20210526

Kebaktian PA Imamat, Rabu 26 Mei 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 24:23

24:23 Demikianlah Musa menyampaikan firman itu kepada orang Israel, lalu dibawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan, dan dilontarilah dia dengan batu. Maka orang Israel melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.

Imamat pasal 24 ini terbagi menjadi 3 bagian:

1.      Ayat 1-4 Persekutuan dengan Roh Kudus.

2.      Ayat 5-9 Persekutuan dengan Firman pengajaran yang murni.

3.      Ayat 10-23 Persekutuan ajaran campur.

 

Ajaran campur ini memberi dampak 2 hal yaitu ada roh hujat dan ada roh kekerasan.

Roh kekerasan itu ada 3 bentuk, yaitu:

1.      Ayat 17 & 21b Membunuh manusia, ini menunjuk ada kebencian sampai kebencian tanpa alasan.

2.      Ayat 18 & 21a Membunuh ternak. Ternak itu untuk keperluan ibadah. Jadi, ini artinya ibadah yang mati, tanpa penyucian di dalamnya.

3.      Ayat 19-20 Membuat orang lain cacat

 

Ada 3 bentuk cacat:

1.      Patah, telah diterangkan tentang tangan yang patah. Tangan yang patah menunjuk perbuatan dan pelayanan yang menjadi sandungan sehingga gagal menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

2.      Mata cacat, artinya pandangan daging, pandangan jasmani sehingga tersandung dan tidak bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

3.      Gigi patah, tidak bisa makan Fiman

 

Sekarang kita mau menyelesaikan pasal 24 ini. Ayat 23 ini adalah akibat menganut ajaran campur yaitu dibawa keluar perkemahan dan dilontari dengan batu sampai mati. Batu itu keras. Di sini Tuhan menunjukan kalau sudah kena ajaran campur, pasti keras hati. Ajaran yang benar akan dilepaskan seperti tidak ada bekasnya sama sekali dan menganut ajaran yang lain. Inilah yang disebut dengan murtad, meninggalkan pengajaran yang benar dan beralih pada ajaran-ajaran lain yang menyenangkan dagingnya. Orang murtad itu sudah kenyang dengan jalannya, sudah sulit mau dibawa pada ajaran yang benar, karena dia sudah kenyang dengan jalannya. Dia anggap apa yang dianut sekarang ini sudah betul, sudah paling benar.

Amsal 14:14

14:14 Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya.

 

Jadi hati-hati, jangan sampai kita menganut ajaran campur. “Ini ada yang bagus” lalu diterapkan, nanti malah murtad, meninggalkan ajaran yang benar. Dan orang murtad sulit untuk kembali lagi.

 

Orang yang menghujat itu dibawa keluar perkemahan. Kita tahu Yesus sudah rela mati di luar perkemahan untuk menjadikan kita sebagai milikNya.

Ibrani 13:12-13

13:12 Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.

13:13 Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya.

 

Jika seseorang menganut ajaran campur sehingga murtad melepaskan ajaran benar, itu sama dengan dia menghina Korban Kristus, menyalibkan Yesus kedua kali bagi dirinya sendiri, sehingga tidak akan mungkin lagi terjadi pembaharuan.

Ibrani 6:4-6

6:4 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,

6:5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,

6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.

 

Makanya tadi dibawa di luar perkemahan, sementara Yesus sudah mati di luar perkemahan. Berarti orang yang murtad itu menghina Korban Kristus, menyalibkan Yesus kedua kali bagi dirinya. Kalau dulu dibawa dan dilontari dengan batu di luar perkemahan, nanti di akhir zaman ini orang yang murtad, meninggalkan pengajaran benar dan menganut ajaran campur, Tuhan lontari dengan batu yaitu dengan hujan es besar seberat 50kg.

Wahyu 16:20-21

16:20 Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.

16:21 Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.

 

Mungkin sekarang malah berkata “saya tidak apa-apa tinggalkan pengajaran, saya semakin diberkati dan semakin dipakai, buktinya saya diundang khotbah di mana-mana”. Kelihatannya seperti dipakai, seperti diberkati tetapi Tuhan sudah siapkan hujan es batu untuk dilempar pada orang-orang murtad itu seberat 50kg.

 

Kenapa dikatakan yang dilontari orang-orang yang murtad? Karena dalam Wahyu 16:20 dikaitkan dengan pulau. Bicara pulau itu ada kaitannya dengan pengajaran.

Yesaya 42:4

42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

 

Tadi pulau hilang dikaitkan dengan hujan es batu. Jadi, ini merupakan penghukuman bagi orang yang murtad, yang sudah meninggalkan pengajaran dan menganut ajaran campur. Tuhan sudah siapkan suatu penghukuman yang dahsyat dan luar biasa. Satu batu saja jatuh di atas gereja ini, gereja ini bisa habis. Sebab itu biarlah kita mau sungguh-sungguh melekat pada pengajaran yang benar. Hamba Tuhan yang dimaksud dalam Yesaya 42 adalah pribadi Yesus.

 

Jadi sangat jelas, kalau sudah murtad tinggal siap menerima lontaran hujan es dari Tuhan. Lalu bagaimana supaya kita tidak murtad, tidak meninggalkan pengajaran yang sudah sekian lama kita anut, sekian lama memberikan pertolongan dan membenahi hidup kita?

Ibrani 13:12-13

13:12 Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.

13:13 Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya.

 

Supaya kita tidak meninggalkan Firman pengajaran yang benar, maka kita harus rela menanggung kehinaan Yesus di luar perkemahan. Pilih mana, kita dibawa keluar perkemahan untuk dilontari batu atau kita pergi keluar perkemahan untuk menanggung kehinaan Yesus. Jadi mengikut Yesus itu pilihan, tidak ada paksa memaksa. Kalau menganut ajaran campur silahkan, tetapi dibawa keluar perkemahan dan dilempari batu. Kalau bertahan pada pengajaran yang benar supaya tidak murtad mari keluar perkemahan dan menanggung kehinaan Yesus, maka Firman yang kita dengar dan kita terima memiliki cap meterai darah Yesus sehingga tidak gampang kita lepaskan.

 

Praktek menanggung kehinaan Yesus di luar perkemahan.

1.      I Petrus 4:1-2

4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,

4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

 

Kita harus rela sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup menurut kehendak Allah yaitu hidup dalam pertobatan atau hidup dalam kebenaran. Memang kalau kita mempertahankan sesuatu yang benar sesuai Firman, resikonya dihina, dicibir , ditinggalkan sendirian dan sebagainya, itu tidak apa-apa. Yesus ditinggal sendiri di kayu salib karena mempertahankan yang benar. Di hadapan Pilatus, Pilatus bertanya kepada Yesus “apa itu kebenaran?”. Kebenaran itulah yang Yesus pertahankan sampai Dia dihukum mati. Di kayu salib Dia ditinggal sendiri, bayangkan sampai Bapa di Sorga juga meninggalkanNya. Seruan Yesus “Eloi, Eloi, lama sabakhtani” itu sebenarnya seruan kita, kita yang harus disalibkan, kita yang harus dihukum, tetapi Yesus sudah menanggung semuanya.

 

Biarlah kita rela sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup menurut kehendak Allah yaitu hidup dalam pertobatan dan hidup dalam kebenaran. Dalam terang Tabernakel ini sama dengan masuk wilayah halaman.

 

Proses berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran.

a)      Mendengar Firman yang menyingkapkan dosa-dosa kita. Bukan malah mau Firman yang enak bagi daging. Kalau Firman hanya yang selalu enak bagi daging, itu tidak ada penyucian, tidak pernah sadar kalau sudah berbuat dosa. Setiap mau masuk pemberitaan Firman dan dalam doa pembukaan kita berdoa “Tuhan bukakan rahasia Firman”. Isi pembukaan rahasia Firman itu menyingkapkan dan menyatakan dosa.

II Timotius 3:16

3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

 

Kita sudah minta pembukaan rahasia Firman, begitu Firman disampaikan, dinyatakan di tengah-tengah kita dan dosa dibuka, kenapa malah mengamuk dan marah. Kapan bisa berhenti berbuat dosa kalau seperti itu.

 

b)      Menyadari, menyesali dan mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Kepada Tuhan vertikal, kepada sesama horisontal, sama dengan dosa dipaku di kayu salib. Setelah diampuni jangan kita berbuat lagi. Kadangkala kita sudah mengaku lalu diulang lagi, itu berarti belum hidup dalam pertobatan.

 

Kita harus melakukan kehendak Tuhan. Ada 4 macam kehendak:

a)      Kehendak sendiri

Kehendak kita harus kita taruh dalam kehendak Allah. Kalau kehendak sendiri tidak kita masukan dalam kehendak Allah, pasti jatuh dalam dosa. Kehendak daging atau keinginan itu tidak pernah takluk kepada Firman, jangan ikuti kehendak daging ini.

Roma 8:7

8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

 

b)      Kehendak orang lain

Kadang kehendak orang lain ini juga tidak sesuai Firman. Kalau kita ikuti maka kita jatuh dalam dosa. Seperti Daud, satu ketika berada dalam gua lalu raja Saul datang buang hajat di situ, pembantu-pembantu Daud berkata “itu musuhmu Tuhan sudah serahkan kepadamu, ayo bunuh dia”. Kehendak prajurit-prajuritnya supaya Daud membunuh raja Saul. Kalau Daud ikuti, dia menjamah orang yang diurapi Tuhan maka dia berbuat dosa. Tetapi apa yang dikatakan Daud? “Dijauhkan kiranya hal itu dari padaku”. Tidak boleh menjamah orang yang diurapi Tuhan. Biar bagaimanapun Saul pernah diurapi oleh Tuhan, Saul pernah dipakai oleh Tuhan.

 

Kalau mengikuti kehendak orang yang tidak sesuai Firman, maka jatuh dalam dosa. Dalam rumah tangga kalau ikuti kehendak sendiri sehingga sulit takluk pada kehendak Firman, akibatnya jatuh dalam dosa. Kehendak orang lain, kehendak suami, kehendak isteri kalau kita ikuti bisa jatuh dalam dosa, karena tidak ditaruh dalam kehendak Tuhan. Abraham ikuti kehendak Sara untuk menghampiri Hagar sehingga lahirlah Ismael, membuat masalah yang tidak pernah selesai sampai sekarang. Jauh sebelum itu Adam mengikuti kehendak isterinya makan buah terlarang sehingga jatuh dalam dosa.

 

c)      Kehendak setan

3 macam kehendak ini jangan kita turuti.

 

d)      Kehendak Tuhan, ini yang harus kita turuti supaya kita bisa hidup dalam kebenaran.

 

Memang untuk mengaku dosa kepada Tuhan, apalagi kepada sesama dan untuk melakukan kehendak Tuhan, hidup dalam kebenaran, rasanya seperti terhina. Gembala mau mengaku dosa pada jemaat, itu rasanya terhina “saya gembala, saya mau mengaku, nanti apa kata jemaat”. Begitu juga mau melakukan kehendak Tuhan, hidup dalam kebenaran, hidup dalam pertobatan, rasanya seperti terhina. Tetapi Yesus tidak memandang hina kita, justru menjadikan kita berharga di mataNya.

Mazmur 51:1-2,19

51:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,

51:2 ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.

51:19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

 

Sebaliknya jika kita menyembunyikan dosa, bahkan menambah dosa, kita menghina Yesus, kita menghina Korban Kristus dan satu saat Tuhan akan hukum, permalukan dan hinakan, mana yang kita pilih. Kalau kita menyelesaikan dosa memang rasanya terhina tetapi Yesus tidak memandang hina kita. Justru Dia jadikan kita berharga dan Dia mau membawa kita pada kemuliaanNya yang kekal. Sebaliknya kalau kita berbuat dosa, tidak mau mengaku, kita sembunyikan bahkan kita tambah dosa, itu menghina Yesus, menghina Korban Kristus, suatu saat Tuhan akan menghinakan kita dengan penghukuman yang Dia jatuhkan kepada kita. Tuhan tolong jangan terjadi pada kehidupan kita sekalian.

 

Korban Kristus itu membuka rahasia Firman, rahasia Firman itu mengungkap segala dosa yang tersembunyi untuk kita selesaikan dan kita bisa hidup di dalam pertobatan. Ini yang harus kita perhatikan hari-hari terakhir ini. Orang keras hati, yang tidak mau mengaku dosa, tidak mau menyelesaikan dosanya, suatu saat dia tidak akan tahan lagi untuk mendengarkan Firman yang keras, yang menyatakan dosa, Firman pengajaran yang benar. Sehingga dia akan tinggalkan dan mencari ajaran yang cocok bagi daging. Inilah yang disebut dengan murtad dan tidak mungkin lagi dibaharui. Semoga tidak terjadi dalam kehidupan kita bersama.

 

2.      Keluaran 29:10-14

29:10 Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu.

29:11 Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan.

29:12 Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah.

29:13 Kemudian kauambillah segala lemak yang menutupi isi perut, umbai hati, kedua buah pinggang dan segala lemak yang melekat padanya, dan kaubakarlah di atas mezbah.

29:14 Tetapi daging lembu jantan itu, kulitnya dan kotorannya haruslah kaubakar habis dengan api di luar perkemahan, itulah korban penghapus dosa.

 

Bicara korban penghapus dosa atau korban pendamaian, ada lemak pada isi perut, pada umbai hati, pada kedua buah pinggang yaitu ginjal, ini semua bagian dalam, harus dibakar di atas mezbah. Kemudian kotoran dan kulit dibakar di luar perkemahan. Jadi praktek yang kedua kita menanggung kehinaan Yesus di luar perkemahan adalah kita harus mengalami penyucian bagian dalam, penyucian batin atau perasaan.

 

Praktek pertama tadi kita sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup sesuai kehendak Tuhan, hidup dalam kebenaran. Kadangkala sudah hidup dalam pertobatan, hidup dalam kebenaran, masih bisa jatuh seperti raja Daud bisa jatuh. Sebab itu perlu dilanjutkan pada praktek yang kedua, harus mengalami penyucian perasaan, batin, bagian dalam, supaya kita tidak jatuh dalam dosa.

 

Di mana tempat penyucian itu. Dari isi hati, umbai hati dan buah pinggang itu menunjukan alat-alat yang ada di ruangan suci. Di sinilah tempat penyucian yaitu di ruangan maha suci. Sudah masuk wilayah halaman, jangan kita puas sebab masih bisa jatuh lagi dalam dosa bahkan bisa keluar halaman. Sebab itu lanjutkan menanggung kehinaan Yesus dengan praktek masuk ruangan suci, sama dengan tekun ada 3 macam ibadah pokok, disitulah kita mengalami penyucian.

 

a)      Isi perut untuk pencernaan makanan. Dalam Tabernakel kena pada alat meja roti sajian, sekarang menunjuk ketekunan di dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman dan kurbannya. Di situ kita mendapat makanan rohani untuk kita cerna. Kalau usus bermasalah, periksa bagaimana ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab.

 

b)      Buah pinggang atau ginjal itu untuk penyerapan air. Dalam Tabernakel terkena pada pelita emas, sekarang menunjuk ketekunan di dalam ibadah raya, kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-karunia Roh Kudus. Di situ kita menyerap air Roh Kudus. Jadi, kalau ginjal bermasalah periksa bagaimana ketekunan dalam ibadah raya.

 

c)      Umbai hati kaitannya dengan darah. Darah bisa terlihat kalau terjadi perobekan daging. Ini kena pada mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Di situ kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya. Allah yang mengasihi kita dengan kasih yang besar, yang sudah rela mengorbankan AnakNya, mencurahkan darahNya untuk menebus kehidupan kita semuanya.

 

Jadi, praktek kedua menanggung kehinaan bersama Yesus di luar perkemahan adalah  menjadi domba yang tergembala untuk mengalami penyucian secara terus menerus. Memang walaupun kita sudah tergembala, kita belum sempurna, masih ada proses. Sesudah kita tergembala dan disucikan, mari kita ingat saudara-saudara kita yang hina.

Matius 25:33-40

25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;

25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?

25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?

25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

 

Kita ingat sesama kita yang hina. Sesama yang hina itu kehidupan yang masih hidup di dalam dosa. Kita sudah menikmati penyucian di dalam kandang penggembalaan, kita harus ingat mereka. Artinya kita harus aktif dalam pelayanan Tubuh Kristus lewat praktek bersaksi. Saksikan pekerjaan Firman dalam hidup kita kepada sesama kita yang masih hidup di dalam dosa supaya mereka juga boleh masuk halaman hidup dalam pertobatan, untuk selanjutkan diarahkan masuk dalam ruangan suci hidup dalam penggembalaan dan disucikan. Jangan hanya kita nikmati sendiri, kita egois kalau menikmati sendiri. Kita sudah menikmati Firman di dalam penggembalaan, sudah mengalami penyucian lalu kita tidak mau bagi, itu berarti kita egois. Ayo bagikan dan saksikan.

 

Boleh bersaksi dengan perkataan, tetapi mungkin ada yang berkata “saya tidak tahu berkata-kata, saya malu bersaksi” bisa bersaksi dengan perbuatan yang sudah disucikan. Orang lain melihat “dulu waktu dia belum aktif ibadah, kelakuannya minta ampun. Sekarang sesudah aktif, luar biasa dia”. Orang tua juga melihat anak “dulu waktu dia tidak ibadah-ibadah, dia tidak tahu pulang ke rumah dan tidak taat” begitu aktif dan tekun dalam 3 macam ibadah, mengalami penyucian maka orang tua terheran-heran. Itu namanya ada kesaksian. Zipora bisa pulang cepat saja sudah menjadi kesaksian ayahnya berkata “lekas sekali kalian pulang”. Jangan pulang tengah malam, orang tua sudah gelisah.

 

Bersaksi juga lewat bagikan link ibadah. Banyak cara bersaksi tetapi syaratnya hidup dalam kesucian, kita dulu mengalami penyucian itu baru bersaksi. Masa bersaksi tetapi kita sendiri tidak hidup dalam kesucian, saksi palsu namanya itu, itu omong kosong namanya. Bersaksi yang benar, Firman pengajaran itu sudah menjadi pengalaman hidup. Kalau sudah menjadi pengalaman hidup, sulit kita tinggalkan dan lepaskan.

 

Ayo perhatikan sesama yang hina, yang masih hidup di dalam dosa, kita bersaksi. Apalagi kalau dalam keluarga ada yang belum dalam pengajaran, kita yang sudah dalam pengajaran saksikanlah dan tunjukan kita sudah disucikan. Isi perutnya, umbai hatinya, ginjalnya sudah baik. Tanggung jawab hutang darah kalau kita tidak bersaksi. Hasilnya kalau bisa memperhatikan sesama yang hina lewat kesaksian-kesaksian yang kita bagikan:

Matius 25:46

25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

 

Hasilnya menerima hidup kekal di Kerajaan Sorga, di Yerusalem Baru, kandang penggembalaan terakhir. Kalau hidup kekal bisa Tuhan berikan kepada kita, maka hidup secara jasmani sehari-hari dan masa depan kita, Tuhan sangat mampu berikan kepada kita.

 

3.      I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Rela sengsara daging tanpa dosa karena Yesus, sama dengan nyala api ujian atau percikan darah. Karena Yesus itu sama dengan karena ibadah, karena pengajaran. Kita beribadah malah dihina, kita pertahankan pengajaran malah dihina, rela terima itu semua. Ini adalah percikan darah, ini nyala api ujian yang akan menghasilkan roh kemuliaan. Dalam Tabernakel inilah suasana ruangan maha suci. Di situ ada 2 kali 7 percikan darah. 7 di atas tutup pendamaian, itulah sengsara Yesus dari taman Getsemani sampai mati di kayu salib. Kemudian ada 7 percikan darah di depan tutup pendamaian, itu sengsara gereja Tuhan yang kita harus alami. Sebagaimana Yesus telah menerima salib, maka kita akan dan harus menerima salib untuk mencapai kemuliaan. Tanpa salib tidak ada roh kemuliaan. Yesus sudah mengatakan Dia harus pergi supaya Roh Kudus dicurahkan, Roh Kemuliaan. Semakin luar biasa percikan darahnya atau nyala api ujiannya, semakin luar biasa juga urapannya. Dan akan semakin luar biasa dipakai oleh Tuhan, semakin luar biasa diberkati oleh Tuhan.

 

Sengsara dulu, percikan darah dulu baru urapan melimpah, maka pemakaian meningkat. Kadangkala kita sudah mau lompat “pokoknya saya harus dipakai, harus diberkati!” sementara tidak mau melewati sengsara. Tuhan tolong hal ini jangan terjadi di dalam kehidupan kita.

 

Apa kegunaan percikan darah?

Roma 8:17-18

8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

8:18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

 

Percikan darah atau nyala api ujian atau sengsara daging tanpa dosa merupakan meterai bahwa bapak, ibu, kekasih dalam Tuhan adalah ahli waris yang berhak menerima janji-janji Allah. Tidak mau percikan darah berarti tidak dapat warisan, bukan ahli waris, tidak berhak menerima janji-janji Tuhan. Kadang kita sudah menuntut janji diberkati, janji dipelihara, janji perlindungan tetapi menolak percikan darah, maunya enak-enak saja. Kalau kami hamba Tuhan melayani maunya yang enak-enak saja, tidak mau sengsara, itu tidak mendapat janji, tidak bisa menerima janji-janji Allah terutama untuk dipermuliakan kelak bersama Yesus.

 

Daging ini memang tidak mampu untuk menerimanya. Sebab itu supaya kuat kita menerima percikan darah harus ada ini:

Imamat 16:12-14

16:12 Dan ia harus mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas mezbah yang di hadapan TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari wangi-wangian yang digiling sampai halus, lalu membawanya masuk ke belakang tabir.

16:13 Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.

16:14 Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.

 

Dulu Imam Besar setahun sekali mengadakan pendamaian di ruangan maha suci, pendamaian bagi dirinya sendiri, bagi dosa keluarganya dan seluruh jemaah Israel. Syarat untuk masuk ruangan maha suci, Imam besar harus membawa darah yang dipercikan 7 kali di atas tutup pendamaian dan di depan tabut. Tetapi jangan lupa harus bawa dupa. Kalau tidak bawa dupa atau ukupan nanti dia akan mati. Dupa atau ukupan sekarang menunjukan doa penyembahan.

 

Supaya kita tahan menghadapi percikan darah, mampu menghadapi ujian, maka kita harus banyak menyembah Tuhan. Percikan darah ujian tanpa doa penyembahan itu mati konyol. Yesus saja teladankan kepada kita, masakan kita mau lebih kuat dari Yesus. Untuk menghadapi salib, Yesus menyembah. Sebelum di taman Getsemani, Yesus naik ke atas gunung, di situ Dia berdoa dan menyembah. Waktu Dia menyembah terjadi keubahan, Dia dipermuliakan, wajahNya berubah, pakaianNya berubah. Lalu datang dua orang yaitu Elia dan Musa. Apa yang mereka percakapkan? Sengsara Yesus, tujuan Yesus ke Yerusalem untuk mati di kayu salib. Jadi penyembahan itu penting, itu menghindarkan kita dari bersungut-sungut. Kalau tidak menyembah, begitu menghadapi salib pasti bersungut.

Lukas 9:28-31

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.

9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.

9:30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.

9:31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.

 

Tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi di Yerusalem yaitu untuk mati di kayu salib. Jadi penting doa penyembahan, sudah ada nyala api ujian tanpa penyembahan kita tidak mampu, sebab itu ayo kita menyembah Tuhan. Ujiannya bisa macam-macam, bisa dihina, bisa dikucilkan, dibilangi macam-macam, terima saja.

Lukas 22:39-44

22:39 Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.

22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."

22:41 Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya:

22:42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."

22:43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.

22:44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

 

Kita teladani Yesus, ujiannya semakin berat, semakin sungguh-sungguh menyembah. Kadangkala ujiannya berat malah semakin kendor menyembah, mulai salahkan Tuhan, mulai membangkit-bangkitkan apa yang dia lakukan, apa yang dia kerjakan bagi Tuhan. Justru semakin berat ujian semakin sungguh-sungguh menyembah Tuhan, tambah doa puasa, tambah doa semalam suntuk. Kalau ada percikan darah ditambah doa penyembahan maka terjadi Shekina Glory, ada sinar kemuliaan, Roh Kemuliaan kita alami. Roh Kudus atau Roh Kemuliaan adalah jaminan untuk segala sesuatu yang Tuhan sudah sediakan dan janjikan bagi kita. Sebabnya mari dalam percikan darah, kita menyembah Tuhan sehingga ada Roh Kudus, ada roh Kemuliaan dan yakinlah janji-janji Tuhan akan segera digenapi di dalam kita. Saya juga dulu dalam pengalaman sengsara malah sayang diri, sekarang rubah menyembah Tuhan.

II Korintus 1:22

1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.

 

Roh Kudus itu jaminan dari Tuhan atas semua yang Tuhan telah sediakan untuk kita. Jadi, kalau Roh Kudus sudah Tuhan berikan kepada kita, jangan takut! Janji-janji Tuhan pasti akan segera digenapi di dalam kehidupan kita. Dalam penyembahan saat sengsara di situ kesempatan Roh Kudus dicurahkan kepada kita sekalian. Banyak janji-janji Tuhan, janji pemeliharaan, janji perlindungan, janji berkat, tetapi janji Tuhan paling utama, sangat berharga dan paling besar adalah kita mau dibawa satu kodrat atau segambar dengan Allah Tritunggal.

II Petrus 1:4

1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

 

Ini janji Tuhan yang paling besar dan sangat berharga yaitu kita mau dibawa menjadi satu kodrot dengan Tuhan atau menjadi segambar dengan Allah Tritunggal. Jadi saat ujian percikan darah, daging kita diperas, dirobek dan dimatikan maka daging kemuliaan muncul, tabiat Yesus nyata, tabiat Allah nyata, tabiat Roh Kudus semakin nyata dalam kehidupan kita. Semakin luar biasa percikan darahnya, semakin kita tekun menyembah, semakin nyata gambar Allah dalam hidup kita dan kita semakin berubah. Jadi tujuan percikan darah supaya kita mengalami keubahan hidup, sama mulia, satu gambar dengan Tuhan, layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Jangan cepat-cepat keluar dari percikan darah, nikmati percikan darah, nikmati ujian itu. Bukan untuk kita dibuat hancur tetapi untuk kita dibawa segambar dengan Tuhan. Roh Kudus, Roh Kemuliaan berperan di sini untuk menguatkan. Dalam Injil Lukas Roh Kudus ditampilkan seperti malaikat untuk memberikan kekuatan kepada Yesus. Sekarang juga Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk bisa menerima semuanya itu. Yakin kita mau menerima janji Tuhan yang besar. Semua itu tujuannya untuk membawa kita segambar dengan Tuhan. Kalau sudah segambar mau ke mana? Mau masuk pesta nikah Anak Domba Allah, masuk kerajaan 1000 tahun damai (sabat besar), masuk kerajaan Sorga (sabat kekal).

 

Dalam Minggu Kejadian waktu Tuhan menciptakan langit dan bumi, di ujung hari keenam Tuhan menciptakan sepasang nikah yang segambar dengan Allah Tritunggal. Sekarang kita berada pada Minggu Ketebusan, sudah berada pada penghujung hari yang keenam, Tuhan juga mau menciptakan sepasang nikah yang segambar dengan Allah Tritunggal. Kita mau dibawa menjadi mempelai wanita Tuhan yang segambar dengan Allah Tritunggal untuk bersanding dengan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga.

Kejadian 1:26-28

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

 

Dulu Tuhan ciptakan sepasang nikah yang segambar dengan Allah Tritunggal dalam Minggu Kejadian di penghujung hari keenam, hari ketujuh Tuhan beristirahat. Sekarang kita berada pada penghujung hari keenam Minggu Ketebusan, Tuhan juga sedang menciptakan nikah yang rohani antara Yesus Mempelai Pria Sorga dan gereja Tuhan yang segambar Allah Tritunggal, yang mau menanggung kehinaan Yesus di luar perkemahan, yang mau hidup dalam pertobatan (halaman), yang mau hidup suci (ruangan suci) dan yang mau disempurnakan lewat proses sengsara daging tanpa dosa. Ini yang Tuhan mau kerjakan dalam kehidupan kita.

 

Kalau kita sudah segambar dengan Allah, kita dibawa masuk pada nikah yang rohani, nikah yang sempurna, untuk sekarang Tuhan akan berikan kuasa kemenangan. Dulu nikah yang segambar Allah Tuhan berikan kemenangan. Berkuasa atas ikan-ikan di laut, atas burung-burung di udara dan atas binatang yang merayap di bumi, Tuhan berikan kuasa atas 3 jenis binatang. Sekarang bagi kita, kalau kita mau masuk proses sengsara daging tanpa dosa, untuk dikembalikan dengan Allah Tritunggal, Tuhan juga akan berikan kuasa kemenangan kepada kita atas trio setan. Burung di udara menunjukan setan dengan roh jahat, roh najis dan roh durhakanya. Ikan sekarang menunjukan antikristus binatang yang keluar dari dalam laut dengan kekuatan mamon, dengan roh kebencian dan roh hujatnya. Binatang yang merayap di bumi itu adalah binatang yang keluar dari dalam bumi yaitu nabi palsu dengan roh dusta dan ajaran-ajaran palsunya. Kita diciptakan kembali segambar dengan Allah dan ditambah ada kuasa kemenangan.  

 

Jadi, dalam menghadapi salib, menghadapi percikan darah jangan mundur, Tuhan sudah jamin kita bisa mewarisi janji-janji Tuhan, terutama menjadi segambar dengan Tuhan dan Tuhan berikan kuasa kemenangan atas trio setan, kita pasti menang. Tahun ini tahun kemenangan. Sudah diawali di awal tahun kita sangat kehilangan orang tua rohani kita. Jadi, jangan heran kalau mau menghadapi kemenangan kita harus alami percikan darah dulu. Semakin besar percikan darahnya semakin tekun menyembah Tuhan.

 

Keubahan hidup itu adalah mujizat rohani, mujizat yang terbesar yang akan kita alami lewat percikan darah. Mujizat yang jasmani juga pasti akan terjadi. Jadi, kalau menanggung kehinaan Yesus di luar perkemahan, yakinlah langkah hidup kita adalah langkah-langkah kemenangan, langkah-langkah mujizat bersama dengan Yesus. Luar biasa kasih Tuhan kepada kita. Sebaliknya, kehidupan yang menghina Yesus, tidak mau berhenti berbuat dosa sampai murtad tinggalkan pengajaran, dia menerima penghukuman Tuhan yang kekal, penderitaan selama-lamanya. Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita.

 

Nahum 1:2-3,9-11

1:2 TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya.

1:3 TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.

1:9 Apakah maksudmu menentang TUHAN? Ia akan menghabisi sama sekali; kesengsaraan tidak akan timbul dua kali!

1:10 Sebab mereka pun akan lenyap seperti duri yang berjalin-jalin, dimakan habis seperti jerami kering.

1:11 Bukankah dari padamu muncul orang yang merancang kejahatan terhadap TUHAN, orang yang memberi nasihat dursila?

 

Ada 3 kelompok yang akan dihukum:

1.      Dunia

Nahum ini adalah seorang nabi yang khusus bernubuat untuk Niniwe. Niniwe artinya tempat tinggal, itu menunjuk dunia.

 

2.      Kristen duniawi

a)      Tanda Kristen duniawi adalah selalu menentang Tuhan. Diberikan kesempatan untuk bertobat tetapi tidak mau, malah tetap hidup dalam dosa. Diberikan kesempatan untuk tergembala tetapi tidak mau juga, selalu menentang Tuhan. Padahal kalau membaca ayat 2 dan 3, Tuhan memang panjang sabar, tetapi Tuhan itu pendendam, Dia pembalas yang tidak kenal belas kasihan. Sekarang Tuhan berikan perpanjangan sabar kepada kita, masih diberikan kesempatan dan perpanjangan usia, Tuhan belum datang kedua kali, tujuannya supaya kita bertobat, tujuannya supaya kita meningkatkan rohani lewat tergembala untuk kelak bisa sempurna. Tetapi Kristen duniawi tidak peduli semua itu.

 

b)      Tanda kedua Kristen duniawi adalah merancang kejahatan terhadap Tuhan. Bukan melakukan yang baik tetapi malah melakukan yang jahat di mata Tuhan. Mungkin berkata “tidak pernah saya merancang kejahatan terhadap Tuhan, saya melayani Tuhan kok. Buktinya saya khotbah, buktinya saya main musik”. Mari kita lihat bagaimana itu merancang kejahatan terhadap Tuhan.

Matius 7:21-23

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

 

Sudah melayani tetapi dikatakan pembuat kejahatan. Jadi merancang kejahatan terhadap Tuhan prakteknya sudah melayani Tuhan tetapi tidak sesuai kehendak Tuhan, tidak sesuai Firman dan membuat dalih-dalih untuk membenarkan pelayanannya dan perbuatannya. “Ini ada ayatnya” padahal cuma main cuplik-cuplik saja, bukan begitu sebenarnya.

 

c)      Tanda ketiga Kristen duniawi itu memberi nasihat dursila. Artinya justru menguatkan orang untuk berbuat dosa. Bukannya diperingatkan dan dinasihati tetapi malah dikuatkan “tidak apa-apa, saya juga begitu”.

 

3.      Kristen halaman

Nahum 1 dan 2 dalam Tabernakel terkena halaman. Kristen halaman ini tidak mau melangkah meningkatkan rohani, hanya puas sampai lahir baru, tidak ada kelanjutan untuk tergembala, disucikan, masuk percikan darah, yang penting sudah dibaptis bagi dia sudah selesai. Itu masih Kristen halaman, halaman diinjak-injak antikristus, berarti kena hukuman juga.

Wahyu 11:1-2

11:1 Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.

11:2 Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

 

3 kelompok ini bekerja sama untuk menghimpit kehidupan kita yang mau menanggung kehinaan Yesus di luar perkemahan. Kalau kita mau meningkatkan rohani sampai pada kesempurnaan jangan heran kalau kita dihimpit oleh dunia, ditekan Kristen dunia, ditekan Kristen halaman. Lalu sikap kita bagaimana? Diam saja, serahkan pada Tuhan, Tuhan adalah pembela kita. Dia yang akan membalaskan untuk kita.

Nahum 1:2-3

1:2 TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya.

1:3 TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.

 

Biar kita diam, serahkan semua kepada Tuhan. Menghadapi himpitan kalau kita mengikuti daging kita dan kita bereaksi daging, malah kita tidak dibela Tuhan. Mari kita lari di bawah kaki Tuhan, menyembah Tuhan, itu tempat pengungsian kita, Dia akan menolong.

Nahum 1:7

1:7 TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya

 

Mungkin malam ini kita dihimpit oleh Kristen dunia, dihimpit oleh Kristen halaman, mari datang pada Tuhan tempat pengungsian kita. Menanggung kehinaan Yesus di luar perkemahan, itu berarti kita datang pada tempat pengungsian dan perlindungan, Dia membela kita. Kalau kita mau menanggung kehinaan Yesus di luar perkemahan, maka langkah-langkah hidup kita adalah langkah-langkah kemenangan dan langkah-langkah mujizat. Jangan takut, himpitan memang ada dan makin luar biasa, masuk dalam organisasi mau menghimpit kita, tetapi kita diam saja, lari ke tempat pengungsian dan perlindungan di bawah kaki Yesus. Di depan kita ada perjamuan suci, Yesus rela terhina untuk kita. Jadi jangan takut, Dia tidak akan menghina kita. Kalau kita mau mengikuti jejakNya, maka Dia akan memberikan kemenangan dan akan memberikan mujizat dalam kehidupan kita.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 085241270477

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar