20180909

Kebaktian Umum, Minggu 9 September 2018 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 6:9-11
6:9 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
6:10 Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"
6:11 Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.

Mendengar kalimat “akan dibunuh sama seperti mereka” ini bahasa yang mengerikan. Itulah nasib dari hamba-hamba Tuhan yang menyuarakan kebenaran Firman. Jangankan menyuarakan Firman, orang baru mencari kebenaran sudah dibenci, apalagi menyuarakan kebenaran. Banyak kali orang mendengar kata “dibenci” segera urung niat untuk mencari kebenaran. Padahal tadinya punya niat untuk mencari kebenaran tetapi akhirnya urung niat karena ternyata dia dibenci, apalagi sebagai pemberita.

Jadi orang-orang yang mati sahid ini adalah orang yang mencari kebenaran dan setelah mendapat kebenaran mereka menjadi pemberita kebenaran. Resikonya kita temukan di dalam Ibrani pasal 11.
Ibrani 11:36-37
11:36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.
11:37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.

Termasuk nabi Yesaya, mati karena di gergaji. Saudara lihat saja kalau digergaji, sakit atau tidak.

Ibrani 11:38-40
11:38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.
11:39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.
11:40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

Ini keadaan para pemberita kebenaran. Baru mencari kebenaran sudah dibenci, apalagi menjadi pemberita. Akibatnya seperti yang dipaparkan tadi dalam Ibrani 11:36-40. Dalam ayat 38 saudara melihat mereka ada tinggal di gua-gua dan celah-celah gunung. Nanti dalam Wahyu pasal 6 ayat 12 dan selanjutnya, orang-orang yang tadi disebut pelaku pembunuh, akhirnya baru ke gua-gua dan celah-celah gunung. Jika dihubungkan dengan Ibrani 11:38 berarti mereka baru butuh mana ini pemberita kebenaran, mereka baru mencari tetapi tidak dapat, sudah terlambat.

Dalam seruan jiwa mereka, seruan darah mereka, ternyata itu diperhitungkan oleh Tuhan. Jeritan atau seruan jiwa oleh darah mereka yang digergaji, dirajam batu, diparang dan sebagainya, mereka berseru sangat diperhitungkan dan diterima oleh Tuhan. Tuhan memberikan mereka jubah putih.
Wahyu 6:11
6:11 Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.

Kepada siapa mereka berseru? Kepada Raja kebenaran mereka berseru menuntut kebenaran dan keadilan. Maka seruan ini diterima oleh Tuhan. Benar-benar disambut oleh Tuhan dan diperhitungkan oleh Tuhan. Tetapi lebih dahulu diberikan kepada mereka jubah putih. Berarti Raja kebenaran itu mengakui bahwa mereka sama dengan Dia, berarti diakui di dalam diri mereka ada kebenaran dan kesucian. Ditambah lagi jubah putih bicara kebenaran dan kesucian, sekaligus ada roh perhentian di dalamnya, ada roh ketenangan di dalamnya. Ayat Firman Tuhan jelas:
Yesaya 32:17
32:17 Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.

Inilah arti jubah putih diberi Tuhan kepada mereka. Karena mereka adalah orang yang mencari kebenaran dan memberitakan kebenaran walaupun taruhannya adalah nyawa mereka.

Yesaya bersaksi bahwa orang yang mencari kebenaran dan mendapatkan kebenaran, akan dibenci dan dinista.
Yesaya 51:1
51:1 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali.

Bukan cuma mencari tetapi mengejar. Sebab nanti dalam Wahyu 6:12, matahari akan menjadi gelap seperti kain perkabungan. Berarti kasih Allah ditarik, diambil, diangkat oleh Tuhan. Sebelum kasih Allah ditarik, diambil, diangkat oleh Tuhan, kita harus menggunakan waktu mengejar. Ibarat saudara melihat suatu barang ditarik dan saudara tidak melihat orang yang menarik maka saudara lari untuk mendapatkan barang itu. Jangan tunggu kita tidak mendapatkan lagi.

Wahyu 6:12 (Terjemahan Lama)
6:12 Maka aku tampak tatkala Anak domba itu membuka meterai yang keenam itu, bahwa jadilah gempa bumi besar, dan matahari pun menjadi hitam seperti suatu kain kabungan daripada rambut, dan bulan semata-mata menjadi seperti darah,

Nanti matahari akan gelap bagaikan kain perkabungan. Itu menunjukkan kasih Allah diangkat, kebenaran Allah ditarik oleh Tuhan. Maka akibatnya digambarkan seperti orang perkabungan. Orang yang tidak mendapatkan lagi, dia akan meratap seperti orang berkabung.

Yesaya 51:1
51:1 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali.

Berarti ada orang yang punya minat, yang punya niat mengejar kebenaran. Semoga orang yang punya niat dan minat itu adalah saudara dan saya. Ternyata kebenaran itu ada pada gunung batu. Yesus disebut batu karang yang teguh. Batu karang yang teguh ini juga disebut gunung keluputan. Biarpun musuh mengejar kalau kita ada di gunung keluputan, walaupun tinggal sedikit, tidak akan didapat oleh musuh.

Yesaya 51:7
51:7 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka.

Sudah dikejar, sudah mencari, sekarang dia miliki. Namun dibenci, dinista, dikutuk, dilaknat oleh mereka. Apalagi kalau menjadi pemberita. Makanya kami tidak akan terkejut jika kami mengejar kebenaran dan memiliki kebenaran kemudian kami beritakan namun arus balik yang kami terima, kami dibenci. Terima kasih banyak, berarti yang kami beritakan itu dari sorga, itu yang benar. Bukannya justru angka kaki lari tunggang langgang, tidak demikian. Sebabnya kita mencari kebenaran dan memberitakan kebenaran.

Itu sebabnya mereka diberikan jubah putih. Putih itu lambang kebenaran dan kesucian. Berarti Tuhan mengukur mereka sama seperti diriNya, mereka ada di dalam kebenaran dan kesucian. Akibat kebenaran dan kesucian itu ada perhentian dan roh ketenangan. Makanya Tuhan memberikan perhentian dan ketenangan kepada mereka dengan mengatakan “sabar”. Itu sebabnya pada Wahyu 6:11-17 itu ada pembalasan. Pembalasan itu datang dan mengerikan. Sebabnya kalau kita mencari dan mendapatkan kebenaran, jangan saudara lepaskan, supaya jangan saudara bertemu dengan yang mengerikan. Kita sudah mencari bahkan mengejar, berarti menggunakan waktu semaksimal mungkin dan mencari sekuat tenaga, semoga saya dan saudara adalah orangnya.

Dihadapan Tuhan saya akan pertanggung jawabkan apa yang saya beritakan. Dari sejak awal saya menemukan pengajaran ini maka saya pegang erat-erat dan tidak akan saya lepaskan lagi sesuai amanat Tuhan kepada jemaat yang ada di Smirna dan juga ada di Filadelfia “peganglah apa yang ada padamu”.

Mereka ini benar-benar ada dalam kebenaran dan kesucian. Buktinya mereka punya Firman Allah dan ada kesaksian, itulah pengalaman dalam Firman. Ingat yang terjadi hari-hari terakhir ini, ada kecenderungan orang mengurangi kebenaran. Bukan cuma mengurangi kebenaran Firman tetapi satu waktu kebenaran itu akan ditolak. Itu terjadi di zaman antikristus. Kalau sekarang ini ada gejala atau kecenderungan orang mengurangi Firman, maka satu saat puncaknya Firman Tuhan itu ditolak. Jika Firman Allah sudah dikurangi, bagaimana bisa mencapai kesempurnaan.

Diperlihatkan di sini orang yang jiwanya ada di bawah mezbah. Mereka diberikan jubah putih. Berarti mereka menerima Firman itu utuh dan memberitakan Firman utuh, tidak dikurangi. Makanya Tuhan jawab dengan memberikan jubah putih, itu adalah kebenaran Allah yang penuh kepada mereka dan sekaligus itu perhentian, ketenangan bagi mereka.

Jika ada kecenderungan memilah-milah Firman, mengurangi Firman maka tanpa disadari akan sampai pada ujungnya menolak kebenaran Firman. Tidak dapat disangkali lagi, hari-hari terakhir ini banyak penolakan-penolakan, kebenaran Firman ditolak. Bukan penolakan secara penuh, tetapi Firman itu mulai dikurangi.

Tuhan Yesus memberikan perumpamaan di dalam Lukas pasal 18, tetapi diakhiri pada ayat 8. Ini yang kita jaga. Sehingga Yesus mengatakan “jangan-jangan Aku datang, tidak ada iman lagi di atas bumi”. Kalau dibahasakan, kecurigaan Tuhan ini, tentu tidak sama seperti bahasa manusia. Tetapi Tuhan Yesus sudah melihat bahwa akan terjadi penolakan akan Firman sehingga iman di atas bumi tidak Yesus temukan lagi.
Lukas 18:8
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

Kenapa tidak ada lagi iman di bumi? Dimulai dengan umat Tuhan mengurangi Firman, akhirnya menolak Firman. Kalau menolak Firman bagaimana bisa ada iman di bumi. Bagaimana dapat dikatakan orang yang menolak Firmandan disebut mati sahid! Ini mustahil.
Firman kebenaran itu tujuannya untuk menyucikan kita. Kecenderungan mengurangi nilai kebenaran Firman adalah datang beribadah, ada pelayanan tetapi hanya mengejar mujizat jasmani. Penyakit sembuh, ok! Mati bangkit, ok! Ekonomi dipulihkan, ok! Itu tidak salah tetapi bukan itu yang dapat dikatakan iman yang dicari oleh Tuhan.

Ternyata iman yang dicari oleh Tuhan tidak lepas dengan tantangan, cobaan dan berbagai gejolak yang kita hadapi tetapi kita tangguh menghadapinya. Itu iman yang dicari oleh Tuhan! Bukan iman karena sakit disembuhkan atau iman karena ekonomi dipulihkan. Itu tidak akan menghasilkan iman yang tangguh, iman yang dicari oleh Tuhan. Tanpa sadar kalau kita hanya mengejar yang seperti itu berarti mengurangi kebenaran Firman. Lihat saja kalau ada KKR kesembuhan Ilahi berjubel-jubel orang hadir, dari lubang semut orang-orang keluar. Tetapi ketika kena cobaan, mana imannya. Itu berarti tidak mengejar kebenaran, tidak mencari kebenaran. Kalau dia mengejar, tidak bakal seperti itu.
I Petrus 1:5-6
1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

Kalau cuma iman karena ekonomi dipulihkan, mata buta menjadi melek, lumpuh bisa berjalan, penyakit apapun disembuhkan, bagaimana dia bisa bergembira menghadapi pencobaan karena kebenaran. Karena kebenaran dia dibenci dan dinista tanpa alasan.

I Petrus 1:7
1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Ketika kita diizinkan masuk pada api pemurnian bagaimana iman kita. Jangankan api pemurnian, bangun sembayang subuh saja menderita. Paling dia berkata “sudahlah tidak usah sembayang” paling duduk satu dua menit, amin. Atau kalau bisa 5 menit amin, atau 10 menit amin, tambah lagi 15 menit sudah amin. Mungkin 1 jam sembayang tetapi banyak tidurnya. Bagaimana bisa orang itu mendapat puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan ketika Yesus datang menyatakan diriNya.

Itu yang ditakuti oleh raja-raja, bangsawan-bangsawan, perwira-perwira yaitu ketika Yesus datang kedua kali.
Wahyu 6:15-16
6:15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."

Mengapa mereka ketakutan? Karena iman mereka tidak seperti tadi. Mereka hanya mencari kesembuhan. Karena mencari kesembuhan tidak mereka peroleh di gereja, mereka pergi ke dukun. Di dukun mereka tidak dapatkan juga, mereka kembali ke gereja. Ini orang yang sadar atau tidak sadara mengurangi kebenaran Firman, akhirnya apa yang dia cari tidak dia peroleh maka dia menolak kebenaran Firman. Ini jangan sampai terjadi pada kita.

Jeritan jiwa-jiwa yang di bawah mezbah itu diperduli oleh Tuhan, diterima oleh Tuhan, disambut oleh Tuhan, diperhitungkan oleh Tuhan, akhirnya ada jawaban. Orang yang mencari kebenaran, menerima kebenaran, memberitakan kebenaran kemudian resikonya dia harus lepas nyawa, jawabannya dia peroleh maka ada hukuman bagi orang lain dan hukuman itu sangat mengerikan.

Kekasih yang diberkati oleh Tuhan, untuk menolong kita maka kita diberi Firman pengajaran. Marilah kita muliakan ajaran Tuhan. Bukan kita muliakan karena kita sembuh tetapi karena ajaran Tuhan itu betul-betul membenahi kehidupanmu, merubah sifatmu sebagai seorang suami, sebagai seorang isteri, sebagai seorang anak. Inilah yang harus dimuliakan.
Titus 2:10
2:10 jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.

Ayat ini ada yang lawan. Kami pernah ditelpon oleh seorang kekasih menyangkut ayat ini. Tetapi sebenarnya dia tolak itu karena dia tidak mengerti ayat ini. Kalau dia mengerti ayat ini dia tidak akan tolak. Dia itu seorang hamba Tuhan, seorang gembala, kalimat yang dia kumandangkan “ada gereja yang cuma memuliakan ajaran Tuhan, bukan Yesus”. Waktu saya ditelpon saya katakan kasihan orang itu, kemudian saya jelaskan.

Satu waktu orang itu muncul di sini. Saya berikan alegori, waktu itu masih presiden SBY. “kau hormati presiden kita” dia jawab “iya”. “Kau terima perintah-perintahnya?” mulai dia bingung di situ. Saya katakan “jangan kita berkata seperti itu membodohi jemaat, termasuk kamu juga dibodohi!”. Orang memuliakan ajaran Tuhan, otomatis yang punya ajaran itu pasti senang. Namun orang yang memuliakan Tuhan tetapi menghina ajaranNya, apakah Yesus tidak tersinggung! Memuliakan Yesus, tetapi ajarannya kita tidak terima, kita nista, apakah Yesus senang.

Ini kesalahan. Begitu banyak orang dibodohi. Tujuannya supaya tidak perlu pengajaran-pengajaran, sudah dibelokkan iblis pikirannya. Memuliakan ajaran Tuhan sama dengan memuliakan pribadiNya. Kalau mengatakan memuliakan pribadiNya tetapi ajarannya tidak dimuliakan, itu kebodohan.
Jangan sampai kita gereja Tuhan malas mengejar apa yang benar, malas mencari Tuhan karena takut dibenci. Bukan cuma takut dibenci, tetapi karena banyak resikonya. Dia mencari kebenaran mulai memikirkan bagaimana resikonya. Resiko pertama adalah menanggung dana. Bagaimana dana yang harus dibuang hanya untuk mencari kebenaran. Di situ matanya mulai berkunang-kunang.

Dia perhitungkan telapak kaki ini harus berjalan, motor ini harus berjalan, roda empat harus berjalan hanya untuk mencari kebenaran. Akhirnya dia urung niat. Tetapi kalau urung niat maka akan berhadapan dengan gempa yang dahsyat, matahari gelap, bulan jadi darah dan bintang berguguran. Inilah bencana yang paling dahsyat.
Wahyu 6:12
6:12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.

Bukan kebetulan meterai kelima itu jiwa di bawah mezbah. Angka 5 itu ada nilai kemurahan Tuhan. Jiwa yang ada di situ menerima kemurahan Tuhan walaupun beresiko. Sekarang angka 6 diperhadapkan kepada manusia yang menolak. Manusia harus menerima, kenapa meterai keenam justru pembalasan? Sebab manusia selalu mempertahankan dagingnya. Kalau ada benturan terhadap dagingnya dia urung niat. Pandangan mereka kepada daging dan itu tidak bisa dikurangi. Manusia itu cenderung mempertahankan persoalan daging. Akhirnya pembalasan datang kepada manusia yang mempertahankan hawa nafsu daging.

Wahyu 6:13
6:13 dan segala bintang di langit sudah gugur ke bumi, seperti pohon ara yang meluruhkan buah buruknya tatkala digoncang oleh angin yang besar.

Di sini jawaban Tuhan terhadap seruan jiwa mereka yang memiliki kebenaran dan menjadi pemberita kebenaran. Apalagi kita sebagai umat Tuhan, Tuhan memberikan solusi yang sangat istimewa. Ada solusi Tuhan yang sangat istimewa. Ibrani 11:36-39 itu untuk orang yang mati sahid. Tetapi ayat 40 itu untuk menjadi mempelai wanita. Dikatakan kepada kita diberikan yang lebih baik ketimbang mereka. Mereka sudah menderita, sengsara di dalam pelayanan, tetapi Tuhan berikan yang terbaik bagi kita, mempelai wanitaNya mendapat yang terbaik. Bukankah mereka mati karena kebenaran? Itu memang spesial, tetapi lebih spesial adalah gereja yang menjadi Mempelai.

Ibrani 11:36
11:36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.

Baru diejek saja kita sudah ambil langkah seribu, tidak mau datang lagi. Diejek itu baru kata-kata, didera dan dipukul itu kena fisik. Ada yang dipenjara padahal mereka tidak salah, tetapi hanya karena kebenaran.
Ibrani 11:37
11:37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.

Ini derita sengsara hamba Tuhan yang seringkali hanya dilihat oleh jemaat dengan sebelah mata, untung-untung kalau masih dilihat.
Ibrani 11:38-39
11:38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.
11:39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.

Mereka ini tidak memperoleh apa yang dijanji. Siapa yang memperoleh? Kita gereja Tuhan yang menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Ibrani 11:40
11:40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

Mereka tidak dapat sampai pada kesempurnaan. Begitu rupa penderitaan mereka. Tetapi perjuangan mereka sebenarnya adalah untuk kita. Untuk kita disediakan yang lebih baik.

Kita lihat dulu peta zaman. Dalam minggu kejadian hari pertama Tuhan katakan baik, hari kedua tidak ada komentar, hari ketiga dua kali disebut baik, hari keempat disebut baik, hari kelima juga disebut baik. Hari keenam tidak cuma baik tetapi amat baik, itu setelah sepasang nikah diciptakan. Jadi dengar, rencana Allah yang amat baik ini adalah untuk penciptaan sepasang nikah. Mereka tidak akan disempurnakan tanpa nikah yang rohani disempurnakan lebih dahulu.

Saya beruntung sebab 2 minggu secara khusus saya belajar peta zaman yang diajarkan oleh guru pakar peta zaman. Padahal waktu itu saya belum hamba Tuhan, saya masih dibangku kuliah. Tetapi 2 minggu saya tekuni mendengar. Saya tidak tahu bahwa kelak saya dipanggil menjadi hambaNya, kenapa saya jiwai betul. Pokoknya selama 2 minggu itu setiap sore ibadah. Hanya tentang hal ini diajar oleh pakar peta zaman, bicara tentang minggu kejadian dan minggu penebusan. Saya catat itu dan masih ada catatan saya padahal saya belum jadi hamba Tuhan. Itu di tahun 1970 sebab saya nanti menjadi hamba Tuhan tahun 1972. Kalau dipikir kenapa saya bodoh-bodoh tidak kuliah hanya karena ikut ibadah ini. Setiap selesai ibadah kami menyanyi “Tuhan datang di atas awan” rasanya kami benar-benar sudah ada di sana. Kerinduan hati untuk jumpa dengan Yesus begitu membara.

Hari keenam itu amat baik, itu spesial untuk gereja yang menjadi Mempelai. Bahkan dikatakan tanpa kita, mereka tidak disempurnakan. Jika kita melihat urutannya, untuk apa penderitaan mereka. Sesungguhnya untuk saudara dan saya.

Gempa bumi adalah pembalasan Tuhan sebagai balasan seruan mereka. Gempa bumi menghancurkan semua bangunan yang dibangun oleh kekuatan manusia. Jadi apapun yang sekarang kita miliki, fasilitas yang kita miliki, semua dihancurkan oleh Tuhan sebagai balasan seruan mereka. Tetapi yang mendapat yang mendapat yang amat baik, dia dilindungi oleh Tuhan secara spesial. Wahyu ini bukan kitab yang menakutkan. Jangan kita katakan kitab ini bagaikan momok bagi kita. Tidak! Wahyu ini kitab yang sangat menyenangkan.

Kalau Tuhan membalas, bukan cuma manusia yang dibinasakan. Melainkan semua fasilitas yang dimiliki oleh manusia, yang dinikmati oleh manusia, dihancurkan oleh Tuhan. Bukankah dalam Mazmur 115 dikatakan bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi. Dan bumi diberikan kepada manusia. Bukan cuma manusia, tetapi bumi yang diberikan kepada anak-anak manusia ikut dihancurkan.
Mazmur 115:
115:16 Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.

Manusia dibinasakan oleh Tuhan pada meterai yang keenam dan semua pemberian Tuhan, fasilitas Tuhan yang di dunia ini, termasuk bangunan apapun yang dibangun oleh manusia dihancurkan oleh Tuhan. Saudara lihat, siapa yang ditaruh pada urutan atas yang ketakutan?
Wahyu 8:14-16
6:14 Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
6:15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."

Mereka ketakutan baru mereka mengadakan persekutuan doa. Alamat mereka berseru bukan kepada Allah sebab mereka takut kepada Tuhan. Tetapi alamat mereka berseru kepada gunung-gunung. Ini persekutuan doa yang salah arah. Sekarang ini banyak persekutuan doa yang diadakan oleh berbagai denominasi gereja. Tetapi jika persekutuan doa itu salah arah maka muaranya di sini. Olehnya dalam gereja mula-mula dan gereja hujan akhir, ada persekutuan doa tetapi dipandu oleh Firman pengajaran.

Pada hujan akhir, persekutuan doa memang bagaikan jamur di musim hujan. Banyak persekutuan doa, tetapi jika tidak dipandu Firman pengajaran, mubasir semuanya. Jangan kita diajak-ajak persekutuan doa, tetapi apakah ada Firman pengajaran dimuliakan di situ. Memang kita pergi untuk menyenangkan orang itu tetapi kita tidak memuliakan ajaran Tuhan karena bukan ajaran Firman yang dimuliakan di situ.

Petrus yang memiliki kebenaran dan menjadi pemberita kebenaran itu, toh akhir hidupnya juga disalib dengan kepala di bawah.
Kisah Para Rasul 2:41-42
2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Urutan pertama adalah pengajaran, dalam terang Tabernakel kena meja roti sajian. Kenapa tidak berhenti saja “mereka bertekun dalam pengajaran” kenapa harus digandeng dengan “rasul-rasul”. Karena gereja dibangun di atas dasar para rasul. Rasul-rasul ini hubungannya dengan Firman pengajaran. Yang mengontrol persekutuan kita dan doa adalah Firman pengajaran.

Persekutuan di dalam terang Tabernakel kena pada pelita emas. Pelita emas ini dibuat dari 1 talenta emas utuh yang ditempa menjadi pelita emas. Jadi persekutuan kita juga dikontrol oleh Firman pengajaran. Makanya bapak Pdt. In Yuwono tidak meresponi oikumene sebab di situ tidak dikontrol Firman pengajaran. Memang namanya bagus, tetapi masing-masing datang dengan caranya sendiri, cuma sekedar duduk-duduk.

Doa dalam terang Tabernakel kena pada mezbah dupa emas. Persekutuan doa ini harus dikontrol oleh Firman pengajaran. Dalam persekutuan doa di rumah ibu Markus yang juga disebut Yohanes, ada persekutuan doa di sana yang digelar oleh para ibu-ibu atau wanita. Teapi ada kontrol Firman pengajaran, tidak asal. Saya yakin kegerakan kuda putih satu saat akan membangkitkan ingatan mereka yang dulu ikut mendengar Firman pengajaran.

Matahari jadi karung rambut, berarti kasih Allah ditarik dan dunia berkabung. Kalau sekarang kita menolak kebenaran, takut dibenci karena kebenaran maka kehidupan itu akan berkabung. Derita sengsara yang tidak dapat digambarkan oleh bahasa apapun akan dia alami.

Bulan berubah bagaikan darah yang bersimbah. Kalau dalam Yoel pasal 2, hal itu diceritakan. Bulan itu menunjukkan penampilan Yesus Anak Allah yang telah berkorban. Berarti berakhir atau berhenti pekerjaan penebusan, tidak ada lagi. Kalau kasih sudah ditarik, pekerjaan penebusan tidak bisa lagi ditemukan oleh siapapun.

Kemudian bintang berguguran, berarti tidak ada lagi yang menuntun manusia untuk datang pada kebenaran. Ini yang kita takutkan di akhir zaman ini. Ini jawaban dari seruan mereka yang telah mati karena kebenaran. Yesuspun mati karena kebenaran.
Yohanes 7:7
7:7 Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat.

Dunia ini pekerjaannya semata-mata jahat. Lihat saja di dunia sekarang termasuk di bumi nusantara kita. Yang ini bekerja, yang itu yang menggerogoti, tetapi yang menggerogoti ini cari-cari terus kesalahan yang bekerja. Padahal dia sudah tulus untuk bekerja. Itu karena dunia ini penuh dengan kejahatan.

Mari kita kejar kebenaran berarti dalam hati kita ada ikhtiar, ada niat, ada kerinduan hati untuk disucikan supaya miliki jubah putih. Bukan cuma yang mati syahid, mempelai wanita juga menggunakan jubah putih, itulah kita. Makanya Firman Tuhan mengatakan mereka tidak disempurnakan tanpa kita.

Kita gereja Tuhan kenapa bermasa bodoh. Kita mulai memperhitungkan penderitaannya jika kita mau berdoa, kalau beribadah. Kita berpikir “kenapa ibadah jam 9 dimajukan jadi setengah 9 padahal saya masih mau tidur” rasanya menderita.

“Dengarkanlah yang mencari kebenaran, pandanglah gunung batu”. Yesus gunung batu yang dipahat menderita karena kita. Kita belum terpahat tetapi kita sudah mengeluh, gereja Tuhan sudah mengeluh, hamba Tuhan sudah mengeluh. Memang sengsara kami hamba Tuhan, tetapi demi kebenaran. Kebenaran yang hakiki/ yang penuh yang menghadirkan kami untuk mendapatkan yang terbaik, itulah perjuangan dan pergumulan kami.

Saya ingat kata-kata bapak Pdt. In Yuwono “kalau hati seseorang itu kosong, hati hamba Tuhan itu kosong, hati jemaat itu kosong, dia pasti tidak akan ada pengalaman di dalam Firman. Tetapi kalau hatinya penuh dengan Firman, walaupun resikonya berat, pasti ada pengalaman-pengalaman yang manis di dalam Firman”. Karena dia bukan hanya teori tetapi ada praktek maka ada pengalaman yang manis.

Isilah hidup ini dalam kebenaran. Nikah kita, rumah tangga, pekerjaan kita, usaha kita mulailah di dalam tanda kebenaran. Jika saudara bekerja, dasarilah hidupmu dengan kebenaran. Jangan sampai kita lepas, nanti akibatnya kita gigit jari. Kalau kita tidak dasari pekerjaan dengan kebenaran tetapi dusta maka nanti gigit jari dan penderitaan yang lebih berat akan dialami. Jangan itu terjadi karena Tuhan akan goncang bumi ini sampai pulau-pulau berpindah. Bagaimana kalau gempa yang hebat terjadi sehingga pulau Togean sampai pindah tempatnya.


Tuhan Memberkati.







GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar