20180421

Kebaktian Doa, Sabtu 21 April 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 4:1-6
4:1 Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes
4:2 -- meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, --
4:3 Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.
4:4 Ia harus melintasi daerah Samaria.
4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.

Yesus harus melintasi wilayah Samaria, artinya tidak boleh tidak. Karena selama ini orang Yahudi yaitu kerajaan di Selatan yang ibu kotanya di Yerusalem, bila mereka mau ke Galilea mereka harus memutar jauh ke seberang Yordan. Tetapi kali ini Yesus harus melewati Samaria.

Wilayah Samaria yang dikenal dengan kerajaan di sebelah utara yaitu kerajaan Israel yang ibu kotanya Samaria, di zaman pemerintahan Omri raja Israel, maka dia memindahkan ibu kota dari kota Tirza pindah ke Samaria. Waktu Israel di bawah pemerintahan Yerobeam, sebelum Omri, kedudukan kerajaan itu di Tirza. Tetapi setelah Omri menjadi raja, dia membeli sebuah gunung dari seorang kaya yang bernama Semer. Dia membangun kota dan mendirikan Samaria yang berasal dari nama Semer si pemilik. Di sanalah pemerintahan Israel sampai raja Asyur merebut mereka, kurang lebih 700 tahun sebelum Kristus.

Ketika Yerobeam memberontak dari kerajaan yang tadinya masih dibawah pimpinan raja Rehabeam, anak dari Salomo, maka terbagi dualah kerajaan Israel. Yang dikenal kerajaan sebelah utara 10 suku dan kerajaan sebelah selatan 2 suku. Yang dua suku ini yaitu Yehuda dan Benyamin, mereka menamakan diri Yehuda dan inilah yang dikenal dengan bangsa Yahudi.

Setelah kerajaan yang 10 suku itu dikalahkan oleh raja Asyur, maka rakyatnya ini disebar di seluruh bangsa kekuasaan Asyur. Kemudian masyarakat yang ada dibawah pemerintahan Asyur di kirim menjadi penghuni kerajaan Israel ini. Sehingga rakyat Israel yang tidak dibuang, yang miskin dan yang lemah ini bercampur baur dengan bangsa yang dikirim oleh Asyur ini. Sehingga terjadilah asimilasi, terjadi kawin campur. Itulah yang dikenal dengan orang Samaria yaitu hasil produk dari bangsa kafir dan bangsa Israel yang sisa.

Ketika mereka sudah dikirim oleh raja Asyur ke Israel, mereka tidak tahu beribadah kepada Allahnya Israel, sehingga Tuhan mengirim singa dan binatang buas mencabik-cabik begitu banyak bangsa kafir. Di sini kita lihat bahwa benar-benar Tuhan peduli dengan negeri itu karena itu adalah tanahNya, kata Tuhan. Ulang berulang Tuhan katakan “tanahKu”. Tuhan tidak setuju melihat bangsa lain menodai tanahNya, sehingga mereka dicabik-cabik oleh binatang buas.

Laporan segera datang kepada raja Asyur bahwa masyarakat yang dia kirim  ke Israel banyak yang mati dicabik-cabik oleh binatang buas. Lalu raja mencari imam-imam untuk memimpin ibadah di Israel. Lalu dikirim imam untuk memimpin ibadah di Israel. Sayang sekali, ibadah mereka memang kepada Tuhan, tetapi disandingkan dengan berhala dan adat istiadat dari bangsa-bangsa yang datang ini dan hal itu berjalan terus.

Orang-orang ini yang dikirim menggantikan orang Israel:
II Raja-raja 17:24-26
17:24 Raja Asyur mengangkut orang dari Babel, dari Kuta, dari Awa, dari Hamat dan Sefarwaim, lalu menyuruh mereka diam di kota-kota Samaria menggantikan orang Israel; maka orang-orang itu pun menduduki Samaria dan diam di kota-kotanya.
17:25 Pada mulanya waktu mereka diam di sana tidaklah mereka takut kepada TUHAN, sebab itu TUHAN melepaskan singa-singa ke antara mereka yang membunuh beberapa orang di antara mereka.
17:26 Lalu berkatalah orang kepada raja Asyur: "Bangsa-bangsa yang tuanku angkut tertawan dan yang tuanku suruh diam di kota-kota Samaria tidaklah mengenal hukum beribadah kepada Allah negeri itu, sebab itu dilepaskan-Nyalah singa-singa ke antara mereka yang sesungguhnya membunuh mereka, oleh karena mereka tidak mengenal hukum beribadah kepada Allah negeri itu."

Tuhan benar-benar mempedulikan tanahnya dan mencari ibadah yang berkenan kepadaNya. Tuhan tidak mau ibadah yang tidak berkenan kepadanya. Tuhan tidak mau negeriNya dipijak dengan sewenang-wenang oleh bangsa lain. Allah sangat peduli akan tanahNya.

II Raja-raja 17:27-28
17:27 Lalu raja Asyur memberi perintah: "Suruhlah pergi ke sana salah seorang imam yang telah kamu angkut dari sana ke dalam pembuangan. Biarlah ia pergi dan diam di sana dan mengajarkan kepada mereka hukum beribadah kepada Allah negeri itu!"
17:28 Salah seorang imam yang telah mereka angkut dari Samaria ke dalam pembuangan pergi dan diam di Betel. Ia mengajarkan kepada mereka bagaimana seharusnya berbakti kepada TUHAN.

Tuhan mencari ibadah yang benar, Tuhan tidak mau ada yang beribadah tetapi tidak benar di matanya.

Masyarakat ini sudah turun temurun cara mereka beribadah. Sudah sejak 700 tahun sebelum Yesus, mereka sudah beribadah seperti itu. Jadi sulit untuk dibongkar sebab ibadah mereka sudah mengakar. Itu sebabnya menjadi masalah bagi pusat ibadah di Yerusalem untuk melawati mereka, sebab apapun yang diucapkan tidak akan mereka terima sebab mereka sudah terlalu lama beribadah dengan cara itu. Demikian sekarang ini apa yang sudah lama tumbuh dan berakar, apa yang salah sukar untuk dibaharui.

Menghadapi ibadah yang sudah ngawur, yang lama ada dalam penyimpangan dan penyelewengan, bila itu dikoreksi sukar untuk dipulihkan. Demikian juga yang terjadi di sini, sehingga hubungan orang Yahudi dan Samaria, tidak beramah-ramahan.
Yohanes 4:9 (Terjemahan Lama)
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, "Masakan Tuan, seorang Yahudi, meminta minum daripada sahaya, seorang orang perempuan Samaria?" Karena orang Yahudi memang tiada beramah-ramahan dengan orang Samaria.

Yohanes 4:9
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)

Ada permusuhan yang sudah terlampau lama dan permusuhan ini bertitik tolak dari pemahaman akan Firman, sehingga terjadi ketidak ramahan antara dua belah pihak. Itu sebabnya Yesus harus lewat di Samaria untuk merobohkan tembok pemisah ini, untuk merobohkan tembok yang dibangun sekian lama.
Efesus 2:13-14
2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,

Kematian dan kebangkitan Kristus adalah untuk merobohkan tembok pemisah. Itu tujuan Tuhan, yakni perseteruan antara Samaria dengan orang Yahudi, itu dirobohkan oleh Yesus.

Karena pemahaman akan kebenaran Firman, yang mengakibatkan sehingga baik orang Yahudi berpegang pada keyakinannya, maupun orang Samaria berpegang pada keyakinannya. Padahal dua-dua sudah menyeleweng, dua-dua sudah menyimpang. Dan penyelewengan dan penyimpangan itu sudah terlalu berlarut-larut, bukan hanya berbulan-bulan tetapi sudah berabad-abad.

Dalam Yohanes pasal 2 kita melihat ibadah di Yerusalem sudah dijadikan komersil, artinya dalam ibadah ada roh jual beli. Itu ibadah orang-orang di Yerusalem, orang Yahudi. Kalau ibadah di Samaria, bukan ibadahnya yang diperjualbelikan tetapi tubuhnya yang diperjualbelikan. Di sana roh pelacuran luar biasa.

Itu sebabnya Yesus datang ke sana, tidak langsung ke ibu kotanya tetapi ke Sikhar. Sikhar artinya mabuk. Sikhar bukan hanya mabuk harta atau mabuk kedudukan tetapi yang paling parah adalah mabuk seks, didapati perempuan yang sampai 6 kali ganti-ganti suami.

Untuk datang melayani Samaria ini, dan untuk pertama kali dan hanya satu kali itu disebut “Yesus penat” di dalam pelayanan. Untuk menghadapi dosa yang satu jenis ini membuat Tuhan letih dan penat. Sehingga dikatakan dalam kitab nabi Yesaya “percuma kamu beribadah karena ibadah u membebani Aku”.

Kita sudah ditebus oleh Tuhan, kita ditolong oleh Tuhan, itulah model Samaria. Andaikata Tuhan tidak melawati, kasihan mereka. Mungkin kita seperti Samaria, kalau masih dilawati Tuhan itu terima dengan lapang hati, jangan malah kita menolak. Kalau Tuhan masih mengasihi, sambutlah! Terbukti di sini yang paling bejat ini yang menyambut Yesus.

Kalau dikatakan Yesus lapar atau Yesus haus, ada disebutkan di tempat lain. Tetapi kalau Yesus sangat penat, hanya ada di sini:
Yohanes 4:6
4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.

Yohanes 4:6 (Terjemahan Lama)
4:6 Maka di situlah perigi Yakub. Maka Yesus, sebab penat berjalan, segeralah duduk di sisi perigi itu, yaitu kira-kira pukul dua belas tengah hari.

Apakah selama ini Yesus tidak berjalan? Tetapi tidak pernah dikatakan dalam perjalanan Yesus penat dan letih, hanya di sini disebut Yesus penat. Pembayaran harga untuk menolong kehidupan seperti itu, Yesus rela bayar sekalipun Dia penat, Dia letih.

Yesaya 43:24
43:24 Engkau tidak membeli tebu wangi bagi-Ku dengan uang atau mengenyangkan Aku dengan lemak korban sembelihanmu. Tetapi engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu.

Yesaya 43:24 (Terjemahan Lama)
43:24 Tiada engkau membelikan Daku deringu dengan uang, dan tiada engkau mendirus mezbah-Ku dengan lemak korban sembelihanmu! Melainkan engkau sudah menyusahkan Daku dengan segala dosamu, dan engkau sudah memenatkan Daku dengan segala salahmu.

Kalau kita sadar, sebelum kenal Yesus, sebelum kenal pengajaran, sudah terlalu banyak kita membuat Yesus penat. Sekarang ini kita Tuhan lawati, terima! Itu kasih sayang Tuhan yang luar biasa kepada kita.

Kalau sekarang kita sadar bahwa lalu kita banyak membuat Yesus letih dan penat karena dosa dan kesalahan kita, bagaimana apresiasi kita, bagaimana tanggapan kita, bagaimana sikap kita, apakah kita mau meneruskan cara orang Samaria?
II Raja-raja 17:33-34
17:33 Mereka berbakti kepada TUHAN, tetapi dalam pada itu mereka beribadah kepada allah mereka sesuai dengan adat bangsa-bangsa yang dari antaranya mereka diangkut tertawan.
17:34 Sampai hari ini mereka berbuat sesuai dengan adat yang dahulu. Mereka tidak berbakti kepada TUHAN dan tidak berbuat sesuai dengan ketetapan, hukum, undang-undang dan perintah yang diperintahkan TUHAN kepada anak-anak Yakub yang telah dinamai-Nya Israel.

Kalau berbuat seperti ini, itu hanya membuat Tuhan penat dan letih. Ibadah macam apa kalau begini! Kita  beribadah tetapi Tuhan katakan “Aku letih, Aku penat!”.

Yesaya 1:14
1:14 Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.

Yesaya 1:14 (Terjemahan Lama)
1:14 Segala bulanmu baharu dan segala masa raya kamu yang tertentu itu kebencian kepada hati-Ku dan suatu keberatan kepada-Ku; penatlah Aku menyabarkan dia.

Kita sudah mengenal pengajaran, kita sudah direkrut dari keadaan seperti itu. Jangan kita kembali seperti II Raja-raja 17:33-41.
II Raja-raja 17:39-40
17:39 melainkan kepada TUHAN, Allahmu, kamu harus berbakti, maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan semua musuhmu."
17:40 Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka berbuat sesuai dengan adat mereka yang dahulu.

Ini membuat Tuhan penat. Bagaimana mau mengaku orang Kristen, mengaku orang pengajaran kalau beribadah tidak ada keubahan sehingga membuat Tuhan penat dan letih. Tuhan menyuruh untuk hentikan sebab Tuhan tidak mau seperti itu.

Kita perhatikan bagaimana Yesus masuk ke sana menghadapi orang Samaria. Yesus tidak mau mereka dilewati begitu saja, kasihNya tertuju kepada mereka, yaitu perempuan di Sikhar, yang artinya mabuk. Sikhar ini sebenarnya bagian tanah yang diberikan oleh Yakub kepada Yusuf. Tanah itu direbut oleh Yakub.
Kejadian 48:22
48:22 Dan sekarang aku memberikan kepadamu sebagai kelebihanmu dari pada saudara-saudaramu, suatu punggung gunung yang kurebut dengan pedang dan panahku dari tangan orang Amori."

Akhirnya tulang-tulang Yusuf dikubur di sana.
Yosua 24:32
24:32 Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan mereka di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka mereka.

Orang-orang di Yerusalem (Yahudi) tidak mau melirik lagi orang Samaria, mereka merasa “kami betul, mereka tidak benar”. Padahal dua-duanya sudah tidak benar. Orang Samaria menjual tubuhnya, orang Yerusalem menjual ibadahnya, dua-dua tidak benar.

Matius 7:1-4
7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.

Ini kelakuan orang Yahudi yang ada di Yerusalem. Orang Samaria ada selumbar, padahal orang Yahudi ada balok di dalam matanya.
Matius 7:5
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Ini yang terjadi sudah berabad-abad antara orang Samaria dan orang Yahudi. Orang Yahudi berkata “orang Samaria tidak betul”. Orang Samaria juga berkata “kamu juga tidak betul”. Yang betul bila kembali kepada Firman (Alkitab).

Bila kita kembali kepada Firman berarti kita membersihkan selumbar di mata kita. Kalau kita sudah kembali, berarti kita melepaskan balok di mata kita, maka kita akan berhasil mengeluarkan selumbar di mata orang lain. Bagaimana saya mau mengeluarkan selumbar di mata orang lain kalau ada balok di mataku. Bukannya keluar tetapi malah tercungkil mata orang itu. Untuk mengeluarkan balok dari mata kita maka harus lewat Firman, Roh dan kasih Tuhan. Setelah keluar baru bisa kita mengeluarkan selumbar dari mata saudara kita.

Yesus harus lewat Samaria, tidak boleh tidak, ini suatu kewajiban karena mau menghancurkan tembok pemisah, permusuhan antara orang Yahudi dan orang Samaria. Antara orang Yahudi dan orang Samaria ada persoalan sudah berlarut-larut, mereka tidak bisa bergaul. Orang Yahudi merasa lebih suci. Maka apa yang terjadi? Yesus harus datang merobohkan tembok itu.

Kalau orang Samaria, tubuhnya yang mereka jual, apalagi di akhir zaman ini. Kita lihat di dunia, di udara ini, roh najis ini sudah luar biasa. Saudara buka saja handphone sudah keluar yang najis, itu merangsang nafsu saudara dan merusak pikiran saudara.
Untuk menolong perempuan Samaria ini, Yesus rela penat, Yesus rela letih. Saudara boleh cari di mana saja, hanya dalam Yohanes pasal 4 yaitu di Samaria, Yesus di sebut penat karena persoalan ini. Ini menjadi beban berat bagi Tuhan.

Di tiga wilayah, baik di Yudea, di Samaria maupun di Galilea, problem nikah ini ada. Dengan kata lain, di mana-mana di dunia ini masalah nikah ini ada. Di Galilea saudara lihat dalam Yohanes 2:1-10, di Samaria dalam Yohanes pasal 4, di Yudea ada dalam Matius pasal 19. Problem nikah inilah yang membuat Yesus penat, utamanya yang lebih berat di Samaria. Seringkali kita mengentangkan itu.

Problem nikah ini mulai dari Adam sampai sekarang dan lebih mencuat lagi saat-saat  menjelang kedatangan Tuhan. Kalau kita tidak ditolong oleh Firman, habis kita semua. Walaupun begitu marak kuasa kegelapan mengangkat masalah ini, lewat media cetak, elektronik dan apapun yang kita miliki, kalau tidak ada kontrol Firman habis kita. Itu sebabnya Tuhan Yesus menekankan jika waktu tidak dipersingkat maka tidak ada orang yang selamat.

Bagi yang sudah menikah, jagalah nikahmu. Jangan membuat Tuhan penat. Jangan ibadahmu malah membebani Tuhan. Bukan Tuhan disenangkan tetapi Tuhan dibuat penat. Tuhan bertanya “mana tebu wangi kamu persembahkan?” tetapi yang ada malah membuat Tuhan penat.
Yesaya 43:24
43:24 Engkau tidak membeli tebu wangi bagi-Ku dengan uang atau mengenyangkan Aku dengan lemak korban sembelihanmu. Tetapi engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu.

Yesaya 43:24 (Terjemahan Lama)
43:24 Tiada engkau membelikan Daku deringu dengan uang, dan tiada engkau mendirus mezbah-Ku dengan lemak korban sembelihanmu! Melainkan engkau sudah menyusahkan Daku dengan segala dosamu, dan engkau sudah memenatkan Daku dengan segala salahmu.

Kami hamba Tuhan bila berpergian mestinya jangan sendirian, harus bersama isteri. Juga jika saudara tidak memungkinkan berpergian bersama suami atau bersama isteri, ingat jangan buat penat Tuhan, jangan buat Tuhan letih. Jaga nikahmu, rawat nikahmu, ingat Firman, jangan buat Tuhan itu penat.

Akal kita sulit untuk menerima “mengapa Tuhan bisa capek”. Tetapi Tuhan bicara itu supaya membuat kita mengerti bagaimana kalau kita lelah, letih dan capek. Mereka ini menggelar ibadah tetapi malah membuat Tuhan penat. Di mana masalahnya? Masalahnya itu perkara dua menjadi satu, yaitu nikah tidak beres.

Ini mulai dari diriku sebagai hamba Tuhan. Tuhan taruh dalam hatiku mulai dari saya berjuang untuk menjaga persoalan ini. Tuhan jaga kehidupanku, Tuhan pelihara sampai saya masuk dalam nikah, hingga sekarang. Kenapa? Setelah saya mengerti pengajaran saya tahu Tuhan tidak mau saya beribadah dan melayani tetapi Tuhan katakan “Aku penat, Aku letih!”. Itu yang tidak boleh terjadi dalam kehidupan kita semua.

Salah satu kota di Samaria yang pertama dilawati oleh Yesus adalah Sikhar. Sikhar artinya mabuk. Yang kita temukan di sini adalah mabuk seks. Bukan hanya mabuk kedudukan, mabuk harta atau mabuk minuman keras tetapi mabuk seks. Inilah yang membuat Tuhan letih dan penat.

Yesus tolong kami. Kami tidak mau melakukan apa yang membuat Engkau letih dan penat. Kami mau menyenangkan hatimu, kami mau melayani Engkau, berkenanlah menerima ibadah kami. Tuhan, ampunilah segala kejahatan kami.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar