20210513

Kebaktian Kenaikan Tuhan Yesus, Kamis, 13 Mei 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 24:19-20

24:19 Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya:

24:20 patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya.

 

Ini adalah dampak dari ajaran campur yaitu ada roh kekerasan. Ada 3 bentuk roh kekerasan:

1.      Ayat 17 & 21b membunuh manusia

2.      Ayat 18 & 21a membunuh ternak

3.      Ayat 19-20 membuat orang lain cacat

 

Ada 3 bentuk cacat:

1.      Patah, salah satunya tangan cacat.

2.      Mata cacat, ini pandangan yang menjadi sandungan sehingga gagal menjadi mempelai wanita Tuhan.

3.      Gigi patah, ini yang akan kita pelajari siang ini.

 

Kalau mematahkan gigi orang lain, maka giginya juga harus dipatahkan. Artinya bagi kita sekarang, menjadi sandungan bagi orang lain sehingga orang lain tidak mau makan Firman pengajaran yang benar karena dirinya sendiripun tidak pernah makan Firman, sebab ada kekerasan hati. Bagaimana orang lain di luar pengajaran mau makan Firman kalau kita sendiri yang dalam pengajaran tidak mau makan Firman. Cuma ada di gereja, terdaftar di gereja, 3 macam ibadah selalu hadir, tetapi Firman tidak pernah dinikmati, tidak pernah makan, sehingga gampang sekali tercemar ajaran-ajaran lain dan menjadi sandungan bagi orang lain. Jangan sampai kita sudah dalam pengajaran tetapi kita sendiri tidak menikmati, gigi kita patah dan membuat gigi orang lain patah. Berarti tidak pernah bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Sebab salah satu pujian Salomo yang gambaran Mempelai Pria Sorga, kepada Sulamit yang adalah gambaran Mempelai Wanita Tuhan, adalah memuji giginya.

Kidung Agung 4:2

4:2 Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.

 

Maksudnya bukan gigi dalam arti hurufiah, rapi senyum pepsodent, tetapi gigi di sini adalah gigi yang bisa mengunyah Firman pengajaran yang benar. Kalau tidak mau makan Firman, Tuhan ancam akan Tuhan patahkan giginya.

Mazmur 58:7 (Perikop: Terhadap pembesar yang lalim)

58:7 Ya Allah, hancurkanlah gigi mereka dalam mulutnya, patahkanlah gigi geligi singa-singa muda, ya TUHAN!

 

Jadi orang yang tidak mau makan Firman, di hadapan Tuhan dia pembesar yang lalim. Artinya dia selalu membesarkan dagingnya, semua dagingnya dituruti, keinginannya, hawa nafsunya, ambisinya sehingga giginya bukan hanya dipatahkan tetapi dihancurkan. Berarti tidak siap menyambut kedatangan Yesus Mempelai Pria Sorga. Kehidupan itu akan binasa dan binasa. Tuhan tolong ini jangan terjadi pada kita.

 

Hari ini kita memperingati kenaikan Yesus, ini dikaitkan dengan kedatangan Yesus. Yesus naik di awan-awan dan kedatanganNya tepat sama seperti itu untuk mengangkat kita di awan-awan yang permai masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

Kisah Para Rasul 1:9-11

1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.

1:10 Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,

1:11 dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."

 

Sebenarnya kalimat yang lebih tepat di sini adalah “dengan cara yang tepat sama”. Jadi Dia naik ke awan-awan, Dia akan datang juga di awan-awan untuk mengangkat kehidupan kita yang siap sedia ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga, kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Sebelum Yesus naik ke sorga, ada 2 hal penting yang Yesus sampaikan kepada murid-muridNya. Perkataan Yesus sama dengan Firman, sama dengan makanan rohani yang harus kita makan, sebagai bukti bahwa gigi kita utuh, gigi kita tidak patah. Makanan rohani yang bagaimana yang harus kita makan.

1.      Kisah Para Rasul 1:3

1:3 Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

 

Yang pertama berulang-ulang berbicara tentang Kerajaan Allah. Dulu Musa Tuhan perintahkan untuk membangun Tabernakel di bumi ini menurut contoh yang ada di sorga. Jadi Tabernakel itu adalah miniatur Kerajaan Allah, Kerajaan Sorga yang dibuat di bumi ini.

Ibrani 8:5

8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

 

Kerajaan yang dimaksud itu adalah Tabernakel. Sekarang secara jasmani Tabernakel sudah hancur, tidak kita temukan lagi, bahkan tempatnya masih diperdebatkan. Tetapi yang kita terima adalah pengajarannya yang diwahyukan oleh Tuhan kepada (Alm.) bapak Pdt. Van Gessel. Sebelum bapak Pdt. Van Gessel menerima wahyu ini, sudah banyak hamba Tuhan yang menjelaskan tentang Tabernakel, tetapi yang kita terima adalah pengajaran Tabernakel yang diwahyukan oleh Tuhan kepada bapak Pdt. Van Gessel.

 

Jadi, Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah wujudnya sekarang adalah Firman pengajaran Tabernakel. Sama dengan pengajaran yang benar, sehat dan murni. Tertulis dalam Alkitab berarti milik semua gereja, tinggal mau terima atau tidak.

 

Dikatakan berulang-ulang, ini menunjukan Firman penggembalaan, air susu yang murni.

I Petrus 2:1-2

2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

 

Firman penggembalaan adalah ajaran yang sehat yang Tuhan percayakan kepada seorang gembala, untuk diberitakan kepada jemaat dengan setia, teratur dan diulang-ulang menjadi makanan bagi sidang jemaat. Jadi, supaya rohani kita terangkat, kita siap menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga, maka kita harus tergembala dalam binaan ajaran yang sehat. Jangan salah, jangan sampai masuk pada ajaran yang tidak sehat. Dalam hal ini pengajaran Tabernakel yang sudah kita terima dari para pendahulu. Ayo di situlah kita bawa hidup kita untuk tergembala. Maka rohani kita akan semakin disucikan, dibaharui, sama dengan semakin terangkat. Semakin suci semakin diangkat, semakin dibaharui semakin terangkat, sampai nanti kita sempurna terangkat di awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Yohanes 14:2-3

14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.

 

Yesus naik ke sorga menyiapkan tempat bagi kita. Dan sesudah itu Dia akan datang kembali membawa kita ke tempat yang sudah Dia sediakan itu. Itulah kesiapan Yesus untuk datang kembali. Kesiapan kita di dunia ini, siapkan tempat untuk Yesus. Apa itu? Bawa hidup kita dibangun menjadi Tabernakel rohani, Tubuh Kristus yang sempurna, Mempelai Pria Firman. Praktek kita menyiapkan tempat untuk Yesus, kita mau makan Firman, makan pengajaran yang sehat.

 

Coba kita lihat perbandingannya dengan membangun Tabernakel. Kerinduan hati Yesus sama baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru.

Keluaran 25:8

25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.

 

Dalam Perjanjian Lama kerinduan Tuhan mau diam di tengah-tengah umatNya. Dalam hal ini kalau umatNya membuat Tabernakel secara jasmani. Di perjanjian baru kerinduan hati Tuhan mau diam bersama-sama dengan kita, asalkan kita membawa diri dibangun menjadi Tabernakel yang rohani. Jadi Tuhan itu sama, dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Kerinduannya juga sama Dia mau diam bersama umatNya sampai selama-lamanya, kalau kita memberi diri dibangun menjadi Tabernakel rohani, mau dibina oleh pengajaran yang sehat, ajaran Tabernakel. Kalau kita mau makan itu berarti kita sedang dibangun untuk bisa kelak bertemu Yesus.

 

Kita memperingati kenaikan Yesus, bukan sekedar memperingati setiap tahun setelah Paskah dihitung 40 hari itu pasti ibadah kenaikan, tetapi tidak mengerti rencana Tuhan Yang Mulia itu apa. Rencana Tuhan mau diam di tengah-tengah kita. Tuhan itu Kepala dan kita ini tubuh Mempelai WanitaNya. Ayo makan, jangan gigi patah, makan ajaran sehat pengajaran Tabernakel.

 

2.      Kisah Para Rasul 1:4

1:4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku.

 

Yang pertama tentang Kerajaan Allah dan yang kedua jangan untuk meninggalkan Yerusalem. Bukan Yerusalem di Timur Tengah sana. Artinya jangan meninggalkan Yerusalem:

a)      Arti Yerusalem adalah kota damai. Jadi arti pertama jaga hati supaya tetap damai sejahtera. Hati damai itu ada kaitannya dengan pengajaran. Jadi poin satu dan dua tidak bisa dipisah. Ajaran sehat kalau kita terima maka kita damai, pedang menjadi mata bajak, tombak menjadi pisau pemangkas.

Mikha 4:2-3

4:2 dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem."

4:3 Ia akan menjadi hakim antara banyak bangsa, dan akan menjadi wasit bagi suku-suku bangsa yang besar sampai ke tempat yang jauh; mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.

 

Mau hati tetap damai sejahtera, makan Firman, makan pengajaran yang sehat. Kalau tidak makan gigi patah, sehingga tidak bisa merasakan damai sejahtera. Kenapa sering ribut dalam rumah tangga, sering ribut dalam penggembalaan? Periksa giginya, masih utuh atau sudah patah. Kalau dia makan Firman tidak akan ribut, begitu ribut langsung ingat Firman, itu tidak boleh ribut. Itu karena giginya mengunyah Firman. Tetapi kalau tidak pernah mengunyah, akhirnya baku kunyah.

 

b)      Arti kedua tetap setia. Yerusalem itu kota setia.

Zakharia 8:3

8:3 Beginilah firman TUHAN: Aku akan kembali ke Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem. Yerusalem akan disebut Kota Setia, dan gunung TUHAN semesta alam akan disebut Gunung Kudus.

 

Memang setia, kudus, damai ini tidak bisa dipisahkan, itu suatu mata rantai. Kalau suci pasti damai, pasti setia.

 

Mari biarlah kita tergembala pada Firman pengajaran yang sehat, ajaran yang benar. Yang kedua jaga hati tetap damai dan setia, sehingga ketika kita siap menyambut kedatangan Yesus. Yang akan Yesus jemput adalah kehidupan yang beraktivitas, yang setia. Waktu Yesus datang, berbahagialah hamba-hamba yang didapati tetap setia, yang bekerja melakukan tugasnya, kalau tidak maka dia akan ketinggalan. Kalau digabungkan poin satu dan dua, kita harus setia dalam penggembalaan yang dibina oleh Firman pengajaran yang benar dan sehat sehingga kita makin disucikan, makin disucikan berarti makin damai sejahtera.

Ibrani 12:14

12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.

 

Kalau sudah setia, suci dan damai, bisa melihat Tuhan. Berarti bisa menyambut Yesus di awan-awan yang permai yang akan segera datang.

 

Dalam Kisah Para Rasul pasal 1 ayat 3 bicara Tabernakel, ayat 4 larangan meninggalkan Tabernakel dan selanjutnya Roh Kudus dicurahkan. Berarti kalau kita setia tergembala dalam binaan Firman pengajaran yang benar, kita disucikan, kita damai, maka Roh Kudus pasti dicurahkan pada kita, bukan cuma dipenuhi tetapi sampai meluap-luap dalam hidup kita.

Kisah Para Rasul 1:3-5,8

1:3 Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

1:4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku.

1:5 Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

 

Kita tidak rugi, begitu kita belajar untuk setia dalam penggembalaan yang dibina oleh ajaran sehat dan kita mau disucikan, hati damai, maka Roh Kudus dicurahkan. Firman dan urapan Roh Kudus itulah dua sayap yang akan mengangkat kita. Jadi lewat Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus, kita akan mengalami kuasa pengangkatan. Secara jasmani apa yang sudah merosot dan tenggelam, Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus mampu mengangkat. Kita memperingati kenaikan Yesus, kita juga mengalami kuasa pengangkatan. Kalau rohani terangkat apalagi cuma gaji. Yang rohani Tuhan angkat, yang jasmani juga Tuhan angkat. Mungkin yang rohani mulai merosot, merosot penyembahannya, lewat Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus, dua tangan Tuhan yang diulurkan untuk mengangkat kehidupan kita sekalian.

 

Kita pelajari kehidupan yang mengalami kuasa pengangkatan lewat Firman pengajaran benar dalam urapan Roh yaitu Petrus. 3 kali Petrus mengalami kuasa pengangkatan.

1.      Lukas 5:1-3

5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.

5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.

5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

 

Yesus mengajar, bukan menginjil. Berarti ada pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus.

 

Lukas 5:8-10

5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."

5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;

5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."

Firman pengajaran yang benar, dalam urapan Roh Kudus, mengangkat Petrus orang berdosa menjadi penjala manusia, sama dengan menjadi pelayan Tuhan. Dosa apapun yang kita lakukan, sejahat dan senajis apapun kita, kalau masih mau makan Firman Firman pengajaran yang sehat, bisa disucikan dan diangkat menjadi pelayan Tuhan. Perempuan Samaria, betapa jahat dan kotor kehidupannya. Tetapi karena dia mau menerima penyucian maka dia dipakai menjadi pelayan Tuhan. Buktinya lewat kesaksiannya banyak orang percaya kepada Yesus. Lazarus sudah mati 4 hari dan sudah busuk, tetapi lewat suara Yesus dia bangkit, dia hidup dan dia dipakai, banyak orang percaya Yesus karena Lazarus.

 

Jadi jangan kita langsung hakimi orang berdosa. Apalagi kami hamba Tuhan kalau melihat jemaat sudah kotor dan hancur-hancuran “jangan lagi masuk gereja sini, saya tidak mau melayani  kamu lagi, pergi, cari penggembalaan yang lain!”. Jangan seperti itu, selagi masih ada makanan sehat disajikan di gereja dan dia mau datang lalu makan, maka kehidupan itu bisa disucikan, dipakai Tuhan menjadi penjala manusia.

 

Ketika Petrus diangkat menjadi penjala manusia, dia dalam keadaan gagal, tidak mendapat apa-apa. Jadi segala profesi kita di dunia ini hanya sampai di liang kubur. Harus ditingkatkan menjadi pelayan Tuhan, itu yang tembus sampai kerajaan Sorga. Guru hanya sampai di liang kubur, PNS hanya sempai di liang kubur, petani hanya sampai di liang kubur. Masa ada orang dalam liang kubur masih bertani? Tetapi pelayan Tuhan tembus ke Kerajaan 1000 tahun damai sampai Kerajaan Sorga.

Wahyu 22:3-4

22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

 

Jadi apapun profesi kita, jangan berpuas diri sudah punya jabatan di dunia ini. Ayo kita harus berupaya punya jabatan di sorga, jabatan yang rohani. Layani Tuhan dalam bentuk apapun, bukan nanti paduan suara atau pemain musik tetapi dalam pelayanan bentuk apapun. Terutama sebagai pendoa, doakan pekerjaan Tuhan di tempat ini dan hamba-hamba Tuhan yang lain. Paduan suara sudah tidak bisa menyanyi, ayo jadi pendoa semua, berdoa syafaat, kalau perlu adakan doa rantai, supaya betul-betul pelayanan di sini semakin maju dan pengajaran ini semakin meluas menjangkau banyak jiwa. Kita harus aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh Krisus. Prosesnya bagaimana:

a)      Makan Firman pengajaran yang benar dengan suatu kebutuhan. Di sini waktu Yesus mengajar Dia menyuruh Petrus bertolak ke tempat yang lebih dalam, artinya makan Firman dalam porsi yang banyak karena pekerjaan kita adalah pekerjaan yang besar. Kalau cuma minum susu, tidak akan kuat kita. Kerjalah selama hari masih siang, itu kerja yang berat, jangan sampai makannya cuma sedikit. Kesempatan dalam ibadah pendalaman Alkitab ini kita terima porsi double, supaya kuat dan bisa melayani.

 

b)      Makanan kalau masuk dalam tubuh ada reaksi dari tubuh. Kita juga makan Firman ada reaksinya, apa reaksinya? Kita terima koreksi Firman sehingga kita sadar akan dosa kita, kemudian menyesal seperti Petrus “aku orang berdosa” lalu mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Baru bisa diangkat menjadi pelayan Tuhan. Coba kalau saat itu reaksi Petrus “Yesus luar biasa! Ayo ikut terus di perahuku, sebentar malam ikut lagi di perahuku supaya tangkap ikan banyak” kalau itu reaksinya pasti dia tidak dipakai. Petrus langsung berkata “Tuhan, pergilah, aku orang berdosa” ada reaksi setelah makan Firman. Semoga ini bisa kita lakukan sehingga mengalami penyucian dan kita diangkat menjadi pelayan Tuhan.

 

 

Jadi dasar kita melayani adalah kesucian, bukan keahlian secara jasmani. Petrus bukan gembala, tetapi dia menjadi gembala di Yerusalem melayani 3000 jiwa. Sekali khotbah langsung membaptis 3.000 jiwa. Main musik bukan skill yang utama tetapi kesucian. Khotbah bukan karena pandai bicara tetapi karena kesucian.

 

2.      Matius 14:28-32

14:28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."

14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.

14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah.

 

Tangan Tuhan yang memegang Petrus menunjukan pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus, mengangkat Petrus yang hampir tenggelam. Jadi, kita yang sudah melayani jangan langsung berpuas diri sudah dipakai Tuhan. Jangan lengah, jangan bangga, jangan sombong, jangan berpuas diri, orang yang sudah melayanipun masih bisa tenggelam. Petrus yang sudah melayani Tuhanpun hampir tenggelam. Apa penyebab ketenggelaman Petrus?

a)      Bimbang ketika merasa tiupan angin. Artinya bimbang terhadap pengajaran yang benar karena kena angin pengajaran palsu. Kalau kita sudah makan Firman, disucikan dan bisa melayani lalu membuka telinga mendengar ajaran lain, sebentar lagi tenggelam. Biar dibilang eksklusif dan sok rohani tidak apa, dari pada kita bimbang. Kalau sudah ada 2 suara pasti bimbang, apalagi  kalau 3 suara, pasti binggung dan bimbang yang mana akan diikuti dan akhirnya pasti pilih yang salah. Fokuskanlah pada ajaran sehat yang sudah kita makan, sudah memberikan kesehatan secara rohani dan menumbuhkan rohani kita. Itu saja yang kita dengar, tidak usah mau dengar dan baca yang lain supaya tidak bimbang.

 

Jangan berkata “nanti saya ambil yang baiknya” coba lihat contoh dalam Alkitab, Hawa hebat, dia diciptakan sempurna segambar dengan Allah tetapi satu kali saja dengar suara ular, langsung yang benar dia buang. Berapa lama dia bersama dengan Tuhan, tetapi suara Tuhan dia tepis dan yang dia terima suara ular. Salomo orang paling berhikmat, luar biasa hikmatnya tetapi karena mendengar suara isteri-isterinya mengenai penyembahan kepada dewa-dewa asing akhirnya dia ikut dan yang benar dia buang. Pokoknya kalau dengar lebih dari satu ajaran, pasti yang benar dibuang, itulah penyebab ketenggelaman.

 

b)      Bimbang terhadap kuasa Tuhan ketika menghadapi gelombang pencobaan. Ketika mereka menghadapi gelombang yang besar lalu melihat Yesus berjalan di atas air mereka malah berkata “itu hantu!” kalau sudah kena angin pengajaran palsu, Tuhan dianggap hantu, ajaran sehat dianggap ajaran palsu. Yang palsu malah dibilang benar dan bimbang terhadap kuasa Tuhan. Jadi sesudah menjadi pelayan Tuhan hati-hati, jangan kita berpuas diri, bangga dan lengah karena angin dan gelombang itu datang sekonyong-konyong. Sebab itu hubungan kita dengan Tuhan harus dipererat lagi, lebih sungguh-sungguh lagi dalam pengajaran ini. Jaga baik-baik gigi jangan patah.

 

Kalau sudah bimbang pasti tenggelam. Dan kalau dibiarkan akan tenggelam dalam lautan api dan belerang itulah neraka. Rombongan pertama dari 8 dosa yang menenggelamkan ke lautan api dan neraka adalah tidak percaya atau bimbang.

Wahyu 21:8

21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

Sama seperti Petrus tadi, ketika dirasakan angin maka takutlah dia, takut itu bosnya paling di atas dan tidak percaya, bimbang.

 

Jadi, saat mulai merosot mulai tenggelam, segera berseru kepada Yesus dan ulurkan tangan pada Yesus, artinya kembali pada ajaran yang benar, ajaran yang sehat dan percayakan hidup kita sepenuh kepada Tuhan. Saya terima pengajaran ini, pokoknya sampai garis akhir tetap saya pertahankan. Saya percayakan hidup saya pada pengajaran sehat, ajaran yang benar dari Tuhan. Mungkin jasmani mulai merosot atau rohani mulai merosot, segera kembali kepada Yesus, kepada ajaran yang sehat, maka saat itu Tuhan ulurkan tangan, dia angkat kita dari segala kemerosotan. Kuasa Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus mengandung kuasa pengangkatan.

 

Kaum muda yang sudah tenggelam kesuciannya, mulai melihat yang najis, memikirkan yang najis, menjamah yang najis, melakukan yang najis, segera kembali kepada Firman, percayakan hidup sepenuh kepada Tuhan, praktekan Firman maka ada kuasa pengangkatan.

3.      Yohanes 21:15-17

21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

 

Yang ketiga Petrus mengalami kuasa pengangkatan dari kejatuhan yang terdalam yaitu tidak punya kasih. Kalau dalam bahasa aslinya pertanyaan pertama “Simon apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Agape?” Petrus menjawab “aku mengasihi Engkau dengan kasih Fileo” itulah kasih persaudaraan. Pertanyaan kedua sama “apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Agape?” Petrus jawab dengan kasih Fileo. Pertanyaan ketiga Yesus turunkan “apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Fileo?”. Petrus menangis, dia sadar dia tidak punya kasih, dia sudah menyangkal Yesus. Kalau meninggalkan kasih mula-mula itu adalah kejatuhan yang terdalam.

Wahyu 2:4-5

2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

 

Kenapa disebut kejatuhan yang terdalam? Sebab Petrus sudah menyangkal Yesus dan nasib orang yang menyangkal Yesus akan disangkali oleh Yesus di hadapan Bapa di Sorga, berarti binasa. Jadi yang ketiga kuasa Firman dalam urapan Roh Kudus mengangkat Petrus dari kejatuhan yang terdalam, sama dengan mengangkat Petrus dari kebinasaan. Seharusnya dia binasa, tidak punya kasih, dia menyangkal Yesus.

Matius 10:33

10:33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

 

Tadinya kita orang berdosa lalu oleh Firman dalam urapan Roh Kudus mengangkat kita, menyucikan dan memakai kita. Sesudah menjadi pelayan Tuhan, kadang kala kita bimbang terhadap pengajaran karena menghadapi angin pengajaran palsu, bimbang terhadap kuasa Tuhan karena menghadapi gelombang pencobaan. Masih ada tangan Tuhan, Firman dalam urapan Roh Kudus mengangkat jangan sampai binasa. Sudah diangkatpun oleh Tuhan, kadang kala karena kita takut salib, takut menderita karena Yesus, kita menyangkal Yesus seperti Petrus. Kalau sudah menyangkal harus binasa, tidak punya kasih itu berarti binasa. Firman Tuhan mengatakan “demikianlah tinggal ketiga hal ini, iman, pengharapan dan kasih dan yang terbesar dari semuanya adalah kasih”.

 

Wujud kuasa pengangkatan Yesus lewat 3 kali pertanyaan Yesus yang dikaitkan dengan kasih dan penggembalaan. Ini artinya Firman pengajaran yang benar di dalam 3 macam ibadah pokok, ini mampu mengangkat kehidupan kita. Yang seharusnya binasa dan sudah meninggalkan kasih mula-mula masih bisa dipulihkan dan ditolong oleh Tuhan.

 

Dari 3 keadaan ini, yang mana yang ada pada kita. Sebagai orang paling berdosa, Tuhan sanggup menyucikan dan mengangkat kita sebagai pelayan Tuhan. Atau mungkin sekarang ini bimbang, bingung mana ajaran yang benar, di gereja bilang ini tetapi di tempat lain bilangnya begitu. Atau bimbang menghadapi pencobaan, sudah sekian lama dalam pengajaran masalahnya tidak selesai-selesai sehingga bimbang, itu juga sementara tenggelam. Ayo kembali pada pengajaran sehat, pegang teguh, percayakan hidup kepada Tuhan supaya diangkat kembali. Atau yang ketiga, sudah menyangkal, ada dalam pengajaran tetapi takut salib, takut menderita, sehingga menyangkal.

Praktek menyangkal:

a)      Menyangkal Yesus lewat perkataan, dusta, gosip, fitnah, menjelekan orang, perkataan melemahkan orang.

Yohanes 18:15-16

18:15 Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar,

18:16 tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk.

 

Murid lain itulah rasul Yohanes. Yang membuat Petrus bisa masuk karena ada rasul Yohanes. Mungkin ketika Yohanes mendengar Petrus menyangkal dia menjadi lemah. Sedangkan rasul senior menyangkal, apalagi saya yang masih muda ini. Sedangkan pendeta senior sudah mengatakan ini ajaran yang tidak sesuai zaman, apalagi saya yang masih baru ini. Seringkali kita begitu, makanya jangan lihat senior yuniornya, lihat ajarannya, pengajaran yang sehat. Kalau lihat orang, begitu yang menjadi panutan kita itu menyimpang, maka kita ikut juga menyangkal pengajaran sehat. Tetapi kalau lihat pengajarannya, biar guru saya menyimpang pengajaran yang benar, saya tetap pegang teguh pengajaran yang benar.

 

b)      Menyangkal lewat perbuatan.

Yohanes 18:10

18:10 Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus.

 

Petrus salah menggunakan pedang. Ini menyangkal lewat perbuatan yang menyandung orang lain sehingga tidak mau menerima dan mendengar pengajaran yang sehat. Telinga sudah dipotong, bagaimana bisa mendengar lagi. Mulai dari saya gembala, saya khotbah A dan saya tidak praktek, itu sama dengan potong telinga orang. Orang yang mendengar tersandung “ah gembalaku saja begitu, apa yang dia bilang tidak sesuai perbuatannya” sehingga menjadi lemah dan tidak mau menerima. Kalau dikaitkan dengan Imamat tadi ini berarti mematahkan gigi orang.

 

Ini praktek menyangkal lewat perbuatan. Ayo jangan menjadi sandungan, biar kita yang sudah dalam pengajaran menjadi terang kesaksian. Nomor satu kami yang tinggal di pastori, kami sudah makan pengajaran yang sehat, makan lagi ayapan Tuhan, lalu kita jadi sandungan dalam pengajaran, kutuknya double! Biar kita jadi kesaksian supaya ajaran sehat disebarluaskan.

 

c)      Tidak setia sampai tinggalkan jabatan pelayanan.

Yohanes 21:3

21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

 

Tadi sudah diangkat menjadi penjala manusia, di sini kembali lagi menjadi penjala ikan. Karena apa? Mengejar yang jasmani. Waktu masih ada Yesus semua tersedia. Saat Yesus sudah tidak ada mereka berpikir “mau makan apa?” sehingga tinggalkan pelayanan kembali menjadi penjala ikan. Ini tidak setia sampai meninggalkan pelayanan karena mengejar berkat-berkat dan perkara yang jasmani.

 

d)      Perbuatan dosa

Titus 1:16

1:16 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

 

Kita periksa kita ada pada posisi yang mana. Kalau mau jujur 3 posisi ini kadang kala masih saya lakukan. Pertama orang berdosa, saya juga orang berdosa. Posisi kedua bimbang, saya juga pernah bimbang. Posisi ketiga menyangkal, pernah menyangkal, pernah dusta, mungkin perilaku saya pernah membuat jemaat tersandung. Sekalipun kita sudah berada pada 3 keadaan ini dan seharusnya binasa, tetapi syukur kepada Tuhan, selama kita masih ada dalam kandang penggembalaan, masih mau tergembala, di situ masih ada suara Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus yang mengandung kuasa pengangkatan, mampu mengangkat kehidupan kita, kita tidak dibiarkan jatuh dan binasa.

 

Mungkin kita semua sudah sampai pada perbuatan dosa yang keji dan durhaka, begitu jahat, begitu najis, tetapi masih ada kuasa pengangkatan untuk memulihkan kita, terutama memulihkan kasih kita. Kejatuhan Petrus yang terdalam itu kehilangan kasih. Firman penggembalaan pengajaran yang sehat, mampu memulihkan kasih kita. Apa bukti kita sudah mengalami kuasa pengangkatan dan pemulihan oleh Firman dalam urapan Roh Kudus.

Yohanes 21:18-19

21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

 

Bukti kehidupan yang mengalami kuasa pengangkatan, dia bisa mengulurkan tangan untuk mati bersama Yesus. Sama dengan taat dengar-dengaran pada Firman apapun resikonya, sampai daging tidak bersuara lagi. Sama dengan mengasihi Tuhan lebih dari segala-galanya. Yesus rela mati karena iman kepada Yesus. Biarlah kita mau belajar mengasihi Tuhan lebih dari segala-galanya.

 

Mari ulurkan tangan kepada Tuhan “oh Tuhan saya orang berdosa, saya sudah melayani tetapi masih sering bimbang, saya sudah melayani tetapi masih menyangkal Engkau lewat perkataan, lewat perbuatan, lewat ketidaksetiaan dalam pelayanan, lewat dosa-dosa sampai puncaknya dosa”. Kalau siang ini masih ada Firman kita dengar ditambah perjamuan suci, ini uluran tangan Tuhan kepada kita untuk mengangkat kita.

 

Sudah Yesus buktikan Dia mengulurkan tangan di kayu salib untuk mengangkat kita orang yang berdosa, untuk Dia angkat kita ke Yerusalem Baru. Bagaimana bisa Yesus mengulurkan tangan di kayu salib itu untuk mengangkat kita ke Yerusalem Baru? Coba kita lihat perkataan Yesus di kayu salib dibandingkan perkataan di Yerusalem Baru.

Yohanes 19:30

19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

 

Seruan Yesus waktu Dia menyerahkan diri saat di paku di kayu salib “sudah selesai”. Ini juga seruan yang ada di Yerusalem Baru.

Wahyu 21:6

21:6 Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.

 

Jaminannya adalah perjamuan suci. Sehancur, sejahat, senajis apapun kita, yang sudah seharusnya binasa, selama kita masih tergembala, masih ada Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus, ditambah perjamuan suci, di situ ada kuasa untuk mengangkat kita. Ayo kita yang sudah hancur diangkat kembali, dipegang oleh Yesus, sampai Dia membawa kita ke Yerusalem Baru.

 

Secara jasmani mungkin merosot, Dia mampu menyelesaikan segala sesuatu bagi kita, sampai menyempurnakan kita. Puncak perkataan sudah selesai itu di Yerusalem Baru. Kalau itu tidak kita hargai, ada juga perkataan sudah selesai atau sudah terlaksana tetapi dalam bentuk penghukuman.

Wahyu 16:17

16:17 Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."

 

Pilih yang mana, sudah selesai terbangun menjadi Tubuh Kristus, masuk Yerusalem Baru, di tempat di mana Tuhan sediakan bagi kita. Atau sudah terlaksana dalam bentuk penghukuman. Di kayu salib ada perkataan sudah selesai. Dia mampu mengangkat kita sampai terbangun menjadi Mempelai WanitaNya. Tetapi ingat ada juga perkataan sudah terlaksana dalam bentuk penghukuman. Kalau kuasa pengangkatan Tuhan tidak kita hargai, ada hukuman Tuhan yang dahsyat akan dihadapi.

 

Mari kita hargai Firman Tuhan. Hari ini kita memperingati hari kenaikan Yesus, biarlah kita memperhatikan gigi kita, mau makan Firman, makan ajaran yang sehat. Tetap tergembala dalam ajaran yang sehat, disucikan, tetap setia, tetap damai sejahtera, kita akan dibawa menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Di mana Yesus berada disitupun kita berada. Yesus kepala, kita tubuh, Yesus di Yerusalem Baru dan kita juga akan berada di sana bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 085241270477

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar