20241019

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 19 Oktober 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 12:26-27

12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

 

Pengikutan yang benar kepada Yesus adalah menjadi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, maka kita akan dihormati Bapa. Tetapi bukan asal melayani, pelayanan kita harus sampai mencapai pelayanan mempelai. Di mana Aku berada, di situ pelayanKu berada, itu pelayanan mempelai. Seorang majikan tidak bisa berkata seperti itu kepada pembantunya. Hanya bisa dikatakan suami kepada isteri. Ini puncak ibadah pelayanan kita. Ibadah pelayanan itu harus semakin meningkat, bukan malah kita kurangi, semakin merosot.

 

Ayat ini adalah jawaban Yesus kepada orang Yunani yang mau bertemu dengan Yesus. Orang Yunani itu menunjuk kita bangsa kafir yang rindu beribadah melayani untuk bertemu dengan Yesus. Sebenarnya Alkitab menulis bahwa yang boleh beribadah melayani Tuhan atau yang disebut imam dan raja hanya Israel asli. Di luar Israel yaitu kita bangsa kafir, tidak layak untuk beribadah melayani.

Keluaran 19:6

19:6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

 

Bukan kepada semua orang, tetapi hanya kepada orang Israel yang boleh beribadah melayani Tuhan. Secara jalur keturunan kita bukan orang Yahudi, jadi kita tidak boleh menjadi imam dan raja, tidak boleh beribadah melayani. Tetapi Tuhan membuka jalur kemurahan yaitu Yesus rela mati di kayu salib supaya kita bangsa kafir bisa beribadah melayani Tuhan.

I Petrus 2:9-10

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

 

Kamu di sini adalah kita bangsa kafir yang dahulu bukan umat Allah, tetapi sekarang kita beroleh anugerah belas kasihan Tuhan sehingga bisa beribadah melayani. Kalau sekarang kita bisa beribadah melayani Tuhan, hargai sungguh-sungguh ibadah pelayanan kita.

 

Tanda ibadah pelayanan yang benar adalah rindu bertemu Yesus.

Yohanes 12:21

12:21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus."

 

Rindu bertemu Yesus = rindu untuk mendengar Firman pengajaran yang benar. Bukan beribadah tujuannya yang lain. Tujuan hanya satu yaitu rindu mendengar Firman pengajaran yang benar supaya kita disucikan dan dibaharui. Di sini digambarkan dengan orang Yunani yang ingin bertemu Yesus dan mereka bermohon kepada Filipus dan Andreas. Sekarang kita belajar wujud yang rohani dari Filipus dan Andreas.

 

Andreas

Yohanes 1:35-40

1:35 Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya.

1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!"

1:37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.

1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?"

1:39 Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.

1:40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.

 

Andreas pada mulanya adalah murid Yohanes Pembaptis. Ketika Yohanes berkata lihatlah Anak Domba Allah, maka mereka mengikuti Yesus. Yesus bertanya apa yang engkau cari, Andreas menjawab guru di mana Engkau tinggal. Jadi Andreas adalah orang yang rindu untuk mencari tempat kediaman Tuhan. Tempat kediaman Tuhan itu di Sorga, tetapi Tuhan pernah berkata kepada Musa untuk membuat tempat kediaman Tuhan di bumi, itulah Tabernakel. Jadi tempat kediaman Tuhan di bumi adalah Tabernakel atau Baitulmukadis.

Keluaran 25:8

25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.

 

Secara fisik Tabernakel sudah hancur, tidak ada lagi. Yang sekarang kita terima adalah wujud rohaninya yaitu pengajaran Tabernakel. Ini yang kita terima dan diajarkan kepada kita dari para pendahulu kita dan sekarang sampai kepada kita.

 

Jadi Andreas wujud rohaninya sekarang menunjuk pengajaran Tabernakel yang sentralnya adalah kehendak Tuhan. Tabernakel terdiri dari 3 ruangan:

1.      Halaman, itu daerah kebenaran. Hendaklah kamu benar seperti Yesus benar.

2.      Ruangan suci, itu daerah kesucian. Hendaklah kamu suci seperti Yesus suci.

3.      Ruangan maha suci, itu daerah kesempurnaan. Hendaklah kamu sempurna seperti Yesus sempurna.

 

Pengajaran Tabernakel sentralnya adalah kehendak Tuhan. Membawa kita benar seperti Yesus benar, suci seperti Yesus suci sampai bisa sempurna seperti Yesus sempurna. Tertulis di dalam Alkitab berarti milik semua gereja, tinggal mau dibukakan atau tidak.

 

Filipus

Yohanes 1:46

1:46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"

 

Filipus menyelidiki kitab Taurat tentang Yesus dan dia percaya kepada Yesus. Inti dari hukum Taurat adalah 2 loh batu yang berisi hukum kasih. Kasih ini adalah sentral dari pengajaran mempelai. 2 loh batu secara fisik sudah tidak ada, sekarang dalam wujud pengajaran mempelai. Jadi Filipus menunjuk pengajaran mempelai.

 

Kalau digabungkan Andreas dan Filipus adalah pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, atau yang biasa disebut Kabar Mempelai. Untuk bisa bertemu Yesus bahkan menyatu dengan Yesus sebagai mempelai wanitaNya maka kita harus menerima Kabar Mempelai. Ini yang menyucikan kehidupan kita sehingga pelayanan kita berkenan kepada Tuhan dan ibadah pelayanan kita akan semakin meningkat.

 

Ada 3 tingkatan ibadah pelayanan yang benar:

1.      Kisah Para Rasul 2:41-42

2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

 

Di ayat 42 ada 3 macam ketekunan. Sekarang menunjuk ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.

a)      Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan pemecahan roti = ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci.

b)      Bertekun dalam persekutuan = ketekunan dalam ibadah raya.

c)      Bertekun dalam doa = ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.

 

Ini tingkatan awal, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Kalau belum bisa tekun dalam 3 macam ibadah pokok ini, belum bisa mencapai tingkatan puncak. Jadi kalau merasa 3 macam ibadah berat, bagaimana mau mencapai tingkatan di mana Yesus berada kita berada!

 

1 minggu ada 7 hari, 3 macam ibadah hanya 3 hari itupun tidak 24 jam, hanya 2 jam setiap kali ibadah. 1 minggu 168 jam, hanya 6 jam untuk Tuhan tekun dalam 3 macam ibadah. Kalau ini saja sulit dilakukan, bagaimana mau berada di mana Yesus berada! Tingkatan kedua dan ketiga bagi daging lebih berat!

 

2.      Kisah Para Rasul 2:46

2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

 

Tingkatan kedua tiap-tiap hari di Bait Allah, tiap hari beribadah. Di gereja hujan awal sudah seperti itu, di gereja hujan akhir seharusnya lebih lagi. Karena di zaman kita inilah mempelai wanita Tuhan terbentuk untuk menyatu dengan Tuhan Yesus Mempelai Pria Sorga. Dalam gereja mula-mula mereka hanya merindukan tetapi tidak sampai ke sana. Dalam kitab Hagai dikatakan Bait Allah yang dibangun kemudian lebih mulia dari pada Bait Allah sebelumnya. Gereja hujan awal sudah mulia, gereja hujan akhir lebih mulia, karena di zaman kita inilah terjadi penyatuan mempelai.

 

Ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok itu adalah ibadah dalam sistem penggembalaan. Tiap-tiap hari di dalam Bait Allah artinya ketekunan dalam sistem penggembalaan ini sudah harus dilipat gandakan! Kenapa dilipat gandakan? Karena kita sekarang menghadapi tekanan, himpitan, pencobaan yang berlipat ganda. Di zaman gereja hujan awal sudah luar biasa, apalagi di zaman kaisar Nero! Begitu luar biasa pengganyangan gereja. Di akhir zaman akan lebih hebat, karena disitulah nanti antikristus muncul. Tekanan dan himpitan yang kita hadapi sekarang berlipat ganda, makanya ibadahnya harus dilipat gandakan! Mari kita berjuang, dari kita ada kemauan, nanti Tuhan berikan kemampuan.

 

3.      Wahyu 7:15

7:15 Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.

 

Siang malam beribadah melayani Tuhan di takhta Sorga = di mana Yesus berada di situ kita berada. Kita sudah menjadi Tubuh Kristus yang sempurna, Mempelai Wanita Tuhan, menyatu dengan Yesus sebagai kepala.

 

Kalau kita meningkatkan ibadah kita, maka Bapa di Sorga menghormati kita. Tidak usah cari hormat di dunia, tingkatkan saja ibadah kita. Jangan takut, orang mau menghina dan menjatuhkan kita, serta mengecilkan kita, tidak apa-apa, yang penting Bapa di Sorga menghormati kita.

 

Prosesnya ibadah pelayanan yang meningkat.

1.      Yohanes 12:24

12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

 

Proses pertama biji gandum harus jatuh ke tanah dan mati. Artinya merendahkan diri serendah-rendahnya dan mengaku hanya tanah liat yang kotor, banyak kekurangan, banyak kelemahan, banyak dosa! Maka akan mendorong kehidupan kita untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama. Setelah diampuni jangan diperbuat lagi. Dosa ini yang membuat kita menjadi malas beribadah. Tuhan mau memberikan kepada kita kuk yang enak dan ringan, tetapi kita masih memikul beban dosa, makanya susah mau beribadah. Tidak sedikit suami isteri tengkar karena mau ibadah, orang tua dan anak tengkar karena mau ibadah. Dinasihati beribadah, yang pikul beban dosa mengamuk dan marah. Buang dosa, selesaikan beban dosa baru bisa memikul kuk yang enak dan ringan dari Tuhan.

 

Akui kepada Tuhan dan sesama, maka pasti Tuhan berikan kuk yang enak dan ringan.

Matius 11:28-29

11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

 

Berbeban berat itu karena beban dosa. Mari datang kepada Tuhan, datang dalam ibadah. Belajar lemah lembut berarti belajar mengampuni dan melupakan dosa. Belajar rendah hati berarti belajar mengaku dosa, setelah itu baru mendapat ketenangan. Maka kita bisa melayani dengan enak dan ringan, tekun 3 macam ibadah tidak terasa berat, sudah enak dan ringan sebab beban dosanya sudah dibuang. Dan ketika sudah dipakai Tuhan tidak akan sombong, karena kita mengaku hanya tanah liat. Siapa saya Tuhan, kalau bisa dipakai itu hanya karena kemurahan Tuhan. Kita tidak akan sombong tetapi kita bisa menganggap orang lain lebih utama dari kita. Kita melayani bukan untuk saling bersaing, bukan untuk menunjukan kehebatan, saya lebih hebat dari kamu, tidak begitu! Bisa bekerja sama dalam pelayanan.

Filipi 2:3

2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

 

Kita bisa aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Dulu digambarkan imam-imam dari suku Lewi memikul perkakas Bait Allah. Bukan dipikul sendiri tetapi harus bekerja sama. Untuk bisa kerja sama, belajar rendah hati.

 

2.      Biji gandum jatuh ke tanah dan mati. Artinya mati di sini adalah menyangkal diri, tegas berkata tidak untuk sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan, sesuatu yang tidak sesuai Firman! Ini yang disebut dengan tidak mengasihi nyawa.

Yohanes 12:25

12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

 

Kita berani berkata tidak, sekalipun sesuatu itu menguntungkan kita. Ada lagi sesuatu disodorkan, enak bagi daging kita, tetapi tidak sesuai Firman, kita bisa berkata tidak! Itu berarti mati, itu menyangkal diri. Apalagi di saat kita butuh lalu datang orang menawarkan sesuatu tetapi tidak sesuai Firman. Disitulah diuji, kita bisa berkata tidak atau bagaimana. Seperti Yesus dicobai di padang gurun, Dia lapar, butuh makan. Iblis datang mencobai, kalau Engkau Anak Allah ubah batu ini menjadi roti. Kalau Yesus ikuti dagingnya, saya lapar ini, pilih saja batu yang paling besar menjadi roti. Tetapi Yesus berkata ada tertulis manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah!

 

Kalau sudah mati, pasti bertunas dan bisa berbuah. Kalau sudah mati kita pasti bangkit bersama Yesus. Selekasnya kita mau mati, selekas itu juga kita bangkit. Kadangkala kita tunda-tunda matinya, akhirnya setengah mati! Langsung mati, katakan tidak pada perkara yang tidak berkenan kepada Tuhan. Selekas itu juga kita akan bangkit, bertunas dan berbuah. Terutama menghasilkan buah kasih. Apa itu buah kasih? Mengasihi Tuhan lebih dari nyawa kita. Praktek mengasihi Tuhan lebih dari nyawa adalah taat pada Firman Tuhan apapun resikonya sampai daging ini mati, tidak bersuara lagi! Ini yang disebut di mana Yesus berada di situpun kita berada. Inilah pelayanan mempelai, pelayanan dalam kasih! Tubuh ini diatur semua oleh kepala, tidak ada otak di dada atau di tangan, semua otak di kepala. Kepala yang memerintah.

 

Contoh kehidupan yang meningkat sampai mencapai pelayanan kasih, pelayanan mempelai.

Yohanes 21:20

21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"

 

Yohanes 21:20 (Terjemahan Lama)

21:20 Maka berpalinglah Petrus, lalu melihat murid yang dikasihi oleh Yesus itu mengikut, maka ialah yang tatkala perjamuan malam bersandar di dada Yesus sambil berkata, "Ya Tuhan, siapakah yang menyerahkan Tuhan?"

 

Contohnya adalah Yohanes, dia selalu bersandar di dada Yesus. Jadi bukti pelayanan kita meningkat sampai di mana Yesus berada di situ kita berada adalah menjadikan Yesus satu-satunya sandaran hidup kita. Sehingga kita tidak ragu mau datang 3 macam ibadah, karena Yesuslah satu-satunya sandaran hidup. Apa lagi mau melipat gandakan ibadahnya, tidak ragu lagi karena Yesus sandaran hidup kita.

 

Lain kali mulut berkata Yesus satu-satunya sandaran, tetapi di hati masih bersandar pada yang lain. Masih bersandar pada apa yang ada di dunia ini. Bukan berarti apa yang kita miliki kita jual semua atau kita bagikan semua kepada orang lain. Tidak! Artinya jangan kita nomor 2 kan Yesus. Hanya Yesus satu-satunya sandaran hidup kita. Artinya kita serahkan segala kekuatiran dan pergumulan kita kepada Tuhan. Kekurangan dan kelemahan kita serahkan semua kepada Tuhan, Dia yang sanggup mengubahkan. Dan kita hanya bergantung sepenuh kepada Tuhan, berserah sepenuh kepada Tuhan.

 

Mulai kami hamba Tuhan, kalau kami hamba Tuhan tidak bergantung sepenuh kepada Tuhan, bagaimana sidang jemaat! Kami hamba Tuhan waktu masih merintis, jemaat datang, mana om? Ada di kamar sembayang, ada di kamar baca Alkitab. Begitu sudah diberkati, pelayanan maju, dengan sendirinya ekonominya maju, dicari mana om? Ada pasiar, lagi ke luar negeri. Kadangkala kami hamba Tuhan tidak bisa menjadi teladan bersandar sepenuh kepada Tuhan. Mari kita sandarkan semua kepada Tuhan, serahkan semua kepada Tuhan, pergumulan, kekuatiran, kelemahan, kekurangan kita serahkan, hanya bergantung sepenuh kepada Tuhan. Kalau kita bersandar di dada Yesus, maka tangan kasih Tuhan memeluk dan menggendong kita, seperti bayi yang tidak berdaya, digendong oleh tangan ibunya.

 

Ayo tingkatkan ibadah kita, ketekunan dalam 3 macam ibadah dilipat gandakan sampai di mana Yesus berada kita berada. Kita ada di dada Yesus, maka tangan Yesus memeluk kita yang seperti bayi yang tidak berdaya. Hasilnya:

a)      Yesaya 49:15

49:15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

 

Tangan kasih Tuhan memelihara dan melindungi kita yang tidak berdaya seperti bayi di tengah-tengah padang gurun dunia yang serba sulit semua, sampai nanti di zaman antikristus. Ketika antikristus berkuasa kita mau berbuat apa? Tidak bisa! Makanya satu-satunya yang kita andalkan adalah Yesus, kita hanya bersandar kepada Yesus. 

 

b)      Tangan kasih Tuhan berperang ganti kita yang lemah. Satu ketika bangsa Israel menghadapi sejuta tentara musuh. Rajanya berkata bersandarlah kepada Tuhan.

II Tawarikh 14:9-12

14:9 Zerah, orang Etiopia itu, maju berperang melawan mereka dengan tentara sebanyak sejuta orang dan tiga ratus kereta. Ia sampai ke Maresa.

14:10 Lalu Asa maju menghadapinya. Mereka mengatur barisan perangnya di lembah Zefata dekat Maresa.

14:11 Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: "Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!"

14:12 Dan TUHAN memukul kalah orang-orang Etiopia itu di hadapan Asa dan Yehuda. Orang-orang Etiopia itu lari,

 

Tangan kasih Tuhan yang berperang ganti kita yang lemah=  menyelesaikan masalah kita sampai masalah yang paling mustahil. Masalah paling berat itu masalah nikah dan buah nikah. Anak sudah dididik dan dibesarkan, begitu sudah dewasa melawan, berat sekali. Mau dipukul sudah dewasa, mau dikerasi sudah dewasa. Tinggal satu-satunya Tuhan yang kuandalkan, biar Tuhan yang jamah. Mau dibikin apa, mau dibanting itu anak, tidak mungkin, itu darah daging kita. Mau diusir? Tambah beringas! Anaknya 1 tetapi bagaikan menghadapi satu juta musuh! Orang tua sudah tidak berdaya. Apalagi kalau anak sudah punya gelar, orang tua tidak punya gelar, orang tua tambah dipandang enteng. Padahal dia dapat gelar hasil uangnya siapa, hidup dari siapa, yang besarkan dia siapa? Tetapi begitu sudah besar orang tua dipandang enteng. Kaum muda jangan seperti itu! Ditegur keras malah berkata saya mau kabur. Tinggal angkat tangan, Tuhan saya tidak mampu, Engkau berikan buah nikah kepadaku, ampuni selama ini saya salah mendidik, saya kurang perhatian. Angkat tangan saja, biar Tuhan yang bekerja.

 

Menghadapi 1 suami bagaikan menghadapi satu juta tentara atau menghadapi isteri bagaikan menghadapi sejuta musuh. Tinggal angkat tangan, Yesus saya tidak mampu, tinggal menyembah. Akui segala kelemahan kita, akui segala kekurangan kita, bersandar hanya kepada Tuhan.

 

Tangan kasih Tuhan yang berperang ganti kita.

 

c)      Yohanes 21:20-23

21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"

21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"

21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."

21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.”

 

Hasil yang ketiga hidup mati kita ada dalam tangan kasih Tuhan. Tuhan yang atur semuanya. Sampai nanti kita disempurnakan menjadi mempelai wanitaNya, untuk hidup kekal bersama dengan Yesus, Mempelai Pria Sorga.

 

Tuhan Memberkati.

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar