20180908

Kebaktian Doa, Sabtu 8 September 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 4:43-45
4:43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea,
4:44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.
4:45 Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu.

Penyambutan orang-orang Galilea terjadi karena mereka telah menyaksikan penyucian yang dikerjakan Yesus di Bait Allah di Yerusalem. Bagi mereka ini positif. Jika negatif, tentu mereka tidak akan menyambut dengan sambutan mulia. Tetapi karena positif dipandangan mereka, wajar jika Tuhan mengembalikan keberadaan Bait Allah pada tujuan awal, itu yang membuat mereka tercengang, bukan hanya sebatas mujizat-mujizat jasmani. Sebab yang Yesus kerjakan di Yerusalem pada pesta Paskah yang disaksikan orang Galilea ini, tidak mengenakkan petinggi-petinggi Yahudi. Tetapi bagi orang Galilea, mereka merasa itu sesuatu yang postifi.

Bagi hamba Tuhan dan pelayan yang telah merubah fungsi Bait Allah untuk mencari keuntungan tentu tidak senang. Tetapi bagi orang Galilea yaitu suku Zebulon, suku Isakhar dan Nafatali yang tinggal di sana, itu positif. Mereka yang ada di Galilea, yang sering disebut adalah Zebulon dan Naftali. Suku-suku ini mewakili orang Galilea yang zaman perjanjian lama banyak menyambut pelayan-pelayan atau hamba-hamba Tuhan.

Petinggi-petinggi agama Yahudi melihat pekerjaan Yesus membersihkan Bait Allah dari status yang sudah tidak benar lagi, mereka tentu tidak senang. Itu juga gambaran yang terjadi akhir zaman ini. Kadang kami hamba Tuhan jika mau dibawa oleh Tuhan, mau dikondisikan pada kondisi pelayanan yang benar, untung-untungan kalau diterima. Misalnya seseorang, Firman Tuhan mau memposisikan dan mengkondisikan pada pelayanan yang betul, belum tentu orang itu terima sebab sudah enak dengan cara yang salah. Tetapi kalau orang itu punya niat yang benar, pasti dia terima. Dan itulah yang terjadi akhir zaman ini. Ketika pelayan-pelayan mau dikondisikan pada posisi yang benar, karena sudah terlalu lama pada pelayanan yang berorientasi pada keinginan dagingnya, maka itu bisa menjadi masalah baginya. Dan kenyataan yang terjadi di Yerusalem, mereka tidak bisa menerima, mereka marah.

Bagi kita tidak usah kaget, tidak usah terkejut, tidak usah bertanya-tanya, kalau ada pribadi yang seperti yang ditemui oleh Tuhan Yesus waktu membersihkan Bait Allah. Itu berarti meneruskan praktek-praktek yang lama. Bagiku pantang, jangan terjadi pada diriku, jangan melayani dengan memanfaatkan ibadah untuk mendapatkan keuntungan seperti yang terjadi yang disaksikan orang Galilea ketika mereka di Yerusalem.

Karena orang Galilea ini menanggapi dengan positif, maka ketika berita tersebar bahwa Yesus datang mengunjungi wilayah mereka, tanpa tanggung-tanggung mereka menyambut Yesus secara luar biasa. Rombongan Yesus ini bukan rombongan kecil, ini rombongan besar. Tentu tanpa panitia mereka menyambut, satu dengan yang lain membuka tangan untuk menyambut tim penginjilan Yesus.

Orang Galilea ini memang sudah biasa. Bukan biasa dalam tradisi, tetapi ini sudah menjadi pakaian mereka yaitu suka menyambut. Jika kita perhatikan contoh konkrit dalam Alkitab, perempuan Sunem adalah orang Galilea. Jika saudara melihat, Sunem itu ada di wilayah Galilea. Cuma bukan wilayah Zebulon atau Naftali, tetapi wilayah Asyer. Di sana kita melihat ada keteladanan orang Galilea yang suka menyambut. Dulu menyambut hamba Tuhan, di zaman Yesus menyambut Yesus, sesudah zaman Yesus menyambut hamba Tuhan. Menyambut hamba Tuhan di dalam tahbisan yang benar sama dengan menyambut Yesus, sama dengan menyambut Bapa yang mengutus Yesus.
Lukas 10:16
10:16 Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."

Yang diceritakan Tuhan Yesus ini adalah setelah pelayanan Yesus. Tetapi sebelum Yesus, perempuan Sunem bersama suaminya telah mempraktekkan. Orang Galilea ini benar-benar adalah kehidupan tanpa memperhitungkan untung ruginya, mereka suka menyambut pelayan Tuhan, hamba Tuhan. Sunem ini dekat Kana, hanya beberapa mil dari negeri Kana.

II Raja-raja 4:8
4:8 Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.

Rupanya perempuan ini memperhatikan gerak gerik Elisa, bukan karena Elisa membayar dengan dinar, tidak.

II Raja-raja 4:9
4:9 Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: "Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus.

Setelah dia memperhatikan dia mengerti bahwa Elisa ini bukan manusia biasa, dia abdi Allah. Secara umum kita ini banyak yang menonton. Apalagi kami hamba Tuhan, banyak yang memperhatikan. Jadi Elisa ini benar-benar diperhatikan perempuan Sunem ini. Perempuan Sunem ini awalnya mengamat-amati kehadiran Elisa.

Di rumah makan banyak kali orang Kristen kalau melihat banyak orang jadi malu mau kunci tangan berdoa. Pura-pura tunduk kepala di meja baru berdoa, setelah beberapa menit baru dia angkat kepalanya. Kenapa mesti malu, berdoa saja, tidak usah peduli dengan orang lain.

Kita ini ternyata diamat-amati, apapun gerakan kita. Kita ini contoh/teladan, kita ini diperhatikan, tidak nanti hamba Tuhan.
Ibrani 12:1
12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Elisa ini pada perjalanannya kali pertama, kedua, ketiga, tidak pernah lalai diundang perempuan Sunem. Maka Elia mampir di situ. Akhirnya bukan hanya mengundang, tetapi meningkat pelayanannya.
II Raja-raja 4:10
4:10 Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana."

Perempuan Sunem, orang Galilea ini, punya pelayanan yang sangat luar biasa. Karena menyambut hamba Tuhan diibaratkan seperti menyambut malaikat.
Ibrani 6:9-12
6:9 Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan.
6:10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.
6:11 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya,
6:12 agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.

Melayani yang terbaik ini ada pekerjaan di dalam kasih. Jadi penyambutan hamba Tuhan itu adalah pekerjaan kasih dan itu tidak akan Tuhan lupa. Itu ditunjukkan dari pelayanan perempuan Sunem. Dia sudah siapkan kamar, tempat tidur, meja, kursi dan pelita, semua sudah lengkap. Artinya wanita ini membuka hati untuk menyambut hamba Tuhan, menyambut Tuhan Yesus, menyambut Bapa di Sorga. Tetapi saat itu masih ada egonya. Dan ini harus dipreteli atau harus dipangkas oleh Tuhan.
II Raja-raja 4:11-14
4:11 Pada suatu hari datanglah ia ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di situ.
4:12 Kemudian berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya: "Panggillah perempuan Sunem itu." Lalu dipanggilnyalah perempuan itu dan dia berdiri di depan Gehazi.
4:13 Elisa telah berkata kepada Gehazi: "Cobalah katakan kepadanya: Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?" Jawab perempuan itu: "Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku!"
4:14 Kemudian berkatalah Elisa: "Apakah yang dapat kuperbuat baginya?" Jawab Gehazi: "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua."

Kesombongannya karena dia kaya dan tidak ada kekurangan. Tetapi terbalik lagi, tadinya dia mengamat-amati Elisa bersama bujangnya. Ternyata bujang ini memperhatikan keadaan rumah tangga mereka. Jadi imbang, Gehazi memperhatikan keadaan rumah tangga mereka sementara mereka  memperhatikan tim dari Elisa ini. Keduanya saling memperhatikan.

Bukan hanya angan-angan tetapi dia buktikan apa yang dia lakukan. Dan bagi perempuan ini kembali dibuktikan Tuhan apa yang diamati oleh hamba Tuhan. Jadi dua, sesuai dengan Ibrani 6:10, jelas tidak Tuhan abaikan. Apa yang diperbuatan oleh perempuan ini diperhatikan dan dibalik oleh Tuhan kembali. Penyambutannya ternyata tidak kosong, dibalas oleh Tuhan dengan berkat.

Jadi benar kalau Tuhan mengatakan “menyambut kamu sama dengan menyambut Aku, sama dengan menyambut Bapa”. Karena hamba Tuhan tidak dapat membalas, tetapi karena sama dengan menyambut Yesus dan Allah Bapa maka Yesus dan Allah Bapa itu yang sanggup membalas. Hamba Tuhan mau membalas dengan apa? Dengan doa. Tetapi perkara lain mana dia mampu.

Lukas 6:38
6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Jadi apa yang perempuan Sunem lakukan ini dikembalikan luar biasa. Sekaligus karakternya dibenahi oleh Tuhan. Bukan cuma pemberiannya dibalas tetapi hatinya dibenahi oleh Tuhan. Itu karena dia suka menyambut.

Yang pertama Tuhan balik berkat kepadanya adalah sesuai perkataan Gehazi “mereka tidak punya anak, suaminya sudah tua”. Makanya dia dipanggil.
II Raja-raja 4:15
4:15 Lalu berkatalah Elisa: "Panggillah dia!" Dan sesudah dipanggilnya, berdirilah perempuan itu di pintu.

Tadinya di muka Gehazi perempuan itu tetap berdiri, sekarang di muka Elisa perempuan ini juga tetap berdiri. Beda nanti, sesudah anaknya diberi oleh Tuhan, kandungannya dibuka dan anaknya benar-benar ada. Lalu sudah remaja kemudian mati dan dibangkitkan oleh Tuhan, maka dia tidak lagi berdiri tetapi tersungkur. Orang yang menyambut Tuhan, menyambut hamba Tuhan, harus diisi roh kerendahan hati!
II Raja-raja 4:37
4:37 Masuklah perempuan itu, lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar.

Jadi pelayanan itu juga sudah diterima oleh Tuhan tetapi Tuhan merindukan kerendahan hati. Untuk menyambut itu dibutuhkan kerendahan hati, bukan sombong-sombongan. Ini yang Tuhan ingin dalam diri kita.

Tuhan balas pelayanan penyambutan perempuan ini.
1.      Kandungannya dibuka oleh Tuhan.
Yesaya 66:9
66:9 Masakan Aku membukakan rahim orang, dan tidak membuatnya melahirkan? firman TUHAN. Atau masakan Aku membuat orang melahirkan, dan menutup rahimnya pula? firman Allahmu.

Tuhan yang ciptakan kandungan. Sebenarnya perempuan ini sudah putus harapan, tidak bakal menerima lagi anak. Tetapi Tuhan buka. Kenapa? Sebab ada pelayanan penyambutan hamba Tuhan dengan kasih. Artinya menyambut pelayan-pelayan Tuhan dalam tahbisan yang benar sama dengan menyambut Yesus, sama dengan menyambut Bapa.

Mustahil kandungannya dibuka, tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Bagi mereka suami isteri sudah tidak ada harapan kandungannya. Tetapi karena mereka suka menyambut maka Tuhan buka kandungannya. Jadi penyambutan itu punya nilai yang sangat mulia di hadapan Tuhan. Tetapi kalau kita tidak mau menyambut, bagaimana itu.

Kadang kita harus hati-hati dalam persoalan menyambut. Bukannya pilih kasih, tetapi lihat. Yang perlu kita perhatikan penyambutan kita ini bagaimana. Pelayanan kasih harus dengan bukti kerendahan hati. Ada bukti-bukti seperti menyediakan kamar, meja, kursi, kandil dan sebagainya. Artinya benar-benar membuka hati.

Bila dijabarkan lebih jauh, membuat kamar, membuat tempat tidur, meja, kursi dan kandil. Berarti dia tahu bahwa hamba Tuhan butuh hal-hal seperti itu. Apalagi ada kandil, berarti membuktikan bahwa kehidupan yang menyediakan itu adalah kehidupan yang tidak suka dengan gelap. Ada niat tidak suka yang gelap, makanya ada kandil. Kandil ini menunjuk pelita emas. Itu contoh bahwa orang yang berbuat ini menggambarkan hatinya tidak suka yang gelap dalam nikah. Maka dia mengundang hamba Tuhan yang membawa terang.

2.      Perempuan Sunem ada di daerah Galilea ini menerima pekerjaan kuasa kebangkitan.
II Raja-raja 4:35-37
4:35 Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu. Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya.
4:36 Kemudian Elisa memanggil Gehazi dan berkata: "Panggillah perempuan Sunem itu!" Dipanggilnyalah dia, lalu datanglah ia kepadanya, maka berkatalah Elisa: "Angkatlah anakmu ini!"
4:37 Masuklah perempuan itu, lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar.

Kuasa kebangkitan ternyata efeknya membuat manusia rendah hati.Kuasa kebangkitan yang disaksikan dan dialami oleh keluarga ini, tujuannya adalah membawa pada kerendahan hati.

Apa itu kuasa kebangkitan? Itulah Roh Kudus.
Roma 8:10-11
8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga

Kuasa kebangkitan itu Roh Kudus. Makanya saya pertanyakan benarkah Roh Kudus yang ada pada seseorang, sehingga dia berbahasa roh. Kalau benar itu ada maka pasti dia akan rendah hati! Kalau benar Roh Kudus yang membuat orang itu berkata-kata asing pasti ada tanda kerendahan hati yang dibuktikan siap menerima Firman. Tetapi kalau orang itu mendengar Firman kemudian mengamuk, dipertanyakan bahasa rohnya itu. Ini yang harus kita perhatikan.

Kuasa kebangkitan diberikan kepada orang yang suka menyambut tamu dari sorga. Memang kita belum sampai pada kerendahan hati, masih juga ada ledakan. Tetapi harus kita buktikan bahwa kuasa kebangkitan itu akan membuat kita lebih merendahkan diri di hadapan Tuhan, di hadapan Elisa dan di hadapan Gehazi. Tadinya ketika dipanggil Gehazi dia berdiri, dipanggil Elisa dia berdiri, tetapi setelah menyaksikan kuasa kebangkitan dia sujud menyembah.

3.      Mendapat perlindungan di masa kelaparan
Dia disuruh pergi bersama anaknya dan tujuh tahun baru dia kembali setelah masa kelaparan berlalu. Saat Gehazi lagi bercerita kepada raja menyaksikan apa yang terjadi dengan perempuan Sunem ini di mana anaknya dibangkitkan oleh Tuhan lewat hamba Tuhan yang namanya Elisa. Sementara bercerita, perempuan itu datang bersama anaknya, mengetuk pintu dan membuka pintu. Gehazi berkata “inilah perempuan yang saya ceritakan”.
Rajapun tunduk terhadap nasihat Elisa. Di mana bukti dia tunduk? Karena perempuan ini pergi atas perintah Elisa. Kemudian raja perintahkan kepada orang-orang sekampungnya, siapa yang menggarap tanahnya kembalikan hasilnya selama 7 tahun itu dan kembalikan semua ladangnya. Itu karena ada nasihat Elisa sehingga perempuan itu pergi.
II Raja-raja 8:6
8:6 Lalu raja bertanya-tanya, dan perempuan itu menceritakan semuanya kepadanya. Kemudian raja menugaskan seorang pegawai istana menyertai perempuan itu dengan pesan: "Pulangkanlah segala miliknya dan segala hasil ladang itu sejak ia meninggalkan negeri ini sampai sekarang."

Berarti sekalipun raja tidak langsung dinasihati oleh Elisa, tetapi raja tunduk pada nasihat Elisa. Begitu tinggi kedudukan raja tetapi toh dia hargai nasihat hamba Tuhan.

Ladang beserta hasilnya selama 7 tahun dikembalikan kepada perempuan itu. Kenapa? Karena suka menyambut, suka memberikan pelayanan. Jangan saudara berpikir pelayananmu dan penyambutanmu sia-sia, tidak! Kami suami isteri selalu mempraktekkan dan kami nikmati. Saat datang hamba Tuhan dari mana saja dan kami menyambut. Serta harus ada buah tangan meskipun kami butuh. Kita di sini tiap rabu diberi kesempatan untuk kita menyambut. Di mana prakteknya? Kita sudah terlalu banyak terima Firman tetapi prakteknya hanya satu dua orang yang melakukan.

Syukurlah anak muda bisa membantu mencuci piring dan belanga, tingkatkan. Jangan kerja karena terpaksa. Harus memberi pelayanan kasih dengan rendah hati. Ini penting untuk kita dan itu adalah praktek kita menyambut Tuhan lewat menyambut hamba-hamba Tuhan.

4.      Dikembalikan semua hak-haknya.

Jangan saudara berpikir “kalau saya melayani dan berkorban nanti saya rugi”. Tidak! Tuhan tahu apa yang kita butuh. Perempuan ini tidak punya anak dan Tuhan buka kandungannya. Kemudian diberi kuasa kebangkitan. Lalu dipelihara zaman kelaparan. Berikutnya dikembalikan semua hak-haknya. Tuhan tidak lupa apa yang kita lakukan.

Ibrani 6:9-10
6:9 Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan.
6:10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.


Ditujukan terhadap nama-Nya berarti kepada Tuhan dan prakteknya kepada orang-orang kudus. Kita diberikan Tuhan kesempatan mempraktekkan setiap hari rabu. Satu persatu mulai bukan tangan. Andaikata jemaat tidak berbuat, kami suami isteri berbuat. Kami yakin Tuhan membalas, karena Tuhan itu adil, Dia memeprhatikan apa yang kami lakukan dan Tuhan gantikan. Tuhan itu pembalas yang tepat yang tidak pernah salah.


Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar