20180915

Kebaktian Doa, Sabtu 15 September 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 4:43-45
4:43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea,
4:44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.
4:45 Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu.

Kembali kita melihat praktek menyambut Tuhan. Di sini kita melihat bagaimana gairah orang Galilea menyambut Yesus, menyambut Kepala, berarti menyambut Mempelai Laki-laki Sorga. Dulu ketika Yesus masih dalam tubuh jasmani. Kemudian ketika Yesus mau kembali ke Sorga maka Dia berpesan kepada murid-muridNya. Bukan hanya ketika mau kembali ke sorga tetapi dalam pelayanannya selama 3,5 tahun pelayananNya, berulang kali Yesus berpesan kepada mereka “barangsiapa menyambut dan mendengar kamu sama dengan menyambut dan mendengar Aku. Berarti juga menyambut dan mendengar Bapa yang mengutus Aku”.

Jadi pertalian antara Kristus Yesus dengan hamba Tuhan yang diutus dan dengan Bapa. Di pandangan sorga sama. Jadi bagaimana kamu menyambut hamba Tuhan, itu sama dengan menyambut Yesus, sama dengan menyambut Bapa. Itu bahasa lugasnya, bahasa tegasnya dari perkataan Tuhan.

Sore ini kita akan diperlihatkan dalam gereja hujan awal. Dalam perjanjian lama sudah kita lihat dalam II Raja-raja. Lalu kita sudah mengikuti II Raja-raja pasal 4 dah hasilnya ada pada pasal 8. Orang yang menyambut utusan Tuhan ternyata sama dengan menyambut Tuhan dan hasilnya dia nikmati. Ini juga yang akan kita lihat pada perjanjian baru, agar kita gereja Tuhan melihat keteladanan dalam gereja hujan awal, gereja mula-mula zamannya rasul Petrus, rasul Paulus dan sebagainya. Kita sekarang berada pada gerakan gereja hujan akhir. Dalam gerakan gereja hujan akhir bagaimana penyambutan-penyambutan kita.

Kisah Para Rasul 15:2-4
15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.
15:3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.
15:4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.

Ada keberagaman, ada kebersamaan, baik jemaat, baik hamba Tuhan sepakat melawan pengajaran yang salah. Jadi hamba-hamba Tuhan ditopang oleh jemaat-jemaat Tuhan. Baik di Antiokhia saudara lihat ada jemaat, ada Barnabas, ada rasul Paulus, ada nabi-nabi dan yang lainnya. Persoalannya di sini, pengajaran yang sudah mereka terima, disusupi dengan pengajaran yang lain. Karena mereka tahu Yerusalem adalah tempatnya rasul-rasul maka Barnabas dan Paulus secara khusus diutus oleh jemaat Antiokhia supaya mereka pergi menyelesaikan persoalan pengajaran yang mau disusupi ajaran yang salah.

Kita melihat kebersamaan hamba-hamba Tuhan di Antiokhia dan jemaat. Jemaat sungguh – sungguh menopang dan mendukung pelayanan hamba-hamba Tuhan ini. Pada ayat yang kita baca tadi kita lihat bagaimana mereka ditopang oleh jemaat yang ada di Antiokhia. Rasul Paulus bersama Barnabas diutus bersama jemaat-jemaat yang lain. Jemaat yang tidak ikut pergi ke Yerusalem, mereka hanya mengantar sampai keluar kota. Ini kebersamaan bahu membahu antara jemaat dan hamba Tuhan.

Setelah rombongan dari Antiokhia ini tiba di Yerusalem yaitu rombongan rasul Paulus, Barnabas bersama beberapa jemaat, mereka disambut oleh jemaat yang ada di Yerusalem. Mengapa jemaat ini menempatkan diri di depan? Sebab menyambut hamba Tuhan, mereka tidak mau kehilangan berkat. Mereka menyambut Paulus dan Barnabas yang adalah hamba Tuhan dan sekarang didukung oleh jemaat. Mereka menyambut ini bagaikan menyambut Tuhan, mempraktekkan Firman. Mereka menempatkan diri di barisan depan karena mereka tidak mau kehilangan berkat.
Matius 10:40-42
10:40 Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
10:41 Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.
10:42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."

Kalau menyambut nabi, menyambut hamba Tuhan maka berkatnya seperti yang diterima oleh hamba Tuhan yang mereka sambut. Ini jemaat yang mempunyai rohani standar tinggi. Benar-benar mereka mempraktekkan menyambut rombongan hamba Tuhan yang di dalamnya ada jemaat. Kalau saya referensikan dengan yang baru-baru ini terjadi di Malang, sudah mengarah seperti ini. Jemaat Malang dan Surabaya menyambut hamba Tuhan bersama jemaatnya. Benar-benar mereka melakukan itu. Bukan berarti semua sudah begitu, tetap ada gejala yang mengarah pada pelayanan puncak.

Kisah Para Rasul 15:3-4
15:3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.
15:4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.

Kan aneh, mestinya mereka disambut oleh rasul-rasul dan jemaat. Tetapi di sini dikataan mereka disambut oleh jemaat dan rasul-rasul. Jadi kalau persoalan menyambut dan melayani tamu, jemaat yang ada di barisan depan. Apalagi tamu yang datang ini hamba Tuhan, Alkitab mengatakan berarti menyambut malaikat Tuhan. Tentu ini adalah keberhasilan pelayanan dari hamba Tuhan karena jemaat selalu di depan kalau soal pelayanan lahiriah. Ini yang harus kita praktekkan hari-hari terakhir ini. Ini gerakan gereja hujan awal dan gerakan gereja hujan akhir akan lebih dari ini dan kita harus mempraktekkan.

Dijauhkan Tuhan kesombongan dari kita, kesan-kesan peserta KKR yang datang ke Tentena tidak ada yang negatif. Mereka pulang mereka bercerita kepada kawan-kawan mereka. Dan mereka bertanya kapan lagi, sebab mereka mau datang. Kita siap menyambut atau tidak.

Persoalan menyambut ini jangan nanti didorong-dorong, didongkrak-dongkrak oleh hamba Tuhan. Sudah harus kita punya inisiatif dan berpikir lebih matang. Karena persoalan menyambut ini adalah standar rohani yang dewasa. Sebab dalam menyambut ini otomatis ada tiga macam korban yang pasti tidak bisa lepas.
1.      Korban waktu, dia tinggalkan sawahnya, dia tinggalkan kebunnya, dia tinggalkan pekerjaannya, dia tinggalkan usahanya, korban waktu.
2.      Korbankan tenaganya. Tenaga yang seharusnya dia pakai untuk mencangkul dia pakai untuk menyambut malaikat Tuhan.
3.      Korban harta.

Demikian yang namanya menyambut, berarti kita terlibat dalam pembangunan Tubuh Kristus. Sebab Tabernakel gambaran Tubuh Kristus, dibangun dengan tiga macam korban ini yaitu korban waktu, korban tenaga dan korban harta. Kadang kita sudah korban harta, kemudian korban waktu mana, korban tenaga mana. Tiga hal ini masuk dalam kategori praktek pembangunan Tubuh Kristus.

Apalagi pasal 15 ini menghadapi pengajaran yang menyesatkan, pengajaran yang diselewengkan. Coba seandainya di sini saudara membiarkan saya sendiri menghadapi mereka dan tidak ada yang menopang, bagaimana. Kita tahu bahwa ini pengajaran yang tidak benar, ini pengajaran yang menyeleweng, hamba Tuhan dapat memantau dan dia sampaikan kepada saudara supaya saudara hati-hati, kemudian bagaimana kalau saudara hanya diam. Seharusnya saudara topang, saudara dukung. Ini harus ada pada gereja akhir zaman. Gereja mula-mula telah melakukan ini.

Kisah para rasul pasal 15 ini soal adat istiadat yang mau dicemarkan kepada jemaat yang asal bangsa kafir, jemaat non Yahudi yang saat itu ada di Antiokhia. Mereka mau memaksakan adat. Tetapi Barnabas dan rasul Paulus melawan mereka dengan keras.
Kisah Para Rasul 15:2
15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.

Jemaat tidak diam dan ada aksi dari jemaat, sebagian terlibat dalam rombongan ke Yerusalem dan sebagian ikut menghentar sampai di luar kota. Yang menghentar sampai ke luar kota ini jangan kita anggap sepeleh. Sebab di luar kota, pada umumnya ada kuil-kuil berhala. Mereka menghentar sampai di luar kota, artinya mereka ikut menentang berhala. Dan ketika tiba di Yerusalem, mereka disambut oleh jemaat Tuhan. Dalam Kisah Para Rasul 15:4 dikatakan jemaat di depan dan hamba Tuhan di belakang.

Tidak seperti banyak pendapat “itu urusan hamba Tuhan, kalau ada tantangan itu urusannya hamba Tuhan”. Tetapi ada juga yang salah, gembala mengerti jemaat berbuat adat istiadat, gembala diam, gembala sudah tidak ada lagi kemampuan untuk menyetop ajaran yang salah.

Ketika mereka masuk dalam rapat, jemaat di luar, tidak boleh masuk. Ketika bicara kemurnian pengajaran, itu urusan hamba Tuhan, tidak boleh dicampuri oleh jemaat, jemaat di luar. Waktu konfrensi itu, hamba-hamba Tuhan bersihtegang leher. Kenapa harus bertengkar keras? Karena ada hamba Tuhan yang sudah tercemar dengan pengajaran lain, dia coba mengintimidasi yang benar di dalam rapat itu.
Kisah Para Rasul 15:6-7
15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.

Kisah Para Rasul 15:7 (Terjemahan Lama)
15:7 Apabila mereka itu sedang bertengkar-tengkar sangat, bangkitlah Petrus serta berkata kepada mereka itu, "Hai Tuan-tuan dan Saudara-saudara, kamu ketahui bahwa sudah lama Allah memilih aku di antara kamu, supaya dengan lidahku orang kafir harus mendengar firman Injil, lalu percaya.

Akhir zaman ini akan lebih hebat. Ada sosok hamba Tuhan dalam tahbisan yang benar, dia keras melawan yang salah dan yang sudah tercemar. Mana yang mau kita pilih, hamba Tuhan yang teguh/ yang topang dalam pengajaran atau hamba Tuhan yang goyang sana goyang sini. Mana yang mau kita sambut sekarang. Itu sebabnya tugas kami hamba Tuhan harus memperingatkan jemaat. Supaya sambut yang benar tahbisannya berarti sama seperti menyambut malaikat, bukan malaikat yang sudah kehilangan dari peredarannya, malaikat yang sudah meninggalkan panggilannya. Kalau anda sambut orang seperti ini lalu korban waktu, tenaga dan harta, itu sia-sia!

Makanya kami hamba Tuhan harus waspada. Jangan sampai saudara sudah korban waktu, korban tenaga, korban harta, saudara pikir sudah berkorban padahal salah. Akhirnya saudara terlibat dengan kesalahannya karena sudah saudara topang. Kita harus menyambut hamba Tuhan, utusan Tuhan, malaikat Tuhan dalam tahbisan yang benar.

Ibrani 13:1-2
13:1 Peliharalah kasih persaudaraan!
13:2 Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.

Bagaimana kita bisa tahu itu malaikat? Apakah dia utusan Tuhan? Kalau dia utusan Tuhan, yang pasti tahu adalah gembala.

Pada tahun 1976, datang seorang pelayan Tuhan dari luar negeri ke Makassar. Saya tidak curiga lagi karena yang menelpon adalah gembala saya yang di Makassar. “Bernard, kita ada KKR di sini dan di akhiri di tempatmu” saya jawab “ok om, saya siap”. Datanglah pendeta itu di tempat saya. Setelah KKR mereka pulang. Itu KKR kesembuhan Ilahi dan memang nampak ada mujizat.

Begitu kembali dari tempat saya, menuju Makassar, gembala saya menabrak anak haji, untung tidak mati. Orang banyak datang mengeroyok dia, untung cepat datang polisi. Besoknya saya ke Makassar, saya lihat banyak muka-muka menyeramkan. Saya masuk dan bertemu bapak gembala “om sudah salah. Kita tidak tahu pendeta dari luar negeri ini mengadakan KKR kesembuhan Ilahi. Ternyata ibu yang bersama dengan dia itu isteri orang di Jakarta, bukan isterinya”. Pendeta itu sudah ditangkap polisi karena suami dari isteri itu menelpon.

Ini pendeta najis, apakah yang seperti ini malaikat Tuhan! Dengan pelajaran itu saya dimantapkan oleh Tuhan, jemaat jika ada hamba Tuhan yang datang pada saudara, telpon saya supaya saya lihat dulu. Kalau hamba Tuhan tidak betul jangan kalian sambut!

Sementara saya bicara dengan bapak gembala ini, polisi datang dan pendeta dari luar negeri itu sudah diborgol karena membawa isteri orang dari Jakarta. Ini bukan malaikat utusan Tuhan, ini malaikat utusan iblis! Memang mujizat ada, makanya jangan besar-besarkan kalau ada mujizat jasmani, belum tentu dari Tuhan. Tetapi kalau ada mujizat rohani yaitu keubahan hidup, itu mujizat besar dari sorga.

Mari kita perhatikan, karena hal ini sangat berbahaya. Kalau jemaat mengerti selalu tampil melayani di depan, itu berarti rohani mantap, bukan jemaat yang hanya menonton. Kita harus terlibat hari-hari terakhir ini. Tiga macam korban itu tidak boleh lepas dari kita yaitu korban waktu, tenaga dan harta, semua harus ada dalam diri kita. Dalam hal ini terlibat dalam pembangunan Tubuh Kristus mari kita contohi gereja hujan awal, kita jadikan panutan.

Tetapi di dalam Alkitab, di dalam perjanjian baru juga, ada jemaat yang terkebelakang, selalu di belakang. Dan jemaat yang rohaninya di belakang ini lebih banyak ngomongnya, lebih banyak kritikannya.
II Korintus 12:13
12:13 Sebab dalam hal manakah kamu dikebelakangkan dibandingkan dengan jemaat-jemaat lain, selain dari pada dalam hal ini, yaitu bahwa aku sendiri tidak menjadi suatu beban kepada kamu? Maafkanlah ketidakadilanku ini!

Jemaat Korintus ini merasa tidak terbeban, sepenanggungan menopang pelayanan hamba Tuhan. Tetapi Paulus merendah, dia meminta maaf sebab selama ini dia biarkan.

II Korintus 12:14
12:14 Sesungguhnya sekarang sudah untuk ketiga kalinya aku siap untuk mengunjungi kamu, dan aku tidak akan merupakan suatu beban bagi kamu. Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri. Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya.

Ayat ini adalah yang wajar. Sebenarnya ayat ini memukul, menghantam jemaat Korintus. Karena mereka tidak terbeban terhadap pelayanan.

II Korintus 12:15-16
12:15 Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu. Jadi jika aku sangat mengasihi kamu, masakan aku semakin kurang dikasihi?
12:16 Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi -- kamu katakan -- dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya.

Paulus merasa bahwa mereka mengkritik dan mengatakan bahwa Paulus itu licik sekali dan telah menjerat mereka dengan tipu daya. Inilah jemaat yang kikir dan tukang kritik.

II Korintus 12:17-19
12:17 Jadi pernahkah aku mengambil untung dari pada kamu oleh seorang dari antara mereka, yang kuutus kepada kamu?
12:18 Memang aku telah meminta Titus untuk pergi dan bersama-sama dengan dia aku mengutus saudara yang lain itu. Adakah Titus mengambil untung dari pada kamu? Tidakkah kami berdua hidup menurut roh yang sama dan tidakkah kami berlaku menurut cara yang sama?
12:19 Sudah lama agaknya kamu menyangka, bahwa kami hendak membela diri di depan kamu. Di hadapan Allah dan demi Kristus kami berkata: semua ini, saudara-saudaraku yang kekasih, terjadi untuk membangun iman kamu.
Ini jemaat kikir dan terkebelakang. Padahal jemaat yang dewasa rohaninya selalu di depan.

I Korintus 9:2-3
9:2 Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.
9:3 Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku.

Jemaat yang awalnya dibuka oleh rasul Paulus dan dia layani, malah mengkritik Paulus habis-habisan. Inilah jemaat yang terkebelakang yang tidak mau berkorban waktu tenaga dan harga. Tetapi rasul Paulus memuji jemaat Galatia, sebab jemaat Galatia mempunyai pandangan yang beda dengan jemaat ini. Bahkan mereka mau mencungkil matanya lalu diberikan pada rasul Paulus karena keprihatinan melihat mata rasul Paulus.
Galatia 4:13-15
4:13 Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku.
4:14 Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri.
4:15 Betapa bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu? Karena aku dapat bersaksi tentang kamu, bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku.

Ini jemaat yang di depan. Tetapi lihat, jemaat yang tadinya sudah di depan tetapi karena diganggu pengajarannya, akhirnya mereka menjadi terkebelakang. Sehingga rasul Paulus mengkisahkan awal perjumpaan rasul Paulus dengan mereka. Tetapi lama kelamaan di makan oleh waktu, masuklah pengajaran yang lain sehingga merosot rohaninya.

Tugas kita harus mewaspadai apa yang terjadi hari-hari terakhir ini. Utamanya kami hamba Tuhan, harus bisa memantau ajaran mana yang bisa mencelakakan kita. Kita pikir kita masih beribadah padahal sudah salah arah. Kalau sudah salah arah mau apa lagi. Oleh sebabnya jika kita sudah kedepan, pertahankan, kita harus melaksanakan ini.

Dalam melaksanakan suatu even pelayanan kita, tunjukkanlah bahwa rohani saudara dewasa. Jangan ada perselisihan dan pertengkaran. Tunjukkan bahwa rohanimu sudah dewasa, harus di depan. Kalau ada di depan lalu kita mendengar bahwa ini dan itu, tidak usah pusing, kita tetap jalan saja. Itu jemaat yang tahu menyambut dan melayani.

Contoh positif 2 Korintus 8:1-5
8:1 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
8:3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
8:4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.
8:5 Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.

Mengapa jemaat di Yerusalem diletakkan urutan depan setelah itu baru rasul-rasul? Karena mereka tidak mau kehilangan berkat rasul, berkat nabi dan berkat dari murid yang kecil sekalipun. Berarti mereka punya pengharapan. Pengharapan itu sesuatu yang belum nyata tetapi mereka sudah berharap itu menjadi bagian mereka. Itu yang harus ada pada kita umat Tuhan.
Mari kita gereja Tuhan yang hidup akhir zaman, kita lihat contoh gereja hujan awal dan kita harus lebih dari mereka.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar