekor domba berumur setahun, seekor kambing jantan. Berarti benar-benar pendamaian yang permanen, kemudian dia berhasil masuk pesta pondok daun-daunan berarti permanen menjadi Mempelai Wanita. Tidak lagi terbagi-bagi menyerang ini dan itu, tetapi hanya kepada yang satu.
Sekarang kita akan menghitung dari hari pertama sampai hari keempat. Apa maknanya. Hari pertama 13 ekor lembu jantan, 2 ekor domba jantan, 14 ekor domba umur setahun dan seekor kambing jantan. Yang 13 harus didampingi 3/10 efa perekor. Yang 2 ekor domba jantan didampingi 2/10 efa. Yang 14 ekor didampingi 1/10 efa. Kambing tidak disebutkan. Yang pertama adalah perlawanan terhadap roh pemberontakan dan harus didampingi 3/10 efa tepung terbaik. Jadi hadapi roh pemberontakan harus didampingi Firman pengajaran yang kuat yang menyucikan kita. Kemudian tampil 2 ekor domba jantan, itu kesaksian yang kuat sebab jantan menunjuk kekuatan. Kemudian ada angka 14 yang menunjuk hati sarangnya 14 dosa. Kemudian ada kambing.

Itu semua harus kita waspadai dengan Tuhan menggelar angka 13, 2, 14, 1. 13 ini menunjukan seorang yang gagah perkasa keturunan ke-13 dari Adam yaitu Nimrod yang membangun Babel. Ini yang dihadang Tuhan agar kita tidak diserap masuk kepada Babel. Buktikan saudara tidak melangkah ke Babel dengan 2 ekor domba jantan, berarti kesaksian yang kuat. Buktikan 14 dosa yang bersarang dalam hati saudara sudah didongkel oleh pekerjaan 1/10 efa tepung terbaik, minyak dan air anggur. Kambing mengingatkan kepada kita status anak sulung yang kehilangan pesta. Tuhan sudah hadang supaya jangan saudara dan saya kehilangan hak untuk masuk dalam pesta. Jangan seperti anak sulung yang ketika pesta digelar dia ada di luar karena dongkol dan tidak hormat kepada orang tua.

Hari kedua dari 13 menjadi 12 ekor lembu. Tetapi yang dibelakangnya tidak berubah jumlahnya. Jadi kalau kita adalah kehidupan yang sudah dibebaskan dari roh pemberontakan, aktifkanlah angka 12 yaitu persekutuan. Harus kita aktifkan roh persekutuan, utamanya dalam sidang jemaat, aktiflah dalam ibadah persekutuan. Bukan hanya di sini, tetapi apa salahnya kalau kita ikut persekutuan yang penting sama pengajarannya. Buktikan anda ada label pesta pondok daun-daunan. Ada meterai, ada atribut bahwa anda adalah calon-calon yang masuk pada pesta pondok daun-daunan, jangan diam di tempat.

Saya malu dan terpukul habis. Kalau ditanya berapa jariku, saya jawab 10. Orang Sulewana juga jarinya 10 tetapi 80 orang lebih mereka ikut persekutuan di Palopo, sedangkan kita hanya hitung jari. Tidak tahu kenapa angka 12 itu sudah keropos. Apalagi besok, ada persekutuan di Korobono. Kalau tidak hadir lagi malu deh.

Kalau tidak ada persekutuan maka selanjutnya ada angka 11. Angka 11 ini angka penghalang, angka perintang pembangunan Tubuh Kristus. Angka 11 ini berbahaya dan ini masuk dalam gereja Tuhan.
II Korintus 12:19-21
12:19 Sudah lama agaknya kamu menyangka, bahwa kami hendak membela diri di depan kamu. Di hadapan Allah dan demi Kristus kami berkata: semua ini, saudara-saudaraku yang kekasih, terjadi untuk membangun iman kamu.
12:20 Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya 1perselisihan, 2iri hati, 3amarah, 4kepentingan diri sendiri, 5fitnah, 6bisik-bisikan, 7keangkuhan, dan 8kerusuhan.
12:21 Aku kuatir, bahwa apabila aku datang lagi, Allahku akan merendahkan aku di depan kamu, dan bahwa aku akan berdukacita terhadap banyak orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat dari 9kecemaran, 10percabulan dan 11ketidaksopanan yang mereka lakukan.

Ini angka pengganggu atau penghalang pembangunan rumah Tuhan. Itu sebabnya setelah Yudas Iskariot tidak ada, Petrus berdiri untuk melengkapi rasul yang ke-12, tidak boleh tetap pada angka 11. Jika saudara baca, dalam negeri Kanaan ada 11 suku bangsa yang digusur dan diganti dengan 12 suku. Dan memang 11 suku yang masih sisa itu, mengganggu terus eksistensi bangsa Israel.

Angka-angka ini ada yang negatif, ada yang positif. Yang negatif Tuhan gusur dan yang positif dikembangkan.

Hari keempat menjadi 10 lembu, yang lain tetap. Angka 10 adalah angka Firman sepenuh. Kemudian selanjutnya 9, 8, 7 semuanya itu posifit. 9 itu sembilan karunia roh, sembilan jabatan, sembilan buah roh. Tetap harus 2 domba jantan yang bicara kesaksian dan tetap dikawal hati kita, awas angka 14.

Hari keenam adalah angka 8. Itu positif, angka pembaharuan sehingga kita serupa dengan Kristus.
Kolose 3:10
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Hari ketujuh ada 7 ekor lembu, ini sempurna. Sehingga secara permanensinya hari kedelapan. Dibuka dengan pesta pendamaian angka yang sama dan ditutup dengan pesta pondok daun-daunan hari kedelapan angkanya juga sama. Yang menonjol pada pesta pondok daun-daunan adalah angka 7.

Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan sebab Dia betul-betul mempedulikan gereja Tuhan akhir zaman ini. Dia tunjuk yang bisa bermasalah bagi gereja Tuhan dan Dia tunjuk jalan yang harus kita ikuti, semua sudah dirintis oleh Tuhan.
Yesaya 26:7
26:7 Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya.

Orang merintis perjalanan itu adalah pergumulan, jangan kita bengkokkan lagi. Yang membengkokan adalah anak-anak dan perempuan.
Yesaya 3:12
3:12 Adapun umat-Ku, penguasa mereka ialah anak-anak, dan perempuan-perempuan memerintah atasnya. Hai umat-Ku, pemimpin-pemimpinmu adalah penyesat, dan jalan yang kamu tempuh mereka kacaukan!
Yesaya 3:12 (Terjemahan Lama)
3:12 Bahwa pengerah umat-Ku itu anak-anak jua adanya dan orang perempuan merajalela atasnya. Hai segala umat-Ku! kamu disesatkan oleh pemimpinmu, dan jalan yang patut kamu jalani itu dibongkarnya.

Tuhan sudah rintis jalan lurus kenapa dibongkar? Siapa pembongkar? Itulah anak-anak dan perempuan yang menjadi pemimpin! Maaf bukan mau merendahkan kodrat perempuan, tidak. Tetapi kita harus waspada akhir zaman ini. Jalan Tuhan yang lurus sudah Tuhan atur begitu rupa 13, 12, 11,10, 9, 8, 7. Dan Tuhan tetap kawal hati kita, Dia lihat angka 14 ini paling berbahaya. Alkitab ini betul-betul matematika. 13+2+14+1=30 hari pertama Tuhan angkat angka 30 yaitu Korban Kristus. Itu solusi satu-satunya untuk membersihkan roh pemberontakan, membersihkan 14 akar dosa, untuk menimbulkan kesaksian yang kuat dalam hidup kita baik keluar maupun ke dalam. Saya berbahagia jika Tuhan menyampaikan isi hatiNya kepada kita, hargai. Jalan yang lurus sudah Tuhan rintis, jangan kita bengkokkan, jangan kita bongkar, jangan kita bermain-main.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar