20180418

Kebaktian PA Imamat, Rabu 18 April 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Kita banyak mendengar syair lagu cinta kasih. Tetapi ada dua syair lagu cinta kasih.
1.      Yang mencari keuntungan yang haram.
2.      Yang menggiring gereja Tuhan masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus yang sempurna.

Olehnya kalau kita mendengarkan Firman Tuhan alangkah indahnya kalau kita membawa Alkitab. Kalau membaca Alkitab itu menjadi kontrol supaya berita yang kita dengar bisa kita lihat lewat Alkitab yang kita pegang dan kita baca. Itu adalah pesan Pdt. Totaijs ketika kami mengikuti penataran tahbisan hamba-hamba Tuhan di Ciawi tahun 1994.

Imamat 21:20-24
21:20 orang yang berbongkol atau yang kerdil badannya atau yang bular matanya, orang yang berkedal atau berkurap atau yang rusak buah pelirnya.
21:21 Setiap orang dari keturunan imam Harun, yang bercacat badannya, janganlah datang untuk mempersembahkan segala korban api-apian TUHAN; karena badannya bercacat janganlah ia datang dekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya.
21:22 Mengenai santapan Allahnya, baik persembahan-persembahan maha kudus maupun persembahan-persembahan kudus boleh dimakannya.
21:23 Hanya janganlah ia datang sampai ke tabir dan janganlah ia datang ke mezbah, karena badannya bercacat, supaya jangan dilanggarnya kekudusan seluruh tempat kudus-Ku, sebab Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka."
21:24 Demikianlah Musa menyampaikan firman itu kepada Harun serta anak-anaknya dan kepada semua orang Israel.

Ini syarat bagi siapapun yang mau melayani Tuhan. Syarat ini mencakup gereja Tuhan karena kita melayani Raja di atas segala raja. Kalau kita beribadah berarti kita melayani Raja di atas segala raja (Tuhan Yesus Kristus).

Syarat dari yang buta sampai yang berkurap, itu syarat yang dapat nampak di luar. Hanya satu yang tersembunyi yaitu hancur buah pelir. Itu tersembunyi, tidak dilihat orang lain, hanya dirinya sendiri. Tetapi Tuhan koreksi baik yang nampak maupun yang tidak nampak.

Kali ini kita akan bicara tentang bular mata, berkedal atau kurap dan yang hancur buah pelirnya.
Ø  Bular mata
Dalam terjemahan bahasa asing ini disebut mata jahat. Mata jahat ini akan nampak prakteknya lewat dua kata yaitu iri hati dan cemburu. Dua hal ini menganggu pandangan seseorang. Jika matanya jahat maka itu tergambar lewat iri hati dan cemburu. Maka itu dilihat oleh Tuhan bahwa itu mata yang bular. Ini yang menjadi penyebabnya mengapa bular mata tidak boleh mempersembahkan santapan bagi Raja di atas segala raja. Alias hidup itu ditolak, ibadah pelayanan tidak diterima oleh Tuhan. Makanya kita belajar di sini tentang pelayanan mejanya Tuhan supaya kita menyingkirkan hal-hal yang memungkinkan kita ditolak, supaya diterima ibadah pelayanan kita.

Jangan sampai kita memiliki bular mata. Orang buta kita lihat, orang timpang kita lihat, orang bongkol kita lihat, orang yang panjang anggota badannya kita lihat, orang yang sumbing bibir dan telinganya kita lihat dan sebagainya. Bular mata ini juga bisa dilihat dan disebut juga mata jahat. Jadi penyebab bular mata ini adalah iri hati dan cemburu.

Coba saudara lihat, ketika Tuhan Yesus memberi perumpamaan kebun anggur, orang yang dipanggil kerja jam 6, 9, 12 dan 3 sore, sebenarnya sudah berbahagia karena sudah dilibatkan Tuhan kerja di ladang. Berarti dipanggil bekerja melayani pekerjaan Tuhan. Tetapi di akhir ketika majikan yang punya kebun itu memanggil satu persatu dan diberikan upah, Tuhan itu mulai memberikan dari yang bekerja terakhir yaitu yang pukul 5 sore. Kemudian apa kata Firman Tuhan? Yang bekerja awalnya ini ternyata mereka iri hati. Ini mata yang jahat.
Matius 20:15
20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

Matthew 20:15
20:15 Is it not lawful for me to do what I will with mine own? Is thine eye evil (=mata jahat), because I am good?

Mestinya mereka tidak perlu bersikap begini sebab mereka mendapat kemurahan. Tetapi ketika mereka menuntut, ada tuntutan seakan-akan mereka berhak untuk itu, akhirnya matanya bular, matanya menjadi jahat.

Akhirnya pelayanannya yang dari pagi jam 6, jam 9, jam 12 dan jam 3 sore menjadi cacat. Mestinya berterima kasihlah karena dibuka Tuhan kesempatan untuk bergerak, melibatkan diri dan mengkaitkan diri dengan pribadi yang punya kebun anggur. Tetapi sayang, akhirnya ditemukan oleh Tuhan di saat-saat yang sangat singkat, mata mereka jahat. Kenapa? Sebab mereka melihat pembagian dari majikan bagi dia tidak adil. Dia mencap yang punya kebun anggur itu tidak adil. Sehingga kata firman Tuhan mereka ada iri hati. Kalau iri hati ini tidak bisa diempang maka akan meningkat menjadi dengki.
Iri hati artinya ingin memiliki sesuatu seperti yang orang lain miliki. Sampai-sampai mengupayakan sekalipun dengan cara tidak jujur, sekalipun dengan cara haram. Dia berupaya untuk memiliki seperti apa yang orang lain miliki. Kalau bular mata ini tidak dibendung, mata jahat ini tidak dibendung, ini akan meningkat pada kedengkian. Kalau sudah dengki maka dia ingin merusak apa yang ada pada orang lain. Dia ingin menghancurkan karya orang lain, ingin menghancurkan keberhasilan orang lain. Itu bukan hanya buluar mata tetapi benar-benar sudah memiliki mata hati yang jahat. Ini sangat-sangat berbahaya.

Kami hamba-hamba Tuhan, sewajarnya dan seharusnya kalau melihat orang lain berhasil dan dirinya belum berhasil, bukan iri hati yang ditampilkan, bukan bular mata. Tetapi seharusnya mencari tahu bagaimana sehingga dia bisa berhasil supaya saya mencontohi dan meneladani dia. Itu yang tepat, itu yang baik, bukannya tampil dengan iri. Ketika kita menemukan orang lain itu berhasil, dia berbuah, maka kita akan mengoreksi diri. Kemudian kita akan mencari tahu bagaimana tekniknya sehingga dia berhasil.

Ada orang datang bertanya kepada Pdt. Van Gessel “kenapa om bisa Tuhan bukakan Firman”. Orang itu tidak mau tinggal dalam bular mata, dia mau cari tahu bagaimana supaya bisa dibukakan matanya. Bapak Pdt. Van Gessel mengatakan caranya lipatkan lutut, berdoa dan banyak menyembah Tuhan. Akhirnya orang itu tertular, dia melakukan hal seperti ini dan dia berhasil. Baik di Jogja dia berhasil, di Surabaya dan di Makasar. Salah satunya di makasar adalah opa Lesnusa, yang di Jogja itu om Gideon, di Jakarta adalah bapak Rungkat.  Orang seperti ini tidak rela bular matanya, tidak rela matanya jahat.

Tetapi jika ia praktekkan dari sisi negatifnya, kalau melihat hamba Tuhan lain berhasil dan dirinya belum berhasil dan di dalam hatinya negatif yang muncul, iri dan cemburu yang negatif maka dia akan berusaha untuk mencari kelemahan-kelemahan orang yang berhasil itu. Itu praktek bular mata, itu praktek mata jahat. Dia akan cari kelemahan-kelemahan orang yang berhasil itu dan dia sebar di luar untuk menjelek-jelekan orang itu. Ini terlalu banyak dipermukaan hari-hari terakhir ini. Semoga jangan saudara dan saya seperti itu.

Kita melihat keberhasilan orang lain, kita lihat orang lain ada buah dalam pelayanannya, kemudian muncul iri hati dan cemburu dari orang yang melihat itu. Kalau tampil dari sisi negatifnya maka dia akan mencari kelemahan-kelemahan dari orang yang berhasil itu. Bagaimanapun dipakai Tuhan, manusia itu pasti masih ada kelemahan. Kemudian kelemahan itu akan dilempar ke luar untuk menjelek-jelekkan dengan tujuan menghancurkan pelayanan orang yang berhasil itu. Ini adalah praktek bular mata. Orang seperti itu jangan mimpi dia akan berhasil dan akan diterima pelayanannya oleh Tuhan.

Sebabnya kita harus menjaga diri kita. Jangan kita ke luar menjelek-jelekkan orang lain yang sudah jelas ada bukti nyata pelayanannya. Apalagi ada bukti pemakaian Tuhan kepadanya. Jangan coba kita jelekkan, kalau dijelekkan berarti kita bular mata dan tidak bisa diterima pelayanan kita/ditolak oleh Tuhan. Inilah yang ramai, apalagi di penghujung akhir zaman ini.

Bapak Pdt.Widjaja Hendra sudah jelas dipakai oleh Tuhan, tetapi banyak orang mencari-cari kelemahannya dan dilempar ke mana-mana. Ada-ada saja orang mencari kelemahannya. Apalagi hanya gembala di Langgadopi 4, kalau saudara cari kelemahannya akan banyak saudara temui. Tetapi awas! Kalau orang itu jelas dipakai Tuhan dan ada buah keberhasilan dalam pelayanannya kemudian kita jelek-jelekkan maka yang menjelekkan itu punya mata bular, punya mata jahat. Maka gagallah pelayanannya.

Imamat 21:21
21:21 Setiap orang dari keturunan imam Harun, yang bercacat badannya, janganlah datang untuk mempersembahkan segala korban api-apian TUHAN; karena badannya bercacat janganlah ia datang dekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya.

Jadi ini orang termasuk tidak diterima mempersembahkan santapan, artinya ditolak. Kita beribadah melayani sama dengan kita mempersembahkan santapan kepada Tuhan. Apalagi saya yang sudah jelas berbicara dari mimbar ini, tetapi kalau mataku bular/ mataku jahat, maka pelayananku ditolak oleh Tuhan.

Orang yang seperti ini jangan berpikir dia akan dipakai oleh Tuhan, justru dia akan makin merosot rohaninya! Kalau dia adalah gembala yang seperti itu maka akan merosot pelayanannya dan kasihan jemaat yang dia layani akan mati rohaninya. Kasihan jemaat akan kena imbasnya.

Lihat contoh konkrit dalam Alkitab. Siapa yang tidak mengenal raja pertama bangsa Israel, pribadi ini sudah menjadi kebanggaan suku Benyamin. Rasul Paulus juga dulu membanggakan bahwa dia adalah suku Benyamin sebab raja pertama berasal dari suku Benyamin. Raja pertama dari suku Benyamin itu adalah Saul. Sebenarnya Saul tidak perlu iri melihat anak mantunya, melihat Daud dipakai oleh Tuhan. Itupun dia siasati menjadi anak mantu supaya dia dibunuh oleh orang Filistin. Tetapi Daud tidak dibunuh orang Filistin, malah dia membunuh 200 orang Filistin dan dia ambil kulit khatannya. Saul mau membunuh Daud dengan tipuan karena dia iri kepada Daud, cemburu, matanya jahat, bular matanya. Mestinya Saul harus kontrol diri, mengapa dia seperti itu. Tetapi dia tidak koreksi diri.
I Samuel 18:25
18:25 Kemudian berkatalah Saul: "Beginilah kamu katakan kepada Daud: Raja tidak menghendaki mas kawin selain dari seratus kulit khatan orang Filistin sebagai pembalasan kepada musuh raja." Saul bermaksud untuk menjatuhkan Daud dengan perantaraan orang Filistin.

Jadi iri hati, kecemburuannya ini, mendatangkan kedengkian. Akhirnya dia memiliki rencana yang jahat. Tetapi justru bukan Daud dikalahkan orang Filistin. Melainkan dia bisa membunuh 200 orang Filistin. Dia menyunat mereka dan dia bawa kulit khatannya kepada Saul.

Cemburu ada yang positif, iri ada yang positif. Antara lain lihat saja rasul Paulus, dia cemburu pada saudara dan saya karena dia mempertunangkan kita dengan Kristus. Tetapi itu cemburu positif. Alangkah indahnya kalau kita melihat orang lain dipakai oleh Tuhan lalu kita cemburu yang positif dan berpikir “saya rindu mau mencontohi keberhasilnya”. Itu yang bagus, itu yang benar. Tetapi Saul tidak seperti itu. Coba kita lihat apa yang terjadi.
II Samuel 3:1
3:1 Peperangan antara keluarga Saul dan keluarga Daud berlarut-larut; Daud kian lama kian kuat, sedang keluarga Saul kian lama kian lemah.

Yang memiliki hati iri dan cemburu itu akan merosot rohaninya, akan merosot pelayanannya, merosot pemakaian Tuhan kepadanya. Rekanku hamba Tuhan, berdoalah supaya jangan seperti itu. Kalau kita melihat ada orang dipakai Tuhan, justru harus kita dekati dan contohi mengapa dia seperti itu. Makanya rasul Paulus meneladani Kristus dan dia mengajar supaya kita meneladani dia. Lebih bagus kita seperti itu dari pada salah kita menginterprestasi hati kita. Akhirnya Tuhan menemukan kita mata bular dan mata jahat.
Filipi 3:17
3:17 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.

Bukan berarti Paulus tidak ada kekurangannya, atau Elia maupun Musa tidak ada kekurangannya. Mereka ada kekurangannya. Kalau mencari kekurangannya bisa saja kita berkata Paulus sombong, Paulus mau menang sendiri, Paulus sok rohani, walaupun tidak seperti itu, lalu dia jelek-jelekkan di luar. Orang seperti itulah yang bular mata.

Dalam persekutuan kalau kita melihat si A dipakai Tuhan, kita dekati dan kita belajar. Kalau kita mau mencari kekurangan hamba-hamba Tuhan yang dipakai Tuhan bisa saja kita berkata ada kekurangannya, walaupun belum tentu seperti itu namun karena kita bular mata maka kita berkata seperti itu. Jika ada di sini yang bular matanya, cepat berpaling. Jika tidak maka jangan pikir akan dipakai Tuhan, justru akan merosot rohanimu dan pelayananmu akan sampai pada titik nadir.

Apa yang menjadi pada Saul ini menjadi pelajaran bagi saya. Karena kecemburuan Saul ini ada di ujung tomboknya maka dia mati di ujung tombaknya sendiri. Jadi dia mati dengan kecemburuannya sendiri, dengan iri hatinya sendiri, dengan kedengkiannya sendiri. Ketika dia menyuruh bujangnya menghunus pedang membunuh dia tetapi bujangnya itu tidak mau, akhirnya dia ambil pedangnya dan menjatuhkan diri keatasnya. Berarti dia mati oleh pedangnya sendiri yang penuh dengan kecemburuan.

Persoalan iri hati ini bisa membuat tulang menjadi busuk apalagi hanya daging. Bular mata mengakibatkan tulang menjadi busuk. Makanya dengarkan baik-baik. Kalau kita melihat hamba Tuhan ada tanda pemakaian Tuhan maka harus kita dukung, kita dekati, kita belajar padanya, kita teladani, bukannya malah dijelek-jelekkan dan cari-cari kesalahannya. Sebab yang ada padanya adalah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Besar, Raja di atas segala raja, Tuhan akan membelanya karena urapan Tuhan ada padanya.

Yang terjadi Saul makin merosot dan Daud makin jaya. Bapak ibu kekasih dalam Tuhan, dalam ibadah pelayanmu, biarpun orang menjelek-jelekkan saudara, tidak usah ladeni dia, nanti orang itu berhadapan dengan Tuhan. Beribadah saja, layani Tuhan. Tidak usah ladeni orang punya kata-kata iri.

Daud jalan terus, bahkan berkali-kali ada kesempatan dia membunuh Saul tetapi Daud tidak mau membunuh. Tiga kali Daud punya kesempatan membunuh Saul tetapi dia tidak mau. Apalagi ketika Saul masuk ke gua untuk buang hajat, sementara Daud dan orang-orangnya ada di dalam gua. Buang hajat berarti itu adalah batas akhir perjalannya, tidak mungkin dia berjalan lagi melalui hajat itu, pasti dia berjalan balik. Berarti itulah batas pengejaran Saul kepada Daud, dia tidak bisa mengejar Daud lebih jauh lagi.

Daud ini baik hati, tidak ada roh sakit hati Daud kepada Saul. Ini lawannya bular mata, ini lawan dari mata jahat. Ini yang Tuhan cari dan ini adalah ciri-ciri mempelai Wanita. Makanya Mempelai Wanita dipuji oleh Mempelai Laki-laki “matamu bagaikan mata burung merpati”. Tuhan rindu menemukan saudara seperti itu.

Saya merasa getaran kasih sayang Tuhan menyentuh saya dan dipantulkan kepada saudara. Terima kasih Tuhan kami mengerti kerinduanMu, kami paham sekarang kerinduanMu, Engkau mau merekrut kami menjadi Mempelai WanitaMu. Makanya Engkau menampilkan FirmanMu untuk menyucikan kami. Hanya orang yang keras hati yang tidak bisa menikmati getaran Sorga Tuhan. Makanya setiap masuk pemberitaan Firman kita selalu berdoa “dengan kerendahan hati dan di dalam kesederhanaan kami, kami mau menyambut FirmanMu”. Itu bukan hanya sekedar lipservice tetapi itu harus kita praktekkan.

Amsal 14:30
14:30 Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

Kalau iri hati berarti hidup itu pelan dan pasti berjalan ke liang kubur (mati rohani), pada kematian dan dia dirangkul oleh maut. Sebabnya dari kita gereja Tuhan, Tuhan mencari kehidupan yang matanya seperti mata burung merpati. Bukan yang bular mata.

Coba kita lihat singgungan Tuhan lewat rasul Petrus kepada orang-orang yang punya mata jahat. Di sana ada kelompok-kelompok yang dikategorikan matanya bular.
II Petrus 2:14
2:14 Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!

Bukannya dilatih dalam ibadah dan pelayanan tetapi dalam serakah.

II Petrus 2:15
2:15 Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat.

Mata Bileam adalah mata bular.

II Petrus 2:16
2:16 Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.

Tuhan mengasihi Bileam. Saul juga Tuhan kasihi. Mereka ini adalah orang-orang yang akhirnya minta ampun kepada Tuhan (menyesal) tetapi tidak bertobat.

II Petrus 2:17
2:17 Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.

Ternyata mereka ini ada dalam kapasitas pelayan Tuhan tetapi palsu.

Kita lihat di sini, jika mata bular maka tidak diizinkan untuk membawa persembahan bagi Sang Raja. Kalau berani membawa maka akan ditolak. Artinya untuk kita jangan tunggu ditolak oleh Tuhan dan tidak ada lagi kesempatan untuk berdamai. Sekarang ini masih ada kesempatan untuk berdamai. Jika kita kena koreksi Firman seperti ini, alangkah bijaknya  kita merendahkan diri, mohon ampun dan bertobatlah kepada Tuhan. Lalu selesaikan semua bahasa yang sudah kita gunakan untuk menjelek-jelekkan orang lain.

Kita sudah mau masuk pada pasal-pasal yang lebih berat. Baik berat untuk mendalaminya juga berat untuk melakukannya. Jika Tuhan tidak menolong kita, kasihan kita ini. Kitab Imamat ini adalah kitab ibadah.

Ø  Berkedal atau kurap
Berkedal ini sama dengan bopeng, itu berarti banyak lubang-lubangnya. Jangan jadikan alasan “saya sudah tua”. Jika tergeletak di tempat tidurpun kita masih bisa berdoa dan menyembah Tuhan. Ibadah pelayanan kita jangan banyak bolongnya. Ini tidak disadari oleh jemaat, apalagi hamba Tuhan. Ibadah pelayanan tidak intensif, tidak kontinue, ibadah pelayanan tidak berkesinambungan. Itu sama di hadapan Tuhan saudara berkedal dan kurap, berarti saudara bopeng! Kalau minggu ini bolongnya satu, minggu depan bolongnya dua, tahun ini banyak bolongnya dalam ibadah pelayan, lihat nanti mukanya (wajah rohani) sudah rusak!

Sekalipun tadinya cantik dan ganteng tetapi kalau bopeng, Tuhan berkata “tidak layak engkau mempersembahkan makanan bagiku”. Itu sebabnya jangan sampai ibadah pelayanan kita terlalu banyak bolong. Kalau alasan itu tepat guna mau diapa lagi, tetapi jangan sampai kita cari-cari alasan. Seharusnya untuk beribadah itu tidak harus kita cari alasan tidak hadir, karena itu kesempatan kita dibasuh oleh Tuhan untuk tampil menjadi cantik dan ganteng di hadapan Tuhan.

Hari rabu bolong, hari minggu didempul. Hari sabtu bolong, minggu didempul. Rabu dan sabtu bolong, minggu dua dempul. Kapan bisa mulus wajahnya kalau seperti itu! Padahal Tuhan mengatakan “keluarlah dari gunung batu, Aku ingin mendengar suaramu dan ingin melihat wajahmu”. Tetapi bagaimana kalau bolong. Jangan ikuti kata hati kita yang memang sudah dirusak oleh iblis. Jangan mau dengar bisikan iblis, kita harus tolak “saya mau beribadah dan melayani Tuhan”.
Kidung Agung 2:14
2:14 Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"

Tuhan rindu melihat wajah kita. Kalau wajah bopeng bagaimana.

Kenapa suaranya bisa merdu dan elok wajahnya? Karena dia dibentuk di celah-celah batu, artinya dia dibentuk di Golgota. Tetapi kalau kita banyak bolongnya bagaimana? Akhirnya Tuhan usir. Kalau sampai Tuhan murka mau bagaimana, siapa yang bisa tolong kita. Kalau iblis musuh kita dan dia murka, peduli amat, Tuhan pasti menolong kita. Tetapi kalau Tuhan sudah murka, siapa yang menolong kita.

Makanya bolong itu jangan dikembangkan. Kalau sudah mau ibadah kita harus berpikir hari rabu jam 4 sore sudah harus stop bekerja karena jam 5 mau beribadah. Supaya jangan kita bopeng, Tuhan tidak akan menikah dengan calon mempelai wanita yang bopeng/ berkadal/ berkurap.

Bersolek isteri-isteri yang paling tepat adalah lipatkan lutut di kaki Tuhan. Tetapi memang isteri-isteri juga harus membersihkan diri, jangan sampai sudah bau paniki.

Kidung Agung 2:14
2:14 Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"

Dua kali disebut wajah, suara hanya satu kali. Betapa pentingnya wajah itu tampil mulus tidak bolong. Betapa pentingnya ibadah kita tampil mulus tidak bolong.

Kidung Agung 2:14 (Terjemahan Lama)
2:14 Hai merpatiku! yang bersembunyi di dalam celah-celah bukit batu yang tinggi! biarlah aku memandang mukamu, biarlah aku mendengar suaramu, karena manislah bunyi suaramu dan eloklah parasmu.

Bagaimana kita jemaat Tuhan, bagaimana hamba Tuhan, bagaimana ibu-ibu rohani di sini. Wajah ini harus dijaga kesuciannya.

Ø  Hancur buah pelirnya
Semua ini bisa dilihat tetapi bagaimana dengan buah pelir. Ini yang rahasia, perkara yang tersembunyi. Siapa yang bisa melihat bahwa buah pelirnya terpotong.

Ini persoalan imam yang mau melayani. Kalau rusak buah pelirnya tidak boleh mempersembahkan korban santapan. Tetapi dalam Ulangan 23:1 dikatakan tidak boleh beribadah, tidak boleh bergabung dengan jemaat Tuhan.
Ulangan 23:1
23:1 "Orang yang hancur buah pelirnya atau yang terpotong kemaluannya, janganlah masuk jemaah TUHAN.

Sudah tegas di sini, tidak boleh masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus. Buah pelir ini adalah perkara yang tersembunyi tetapi tidak bisa kita sembunyi di hadapan Tuhan. Sekalipun kita sembunyi di hadapan orang lain, kepada Tuhan tidak bisa kita sembunyi. Setelah Tuhan koreksi yang nampak di luar, sekarang Tuhan koreksi yang ada di dalam

Buah pelir ini adalah tempat penyaluran pembuahan. Kalau ini terpotong atau hancur, berarti tidak bisa melanjutkan pembuahan. Berarti hidup itu gagal untuk masuk pada nikah yang rohani. Tetapi bukan lagi secara jasmani. Binatang yang hancur buah pelirnya Tuhan katakan “jangan coba bawa di mezbahKu”.

Buah pelir ini hubungannya dengan nikah, ini tersembunyi, tidak bisa melanjutkan pembuahan. Artinya tidak dapat masuk dalam persekutuan. Karena dari persekutuan kecil dia sudah gagal maka untuk masuk pada persekutuan besar yaitu persekutuan Tubuh Kristus tidak mungkin dia bisa masuk.

Bila nikahmu sudah hancur tidak karu-karuan, mumpung kita masih mendengar Firman, masih bisa mendapatkan pengampunan, segera selesaikan. Secara jasmani tidak bisa ada pembuahan. Secara rohani digambarkan bagaimana wanita itu hamil dan mau melahirkan (Wahyu 12:1). Ini gambaran gereja.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Dalam Maleakhi 2, jelas di sebutkan di sana bahwa yang dicari dalam persekutuan daging dan roh itu adalah keturunan Ilahi. Kalau kita gagal dalam merawat dalam membina nikah kita maka itu sudah alamat tidak bisa masuk pada nikah yang rohani. Mari kita terbuka di hadapan Tuhan dalam merawat nikah rumah tangga kita.

Jangan saudara berpikir suami isteri hanya anda berdua di dalam kamar itu. Suami isteri dengar, juga anak muda remaja! Ada Yesus Imam Besar di situ. Nikahmu ada Yesus karena nikahmu sudah diberkati di dalam Tuhan, sudah diberkati di dalam ibadah dan Yesus selalu mengawal ibadah rumah tanggmu. Ada mata Tuhan menyaksikan. Secara jasmani saya mau bicara ini, karena ini menyangkut nikah yang harus kita rawat. Dalam 40 tahun pelayanan saya sebagai gembala, banyak ibu-ibu yang mengeluh terhadap tindakan suaminya “saya diperlakukan seperti perempuan pelacur!”.

Anak muda remaja, jangan saudara berpikir hanya saudara berdua pacaran di sana, ada Tuhan di sana! Jangan sampai merusak tatanan di dalam nikah.

Terang-terangan saya bicara ini, karena ini adalah akhir pasal 21. Ingat, jangan berpikir hanya kalian berdua di dalam kamar, ada Yesus Imam Besar di sana karena saudara diberkati di gereja. Kecuali saudara tidak diberkati. Suami-suami ingat, jangan perlakukan isterimu seperti perempuan pelacur. Dia kekasihmu, dia tubuhmu, harus engkau sayangi. Kalau persoalan itu tidak benar sama dengan saudara menghancurkan buah pelirmu, sama dengan menghancurkan nikahmu.

Maaf, ini menyangkut kekudusan dalam nikah rumah tangga untuk dibawa pada nikah yang rohani. Saya juga sebagai suami, sudah 41 tahun kami dalam nikah. Sidang jemaat, sekian lama saudara sudah menikah, bagaimana selama ini? Bagaimana penghargaanmu? Karena ibadah dan nikah tidak bisa lepas. Dua hal ini tidak bisa  pisah, itu lengket seperti kembar yang tidak bisa dipisahkan. Kita harus menjaga nikah kita.

Itu sebabnya Tuhan mencari buah. Kalau buah pelir rusak bagaimana ada buah. Buah dalam arti buah yang rohani. Kemudian kita lihat, kalau soal bertumbuh memang bertumbuh. Dalam Lukas pasal 13 pohon itu bertumbuh di ladang Tuhan. Tetapi yang Tuhan cari adalah buah. Jadi kalau rohani kita bertumbuh itu belum cukup, yang Tuhan cari adalah buah dari pertumbuhan itu.

Syukur-syukur kalau kita seperti kebun anggur, di dalamnya terselip pohon Ara tumbuh di sana dan ada penjaganya di sana. Syukur kalau penjaga kebun anggur itu bertanggung jawab sekalipun sudah disuruh “tebang!” namun dia berkata “jangan dulu” untung kalau masih ada hamba Tuhan seperti itu. Dia berkata “izinkan saya merawatnya satu tahun” berarti 12 bulan, berarti 360 hari.

Sebabnya pelayanan untuk membawa gereja Tuhan mencapai status mempelai itu bukan enteng. Pelayanan kami hamba Tuhan bukan hanya sampai pada bertumbuh tetapi bagaimana supaya ada buah, itu berat. Jemaat Tuhan kalau masih ada hamba Tuhan yang pasang badan “jangan dulu tebang Tuhan, saya mau rawat dia” syukur kalau masih ada hamba Tuhan seperti itu.
Lukas 13:6-7
13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!

Siapa pengurus kebun? Itulah gembala. Memang target supaya berbuah adalah 3 tahun.
Lukas 13:8-9
13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Yang berhak menebang adalah Tuhan. Dan untung penunggu kebun itu pasang badan. Saya berdoa supaya saya menjadi hamba Tuhan yang bisa bertanggung jawab. Karena tujuannya untuk mempersembahkan jemaat menjadi korban santapan bagi Tuhan, artinya diterima oleh Tuhan sebagai Kepala menjadi tubuhNya. Itu tujuan kami sebagai hamba Tuhan dalam pelayanan. Makanya dukunglah hamba Tuhan, dukung gembalamu, jangan sebarkan kejelekannya. Saudara harus mendukungnya karena saudaralah yang dipertanggungjawabkan dalam pelayannya. Bukan bangku, tetapi tubuh, jiwa dan roh saudara yang dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Semoga 1 Tesalonika 5:23 digenapkan dalam diri saudara dan saya.
1 Tesalonika 5:23
5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Tuhan memberkati.



GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar