20190710

Kebaktian PA Imamat, Rabu 10 Juli 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 23:26-31
23:26 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.
23:28 Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu.
23:29 Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
23:30 Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya.
23:31 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu.

Ada 7 pesta yang Tuhan perintahkan kepada orang Israel untuk mereka lakukan secara jasmani. Tetapi secara rohani kitapun harus merayakan karena ini adalah langkah-langkah kita untuk mencapai garis akhir. Hasil dari pesta pertama sampai pesta keenam ialah pesta ketujuh yaitu pesta pondok daun-daunan. Pesta ini menubuatkan penyingkiran gereja. Kita disingkirkan oleh Tuhan jauh dari mata ular.

Tetapi bagaimana saudara mau disingkirkan kalau tidak mengikuti pesta mulai dari tahap pertama sampai tahap keenam. Dari pesta pertama sampai pesta keenam ini adalah penentuan, ini menentukan saya dan saudara masuk penyingkiran atau tidak. Kalau berbicara tentang neraka, Tuhan Yesus sendiri memberikan suatu gambaran tentang neraka. Sampai Tuhan katakan “jika mata kananmu menyesatkan engkau, cungkil. Dari pada seutuh tubuhmu masuk neraka. Jika tangan kananmu yang bersalah, maka engkau potong dari pada seutuh tubuhmu masuk neraka”. Ini menunjukkan mengerikan neraka itu, jangan dijadikan permainan/ senda gurau.

Saya akan mengurutkan kembali karena pesta pertama sampai pesta keenam sebagai penentu untuk kita masuk pada pesta ketujuh. Dalam pesta ketujuh itupun ada nubuatan Firman bagi kita untuk kita mencari tujuh jenis pohon. Tujuh jenis pohon itu menjadi atap di mana nanti kita ada di bawah naungan 7 jenis pokok.
Yang kita baca ini adalah pesta grafirat atau pesta pendamaian. Ini secara tuntas menyempurnakan gereja Tuhan. Pesta keenam ini adalah pesta di mana gereja Tuhan benar-benar dibersihkan dari segala cacat cela dan kerut, disempurnakan oleh Tuhan. Di sana tiga kali disebut puasa, itu adalah pantang. Jadi begitu masuk pesta keenam, benar-benar segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan harus kita pantang. Ini yang Tuhan mau lakukan di akhir zaman ini dan saatnya adalah hari-hari terakhir ini.

 Jika gereja Tuhan tidak memahami, mungkin karena tidak diarahkan oleh pelayan Tuhan dari belakang mimbar, kasihan anak Tuhan itu. Dia tidak paham apa sebenarnya maksud penyelamatan Tuhan sehingga ada Paskah. Paskah itulah awal kita dipisah oleh Tuhan dari dunia dan masuk dalam kerajaan terang.

Dalam merayakan Paskah, secara sejarah kita bisa merayakan bersama misalnya bulan 3 atau bulan 4. Tetapi Paskah secara perorangan itu berbeda. Saya pertama jumpa dengan Tuhan secara pribadi pada tahun 1970 di Makassar, di situlah paskah pertama bagi saya. Ada yang mungkin baru bulan lalu, ada yang mungkin baru tahun lalu, ada yang mungkin 10 tahun yang lalu, tetapi secara sejarah kita merayakan secara bersama. Bukan itu yang dimaksud pesta Paskah. Yang kita rayakan secara bersama itu hanya penggenapan sejarah tok. Tetapi apakah saudara dan saya sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi? Atau cuma membonceng, karena papa mamaku Kristen maka saya juga Kristen. Itu cuma membonceng dan belum merayakan Paskah dalam pengertian rohani secara pribadi.

Paskah ini adalah pemisahan hidup lama kita kepada hidup yang baru setelah menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat secara pribadi. Kalau cuma membonceng itu bukan pengertian Paskah yang benar yang saudara lakukan.

Kita akan sampai pada Pesta Grafirat. Ini adalah pesta yang dirayakan bulan 7 tanggal 10. Apa yang menjadi tolak ukur atau patokan? Yang pegang peran di sini adalah imam besar. Setiap tahun sekali imam besar masuk di ruangan maha suci. Kalau benar saudara dan saya terlibat dalam perayaan Grafirat atau pesta grafirat ini maka pandanganmu tidak boleh lepas kepada pribadi Imam Besar. Dulu imam besar itu adalah Harun, Zadok dan lain-lain. Imam Besar yang sekarang kita punyai adalah Yesus. Kalau dulu Harun, Zadok dan imam besar lain mengorbankan lembu, kambing, domba, burung tekukur atau burung merpati, tetapi Imam Besar yang kita punyai bukan mengorbankan domba namun dirinya sendiri. Sebab darah domba, darah lembu tidak menyempurnakan, tetapi darah Yesus yang menyempurnakan.

Walaupun pesta grafirat bangsa Israel belum dapat menyempurnakan, tetapi mereka rayakan secara lahiriah. Mereka juga merayakan pesta pondok daun-daunan tetapi bukan berarti mereka disempurnakan. Karena Ibrani 11:40, Tuhan menyiapkan yang amat baik bagi kita, tanpa kita mereka tidak disempurnakan.
Ibrani 11:40
11:40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

Sekarang kita diberi peluang, karena kita memiliki Imam Besar yang beda dengan Harun, beda dengan Zadok dan beda dengan imam-imam dahulu. Karena mereka bukan mengorbankan diri mereka namun mengorbankan lembu, domba atau kambing. Tetapi Yesus mengorbankan dirinya sendiri. Itu sebabnya pandangan kita harus tertuju kepada bagaimana gerakan atau aktivitas dari Imam Besar ini yang akan menyempurnakan kita. Itulah Imam Besar yang penuh belas kasihan.

Sekarang kita perhatikan. Sebelum kita ke sana kita lihat dulu Paskah. Sesudah pesta Paskah, saudara menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, darahNya mengalir di Golgota demi saya dan saudara, maka tahapan saya dan saudara harus pada langkah kedua, pesta kedua, itulah pesta roti fatir. Di mana kita harus makan roti tidak beragi selama 7 hari. Dalam Injil Yohanes pasal 6, Yesus mengatakan “Aku adalah Roti yang telah turun dari sorga”. Berarti dia adalah roti yang tidak beragi, roti fatir, pribadi yang tidak berdosa, itulah Yesus.

Sesudah saudara menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita harus melanjutkan kepada pesta roti fatir. Ini adalah pesta dari sorga yang tidak boleh kita remehkan atau kita elakkan. Yesus adalah roti fatir, bagaimana cara kita merayakan? Kita masuk di dalam roti itu, kita satu di dengan roti tak beragi itu. Bagaimana bentuknya?
I Korintus 10:17
10:17 Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.

Kita harus masuk ke dalam roti itu. Kita harus menikmati dan merasakan bagaimana persekutuan dengan roti itu yaitu Yesus, roti yang tidak beragi. Bagaimana caranya?
Galatia 3:27
3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.

II Korintus 5:17
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Berarti kita masuk dalam roti, kita bersekutu dengan roti yang tidak beragi itu prakteknya baptisan air. Jadi setelah kita percaya, menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka ada pesta berikut yakni masuk pada kelahiran baru, bersatu dengan roti yang satu itu. Sebagaimana Yesus dibaptis demikian kita harus dibaptis, jangan salah. Saudara tidak masuk kepada roti yang lain tetapi kepada roti yang satu itulah Tuhan Yesus. Karena Yesus yang satu itu masuk ke dalam air, masakan saudara buat cara lain! Tidak boleh berbeda, itu bukan merayakan pesta Tuhan yang kedua. Kita masuk dalam baptisan air sebagai tanda kelahiran baru menjadi anggota keluarga Allah. Itulah komitmen kita kepada sesama dan kepada Tuhan. kita sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka kita buktikan masuk pada roti yang satu itu. Sebagaimana Yesus dibaptis demikian juga kita dibaptis. Yesus masuk dalam air, kita jangan di darat, kita juga harus masuk dalam air. Saudarakan ikut Yesus bukan ikut gereja. Tetapi kalau ikut Yesus, ikuti apa yang Yesus lakukan. Apalagi pada pesta Grafirat ini ditekankan untuk memandang Imam Besar.

Kita ini dulu orang yang ada di dalam gelap, mendapat panggilan sorga. Lewat korban Kristus kita didamaikan.
Ibrani 3:1
3:1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,

Jadi pengajaran yang besar, oleh Imam Besar, itulah Yesus. Gerakan Imam Besar itu ke mana? Dia adalah Imam Besar yang penuh belas kasihan. Apakah kita setelah dibaptis kemudian kita tidak belajar kepada Dia supaya kita juga punya roh belas kasihan? Kita juga harus memiliki roh belas kasihan. Bahkan Kolose mengatakan “kenakanlah belas kasihan”.
Kolose 3:12
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

Jadi belas kasihan itu sudah harus menjadi pakaian kita, sudah menjadi perilaku kita. Inilah orang yang akan masuk pesta pondok daun yang akan disempurnakan, kenakan ini. Bagaimana ayat Firman Tuhan menjelaskan ini kepada kita. Semua ini secara bertahap, tidak langsung jadi sempurna.

Mazmur 112:5
112:5 Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.

Kalau kita memandang Yesus sebagai Imam Besar yang berbelas kasihan maka kita juga harus berbelas kasihan. Katanya sudah dibaptis, tenggelam di dalam roti yang satu, tetapi mana belas kasihan. Dengan suami saja mana belas kasihan, dengan isteri saja mana belas kasihan, dengan orang tua saja mana belas kasihan. Padahal Tuhan Yesus mengatakan mujur orang yang memiliki roh belas kasihan. Saya mau tanya kepada saudara “saudara mau rugi?”. Tentu tidak mau. Sudah dibaptis bersama dengan Yesus, Yesus Imam Besar yang penuh belas kasihan, anda ditawarkan mau mujur atau tidak?

Ini belas kasihan, maka dia disebut oleh Tuhan mujur, bagaikan mendapatkan durian runtuh. Luar biasa Kristen ini.
Mazmur 112:6
112:6 Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya.

Jika anda punya pakaian/perilaku seperti Imam Besar maka anda tidak akan goyah untuk selama-lamanya dan diingat-ingat oleh Tuhan untuk selama-lamanya. Ayo umat Tuhan, mau diingat oleh Tuhan? Masalah apapun yang saudara hadapi akan diingat oleh Tuhan kalau saudara memiliki pakaian belas kasihan, jika belum segera berdamai dengan Tuhan. Ini tawaran pesta grafirat karena kita mau merayakan grafirat.

Mazmur112:7
112:7 Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.

Artinya tetap penuh kepercayaannya kepada Tuhan, walaupun ada kabar celaka dia tidak takut. Mau tsunami? Mau apa? Saudara lihat langkahmu? Ada ancaman, ada kabar celaka, ada kabar yang membahayakan? Tidak usah takut karena penuh kepercayaan kepada Tuhan. Masakan Dia Tuhan, Dia Imam Besar mau membiarkan saudara binasa!

Mazmur 112:8
112:8 Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya.

Malah orang yang menjadi lawannya dia pandang rendah. Maka tegaklah kepalaku, karena apa? Mazmur 27:4.
Mazmur 27:4-6
27:4 Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.
27:5 Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
27:6 Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku; dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN.

Itu orang yang ada belas kasihan, dia menganggap rendah musuh. Silahkan goyah, silahkan bergerak, silahkan macam-macam, aku bersama Tuhan pasti mendapatka perlindungan. Sebabnya kaitkan dirimu dengan Tuhan, dahulukan dan utamakan Tuhan, pasti anda diingat-ingat Tuhan.

Mazmur 112:7-9
112:7 Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.
112:8 Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya.
112:9 Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Kebajikan inilah belas kasihan, suka memberi. Itu prakteknya, bukan tangan jahe (tidak bisa memberi.

Makanya baptisan tidak boleh main-main, harus seperti Yesus Imam Besar, Yesus Rasul. Rasul hubungannya dengan pengajaran, Imam Besar hubungannya dengan Grafirat. Dalam pesta Grafirat ini ada dua domba dikorbankan, satu untuk Tuhan, satu untuk Azazel. Yang untuk Azazel ini kurang lebih 10Km dibawa dari pusat kota ke padang gurun. Kemudian diikat dengan kain merah di tanduknya. Yang untuk Tuhan diikat dengan kain merah di lehernya. Kemudian saat yang untuk Tuhan ini disembelih, maka kambing yang Azazel atau untuk setan ini didorong. Tetapi ada keubahan yang dilihat. Tadi kain merah yang diikat di kepala kambing untuk Azazel itu tiba-tiba berubah menjadi putih seiring korban untuk Tuhan disembelih.

Ini apa yang dinubuatkan oleh Firman Tuhan ini? Sebenarnya kita ini menjadi miliknya iblis. Tetapi ketika pesta Grafirat secara utuh, dengan pekerjaan pendamaian Korban Kristus kita didorong masuk ke padang gurun, menjadi putih, sudah diampuni oleh Tuhan, bukan lagi miliknya iblis. Kita memang ada di padang gurun dunia ini tetapi Tuhan sudah membersihkan lewat kematian anakNya. Sebabnya kita mesti memperhatikan pesta-pesta ini, itu langkah-langkah yang harus kita tapaki. Itulah penyempurnaan 100%. Penjelasannya ada dalam Imamat 16.

Yang mendorong itu harus membasuh tubuhnya dulu baru dia bisa berhimpun dengan umat Tuhan yang lain. Ada tujuannya, ada maksudnya. Semua terkait dengan pekerjaan Imam Besar. Saudara bayangkan, setahun sekali imam besar harus membawa darah dibokor bersama dengan pedupaan atau ukupan. Dia masuk ke ruangan maha suci lalu memercik 7 kali ke atas tutup peti perjanjian, kemudian memercik 7 kali di depan peti perjanjian. Angka 7 adalah angka kesempurnaan. Itu terjadi pada pesta grafirat. Kita ada pada saat-saat terakhir kita mau disempurnakan. Lihat Yesus sebagai rasul menunjuk pengajaran yang besar. Lihat pekerjaan pendamaian oleh Yesus Imam Besar yang penuh belas kasihan.

Apakah saudara mengenakan belas kasihan?
Kolose 3:13
3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Ini pekerjaan Imam Besar yang harus kita terapkan dalam diri kita.

Kolose 3:14
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Kolose 3:14 (Terjemahan Lama)
3:14 Tetapi yang terutama daripada sekaliannya itu kasih, yang menjadi pengikat kesempurnaan.

Waktu kita dilahirkan oleh ibu secara jasmani kita cocok di dunia tetapi tidak cocok di sorga. Supaya kita cocok di sorga maka harus lahir baru, dilahirkan kembali. Ini yang tidak bisa dipahami oleh Nikodemus. Di sorga kita cocok tetapi di bumi kita tidak cocok, setelah kita lahir baru, lihat banyak orang membenci kita karena kita tidak cocok lagi di dunia. Sesudah kita dibaptis makanya ada pesta ketiga yaitu pesta timang-timangan atau pesta unjuk-unjuk di hadapan Tuhan.

Jadi sesudah saudara percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, itu pesta Paskah, kemudian saudara memberi diri dibaptis maka ada pesta selanjutnya. Kelahiran baru itu mahal. Kalau masuk dalam kelahiran baru itu kita harus paham, itu dibayar Yesus mahal lewat kematian dan kebangkitanNya.
I Petrus 1:3
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,

Ada kebangkitan karena ada kematian, mahal! Jadi baptisan air itu mahal, jangan dientengkan, jangan diremehkan. “Ah biar cuma abu, ah biar cuma sedikit air” tidak boleh diremehkan! Gereja Tuhan tidak punya hak untuk mengentengkan Firman Allah, kita harus junjung Firman Allah. Mau masuk sorga atau masuk neraka!
Amsal 4:8-9

Sesudah itu kita dibawa pada pesta timang-timangan di mana gembala mengunjuk-unjuk. Itu dibawa pada penggembalaan. Mengapa? Gembalapun dibayar mahal oleh Tuhan. Gembala dibayar mahal oleh Tuhan untuk menangani jemaat yang dibayar mahal oleh Tuhan.
Tetapi gembala lebih dahulu alami timang-timangan ini.
Bilangan 8:11,15,21

Kelahiran baru saya dan saudara mahal harganya. Kemudian dipercayakan oleh Tuhan kepada gembala untuk mengunjuk-unjuk saudara di hadapan Tuhan, itulah penggembalaan. Dan gembala itu mahal karena ditetapkan oleh Tuhan sesudah kematian dan kebangkitan Kristus. Karena perhatian Tuhan kepada jiwa yang lahir baru maka tidak sembarang dititip oleh Tuhan. Bahkan gembala diwanti-wanti supaya jangan salah. 
Kisah para Rasul 20:28
20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Jangan diri itu berarti gembala, menjaga kawanan berarti menjaga jemaat. Dari Paskah, ke roti fatir, kemudian ditimang-timang, mahal itu jemaat. Jika gembala paham bahwa jemaat itu harganya seharga korban Kristus dan saya juga seharga korban Kristus kemudian ditetapkan oleh Tuhan sebagai gembala, tetap saya harus waspada. Ini jemaat, tidak boleh sewenang-wenang, tidak boleh sesukanya kepada jemaat. Kalau persoalan yang sifatnya jasmani, saya selalu mengalah. Saya tidak mau harus begini, harus begitu! Tetapi kalau soal pengajaran, tidak boleh dianggap enteng, saya harus bertanggung jawab terhadap pengajaran. Jika salah dalam pengajaran saya harus berani mengaku kepada jemaat. Tetapi syukurlah, selama ini saya mengaku kepada jemaat tetapi bukan karena salah dalam menampilkan pengajaran, tetapi karena salah dalam bertindak dan salah dalam perbuatan. Saya harus minta ampun, harus minta maaf. Apa salahnya.

Yesus mengangkat gembala sesudah pengalaman mati dan bangkit. Dia tidak mengangkat sseorang menjadi gembala pada waktu belum disalib, tetapi setelah mati dan bangkit. Itupun sesudah murid-murid menangkap ikan 153 ekor. Jadi penggembalaan itu dikaitkan dengan angka 153. Ini bahasa raja Daud, dia mau ada di rumah Tuhan, dia mau ada pada angka 153.
Yohanes 21:11
21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.

100 itu panjang Tabernakel, 50 itu lebarnya, 3 itu tingkatannya. Pada Yohanes 21:15-17 Yesus mengangkat Petrus menjadi gembala.
Yohanes 21:15-17
21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Tiga kali Yesus katakan “gembalakan domba-dombaKu”. Bahasa Indonesia hanya dikatakan gembalakan tetapi bahasa aslinya beda. Gembalakan pertama disebut Bosco, kedua Poimen, ketiga Bosco. Jadi gembala itu pekerjaannya Kisah para Rasul 6:4. Sebab kita gembala dititipi Tuhan jiwa-jiwa untuk digembalakan.
Kisah Para Rasul 6:4
6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."

Gembala itu tugasnya doa dan pelayanan Firman. Bukan panen cengkeh, bukan panen coklat. Jangan ketemu sesama gembala langsung paka-paka bahu sesamanya “hebat kau yah” sesudah itu tangannya dibalik meminta. Itu kekeliruan yang besar akhir zaman, kapan kita masuk pada kesempurnaan. Jangan saya sebagai gembala menjadi penghambat rencana Allah bagi jemaat, hukumannya lebih besar. Karena yang Tuhan percayakan itu mahal harganya, seharga korban Kristus. Sayapun menjadi gembala seharga korban Kristus. Kalau saya bermain berarti saya menista korban Kristus.
153 itu adalah angka kerajaan sorga. Berarti penggembalaan itu harus bernuansa kerajaan Sorga. Panjang 100, lebar 50 dan ada 3 tingkatannya yaitu halaman, ruangan suci dan ruangan maha suci. Sesudah itu baru ada pengangkatan gembala. Dan di dalam penggembalaan, ikan itu dimakan. Dalam penginjilan yaitu dalam Lukas pasal 5, ikan itu tidak sempat dimakan. Jadi di dalam penggembalaan itulah kita dipelihara oleh Tuhan, kita diunjuk-unjuk oleh kepercayaan Tuhan. Makanya jemaat jangan menjauh dari penggembalaan. Hamba Tuhan yang dipercaya Tuhan untuk menggembalakan saudara mengunjuk-unjuk saudara. Dia mendoakan saudara, memberi penyahutan kepada Tuhan.
Ibrani 13:17

Maafkan, dijauhkan Tuhan dari roh kesombongan. Saya sebagai hamba Tuhan kadang, tidak berarti selalu. Ketika saya duduk di kaki Tuhan, apalagi saat doa puasa, begitu saya sebut nama ini, saya bisa melihat dia senang. Tetapi begitu saya menyebut satu nama kekasih saya bisa melihat kasihan dia ada dalam pencobaan berat. Saya menangis untuk mendoakan dia “Tuhan tolong kekasih ini!”. Itu sebabnya saya katakan sebagai hamba Tuhan tidak bisa saudara untuk menyembunyikan diri.

Elisa sebagai nabi, cuma sekali dia tidak tahu apa yang terjadi yaitu kematian anak ibu itu. Sehingga dia berkata “Tuhan menyembunyikan dariku”. Saya dipercaya untuk menimang-nimang saudara di hadapan Tuhan.Menimang-nimang ini bukan meninabobo, bukan itu! Jika saudara dipercaya Tuhan diunjuk-unjuk oleh hamba Tuhan karena dia kepercayaan dari Tuhan, berikan hidupmu pasrah. Karena dia bertanggung jawab.

Karena kemampuan kita sangat terbatas, maka Tuhan berikan pesta yang keempat yaitu pesta Pantekosta. Pesta Pantekosta ini harus ada juga korban. Buat saya dan saudara, untuk merayakan pesta Pantekosta, itu harus ada 3 jenis korban yang harus kita rela bayar. Mau mendapat Roh Kudus, mau minta Roh Kudus harus ada 3 jenis korban saudara rela korbankan.
Lukas 11:9-10
11:9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
11:10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Ada 3 hal di situ:
1.      Untuk mendapatkan Roh Kudus, pertama harus minta. Orang yang meminta ini harus ada korban perasaan. Tetapi meminta di sini dia sudah tahu alamat kepada siapa dia meminta. Dia harus korban perasaan, harus dengan kerendahan hati, tinggalkan harga diri, harus menanggung malu.

2.      Kalau mencari itu korban waktu. Apakah saudara rela korban waktu? Dalam ibadah pelayanan ada korban waktu.

3.      Ketuklah, ini berarti harus korban tenaga. Jadi harus sabar dan setia untuk mendapatkan semuanya.

Lukas 11:11-14
11:11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
11:12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
11:13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Itu pesta Pantekosta. Pertama minta roti tidak mungkin dikasih batu. Batu itu Taurat, kita bukan lagi di zaman Taurat. Kemudian minta telur, telur itu kehidupan, tidak mungkin dikasih kalajengking. Itu yang dilakukan bapa jasmani. Kalajengking itu kutuk, masakan kita diberikan kutuk. Minta ikan tidak mungkin dikasihkan ular, apa maknanya itu. Dalam Matius pasal 13 kita ini digambarkan seperti ikan. Bukankah dalam Yehezkiel pasal 47 kita juga disebut seperti ikan? Berarti tidak mungkin kita minta menjadi miliknya Tuhan kemudian malah Tuhan berikan kepada iblis.

Ini  pesta keempat, makanya kita harus meminta, kita harus cari, kita harus ketok. Dengan demikian kita harus rela korban perasaan, korban waktu, korban tenaga dan ada roh kesetiaan dan roh kesabaran dalam diri kita.

Maju pada pesta kelima yaitu pesta bunyi nafiri. Kemudian pesta keenam adalah pesta grafirat. Jadi pesta 1, 2, 3, 4, 5, 6 adalah proses membentuk gereja Tuhan sempurna menjadi Mempelai Wanita. Selesai pesta grafirat maka terjadi penyingkiran. Tidak ada lagi penyucian di situ. Itulah Mempelai Wanita yang disingkirkan jauh dari mata ular/antikrist.

Kita gereja Tuhan berjalan mau ke mana. Jangan sampai kita menjadi orang Kristen yang tidak jelas perjalanan hidupnya. Jangan berpikir saya orang Kristen sudah pasti masuk sorga. Jangan-jangan malah terus masuk neraka. Ini jangan terjadi dalam diri kita. Supaya kita tidak salah melangkah maka kita ada pada pesta yang terakhir. Di sini sekecil apapun cacat cela dan kerut, Tuhan mau membersihkan.

Efesus 5:26-27
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Ayat 25-26 ada hubungan dengan Paskah ada hubungannya dengan roti fatir, di sana ada pesta timang-timangan dan ada pesta Pantekosta. Ayat 27 Inilah hasil dari ayat 26 tadi, tanpa cacat cela dan kerut.

Ini ulang berulang, siapa yang harus memandikan umat Tuhan? Konteksnya dari ayat 24.
Efesus 5:24-25
5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
Coba lihat penyerahan suami demi isteri, teladannya adalah Yesus yang menyerahkan dirinya demi jemaat.

Efesus 5:26
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Siapa yang memandikan kita? Itulah suami/ Yesus. Saya sebagai suami belum pernah saya memandikan isteriku. Apakah di sini ada suami-suami yang memandikan isterinya? Paling mandi sendiri.

Yesus Imam Besar rela memandikan kita, Yesus rela membasuh kita dan membersihkan kita. Itu sebabnya kalau saudara melihat gaya penampilan Yesus sebagai Rasul dan sebagai Imam Besar, rasul berarti ada hubungannya dengan pengajaran, maka Firman pengajaran inilah yang bagaikan hujan yang lebat dan deras. Inilah kesempatan Mempelai Laki-laki Sorga membasuh saya dan saudara. Suasananya apa? Di mana Dia membasuh kita? Sarananya bagaimana? Lebatnya hujan. Jadi kalau dalam sidang jemaat sidang pengajaran lebat turun, berarti Yesus ada di situ sedang membasuh saudara, menghapus segala cacat cela dan kerut. Makanya jangan mengelak. Cari, ketuk, minta. Cari di mana hujan deras dan lebat turun. Berarti ada sarana, ada Imam Besar, ada Yesus di situ sedang memandikan dan membersihkan sidangNya. Itulah Grafirat, itulah pesta pendamaian.

Zakharia 10:1
10:1 Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! TUHANlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan diberikanNya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.

Yudas mengatakan ada awan yang tanpa muatan air. Kelihatannya putih, tetapi ditiup angin ke sana kemari, dia beralun-alun, karena tanpa muatan air. Tetapi Firman Tuhan mengatakan, Tuhanlah yang membuat awan-awan pembawa hujan. Jadi awan-awan ini di dalam surat Yudas menggambarkan hamba Tuhan.
Yudas 1:12
1:12 Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.
Hamba Tuhan, pelayan Tuhan, tidak ada muatan air, maka gampang dia ditiup ke sana kemari, karena tidak ada pegangan yang kuat bagi dirinya, beralun-alun. Ditiup angin pengajaran palsu manusia dia ikut, ditiup angin pengajaran hura-hura dia ikut. Itu karena tidak ada muatan air. Padahal muatan air itu disebut hujan yang lebat dan itu dari Tuhan.
Hasilnya ada ibadah online, itu karena adanya kilat dari awan yang ada muatan air. Jadi penyucian itu bisa menjangkau manusia sejauh apapun. Kalau hamba Tuhan itu dimuati dengan air oleh Tuhan maka dia bagaikan kilat.
Ayub 37:11-13
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan memencarkan kilat-Nya,
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-Nya.
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.

Saya berdoa, Tuhan muati saya dengan air. Jangan sampai saya menjadi awan yang tanpa dimuati oleh air. Tujuan kilat ini menjadi pentung bagi dunia dan tujuan positif menyatakan kasih setia Tuhan. Yesus Mempelai Laki-laki Sorga sedang memandikan saudara saat derasnya hujan turun. Jadi kesimpulannya jika dalam gereja ada hujan lebat dan deras dari Tuhan, berarti Tuhan sedang beracara memandikan umatnya agar tanpa cacat cela dan kerut, layak bersanding dengan Dia. Ini yang kita cari akhir zaman ini, jangan mengada-ada.

Kita diperhadapkan akhir zaman, kita harus berdoa supaya turun hujan deras. Itu adalah sarana yang membuktikan bahwa Imam Besar sedang melayani saudara.
Mazmur 112:5-9
112:5 Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.
112:6 Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya.
112:7 Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.
112:8 Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya.
112:9 Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Sampai tanduk kuasanya ditinggikan Tuhan di dalam kemuliaan. Apalagi yang kita ragukan jika kita bersama dengan Tuhan. Beri hidupmu ditangani oleh Imam Besar, nikahmu ditangani oleh Imam Besar, pekerjaanmu ditangani oleh Imam Besar, studymu ditangani oleh Imam Besar. Maka saudara akan melihat musuh takluk pada saudara. Tanduk saudara justru ditinggikan oleh Tuhan, saudara dimuliakan oleh Tuhan, apalagi yang kurang. Saya punya pengalaman di dalam Tuhan seperti apa yang saya sebutkan.
Akan lebih apa yang Tuhan lakukan akhir zaman ini. Saya berdoa semoga terjadi di mana-mana baik kepada kita di tempat ini. Mari jemaat Tuhan yang diberkati, pandang Imam Besar. Ini baru dasar pesta keenam, karena itu akan menghentar pada pesta ketujuh. Kalau pesta 1,2,3,4,5,6 tidak beres jangan harap masuk penyingkiran gereja. Berarti tertinggal dan menjadi mangsa binatang buas itulah antikristus. Jangan hal itu terjadi bagi kita yang hadir malam ini.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar