20220423

Kebaktian Doa, Sabtu 23 April 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

                                                 

Yohanes 10:3-5

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

 

Tujuan kita tergembala supaya kita bisa mengenal Yesus dengan jelas. Pengenalan itu bertumbuh lewat mendengar suara gembala = Firman penggembalaan yaitu Firman pengajaran yang benar yang Tuhan percayakan kepada seorang gembala untuk diberitakan dengan setia, teratur, diulang-ulang menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat sehingga pengenalan bertumbuh. Pengenalan bertumbuh berarti rohani kita juga bertumbuh.

 

Sore ini kita belajar peningkatan pengenalan terhadap Yesus yang dinubuatkan dalam kitab Amsal.

Amsal 30:18-19

30:18 Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti:

30:19 jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

 

1.      Jalan ular di atas cadas, itu mengenal Yesus sebagai manusia sengsara. Ditampilkan oleh Injil Markus, warnanya merah.

Bilangan 21:7-9

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."

21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

 

Ketika bangsa Israel berbuat dosa kemudian Tuhan kirim ular-ular tedung memagut mereka, mereka bisa hidup sekalipun sudah dipagut ular ketika memandang ular tembaga di tiang yang dibuat oleh Musa. Ular tembaga yang ditaruh di tiang itu menubuatkan pribadi Yesus yang menjadi manusia sengsara yang ditinggikan di kayu salib, mati di kayu salib untuk menebus manusia berdosa yang hatinya keras seperti batu cadas. Kita lihat saja dalam kitab Kejadian, ketika manusia jatuh dalam dosa langsung hatinya keras. Buktinya ketika Tuhan berfirman kepada Adam “apakah kau makan buah yang Aku larang untuk kau makan?” seharusnya kalau hatinya lembut dia langsung mengaku “iya Tuhan sudahku makan, ampuni saya”. Tetapi hatinya keras malah menjawab “perempuan ini Tuhan yang kau tempatkan di sisiku” jadi dia salahkan perempuan itu, dia salahkan juga Tuhan. Ditanya sama Hawa, seharusnya Hawa hati lembut dan mengaku salah. Tetapi dia malah berkata “ular ini yang memperdaya aku maka kumakan”. Yesus rela disamakan dengan ular untuk menebus kita manusia berdosa yang keras seperti batu cadas.

Yohanes 3:14-16

3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,

3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Di sini Yesus rela disamakan dengan ular. Kalau dalam surat Korintus dikatakan Yesus tidak berdosa tetapi rela dijadikan dosa untuk menebus manusia berdosa supaya kita manusia berdosa ini dibenarkan oleh Allah. Itu bagaikan ular yang berjalan di atas batu cadas, batu cadas menunjuk kehidupan kita yang keras hati.

II Korintus 5:21

5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

 

Praktek mengenal Yesus sebagai manusia sengsara.

a)      Percaya Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat. Tidak ada yang lain yang bisa menyelamatkan, kita berbuat kebaikan atau kebajikan apapun istilahnya tidak bisa menyelamatkan kita dari dosa. Yang bisa menyelamatkan hanya Yesus kalau kita percaya kepadaNya.

b)      Bertobat, hati percaya mulut mengaku, berhenti berbuat dosa kembali kepada Tuhan. Di sinilah hati yang keras seperti batu cadas itu dihancurkan untuk bisa bertobat. Kalau dikaitkan dengan berita Paskah, batu kubur harus digulingkan supaya kita mengalami kelepasan dari dosa. Kalau batu tidak digulingkan tanda Yesus tidak bangkit bagi orang itu, berarti orang itu tidak mengalami kelepasan dari dosa. Ayo hati yang keras seperti cadas itu dihancurkan, untuk bertobat, berhenti berbuat dosa kembali kepada Tuhan.

 

Proses bertobat:

1)      Mengaku dosa dengan jujur, dengan hancur hati, penuh penyesalan kepada Tuhan dan juga kepada sesama. Harus tuntas, horisontal dan vertikal supaya akar dosa itu dicabut. Kenapa masih sering diulang-ulang? Karena tidak tuntas pengakuannya, mengaku kepada Tuhan tetapi tidak mau mengaku kepada sesama. Kalau sudah diampuni jangan diulang lagi. Mengulangi dosa maka pengampunannya batal.

2)      Lembutkan hati untuk mengampuni dan melupakan orang lain. Itu juga menghancurkan batu yang keras. Banyak orang bisa mengaku dosa tetapi untuk mengampuni jangan dulu. Enak saja dia mau diampuni, dia sudah menyakiti saya berulang-ulang. Lembutkan hati untuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain, jangan seperti cadas.

 

c)      Lahir baru lewat baptisan air yang benar sesuai Firman, bukan sesuai organisasi atau seturut manusia, dibaptis seperti Yesus dibaptis. Dan baptisan Roh Kudus yang benar. Sekarang ini banyak yang dibuat-buat, disuruh tirukan apa yang dikatakan pendeta. Bahasa Roh itu seperti yang diberikan Roh Kudus, bukan yang diberikan pendeta.

Kisah Para Rasul 2:4

2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

 

Baptisan air dan baptisan Roh Kudus menghasilkan hidup baru yaitu hidup dalam kebenaran. Untuk hidup benar memang harus rela sengsara daging.

 

2.      Jalan kapal di tengah laut, artinya mengenal Yesus sebagai hamba. Ditampilkan oleh Injil Lukas, warnanya biru. Pelayanan Yesus sebagai hamba adalah membawa berkat-berkat dari sorga untuk diberikan kepada kita yang membutuhkan. Berkat-berkat ini bukan sebatas yang jasmani, terlalu dangkal kalau kita hanya mengharapkan yang jasmani. 

Efesus 4:7-8

4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.

4:8 Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."

 

Ini menunjukan jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus supaya kita dipakai dalam pelayanan Tubuh Kristus yang sempurna. Setelah bertobat, lahir baru, hidup dalam kebenaran, ingat harus menjadi hamba kebenaran, harus menjadi senjata kebenaran.

Roma 6:13

6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

I Tesalonika 1:9

1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

 

Setelah bertobat, lahir baru, layani Tuhan yang hidup dengan benar. Praktek mengenal Yesus sebagai hamba adalah menjadi hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang suci.

Efesus 4:11-12

4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

 

Yesus yang memberikan jabatan itu kepada kita, bukan gembala. Untuk memperlengkapi orang kudus, ini adilnya Tuhan, semua orang diberikan kesempatan melayani Tuhan syaratnya kudus.

 

Ayo kita menjadi hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang memuliakan Tuhan. Kenapa ada embel-embel memuliakan Tuhan? Karena ada hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang memalukan Tuhan, tidak memuliakan Tuhan tetapi malah memilukan Tuhan, memalukan Tuhan. Contoh dalam Perjanjian Lama adalah Hofni dan Pinehas, pelayan Tuhan tetapi tidak suci. Dalam Perjanjian Baru contohnya adalah Yudas Iskariot, dia memilukan Tuhan “sahabatKu mengangkat tumitnya terhadap Aku”. Mari kita melayani Tuhan sebagai hamba Tuhan yang memuliakan Tuhan.

 

Kita lihat tanda-tandanya pelayan Tuhan yang memuliakan Tuhan.

a)      Menjadi berkat bagi orang lain, bukan menjadi beban apalagi menjadi sandungan. Imam itu berdiri di tengah, artinya dilihat orang. Kalau kita selalu menjadi beban, selalu jadi sandungan, biar hebat melayani tetapi memilukan Tuhan, tidak memuliakan. Dari segi penampilan kita saja sudah dinilai orang.

b)      Teladani Yesus seperti Yesus taat dengar-dengaran pada Firman sampai daging kita tidak bersuara lagi. Yesus taat sampai mati, kita taat sampai daging kita tidak bersuara lagi apapun resikonya.

Filipi 2:7-8

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

c)      Filipi 2:9

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

 

Lidah hanya untuk memuliakan Tuhan, bukan gosip atau menjelek-jelekan orang. Kalau kita tunjuk menyalahkan orang lain, 3 jari menunjuk pada kita. Lebih banyak salahnya kita dan ditambah lagi menyalahkan Tuhan. Tunjuk lagi sudah 6 salah kita, tunjuk lagi sudah 9, berlipat-lipat kesalahan kita.

 

Lidah ini bagaikan kemudi yang mengarahkan kapal kehidupan kita mau ke mana. Lidah penentu, mau ke mana arah perjalanan rohani kita, mau ke pelabuhan damai sejahtera Yerusalem Baru atau kepada kebinasaan.

Yakobus 3:4-5

3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.

3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

 

Hamba itu melakukan saja kewajiban, tidak usah menuntut hak, tidak usah menuntut untuk diperlakukan adil.

 

3.      Jalan rajawali di udara, ini mengenal Yesus sebagai Raja segala raja. Ini warna ungu, ditampilkan dalam Injil Matius. Kita lihat karakter raja.

Mazmur 20:7,10

20:7 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.

20:10 Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru!

 

Karakter raja itu selalu memang. Jadi praktek mengenal Yesus sebagai Raja segala raja adalah selalu berkemenangan atas dosa-dosa, atas masalah-masalah, halangan-halangan dalam pelayanan. Kalau disimpulkan tidak mudah kecewa dan tidak mudah putus asa, tetapi kuat teguh hati. Kadangkala kita mau taat dan setia, kita lihat dulu resikonya. Belum apa-apa sudah takut menghadapi resikonya, padahal belum tentu terjadi. Ibaratnya belum naik mobil sudah mabuk duluan.

 

Seringkali kita banyak sekali pertanyaan. Sama seperti Maria waktu dikatakan malaikat engkau akan mengandung, malah dia balik bertanya “bagaimana mungkin”. Sama seperti Sara juga, waktu dikatakan “tahun depan engkau punya anak” dia berkata bagaimana mungkin aku sudah tua”.

 

Ayo sebagai raja berkemenangan, menang atas dosa, menang atas masalah pencobaan, tidak mudah kecewa, tidak mudah putus asa, kuat dan teguh hati.

 

4.      Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis. Ini mengenal Yesus sebagai Anak Allah Mempelai Pria Sorga. Warnanya putih, ditampilkan oleh Injil Yohanes.

 

                                                                 PUTIH 

YESUS SEBAGAI ANAK ALLAH

 

 

 


                                   UNGU                                    BIRU

                                                YESUS           YESUS

                                           SEBAGAI           SEBAGAI   

                                                 RAJA            HAMBA

 

 

 

                                                          MERAH

                                          YESUS SEBAGAI MANUSIA

 

Jadi, mengenal karakter Yesus sama dengan mengenal salib. Jangan tolak salib. Waktu Yesus dibangkitkan, para perempuan datang ke kubur, itu bicara pengalaman sengsara. Mereka membawa rempah-rempah itu bicara doa penyembahan. Ada pengalaman sengsara, ada doa penyembahan maka terjadi Shekina Glori, sinar kemuliaan Tuhan, kuasa kebangkitan Yesus. Jadi jangan tolak salib.

 

Ini puncak pengenalan, mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga.

Efesus 5:25

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

 

Yesus Mempelai Pria Sorga mengasihi gerejaNya, calon Mempelai WanitaNya lebih dari segala-galanya, sampai sorga Dia tinggalkan, sampai rela mengorbankan nyawaNya untuk kita. Kasih Yesus Mempelai Pria Sorga begitu luar biasa, kasih yang sempurna, kasih yang tidak terbilang. Kalau dalam Tabernakel digambarkan sebagai tudung kulit domba jantan yang dicelup dalam warna merah, tentu untuk membuat tudung dibutuhkan domba jantan dalam jumlah yang banyak yang harus dicelup dalam warna merah, itu menunjukkan kasih Yesus yang tidak terbilang. Sebagai timbal balik harus ada praktek dari kita.

 

Praktek mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga adalah menempatkan diri kita sebagai gadis secara rohani. Bukan janda! Babel itu janda. Artinya menempatkan diri sebagai gadis secara rohani:

a)      II Korintus 11:2-3

11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

 

Berjuang untuk menerima penyucian oleh Firman pengajaran yang benar dan berjuang untuk mempertahankan kesucian sekalipun harus berkorban segala-galanya. Untuk hidup suci kita harus korban perasaan. Datang dengar Firman sepertinya dihina, itu korban perasaan, kita mau berjuang untuk menerima penyucian. Pertahankan kesucian tanpa menghiraukan apapun, bahkan tanpa menghiraukan nyawa kita. Biarlah ktia berjuang untuk hidup suci hari-hari terakhir ini. Tantangannya memang banyak, ada Yesus yang lain, ada injil yang lain, ada roh yang lain. Namun kita harus berjuang untuk tidak dicemarkan oleh yang lain.

 

b)      Berjuang untuk setia kepada Yesus. Banyak yang kalah di sini. Itu sama dengan setia dalam ibadah pelayanan dan setia terhadap Firman pengajaran yang benar tanpa menghiraukan apapun, sekalipun harus berkorban segalanya untuk mempertahankan pengajaran. Kita tinggal menerima jadi pengajaran ini, Musa yang harus naik ke gunung dan berpuasa 40 hari dan 40 malam, menerima 2 loh batu, menerima petunjuk membangun Tabernakel, kita tinggal menerima jadi. Alkitab di tangan kita sudah lengkap 66 kitab. Pdt. Van Gessel yang menerima wahyu tentang Tabernakel ini, kita tinggal meneruskan. Kenapa harus dirombak sana sini.

 

Setia terhadap pengajaran yang benar, setia dalam ibadah pelayanan, itu sama dengan memusatkan perhatian pada perkara yang rohani.

I Korintus 7:34

7:34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

 

Yang sudah menikah untuk memusatkan perhatian kepada Tuhan perhatiannya sudah terbagi-bagi, tetapi berjuang lebih keras. Yang belum menikah ayo pusatkan perhatian pada perkara yang rohani, sungguh-sungguh beribadah melayani, setia pada pengajaran yang benar. Berarti dalam hati kita memiliki kasih Mempelai. Hasilnya kalau ada kasih mempelai:

Zefanya 3:16-18

3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.

3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,

3:18 seperti pada hari pertemuan raya." "Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.

 

Hari pertemuan raya itu menubuatkan pertemuan di udara pesta nikah Anak Domba Allah, pertemuan di udara.

 

Hasilnya kasih Mempelai:

1)      Menguatkan tangan kita supaya tidak lemah lesu, tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir apapun tantangannya. Banyak tantangan yang kita hadapi yang mau menghambat kita untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

2)      Kasih Mempelai memberikan kemenangan atas segala tantangan pergumulan, atas masalah dan atas segala dosa. Karena kita rindu bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga, tantangan apapun kita trobos. Dulu waktu masih pacaran, masih tunangan, biar hujan petir diterobos demi kekasih tercinta. Begitu juga kita, Yesus kekasih hati kita, Dia rela berkorban nyawa bagi kita, kita juga harus rela berkorban, tantangan apapun bisa diterobos.

3)      Kasih Mempelai membaharui kita dari manusia daging menjadi manusia rohani, sampai sempurna seperti Yesus. Bisa mencapai hari pertemuan raya, itulah Pesta kawin Anak Domba Allah. Ayo jangan mundur, jangan kita lengah tetap setia berkorban ikut Tuhan, sungguh-sungguh ikut Tuhan. Tingkatkan pengenalan kita kepada Tuhan. Doa penyembahan adalah hubungan paling intim dengan Yesus, hubungan kasih dengan Yesus. Mungkin mulai berkurang kasihnya, ayo tingkatkan penyembahan kita supaya kasih itu semakin membara dalam hidup kita sekalian sehingga ketika Yesus datang kita sudah siap menjadi Mempelai WanitaNya.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar