20220424

Kebaktian Umum, Minggu 24 April 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 12:14-17

12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. 

12:15 Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.

12:16 Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.

12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus..

 

Ini adalah peristiwa Pharusia kedatangan Yesus seperti pencuri untuk merebut mempelai wanitaNya supaya jangan masuk aniaya antikristus tetapi supaya masuk dalam penyingkiran ke padang gurun. Supaya kita masuk pada penyingkiran kita harus selalu berada di bawah naungan sayap Tuhan.

 

Ada 3 macam naungan sayap Tuhan.

1.      Matius 23:37-38 Naungan sayap induk ayam sama dengan naungan sayap Tuhan untuk memelihara dan melindungi kehidupan kita di tengah dunia yang semakin sulit ini. Kita seperti anak ayam yang tidak bisa berbuat apa-apa, kita butuh naungan sayap Tuhan.

2.      Mazmur 55:7-8 Naungan sayap merpati. Merpati itu adalah gambaran Roh Kudus, jadi untuk mendapatkan sayap merpati kita harus hidup dalam urapan Roh Kudus.

3.      Naungan sayap burung nazar.

 

Naungan sayap burung nazar yang besar ini adalah naungan sayap perlindungan Tuhan dari aniaya antikristus. Bagaimana supaya kita dilindungi dari aniaya antkristus?

Wahyu 12:17

12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

 

Di sini kita lihat kehidupan yang tidak masuk penyingkiran gereja adalah yang menuruti hukum-hukum Allah, ada meja roti sajian dan memiliki kesaksian Yesus, ada pelita emas tetapi tanpa penyembahan, tidak punya mezbah dupa emas. Artinya tanpa penyembahan adalah:

1.      Malas menyembah Tuhan sampai tidak mau menyembah Tuhan. Sesibuk apapun kita mari menyembah Tuhan, minimal sehari 1 jam yang Tuhan minta. Punya Firman itu baik, punya kesaksian itu baik, tetapi tanpa penyembahan tidak ada artinya, sebab tidak akan membawa kita masuk dalam penyingkiran gereja. Sebaliknya, sudah ada penyembahan tetapi tanpa Firman juga tidak ada artinya. Jadi 3 ini isi ruangan suci harus lengkap. Meja roti sajian yaitu Firman harus kita miliki, pelita emas yaitu kesaksian Yesus dan mezbah dupa emas yaitu doa penyembahan harus ada dalam kehidupan kita sekalian.

2.      Sudah menyembah Tuhan tetapi tidak mencapai ukuran penyembahan. Dalam Wahyu pasal 11 Bait Allah diukur, mezbah diukur, orang yang di dalamnya di ukur, tetapi halaman tidak diukur. Jadi penyembahan itu diukur.

Wahyu 11:1-2

11:1 Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.

11:2 Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

 

Bait Allah diukur berarti ibadah diukur, mezbah diukur berarti penyembahan diukur, orang yang didalamnya diukur, orang yang beribadah itu diukur. Diinjak-injak selama 42 bulan itu 3,5 tahun aniaya antikristus. Walaupun sudah menyembah Tuhan kalau tidak mencapai ukuran penyembahan itulah gereja yang tidak masuk penyingkiran Tuhan.

 

Dari sini disimpulkan, cara mendapatkan naungan sayap burung nazar yang besar adalah mau disucikan oleh Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus dan tekun menyembah Tuhan yang mencapai ukuran Tuhan. Kita berpikir penyembahan kita sudah luar biasa, dari jam sekian sampai jam sekian sampai suara sudah serak. Bukan itu ukurannya, yang menjadi patokan adalah ukuran Tuhan.

 

Ada 3 macam ukuran Tuhan.

1.      Wahyu 5:8-9

5:8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. 

5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

 

Ini ukuran penyembahan yang pertama yaitu penebusan oleh darah Yesus atau penebusan oleh kasih Allah. Jadi harus ada kelepasan. Kita menyembah tetapi tidak mengalami kelepasan, tidak mengalami penebusan berarti tidak mencapai ukuran.

Darah Yesus menebus kita dari:

a)      Menebus dari bangsa, bangsa ini bicara dunia dengan segala pengaruhnya. Baik kesibukannya, kesulitannya, kesukaannya, kemewahannya, semua itu membuat gereja Tuhan tidak setia kepada Tuhan.

Yakobus 4:4

4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

 

Jadi bangsa ini adalah dunia dengan segala pengaruhnya yang membuat gereja Tuhan tidak setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Akibatnya menjadi musuh Tuhan yang hanya siap menerima murka Tuhan, siap menerima hukuman dari Tuhan. Iblis itu begitu licik, dia mempesona gereja Tuhan dengan media dunia ini. Sehingga gereja Tuhan akhirnya bersahabat dengan dunia, terikat dengan dunia, tanpa sadar sudah menjadi musuhnya Tuhan. Tetapi Tuhan mempesona gereja Tuhan lewat pembukaan rahasia Firman, Firman pengajaran yang benar.

Galatia 3:1

3:1 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu?

 

Ini pembukaan rahasia Firman, sebab pembukaan rahasia Firman membawa kita mengenal Yesus dengan jelas. Pembukaan rahasia Firman melukiskan Yesus dengan terang di depan kita supaya kita mengenal Yesus. Kita terpesona kepada siapa? Kalau kita terpesona dengan Tuhan maka kita sedang dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Buktinya apa terpesona dengan Tuhan? Bersukacita mendengar Firman pengajaran yang benar. Sekalipun keras menemplak kehidupan kita tetapi kita senang mendengar, itu berarti kita sedang dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kalau kita terpesona dengan dunia, terpikat dengan dunia, kita sedang diarahkan menuju pada kebinasaan sebab dunia ini sedang menuju pada kebinasaan.

I Yohanes 2:17

2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

 

Apa bukti terpesona dengan dunia? Kita lihat sidang jemaat Galatia, sampai rasul Paulus mengatakan alangkah bodohnya kamu karena terpesona dengan dunia.

Galatia 3:3

3:3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?

 

Bukti terpesona dengan dunia adalah memulai dengan roh dan mengakhiri dengan daging. Artinya tadinya setia dalam ibadah pelayanan, setia pada pengajaran yang benar, tetapi akhirnya meninggalkannya karena pengaruh dunia sehingga terhilang dari hadapan Tuhan dan sedang binasa. Ayo kita sudah mulai dengan roh akhiri dengan roh. Jangan memulai dengan roh dan diakhiri dengan daging.

 

Beberapa hari yang lalu saya ditelpon satu hamba Tuhan menceritakan tentang adik iparnya. Tadinya diarahkan beribadah di sini. Tetapi akhirnya sudah pamitan tinggalkan pengajaran dan pindah ke gereja yang bukan pengajaran. Ini sudah dimulai dengan roh tetapi diakhiri dengan daging. Melihat ini di hati saya Tuhan taruh supaya lebih waspada. Karena ini anak Tuhan yang tadinya setia dan mendukung pelayanan gembala, suka memberi dan lain sebagainya. Dia suka melayani dan sungguh-sungguh melayani Tuhan tetapi bisa mengakhiri dengan daging. Itu menjadi awasan bagi saya kalau melihat jemaat sungguh-sungguh dan setia jangan lengah. Jangan berpikir sudah 100%  beribadah, aman, sudah tidak usah bergumul. Justru harus ekstra waspada, lebih tingkatkan penyembahan agar yang sudah setia itu jangan mengakhiri dengan daging. Banyak terjadi demikian, sungguh-sungguh dan setia melayani Tuhan, tiba-tiba hilang entah ke mana. Sebaliknya ada yang hilang, tiba-tiba dia jadi sungguh-sungguh. Jadi kita harus hati-hati, langkah akhir yang menentukan, bukan langkah awal. Langkah awal sungguh-sungguh, jika langkah akhirnya tidak sungguh-sungguh habislah dia. Jadi perhatikan langkah awal, perhatikan juga langkah akhir, harus mengakhiri dengan roh.

 

Jadi ukuran penyembahan adalah setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan dan dalam pengajaran yang benar dan sehat yang sudah kita terima dari pendahulu, yang sudah membenahi kehidupan kita dan sudah memberkati kehidupan kita. Kalau ada ajaran yang berbeda dari yang sudah kita dengar, hindari. Awali dengan roh akhiri dengan roh.

 

b)      Menebus dari suku dan kaum, berarti ditebus dari daging dengan segala pengaruhnya. Kalau keinginan daging ini kita ikuti maunya maka berbuahkan perbuatan dosa dan maut.

Yakobus 1:14-15

1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.

1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

 

Jangan dituruti keinginan daging ini, nanti hanya berbuahkan dosa sampai puncaknya dosa. Kita semua manusia daging, punya hawa nafsu, punya keinginan, tetapi jangan diikuti! Kalau diikuti nanti berbuat dosa sampai puncaknya dosa. Harus diredam dan dimatikan. Darah Yesus melepaskan kita dari daging kita dengan segala pengaruhnya sehingga kita bisa hidup benar dan suci. Jadi ukuran penyembahan adalah benar dan suci.

I Timotius 2:8

2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

 

Mazmur 24:3-4

24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"

24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

 

Habis tempeleng isterinya, dia menyembah, sementara menyembah terbayang wajah isterinya yang merah. Atau isteri habis melawan suami lalu menyembah, itu tidak ada gunanya! Benar dulu sesuai Firman. Nikahnya benar, pelayanannya benar, pekerjaannya benar dan suci maka penyembahannya naik.

 

c)      Darah Yesus menebus kita dari bahasa atau lidah. Ini sama dengan darah Yesus melepaskan kita dari dosa perkataan yaitu dusta, gosip, menyalahkan orang bahkan menghujat sehingga bisa jujur. Apalagi kalau itu hamba Tuhan yang benar lalu dihujat-hujat, lalu mau menyembah, penyembahannya tidak akan naik. Habis dustai isteri lalu menyembah, bagaimana bisa. Jadi ukuran penyembahan adalah jujur.

 

Jadi kalau digabungkan ukuran penyembahan yang pertama ini adalah setia, benar dan jujur baru naik penyembahannya. Kenapa menyembah kering-kering? Periksa kesetiaannya, periksa kebenarannya, periksa kesuciannya, periksa kejujurannya. Kalau tidak setia, tidak benar, tidak suci, tidak jujur, penyembahannya pasti kering.

 

2.      Wahyu 8:1-5

8:1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.

8:2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.

8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.

8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

 

Jadi ukuran penyembahan kedua adalah sunyi senyap, artinya damai sejahtera, ketenangan, perhentian oleh Roh Kudus. Kita hidup di padang gurun dunia, serba sulit semuanya. Tetapi Firman Tuhan mengatakan Roh Kudus menuntun kita ke tempat perhentian. Tenang, damai sejahtera, itu ukurannya. Kalau kita beribadah masih galau dan bimbang, penyembahan tidak akan naik. Orang yang mendua hati tidak akan tenang hidupnya. Makanya harus damai sejahtera lebih dahulu.

Yesaya 63:14

63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.

 

Bagaimana supaya damai sejahtera? Kumpul duit banyak-banyak? Belum tentu! Kalau banyak duit lalu kerusuhan, dia akan galau, hartaku bagaimana? Kalau tidak punya apa-apa tinggal lari saja. Jadi bukan itu yang membawa damai. Kepandaian, sekolah tinggi-tinggi? Bukan itu yang membawa damai. Lalu apa yang membawa damai sejahtera?

Yesaya 32:17

32:17 Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.

 

Kalau hidup dalam kebenaran kita pasti damai. Contoh saja, ada sweeping, yang tidak lengkap surat-suratnya pasti tidak damai. Tetapi kalau lengkap surat-suratnya biar ada sweeping lengkap dia lewat saja. Kalau tidak benar pasti tidak damai. Roh Kudus itu roh kebenaran, Dia akan menuntun kita kepada seluruh kebenaran. Jadi benar dari perkara yang kecil-kecil baru damai.

Yohanes 16:13

16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

 

Jadi kalau sudah setia, benar, suci serta jujur, pasti damai dan tenang sehingga penyembahannya semakin meningkat. Dunia yang kita tempati ini bukan semakin tenang tetapi malah semakin goncang. Menghadapi kegoncangan di berbagai bidang lewat menyembah sampai hati tenang.

Lukas 21:25-28

21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.

21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.

21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

 

Angkat muka, pandang Tuhan, itu penyembahan. Dalam menghadapi segala sesuatu tenang, damai, menyembah supaya bisa tenang. Damai sejahtera itu tidak merasakan lagi apa-apa yang dirasakan oleh daging. Kalau goncang daging seharusnya takut dan cemas, tetapi kita tidak merasakan lagi apa yang dirasakan daging, tinggal menyembah. Beberapa hari yang lalu saya sakit, tinggal menyembah.

 

Ukuran penyembahan yang benar adalah setia, benar, jujur dan damai sejahtera. Kalau ini ada, maka Tuhan pasti pakai kita dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Semakin menyembah semakin dipakai Tuhan. Semoga kita makin meningkatkan kesetiaan, kebenaran, kejujuran dan damai sejahtera sehingga semakin dipakai Tuhan.

Efesus 4:11-12

4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

 

Mau melayani harus banyak menyembah supaya makin dipakai oleh Tuhan. Dalam Perjanjian Lama, pelayanan pembangunan Tubuh Kristus digambarkan dengan pembangunan Bait Allah Salomo. Raja Daud menyiapkan bahan-bahannya tetapi bukan dia yang membangun. Kenapa? Sebab pada masa pemerintahan Daud adalah masa peperangan maka Tuhan katakan “kau seorang prajurit, tanganmu berlumuran darah, bukan engkau yang membangun Bait Allah”. Yang membangun Bait Allah adalah Salomo. Masa pemerintahannya adalah masa pemerintahan yang damai dan tenang, maka dia yang dipakai untuk pembangunan Bait Allah.

I Tawarikh 28:2-3

28:2 Lalu berdirilah raja Daud dan berkata: "Dengarlah, hai saudara-saudaraku dan bangsaku! Aku bermaksud hendak mendirikan rumah perhentian untuk tabut perjanjian TUHAN dan untuk tumpuan kaki Allah kita; juga aku telah membuat persediaan untuk mendirikannya. 

28:3 Tetapi Allah telah berfirman kepadaku: Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah.

 

I Raja-raja 5:3-5

5:3 "Engkau tahu bahwa Daud, ayahku, tidak dapat mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahnya, oleh karena musuh-musuhnya memerangi dia dari segala jurusan, sampai TUHAN menyerahkan mereka ke bawah telapak kakinya.

5:4 Tetapi sekarang, TUHAN, Allahku, telah mengaruniakan keamanan kepadaku di mana-mana, tidak ada lagi lawan dan tidak ada lagi malapetaka menimpa.

5:5 Dan ketahuilah, aku berpikir-pikir hendak mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahku, seperti yang dijanjikan TUHAN kepada Daud, ayahku, demikian: Anakmu yang hendak Kududukkan nanti di atas takhtamu menggantikan engkau, dialah yang akan mendirikan rumah itu bagi nama-Ku.

 

Ayo setia, benar, suci, jujur dan damai pasti dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Inikan hanya tentang damai, lalu mana kesetiaan, kesucian dan kejujurannya? Raja Daud berpesan kepada Salomo supaya taat dan setia, kuat dan teguh hati. Juga kalau kita baca I Raja-raja pasal 2 tindakan-tindakan Salomo mengokohkan takhtanya itu bicara penyucian dari roh Adonia, roh Abyatar, roh Yoab dan roh Simei. Roh Adonia itu roh najis, dia minta Abisag isteri papanya menjadi isterinya, itu kenajisan! Kemudian Abyatar memihak kepada Adonia, ini roh tidak setia, salah tahbisan itu disucikan. Waktu raja Daud memerintah dia setia, mengalami penderitaan bersama raja Daud. Begitu Daud sudah tua dia membelot membela Adonia. Rohnya Yoab itu roh persaingan, roh kebencian, tidak mau damai, Abner datang mau berdamai malah dia tikam. Amasa diangkat menjadi panglima Yehuda dia malah iri dan dia tikam. Ini roh persaingan dan kebencian, ini dibersihkan dan disucikan. Kemudian roh Simei, mulutnya mengutuk Daud, ini penyucian perkataan. Setia, benar, suci, jujur, damai sejahtera pasti dipakai Tuhan.

 

Sebaliknya kalau penyembahan tidak mencapai ukuran Tuhan, orang itu hanya merasa dipakai Tuhan. Inilah penyakit gereja di akhir zaman. Seperti sidang jemaat Laodekia “aku kaya, aku tidak punya kekurangan apa-apa” dia merasa kaya tetapi Tuhan bilang “engkau malang, buta, miskin, melarat, telanjang”. Sama seperti dalam Matius 7:21-23 “kami bernubuat demi namaMu, kami mengusir setan demi namaMu, kami mengadakan mujizat demi namaMu”. Tetapi Tuhan bilang “enyahlah Aku tidak kenal kamu pembuat kejahatan”. Karena tidak sesuai selera Tuhan, penyembahan tidak mencapai ukuran Tuhan, mereka hanya merasa dipakai. Kaum muda dan bapak ibu kekasih dalam Tuhan, yang menyanyi tampil di depan, dilihat orang, main musik di lihat orang, saya gembala juga dilihat orang, tetapi kalau penyembahan tidak sampai ukuran, sia-sia semuanya, tidak dipakai, hanya merasa dipakai Tuhan. Ayo berupaya setia, suci, jujur, damai sejahtera maka kita akan dipakai Tuhan.

Wahyu 8:5

8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

 

Semakin meningkat penyembahan kita, semakin dipakai Tuhan dan semakin damai sejahtera dan tenang hidup kita sekalipun dunia ini semakin goncang. Banyak pergumulan kita hadapi tetapi dengan penyembahan kita semakin tenang dan damai. Jawaban Tuhan terhadap pergumulan kita kalau bisa tenang dan damai, itu mulai dijawab Tuhan, sebentar lagi selesai masalahnya. Kejar hati damai sejahtera maka kita akan melihat Tuhan.

Ibrani 12:14

12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.

 

Melihat Tuhan, melihat pertolongan Tuhan pada waktunya. Apa yang tidak pernah kita pikirkan itu yang dilakukan oleh Tuhan. Waktu belum menyembah berpikir bagaimana bisa. Setelah menyembah bisa berkata koq bisa, pertolongan Tuhan menyelesaikan semuanya.

 

Kalau penyembahan tidak mencapai ukuran maka orang itu tidak dipakai Tuhan dan semakin goncang hidupnya bersama dengan dunia ini.

 

3.      Wahyu 11:1

11:1 Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.

 

Ukurannya adalah tongkat buluh. Pengertiannya:

a)      Komando dalam penggembalaan, itulah Firman penggembalaan. Jadi ukurannya Firman, bukan organisasi. Kalau ukurannya organisasi nanti organisasi A ajar menyembah harus begini, organisasi B ajar menyembah harus begitu, jadi bingung yang mana yang mesti dituruti. Kalau ukurannya Firman, mau organisasi apapun penyembahannya pasti satu.

Yehezkiel 20:37

20:37 Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.

 

Domba masuk ke dalam kandang melalui bawah tongkat gembala. Tongkat ini bicara Firman. Yang membawa masuk domba dalam kandang adalah suara gembala. Jadi tongkat dengan suara itu sama yaitu Firman penggembalaan.

Yohanes 10:3

10:3  Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

 

Domba yang sudah ada di dalam kandang dibawa keluar. Bukan dibawa jalan-jalan tetapi dibawa pada persekutuan dengan domba-domba dari kandang yang lain. Firman penggembalaan harus ditaati. Itu ukuran penyembahan, taat pada Firman. Menyembah tetapi tidak taat pada Firman, dipertanyakan penyembahannya. Firman pengajaran ini sudah kita terima dari pendahulu sampai sekarang, ayolah kita ikuti dan taati. Jangan dirombak-rombak rubah sana rubah sini dengan alasan mengikuti perkembangan zaman. Firman pengajaran ini dari 1935 sampai sekarang tetap sesuai zaman. Jadi tidak usah tambah sana, tambah sini, kurang sana, kurang sini. Pegang saja apa yang sudah kita terima dari pendahulu, itu komando dalam penggembalaan.

 

b)      Matius 27:29-30

27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"

27:30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.

 

Tongkat buluh pengertian kedua menunjuk pengalaman sengsara bersama Yesus.

 

Jadi, puncak ukuran penyembahan adalah taat dengar-dengaran pada Firman penggembalaan sekalipun sengsara bagi daging sampai daging ini tidak bersuara lagi. Seperti Yesus, taat sampai mati di kayu salib. Ayo belajar taat, pergumulan kita menghadapi dosa belum sampai mengucurkan darah, kalau Yesus sampai berdarah-darah.

Filipi 2:8

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Taat sampai mati, sampai daging tidak bersuara lagi. Saat kita menghadapi sengsara daging bukan untuk memberontak dan melawan tetapi justru untuk belajar taat seperti Yesus. Yesus itu sempurna, Yesus Maha Suci, Yesus Maha Kudus tetapi Alkitab mengatakan Dia belajar taat dan sabar dari apa yang dideritaNya. Bukan berarti kita ragukan kemahasuciannya Yesus, tetapi Dia memberikan teladan. Yesus tidak berdosa tetapi Dia dibaptis untuk memberikan teladan kepada kita baptisan air yang benar. Dia lahir dari Roh Kudus tetapi menerima pencurahan Roh Kudus, itu untuk memberikan teladan kepada kita bahwa kita butuh Roh Kudus. Dia sempurna tetapi belajar taat dari penderitaanNya, untuk memberikan teladan bagi kita untuk kita taat sekalipun sengsara bagi daging.

Ibrani 5:8

5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

 

Kita ikut Tuhan lalu menghadapi sengsara, ayo belajar taat. Terserah orang mau bilang apa, mau kucilkan, mau hina, kita taat saja. Firman bilang A yah A itu yang kita turuti. Jangan pandang resikonya, pandang kemuliaan yang Tuhan sediakan bagi kita. Kadangkala kita mau taat terbentur melihat resikonya. Sudah tergembala, setia, jujur, suci, tenang, taat pada Firman, jangan heran kalau diperhadapkan dengan sengsara daging atau percikan darah, itu sudah betul, berarti kita sudah berada dalam suasana ruangan maha suci. Penyembahan itu di ruangan suci tetapi dekat pintu tirai. Jadi penyembahan itu suatu proses perobekan daging untuk kita masuk ruangan maha suci. Di ruangan maha suci masih ada percikan darah. Jadi jangan heran, saya sudah menyembah koq saya sengsara, menderita, difitnah, dihina, dibenci dan sebagainya. Itu sudah betul, sudah ada percikan darah, sebentar lagi ada Shekina Glori, kemuliaan Allah. Tahun ini tahun kemuliaan, kita diperhadapkan dengan  banyak pengalaman sengsara, berarti harus banyak menyembah. Jangan ngomel!

I Petrus 4:12

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

 

Jangan heran, nikmati saja, seperti Maria Magdalena menikmati pengalaman sengsara, pengalaman kematian bersama Yesus. Saat sengsara jangan ngomel, biar kita bisa menyembah. Kalau saat sengsara daging kita bisa menyembah, maka kita bisa mencapai puncak ukuran Tuhan. Kita koreksi diri dulu, kalau sakit periksa diri, kalau ada salah segera minta ampun. Kalau kita periksa tidak ada lagi dosa yah sudah tinggal menyembah. Itu bagaikan kita merobek pintu tirai dan kita bisa masuk ruangan maha suci. Artinya kita bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna, yang akan disingkirkan ke padang gurun jauh dari mata antikristus.

 

Ayo jangan ngomel, menyembah saja. Semakin berat sengsaranya menyembah saja dan taat “terserah Engkau Tuhan”. Seorang ibu menderita saat melahirkan, dalam Wahyu 12:1-2 Mempelai Wanita saat mau melahirkan mengeluh mengerang kepada Tuhan. Tinggal mengeluh mengerang kepada Tuhan. Mau minta tolong kepada manusia, dia juga banyak masalahnya. Ketika kita datang minta tolong sementara enak hidupnya bisa dia menolong. Kalau dia dalam pergumulan “mau tolong kamu, saya juga menderita!”. Menyembah saja, serukan haleluya. Mungkin sudah tidak bisa bersuara, tinggal bahasa air mata tetapi hati terangkat pada Tuhan, itu penyembahan yang mencapai puncak ukuran. Dari pada ngomel, salah-salahkan orang “gara-gara kamu!” sakit maag salahkan isteri yang tidak siapkan sarapan, salahkan isteri masak yang pedis-pedis, jangan begitu. Penyembahan saat menghadapi sengsara daging tanpa dosa merupakan hubungan yang paling intim dengan Tuhan, hubungan kasih dengan Tuhan, hubungan dari hati ke hati dengan Tuhan.

Roma 8:35-37

8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." 

8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

 

Ayo menyembah sampai mencapai ukuran penyembahan yaitu setia, benar, suci, jujur, damai sejahtera, taat sekalipun diperhadapkan dengan percikan darah. Tetap menyembah Tuhan, menyeru nama Yesus, menyerah kepada Tuhan, maka kasih Tuhan dicurahkan kepada kita. Hasilnya:

a)      Kasih Tuhan memberikan kita daya tahan untuk terus maju mengikut Tuhan, melayani Tuhan sampai garis akhir.

 

b)      Kasih Tuhan menjadikan kita lebih dari pemenang.

Roma 8:37

8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

 

Sehebat apapun kita di dunia ini, pandai, kaya, punya kedudukan dan lain sebagainya, keadaan kita cuma seperti domba sembelihan yang tidak berdaya. Lihat saja peperangan di Ukraina, orang kaya tidak bisa berkutik, dibom habis rumahnya. Presidennya sembunyi, kalau tidak dibunuh. Betul-betul kita hanya seperti domba sembelihan, tidak tahu kapan waktunya kita disembelih. Itulah keadaan kita. Kalau tidak mau lagi menyembah, tidak tahu lagi bagaimana keadaan orang itu, hanya siap disembelih antikristus. Mari banyak menyembah, kalau tidak mau menyembah Tuhan, pedang antikristus sudah siap untuk memancung. Kalau mau menyembah sampai mencapai ukuran Tuhan maka kita bisa lebih dari pemenang. Kita tidak berdaya menghadapi pergumulan yang besar bahkan mustahil, namun kasih Tuhan menyelesaikannya bagi kita. Itu lebih dari pemenang.

 

Orang Kristen betul-betul dibenci hari-hari terakhir ini. Kita menghadapi kebencian yang semakin meningkat dari dunia ini yang akan meningkat sampai pada kebencian antikristus. Kita benar-benar tidak berdaya, tetapi kasih Tuhan menjadikan kita lebih dari pemenang. Antikristus berkuasa tetapi tangan kasih Tuhan langsung merebut kita, disingkirkan ke padang gurun jauh dari aniaya antikristus. Tangan kasih Tuhan ini juga yang akan mengangkat kita ke awan-awan yang permai menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kita sebenarnya tidak layak tetapi bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan, itu lebih dari pemenang.

 

Renungkan bagaimana hidup kita dahulu, sebenarnya tidak layak! Saya anak pendeta tetapi kelakuan saya tidak sesuai Firman, tidak layak mau menjadi hamba Tuhan! Tetapi tangan kasih Tuhan menjadikan kita lebih dari pemenang, menyelesaikan semua bagi kita, memakai kita dan menyempurnakan, mengangkat kita ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga, masuk Pesta Nikah Anak Domba Allah, masuk kerajaan 1000 tahun damai, bulan madu dengan Tuhan dan masuk kerajaan sorga Yerusalem Baru. Tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Tuhan. Menghadapi pengalaman sengsara tetap menyembah Tuhan, itu hubungan paling intim, hubungan kasih dengan Tuhan.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar