20210509

Kebaktian Umum, Minggu 9 Mei 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 12:4b-6

12:4b Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

12:6 Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

 

Setan mau menghambat pertumbuhan gereja Tuhan lewat 2 hal:

1.      Menjatuhkan 1/3 bintang dengan kekuatan ekornya, ini sudah kita pelajari.

2.      Menelan Anak laki-laki dengan kekuatan mulutnya, ini yang sedang kita pelajari.

 

Anak laki-laki ini adalah pelepas. Di dalam Alkitab ada 3 pelepas yang ditampilkan sebagai anak laki-laki.

1.      Musa adalah pelepas bangsa Israel dari Mesir untuk menuju ke Kanaan.

Keluaran 2:2

2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.

 

Setan dalam wujud Firaun mau membunuh bayi laki-laki pada masa lahirnya Musa.

 

2.      Yesus adalah pelepas orang percaya dari dosa-dosa.

Matius 1:21

1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

 

Kalau tidak mau percaya Yesus tidak mungkin lepas dari dosa. Makanya dosa yang tidak terampunkan adalah dosa tidak percaya. Bagaimana mau diampuni kalau dia tidak percaya. Harus percaya Yesus dulu baru bisa mengalami penyucian.

 

Setan dalam wujud Herodes mau membunuh bayi laki-laki dan perempuan usia 2 tahun ke bawah pada masa lahirnya Yesus. Itu dia lakukan sehingga di Betlehem terjadi seruan yang hebat karena bayi-bayi di bunuh.

 

3.      Anak laki-laki sebagai pelepas gereja Tuhan dari aniaya antikristus.

 

Firaun membunuh bayi-bayi pada masa lahirnya Musa, itu suatu kegoncangan hebat. Hati seorang ibu tentu hancur, sudah berjuang 9 bulan lebih dan melahirkan anak, lalu begitu sudah lahir malah diambil, dilempar di sungai Nil, dibunuh! Itu suatu kegoncangan yang hebat yang terjadi saat itu. Juga di zaman Herodes, bayi laki-laki dan perempuan dibunuh, itu juga kegoncangan yang hebat. Menjelang gereja Tuhan mau disempurnakan untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, kita juga diperhadapkan dengan kegoncangan yang hebat dan dahsyat.

Markus 13:24-27

13:24 "Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya

13:25 dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.

13:26 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

13:27 Dan pada waktu itu pun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit.

 

Lukas 21:25-26

21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.

21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.

 

Menjelang Yesus datang kedua kali di dunia ini untuk menjemput gereja Tuhan yang sempurna, maka dunia ini akan dilanda kegoncangan yang dahsyat. Dalam Injil Markus dikatakan kegoncangan di langit dan kegoncangan di bumi. Dan kegoncangan ini menimbulkan ketakutan yang luar biasa, sehingga ketakutan ini menjadi pembunuh utama manusia di akhir zaman. Jadi pembunuh utama bukan virus covid, bukan perang dan lain sebagainya tetapi ketakutan. Kalau sudah takut itu menimbulkan kematian secara rohani dan kematian secara tubuh, secara jasmani.

 

Jadi 3 pelepas tadi menghadapi suasana yang sama, Musa menghadapi kegoncangan yang hebat karena bayi-bayi dibunuh oleh Firaun yang adalah gambaran setan. Yesus sebagai pelepas, juga waktu lahir terjadi kegoncangan yang hebat, terjadi pembunuhan bayi-bayi oleh Herodes yang adalah gambaran setan. Sekarang anak laki-laki yang menjadi pelepas gereja Tuhan supaya luput dari antikristus, juga kita akan diperhadapkan dengan kegoncangan yang dahsyat dan hebat. Jadi kegoncangan ini sama dengan badai maut. Ketika kegoncangan sudah mencapai puncak, Yesus datang dalam kemuliaan untuk menjemput gereja Tuhan yang sempurna, Mempelai Wanita Tuhan yaitu kehidupan yang siap sedia dan tidak tergoncang.

 

Sekarang kita diperhadapkan kegoncangan yang hebat, badai maut secara jasmani sudah bisa kita lihat. Kemarin saja Indonesia tembus 5.000 orang yang kena virus covid dalam sehari. Ini sudah banyak yang divaksin saja masih seperti itu, jadi jangan kita lengah, tetap protokol kesehatan itu dijaga.

 

Di saat kegoncangan mencapai puncak, di situlah Yesus datang dalam kemuliaan sebagai Raja, Mempelai Pria Sorga untuk menjemput kehidupan kita sekalian. Dari sini kita tarik pelajaran, untuk menolong gereja Tuhan yang sedang menghadapi badai maut di bumi ini, Yesus tampil di dalam kemuliaan. Tidak ada jalan lain untuk menghadapi badai maut, bukan dengan kekayaan, bukan dengan kedudukan, bukan dengan kepandaian, tetapi hanya kemuliaan Tuhan, itu yang bisa menolong. Kemuliaan Tuhan inilah yang harus kita lihat.

Lukas 21:27-28

21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

 

Sekali lagi, tidak ada jalan lain untuk menolong kita menghadapi badai maut selain Yesus dalam kemuliaan. Dari Tuhan sudah memberikan solusinya, Yesus dalam kemuliaan mampu menolong. Dari pihak kita untuk menerima pertolongan Tuhan, angkat muka pandang Yesus. Sama dengan bertekun dalam doa penyembahan, hanya itu jalan keluarnya. Contohnya murid-murid bisa melihat Yesus dalam kemuliaan waktu di atas gunung penyembahan, Yesus dalam penyembahan Dia tampilkan diriNya dalam kemuliaan.

Markus 9:2-3

9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,

9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

 

Jadi, hanya dalam doa penyembahan  kita bisa memandang Yesus dalam kemuliaan dan kita akan mengalami kuasaNya untuk menghadapi badai maut di bumi ini. Jadi kemuliaan dan penyembahan tidak bisa dipisahkan. Naik gunung ini artinya tingkatkan ibadah pelayanan kita sampai pada doa penyembahan yang mencapai ukurannya Tuhan. Itulah yang bisa meluputkan kita dari badai maut.

 

Ada 3 kali kemuliaan Tuhan bekerja untuk menolong gereja Tuhan untuk menghadapi badai maut.

1.      Keluaran 14:15-18

14:15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.

14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.

14:17 Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku.

14:18 Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda."

 

Kemuliaan Tuhan menolong orang Israel menghadapi laut Teberau di depan, kiri kanan tidak ada jalan dan kejaran Firaun dari belakang. Artinya bagi kita, kemuliaan Tuhan mampu menolong kita ketika menghadapi jalan buntu, bahkan kematian secara jasmani. Tidak ada kata lain bagi bangsa Israel selain mati! Tidak ada jalan lain bagi mereka. Tinggal angkat muka, pandang Yesus dalam kemuliaan. Kuasa kemuliaan Tuhan mampu menolong kita menghadapi jalan buntu, bahkan kematian secara jasmani.

 

Sikap kita bagaimana saat menghadapi jalan buntu, tidak ada jalan lagi? Belajarlah seperti Musa, ulurkan tangan. Jadi, jalan bagi kita adalah angkat muka, ulurkan tangan kepada Tuhan. Kalau disebutkan sepertinya gampang, kelihatannya mudah, tetapi untuk dipraktekan itu berat. Coba waktu menghadapi jalan buntu, banyak kali kita berseru-seru dalam artian ketakutan. Berseru-seru kepada keluarga, berseru-seru kepada teman  “tolong saya!” jarang mau langsung mengangkat tangan dan berseru kepada Tuhan.

 

Ini yang harus kita lakukan, angkat muka dan ulurkan tangan kepada Tuhan. Ini bisa kita lakukan kalau kita tergembala. Musa sudah pengalaman, waktu dalam penggembalaan dia sudah digembleng oleh Tuhan. Tuhan berkata “Musa apa yang ada di tanganmu” Musa menjawab “tongkat”. Lalu Tuhan menyuruh Musa melepaskan tongkatnya. Waktu dia lepaskan, tongkat itu menjadi ular dan Musa lari ketakutan. Tuhan berfirman “ulurkan tanganmu pegang ekornya”. Dia ulurkan tangan menangkap ekornya dan ular tadi menjadi tongkat kembali.

Keluaran 3:3-4

4:3 Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.

4:4 Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" -- Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya

 

Sama dengan Petrus juga, untuk bisa mengulurkan tangan dia harus bisa tergembala dulu. Dalam Yohanes 21:15-17 Petrus diangkat menjadi gembala. Dalam ayat 18 dan 19 Petrus bisa mengulurkan tangan. Mengulurkan tangan di sini berarti menyerah sepenuh kepada Tuhan, tidak ada lagi yang lain, pokoknya hanya Tuhan diandalkan. Itu hanya bisa dilakukan oleh kehidupan yang tergembala. Sebelum kita tergembala sulit untuk bisa menyerah sepenuh. Mungkin bisa menyembah tetapi untuk bisa menyerah sepenuh itu sulit. Kelihatan di mulutnya berucap haleluya, tetapi masih ada kebimbangan, keraguan, masih ada pikiran mau bergantung dan berharap pada orang ini. Tetapi kalau sudah tergembala sungguh-sungguh, kita mengulurkan tangan dan semunya urusannya Tuhan, terserah Tuhan. Yang penting dari kita angkat tangan saja, nanti kuasa kemuliaan Tuhan yang akan menolong kita menghadapi badai maut.

Yohanes 21:18-19

21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

 

Ayo banyak mengulurkan tangan kepada Tuhan. Angkat muka dan ulurkan tangan, itulah doa penyembahan. Tinggal menyerah sepenuh saja kepada Tuhan, itu kekuatan kita. Kelihatannya sederhana tetapi sulit dilakukan kalau tidak tergembala. Kalau sudah tergembala bisa kita melakukannya. Kalau sudah menyerah sepenuh bisa jadi taat seperti Musa. Menghadapi jalan buntu di depan, kiri kanan tidak ada jalan, perintah dari Tuhan “berangkat!”. Kalau pakai logika “tidak mungkin! Masa mau berenang. Torang ini bukan aquaman!”. Menghadapi laut Teberau, kalau baru mau buat kapal sudah keburu ditangkap Firaun, sudah mati. Tuhan katakan berangkat saja dan Musa taat dengar-dengaran. Ini orang yang menyerah sepenuh, taat dengar-dengaran pada Firman apapun resikonya. Firman katakan A yah A, Firman katakan B yah lakukan saja B. Di Lempinel kami diajar kalau kami diperintah katakan iya, nanti resikonya ditanggung gembala yang memerintah.

 

Belajar taat dengar-dengaran, tidak lagi berharap orang lain, hanya berharap Tuhan. Hasilnya ada angin timur membelah laut.

Keluaran 14:21

14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

 

Angin timur yang keras menunjukan Roh Kudus yang merupakan uluran tangan Tuhan kepada kita, mampu menyelesaikan badai maut. Seringkali kita nyanyikan “ku angkat tangan, ku menyerahkan” tapi kadang kala belum penyerahan sepenuh. Masih takut, masih ada pertimbangan “nanti begini, nanti begitu. Tidak usah ditimbang-timbang, terserah Tuhan, biar kehendak Tuhan yang jadi. Ada Roh Kudus yang membuat jalan baru di tengah badai maut. Artinya:

a)      Ada jalan keluar dari segala masalah.

 

b)      Ada jalan kehidupan, yaitu pemeliharaan hidup secara jasmani, terutama secara rohani. Ada pemeliharaan Tuhan secara ajaib, sampai di luar pikiran kita sehingga kita berkata “koq bisa?”. Seringkali kalau mau taat kita malah berkata “bagaimana bisa?”. Kalau seperti itu tidak akan ada jalan keluar. Coba ketika Tuhan suruh “berangkat” lalu Musa berkata “bagaimana bisa Tuhan, bagaimana mungkin” tetapi kalau sudah lakukan, taat dan berangkat, maka pertanyaan yang muncul “koq bisa?”. Begitu ada pertolongan, sampai kita sendiri terheran-heran

 

c)      Ada jalan ke masa depan yang indah. Ayo kaum muda taat saja, banyak ulurkan tangan kepada Tuhan. Mungkin sekarang ini masih banyak ulurkan tangan kepada orang tua “minta uang untuk bayar kuliah”. Suatu saat orang tua tidak bisa memberi apa-apa, ketika ulurkan tangan malah dijawab “tidak ada nak, kamu cuti dulu yah nak yah, jangan lanjut dulu yah”. Tetapi kalau kita ulurkan tangan kepada Tuhan maka ada masa depan yang indah.

 

Kita menghadapi badai maut, caranya sederhana, angkat muka dan ulurkan tangan kepada Tuhan. Makin dahsyat badainya, saat itu Tuhan buka jalan dan justru semakin indah hidup kita. Orang lain mungkin berkata “mati dia, tidak mungkin bisa hidup!” tetapi kalau Tuhan membuka jalan saat itu, maka semakin indah hidup kita.

 

2.      Yohanes 11:39-40

11:39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."

11:40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

 

Kemuliaan Tuhan membangkitkan Lazarus yang sudah mati 4 hari dan sudah busuk. Bagi Tuhan 1 hari itu sama dengan 1.000 tahun.

II Petrus 3:8

3:8 Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

 

Di sini Lazarus sudah mati 4 hari, berarti secara rohani 4.000 tahun. Kalau kita belajar peta zaman, 4.000 tahun itu dari zaman Allah Bapa (Adam sampai Abraham 2.000 tahun) sampai di zaman Anak Allah (Ishak anak tunggal Abraham sampai Yesus Anak Tunggal Allah 2.000 tahun). Keadaan manusia bagaimana? Sudah mati karena dosa dan busuk. Sejak di zaman permulaan, manusia sudah jatuh dalam dosa dan badai maut dalam bentuk dosa itu terus menghantam manusia sehingga manusia sudah mati dan busuk, tanpa hukum Allah. Tetapi syukur Yesus datang sebagai pendamai. Dia rela mati di kayu salib untuk menolong kehidupan kita yang sudah busuk karena dosa. Sebab kalau kebusukan dosa ini dibiarkan nanti berulat. Ulat itu tempatnya di neraka. Artinya kalau dosa itu dibiarkan kehidupan itu akan mengarah kepada kebinasaan kekal yaitu neraka.

Yesaya 66:24

66:24 Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.

Tuhan tidak mau membiarkan kita yang sudah mati karena dosa, busuk dan berulat, sebab itu Dia datang dalam kemuliaan. Yesus datang dalam kemuliaan untuk menolong manusia yang sudah mati dalam dosa, sudah busuk, supaya tidak menuju ke neraka, tidak binasa. Tuhan mau menolong kehidupan kita, termasuk menolong nikah yang mati, nikah yang busuk Tuhan mau tolong dengan kuasa kemuliaannya.

 

Kaum muda perhatikan permulaan nikah, masa pacaran dan tunangan itu hati-hati, kalau sudah ditandai perbuatan kenajisan, permulaan nikahmu sudah mati. Lalu tidak diakui, itu busuk! Apalagi pada masa pacaran itu kita masih dibawa pengawasan orang tua, lalu lakukan perbuatan kenajisan dan tidak mengaku sama orang tua, maka itu sudah mati dan busuk! Kalau dibiarkan berulat, masuk nikah, nikahnya berulat. Ketika masuk dalam nikah hanya diisi dengan pertengkaran dan berakhir dengan perceraian, itu sudah berulat. Makanya perlu diselesaikan secara tuntas.

 

Bagi kita yang sudah menikah, kalau nikah itu hanya diisi memuaskan hawa nafsu daging, hanya diisi pertengkaran dan sebagainya, nikah itu sakit! Lalu bercerai, berarti nikah itu mati sebab memisahkan kepala dan tubuh itu mati. Kalau menikah kembali berarti busuk dan berulat, seperti perempuan Samaria dalam dalam Yohanes pasal 4.

 

Sebab itu kita butuh kuasa kemuliaan Tuhan untuk menolong dan memulihkan semua yang sudah mati. Mungkin permulaan nikah sudah mati, busuk berulat atau perjalanan nikah sudah mati, busuk, berulat, masih bisa ditolong oleh Tuhan lewat kuasa kemuliaannya. Sikap kita bagaimana? Kita percaya dan tersungkur menyembah.

Yohanes 11:32

11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

 

Banyak tersungkur “Tuhan permulaan nikahku sudah hancur, saya sudah salah” mengaku kepada orang tua, selesaikan pada Tuhan, hati percaya dan tersungkur menyembah Tuhan. Itu sama dengan mengulurkan tangan percaya, tangan iman. Kita yang sudah menikah, coba renungkan masa lalu nikah kita yang sudah hancur-hancuran. Seorang bapak menceritakan pengalaman nikahnya di masa lampau, saya yang mendengar merasa ngeri. Tetapi kemurahan Tuhan karena bapak itu mau tergembala, mau percaya Yesus, mau menyembah Tuhan, ada kemurahan Tuhan mengulurkan tanganNya, mujizat Tuhan dinyatakan,  kemuliaan Tuhan dinyatakan untuk memulihkan apa yang sudah mati, busuk dan berulat.

 

Sekarang ini menghadapi banyak badai maut, kita hanya bisa mengulurkan tangan kepada Tuhan. Mulai dari mengaku dosa “Tuhan saya salah, ini kebusukanku!” akui kepada Tuhan dan sesama, selesaikan semuanya dan kita menyembah Tuhan, Tuhan mampu memulihkan.

 

Makin hebat badainya, kalau kita mau mengaku dosa, mau mengulurkan tangan kepada Tuhan, mau menyembah Tuhan, maka kehidupan kita akan dipakai. Ini luar biasanya, tadinya sudah mati, busuk, berulat, tetapi mau mengaku dan mengulurkan tangan kepada Tuhan serta menyembah Tuhan, dia dipakai. Jadi jangan hakimi dulu orang yang sudah mati, busuk dalam dosa “dia najis, dia jahat, dia tidak layak!” besok-besok bisa-bisa dia lebih dipakai dari kita. Contohnya Lazarus tadi sudah mati 4 hari, pada pasal 12 dia dipakai. Makanya saya tidak berani mau bilang “dia itu begini dan begitu” besok-besok dia ditolong dan diubahkan oleh Tuhan, dia bisa dipakai oleh Tuhan, kemudian saya malah hancur busuk. Lebih baik diam saja kalau melihat kebusukan orang, tidak usah kita beberkan ke mana-mana. Orang itu bisa ditolong kalau dia menyerah kepada Tuhan.

Yohanes 12:9-11

12:9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.

12:10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga,

12:11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.

 

Jangan putus asa kaum muda yang mungkin sudah hancur-hancuran hidupnya di permulaan nikah. Karena orang yang sudah mati, busuk, berulat tadi, kalau dia mau mengaku kepada Tuhan serta tersungkur menyembah Tuhan, percaya kepada Tuhan, maka kehidupan itu bisa dipakai untuk memenangkan banyak jiwa datang kepada Yesus. Mulai dari keluarga kita bisa dimenangkan. Orang tua sampai heran “anak saya bukan main kelakuannya dulu, koq bisa dia berubah” maka orang tuanya bisa dimenangkan.

 

Seringkali kesalahan kita kalau melihat ada kebusukan-kebusukan sesama, terlalu gampang kita untuk menghakimi, langsung kita beber dan cerita. Apalagi kalau dia hamba Tuhan, stop, tidak usah digosipkan “dia begini, dia begitu”. Orang itu tertolong, kita yang menggosipkan malah kita yang busuk. Tadinya kita tidak busuk, tetapi karena kita menggosipkan orang yang busuk padahal dia ditolong akhirnya kita yang busuk. Periksa dan rabalah diri kita masing-masing, kita tidak lebih baik dari mereka, sama juga kita busuk karena dosa. Kecuali ada yang berani mengaku “saya tidak ada dosa”. Semua ada dosa, semua ada busuknya, sebab itu mari datang kepada Tuhan. Menyerah saya kepada Tuhan “saya busuk Tuhan, saya najis, saya tidak layak Tuhan” dan tersungkur di kaki Tuhan. Orang busuk yang sudah ditolong Tuhan dipakai untuk memenangkan banyak jiwa.

 

3.      Markus 13:24-27

13:24 "Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya

13:25 dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.

13:26 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

13:27 Dan pada waktu itu pun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit.

 

Kemuliaan Tuhan untuk menghadapi kematian kedua yaitu lautan api dan belerang, neraka. Yang dikumpulkan masuk sorga, yang tidak dikumpulkan masuk neraka dan binasa. Yesus akan datang kembali dalam kemuliaan dan kedatanganNya sudah di ambang pintu, Dia tidak akan tunda lagi. Dia akan datang sebagai Mempelai Pria Sorga, Raja segala raja untuk mengangkat gereja yang siap sedia, gereja yang mau mengangkat muka memandang Dia di dalam kemuliaan, untuk dibawa masuk kepada kemuliaan kekal, masuk pesta nikah Anak Domba, masuk kerajaan 1000 tahun damai, masuk kerajaan sorga yang kekal, Yerusalem Baru. Kalau sekarang ini kita kurang memandang Tuhan, kurang menyembah, maka waktu Yesus datang kita ketinggalan dan hanya masuk kematian kedua yaitu neraka. Tetapi kalau sekarang kita banyak memandang Tuhan, banyak tersungkur, banyak menyembah Tuhan, maka saat Tuhan datang kita dibawa pada kemuliaan yang kekal itu, kemuliaan yang sudah Tuhan siapkan sebelum dunia diciptakan.

 

Lewat Firman ini, yang sudah hancur dan sudah busuk jangan putus asa. Masih ada kemurahan Tuhan, masih kesempatan, angkat muka, pandang Yesus dalam kemuliaan. Masih ada kesempatan untuk menyembah Tuhan, semoga kita bisa mengerti. Ayo bawa hidup kita untuk tergembala, di situ kita disucikan untuk bisa menyembah Tuhan.

Yohanes 4:23-24

4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

 

Roh itu Roh Kudus yang ditunjukan oleh alat pelita emas. Kebenaran itu Firman yang ditunjukan oleh alat meja roti sajian. Menyembah itu mezbah dupa. Jadi 3 macam alat ini tidak boleh kita alpakan, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok itu mutlak kita lakukan untuk kita bisa menyembah. Pelita emas itu ketekunan dalam ibadah raya, meja roti sajian itu ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab, baru bisa menyembah Tuhan yaitu mezbah dupa emas.

 

Kalau saya baca Firman, kasih Tuhan itu luar biasa. Orang yang sudah busuk dan hancur, masih ada kuasa kemuliaan Tuhan untuk memulihkan. Sudah diberikan jalan keluar untuk menyembah, lalu ada orang yang sudah menyembah tetapi tidak mencapai ukuran, masih diberikan kesempatan lagi untuk bisa menyembah sampai mencapai ukuran. Jadi Tuhan tidak langsung menghukum, tidak langsung dicemplungkan dalam lautan api dan belerang. Begitu Dia melihat kita masih kurang dalam penyembahan Tuhan masih berikan jalan keluar kepada kita. Saya mengakui masih perlu meningkatkan doa penyembahan. Tuhan masih berikan jalan keluar. Rasul Yohanes sudah punya kesaksian (pelita emas), sudah punya Firman (meja roti sajian) tetapi satu yang kurang yaitu doa penyembahan (mezbah dupa emas). Tuhan masih berikan kesempatan untuk dia bisa menyembah lewat diizinkan dibuang ke pulau Patmos, sengsara karena Yesus.

Wahyu 1:9,17

1:9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,

 

Sekarang kita beroleh kesempatan terakhir untuk memandang Yesus dalam kemuliaan, untuk bisa menang menghadapi badai maut. Masih diberikan kesempatan untuk kita menyembah. Kalau masih belum mau menyembah, Tuhan berikan satu jalan lagi yaitu sengsara karena Yesus, sengsara karena Firman, sengsara karena ibadah, itu diizinkan supaya kita bisa menyembah. Kadang kala kalau semua mulus-mulus aman terkendali, penyembahannya kurang. Diizinkan sengsara dulu dalam bentuk apa saja, baru di situ bisa menyembah, itu jalan dari Tuhan. Jadi jangan kita bersungut “saya sudah beribadah Tuhan, saya sudah berkorban, saya sudah begini dan begitu untuk Tuhan, tetapi kenapa saya menderita?” Tuhan jawab “masih ada yang kurang, mezbah dupanya belum ada”. Seperti Yohanes diajak oleh Yesus naik ke gunung berdoa. Apa yang Yohanes lakukan di atas bersama Petrus dan Yakobus? Tidur! Diajak ke taman Getsemani untuk berdoa, apa yang mereka lakukan? Tidur, bahkan Yohanes lari dengan telanjang waktu mau ditangkap, dia tidak punya kasih sebab tidak ada penyembahan. Itu sebabnya Tuhan izinkan sengsara dulu.

 

Bahayanya sudah sengsara lalu tidak mau menyembah, ini akibatnya:

Wahyu 12:17

12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

 

Hukum-hukum Allah itulah meja roti, kesaksian Yesus itulah pelita emas, tetapi tidak ada mezbah. Saat diizinkan sengsara agar ada kesempatan untuk menyembah tetapi dia tidak mau, yah sudah, Tuhan izinkan masuk sengsara 3,5 tahun aniaya antikristus. Inilah kemurahan Tuhan, masih lagi diberikan kemurahan untuk dipermuliakan kelak sekalipun harus melalui aniaya antikristus. Kalau dia tetap mau menyembah Tuhan sampai dipancung kepalanya, dia akan dibangkitkan masuk kerajaan 1000 tahun damai dalam kemuliaan bersama Yesus.

 

Apa lagi yang kurang dari Tuhan, kemurahannya begitu besar bagi kita. Menghadapi badai maut, Tuhan suruh angkat muka pandang Yesus dalam kemuliaan, angkat tangan menyembah Tuhan. Menghadapi kebusukan dosa, sampai sudah berulat, ayo hati percaya, tersungkur menyembah, maka kita mendapat kemurahan. Menghadapi neraka masih kita mendapat kemurahan ayo menyembah Tuhan sekalipun diizinkan harus melewati sengsara lebih dahulu, mungkin sakit, dibenci orang, dipecat dari pekerjaan dan sebagainya itu supaya kita bisa tersungkur menyembah. Kalau masih tidak mau juga, masuklah dalam aniaya antikristus supaya bisa menyembah Tuhan. Kalau dia tetap menyembah Tuhan sampai dipancung, dia selamat.

Wahyu 20:4-6

20:4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

20:5 Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama.

20:6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

 

Masih dapat kemurahan untuk masuk dalam kemuliaan Tuhan dalam kerajaan 1000 tahun damai. Biarlah kita hargai kemurahan Tuhan.

 

Ini yang saya mau tekankan kepada kita. Sudah menyembah, jangan sampai kita salah sasaran. Yang kita sembah bukan Tuhan tetapi malaikat. Harus banyak menyembah, itu memandang Tuhan dalam kemuliaan. Tetapi jangan salah sasasaran seperti Yohanes menyembah malaikat, bukan menyembah Tuhan.

Wahyu 22:8-9

22:8 Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semuanya itu. Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya.

22:9 Tetapi ia berkata kepadaku: "Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!"

 

Malaikat itu gembala. Kadangkala ketika dalam penderitaan gembala datang dan mendoakan lalu selesai masalahnya. Disitu kelirunya. Begitu selesai masalahnya bukan Tuhan yang disembah, yang diagung-agungkan justru gembala, bukan Tuhan lagi, ini salah! Waktu dalam pergumulan, Firman datang menjawab pergumulannya, lalu dia salah menyembah “luar biasa firman dari pak gembala!”. Hamba Tuhan tidak punya Firman, yang punya Firman itu Tuhan, kami hanya penyambung lidah. Kadangkala kami hamba Tuhan awalnya berkata “jangan begitu” tetapi karena sudah sering dipuji-puji akhirnya besar kepala, ini sudah salah juga. Jemaat salah, hamba Tuhan salah, dua-duanya gagal menjadi mempelai wanita Tuhan karena sudah merampas penyembahan kepada Tuhan.

 

Kalau bapak ibu katakan “itu pak gembala tidak tahu sampaikan Firman, taputar-putar!” saya lebih suka supaya lebih banyak bergumul. Dari pada dipuji “luar biasa itu pak gembala, pemakaian Tuhan luar biasa” saya bisa jatuh nanti! Selama saya melayani Tuhan tidak pernah isteri saya puji waktu saya sampaikan Firman, malah yang ada mata melotot karena saya salah ngomong, bukan karena isi Firmannya.

 

Dari 3 contoh kuasa kemuliaan Tuhan untuk bisa mengalami pertolongan Tuhan menghadapi badai maut, hanya satu kuncinya angkat muka, ulurkan tangan kepada Tuhan, menyembah Tuhan, menyerah sepenuh kepada Tuhan. Kalau banyak menyembah hasilnya ada keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai nanti kita sempurna seperti Yesus. Semakin banyak menyembah semakin kita berubah, ditambah lagi dengan doa puasa dan doa semalaman supaya kita makin diubahkan dan daging makin dirobek. Sebab daging ini yang seringkali menghambat hubungan kita dengan Tuhan. Daging jangan dielus, harus dirobek.

 

Apa yang harus dibaharui untuk layak masuk Yerusalem Baru, untuk mencapai kemuliaan kekal bersama Yesus?

II Korintus 4:16-18

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Yang dibaharui di sini adalah hati yang seringkali putus asa, tawar hati, kecewa, bersungut-sungut. Sudah diizinkan sengsara supaya bisa menyembah tetapi malah tidak mau menyembah, malah kecewa dan putus asa. Hati perlu diubahkan sehingga ketika diizinkan sengsara kita bisa menyembah Tuhan, itu tanda hatinya sudah semakin dibaharui menjadi hati yang tabah.

II Korintus 5:6-8

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

5:7 -- sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat --

5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

 

Supaya bisa menetap kepada Yesus dalam kemuliaan, ayo hati kita diubahkan menjadi hati yang tabah. Sama dengan hati yang kuat dan teguh. Artinya:

1.      Saat menghadapi persoalan dan pergumulan tidak berharap pada yang lain, hanya berharap Tuhan, bersandar kepada Tuhan. Saat kita kecewa dan putus asa, maka badai maut masuk menerpa. Putus asa dan kecewa itu penyakit aids secara rohani, kehilangan daya tahan tubuh secara rohani, ujung-ujungnya mau bunuh diri dan berbuat dosa. Makanya perlu dalam penyembahan hati diubahkan sehingga kuat teguh hati, saat menghadapi pergumulan dan pencobaan hanya berharap Tuhan dan bersandar pada Tuhan.

 

2.      Saat menghadapi ajaran palsu tetap pegang pengajaran yang benar, apapun resikonya. Apa yang bisa menjadi kontrol penyembahan kita kalau tidak ada pengajaran. Seringkali saat diizinkan sengsara ada tawaran-tawaran untuk meninggalkan pengajaran. Termasuk kami hamba Tuhan, ketika susah bangun gereja, jiwa-jiwa belum datang, ada tawaran-tawaran coba ajarkan ini dan itu pasti jiwa-jiwa datang. Akhirnya pengajaran benar dilepaskan dan masuk ajaran lain. Jiwa-jiwa bisa saja datang tetapi kami sudah tidak teguh lagi sehingga hancur sebab badai maut masuk. Ajaran palsu itu juga badai maut.

 

3.      Saat menghadapi dosa tetap hidup benar dan suci, biarpun dosa memaksa, mengancam dan membujuk. Contohnya Yusuf, gambaran sidang mempelai, dia digoda isteri Potifar, dia beruntung, sebab bisa dapat semuanya, tetapi dia tidak mau. Dipaksapun dia tidak mau, sampai dia harus dipenjarakan tetap dia tidak mau berbuat dosa. Ini kehidupan yang kuat dan teguh hati.

 

Kalau kita menjadi kehidupan yang kuat teguh hati, maka ada jalan baru Tuhan buka bagi kita, jalan menuju Firdaus.

Ibrani 10:19-20

10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,

10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

 

Tabir itu perobekan daging, kita menyembah merobek daging, merobek hati yang tawar, hati yang mudah kecewa dan mudah putus asa dirobek menjadi kuat teguh hati. Sehingga ada jalan baru, jalan ke ruangan maha suci, jalan ke Yerusalem Baru. Ruangan maha suci itu gambaran Yerusalem Baru, bentuknya 4 persegi, Yerusalem Baru juga 4 persegi. Kita mau dibawa ke sana, Tuhan buka jalan dan Dia sudah berikan teladan. Untuk membuka jalan ke ruangan maha suci, Dia sudah rela dirobek dagingNya. Sekarang kita ikuti jalannya, robek daging lewat doa penyembahan. Angkat tangan, angkat muka, berseru dan berserah kepada Tuhan, menyerah sepenuh kepada Tuhan, tetap kuat teguh hati.

 

Tetap doakan sinode GPT supaya tetap seperti pertama kali dibentuk, satu pengajaran, satu tata cara ibadah, satu penyembahan. Jangan kita heran kalau kedepan terjadi sesuatu dalam organisasi ini, tetapi kita berdoa Tuhan pasti menyatakan kemuliaanNya.

 

Angkat muka, angkat tangan, menyembah Tuhan, berseruh dan berserah kepada Tuhan, Tuhan mampu membuka jalan ke Firdaus. Dia sudah buka lewat rela sengsara sampai mati di kayu salib. Ayo kita juga mau menempuhnya, mau sengsara, robek daging kita menyembah Tuhan, maka ada kemuliaan Tuhan dinyatakan bagi kita.

 

Wahyu 21:16

21:16 Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.

 

Arah kita ke sana, ke Yerusalem Baru, kita mau dibawa pada kemuliaan itu. Kemuliaan yang Tuhan sediakan tidak sebanding dengan penderitaan yang kita alami sekarang ini. Kita diperhadapkan dengan kegoncangan yang hebat, jangan mengandalkan kekuatan sendiri. Menghadapi kegoncangan jasmani dan rohani kita tidak mampu, kekayaan, kepandaian, kedudukan tidak bisa mengatasi semua itu. Hanya satu yang bisa yaitu kemuliaan Tuhan. Bagaimana caranya? Angkat muka, angkat tangan, banyak tersungkur menyembah Tuhan maka kemuliaan Tuhan dinyatakan, badai maut reda dan kita masuk dalam kemuliaan kekal bersama Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Tuhan Memberkati.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar