20190622

Kebaktian Doa, Sabtu 22 Juni 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 6:13-15
6:13 Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

Sesuai terang kerajaan Sorga, pasal ini terkena meja roti sajian. Kalau bicara meja itu menunjuk hati. Tuhan menginginkan hati kita untuk Tuhan. Meja itu ada kaki. Apa artinya. Supaya meja itu jangan ditaruh di atas tanah. Meja hati kita ditopang dengan 4 kaki. Kaki ini panjangnya 1,5 hasta. Angka 1,5 Alkitab menceritakan bahwa itu angka pengantara. Jadi supaya meja kita tidak kotor, tidak kena debu, tidak kena tanah, tidak kena pasir, maka ada kaki yang menopang. Tujuannya supaya hati kita diletakkan roti, roti itu bicara Firman Allah. Jadi hati itu harus ada kesiapan. Kesiapan rela hati kita ditopang oleh Yesus sebagai pengantara, supaya hati ini jangan kotor. Tetapi kenyataannya orang Kristen bahkan juga pendeta-pendeta dan pelayan Tuhan, bagaimana meja itu tidak kotor, sampai Yesaya mengatakan meja itu sudah pebnuh muntah.

Dan kitab Maleakhi mengatakan, ketika Tuhan mengeluh kenapa meja itu dibiarkan kotor, maka imam-imam mengatakan “pantas meja Tuhan harus dikotori”. Makanya heran kalau mendengar ada pelayan Tuhan sebelum naik mimbar minum dulu air minuman keras supaya nanti bicaranya lancar. Atau sebelum naik mimbar dia merokok dulu atau memaki-maki orang. Inilah meja yang kotor, bagaimana mau ditaruh roti. Kalau hati saya kotor seperti itu maka roti yang saya bagikan itu adalah roti yang kotor, karena hati saya penuh muntah.
Yesaya 28:8
28:8 Sungguh, segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi.

Dalam Yohanes 6:3 dikatakan Yesus naik ke atas gunung.
Yohanes 6:3
6:3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.

Terjadinya pemecahan roti yang menubuatkan terjadinya kegerakan Firman seperti roti yang dipecah-pecahkan oleh Tuhan Yesus dan dimakan oleh 5000 orang, padahal hanya 5 ketul roti yang dipecah-pecahkan namun sisa 12 bakul. Kegerakan Firman pengajaran itu terjadi di atas gunung, bukan di lembah. Ketika 5 ketul roti itu pindah di tangan Yesus maka Yesus menengadah ke atas, mengucap syukur dan memecah-memecahkan. Ini arti rohaninya bagi kita gereja Tuhan, inilah kegerakan Firman pengajaran yang dibutuhkan di dalam gereja. Kalau ada gereja yang merasa tidak perlu kegerakan Firman pengajaran maka nanti kehidupan seperti itu yang akan tertinggal dalam 3,5 tahun aniaya antikristus, tidak akan tersingkir.

Itu sebabnya harus ada kegerakan Firman pengajaran. Bukan hanya sampaikan Firman 5 menit, 10 menit dan bila lebih 30 menit sudah mulai kode-kode pendeta supaya berhenti. Bagaimana gereja mau tumbuh rohaninya kalau seperti ini! Dia kerdil, tidak tumbuh rohaninya. Dia tetap bayi rohani, tidak bisa membedakan yang benar dan yang tidak benar, mana yang sehat dan yang tidak sehat. Makanya ada tingkat dari mepiaso menjadi pihadiha. Kemudian jangan kita berhenti sampai pada pihadiha, sampai pada remaja rohani. Remaja rohani ini hanya suka embun, itulah Firman yang enak-enak saja. Tetapi Firman yang keras yang mengoreksi kelakuannya dia tidak suka. Setelah pihadiha kita butuh teleyohi yaitu dewasa rohani.

Supaya mencapai dewasa rohani perlu kegerakan Firman di dalam sidang jemaat. Saya yang bertanggung jawab di sini. Bagaimana kita butuh kegerakan Firman kalau saya malas sembayang. Makanya perhatikan, kalau saya ditelpon saya tidak angkat itu berarti saya lagi sembayang. Sembayang untuk apa? Sembayang untuk mendoakan saudara. Bagaimana mau ada kegerakan Firman kalau kami hamba Tuhan tidak bergaul manis dengan Tuhan dan hanya bergaul manis dengan miras. Kalau seperti itu bukan gembala tetapi gumbala. Gumba itu tempat menaruh miras. Ini bahaya kalau gereja Tuhan bukan punya gembala tetapi gumbala. Bahkan ada hamba Tuhan kalau melihat tidak ada miras di meja, dia langsung berkata “tidak usah berdoa, tidak ada miras, langsung saja makan!”.

Jadi kegerakan Firman dibutuh dalam gereja.
Yohanes 6:3
6:3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.

Setelah roti 5 ketul pindah di tangan Yesus dengan 2 ekor ikan maka Yesus tengadah ke atas (vertikal) lalu Dia mengucap syukur dan memecah-mecahkan kemudian roti itu diberikan kepada murid, murid pengantara dan murid-murid yang memberi kepada umat. Jadi Firman ini tidak langsung kepada umat tetapi Yesus memanfaatkan hamba Tuhan. Maka dalam Wahyu pasal 2 dan pasal 3, yang disurati oleh Tuhan tidak langsung jemaat tetapi gembalanya lebih dahulu. Karena gembala ini diangkat oleh Tuhan. Walaupun gembala ini salah, tidak benar, ada yang menyeleweng, ada yang tidak karu-karuan pengajaran yang mereka sampaikan, tetapi karena Tuhan yang lantik maka Tuhan koreksi mereka. Firman ini duluan kepada gembala supaya gembala terkoreksi baru jemaat dikoreksi. Sekarang ini terbalik, saya juga prihatin kalau melihat gembala justru jemaat yang nasihati. Kalau gembala berantem, justru jemaat yang datang mendamaikan. Ini memalukan, ini bukan kegerakan Firman tetapi mencelakakan.

Setelah Yesus melihat bahwa mereka memaksa Yesus untuk menjadi raja, supaya mengatur soal kebutuhan-kebutuhan jasmani, maka Yesus menyingkir ke mana? Ke gunung. Apa yang Yesus lakukan.
Matius 14:23
14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.

Markus 6:46
6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.

Sesudah kegerakan Firman, Yesus sebagai Gembala Agung yang juga disebut oleh Wahyu Dia adalah Mempelai Laki-laki Sorga, Dia pergi ke gunung untuk berdoa. Menyingkir di sini bukan sekedar menyingkir seperti dalam Injil Yohanes karena mau didaulati menjadi raja. Tetapi Dia naik ke gunung karena mau berdoa. Jadi lengkaplah, tadi ada kegerakan Firman kemudian ada kegerakan doa. Namun di sini dikatakan hanya Yesus seorang diri.

Ini dibutuh oleh gereja Tuhan. Gereja Tuhan harus ada kegerakan Firman pengajaran sehingga umat Tuhan makin terasa pekerjaan Firman dalam hidupnya. Hatinya dijamah oleh Firman, pikirannya dijamah oleh Firman, telinganya yang tadinya suka mendengar yang tidak-tidak sekarang dijamah oleh Firman, matanya yang suka melihat yang tidak-tidak itu dijamah oleh Firman, mulutnya yang tadi bicara seperti kebun binatang sekarang bicara Firman. Itulah bukti kegerakan Firman, anak Tuhan itu ada perubahan sikap. Bukan mendengar atau menerima kegerakan Firman tetapi tidak pernah berubah, begitu-begitu saja, bicaranya kebun binatang terus. Kalau suami bicara pada isteri dia katakan “babi, anjing, monyek, yakis”. Isteri lagi menyaut kemari “kau buaya darat!”. Akhirnya apa, kebun binatang rumah tangga itu. Ini bukan kegerakan Firman tetapi kegerakan menuju pada Babel sundal besar.

Olehnya gereja Tuhan harus menerima Firman pengajaran yang membaharui kehidupan mereka. Dibuktikan ketika mereka makan, mereka kenyang. Artinya dipuaskan olej kegerakan Firman. Setelah puas dengan kegerakan Firman, Tuhan mau menguji, tetapi Yesus lebih dulu naik ke bukit untuk berdoa. Siapa yang diuji? Murid-murid yang berlayar. Di tengah mereka berlayar, angin sakal datang. Apa yang mereka katakan? Mereka ketakutan. Tetapi Yesus yang dalam kegerakan doa, walaupun dalam gelap Dia melihat murid-muridNya payah untuk mendayung, maka Yesus datang berjalan di atas gelombang.

Jika kita mengalami kegerakan Firman, kemudian mengalami kegerakan doa penyembahan maka segala ombak masalah bisa teratasi, karena ada dua kegerakan ada dalam diri kita yaitu kegerakan Firman dan kegerakan doa. Kadang kita dikalahkan persoalan, kita digulung oleh permasalahan. Kenapa? Karena kurang doa. Di sini Yesus berdoa sendirian. Berarti doa bisa dilakukan sendirian. Tetapi kalau pengajaran tidak bisa sendiri. Tetapi doa juga bisa dilakukan secara bersama. Kalau dua hal ini kita lengkapi dalam diri kita, maka masalah yang menggunung di depan kita pasti Tuhan selesaikan dan kita mengalami kemenangan.

Sesudah mereka mengalami hal ini maka Yesus naik ke gunung untuk berdoa/ penyembahan. Kenapa? Sebab nanti bukan hanya persoalan gunung yang akan Yesus hadapi. Tetapi persoalan pandangan umat Tuhan yang mana umat Tuhan mengikuti Yesus karena tertarik dengan mujizat. Kalau anak Tuhan hanya melihat mujizat jasmani, maka nanti dia akan mudah ditarik oleh antikristus. Kalau sekarang iman saudara bergantung karena melihat mujizat orang buta melihat, orang lumpuh melompat, orang tuli mendengar, orang bisu berkata-kata, orang mati bangkit sekalipun, kalau cuma itu dasarmu ikut Tuhan, nanti ketika tampil Wahyu pasal 13, saudara juga bisa mengikuti itu. Makanya Tuhan tidak ingin kita hanya sampai pada karakter itu.

Itu sebabnya Tuhan uji, mereka harus berlayar, berarti diuji iman percaya kita. Dalam kitab Injil Yohanes, tidak diceritakan tentang berlayar. Tidak diceritakan murid-murid di suruh berlayar dan menghadapi angin sakal namun Yesus datang berjalan di atas air. Mereka bertemu Yesus sudah di seberang. Yesus langsung mengatakan “kamu mengikuti Aku karena kamu makan sampai kenyang. Apakah kita punya tangan iman cuma karena melihat mujizat? Itu fana. Pengertian fana itu ada 4.
Yohanes 6:27
6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Yohanes 6:27 (Terjemahan Lama)
6:27 Janganlah kamu bekerja karena makanan yang fana, melainkan karena makanan yang baka, yaitu yang akan diberi kepadamu oleh Anak manusia, karena Ialah yang dimeteraikan oleh Bapa itu, yaitu Allah."

Pengertian fana:
1.      Terbatas oleh ruang dan waktu. Jadi kalau kita ikut Tuhan karena mengejar mujizat saja, itu bukan berarti tidak boleh. Itu dibutuhkan untuk membawa kita dari gelap kepada terang. Tetapi jangan itu dijadikan tolak ukur. Fana itu terbatas oleh ruangan dan waktu. Makanya harus yang kekal. Dalam kitab nabi Yesaya ada 9 hal yang kekal. Jika ditambah kitab-kitab yang lain lebih banyak lagi yang kekal.

a)      Gunung batu yang kekal. Siapa itu gunung batu yang kekal? Itulah Yesus yang dibuang oleh banyak orang. Kalau ada yang tidak percaya silahkan. Tetapi keselamatan tidak ada padanya, hanya ada neraka baginya.
Yesaya 26:4
26:4 Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.

Firman itu kekal. Siapa Firman? Itulah Yesus.

b)      Perapian yang kekal.
Yesaya 33:14
33:14 Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?"

Daniel 12:2
12:2 Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.

Jadi mana yang kita pilih? Tentu kehidupan kekal. Untuk mendapatkan hidup yang kekal ini kita sudah baca dalam Yohanes 5:24.
Yohanes 5:24
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Yang memindahkan kita dari alam maut kepada kehidupan hanya Yesus. Kalau ada yang mengatakan ada yang lain yang memindahkan orang dari alam maut kepada kehidupan, itu terserah dia! Tetapi Alkitab bersaksi hanya Yesus. Bahkan nanti ketika Yesus datang pada kali yang kedua, orang di dalam kubur akan mendengar suaraNya dan akan bangun. Sebagian pada hidup yang kekal sebagian pada kengerian yang kekal. Makanya jangan ikut Tuhan karena mengejar yang fana. Bukan berarti tidak butuh, itu urusan Tuhan dan pasti Tuhan penuhi. Tetapi dahulukan yang kekal.

Coba saudara bayangkan bagaimana itu kengerian yang kekal. Itu nanti ditonton.
Yesaya 66:24
66:24 Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.

Tidak ada tangan lain di luar tangan Yesus yang bisa memindahkan kita dari alam maut kepada alam kehidupan.

c)      Yesaya 35:10
35:10 dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

Ini yang harus kita cari, yang baka, yang kekal ini. Ini kehidupan yang masuk di Sion. Kenapa Yesus memecah-mecahkan roti di atas gunung? Karena dalam Yesaya pasal 2 dikatakan mari kita ke gunung Sion, di sana ada Firman pengajaran. Makanya di gunung ada kegerakan Firman, itu menunjuk di Sion ada kegerakan Firman. Jika ada kegerakan Firman maka sedikit demi sedikit sudah ada sukacita dalam diri saudara. Jangan muring-muring yang banyak. Dari pagi hanya 1 kali dia tertawa, lebihnya itu marah-marah terus. Aduh bagaimana itu. Dari pagi cuma 1 kali dia senyum, lebihnya mukanya muka pepaya. Bagaimana bisa dikatakan sukacita abadi, ada di gunung Sion ada dalam kegerakan Firman kalau cuma marah, mengomel, bersungut, tidak ada sukacita. Besok kita akan mendengar tentang bunyi sangkakala yang ketiga.

Bagaimana bisa ada sukacita kalau seperti itu, padahal sukacita ada kaitannya dengan Sion. Saudara tidak bisa mengatakan tidak ada di gunung Sion sebab saudara menerima curahan pengajaran Firman begitu deras dalam diri saudara. Mana sukacitamu! Kenapa kita harus muka kriminil seperti orang di terminal, melihat mana dompet yang bisa dicopet. Kita harus bersukacita.

d)      Yesaya 45:17
45:17 Sedangkan Israel diselamatkan oleh TUHAN dengan keselamatan yang selama-lamanya; kamu tidak akan mendapat malu dan tidak akan kena noda sampai selamanya dan seterusnya."

Pekerjaan penyelamatan Tuhan itu adalah pekerjaan penyelamatan yang kekal. Tetapi jangan saudara salah menafsirkan ini. Ini bukan Teologia prestisinasi, sekali selamat tetap selamat sekalipun kita berbuat dosa, selingkuh, mencuri, membunuh dan membuat ini itu yang jahat. Itu salah, tidak benar! Sebab dalam gereja ada Teologia prestisinasi. Ini tidak benar dan tidak boleh.
Ibrani 9:12
9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.

Ini ada hubungannya dengan domba jantan, tempat kudus dan darah anak lembu. Domba itu kecil dibandingkan dengan lembu. Jadi mulai dari domba, pancaran anak domba kemudian harus meningkat pada lembu, pancaran anak lembu. Lembu menunjuk kesempurnaan. Kalau tetap tinggal pada pancaran anak domba dan tidak meningkat pada pancaran anak lembu maka bisa gagal kelepasan ini. Makanya anak Tuhan jangan berhenti “saya sudah selamat, sudah menerima Yesus Anak Domba yang tersembelih” jangan! Harus ditingkatkan kepada kesempurnaan. Kalau domba itu baru di halaman Tabernakel, harus ditingkatkan kepada lembu itu ruangan maha suci. Dari halaman mencapai ruangan maha suci harus melewati ruangan suci.

Sebabnya ibadah gereja Tuhan jangan asal, jangan berpikir yang penting sudah beribadah, itu salah.

e)      Yesaya 54:8
54:8 Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.

Jadi kasih Tuhan itu adalah kasih yang abadi, kasih yang kekal. Kalau kita bicara kasih yang kekal dan abadi, ayo kita menerima kasih Yesus, kasih yang kekal, kasih setia yang abadi, maka kita salurkan kepada orang lain.
Yeremia 31:3
31:3 Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.

Dari jauh, bagaimana caranya?
Yeremia 31:11-12
31:11 Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya.
31:12 Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan TUHAN, karena gandum, anggur dan minyak, karena anak-anak kambing domba dan lembu sapi; hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana.

Ada anggur ada sukacita dalam nikah, ada minyak berarti ada urapan. Ada kambing domba berarti ada ibadah, yang ditingkatkan pada lembu sapi. Jadi ibadah mereka tidak stagnan tetapi bertumbuh. Inilah yang terjadi kalau hidup itu menerima kasih setia yang kekal. Hatinya bersukacita, kenapa? Sebab ada gandum, itu pembukaan rahasia Firman. Ada anggur, anggur itu yang dibutuh airnya dan itu dipakai dalam pesta nikah, berarti ada sukacita dalam nikah dan dalam persekutuan. Ada minyak berarti ada urapan, kalau ada urapan berarti ada terang. Maka kehidupan gereja Tuhan akan mengalami hidup yang benar-benar dia diikat oleh kasih setia Tuhan yang kekal.

Makanya jangan kita hanya fokus kepada yang jasmani. Jangan saudara salah, jangan berpikir “gembala itu tidak butuh yang jasmani” kita semua butuh yang jasmani. Tetapi yang harus didahulukan yang rohani, yang kekal. Jangan sampai yang kekal ini kita kerdilkan karena mengajar yang jasmani.

2.      Sesuatu yang bisa membinasakan kita. Jadi kalau mengejar yang fana maka kita bisa dibinasakan. Tetapi kalau mengejar yang kekal bagaimana yang kekal bisa membinasakan kita.

3.      Fana itu sesuatu yang bisa mematikan total.

4.      Hanya sementara, tidak terkait dengan keadaan Tuhan yang kekal. Kadang kita terlalu fokus dengan yang sementara. Jangan salah tangkap saudara dan berpikir gembala tidak butuh yang fana. Semua kita butuh, pekerjaan Tuhan tidak bisa jalan kalau tidak ada duit. Tetapi yang paling atas yang kita kejar adalah yang kekal. Karena kalau cuma sementara itu sebatas usia kita. Kalau tidak mengejar yang kekal, setelah meninggal habislah kita. Tetapi kalau mengejar yang kekal maka ada dua langkah akhir:
a)      Mati di dalam Tuhan
b)      Tuhan izinkan hidup sampai Tuhan datang, penyingkiran gereja, kita bertemu Yesus di awan-awan yang permai.

Ada seorang bos, ketika meninggal dia diupacarakan oleh umat Tuhan. Pembantu rumah tangga dan supirnya bercakap-cakap “kira-kira itu bos masuk sorga?”. Maka dijawab “tidak masuk sorga karena tidak pernah dia bercerita tentang Yesus dalam hidupnya, bagaimana bisa masuk sorga”. Jadi supir dan pembantu tersebut sudah tahu memvonis orang itu tidak bisa masuk sorga. Karena dia tidak pernah bicara tentang Yesus, tidak pernah menaikan pujian kepada Tuhan, malah selalu marah-marah saja. Mana bisa masuk sorga kalau tidak pernah bicara yang kekal, hanya yang fana saja.

Kalau kita seperti ini maka kita orang paling malang. Kenapa? Kita ada dalam kegerakan Firman dan ada dalam ajaran tentang kegerakan doa. Tetapi kalau tidak menikmati yang kekal karena dikuasai pandangan yang fana maka akhirnya mematikan total, sementara saja dia nikmati, sesuatu yang bisa membinasakan dan terbatas oleh ruang dan waktu.

Terbatas oleh ruang dan waktu. Waktu itu mulai dari manusia jatuh dalam dosa. Sebelum itu adalah masa yang tidak bisa kita ukur. Sesudah Yesus datang pada kali yang kedua maka itu adalah masa kekal. Jadi masa yang sementara ini, masa yang fana ini adalah sejak manusia jatuh dalam dosa sampai Yesus datang kedua kali. Kalau kita tidak ada bersama dengan Yesus, bagaimana nasibmu. Coba bayangkan dari zaman Adam dan Hawa sampai saat ini sudah berapa miliar manusia di dunia ini. Berapa miliar manusia hanya berpikir yang fana, yang kekal dapat dikatakan tidak ada.

Mari kita naik ke gunung, lihat dan hargailah kegerakan Fiman. Naiklah ke gunung, lihat kegerakan doa, itu akan mengatasi segala masalah. Saya aminkan itu akan mengatasi segala masalah.

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar