20190706

Kebaktian Doa, Sabtu 6 Juli 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 6:16-21
6:16 Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu
6:17 dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka,
6:18 sedang laut bergelora karena angin kencang.
6:19 Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka.
6:20 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!"
6:21 Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.

Pemecahan roti dua kali yang dilakukan oleh Yesus selagi dalam tubuh jasmani. Kemudian yang ketiga setelah Yesus dalam tubuh rohani. Pemecahan roti pertama 5 ketul, dimakan oleh 5.000 orang dan 7 ketul dimakan 4.000 orang. Jadi makin meningkat Firman mengarahkan jemaat pada kesempurnaan, namun yang menikmati makin menurun, makin berkurang. Bagi kami hamba Tuhan tidak terkejut jika ini terjadi.

Minus 1.000 orang, padahal angka 1.000 adalah angka kesucian, 1.000 adalah angka kerajaan 1.000 tahun. Jadi jika mau ditingkatkan pada angka 7, ditingkatkan pada  kesempurnaan, tentu dengan kekuatan Firman pengajaran yang sehat, maka minat manusia malah menurun. Semoga ini tidak terjadi pada. Sebab masalahnya orang itu akan kehilangan janji perhentian jika hal ini diabaikan.

Tuhan ingin memperjelas kepada kita apakah motivasi kita mengiring Tuhan. Bukankah Tuhan melakukan mujizat? Mengapa orang melakukan mujizat lalu Tuhan timpali seakan-akan salah? Sesungguhnya perbuatan Tuhan melakukan mujizat bukan salah tetapi tanggapan umat itu yang membuat salah. Dalam ayat 15 mereka mendesak Yesus untuk menjadi pengisi kebutuhan-kebutuhan lahiriah mereka tidak lagi sukar dan sulit mereka cari sebab siap mujizat dari Yesus.
Yohanes 6:15
6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

Inilah yang akhirnya membuat Tuhan Yesus tidak sepaham atau tidak mau menerima pandangan seperti itu. Akhirnya Yesus menghilang. Ke mana Yesus menyingkir? Ke gunung, seorang diri di dalam doa penyembahan.

Kalau mengikut Tuhan hanya karena ditarik oleh perbuatan mujizat dari Tuhan, orang itu tidak bisa mempertahankan pengikutannya di kemudian hari. Tetapi kalau mengikut Tuhan karena melihat mujizat kemudian lebih ditingkatkan pada Firman pengajaran, itu adalah daya tarik yang kuat sebab ditarik oleh Firman pengajaran. Maka orang tersebut dijamin oleh Tuhan bahwa keselamatan yang akan datang menjadi bagiannya.

Yesaya 42:4
42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

Pulau-pulau saja menanti ajaran Tuhan apalagi kita, penghuni dari pulau itu.

Yesaya 42:21
42:21 TUHAN telah berkenan demi penyelamatan-Nya untuk memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia;

Pengajaran demi keselamatan kita itu yang Tuhan beri. Bukan mujizat yang Tuhan berikan untuk menyelamatkan kita, mujizat secara lahiriah itu hanya sarana. Tetapi yang menyelamatkan kita adalah ajaran. Disebut ajaran itu besar dan mulia. Disebut pengajaran besar karena mempromosikan Yesus bersama gereja masuk dalam nikah.
Efesus 5:32
5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Maka yang dinanti-nanti oleh pulau adalah pengajaran besar, yakni pengajaran yang menampilkan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga dan gereja Mempelai Wanita yang akan masuk dalam nikah yang rohani. Kemudian disebut pengajaran yang mulia, kita harus paham itu.

Kita gereja Tuhan mau dihadang oleh kuasa kegelapan. Walaupun kuasa kegelapan mau menghadang kita dengan angin sakal, ketika Tuhan berikan perintah harus berlayar. Setelah mereka makan kenyang dan mendapatkan sisa 12 bakul. Setelah mendapatkan Firman pengajaran yang benar, maka ada perintah untuk berlayar. Tujuannya apakah kegerakan Firman yang sudah diterima ini benar-benar menguasai kehidupannya/dipraktekkan.

Dalam Markus pasal 8, sudah diberi oleh Tuhan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan dan mereka melihat mujizat. Kemudian mereka menerima 7 ketul roti dan ikan kecil-kecil. Ikan kecil-kecil ini selalu melawan arus. Artinya kalau  kita menerima 7 ketul roti yaitu Firman yang mengarahkan pada kesempurnaan, jangan kita ikuti arus, kita harus melawan arus. Sebab banyak orang mengikuti arus, bukannya melawan arus.
Ibrani 2:1
2:1 Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.

Apa yang kita dengar itu adalah kegerakan Firman pengajaran dari 5 ketul roti kegerakan hujan awal dan 7 ketul roti kegerakan hujan akhir. Banyak kali anak Tuhan bukannya melawan arus, sebab pikirnya kalau melawan arus itu butuh tenaga ekstra. Tetapi itu sifat ikan kecil-kecil yang mesti dikonsumsi, harus menjadi pengalaman saya dan saya. Makanya arus datang dari depan dihembus oleh iblis. Apakah mereka berbalik kanan? Tidak! Mereka tidak berpikir “dari pada kita gawat, lebih baik ikut saja angin sakal dari depan” sehingga berbalik arah dan kembali ke tempat semula. Kalau seperti itu perjalanan kita maka sama dengan kita tidak mencapai pelabuhan yang dirindukan. Padahal dalam Mazmur 107, orang yang berlayar itu memang dia seperti bingung 7 keliling, tetapi tujuannya adalah pelabuhan yang dirindukan.
Mazmur 107:30
107:30 Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.

Firman yang telah kita terima dalam kegerakan 5 ketul roti, itu kegerakan Firman pengajaran mula-mula, kemudian kegerakan 7 ketul roti yaitu kegerakan Firman yang menyempurnakan, itu harus dipraktekkan, bukan hanya didengar. Tuhan izinkan ada angin sakal, angin dari depan yang coba menenggelamkan kita. Ini angin hebat sekali hari-hari terakhir ini.
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Anak Tuhan yang tidak hanya terpaku dengan mujizat tetapi benar-benar dia tertarik dengan Firman pengajaran sebab Firman pengajaran menyucikan sifat tabiatnya, maka mereka tahu persis bagaimana itu perintah Tuhan. Kalau itu perintah Tuhan dan mereka lakukan maka Tuhan tidak akan lepas begitu saja.

Kalau kita sudah mendengar Firman pengajaran yang menggarap kehidupan kita, maka lakukan. Tuhan tidak diam begitu saja, Dia ada di gunung sementara berdoa memantau saya dan saudara. Asalkan 1 hal, kita melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Kalau  kita melakukan apa yang Dia perintahkan kemudian kita dihadang oleh angin sakal, maka yang memerintah itu tidak lepas tanggung jawab, segera Dia datang menolong. Jam berapa? Jam 3 subuh!

Di dalam Yesaya dan di dalam injil Markus, jam 3 ini sangat berbahaya. Di sini roh penyangkalan itu marak, Petrus menyangkal pada sekitar jam 3 subuh. Tuhan Yesus tidak mau saudara menambah barisan penyangkal-penyangkal akhir zaman. Apalagi menyangkal pengajaran. Pengajaran itu kepala gereja, jadi menyangkal pengajaran sama dengan menyangkal Yesus kepala gereja.

Matius 14:25
14:25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.

Kita sudah mengerti pembagian jaga malam Israel:
1.      Permulaan malam, jam 6 sore sampai jam 9 malam.
2.      Tengah malam, jam 9 malam sampai jam 12 malam.
3.      Larut malam, jam 12 sampai jam 3 subuh.
4.      Pagi-pagi buta, jam 3 sampai 6 pagi

Di sinilah Petrus berdiang. Ada ancaman dingin rohani di sini sehingga bisa menyangkal. Kalau rohani sudah dingin maka orang bisa menyangkal Tuhan.
Matius 24:12
24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

Apa penyebab kasih menjadi dingin? Karena ditiup oleh angin. Angin apa? Angin yang bukan dari Tuhan yaitu angin pengajaran permainan palsu manusia.
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Itulah yang mendingingkan rohani anak Tuhan sehingga tidak membara lagi kepada Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. ini siasat iblis. Sehingga ketika murid-murid sedang berlayar, angin ini datang meniup mereka. Mereka ketakutan. Kata takut itu lawan dari kasih. Sebab orang yang mengasihi, tidak ada takut padanya. Ini yang kadang kita tidak sadari. Sayapun sebagai hamba Tuhan harus waspada persoalan ini. Banyak tiupan-tiupan angin yang membuat dingin rohani.

Tetapi jam 3, Yesus berjalan di atas ombak. Di dalam kitab Ayub juga disebut Tuhan melangkah di atas ombak-ombak, jadi tidak perlu kita takut. Kalau Yesus yang perintah, walaupun pencobaan menerjang kita, Dia melangkah di atas ombak. Dengan kata lain pencobaan sebesar apapun, Yesus lebih tinggi. Berarti pertolonganNya jelas kepada kita.

Ayub 9:8
9:8 yang seorang diri membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut;

Tuhan Yesus mempermainkan ombak laut. Karena kita sudah menerima Firman kemudian Dia suruh kita mempraktekkan Firman maka harus kita praktekkan Firman itu.
Yakobus 1:22-23
1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
1:23 Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.

Karena kita menuju pada nikah yang rohani maka praktek pertama dimulai dalam nikah rumah tangga kita. Bagaimana mau mencapai nikah yang rohani kalau di dunia yang jasmani saja kita tidak memelihara nikah. Kalau baru mau berpikir untuk menikah, menggebu-gebu. Tetapi setelah menikah sudah lain citranya, bukan lagi menggebu-gebu tetapi menjadi dingin kasihnya. Karena mulai ketahuan belangnya. Waktu bertunangan kata-katanya romantis, kalau boleh ditulis dengan tinta emas. Begitu punya satu dua anak, bukan romantis lagi, sudah lain. Prakteknya di mana!

Apakah saudara mau mencapai pelabuahan yang dirindukan?
Mazmur 107:28-30
107:28 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
107:29 dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang.
107:30 Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.

Dalam Injil Yohanes pasal 6 dikisahkan pada waktu murid-murid diperintah menyeberangi laut, Yesus naik ke gunung. Dia ada dalam doa penyembahan, tetapi juga mataNya melihat murid-murid di dalam kegelapan sedang kepayahan menghadapi angin sakal. Karena Tuhan bertanggung jawab memberi perintah maka Yesus datang dengan berjalan kaki di atas gelombang, sehingga murid-murid menyangka Yesus itu hantu. Jadi kata Tuhan mereka putar menjadi hantu.

Apa yang terjadi sesudah Yesus naik di atas perahu? Sebelumnya Yesus sudah naik ke gunung untuk bedoa, setelah Yesus naik ke perahu apa yang dilakukan oleh murid-murid?
Matius 14:32-33
14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah.
14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

Yesus ada dalam kegerakan doa penyembahan di gunung. Setelah murid-murid diperintah, saat mereka ada di ujung perjalanan mereka juga ada dalam kegerakan doa penyembahan. Kemudian perahu itu bersandar.

Ini yang harus dipraktekkan oleh kita untuk menghadapi hebatnya angin pengajaran permainan palsu manusia yang mau menenggelamkan kita. Jika kita tidak mahir dalam pengajaran ini maka kita seperti orang yang tidak berpengalaman. Orang yang tidak berpengalaman percaya semua perkataan, berarti percaya semua pengajaran. Sehingga dia menganut ajaran campur. Itulah orang yang belum berpengalaman di dalam penyucian Firman. Ini yang jangan terjadi utamanya pada diriku.
Amsal 14:15
14:15 Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.

Markus 6:48
6:48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka.

Ini tantangan bagi kita, menghadapi pengajaran yang tidak sehat, apalagi pengajaran palsu, itu tidak main-main namun ada pergumulan yang berat.

Markus 6:49-52
6:49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak,
6:50 sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
6:51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung,
6:52 sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.

Ada hal-hal yang Tuhan mau singkirkan di sini. Pengertian mereka masih tetap dangkal dan hati mereka tetap degil atau keras hati. Dalam Injil Matius kita lihat jawabannya, mereka sujud menyembah dan apa yang mereka katakan?
Matius 14:33
14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

Ini sudah sampai di pelabuhan yang dirindukan. Saya ulang berulang katakan, yang akan menikah bukan Bapa, yang akan menikah bukan Roh Kudus tetapi Anak Allah. “Sungguh orang ini adalah Anak Allah” berarti sungguh orang ini adalah Mempelai Laki-laki Sorga, tetapi diiringi dengan doa penyembahan.

Jika saudara mengakui Yesus Anak Allah, Mempelai Laki-laki Sorga dan yang Dia yang memerintahkan kita mempraktekan Firman berlayar sampai di pelabuhan yang dirindukan maka kita harus mengisi hidup kita dengan doa penyembahan. Kalau mengisi hidup dengan doa penyembahan maka itu adalah penundukan Mempelai wanita kepada Mempelai Laki-laki Sorga. Menyembah itu artinya:
1.      Seperti anjing menjilat kaki tuannya
2.      Seperti isteri menyerah sepenuhnya kepada suaminya.

Dalam Matius 14:33 di mana Yesus tadi mempermainkan ombak ketika Dia berjalan di atas ombak, Dia sudah lebih dahulu sudah menyembah. Jadi Mempelai Laki-laki sudah duluan memberi teladan untuk menyembah maka Mempelai Wanita, calon isteri Anak Domba Allah, digambarkan di dalam kehidupan murid-murid ini, di atas perahu mereka menyembah dan berkata “sungguh Dia ini Anak Allah”. Jadi penyembahan kita hari-hari terakhir ini harus beda dengan penyembahan yang lain-lain itu. Citra Kabar Mempelai, kita menyembah pada Mempelai Laki-laki Sorga yang adalah calon suami kita. Beda dengan hanya menyembah kepada Yesus sebagai Tuhan. Kalau menyembah kepada Yesus karena Dia adalah Tuhan, itu masih jauh panggang dari api. Tetapi kalau kita menyembah Yesus karena Dia adalah Mempelai Laki-laki Sorga calon Suami, maka ini citranya beda dengan yang lain. Ini yang diajarkan Tuhan kepada kita.

Coba baca kembali supaya kita memiliki jati diri yang berbeda dengan yang lain.
Matius 14:33
14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

Status Anak Allah di sini adalah Mempelai Laki-laki Sorga. Penyembahan kita harus punya nuansa, harus punya suasana seperti hubungan suami dan isteri. Gereja yang adalah Mempelai Wanita, berserah penuh kepada Mempelai Laki-laki Sorga. Itulah yang disebut proskoneho.

Karena isteri berserah penuh pada suami maka pada Wahyu pasal 12 dibuktikan dia hamil, bukan diperkosa. Dengar dengan telinga rohani, mengapa isterimu bisa hamil? Karena dia menyerah sepenuh kepadamu sebagai suaminya. Itu gambaran gereja Tuhan. Sejauh mana penyerahanmu sekarang? Kita tidak akan mampu menghadapi angin sakal yang menghadang saudara. Dia akan berhembus dengan kekuatan luar biasa. Dia akan mempermainkan perahu iman rohani saudara. Tidak akan bisa jika saudara tidak berserah sepenuh kepada Mempelai Laki-laki Sorga.

Menyembah kepada Tuhan berbeda dengan menyembah kepada Mempelai Laki-laki Sorga. Kalau menyembah Yesus sebagai Tuhan dan kita adalah milikNya, berbeda dengan menyembah Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga. Ke sana kita dibina dan diajar oleh Tuhan. Kita bisa melihat di sini bahwa nasihat ini sangat dibutuhkan. Rasul Paulus menasihati menghadapi akhir zaman ini, antara lain:
II Tesalonika 2:15
2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.

Sore ini saudara mendengar lisan, walaupun diangkat dari tulisan. Pelajaran secara tulisan, berarti Alkitabiah. Ayat 15 ini untuk menghadapi ayat 9 sampai 12, itu berbahaya. Ada permainan palsu di sana walaupun mujizat nyata.

II Tesalonika 2:9-12
2:9 Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,
2:10 dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
2:11 Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta,
2:12 supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.

Si pendurhaka melakukan mujizat tetapi palsu namun orang-orang pecaya.

Dusta itu dosa kata-kata. Bagaimana untuk menghadapi itu? Harus dihadapi dengan mezbah dupa emas, yaitu dengan doa penyembahan dan pujian. Menghadapi orang yang tidak mengasihi kebenaran harus kita hadapi dengan meja roti sajian, pengajaran yang sehat. Menghadapi perbuatan yang jahat harus kita hadapi dengan pelita emas. Persekutuan kita dengan Roh Kudus, tidak akan menggiring kita pada yang jahat. 3 alat ini ada dalam ruangan suci. Prakteknya di dalam penggembalaan tiga macam ibadah ini. Itulah sarana menghadapi angin sakal, menghadapi kepalsuan dunia akhir zaman. Dengan tiga macam ibadah ini kita pasti berhasil, dijamin oleh Tuhan.

Makanya ada lisan dan ada tulisan. Kalau hanya secara tulisan, tidak perlu ada gembala, saudara baca saja Alkitab di rumah. Kenapa Tuhan mengangkat gembala? Supaya bisa menyampaikan secara lisan apa yang ditulis dalam Alkitab. Makanya seorang gembala harus cakap mengajar. Saya bergumul supaya ada pada standar itu, mahir di dalam pengajaran Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel. Tidak akan meleset kalau ada di situ, sebab kita ada pada pola dan ada bingkai dari sorga yang mengontrol kita. Tidak akan meleset, pasti kita mencapai pelabuhan yang dirindukan.

Begitu menyembah maka perahu mereka sandar. Itu yang harus kita buat hari-hari terakhir ini. Bukan sebatas Yesus sebagai Tuhan tetapi Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga. Kita Mempelai Wanita Tuhan, kalau menyerah penuh maka hasilnya dalam Wahyu 12:1. Dalam Wahyu 12:14 disingkirkan jauh dari mata ular.
Wahyu 12:1,14
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

Itu yang kita inginkan, disingkirkan supaya jangan antikristus memangsa kita. Siapa yang disingkirkan? Mempelai wanita yang proskoneho. Yang menyembah seperti isteri yang menyerah penuh kepada suaminya.
Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar