20190803

Kebaktian Doa, Sabtu 3 Agustus 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 6:16-21
6:16 Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu
6:17 dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka,
6:18 sedang laut bergelora karena angin kencang.
6:19 Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka.
6:20 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!"
6:21 Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.

Jika kita melihat pemikiran Tuhan yang terjadi dalam pasal 6 ini, langkah awal adalah menarik jiwa sebanyak mungkin. Walaupun di sini diceritakan dengan mengadakan mujizat. Mengadakan mujizat atau pelayanan yang ditandai dengan mujizat-mujizat lahiriah, itu mudah menarik jiwa. Namun dalam pasal ini, jiwa yang mengikuti Tuhan akhirnya tinggal 12 orang. Sebab orang yang berbondong-bondong tertarik mengikut Tuhan, ketika Tuhan arahkan kepada koreksi pribadi, karena sasaran mereka tidak benar, hanya terpukau melihat mujizat, akhirnya pengiringan mereka kepada Tuhan gagal dan kandas di tengah jalan. Penyebab kedua yang membuat mereka kandas adalah ketika Tuhan Yesus menyampaikan Firman yang keras dan yang menyucikan, kemudian pengiringan mereka terlihat goyah.

Jadi tidak dapat diharapkan pengiringan seseorang hanya karena tertarik melihat mujizat. Memang untuk seketika kelihatan banyak berjubel-jubel. Tetapi Tuhan tidak berhenti sampai di situ, karena Tuhan mau membawa kita ke tujuan akhir yaitu sampai ke pantai yang mereka tujui.

Mari lihat tahapan-tahapan dalam pasal 6.
1.      Yohanes 6:1-5a jiwa berbondong-bondong datang kepada Yesus karena tertarik melihat mujizat.

2.      Yohanes 6:5b-13 kegerakan roti atau kegerakan Firman pengajaran. Jadi sebetulnya Tuhan mau mengalihkan pengikutan mereka yang hanya tertarik dengan mujizat, supaya diarahkan pada yang lebih dalam yaitu kegerakan Firman pengajaran agar mereka tidak kandas di jalan. Bukan berarti salah, karena di sini Yesus sendiri yang melakukan pelayanan yang ditandai dengan mujizat. Kemudian Tuhan berupaya untuk  mengarahkan pengiringan orang yang berbondong-bondong ini pada kegerakan Firman pengajaran.

3.      Yohanes 6:14-15 tanggapan orang banyak melihat kegerakan. Upaya Tuhan untuk mengarahkan mereka pada Firman pengajaran, ternyata kandas. Tidak mencapai alam pikiran orang yang banyak yang berbondong-bondong ini. Apakah Yesus salah? Tidak! Karena dasar pemikiran mereka ini yang salah. Tanggapan mereka ini malah mau menjadikan Yesus sebagai Raja untuk menangani persoalan kemakmuran jasmani. Hal inilah yang diterapkan di dalam gereja hari-hari terakhir ini. Justru oleh karena hal ini sehingga Yesus bersembunyi/ Yesus menghilang. Jadi kalau di dalam gereja Tuhan hanya diberikan asupan-asupan atau Firman pengajaran yang hanya mengangkat kemakmuran jasmani, maka Yesus menghilang, bersembunyi = tidak ada pembukaan rahasia Firman.
Yohanes 6:14-15
6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

Bukan berarti salah kalau kita menyaksikan mujizat jasmani yang dikerjakan oleh Tuhan. Tetapi poin kedua lebih penting yaitu kegerakan Firman pengajaran yang membuat kita kenyang. Artinya kita digarap oleh Firman Tuhan sehingga apa yang kita makan itu membentuk tubuh kita, membentuk perilaku kita, membentuk cara kita berpikir. Itu tujuan dari kegerakan Firman Tuhan. Tetapi cara berpikir orang yang berbondong-bondong dan bangga dengan jumlah yang banyak, lihat tanggapannya. Mereka hanya menekankan tentang kemakmuran jasmani, sehingga hari-hari terakhir ini muncul teologia/injil Kemakmuran. Itu paling cepat menarik jiwa karena manusia ini cenderung untuk kesenangan daging, untuk kemakmuran daging. Lihat saja negara di Eropa, makin makmur mereka makin kurang orang ke gereja, orang makin lupa Tuhan. Itu sebabnya kita butuh Firman pengajaran.

Karena tanggapan orang banyak ini mau menjadikan Yesus sebagai Raja kemakmuran jasmani, maka Yesus mau menyeberang dari Tiberias ke Kapernaum. Dari Tiberias inilah dapat dikatakan tampilnya injil kemakmuran hari-hari terakhir ini. Siapa yang tidak mau makmur, tetapi kenyataannya setelah makmur mereka lupa Tuhan. Itu sebabnya Daud mengatakan jangan sampai aku miskin lalu menista Tuhan dan jangan sampai aku kaya lalu melupakan Tuhan.

4.      Ada perintah berlayar dan menyebarang. Ini adalah praktek Firman. Tujuan dari praktek Firman yang Yesus ingin temukan dalam diri kita adalah sampai di pelabuhan yang dirindukan. Ini hanya berlaku bagi kristen tingkat murid.
Matius 14:32-33
14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah.
14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

Selama ini murid-murid belum pernah merendahkan diri dan menyembah Tuhan Yesus. Jadi setelah mereka mempraktekan Firman menghadapi tantangan yang ada, maka tujuan Tuhan sampai kepada mereka yakni membawa umat Tuhan menyembah Tuhan. Menyembah itu adalah penyerahan sepenuh-penuhnya. Ini hanya ditemukan pada segelintir orang/murid.

Hanya segelintir umat yang berhasil seperti itu. 12 orang ini toh masih disaring dan 1 orang gugur yaitu Yudas Iskariot. Kenapa Yudas Iskariot jadi gugur atau kandas pengiringannya kepada Tuhan? Karena dia termotivasi dengan Injil kemakmuran. Itu yang dia kejar sehingga dia membeli tanah dan sebagainya hanya untuk karena kemakmuran secara jasmani. Dan tidak tanggung-tanggung, yang dia jual adalah Firman/ Yesus. Yesus adalah Kepala, Yesus adalah Mempelai Laki-laki sorga. Untuk mencapai kemakmuran jasmani, dia rela menjual Firman/Yesus!

Dalam II Korintus 2:17 bukankah dikatakan mereka mencari keuntungan lewat Firman. Disadari atau tidak disadari, hal ini menyebabkan banyak orang yang kandas untuk mencapai tujuan akhir. Karena tujuannya dia rasa sudah tercapai ketika hidupnya makmur. Berarti hanya memenuhi seleranya namun selera Tuhan tidak terpenuhi. Padahal kita beribadah bukan untuk memenuhi selera kita tetapi untuk memenuhi selera Tuhan.

II Korintus 2:17
2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Berarti rasul Paulus memberikan garis pemisah dalam ajaran ini. Dia perlihatkan ini pelayanan yang salah dan ini pelayanan yang benar. Dia mengatakan “banyak orang lain yang mencari keuntungan lewat firman”. Bukan berarti rasul Paulus sok-sokan, tetapi dia menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Agar yang benar kita teladani dan yang salah jangan kita ikuti.

Dari yang berbondong-bondong tadi akhirnya tersaring. Bahkan murid-murid yang 12 itu masih tersaring. Karena kena ragi orang banyak yang berbondong-bondong mengikuti Yesus tetapi hanya tertarik dengan mujizat jasmani. Tuhan lebih tahu, itu sebabnya Dia tampilkan dulu Firman pengajaran. Tujuannya untuk memisahkan pandangan yang salah dengan pandangan yang benar. Setelah Tuhan tampilkan Firman yang keras, dikatakan banyak yang meninggalkan Tuhan karena pengajaran yang keras. Ini bagiku dan bagi saudara, jika kita tidak mampu mendengarkan pengajaran yang keras, maka tidak dapat dibayangkan kehidupan itu akan kandas pengiringannya di tengah jalan.

5.      Yohanes 6:22-24 Gairah untuk mencari Yesus kelihatan menggebu-gebu. Jika tidak didalami dan hanya dilihat dari luar, bisa diacungkan jempol sebab mereka sangat bergairah. Ketika mereka menemukan perahu yang lain tidak ada, Yesus tidak ada dan murid-murid sudah berlayar ke seberang, maka ada perahu muncul tiba-tiba, mereka naik perahu itu dan ada yang jalan kaki. Hal ini kita ambil positifnya, apakah ada gairah untuk ikut Tuhan? Karena hari-hari terakhir ini masa penyaringan. Satu saat jangan sampai engkau menemukan dirimu ditinggal oleh Tuhan.

Gairah cari Tuhan itu harus benar, jika gairah untuk cari Tuhan dasarnya salah, maka nanti akan kandas juga. Supaya jangan kandas gairah kita mencari Tuhan maka kita harus mencari pengajaran. Yesus adalah kepala gereja, kepala itu sekarang dalam bentuk Firman pengajaran. Di dalam gereja yang menjadi kepala adalah Firman pengajaran, itulah Yesus. Jadi bicara Yesus berarti bicara kepala, bicara Firman pengajaran. Itulah yang harus kita cari. Kalau beribadah hanya mencari mujizat, awalnya memang bagus, tetapi begitu dikoreksi oleh Tuhan, belum tentu berkelanjutan. Dan kenyataan di dalam Yohanes pasal 6 ini banyak yang kandas dan gugur. Ini koreksi Tuhan bagiku sebagai hamba Tuhan.
Yohanes 6:22-23
6:22 Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.
6:23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.

Tiberias itu dekat dengan tempat kegerakan Firman pengajaran.

Yohanes 6:24
6:24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.

Mereka bergairah mencari Yesus, tetapi dasarnya salah. Hanya untuk kemakmuran jasmani, hanya untuk hal-hal yang sifatnya fana dan yang lahiriah. Tuhan menyatakan ketidaksetujuannya, sehingga dikatakan bukan yang fana yang utama tetapi yang baka.

6.      Setelah murid-murid yang berbondong-bondong itu kembali pada kondisi yang sama yaitu berbondong-bondong di hadapan Tuhan, maka Yesus menyampaikan koreksi. Hasil dari koreksi itu apakah mereka terima?
Yohanes 6:59
6:59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Waktu kegerakan roti, itu terjadi di gunung. Dalam ayat 59 ini terjadi di rumah ibadat.
Yohanes 6:60,66
6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Kandas pengiringan mereka. Jika Firman pengajaran ditampilkan untuk memurnikan gereja Tuhan, untuk meluruskan pengiringan kita kepada Tuhan, apa yang terjadi? Sikap manusia jadi berubah. Padahal mereka mau dibawa pada penyerahan sepenuh kepada Tuhan, namun mereka jadi kandas.

Yesus mengoreksi cara mereka mengikut Tuhan, namun malah banyak murid-murid meninggalkan Dia. Ketika Yesus melihat punggung orang yang meninggalkan Dia, bukannya Yesus gentar dan berpikir “kasihan Saya ditinggal” tidak! Yesus berpaling lagi kepada murid-muridnya dan berkata:
Yohanes 6:67-68
6:67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;

Firman pengajaran itu adalah perkataan hidup yang kekal. Itu dipahami oleh Petrus.

Yohanes 6:69
6:69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Pemahaman yang meningkat sampai pada kekudusan, itulah yang ditransfer oleh Tuhan. Mereka ini tidak menolak dan itulah yang ditunggu oleh Tuhan. Kepada kita yang hadir sore ini, kita harus mengerti dasar pengiringan kita kepada Tuhan. Jika dasar pengiringan kita kepada Tuhan hanya untuk kemakmuran jasmani, rubahlah paradigma, rubahlah cara pandang itu, karena bukan itu yang Tuhan cari, bukan itu yang dikehendaki oleh Tuhan. Tetapi yang Tuhan inginkan adalah kita punya penyerahan sepenuh.

Begitu murid-muridNya menyembah Dia dan berkata “sungguh Engkau Anak Allah” maka perahu mereka mencapai tujuan akhir, langsung sampai ke pantai yang mereka tujui. Berarti puncak dari kerinduan hati Tuhan sudah terpenuhi, karena murid-murid menyerah sepenuh kepada Tuhan. Hasilnya ada dalam Wahyu 12:1. Itu untuk kita gereja Tuhan, ini hasil penyerahan sepenuh. Ini tidak mungkin bisa diganggu gugat oleh siapapun. Walaupun ada naga merah padam di hadapannya, tidak bisa menyentuh orang yang sudah berserah penuh kepada Tuhan. Berani menyentuh maka Mempelai Laki-laki Sorga yang punya Mempelai Wanita akan beraksi membela dan menghajar orang yang mengganggu.

Sebabnya kita harus berlayar sampai tujuan akhir, sampai pantai yang kita tuju. Pantai yang kita tuju itu kita isi dengan penyembahan/penyerahan sepenuh.
Matius 14:33
14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

Ini terjadi sesudah mereka sampai di pantai yang mereka tujui. Menyembah ini berarti menyerah sepenuhnya. Mereka katakan “sesungguhnya Engkaulah Anak Allah” berarti Engkau Mempelai Laki-laki Sorga. Sebab yang akan menikah bukan Bapa, bukan Roh Kudus tetapi Anak.

Kalau hal ini yang kita tampilkan, berarti kita memenuhi selera Dia. Kalau kita hanya mengharapkan kebutuhan-kebutuhan jasmani berarti hanya memenuhi selera kita, bukan seleraNya. Yang Tuhan cari adalah kita mau memenuhi selera Tuhan, maka Tuhan pasti memenuhi apa yang kita butuhkan.  

Gereja Tuhan sekarang ini dapat dikatakan sementara berada di dalam kegerakan Firman untuk membungkus kita, merubah cara pikir kita, merubah cara pandang kita lewat Firman pengajaran. Bicara Yesus itu bicara Kepala, bicara Kepala berarti bicara Firman. Firman pengajaran itu adalah Kepala saya dan saudara, itu yang akan mengkomando kita. Dan kalau Firman menjadi komando kita maka kita akan berlayar sampai kepada pantai yang kita tujui. Pantai yang kita tujui ini bareng dengan penyembahan, penyerahan sepenuh. Masih dalam perahu, berarti masih dalam suasana pelayanan tetapi sudah sampai di pantai. Ini yang Tuhan dambakan dalam kehidupan kita.
Mazmur 107:30
107:30 Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.

Sebab itu untuk mempraktekkan Firman Tuhan, jangan ada keragu-raguan.
Yohanes 6:21
6:21 Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.

Ketika mereka mau menaikan Yesus ke dalam perahu, dalam Matius mengatakan Yesus memang sudah ada di dalam perahu dan orang-orang yang ada di dalam perahu mengatakan “sungguh Dia ini Anak Allah” tetapi dalam suasana penyembahan, berarti dalam penyerahan sepenuhnya.

Bahasa asli penyembahan adalah prokoneho yang artinya:
1)      Seperti anjing menjilat kaki tuannya
2)      Seperti isteri yang menyerah sepenuhnya kepada suaminya.
Wujudnya adalah Wahyu 12:1, itulah pantai yang kita tujui. Kita disuruh menyeberang mencapai pantai itu.
Kalau sekarang ini kita tidak mau mempraktekkan Firman, mana mungkin bisa sampai di pantai yang kita tujui. Dan bila satu waktu baru mau berlajar sudah terlambat, sebab di tepi pantai sudah ada piket kejam menunggu di situ.

Inilah kehidupan anak Tuhan yang mencapai pantai yang dia tuju.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Sekarang kita lihat anak Tuhan yang tidak sampai di pantai yang dia tujui.
Wahyu 12:17
12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

Ada Firman, ada kesaksian, tetapi mana doa penyembahan! Mana praktek seperti anjing menjilat kaki tuannya, mana praktek seperti isteri menyerah sepenuh kepada suaminya, tidak ada! Meja roti ada, kaki dian emas ada, tetapi mezbah dupa emas tidak ada. Itu sebabnya ketika baru mau menyeberang sudah ada piket kejam di sana, tidak bisa lagi dia menyeberang.
Wahyu 12:18
12:18 Dan ia tinggal berdiri di pantai laut.

Olehnya itu, menjelang saat mencapai pantai yang mereka tuju, langsung diikuti dengan menyembah “sungguh Orang ini Anak Allah”. Jangan sampai kita baru mengaku tetapi sudah terlambat. Ibarat baru mau berlayar tetapi sudah tidak bisa lagi sebab piket kejam sudah ada di pantai. Piket kejam itulah antikristus dengan parah pengikutnya. Kalau sekarang ini ada desakan-desakan Tuhan kepada kita, ada arahan-arahan Tuhan kepada saya dan saudara, lakukan! Jangan tunggu kita terlambat. Jangan berpikir Tuhan itu gombal dengan kita.

Secara pribadi saya sangat prihatin, saya kuatir soal itu. Jangan sampai saya baru mau menyeberang sudah tidak bisa, baru mau praktekan Firman sudah tidak bisa. Sementara yang serius sudah sampai di pantai yang mereka tujui dan ada penyembahan, ada roh penyerahan sepenuh. Saya baru mau menyeberang, tahu-tahu piket kejam sudah datang “mau kemana! Tidak bisa lagi menyeberang!”. Mau diapa lagi kalau sudah terlambat.

Makanya manfaatkanlah dengan serius waktu-waktu terakhir ini, jangan sampai kita terlambat. Tuhan selalu memberikan peringatan kepada kita. Lihat saja 10 anak dara itu. Yang 5 kenapa bisa bodoh! Tuhan sudah terang-terangan memperlihatkan kepada kita supaya kita seperti 5 anak dara yang bijak, supaya menjadi murid. Tetapi acap kali kita anggap biasa saja. Nanti sudah terjadi baru kalang kabut.

Wahyu 12:17 itu mereka dianiaya, otomatis mereka berupaya mau lari. Baru mereka mau lari dari aniaya tetapi sudah tidak ada jalan karena sudah dihadang. Kalau ini masih sifatnya dibahasakan, kadang tidak berdiri bulu kuduk. Tetapi bagiku, kalau saya membayangkan apa yang akan terjadi di depan saya ketakutan, berdiri bulu kudukku.

Maka perbaiki pengiringanmu sekarang, dasarnya apa. Bukan berarti tidak punya nilai itu mujizat jasmani, sebab Yesus yang melakukan. Dia membawa orang berbondong-bondong dan Yesus mengupayakan orang yang berbondong-bondong itu untuk dikuasai Firman pengajaran karena terjadi kegerakan. Tetapi tanggapan orang banyak itu justru salah. Masih juga tidak berubah. Ayat 14 dan 15 suasananya tidak berubah, tetapi seperti ayat 1 dan 2.

Hari-hari terakhir ini kita lihat saja, di mana berjubel-jubel manusia? Yang seperti ini. Tetapi nanti ketika Tuhan koreksi dengan perkataan keras, mereka menolak. Calon Mempelai Wanita Tuhan sudah sampai di pantai yang mereka tuju dan dikunci dengan penyerahan sepenuh. Ini yang Tuhan cari dalam diriku yaitu penyerahan sepenuh. Ayo kita gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini jangan sampai gugur di tengah jalan.

7.      Yohanes 6:67-70
6:67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
6:69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
6:70 Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."

Bukankah Yesus sudah berdoa untuk memilih 12 murid, kenapa Dia pilih Yudas Iskariot! Bukan berarti Yesus berdoa lalu Bapa menjawab salah. Tetapi itu untuk menggenapi nubuatan dalam Yesaya pasal 53, dalam Mazmur pasal 22 dan seterusnya.
Yohanes 6:71
6:71 Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.

Kalau murid-murid lain menyerahkan diri kepada Yesus. Tetapi Yudas malah menyerahkan Yesus kepada lawan-lawanNya. Keduanya sama-sama menyerah, tetapi mana penyerahan yang benar. Yang sekarang ini lebih banyak seperti Yudas yang menyerahkan Yesus. Berarti Firman pengajaran ditolak, Firman pengajaran tidak diterima.

Akhirnya tinggal 11. Jadi yang tadi berbondong-bondong itu berakhir tinggal 11 orang. Jadi bukan banyaknya atau sedikitnya yang bisa memenuhi selera Tuhan. Tetapi menyerahkan diri kepada Tuhan, itulah yang memenuhi selera Tuhan.
Yesaya 62:5
62:5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.

Di sini Tuhan girang, karena apa? Terpenuhi kerinduan hatiNya, terpenuhi seleraNya. Orang yang terpenuhi apa yang dia rindukan, pasti hatinya girang dan gembira. Ada Mempelai Wanita di sampingNya, inilah selera Tuhan. Ini yang disebut dalam Matius 14:33 dan Wahyu 12:1. Jangan sampai ada dalam Wahyu 12:17-18, baru mau menyeberang dari Tiberias menuju Kapernaum tetapi sudah dihadang oleh piket kejam. Ada waktu tetapi kesempatan tidak ada lagi. Ada kesempatan tetapi waktu tidak ada lagi sebab piket kejam sudah berdiri di situ. Jangan tunggu hal ini terjadi. Mari kita manfaatkan waktu-waktu akhir ini untuk benar-benar menyerah kepada Tuhan, menyembah Tuhan sepenuh hati.


Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar