20121209

Kebaktian Umum Perdana di Tonusu, Minggu 9 Desember 2012 Pdt. Bernard Legontu



Kita telah banyak mendengarkan kegerakan pujian dan penyembahan tetapi ada satu yang justru utama tetapi diabaikan oleh gereja Tuhan yaitu kegerakan Firman Pengajaran. Pujian dan penyembahan akan tepat kalau ada Firman Pengajaran.

Kisah Para Rasul 2:42
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Urutan awal adalah Firman Pengajaran kemudian persekutuan yang menunjuk ibadah raya lalu ibadah doa penyembahan. Yang akan mengontrol ibadah Raya dan ibadah doa penyembahan adalah Firman Pengajaran. Kalau tidak ada Firman pengajaran maka bukannya akan bertemu dengan Tuhan Yesus tetapi malah ketemu dengan antikristus. Menolak Firman pengajaran berarti menolak kontrol dari Tuhan. Itulah guna dari Firman pengajaran.

Lukas 15:27-32
27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Dalam terang Tabernakel pasal ini terkena pintu tirai yang membatasi ruangan suci dan ruangan maha suci. Berbicara pintu tirai itu berbicara perobekan daging. Jadi keinginan daging yang bertentangan dengan Firman harus dirobek.

Ayat di atas berbicara dua kakak beradik. Mereka diciptakan Tuhan dalam satu kandungan dan dari benih yang sama. Tetapi kita melihat siapa yang berhasil menikmati pesta. Kalau dilihat dari kedua kakak beradik ini yang sulung sangat setia. Kalau adiknya tidak kembali maka tidak akan ketahuan cacat cela dari kakaknya ini. Yang adik terlihat jelas kedagingannya tetapi berakhir dengan dagingnya dirobek. Yang kakak terlihat setia tetapi berakhir dagingnya tetap tidak dirobek. Jadi tidak perlu kita berbicara bahwa kita sudah setia, nanti Tuhan yang akan menguji. Apakah benar kesetiaan kita sudah disertai dengan ego kita atau kepentingan diri kita sudah dirobek atau tidak.

Semua orang Kristen diciptakan oleh Tuhan dalam satu kandungan dan kandungan itulah yang melahirkan kita, itulah korban Kristus di Golgota. Kalau tidak ada korban Kristus maka kita tidak ada hak menjadi warga kerajaan Sorga atau keluarga Allah.

Yesus adalah Firman. Jadi kita dilahirkan dari benih Firman Allah.
I Petrus 1:23
Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

Benih Firman ini harus melalui salib Golgota untuk melahirkan kita menjadi orang percaya. Namun di dalam Lukas tadi sekalipun kandungan dan benihnya sama tetapi ada perbedaan yang terlihat dalam perilaku hidupnya.

Terjadi perbedaan karena pengaruh iblis berhasil masuk dalam diri anak sulung dan menguasai dagingnya. Itu sebabnya daging yang merupakan pintu masuk iblis ini harus dirobek.

Ada 7 perkara daging yang menonjol dari pribadi anak sulung ini:

1.      Pemarah (Pumohi)
Lukas 15:28
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.

Ternyata ketika anak sulung ini mendengar adiknya pulang dan bapaknya siap menggelar pesta maka tertampaklah roh amarahnya. Inilah yang harus dirobek. Kalau dilihat anak sulung ini begitu setia tetapi menjelang pesta roh amarahnya tertampak. Amarah dalam terjemahan bahasa Gerikanya adalah Pumohi.
Pumohi = amarah yang meledak-ledak.
buktinya, anak sulung ini tetap marah dan tidak mau masuk ke dalam pesta.

Kita sudah dekat saat dimana Bapa Sorgawi akan menggelar pesta, kalau roh amarah ini tidak kita robek, artinya terus kita pertahankan maka tidak akan masuk dalam pesta. Anak sulung ini akhirnya tidak bisa masuk ke dalam pesta. Anak bungsu awalnya terlihat sangat memilukan orang tuanya, bahkan disebutkan oleh Bapa sudah mati dan hilang. Jadi kehidupan yang meninggalkan persekutuan dengan Bapa sudah pasti mati rohani dan terhilang. Tapi syukur pada akhirnya anak bungsu ini sadar persoalan egonya (akunya) dan dia rela egonya dirobek (dihancurkan).

Anak sulung ini terlihat setia namun pada akhirnya tertampak bahwa dia egois yang terlihat dari amarahnya yang meledak-ledak. Itu sebabnya dibutuhkan Firman pengajaran untuk mengontrol pujian dan penyembahan kita. Apa artinya ada pujian dan penyembahan kalau masih pemarah sebab tidak dikontrol oleh Firman pengajaran.

Firman pengajaran dalam kabar Mempelai ada kabar puncak. Inilah pemuncakan pembukaan rahasia Firman Tuhan yang menyatakan rahasia nikah Kristus dengan gereja dan rahasia ibadah kita.

2.      Bersungut
Bersungut ini paling cepat mengundang murka Tuhan. Ini harus dirobek,
Filipi 2:14
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,

Yakobus 5:9
Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.

3.      Tidak ada persekutuan dengan anak kambing (tidak memiliki roh perdamaian)
Anak sulung ini berkata selama dia melayani tidak pernah bapanya memberikan seekor anak kambing. Artinya dia tidak ada persekutuan dengan anak kambing, tidak ada persekutuan dengan korban Kristus. Berarti dia tidak memiliki roh perdamaian, tidak pernah berdamai dengan Allah. Hidupnya tetap dibungkus dengan dosa, sekalipun kelihatan setia.

Ketika Simson meninggalkan istrinya dan ia mau kembali maka dia membawa seekor anak kambing.
Hakim-hakim 15:1
Beberapa waktu kemudian, dalam musim menuai gandum, pergilah Simson mengunjungi isterinya, dengan membawa seekor anak kambing, serta berkata: "Aku mau ke kamar mendapatkan isteriku." Tetapi ayah perempuan itu tidak membiarkan dia masuk.

Artinya dia membawa korban anak kambing untuk berdamai. Berarti sarana kita untuk berdamai dengan Tuhan adalah korban anak domba itulah korban Kristus. Apalah arti melayani tetapi tidak ada hubungannya dengan korban Kristus. Kalau ada tanda percikan darah Anak Domba maka kita pasti akan bekerja dengan sejahtera hati. Apapun yang kita kerjakan, kerjakanlah atas dasar korban Kristus dengan penuh kasih.

Ada 10 kelebihan sidang jemaat Efesus dan hanya 1 kekurangannya yaitu meninggalkan kasih yang semula dan Tuhan ancam akan mencabut kaki diannya, artinya Firman pengajaran itu akan dicabut sehingga kehidupan mereka menjadi gelap. Mereka melayani tanpa dasar kasih, tanpa dasar korban Kristus.
Wahyu 2:1-5
1 "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Bila melayani tanpa dasar kasih, tanpa dasar korban Kristus berarti melayani karena di dorong dengan perasaan marah dan melayani dengan keinginan sendiri. Maksudnya kalau hatinya mau melayani dia akan melayani, kalau sudah tidak mau lagi dia akan berhenti. Orang yang demikian tidak lagi melihat korban Kristus, itu sebabnya pelayanannya tidak lagi diwarnai dengan kasih.

Dukunglah pekerjaan pelayanan Tuhan dan muliakan ajaran Tuhan.
Titus 2:10
jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.

Kita mengatakan menghormati bapak Presiden tetapi kalau dia memberi perintah dan tidak kita lakukan bahkan kita olok maka sama saja kita mengolok bapak Presiden. Kalau sekarang kita memuji-muji Tuhan tetapi FirmanNya kita nista dan tidak setuju itu sama dengan bohong. Kalau ajaran Firman Tuhan itu kita puji maka otomatis Tuhan pemilik pengajaran itu kita muliakan. Jangan kita menista Firman pengajaran.

Yesaya 5:24
Sebab itu seperti lidah api memakan jerami, dan seperti rumput kering habis lenyap dalam nyala api, demikian akar-akar mereka akan menjadi busuk, dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu, oleh karena mereka telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam dan menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel.

Begitulah keadaan orang yang menolak pengajaran Firman Allah, mereka seperti jerami yang siap untuk dibakar. Jangan sampai kita menolak ajaran apalagi menista. Lebih baik kalau kita belum setuju kita diam dan jangan banyak komentar salah apalagi menolak sebab jangan sampai apa yang kita tolak itu adalah uluran tangan Tuhan untuk menolong kita, itu sangat berbahaya. Tuhan membela FirmanNya, Tuhan juga membela hambaNya yang memberitakan kabar yang besar ini.

4.      Mementingkan kelompok
Lukas 15:29
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.

Yang harus menjadi prioritas adalah membangun Tubuh Kristus. Tetapi anak sulung ini hanya mementingkan kolega-koleganya dari pada orang lain.

5.      Membangkit-bangkitkan pelayanannya
Lukas 15:29
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.

Jangan kita mengungkit-ungkit apa yang kita telah kerjakan. Seharusnya kita bersikap demikian:
Lukas 17:7-10
7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna (dan berhutang banyak); kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Sekalipun kita sudah mengerjakan pekerjaan Tuhan namun itu belum cukup, yang Tuhan minta adalah layanilah pribadi Tuhan lewat doa penyembahan. Bukan berarti melayani pekerjaan Tuhan di dalam penggembalaan itu tidak baik, tetapi Tuhan belum puas kalau kita belum mengambil waktu untuk sujud menyembah Tuhan. Menyembah Tuhan itu sama seperti memberi makan Tuhan dan sekaligus memberi makan roh kita.

Menyembah = Proskoneho =        
1)      Seperti anjing menjilat kaki tuannya
2)      Seperti istri menyerah sepenuh kepada suaminya

Tuhan mengajar kita untuk tetap merasa tidak berguna setelah melayani Tuhan supaya menutup kesempatan untuk kita membangkit-bangkitkan pelayanan kita. Tidak perlu mengungkit-ungkit pelayanan sebab Tuhan sendiri memperhatikan dan apa yang kita kerjakan dicatat di hadapanNya.


Maleakhi 3:16
Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."

Kitab Maleakhi dibuka dengan dua orang yaitu Esau dan Yakub, lalu ditutup dengan dua kelompok yaitu kelompok yang beribadah yang tidak bersungut-sungut dan kelompok yang berkata percuma beribadah yang jumlahnya lebih banyak. Sehingga Tuhan harus berkata kepada kelompok yang suka beribadah: suatu saat kamu akan melihat perbedaan. Yang sungguh-sungguh beribadah akan diterbangkan ke padang belantara saat penyingkiran gereja dan yang tidak serius akan tertinggal.
Maleakhi 3:18
Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

6.      Tidak menghormati bapanya
Bapanya sudah datang merendah padanya tetapi dia tidak menghormati bapanya. Anak sulung ini tidak merasa apa yang bapanya miliki sebagai miliknya. Inilah kejanggalan orang Kristen karena merasa tidak memiliki apa-apa, tidak memiliki Firman, tidak memiliki kuasa, sehingga hidupnya terasa kosong.

7.      Mempersalahkan bapanya
Lukas 15:30
Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.

Anak sulung berada di luar pesta dan anak bungsu masuk di dalam pesta. Kisah anak sulung ini berakhir di sini. Tidak ada kesempatan lagi untuk anak sulung ini bertobat. Anak bungsu ini memang sudah mati dan terhilang namun masih mendapat kesempatan untuk dia kembali. Jangan tunggu kita baru mencari Firman tetapi sudah terlambat. Syukur anak bungsu ini ketika disudutkan oleh keadaan dan pengalamannya dia mau merobek dagingnya (akunya).
Lukas 15:17-19
17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

Anak bungsu ini mau merobek “aku-nya” merobek dagingnya. Pintu tirai yang menghalangi dia untuk masuk menyaksikan Shekina Gloria di atas peti perjanjian yang menunjuk persekutuan Kristus dan Gereja berhasil dihancurkan sehingga dia berhasil masuk dalam pesta. Dia mengaku telah berdosa terhadap sorga yang tidak ia lihat dan mengaku dosa terhadap bapanya yang ia lihat. Biarlah kita juga mengaku dosa kesalahan kita terhadap Allah yang tidak kita lihat dan terhadap sesama yang kita lihat. Pengakuan inilah yang membuka belas kasihan Tuhan.

Ketika anak bungsu ini kembali maka bapa menyiapkan pesta baginya. Tidak peduli dia dalam keadaan bau dan kotor namun bapa ini langsung merangkul anaknya.
Lukas 15:20-24
20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.

Mungkin saudara sudah hilang, sudah jauh dari Tuhan maka sekarang kembalilah, Allah sudah sedia membuat pesta bagi saudara, Allah mau menghentar saudara masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah. Tuhan mau merangkul kita asalkan kita mau merobek daging kita.

Ada perkataan anak bungsu ini yang telah dia konsep ketika berada di kandang babi yang tidak sempat dia ucapkan sebab perkataannya langsung dipotong oleh ayahnya jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa”,  sebab bapanya sudah mengerti bahwa anak bungsu telah datang dengan penuh kerendahan hati, ia benar-benar sadar dan mau bertobat.

Bahasa yang bapa ucapkan kepada hamba-hamba untuk mengelar pesta diucapkan juga kepada anak sulung dan hamba-hamba ini tidak berucap apapun.
Lukas 15:24, 32
15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Tetapi anak sulung yang malah banyak berkomentar miring. Jangan kita berbuat seperti itu. Sekalipun kita sudah seperti anak bungsu, sudah terhilang dan mati, biarlah kita kembali dan Bapa di Sorga pasti merangkul kita.


Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar