20180404

Kebaktian PA Imamat, Rabu 4 April 2018 Pdt. Bernard Legontu


Penyerahan anak

Mazmur 22:10-12
22:10 Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku.
22:11 Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.
22:12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong.

Kepada kita semua yang dikaruniai Tuhan buah nikah, ingat ayat yang ke-12 bahwa diri kita suami isteri dan buah nikah yang diberi oleh Tuhan, harus menjadi perhatian kita karena ada kesusahan, ada derita sengsara yang akan menimpa dunia ini. Secara kasat mata hari-hari terakhir ini kita melihat dan dengan telinga kita mendengar bahwa kesusahan ini, derita sengsara ini, hari-hari terakhir ini nampak seperti bunga mekar. Ini bagaikan bom waktu.

Di sisi lain kita harus cermat melihat bahwa dunia ini bukan mengarahkan kita lebih bahagia tetapi ada kesusahan, ada derita sengsara. Dikatakan pemazmur “kesusahan telah dekat dan tidak ada yang menolong”.

Melalui ayat ini kita diingatkan sebagai orang tua harus bertanggung jawab terhadap buah nikah yang Tuhan berikan kepada kita. Sekalipun mereka sudah dewasa atau mereka sudah berumah tangga atau juga sudah dikaruniakan buah nikah, tetapi orang tua tetap bertanggung jawab di hadapan Tuhan lewat doa-doa penyahutan kita. Juga lewat kesaksian-kesaksian hidup kita.

Kita tahu persis kata Firman Tuhan bahwa kita dikaruniai anak dan kita tahu persis ketidaksanggupan kita. Seperti raja Daud, orang tuanya menyadari bahwa sangat terbatas kemampuannya. Sehingga begitu lahir, pada usia 8 hari dia disunat. Juga Yesus 40 hari kemudian Dia diserahkan.

Jadi penyerahan anak ini maksudnya bahwa kita tidak mampu untuk menjaga dan merawat mereka tanpa kita kaitkan dengan Tuhan. Olehnya bukan hanya sebatas ritual kita datang menyerahkan anak sebagai upacara gereja. Tetapi ini membutuhkan kesadaran yang sangat mendalam dalam pikiran ibu bapa, bahwa anak ini titipan Tuhan kepada kita. Untuk itu bagaimana kita menjaga titipan Tuhan kepada kita.

Suatu barang jika ada orang menitip kepada saudara, saudara pasti bertanggung jawab. Jangan terjadi hal-hal yang bisa merugikan. Apalagi ini jiwa yang Tuhan titipkan dalam rumah tangga nikah kita. Maka kita bertanggung jawab kepada yang menitip anak itu kepada kita. Karena ketidakmampuan kita maka dari sejak bayi kita sudah berserah diri kepada Tuhan. Tuhan dikaitkan agar kita bisa mampu di dalam menjaga titipan Tuhan ini.

Ingat, sekali lagi saya katakan, itu jiwa titipan Tuhan kepada saya dan saudara. Saya sebagai seorang ayah yang dikaruniakan Tuhan 6 anak, ini titipan Tuhan. Makanya hati saya begitu gelisah jika titipan Tuhan terancam. Dalam hal ini ada ancaman yang bisa menjerat titipan Tuhan ini kearah kebinasaan. Maka tanggungjawabku sebagai ayah, hanya berseru kepada Tuhan. Tidak mungkin saya membagi diriku menjadi 6 bagian dan mengikuti keenam anak saya. Tetapi Tuhan itulah yang sanggup untuk memantau di mana titipan Tuhan itu berada.

Itu sebabnya mulai dari ibu. Selagi bayi itu dalam kandungan, dia yang merasakan gerakan bayi itu. Maka ibu itu yang harus selalu berseru kepada Tuhan dan berbisik kepada buah kandungan itu. Secara logika, mana mungkin dia dengar. Tetapi dalam hubungan batin, pasti terasa. Bila ibu itu banyak mengeluh dan banyak bersungut, lihat nanti anak itu ketika dia lahir. Tetapi kalau ibu itu banyak menyembah dan memuji Tuhan karena ini adalah titipan Tuhan yang ada dalam kandungannya dan dia banyak berserah serta berseru kepada Tuhan, maka nanti kita lihat hasilnya juga.

Ketika anak-anak saya lahir, kalau secara ekonomi, itu sangat prihatin. Tetapi puji Tuhan ada Tuhan yang selalu memantau. KepadaNya kami suami isteri berserah.

Ingat anak itu adalah titipan dalam nikah rumah tangga saudara. Bagaimana kepercayaan Tuhan untuk saudara awasi dan saudara jaga. Karena dikaitkan dengan kesusahan sudah dekat. Di zaman Daud ayat ini diucapkan, dibandingkan kita sekarang, kesusahan itu sudah lebih dekat, tinggal beberapa langkah. Ini suatu peringatan keras dari Tuhan. Kerinduan hati ayah dan ibu agar bersama buah nikah siap menanti kedatangan Tuhan. Itu yang harus kita gumuli.

Sebagaimana Firman Tuhan yang telah kita dengar, keselamatan Tuhan itu berorientasi kepada nikah. Zaman Nuh, keselamatan ada pada nikah mereka. Kalau melihat lagi Rahab, tinggal beberapa saat akan hancur Yerikho. Tetapi Rahab bersama ayah dan ibunya serta keluarganya selamat. Kita lihat bagaimana Kornelius di Kaisarea, keselamatan itu ada diberi oleh Tuhan dalam nikah Kornelius. Itu yang inti kemudian kepada kerabat dan sanak saudara. Kemudian kepala penjara di Filipi, juga keluarganya dijamin oleh Tuhan. Lebih dari itu adalah Zakheus, Tuhan katakan “hari ini keselamatan bagi rumah ini”. Berarti bukan cuma Zakheus pribadi tetapi bersama dengan isteri. Jika ada putera dan puterinya maka mereka juga dijamin Tuhan untuk selamat.

Ini harus menjadi bahasa seorang ayah dan menjadi pemikiran seorang ibu. Tangisi anakmu, kejar dengan pikiran positif. “Tuhan kesusahan sudah dekat, siapa yang mau menolong mereka”. Tidak tega kita melihat anak kita harus menderita sengsara. Bila sekarang kita melihat mereka ada dalam kelimpahan harta, tetapi itu tidak menjamin.
Amsal 11:4
11:4 Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.

Bila kesusahan datang maka harta tidak bisa menjamin keselamatan. Tetapi yang bisa menjamin keselamatan adalah jeritan doa ayah dan ibu.

Kiranya anak ini bertumbuh bersama rohani ayah dan ibunya. Ditangani dengan serius oleh ayah dan ibunya di dalam Tuhan sehingga kita semua bisa luput dari kesusahan yang akan menimpa dunia.

Saya berjuang dengan 6 anak, termasuk yang bungsu. Makanya kami selalu kejar dengan doa dan kami selalu menelpon. Karena terbentang di depan ini bagaimana penderitaan yang akan menerjang dunia. Kelas sosial bagaimanapun, semua tidak akan luput. Orang yang hidup di kolong jembatan atau orang yang nomor satu di dalam kerajaan atau negara semua orang kena. Siapa yang bisa menolong, kalau semua kena penderitaan? Hanya Yesus yang dapat menolong.

Mazmur 22:12
22:12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong.

Siapa yang memberitahu Daud? Tentu ayahnya.

Mazmur 22:11
22:11 Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.

Siapa yang memberitahu Daud tentang ini? Tentu ibu dan ayahnya. Peran ayah dan ibunya sangat memotivasi rohani Daud. Akhirnya Daud menjadi orang nomor 1 di Israel. Dan dari Daud inilah selalu dikaitkan “Yesus anak Daud”. Ini contoh yang paling molek yang harus kita teladani.

Bayi yang manis ini, jangan sampai pertumbuhannya kelak diterlantarkan dan dibiarkan. Sekalipun sudah dewasa ataupun sudah menikah, tetap ada tanggung jawab moril orang tuanya jika orang tuanya masih hidup, itu tanggung jawab rohani kita.

Ibu bapa, mari kita gumuli buah hati kita. Air mata kita ditampung oleh Tuhan.
Mazmur 56:9
56:9 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?

Kalau jeritan dan air mata kita demi keselamatan buah nikah kita, maka itu tidak sia-sia. Doa itu tidak semudah membalik telapak tangan tetapi jawaban itu haknya Tuhan. Tergantung bagaimana karakter kita menanggapi sebelum jawaban Tuhan. Kalau kita yakin satu saat kita akan menikmati hasilnya maka pasti Tuhan menjawab. Ketika kita berdoa maka kita sudah harus optimis bahwa jawaban sudah Tuhan berikan walaupun belum di tangan kita.
Markus 11:24
11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Jadi sebelum diberi pada kita, kita harus percaya dulu baru menerima. Bukan nanti menerima baru kita percaya. Itu sistem sorga. Kalau sistem dunia atau kepercayaan lain, terima dulu baru percaya. Tetapi sistem sorga, sistem Firman Tuhan, sistem Kristus, percaya dulu bahwa kita telah menerimanya maka hal itu diberikan kepada kita. Jadi ketika kita bergumul tentang buah nikah kita, kita harus percaya bahwa kita telah menerimanya walaupun kita belum menerima. Yakini itu!

Apalagi doa ibu, itu besar kuasanya. Jarang disebut doa ayah. Sebab ibu ini adalah altar atau mezbah doa dalam rumah tangga, karena dia adalah rusuk yang dekat paru-paru. Jadi ibu inilah yang harus paling banyak berdoa dalam rumah tangga. Bukan berarti suami tidak perlu berdoa, tetapi ibu adalah pendoa syafaat dalam rumah tangga.

Seringkali kita hanya titip doa “doakan saya” tetapi mana doamu. Bahkan kolekte saja ada yang titip karena dia tidak pergi gereja, itu bukan ibadah yang benar.

Di dalam penggembalaan, gembala itu bagaikan seorang ibu yang dalam penggembalaan yang selalu berseru-seru kepada Tuhan.


Kebaktian Pendalaman Alkitab

Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 21:20
21:20 orang yang berbongkol atau yang kerdil badannya atau yang bular matanya, orang yang berkedal atau berkurap atau yang rusak buah pelirnya.

Ini daftar orang-orang yang tidak layak, alias ditolak jika dia melayani meja Tuhan. Yang kita bicarakan di sini tentang kerdil. Orang kerdil adalah orang yang pertumbuhan badannya tidak normal. Salah satu orang yang tidak diizinkan Tuhan melayani meja Tuhan adalah orang yang kerdil. Itu dalam perjanjian lama, tetapi dalam perjanjian baru Tuhan bukan lagi melihat persoalan pada orang yang kerdil (fisik). Buktinya dalam Lukas pasal 19 yaitu Zakheus.

Sekalipun Zakheus kerdil, namun dia ingin melihat Yesus maka dia lari melewati orang banyak dan dia memanjat pohon Ara. Semua orang di Yerikho mengenal dia sebagai orang kaya, mereka mengenal bahwa dia adalah pemeras karena dia pemungut cukai. Tetapi dengan dia lari melewati orang banyak, berarti dia memacu rohaninya. Sehingga saudara lihat dari seorang pemeras dan serakah, akhirnya menjadi pemurah. Jadi yang dibicarakan tentang kerdil adalah orang yang tidak murah hati, rohaninya tidak bertumbuh. Kalau rohaninya bertumbuh pasti dia murah hati.

Lukas 19:4
19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

Dia menanggalkan harga dirinya. Ini menunjukkan penonjolan rohani, dia menanggalkan harga diri dan mengedepankan rohani. Berarti rohaninya tidak kerdil dan dia buktikan di sini.

Lukas 19:5,8
19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

Ini menunjukkan warna rohaninya tidak kerdil lagi tetapi memuncak menjadi pemurah, menjadi pemberi.

Kerdil berarti rohani tidak bertumbuh, begitu-begitu saja. Padahal Alkitab mengatakan rohani harus bertumbuh. Kita diawasi oleh Tuhan dan Tuhan bagaikan wasit. Dalam pelayanan kita di hari-hari terakhir ini, diawasi oleh Tuhan. Mungkin kita berpikir “saya sudah melayani” tetapi kalau rohanimu tidak bertumbuh, takut saya kelak akan terjadi penolakan dan kita akan kaget, akan terkejut. Olehnya kita harus menaruh perhatian.

Agar tidak kerdil berarti iman kita harus bertambah. Itu berarti dipacu oleh pengenalan. Kalau pengenalan kita benar akan Tuhan maka pasti iman juga akan bertumbuh. Iman bertumbuh jangan kita ukur karena bisa usir serigala, bisa usir binatang buas. Itu tidak diukur dari sisi lahiriah. Tetapi iman yang bertumbuh ditunjang dengan pengenalan kita kepada Kristus, maka iman kita pasti bertumbuh.

Jika kita melihat di sini, bila iman bertumbuh maka pengenalan kita bertumbuh, karena pengenalan kita bertumbuh maka iman kita bertumbuh. Apakah kita bertumbuh dalam pengenalan?

Saya tunjukkan tiga golongan pengenalan yang disertai pertumbuhan iman.
1.      Imannya kerdil, tidak bertumbuh.
Ini sudah jelas kelompok yang tidak diterima pelayanannya, pelayanannya ditolak oleh Tuhan.

2.      Imannya bertumbuh karena ditunjang oleh pengenalannya tetapi arahnya tidak jelas.
Ini juga berbahaya. Kita katakan “saya di situ bertumbuh iman saya” tetapi dipertanyakan arahnya pertumbuhnan itu ke mana. Kelompok kedua ini masih mengambang. Mengaku bertumbuh, tidak kerdil rohaninya tetapi tidak jelas arahnya. Makanya dalam Efesus 4:13 ditekankan soal arah.

3.      Pertumbuhan itu harus sesuai kepenuhan Kristus.
Efesus 4:13
4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Efesus 4:13 (Terjemahan Lama)
4:13 sehingga kita sekalian sampai kepada persatuan iman dan makrifat Anak Allah, dan menjadi orang yang sudah akil balig, sehingga bertambah-tambah sempurna sama dengan Kristus,

Orang berkata bertumbuh, tetapi pertumbuhannya mengambang. Kalau bicara kesempurnaan bersama Yesus, dia berkata “mana mungkin bisa”. Jadi pertumbuhannya tidak jelas.

Efesus 4:16,15
4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Jadi, pertumbuhan yang jelas dan ada arah yang tepat adalah pertumbuhan iman yang arahnya kepada Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. Itu arah yang jelas, bukan pertumbuhan mengambang. Memang seperti membias di sini sebab dikatakan “segala hal” tetapi arahnya jelas. Mungkin ada yang berkata “saya bertumbuh” tetapi apakah tahu arahnya, mengertikah sasaran akhirnya?

Dalam pertumbuhan, ada yang memegang peran.
I Korintus 3:6
3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

Jadi tiga kesatuan ini tidak terpisahkan untuk membuat iman bertumbuh dan tidak kerdil.

1.      Menanam
Ini peran Firman penginjilan. Kalau hanya bertahan pada Firman penginjilan, inilah yang membuat iman kita kerdil, tidak bertumbuh. Sudah puluhan tahun menjadi Kristen tetapi warna Firman yang disampaikan hanya penginjilan terus. Bagaimana bisa bertumbuh, sebab tidak diangkat pada pertumbuhan yang lebih lanjut. Untuk sampai pada pertumbuhan lebih lanjut maka kita harus disiram.

2.      Menyiram
Ini status gembala yang menyampaikan Firman pengajaran, yang selalu menyiram agar tanaman itu tidak kerdil, tidak mati.

Yang pertama dan kedua ini kita langsung menyaksikan sosok manusianya yang dipercayakan Tuhan dalam jabatan penginjil dan jabatan gembala. Keduanya ini harus kerja sama dan inilah yang mengkatrol supaya rohani bertumbuh.

3.      Memberi pertumbuhan
Tuhanlah yang memberi pertumbuhan. Artinya silahkan menginjil, silahkan menyiram, tetapi jangan atas dasar kekuatan sendiri. Karena antara menanam dan menyiram, bukan itu yang patut ditonjolkan. Yang patut ditonjolkan adalah Yang memberi pertumbuhan. Tetapi bagaimana Tuhan memberikan pertumbuhan kalau tidak ada yang menanam dan menyiram. Jadi tiga komponen ini tidak bisa terpisahkan.

Tuhan tetap memberi pertumbuhan walaupun sampai pada Firman penginjilan tetapi rohaninya begitu-begitu saja. Makanya kita harus lanjut pada tugas yang menyiram supaya tanaman itu tidak kerdil, supaya saya dan saudara tidak kerdil rohani, sehingga kita melayani diterima oleh Tuhan. Bukan sekarang ini, tetapi kalau Tuhan datang nanti apakah kita ditolak atau diterima. Kalau ditolak, berarti melayani dalam suasana kerdil.

Kita sudah melihat tentang yang bonkol, yang timpang, yang buta, sumbing bibirnya, sumbing telinganya, panjang anggota badannya, patah kakinya dan patah tangannya. Semua itu adalah peringatan Tuhan, agar jangan kita ada pada kondisi seperti itu. Sebab kalau seperti itu, sekalipun melayani, maka satu saat akan mendapat penolakan.

Yang ditonjolkan adalah Tuhan, bukan yang menanam atau yang menyiram. Yang menanam dan yang menyiram sama-sama mengurus soal tanaman. Hanya pekerjaannya berbeda, yang satu menanam dan yang satu menyiram. Tetapi semua menangani soal benih Firman. Agar kita tidak kerdil rohani, jangan hanya sampai pada Firman penginjilan, harus ditingkatkan pada Firman pengajaran. Itu ditangani oleh gembala dalam penggembalaan. Jadi gembala itu yang tahu dan bisa melihat serta memantau apakah jemaat ini rohaninya bertumbuh atau tidak. Tetapi bukan hak gembala untuk mengatakan “engkau kerdil, engkau tidak boleh melayani”. Dari diri orang itu sendiri harus sadar bahwa ternyata pelayanannya tidak diterima.

Yang memberi arahan adalah gembala. Sama seperti dalam Lukas pasal 13, pohon ara itu sudah disuruh untuk ditebang tetapi penjaga itu memohon-mohon supaya 1 tahun lagi diberi kesempatan dan dia mau bekerja. Yang berhak menebang adalah Tuhan, bukan saya. Yang berhak menebang adalah Tuhan bukan saudara. Kita bertanggung jawab untuk menangani tanaman itu. Di dalam pelayanan saya harus menunjukkan “ini kesalahanmu” agar hidup itu terjaga dan dapat mengimplikasikan hidupnya jangan ada pada suasana kerdil, bungkuk, patah kaki dan patah tangan, buta atau sumbing bibir dan telinga.

Yang ditonjolkan bukan yang menanam atau yang menyiram.
I Korintus 3:6-7
3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
3:7 Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

Kenapa ada ayat 7 ini? Supaya kita sadar. Kalau saya bisa menjaring jiwa itu bukan karena kekuatanku, kalau bisa ada dalam penggembalaan itu bukan karena kekuatanku, sebab semua itu kita terima dari Tuhan.

I Korintus 4:7
4:7 Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?

Ini yang dijaga si penanam dan si penyiram, harus hati-hati. Kalau itu ada berarti rohani si penanam dan si penyiram itu kerdil.

II Korintus 3:5-6
3:5 Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
3:6 Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Jadi yang menumbuhkan tanaman itu adalah Tuhan, yang membuat sanggup si penanam dan si penyiram juga Tuhan. Itu sebabnya harus dijaga supaya si penanam dan si penyiram jangan kerdil rohaninya, jangan menarik untuk kemuliaannya, bukan lagi demi kemuliaan Kristus. Hal ini yang saya jaga sebagai hamba Tuhan.

Kalau bisa menanam benih dan menyiram itu datang dari Tuhan. Dengan kata lain, jika mau menanam dan mau menyiram, kaitkan selalu diri dengan pribadi Tuhan, sehingga kita akan melihat betapa kecilnya kita ini jika Tuhan tidak bersama.

Apalah arti jika di dalam gereja jiwa itu penuh tetapi tidak jelas pertobatannya. Tanaman itu bagaimana bentuknya, jiwa itu bagaimana bentuk rohaninya, tidak jelas. Pengenalannya tidak jelas dan akhirnya ditolak oleh Tuhan seluruhnya.

Jika yang menanam dan menyiram berbangga diri sehingga dia tarik untuk dirinya, itu kesalahan besar, maka ampunilah kami.

Salah satu yang Tuhan berikan pengertian kepada saya, mengapa hamba Tuhan harus menjaga rahasia iman? Ketika jemaat datang mengakui dosanya dan kami doakan, itu bukan karena kehebatanku sehingga dia mengaku. Kalau saya menganggap itu karena kehebatanku maka nanti begitu setelah pengakuan saya akan bercerita “kau tahu, kemarin si A mengaku begini dan begitu”. Kalau saya seperti itu maka rohani saya kerdil di hadapan Tuhan walaupun ucapan saya hebat di atas mimbar.

Kalau ada orang mengaku jangan dibocorkan kepada isteri, bukannya isteri tidak dipercaya tetap itu sistem Firman. Tidak boleh dibocorkan kepada isteripun ataupun kepada anak. Apalagi mau dibocorkan kepada sesama hamba Tuhan. Inilah kekeliruan yang membuat kita hancur. Kalau membocorkan rahasia iman, membocorkan pengakuan jemaat, maka pemakaian Tuhan terhadap hamba Tuhan itu tidak akan berlanjut. Rekan-rekanku hamba Tuhan, jika ada orang mengaku, jangan saudara teruskan kepada orang. Itu berarti saudara bangga dan merasa itu karena perbuatanmu sendiri.

Kita lihat bagaimana nabi besar Yohanes Pembaptis. Kalau kita melihat orang berbondong-bondong mau dibaptis oleh kita, tentu kita senang sekali. Apalagi kalau yang datang orang Farisi dan Saduki yang minta dibaptis. Tetapi Yohanes Pembaptis selektif, dia malah berkata “siapa yang mengataan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?”. Bahasa Yohanes Pembaptis ini menyengat sekali.
Matius 3:7-10
3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
3:9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
3:10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

Ayat 10 ini penguncinya bahwa satu saat akan ditolak dan dilempar ke api. Bahasa ini sebagai peringatan kepada mereka. Bahwa mereka itu bongkok, sumbing, buta, timpang, anggota badanmu panjang, patah kaki dan tangan, supaya mereka terkoreksi. Mereka tidak berkata “kalau begitu kita pergi saja, untuk apa terus”. Namun itu koreksi, diingatkan tentang kapak, berarti akan ada penolakan satu saat kalau mereka terus melayani seperti itu. Ada kapak di sekitar akar yang siap untuk menebang.
Ini yang dikatakan oleh Yohanes, dia rasakan sungguh-sungguh apa yang dia suarakan. Tetapi tidak ada ayat yang mengatakan bahwa orang Farisi dan Saduki ini undur meninggalkan Yohanes atau tersinggung dengan ucapan Yohanes pembaptis.
Matius 3:11-13
3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
3:12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.

Tidak diceritakan mereka ini ramai-ramai undur, walaupun koreksi itu keras. Yohanes Pembaptis tidak mau rohani mereka tetap kerdil, rohani mereka tidak bertumbuh.

Kita sebagai gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini, mari kita memotivasi hidup kita. Kita sudah menerima Firman penginjilan maka sekarang kita bawa diri kita untuk selalu disirami lewat pelayanan penggembalaan dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan pasti menumbuhkan rohani kita. Kalau tiga hal ini terasa dalam diri kita maka arah kita sudah jelas tepat, kita tidak akan mungkin meleset. Dalam Efesus 4:13 itu jelas sekali. Arahnya supaya iman kita sempurna di dalam Kristus. Pada ayat 15 dikatakan bertumbuh dalam segala hal kepada Kristus sebagai kepala, Dia Mempelai Laki-laki Sorga. Ayat 16 mengatakan di dalam kasih.
Efesus 4:13,15-16
4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Zakheus lari mendahului orang banyak. Saudara bisa bayangkan si kerdil Zakheus ini lari di antara orang banyak. Paling tidak mata orang-orang yang bersama rombongan Yesus ini melihat dia lari. Tentu ada dua tiga orang yang terkekeh-kekeh tertawa. Dia tidak peduli, dia naik ke pohon, dia tanggalkan harga dirinya. Akhirnya Yesus mengatakan dia anak Abraham dan dia meninggalkan cara yang lama. Cara lamanya hanya berpikir bagaimana cara mengumpulkan dinar. Namun karena dia dikatakan anak Abraham maka dia belajar cara Abraham.

Dulu dia memakai caranya, dia menghimpun kekayaan dengan memeras orang lain. Di mata masyarakat dia adalah orang yang bejat moralnya (pemeras). Akhirnya berubah, dia lari mendahului banyak orang. Dia tanggalkan semua. Cara lama dia tanggalkan yaitu suka memeras dan berubah menjadi cara Abraham yaitu murah hati.
Amsal 11:17
11:17 Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.

Zakheus berubah menjadi orang murah hati, berarti rohaninya tidak kerdil lagi dan itu bukti bahwa dia mengasihi dirinya. Zakheus ini dikaitkan dengan Abraham, dia ini anak Abraham.

Lukas 19:7-9
19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.

Bagaimana sikap Abraham, apakah Abraham kerdil? Pernahkah pengorbanan Abraham ditolak oleh Tuhan. Pernahkah permintaan Tuhan kepada Abraham ditolak oleh Abraham?

Saudara bayangkan, raja Sodom begitu hebat, dia mau menyerahkan semua kekayaan kepada Abraham. Tetapi Abraham mengatakan “sehelai tali kasutpun aku tidak mau terima”. Karena alasannya pasti ada.
Kejadian 14:17-22
14:17 Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja.
14:18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi.
14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,
14:20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.
14:21 Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram: "Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu."
14:22 Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: "Aku bersumpah demi TUHAN, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi:

Abraham meniru ucapan Melkisedek. Itu dia angkat kembali. Ini rohani yang tidak kerdil, langit yang lebih dulu baru bumi. Kalau dulunya Zakheus hanya mengejar perkara bumi, tidak terkait dengan langit. Tetapi dia rubah menjadi murah hati, berarti dia meniru Abraham. Yang patut ditinggikan adalah yang rohani baru perkara bumi.

Kejadian 14:23
14:23 Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya.

Jadi Abraham tidak mau disebut bahwa kekayaannya berasal dari orang tetapi dari langit. Itu rohani yang tidak kerdil. Akhirnya juga Zakheus disebut anak Abraham.

Sebabnya bapak ibu, kekasih yang diberkati oleh Tuhan, jika kita bisa berbuat dan memberi dengan murah hati, ingat bahwa itu adalah bahasa Melkisedek yaitu langit dan bumi. Yang kita beri itu bukan berasal dari kita, itulah bahasa sorga, langit dan bumi. Karena kita juga sudah diberkati oleh Tuhan pencipta langit dan bumi, sehingga tidak ada dalam diri kita yang bisa membuat rohani kita kerdil lagi.

Jangan ada dalam diri kita “aku yang membuat dia kaya, aku yang membuat dia ada sesuatu”. Ini yang Abraham hindarkan dan itu berarti yang Tuhan mau agar rohani kita tidak kerdil. Kalau ada bahasa “karena aku sehingga dia punya itu, karena aku dia bisa memiliki ini” itu bukti kita kerdil rohani. Inilah bukti kehidupan yang rohaninya kerdil.

Kami hamba Tuhan lebih dahulu, kami harus menjaga semua ini supaya rohani kami tidak kerdil.
Kejadian 14:23
14:23 Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya.

Kalau kalimat terakhir ini ada pada diri kita itu tanda rohani kerdil. Apapun yang sudah kita buat itu karena langit dan bumi. Bukan bumi dulu baru langit. Hanya ada satu tempat, Tuhan balik, bumi dulu baru langit. Karena memang ketika itu kondisi Israel sudah mendahulukan yang bumi dan menomorseratuskan perkara langit.
1 Tawarikh 21:16

Ciri-ciri kerdil rohani ini akan menyebabkan penolakan.

Bentuk pertumbuhan rohani:
1.      Rohani kerdil.
2.      Bertumbuh tetapi arahnya tidak jelas.
3.      Bertumbuh dengan arah yang jelas dan tepat.

Pertumbuhan rohani ini adalah peran dari tiga komponen yaitu penginjilan, penggembalaan dalam Firman pengajaran dan Tuhan yang menumbuhkan. Jadi sekalipun ada Firman penginjilan maupun Firman penggembalaan atau pengajaran, itu semua karena Tuhan.

Coba kita raba, apakah rohani kita bertumbuh. Kalau sudah bertumbuh apakah arahnya sudah benar.
Efesus 4:13 (Terjemahana Lama)
4:13 sehingga kita sekalian sampai kepada persatuan iman dan makrifat Anak Allah, dan menjadi orang yang sudah akil balig, sehingga bertambah-tambah sempurna sama dengan Kristus,

Kalau kerdil berarti tidak bisa menjadi sempurna. Padahal kita harus bertambah-tambah sampai sempurna.

Efesus 4:15-16 (Terjemahan Lama)
4:15 melainkan dengan berpegang kebenaran di dalam kasih, hendaklah kita makin sempurna di dalam segala sesuatu kepada yang menjadi kepala, yaitu Kristus.
4:16 Daripada-Nyalah segenap tubuh itu berhubung-hubungan dan bercantum teguh dengan tiap-tiap sendi yang sudah sedia, menurut kadar pekerjaan tiap-tiap anggota, memberi tubuh itu bertambah-tambah akan meneguhkan dirinya di dalam hal kasih.

Menurut kadar, berarti ada yang menanam, ada yang menyiram, tetapi yang ditangani adalah tanaman. Walaupun beda pekerjaannya tetapi yang membuat mereka sama karena sama-sama mengurus tanaman yang sama. Di sanalah arah kita gereja Tuhan.

Jangan kita kerdil, jangan sampai rohanimu tidak bertumbuh. Jangan saudara anggap enteng kalau rohanimu tidak bertumbuh. Kalau pengenalan tidak bertumbuh tidak mungkin iman bertumbuh. Pengenalan harus bertumbuh baru iman bisa bertumbuh. Kalau ini dientengkan maka itu akan membuat orang itu ditolak oleh Tuhan nanti.

Kalau kita mau bertumbuh, sesudah kita ditangani oleh Firman penginjilan maka kita harus ditangani dalam penggembalaan lewat Firman pengajaran. Kalau sudah ditangani oleh manusia yaitu penginjil dan gembala maka Tuhan yang bertanggung jawab untuk membuat dia tumbuh. Kenapa Tuhan memberikan pertumbuhan? Karena Tuhan tidak mau kita kerdil rohani. Ini yang perlu kita jiwai malam hari ini.


Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar