20230419

Kebaktian PA Imamat, Rabu 19 April 2023 Pdt. Handri Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 26:1-3

26:1 "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.

26:2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.

26:3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,

 

Di sini Tuhan memberikan syarat yang mutlak untuk menerima berkat Tuhan yaitu taat dengar-dengaran pada ketetapan dan perintah Tuhan, pada Firman Tuhan.

 

Ada 3 ketetapan dan perintah Tuhan.

1.      Jangan ada pemberhalaan.

2.      Pelihara hari-hari sabat Tuhan.

3.      Hormati tempat kudus Tuhan.

 

Kita masih membahas poin pertama, jangan ada pemberhalaan. Berhala itu adalah gambar atau bentuk dan tulisan berukir yang dipercaya dan disembah sebagai Allah sehingga begitu kuat mengikat manusia.

 

Keluaran 20:4

20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

 

Di sini ada 3 bentuk berhala yang mengikat.

1.      Yang menyerupai yang ada di langit. Ini menunjukkan naga atau setan di udara dengan roh jahat, roh najis dan roh durhaka yang membuat manusia jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa. Dosa itu mengikat.

Efesus 2:1-2

2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

 

2.      Yang menyerupai yang ada di bumi. Ini menunjukan binatang buas di darat yaitu nabi palsu dengan roh dusta dan ajaran palsunya sehingga mendorong manusia masuk dalam ibadah palsu dan penyembahan yang palsu yaitu penyembahan kepada antikristus.

Wahyu 13:11,14

13:11 Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

13:14 Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.

 

Ini kepalsuan, bentuknya seperti domba tetapi suaranya naga.

 

3.      Yang menyerupai yang ada di dalam air yaitu binatang yang keluar dari dalam laut. Itulah antikristus dengan roh kebencian, roh hujat dan kekuatan mamon atau uang, mengakibatkan gereja Tuhan dicap 666 menjadi miliknya setan. Dicap itu tanda kepemilikan.

Wahyu 13:16-18

13:16 Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,

13:17 dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.

13:18 Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

 

Jadi, berhala mengakibatkan manusia memiliki gambar dan tulisan setan tritunggal sehingga menjadi manusia yang buas dan keras hati sampai sekeras batu kilangan. Apa itu batu kilangan?

Wahyu 18:21

18:21 Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.

 

Batu kilangan itulah Babel. Kalau kehidupan kita keras hati sampai sekeras batu kilangan maka sedang menuju pembangunan tubuh babel, mempelai wanitanya setan yaitu manusia yang sempurna, tetapi sempurna dalam kejahatan dan kenajisan, kelak akan binasa dengan setan.

 

Tuhan tidak mau manusia ciptaanNya binasa dengan setan, sebab itu Tuhan berupaya dengan keras supaya manusia yang seperti batu keras bisa kembali pada gambar dan tulisan Allah dan menjadi milik Allah selama-lamanya. Upaya Tuhan ini sudah dinubuatkan dalam cerita 2 loh batu.

Keluaran 34:1

34:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.

 

Dari cerita ini kita melihat ada 2 macam loh batu:

1.      Loh batu mula-mula, batunya dari Tuhan dan Tuhan yang menulisinya. Tetapi karena bangsa Israel menyembah lembu emas maka Musa menghancurkan 2 loh batu ini.

Keluaran 32:1,19-20

32:1 Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."

32:19 Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

32:20 Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel.

 

Bangsa Israel menyembah lembu emas, saat itu Musa belum turun, ini menubuatkan zaman Allah Roh Kudus kita menanti kedatangan Yesus kedua kali. Kita sekarang berada pada masa penantian, menanti Yesus datang kedua kali sebagai Raja, sebagai Mempelai Pria Sorga. Masa penantian ini merupakan ujian kesetiaan dan ujian ketaatan kita. Dalam masa penantian ini iblis berupaya mengganggu kesetiaan dan ketaatan kita lewat anak lembu emas yaitu berhala sekarang dalam wujud kekerasan hati manusia, berhala membuat manusia keras hati.

 

Loh batu yang mula-mula yang batunya dari Allah, bertuliskan Firman Allah dan kasih Allah, semua telah digenapi dalam pribadi Yesus. Karena bangsa Israel menyembah berhala, 2 loh batu ini dipecahkan oleh Musa, menunjukan Yesus harus mati di kayu salib untuk menghancurkan kekerasan hati manusia. Yesus itu Firman yang lahir menjadi manusia, Yesus juga wujud Kasih Allah.

 

Kalau 2 loh batu tidak dipecahkan maka seluruh Israel harus mati karena mereka menyembah anak lembu emas. Dikaitkan dengan Yesus, kalau Yesus tidak mati di kayu salib maka seluruh Israel termasuk kita bangsa kafir, berarti semua manusia harus binasa karena dosa dan kekerasan hatinya. Yesus rela mati di kayu salib, Dia rela seperti 2 loh batu yang dipecahkan, untuk menyelamatkan manusia berdosa, tinggal kita mau terima atau tidak. Kalau kita menerima Korban Kristus maka kita selamat. Tetapi kalau tidak mau menerima maka pasti binasa karena kekerasan hatinya.

 

Yohanes 19:33-34

19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,

19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

 

Yesus sudah mati dengan 4 luka utama, 2 di tangan, 2 di kaki untuk menyelamatkan bangsa Israel yang berdosa dan keras hati. Tetapi Yesus yang telah mati rela menerima luka kelima di lambungNya untuk menyelamatkan bangsa kafir yang berdosa dan keras hati. Inilah wujud kasih Allah kepada kita manusia.

 

2.      Loh batu yang kedua yang dipahat oleh Musa dan ditulisi oleh Musa supaya sama dengan 2 loh batu yang pertama.

Keluaran 34:1,28

34:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.

34:28 Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.

 

Ada 3 tahap batu keras yaitu kita manusia berdosa bisa kembali pada gambar dan tulisan Allah Tritunggal.

1.      Tahap penebusan. Yesus sudah mengerjakan penebusan lewat mati di kayu salib, Dia mau melepaskan kita manusia dari dosa, tinggal tergantung kita mau atau tidak. Untuk melepaskan manusia dari dosa, Yesus bekerja tidak setengah-setengah, Dia lahir ke dunia melalui kandungan. Mengapa harus melalui kandungan.

Mazmur 51:7

51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

 

Sebab sejak dalam kandungan, manusia sudah dalam tanda dosa. Sebab itu Yesus harus melewati kandungan untuk menyelesaikan dosa manusia sampai ke akar-akarnya. Yesus menyelesaikan dosa sampai tuntas, Dia melewati kandungan sampai mati di kayu salib. Yesus mengejar manusia berdosa sejak dari kandungan, untuk diselamatkan dan dilepaskan dari dosa sampai ke akar-akarnya.

 

Dari pihak Tuhan sudah diberikan penebusan itulah Korban Kristus, darah penebusan. Dari pihak kita untuk lepas dari dosa manfaatkan darah penebusan, manfaatkan Korban Kristus. Praktek memanfaatkan darah penebusan Yesus:

a)      I Yohanes 1:7,9

1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

 

Prakteknya kita mengaku dosa dengan tuntas yaitu mengaku dosa kepada Tuhan dengan jujur dan hancur hati, juga mengaku dosa kepada sesama dengan jujur dan hancur hati. Kalau sudah diampuni, jangan diulangi lagi. Maka saat itu darah Yesus aktif menghapus dosa kita sampai tidak berbekas dan mencabut dosa-dosa kita sampai ke akar-akarnya sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran. Seringkali dosa kita sudah dilepaskan, sudah kita akui. Tetapi dosa orang lain masih kita bawa-bawa. Setelah dosa kita diampuni, kita juga harus bisa mengampuni dosa orang lain dengan tuntas. Tuntas berarti sampai kita melupakannya, tidak mengungkit-ungkit lagi.

 

Salah satu isi salam adalah kasih karunia. Kasih karunia Tuhan itu Korban Kristus. Dosa kita yang begitu banyak sudah diampuni oleh Korban Kristus, ada dosa orang lain kepada kita, kita ampuni juga, jangan diungkit-ungkit lagi sehingga kita bisa hidup di dalam kebenaran. Sarana sudah tersedia tinggal kita mau memanfaatkan atau tidak. Jangan tunda-tunda waktu, Tuhan sudah menunjuk dosa dan kesalahan kita, segera diselesaikan, segera akui kepada Tuhan dan kepada sesama, biar darah Yesus menghapus dan mencabut akar-akar dosa.

 

b)      Wahyu 1:5-6

1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya — 

1:6 dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, — bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

 

Menjadi imam dan raja yaitu kehidupan yang beribadah melayani Tuhan dengan benar. Ini sama dengan menjadi senjata kebenaran. Setelah kita hidup dalam kebenaran lanjutkan menjadi senjata kebenaran, hamba kebenaran.

Roma 6:13,17-18

6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.

6:18 Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

 

Kita melihat perjalanan bangsa Israel, mereka telah dilepaskan dari perbudakan di Mesir. Ini menubuatkan kelepasan oleh darah Yesus. Mereka membawa jarahan orang Mesir, mereka sudah diberkati. Dan mereka juga sudah diangkat menjadi imam dan raja.

Keluaran 19:6

19:6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

 

Mereka sudah beribadah melayani Tuhan, tetapi mengapa masih bisa jatuh dalam penyembahan berhala? Ini yang harus kita perhatikan, kita sudah melewati tahap penebusan, sudah lepas dari dosa (dipanggil), sudah beribadah melayani Tuhan (dipilih), kenapa bisa jatuh dalam penyembahan berhala, apa penyebabnya?

Keluaran 32:1

32:1 Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."

 

Sebab dalam beribadah melayani Tuhan mereka mengerumuni Harun, mengerumuni manusia. Artinya tujuan ibadah pelayanan bukan mau mengerumuni Yesus, bukan untuk mendengar Firman tetapi hanya melihat manusia. Pendetanya siapa, sesama suku, keluargakah? Kalau hanya melihat manusia maka ibadahnya nanti hanya menggembar-gemborkan perkara yang jasmani.

Keluaran 32:3

32:3 Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun.

 

Yang digembar-gemborkan hanya yang jasmani, emas, perhiasan, dll. Mengapa sudah lepas dari dosa, sudah beribadah melayani tetapi kenapa bisa jatuh pada penyembahan berhala? Karena mengkultusindividukan hamba Tuhan, menganaklembuemaskan hamba Tuhan. Sampai sudah diagung-agungkan, sudah dipuja-puji, sudah merampas pujian untuk Tuhan. Sadar atau tidak sadar jemaat sudah seperti itu! Kalau bukan gembalaku, kalau gembala lain kalah dari gembalaku. Memang gembala harus kita junjung tinggi, tetapi pujian, hormat, kemuliaan itu tetap kita peruntukkan hanya kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Apalagi sampai merendahkan pendeta yang lain.

 

Sekalipun mungkin pendeta itu banyak kekurangannya, janganlah kita omongi kekurangannya, biarlah urusannya dia. Entah dia jatuh, entah dia duduk, entah dia berdiri, itu urusannya dengan Majikannya, tidak usah kita urus.

 

Inilah yang menyebabkan jatuh dalam penyembahan berhala. Akhirnya yang diikuti bukan Firman tetapi manusianya. Begitu manusia itu melenceng dari pengajaran yang benar, dia ikut juga. Begitu Harun sudah melenceng, bangsa Israel ikut juga.

Keluaran 32:4

32:4 Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"

 

Sudah jelas-jelas itu anak lembu emas tetapi dibilang “Allah” oleh Harun. Sudah jelas-jelas ajarannya salah tetapi dia bilang ini benar. Jemaat karena ikut manusia jadi ikut sesat. Yang dia ikuti manusia, bukan pengajaran yang benar, apapun yang disampaikan padahal itu salah dia terima saja,  sudah benar. Kita beribadah melayani yang kita kerumuni adalah Yesus, yang kita cari Firman pengajaran yang benar.

 

Kami hamba Tuhan tergembala lewat persekutuan. Kami berfellowship bukan karena lihat pendeta ini atau pendeta itu namun karena mencari Firman pengajaran yang benar.

 

Harun itu kakaknya Musa. Mohon maaf, seringkali kalau sudah yang senior yang ngomong langsung ditelan mentah-mentah. Harus diperiksa dulu kebenarannya. Kalau cuma melihat yang manusia, lihat orangnya, begitu melenceng ikut melenceng juga. Yang kita lihat Firman pengajaran yang benar.

 

Sudah mengaku dosa dengan tuntas, hidup benar, beribadah melayani Tuhan dengan benar, tetapi jaga persekutuan kita. Jangan salah berfellowship. Jangan cuma lihat orangnya, satu suku, keluarga dan sebagainya, tetapi dalam bersekutu yang kita kerumuni adalah Yesus untuk mendengar Firman pengajaran yang benar dan kita praktekkan mendarah daging di dalam kita.

Lukas 5:1

5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.

 

Kalau Firman pengajaran itu sudah mendarah daging maka pasti ada kepekaan “ini koq sudah aneh, dulu benar, sekarang sudah lain”.

 

2.      Tahap pemahaman. Di sini kita dipahat, dibentuk untuk menjadi segambar dengan Tuhan. Tempat dipahat di mana? Di dalam penggembalaan dan juga di dalam persekutuan Tubuh Kristus yang benar. Lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok di situ kita dipahat, ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci (meja roti sajian), ibadah raya (pelita emas), ibadah doa penyembahan (mezbah dupa emas) kita terus di pahat dalam 3 macam ibadah pokok. Jangan dialpakan ini, biarlah ditekuni terus. Yang lain sudah mau segambar dengan Tuhan, tetapi karena kita ibadahnya bolong-bolong, pemahatannya terlambat sehingga akhirnya ketinggalan.

 

Yang memahat adalah Musa seorang diri, tidak ada yang lain. Jadi di dalam penggembalaan Tuhan memakai seorang gembala untuk membentuk sidang jemaat menjadi segambar dengan Tuhan. Jadi yang bertanggung jawab untuk membawa jemaat kembali pada gambar Allah adalah gembala masing-masing. Seringkali dalam proses dikembalikan pada gambar Allah, daging kita terlalu keras. Firman sudah datang mengingatkan, ada yang kita perbuat tidak berkenan kepada Tuhan dan Firman tunjuk itu salah. Tetapi kita memakai keinginan daging kita “masak itu salah? Ah saya mau tanya pada gembala yang lain”. Ternyata gembala yang lain satu roh dengan gembalanya “betul itu salah, Firman bilang tidak boleh”. Dia tanya lagi yang lain sampai dia temukan seorang gembala yang mengatakan “boleh, yang kamu lakukan itu tidak salah” dan itu yang dia turuti. Dia lawan gembalanya, dia ikuti yang cocok dengan dagingnya, ini manusia paling keras hati! Ini yang perlu dipahat. Firman penggembalaan yang disampaikan dalam 3 macam ibadah pokok biarlah kita percaya supaya dikeluarkan bentuk-bentuk yang tidak baik agar kita segambar dengan Allah Tritunggal.

 

Dengan apa kita dipahat?

Yeremia 23:29

23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

 

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Jadi kita dipahat dengan Firman yang keras seperti palu dan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata 2 = Firman pengajaran yang benar, Kabar Mempelai. Ini yang mampu menyingkirkan bentuk-bentuk yang tidak baik, bentuk-bentuk kejahatan dan bentuk-bentuk kenajisan yang ada dalam diri kita. Memang sakit bagi daging, dipukul, yang menonjol dikeluarkan, dikikis. Kalau kita beribadah Firmannya lembek-lembek hanya menekankan berkat-berkat, berarti itu bukan palu yang menghancurkan, itu benda lunak. Tidak akan keluar bentuk-bentuk yang tidak baik dari diri kita kalau seperti itu. Manusia seperti batu yang tidak beraturan bentuknya. Coba batu dipukul dengan roti, bukan batunya yang hancur tetapi rotinya. Harus dipukul dengan palu Firman Tuhan supaya hancur kekerasan hatinya. Jadi jangan marah kalau dengar Firman yang keras dan tajam, itu sudah betul, berarti bentuk yang tidak baik itu mau dikeluarkan. Kalau mempertahankan yang tidak baik makanya orang itu bisa marah dan tidak terima.

 

Yang memahat Musa seorang, tidak dua atau tiga apalagi lebih. Berarti yang bisa menyucikan dan mengubahkan kita hanya satu Firman pengajaran yang benar. Makanya dalam penggembalaan cari Firman pengajaran, dalam persekutuan cari Firman pengajaran, kerumuni Yesus untuk mendengar Firman, jangan kerumuni yang lain. Biarlah yang tidak baik dihancurkan dan disingkirkan semua. Dalam persekutuan dengan hamba Tuhan yang lain harus satu pengajaran, jangan berbeda.

 

Kalau memahat itu pasti berulang-ulang. Ini menunjukan Firman pengajaran itu harus diberitakan secara berulang-ulang.

Ulangan 6:4-9

6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 

6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 

6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,

6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

 

Harus diulang-ulang, jadi jangan bosan. Sebagai gembala saya tidak boleh bosan mengulangi Firman. Sidang jemaat juga jangan bosan mendengar Firman supaya bentuk-bentuk yang tidak baik disingkirkan semua. Ini yang dinamakan Firman penggembalaan. Bapak ibu juga kalau mengikuti persekutuan yang benar, penyampaian Firmannya sistem penggembalaan. Temanya diulangi dalam 3 kali ibadah. Kalau menggelar ibadah tahun berikutnya, biasanya tema yang sama juga diangkat. Ini diulang-ulang. Dalam KKR di Malang temanya Matius 25:6, tema itu sudah berapa tahun. Diulang dan berkesinambungan, diulang ada lagi yang baru untuk menyingkirkan semua yang tidak baik pada kita.

 

Pemahatan atau penyucian itu dimulai dari hati dan pikiran kita.

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Hati dan pikiran ini yang mau dipahat. Kalau tidak maka manusia yang keras hati biar sudah melihat mujizat sudah mendengar Firman, kalau keras hati sulit untuk berubah. Makanya hatinya dulu yang perlu digembleng, diperbaiki, baru seluruh hidup. Tabut perjanjian dalamnya dulu yang disalut dengan emas, baru bagian luar.

 

Hati harus disucikan dari 3 hal:

a)      Keinginan jahat

b)      Keinginan najis

c)      Kepahitan hati.

 

Markus 7:21-23

7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,

7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

 

Dikunci dengan kebebalan, sulit ditegur, sulit dinasihati, ini sama dengan bidat. Kita harus disucikan mulai dari hati pikiran dan perasaan kita. Kalau mengikuti perjalanan Yesus dengan murid-muridNya diluar Yudas sampai Yesus bangkit, kekurangan mereka yang dicela oleh Yesus adalah kedegilan hati, kekerasan hati. 4 kali Yesus memberitahukan tentang kematianNya. Waktu kali pertama, Petrus tampil dengan pikiran daging ia menegur Yesus, tetapi Yesus berkata “enyahlah kau iblis, engkau memikirkan apa yang dipikirkan manusia” ini pikiran daging! Petrus sudah dipakai Tuhan tetapi pikirannya masih daging, perlu Firman diulang-ulang.

Markus 8:33

8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

 

Dalam pemberitaan kedua, perasaan mereka yang tidak baik, perasaannya daging. Waktu itu mereka semua tidak ada yang mengerti dan segan menanyakannya.

Markus 9:32

9:31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."

9:32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.

 

Lukas 9:44-45

9:44 "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."

9:45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

 

Pikiran dan perasaan mereka daging, sehingga ketika Yesus bangkit mereka dicela karena keras hati dan degil. Makanya perlu Firman diulang-ulang, disampaikan pertama kali muncul pikiran daging, masak begitu, tidak logis, tidak masuk akal. Firman diulang lagi supaya pikirannya disucikan. Begitu pikiran sudah disucikan, hatinya lagi disucikan dari perasaan sungkan, segan, takut. Diajak berbuat dosa dia rasa sungkan sehingga ikut saja.

Markus 16:14

16:14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

 

Perlu ini hati, pikiran, perasaan kita disucikan, ditusuk pedang Firman, perlu dipalu dengan palu Firman pengajaran. Seringkali yang muncul pikiran daging dan perasaan sungkan, tidak berani. Kalau sama manusia kita sungkan, pada Tuhan kenapa tidak sungkan.

 

Kalau pikirannya sudah daging, perasaannya daging, jadi plin plan, akhirnya tidak percaya pengajaran. Saya dinasihat Pdt. Widjaja ketika sudah lulus lempinel dan mau kembali ke Tentana “kamu Handri jangan jadi hamba Tuhan yang plin plan”. Bukan berarti saya sudah super, masih dalam proses supaya kuat terus mengikut Tuhan, berpegang pada Firman pengajaran yang benar.

 

Kalau sudah tidak percaya Firman bagaimana Firman bekerja dalam diri kita. Kalau pikiran perasaan sudah disucikan, pelan dan pasti kita memiliki hati pikiran perasaan Yesus.

Filipi 2:5-8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Pikiran perasaan Yesus yang utama adalah rendah hati dan taat. Dalam kita mengikut Tuhan kalau tidak ada kerendahan hati, sulit! Firman datang menunjuk dosa kita, kalau tidak rendah hati bisa berontak, mengamuk, tidak terima. Ketika diperhadapkan dengan pengalaman menderita sengsara saat mempraktekan Firman, kalau tidak rendah hati pasti ngamuk, menolak, melawan Firman. Sebab itu perlu ada kerendahan hati dan taat sampai daging tidak bersuara lagi. Apapun resikonya, sekalipun harus sengsara bagi daging. Seperti batu sekalipun dipukul terima saja.Rendah hati dan taat ini sama dengan penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Terserah Tuhan, mau dibolak balik, dibanting, diapakan terserah Tuhan yang penting kembali segambar dengan Tuhan. Mau taat itu memang sakit bagi daging, sengsara bagi daging, apalagi kalau bertentangan dengan kehendak kita. Dan memang keinginan daging itu seringkali lebih memikat dari pada Firman Tuhan. Kita lebih tertarik pada kehendak dan keinginan daging kita dari pada Firman Tuhan.

 

Yakobus 1:14-15

1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.

1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

 

Lebih memikat sehingga akhirnya terseret keluar dari kehendak Tuhan, dari Firman. Kemudian jatuh dalam pencobaan dan saat dicobai berbuat dosa. Ini yang harus kita waspadai.

 

Biarlah kita mau menerima pemahatan. Tekuni 3 pengembalaan, biar hati pikiran kita dipahat terus, disucikan terus. Bila hati pikiran sudah disucikan maka bagian luar pasti disucikan, perkataan, perbuatan pasti disucikan. Penyucian hati dan pikiran terus menerus sampai yang memikat kita hanya satu, itulah Yesus. Kita tidak mau terpikat lagi pada hal-hal yang lain. Ketika kita diperhadapkan dengan 2 pilihan, Yesus, pengajaran benar dibandingkan perkara dunia, perkara jasmani, kita hanya memilih Yesus. Sunatlah hatimu baru kita bisa terpikat kepada Yesus. Hati disucikan maka pasti hanya terpikat kepada Yesus.

Ulangan 10:15-16

10:15 tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.

10:16 Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.

 

Supaya ada timbal balik, kalau hati pikiran kita sudah disunat, disucikan maka kita terpikat kepada Yesus. Sebagaimana Tuhan terpikat kepada kita, dia mengasihi kita, ayo kita juga terpikat kepada Tuhan. Jangan bikin Tuhan bertepuk tangan sebelah. Terima pengajaran, mau disucikan hati dan pikiran maka pikiran dan perasaan kita hanya tertuju kepada Yesus, terpikat kepada Yesus, tidak mau lagi terpikat pada yang lain-lain.

 

Saya juga sementara dalam proses, Kita semua sedang dalam proses. Sebagai hamba Tuhan, sebagai pelayan Tuhan, kadang di satu titik kita jenuh di dalam pelayanan. Tetapi supaya kembali semangat berkobar-kobar solusinya hanya satu yaitu penyembahan, itu hubungan yang paling erat dengan Tuhan, apalagi ditambah doa puasa, supaya kita kembali semangat melayani Tuhan, hati kita terpikat kepada Tuhan. Apalagi kalau sudah disucikan, sudah melayani lalu diperhadapkan dengan ujian, tantangan yang bertubi-tubi datang silih berganti, kadang mau melepaskan pelayanan. Ayo hati pikiran serahkan kepada Tuhan, disucikan, penyerahan kepada Tuhan, banyak merendahkan diri di kaki Tuhan, banyak menyembah Tuhan, biar hati kita hanya terpikat kepada Yesus, tidak terpikat kepada yang lain-lain.

 

3.      Tahap penulisan. Apa yang dituliskan di loh batu itu?

Keluaran 34:1

34:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.

 

Firman yang dituliskan itu adalah 10 hukum kasih. Jadi kalau kita sudah disucikan, sudah dibentuk, sudah dipahat maka kita ditulisi dengan kasih Allah, kasih mempelai. Yesus berkata kepada kita “Aku mengasihi engkau” Tuhan mengasihi kita. Sementara Firman memahat kita, tangan Tuhan menulisi kita dengan kasih Allah, kasih Mempelai. Di hati kita hanya ada kasih yang tulus ikhlas, kasih Mempelai, kasih kepada Yesus. Bukan lagi mengasihi yang lain. Berhala itu segala sesuatu yang membuat kita tidak mengasihi Tuhan. Tetapi kita hanya mengasihi Tuhan lebih dari segalanya. Apapun yang kita hadapi, sebagaimana Tuhan mengasihi kita, begitu juga kita mengasihi Tuhan.

 

Di hati kita apa yang tertulis? Periksa hati dan pikiran. Sudahkah kita menerima palu dan pedang Firman memahat kita? Kalau sudah coba periksa lagi di hati apa yang tertulis. Mengasihi segala sesuatu di dunia atau mengasihi Tuhan lebih dari segalanya. Biarlah di hati kita hanya untuk mengasihi Tuhan, mau menyenangkan Tuhan lebih dari segala-galanya.

 

Kalau melihat pergumulan dan tantangan yang ada, melihat kepenatan dalam pelayanan, kalau di hati ini tidak ada penulisan kasih mempelai, sudah lama gulung tikar dan mundur dari pelayanan. Tetapi karena ada tulisan kasih mempelai, Tuhan mengasihi kita dan kita juga mau mengasihi Tuhan maka kita bisa bertahan mengasihi Tuhan sampai sekarang ini.

 

Kegunaan kasih Allah, kasih Mempelai.

a)      Roma 8:35-38

8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." 

8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,

 

Kegunaan kasih Mempelai memberi daya tahan kepada kita yang tidak berdaya seperti domba sembelihan. Dalam menghadapi segala masalah, dalam menghadapi tantangan-tantangan, kalau tidak ada kasih pasti kecewa, putus asa dan akhirnya meninggalkan Yesus.

 

Ketika diizinkan bapak gembala dipanggil Tuhan, saya betul-betul tidak tahu berbuat apa-apa, kehilangan sandaran. Kalau dulu saya akui memang terlalu manja. Ada pergumulan, tantangan, datang sama orang tua. Bahkan akhirnya kalau dibandingkan datang kepada Tuhan, frekuensinya sudah lebih banyak datang sama orang tua. Dalam persiapan, kalau buntu ayat ini apa maksudnya, saya telpon papa, tanya ini maksudnya apa. Itulah dulu, sekarang mau tanya sama siapa, tanya sama Tuhan.  Tuhan ajar supaya jangan bersandar pada manusia, bersandar hanya kepada Tuhan, tanya kepada Tuhan.

Roma 5:5,3

5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,

 

Kasih Tuhan memberikan daya tahan, saat sengsara dan diizinkan menderita, kita tidak putus asa, tidak kecewa, bahkan kita bisa bermegah dalam penderitaan. Bermegah ini bisa mengucap syukur. Terima kasih Tuhan, saya diberi kesempatan mengambil bagian sedikit dari penderitaan Kristus. Kita diberi kesempatan bisa mengucap syukur dan bermegah, seperti rasul-rasul, dicambuk tetapi mereka bersukacita karena dianggap layak menerima penderitaan karena Yesus. 

Kisah Para Rasul 5:41

5:41 Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.

 

Dihina dan diolok karena pengajaran, bahkan mungkin mendapat aniaya secara fisik, tetapi kita bisa bergembira, bermegah, karena kita dianggap layak menderita karena Yesus. Sebenarnya kita ini tidak layak tetapi dilayakan untuk menderita bersama Yesus, berarti nanti kita juga akan dilayakan untuk dipermuliakan bersama Yesus. Dibalik salib, penderitaan, ada kemuliaan. Kalau sekarang kita diangap layak menderita karena Yesus, yakin kita nanti dilayakan untuk masuk dalam kemuliaan bersama Yesus. Jangan kecil hati, jangan kecewa, jangan putus asa, jangan tinggalkan Yesus.

 

b)      Menjadikan kita lebih dari pemenang. Kita tidak berdaya, tidak mampu menghadapi pergumulan yang besar bahkan mustahil, tetapi kita menang. Masalah apa yang kita hadapi, masalah nikah, buah nikah, ekonomi, kesehatan dan lain-lain, atau bahkan masalah yang sudah mustahil, tidak mungkin lagi, tetapi karena kita mau ditebus, dipahat, ditulisi dengan kasih Allah, kita akan menjadi lebih dari pemenang. Sampai kemenangan yang terakhir, kita sebenarnya tidak layak, manusia berdosa, manusia keras seperti batu, tidak berbentuk, tetapi dilayakkan untuk duduk setakhta dengan Yesus di Yerusalem Baru.

 

Sidang jemaat Laodekia sidang jemaat yang paling bobrok rohaninya, paling hancur rohaninya, batu keras yang tidak berbentuk, tetapi Tuhan tawarkan barangsiapa menang, dia akan Kududukan bersama-sama dengan Aku di atas takhtaKu. Sore malam ini sehancur senajis apapun kita kalau mau masuk dalam tahap penebusan, tahap pemahatan, tahap penulisan, Tuhan tawarkan untuk setakhta dengan Dia. Itu kemenangan terakhir yang bisa kita raih yaitu duduk setakhta dengan Yesus.

Wahyu 3:21

3:21 Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

 

Sore ini ayat ini juga ditujukan kepada kita. Barangsiapa menang, dia akan duduk bersama-sama dengan Yesus di takhta Yerusalem Baru. Sarana untuk menang sudah ada yaitu Perjamuan Suci, tidak ada alasan bagi kita untuk kalah sebab sarananya sudah luar biasa, korban Kristus, darah Yesus, setan pasti kalah. Sumber pencobaan dan masalah siapa? Setan. Dia membuat semua jadi mustahil. Tuhan berikan sarana bagi kita, sebenarnya tidak ada alasan untuk kita kalah, pasti menang kalau kita mau mengikuti proses demi proses. Mau menerima penebusan, mau dipahat disucikan dan mau ditulisi dengan kasih Allah, kita pasti menang. Kita akan menerima tubuh dan darah Yesus, yakinlah Tuhan memberikan kemenangan kepada kita. Kita tidak berdaya tetapi pasti menang.

 

Tuhan memberkati

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar