20210502

Kebaktian Umum, Minggu 2 Mei 2021 Pdt. Handri Legontu

Penyerahan Anak

 

Mazmur 22:10-12

22:10 Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku.

22:11 Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.

22:12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong.

 

Anak ini diberi nama Rahel Pricillia Wesalande, arti nama Rahel adalah domba betina, berarti ada kaitan dengan penggembalaan. Tugas orang tua adalah membuat anak aman di dada ibu. Pengertian ibu adalah gembala.

I Tesalonika 2:7

2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

 

Jadi, tugas orang tua membawa anak untuk bisa tergembala dengan benar. Sebab itu penting anak diserahkan kepada Tuhan. Bukan hanya sekedar tata cara tetapi ini betul-betul penting.

 

Tujuan penyerahan anak:

1.      Supaya anak itu bisa luput dari penghukuman Tuhan atas dunia ini akibat dosa.

Mazmur 51:7

51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

 

Di dalam anak melekat dosa keturunan. Jadi, jangan kita katakan bayi itu tidak ada dosanya, sejak dari kandungan melekat dosa. Makanya ketika Tuhan menghukum bumi di zaman Nuh dengan air bah, tidak ada bayi yang selamat. Hanya 8 orang yang selamat, itupun orang dewasa, Nuh bersama isteri, 3 anaknya bersama isteri mereka. Ini bahayanya kalau tidak diserahkan kepada Tuhan. Nanti tidak bisa luput dari penghukuman akibat dosa.

 

Sejak dalam kandungan Tuhan mau menjadi Allah kita, Dia mau selalu dekat dengan kita. Sejak dari kandungan, Tuhan sudah bergumul untuk melepaskan kita dari dosa, dalam hal ini dosa keturunan. Itu sebabnya Dia datang ke dunia bukan menjelma, Dia lahir dari rahim seorang ibu.

 

Mazmur pasal 22 itu menunjuk pengorbanan Yesus di kayu salib, ayat ke-2 mengingatkan kita akan seruan Yesus di kayu salib.

Mazmur 22:2

22:2 Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.

 

Jadi, Yesus sudah rela mati di kayu salib untuk menebus kehidupan kita, merebut kita dari dosa, bahkan sejak dari kandungan Dia berupaya merebut kita dari dosa. Sebab itu sebagai orang tua, landaskanlah penyerahan anakmu di atas dasar korban Kristus dan di atas dasar Firman Tuhan, sehingga anak ini kelak boleh bertumbuh di dalam Tuhan dalam takut akan Tuhan. Anak yang menang atas dosa, menjadi anak yang hidup benar dan suci. Tentu orang tua harus menjadi teladan bagi anak.

 

2.      Markus 10:13,16

10:13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.

10:16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

 

Supaya anak dijamah oleh Tuhan dan bahkan dipeluk oleh Tuhan, maksudnya supaya tidak bisa dijamah oleh setan dengan kuasa mautnya. Kalau dibaca Markus pasal 10 ini setan dengan kuasa mautnya mengincar anak-anak Tuhan. Ayat 10 mau mengincar sejak dari kandungan, kalau terjadi perceraian kasihan anak-anak. Kemudian ayat 13-16 maut mengincar kanak-kanak, makanya penting diserahkan kepada Tuhan. Ayat 17-27 setan mengincar kaum muda. Ayat 28-31 setan mengincar orang tua. Bahaya kalau anak tidak diserahkan kepada Tuhan, dia tidak dalam pelukan Tuhan, tidak dalam jamahan tangan Tuhan, nanti dia dijamah oleh setan. Sebabnya mari bawa kepada Tuhan, diserahkan pada Tuhan untuk dijamah dan dipeluk oleh Tuhan.

 

Dipeluk artinya diberkati, ditolong oleh Tuhan. Saat menghadapi kesusahan sampai nanti menghadapi aniaya antikristus. Mazmur 22:12 tadi dikatakan kesusahan sudah dekat, aniaya antikristus sudah di depan mata, sebab itu perlu anak diserahkan kepada Tuhan. Sesudah diserahkan itu tanggung jawab orang tua untuk membawa anak kepercayaan Tuhan untuk tergembala sehingga tetap dalam jamahan tangan Tuhan, tetap dalam pelukan Tuhan. Ketika tidak tergembala dia lepas dari tangan Tuhan, lepas dari pelukan tangan Tuhan dan ada tangan setan yang segera menjamah dan memeluk.

 

Penyerahan anak bukan sekedar sakramen gereja, tetapi supaya anak benar-benar dijamah dan dipeluk Tuhan dan kelanjutannya dia aman di dada ibunya, tergembala dengan benar sampai garis akhir hidupnya.

 

 

 

Ibadah Raya

 

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 12:4b-6

12:4b Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

12:6 Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

 

Di sini kita lihat setan mau menghambat rencana Tuhan, yakni mau menghambat pertumbuhan gereja Tuhan lewat 2 hal.

1.      Menjatuhkan 1/3 bintang dengan kekuatan ekornya. Kehidupan yang sudah punya mutu rohani tinggi, bahkan sudah dipakai oleh Tuhan, bisa dijatuhkan lewat kekuatan ekor naga yaitu lewat dosa kenajisan dan ajaran-ajaran palsu.

 

2.      Menelan anak laki-laki dengan kekuatan mulutnya. Ini yang akan kita bahas pada hari ini.

 

Ketika anak itu lahir, langsung direbut dan dibawa lari ke takhta Allah. Dan perempuan itu bisa lari ke padang gurun, luput dari naga. Jadi, anak laki-laki di sini adalah pelepas. Dalam Alkitab ada 3 pelepas yang ditampilkan sebagai anak laki-laki.

1.      Musa, dia adalah pelepas bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.

Keluaran 2:1-2

2:1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;

2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.

 

2.      Yesus sebagai pelepas manusia dari dosa. Jadi bukan hanya pelepas satu bangsa tetapi seluruh dunia.

Matius 1:21

1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

 

3.      Anak laki-laki sebagai pelepas gereja Tuhan dari aniaya antikristus. Naga dengan kemarahannya menunjuk aniaya antikristus, sebab di situ ada disebutkan soal waktu yaitu 1.260 hari atau 3,5 tahun, itu zaman aniaya antikristus. Di depan ini ada aniaya antikristus, bukan dongeng tetapi betul-betul akan menjadi kenyataan. Itu sebabnya kita butuh pelepas yang digambarkan sebagai anak laki-laki.

 

Dari 3 pelepas ini ada kesamaannya yaitu mau dibunuh tetapi selamat. Musa mau dibunuh Firaun tetapi selamat. Yesus mau dibunuh Herodes tetapi selamat. Anak laki-laki mau dibunuh oleh naga tetapi selamat. Apa pengertian rohaninya bagi kita, untuk apa kita pelajari ini? Tentu setiap Firman yang disampaikan dan kita baca ada makna rohaninya bagi kita.

 

Mau dibunuh itu pengertiannya pengalaman kematian, tetapi selamat itu adalah pengalaman kebangkitan. Jadi, persamaan dari mereka ada pengalaman kematian dan ada pengalaman kebangkitan. Sekarang kita ambil pelajaran bagi kita, kalau kita mau mengalami kelepasan dari dunia, dari dosa dan dari hawa nafsu kita sendiri maka kita harus masuk pengalaman kematian dan pengalaman kebangkitan bersama Yesus. Harus, bukan kalau bisa saya masuk, kalau tidak bisa saya tidak masuk. Harus masuk supaya nanti bisa masuk pengalaman kemuliaan bersama Yesus.

 

Tidak mungkin kita mulia kalau tidak mati dan bangkit bersama Yesus. Sama seperti Yesus, untuk bisa dipermuliakan, Dia tampil dalam tubuh kemuliaan, Dia mati dulu di kayu salib, 3 hari kemudian Dia bangkit, baru Dia terangkat ke sorga dan dipermuliakan. Begitu juga kita, harus mati dulu, bangkit, lalu dipermuliakan terangkat ke sorga. Itu jejak langkahnya, tidak bisa kita langsung lompat dari kematian langsung kemuliaan, atau langsung kemuliaan tanpa melalui kematian dan kebangkitan.

 

Dalam Wahyu pasal 12, naga atau setan mau menelan anak laki-laki. Artinya setan mau menghambat kelepasan gereja Tuhan sehingga gereja Tuhan binasa. Kita rindu mau lepas dari dosa, setan hambat. Kita rindu mau lepas dari pengaruh dunia, dihambat oleh setan. Mau lepas dari daging, dihambat oleh setan. Tujuannya supaya ditelan setan, itu berarti masuk dalam tubuh naga, dikuasai setan seutuhnya. Dia mau menguasai kita seutuhnya, jangan terlepas dari dosa, dunia dan daging biar menjadi milik setan. Sekarang diperhadapkan di depan kita, ekornya sementara berkibar-kibar menyabet kiri kanan sehingga bintang digugurkan. Sekarang mulutnya ternganga mau menelan gereja Tuhan, supaya tidak bisa terlepas dari dosa, dunia, daging dan dia kuasai seutuhnya sehingga binasa.

 

Supaya kita tidak ditelan oleh setan, kita harus masuk pengalaman kematian dan pengalaman kebangkitan bersama Yesus. Sama dengan menjadi satu dalam kematian dan kebangkitan bersama Yesus, sehingga kelak satu dalam kemuliaan bersama Yesus. Tidak dikuasai setan tetapi kita dipermuliakan bersama Yesus selama-lamanya.

 

Satu dalam kematian dan kebangkitan dimulai dengan masuk baptisan air yang benar.  Bukan baptisan air menurut manusia, menurut organisasi, menurut gereja tetapi menurut Firman. Seperti Yesus kepala dibaptis, maka kita sebagai tubuh sama baptisannya dengan Yesus. Kepala dan tubuh harus satu baptisan maka kita akan luput. Seperti dalam penyerahan anak tadi, anak itu tidak dipeluk oleh setan tetapi dipeluk oleh Tuhan. Kita mau belajar siang ini untuk menjadi satu dalam kematian bersama Yesus, satu dalam kebangkitan bersama Yesus, kelak satu dalam kemuliaan bersama Yesus.

1.      Satu dalam kematian dengan Yesus

I Petrus 2:19-24

2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

2:20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.

2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

 

Satu dalam kematian dengan Yesus bukan mati sungguhan mau di salib. Satu dalam kematian dengan Yesus artinya rela sengsara daging dengan Yesus, bukan mau enak-enak. Kalau kita mau ikut Kristus hanya diajar enak-enak, berarti sedangkan mati saja tidak, apalagi bangkit, apalagi dipermuliakan. Itu cuma ditawari dengan kemuliaan dunia, hanya enak-enak, diberkati, bahagia, damai sejahtera, itu keliru! Rela sengsara daging dulu bersama Yesus.

 

Prakteknya:

a)      Tidak berbuat dosa sampai tidak berdusta. Itu sengsara, coba pengalaman yang pernah merokok dan minum minuman keras, untuk berhenti sengsara atau tidak? Sengsara! Kita harus rela sengsara bersama Yesus dalam 2 hal:

1)      I Petrus 4:1

4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,

 

Sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan berhenti berdusta, sehingga kita bisa melakukan kehendak Tuhan. Mungkin dosa itu sudah menjadi sumber penghasilan atau dengan dusta dapat keuntungan, harus berhenti untuk berbuat dosa dan berhenti berdusta, itu betul-betul sengsara. Ada keuntungan kita tidak mau. Atau mungkin ada ancaman, kalau kau berhenti berbuat dosa atau berhenti berdusta ada ancaman, itu sengsara. Banyak kali kita diancam, apalagi kalau itu ada kaitannya dengan aturan nenek moyang, berbagai ancaman datang.

 

Biar ada keuntungan, ada paksaan, ada ancaman, tidak mau berbuat dosa, tidak mau berdusta lagi. Semua itu bisa kita lakukan oleh dorongan Firman dalam urapan Roh Kudus. Kalau daging tidak akan mampu. Salah saya dulu kenapa susah bisa lepas dari dosa karena menganggap Firman itu hanya suaranya papa. Saya pikir ah itu cuma suara papa, papa sudah tahu karena orang sudah lapor, makanya saya ditembak-tembak dari mimbar. Sehingga Firman tidak pernah masuk walaupun saya pembaca Alkitab, tidak pernah tertanam dalam hati. Nanti saya dikirim ke Malang, dengar Firman di sana baru saya kaget “papa lapor saya punya kelakuan sama om Widjaja” padahal tidak pernah papa lapor. Di situlah oleh dorongan Firman dalam urapan Roh Kudus, saya bisa lepas dari dosa. Hati pikiran kita disucikan, kita bisa sadar akan dosa, kita menyesal dan mulut mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama sekalipun harus menanggung resikonya.

 

Karena saya mau mengaku dosa saya dipecat dari pekerjaan. Saya kehilangan pekerjaan tetapi saya bisa hidup benar, saya bahagia. Mari belajar untuk berhenti berbuat dosa dan berhenti untuk berdusta.

 

2)      I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Sengsara daging tanpa dosa ini sebagai ujian, apakah benar kita sudah ada di jalurnya Tuhan atau mau pindah ke jalurnya iblis. Sudah berhenti merokok dan berhenti minum minuman keras, lalu ada tawaran “kamu tidak usah merokok dan minum minuman keras, tolong jualkan saja, nanti untungnya untuk kamu”. Jual rokok ini untung besar, orang terkaya di Indonesia pemilik pabrik rokok. Di situlah sengsara daging tanpa dosa, tidak mau. Saya tidak merokok, tidak minum minuman keras, saya juga tidak mau menjadi penyebab orang lain merokok dan minum. Itulah sengsara daging tanpa dosa karena Yesus, karena ibadah, karena Firman, maka saat itu ada Roh Kudus, Roh Kemuliaan dicurahkan. Roh Kudus memberikan penghiburan dan memberikan kebahagiaan di tengah sengsara, sampai nanti menyelesaikan segala pergumulan dan masalah yang kita hadapi.

 

Semuanya diuji, sama kami berkhotbah ini nanti ujiannya datang. Begitu juga bersaksi, ada ujiannya datang setelah itu. Betulkan yang disampaikan atau disaksikan itu menjadi pengalaman hidup atau bagaimana. Betul sudah lepas dari dosa, kita diuji supaya kita berada di jalurnya Tuhan, jalur yang benar, untuk bisa mencapai kemuliaan bersama Yesus.

 

b)      I Petrus 2:23

2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

 

Praktek kedua adalah tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi dengan kebaikan. Kalau membalas kebaikan dengan kebaikan, itu manusia biasa, itu umum, banyak yang bisa berbuat seperti itu. Kalau membalas kebaikan dengan kejahatan, itu manusia setan! Kalau membalas kejahatan dengan kebaikan, itu manusia Ilahi. Sekarang kita posisinya di mana? Orang baik sama saya, saya baik sama dia, itu manusia biasa. Dia baik sama saya dan saya berbuat jahat sama dia, itu manusia setan! Atau dia jahat sama saya, saya tetap baik kepadanya, itu manusia Allah. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, malah membalas dengan kebaikan, minimal kita doakan yang baik. Pernah saya dicaci maki karena Firman ini, saya menolong orang malah dicaci maki. Benar Firman yang disampaikan bapak Pdt. Pong Dongalemba, mau menolong orang harus siap digantung.

 

Ikut Tuhan itu luar biasa, kita mau ikut Firman sengsara bagi daging, ada hasilnya. Kita menolak dan melanggar Firman itu enak bagi daging kita tetapi ada akibatnya. Lebih baik sengsara bagi daging melakukan Firman tetapi ada hasil untuk kenikmatan jiwa dan roh kita.

I Petrus 2:24

2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

 

Hasilnya mengalami kuasa bilur-bilur Yesus menyembuhkan atau menyehatkan secara jasmani. Mungkin ada yang bertanya kenapa bapak gembala sakit sampai meninggal, berarti tidak mengalami kuasa bilur-bilur Yesus? Secara tubuh mungkin diizinkan sakit sampai meninggal seperti Elisa, tetapi rohaninya sehat. Bahkan Elisa sudah meninggalpun, tulangnya mengandung kuasa kebangkitan. Ada mayat kena pada tulangnya bisa bangkit. Ada bilur-bilur Yesus menyehatkan. Penekanan sehat di sini bukan sebatas yang jasmani, sehat dan sembuh di sini utama yang sehat rohani dan nikah. Sehat jasmani itu baik, tetapi apa artinya sehat jasmani tetapi rohani serta nikahnya sakit. Sekalipun jasmani sakit, tetapi rohani dan nikahnya sehat itu lebih utama. Lebih bagus lagi kalau jasmani, rohani dan nikah semua sehat.

 

Jadi, ketika kita diizinkan mengalami penyakit, periksa diri dulu, ada dosa atau tidak. Jangan langsung cari obat, periksa diri dulu, dosa apa Tuhan yang saya lakukan, mohon ampuni. Setelah itu boleh cari obat. Bukan dilarang cari obat, dilarang ke dokter. Tetapi nomor satu koreksi diri dulu. Kalau tidak ada berarti itu ujian. Kalau ada dosa segera minta ampun.

 

Sakit itu berarti ada yang tidak beres. Disembuhkan berarti segala yang tidak beres diselesaikan. Apa tanda rohani kita sehat?

I Yohanes 3:21

3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,

 

Hati tidak menuduh lagi, sama dengan hati damai sejahtera. Secara jasmanikan begitu, kalau damai pasti sehat. Hati yang gembira adalah obat yang manjur.

 

2.      Satu dalam kebangkitan dengan Yesus

I Petrus 2:24

2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

 

Satu dalam kebangkitan dengan Yesus artinya hidup untuk kebenaran. Bukan hidup dalam kebenaran tetapi untuk kebenaran. Berarti apapun yang kita lakukan semua untuk kebenaran. Hidup untuk kebenaran, apapun resikonya. Ayo kaum muda, lakukan semua untuk kebenaran. Saya biasa lihat tayangan polisi di televisi, yang kena tangkap di jalan itu kebanyakan anak-anak muda.

 

Belajarlah hidup untuk kebenaran, sekalipun resikonya harus sampai ditinggal sendiri seperti Yesus. Untuk kebenaran Dia rela ditinggal sendiri mati di kayu salib. Waktu Yesus di hadapan Pilatus yang dipertanyakan apa itu kebenaran. Sampai waktu Yesus mati, kepala pasukan bersaksi “sungguh orang ini adalah orang benar”. Sekalipun sengsara dan diperhadapkan dengan tantangan yang luar biasa, tetap hidup untuk kebenaran. Pertahankan nikah yang benar, pelayanan yang benar, pengajaran yang benar, apapun resikonya.

 

Lukas 23:46-47

23:46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.

23:47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

 

Praktek hidup untuk kebenaran:

a)      Kolose 3:1-2

3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

 

Memikirkan dan mencari perkara yang di atas, perkara sorga. Sama dengan menyulungkan perkara rohani lebih dari segala sesuatu, ibadah pelayanan lebih dari segala sesuatu. Ketika diperhadapkan dengan perkara yang jasmani kita pilih mana?  Yang jasmani atau yang rohani. Kalau cenderung memilih yang jasmani, berarti belum satu dalam kebangkitan dengan Yesus, belum hidup untuk kebenaran.

 

Kenapa ibadah itu disebut untuk kebenaran? Surga itu tempat kebenaran.

II Petrus 3:13

3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

 

Jadi, hidup untuk kebenaran yah beribadah dan melayani Tuhan. Kenapa sulit untuk beribadah dan melayani? Karena ada yang tidak benar. Bukan karena lama ibadahnya. Termasuk saya gembala, kalau ada sesuatu yang tidak benar, khotbah itu menyiksa saya. Saya khotbah A hati saya tertuduh karena saya tidak lakukan itu. Kalau banyak yang tidak benar dalam diri hamba Tuhan kemudian dia mau khotbah, mau khotbah apa dia? Mau bilang soal nikah, nikahnya tidak benar. Mau bilang soal uang, keuangannya tidak benar. Jadi kalau ada yang tidak benar, ibadah itu sesuatu yang menyiksa. Tetapi kalau benar, ibadah itu suatu kenikmatan, jadi senang kapan mau ibadah lagi. Kalau ada yang tidak benar, masuk ibadah langsung dag dig dug, “jangan-jangan ada yang lapor kelakuan saya sama pak gembala, nanti saya kena tembak dari mimbar”. Banyak pikiran aneh-aneh yang muncul.

 

b)      Matius 6:31-33

6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

 

Praktek hidup untuk kebenaran adalah ibadahnya sesuai Kerajaan Allah dan kebenarannya. Jadi bukan sekedar ibadah. Apa maksudnya ini? Kebenaran itulah Firman yang menguduskan.

Yohanes 17:17

17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

 

Kerajaan Allah itu Tabernakel.

Ibrani 8:5

8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

 

Jadi, kebenaran itu pengajaran, kerajaan Allah itu Tabernakel. Ibadah yang sesuai kerajaan Allah dan kebenarannya adalah ibadah yang dibina oleh pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Itu ada tertulis dalam Alkitab, berarti milik semua gereja, tinggal mau terima atau tidak. Kecuali itu tidak tertulis dalam Alkitab, berarti cuma milik suatu organisasi. Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel ini Wahyu kepada Tuhan kepada bapak Pdt. Van Gessel. Beliau terima di Pacet dan meninggal di Abepura Jayapura, setelah beliau selesai menyusun 66 kitab dalam terang Tabernakel. Beliau yang menerima Wahyu ini, diteruskan pada menantunya Pdt. Totaijs, diteruskan pada muridnya Pdt. In Yuwono, diteruskan pada Pdt. Pong Dongalemba, diteruskan pada Pdt. Widjaja dan juga pada bapak gembala di tempat ini serta kepada hamba-hamba Tuhan lain yang dapat dipercaya. Dan itu juga yang mau saya teruskan pada sidang jemaat.

 

Ini ibadah yang sesuai dengan Kerajaan Allah dan kebenarannya, milik semua gereja, tinggal mau terima atau tidak. Ini yang disebut cahaya Injil Kemuliaan Kristus, atau disebut juga Firman pengajaran yang benar, ajaran sehat, peningkatan dari penginjilan. Susu itu penginjilan, Kabar Baik, itu sudah kita lewati, sekarang kita harus meningkat pada pengajaran.

 

Tanda ibadah yang berkenan:

Ibrani 12:28

12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

 

Tandanya ada penyucian yang keras dan tajam, sampai penyucian mulut. “Marilah kita mengucap syukur” itu menunjuk penyucian mulut. Itu ibadah yang benar, yang berkenan kepada Tuhan, di dalamnya ada penyucian. Kalau beribadah tidak ada penyucian, malah dosa dibiarkan “tidak apa-apa seperti itu” waduh bagaimana ini, nanti tidak bisa bertemu Yesus. Harus ada penyucian yang keras, penyucian yang tajam, sampai penyucian mulut. Penyucian mulut itu sampai mulut tidak salah berkata-kata, berarti sempurna.

Yakobus 3:2

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

 

Itulah mempelai wanita Tuhan, mempelai wanita Tuhan tidak bercela, di mulutnya tidak ada dusta. Itulah gereja Tuhan yang sempurna.

Wahyu 14:5

14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

 

Inilah ibadah yang berkenan, ibadah yang sesuai kerajaan Allah dan kebenarannya. Kalau itu kita temukan dalam ibadah, jangan tinggalkan, teruslah bertahan, beribadahlah dengan sungguh-sungguh. Terima penyucian, bukan untuk kita dibuat susah, tetapi supaya kita makin berkenan kepada Tuhan.

 

Kerajaan Allah adalah kerajaan yang tidak tergoncangkan. Kalau kita beribadah, mau disucikan, dunia boleh goncang, tetapi iman kita tetap teguh dan tidak goncang dengan dunia ini.

 

Sekarang orang sudah was-was juga, virus baru dari India sudah masuk Indonesia. Jangan-jangan sudah masuk Sulawesi Tengah, jangan-jangan sudah sampai di Poso. Memang dunia ini akan tergoncang dan kelak akan hancur, tetapi kalau ibadah kita benar, kita beribadah sungguh-sungguh, kita tidak tergoncangkan. Iman kita kepada Yesus tetap teguh, tetap kuat, tidak mau meninggalkan ibadah pelayanan, kita tetap giat beribadah melayani Tuhan.

 

Pesan bapak gembala yang selalu diucapkan, akan ada kekacauan ibadah. Akhir zaman ini gereja dilanda kekacauan ibadah yang disebabkan angin pengajaran palsu. Kalau kita hidup benar, satu dalam kebangkitan bersama Yesus, biar di sekeliling kita ada kekacauan ibadah tetapi oleh kekuatan Firman pengajaran yang menyucikan dan membaharui kehidupan kita, kita tidak ikut kacau, tetap beribadah dengan benar.

 

Roma 10:2

10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.

 

Banyak orang giat beribadah, sungguh-sungguh beribadah tetapi tanpa pengertian yang benar, tanpa pengajaran yang sehat. Mereka tidak mengenal kebenaran Allah, pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel tidak dikenal, malah dihina.

 

Roma 10:3

10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

 

Kita tidak akan kacau dengan ibadah buatan manusia. Sekarang banyak ibadah buatan manusia, hanya untuk menyenangkan daging. Memang giat dilakukan tetapi ibadah buatan manusia. Dalam kitab nabi Amos dikatakan semakin banyak mezbahmu semakin banyak dosanya. Giat tetapi tanpa kebenaran Allah. Makanya kalau belum tahu, jangan langsung hina. dengar dulu. Tabernakel itu milik semua gereja, ada di Alkitab, ada di Sorga, jadi jangan dihina.

 

3.      Satu dalam kemuliaan dengan Yesus

Kalau sudah satu dalam kematian dengan Yesus, satu dalam kebangkitan dengan Yesus, tujuannya kita satu dalam kemuliaan bersama Yesus. Apa itu satu kemuliaan bersama Yesus? Bukan nanti, mulai dari sekarang kita merasakan satu dalam kemuliaan bersama dengan Yesus.

Yohanes 21:15-17

21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

 

Ini 3 kali pertanyaan Yesus kepada Petrus dan dikaitkan dengan penggembalaan. Waktu Yesus berbicara dengan Petrus, Yesus sudah dalam tubuh kemuliaan dan Dia mengangkat jabatan gembala. Jadi, praktek satu dalam kemuliaan dengan Yesus adalah tergembala dengan benar. Bukan cuma terdaftar di gereja. 3 kali pertanyaan Yesus dikaitkan dengan penggembalaan itu menunjuk tekuni 3 macam ibadah pokok dan dengar-dengaran pada Firman penggembalaan, itulah orang tergembala. Firman bilang A lakukan A, Firman bilang B lakukan B, itu yang namanya domba. Gembala di depan dan domba ikut dari belakang, dengar suara gembala, suara Firman penggembalaan, itu satu dalam kemuliaan bersama Yesus.

I Petrus 2:25

2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

 

Tergembalalah, di situ penentuan kita terpelihara atau tidak. Dalam penggembalaan sudah terkandung semua yang kita butuhkan, Tuhan tidak menipu, kita dipelihara oleh Tuhan. Bahkan dalam penggembalaan arah kita jelas, mau dibawa masuk kemuliaan kekal sebagai Mempelai Wanita Tuhan. Makanya Sulamit berkata:

Kidung Agung 2:16

2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.

 

Mari tergembala sungguh-sungguh. Kita tidak bisa mengatakan “Yesus Engkau kekasihku” kalau kita tidak tergembala. Yesus akan berkata “siapa ngana! Kita nyanda kenal pa ngana, ngaku-ngaku!”. Tetapi kalau kita tergembala, kita katakan “Yesus Engkau kekasihku” Yesus menjawab “yah engkau juga kekasihKu, engkau kepunyaanKu”. Yang tergembala secara online karena jarak jauh, tetap tekuni 3 macam ibadah. Sebab dengan penggembalaan ini kita mau dibawa bertemu Yesus.

 

Memang kalau mau tergembala, kita seperti tergembala di tengah-tengah bunga bakung. Bunga bakung letaknya di mana? Di lembah berduri.

Kidung Agung 2:1-2

2:1 Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.

2:2 -- Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.

 

Memang kalau tergembala ada duri-duri yang menusuk, sakit memang. Kita ada di lembah, bukan lembah biasa tetapi lembah yang berduri. Di sini seringkali kita kalah “tergembala tetapi kenapa semakin susah, semakin sakit, menderita saya ini”. Tetapi sebenarnya kita mau dibawa pada kemuliaan. Yesus sudah rela turun ke lembah menanggung duri-duri itu. Buktinya Dia sudah mati di kayu salib, ke lembah maut, turun ke tempat paling bawah, Dia sudah kena duri-duri itu untuk menolong kita. Ayo jangan putus asa, jangan mundur, memang menghadapi duri, menghadapi suasana lembah, menghadapi tantangan dan rintangan yang menyakitkan bagi daging, tetapi semua itu adalah ujian untuk kita bisa masuk kemuliaan kekal.

 

Sebenarnya ada 4 macam lembah, tetapi kali ini 2 lembah saja cukup. Ada 2 macam lembah yang kita hadapi hari-hari terakhir ini, mau menggagalkan kita masuk kemuliaan kekal.

a)      Mazmur 23:4 (Terjemahan Lama)

23:4 Jikalau aku berjalan dalam lembah bayang-bayang maut sekalipun, tiada juga aku takut bahaya, karena Engkau juga menyertai aku, bahwa batang-Mu dan tongkat-Mu ada menghiburkan daku.

 

Yang pertama namanya lembah bayang-bayang maut. Terutama maut rohani yaitu dosa dan ajaran palsu, ini yang kita hadapi sekarang ini. Kita tidak berbuat dosa, kita tidak mau menerima ajaran palsu, tetapi orang yang hidup dalam dosa dan orang yang menganut ajaran palsu bagaikan duri menusuk kita, di situ kita bisa kalah. Orang-orang yang hidup dalam dosa itu menghimpit. Kita tidak berbuat dosa, tetapi kadang kala ketika kita dihimpit oleh orang yang hidup dalam dosa, di situ kita kalah. Kita tidak mau ajaran palsu, kita pertahankan ajaran benar. Tetapi ketika kita dihimpit oleh orang-orang yang berpegang pada ajaran palsu, kita kalah, kita lemah, kita kecewa dan putus asa. Apalagi kalau orang itu adalah orang-orang yang dekat dengan kita dalam nikah “kamu ini, gereja-gereja, memangnya cuma kamu yang masuk sorga! Merasa benar, suci sendiri, memangnya cuma kamu yang masuk sorga! Ayo ibadah di sini!”. Akhirnya ikut juga, kena duri, kalah! Padahal Tuhan sudah mau tolong kita, mau dibawa pada kemuliaan.

 

Jangan takut, Tuhan pasti bela kita. Dia buktikan sudah turun ke lembah maut, rela kena duri, mati di kayu salib, Dia pasti membela dan menolong kita. Diam saja, tidak usah lawan. Tetap pegang yang benar. Biar mereka ngomong apa, bicara apa, mau serang kita, kita diam, Tuhan pasti bela.

 

b)      Lembah kedua lembah tulang kering. Begitu kena duri, banyak yang jadi kering tulangnya, putus harapannya.

Yehezkiel 37:2,11

37:2 Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering.

37:11 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang.

 

Kalau sudah kena lembah bayang maut, bisa jadi kering. Rohani kering, semangat kering, nikah kering, semua kering. Terutama yang tidak bisa tergembala tatap muka langsung dan harus online, banyak gereja di tempat anda tinggal saat ini, mungkin banyak suara miring “kenapa kamu online, di sini juga ada gereja!”. Sampai sudah dimarah, dipaksa, diancam dan sebagainya. Ayo jangan takut, diam, berserah kepada Tuhan. Dia sudah kena duri, Dia pasti menolong kita..

 

Jangan sampai kita masuk dalam lembah tulang kering. Kalau sudah kering, rohani kering, pelayanan kering, penyembahan kering itu betul-betul setengah mati. Nikah kering, hanya diisi keputusasaan, tidak ada pengharapan. Biarlah kita tetap “kekasihku kepunyaanku, yang menggembalakan di tengah-tengah bunga bakung”. Biarpun saya ada di tengah-tengah bunga bakung di dalam lembah berduri, Engkau tetap kupilih menjadi kekasihku. Biarlah ini menjadi keyakinan kita, Tuhan tetap nomor satu, Dia Mempelai Laki-laki yang saya nanti-nantikan. Duri-duri boleh menusuk, tetapi saya tidak mau mundur, terus tergembala sampai garis akhir kehidupan kita.

 

Begitu kita diperhadapkan dengan lembah berduri, mungkin sudah kering, patah semangat, patah pengharapan, putus asa “saya mau tergembala online, tetapi setengah mati, tantangannya luar biasa!”.

 

Yehezkiel 37:10

37:10 Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar.

Cara Tuhan menolong lewat 2 hal:

1)      Bernubuat. Nubuatan ini berarti mengungkapkan apa yang terjadi nanti dan pasti terjadi. Ini sama dengan pembukaan rahasia Firman. Cara Tuhan menolong lewat pembukaan rahasia Firman. Kalau kita beribadah lalu menikmati ada pembukaan rahasia Firman, jangan takut! Duri-duri pasti diatasi oleh Tuhan. Dia sudah bukakan rahasia Firman kepada kita.

 

2)      Nafas hidup: Roh Kudus dihembuskan kepada kita.

Kejadian 2:7

2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Cara Tuhan menolong lewat pembukaan rahasia Firman dan Roh Kudus. Kalau mereka yang tergembala secara online sungguh-sungguh, ayo kita yang tergembala secara langsung lebih sungguh-sungguh juga. Sama-sama lebih sungguh-sungguh, jangan mundur! Ada pembukaan rahasia Firman, ada Roh Kudus Tuhan berikan kepada kita, lengkap! Roh Kudus itu Roh Penghiburan, Roh Kebenaran, supaya kita tetap bertahan dan bisa menyerang menghadapi setan.

 

Hasilnya luar biasa, tulang-tulang yang tadinya kering menyatu kembali. Tumbuh daging, tumbuh urat, tumbuh kulit, ada nafas hidup, menjejakkan kaki bagaikan suatu tentara yang sangat besar.

Kidung Agung 6:10 (Perikop:Mempelai Laki-laki memuji Mempelai Perempuan)

6:10 "Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya?"

 

Mempelai wanita itu bagaikan bala tentara yang besar dengan panji-panjinya. Sekalipun kita diperhadapkan dengan duri-duri, Tuhan membela, ada pembukaan rahasia Firman, ada Roh Kudus, supaya kita kelak tampil sebagai bala tentara besar yaitu Mempelai Wanita Tuhan dalam kemuliaan, siap menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Bala tentara yang besar berarti ada kemenangan gilang gemilang. Tahun ini memang tahun kemenangan berarti siap perang. Ada peperangan yang kita hadapi, tetapi kita bala tentara yang besar, bukan kecil, pasti menang dengan kemenangan yang gilang gemilang. Secara jasmani Tuhan berikan kemenangan, secara rohani kemenangan terakhir kita tampil sebagai Mempelai WanitaNya yang siap menyambut kedatangan Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Dalam nama Yesus jangan kecewa dan putus asa, terus tergembala. Duri memang kita hadapi, tetapi sekalipun kita dalam lembah maut, gada dan tongkatNya menyertai kita. Dia memberikan pembelaan, pertolongan dan kemenangan kepada kita sekalian.

JADWAL IBADAH

Rabu      :              Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu       :             Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :               Ibadah Raya → Pk. 10.00

                Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

Tuhan Memberkati.

 

 

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar