20230402

Kebaktian Umum, Minggu 2 April 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. 

Wahyu 13:3-4

13:3 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

13:4 Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"

             
Antikristus tampil dengan kematian, kebangkitan dan kemuliaan palsu sehingga menyeret gereja Tuhan masuk kepada penyembahan yang palsu. Semua hanya diukur dengan perkara yang jasmani. Supaya kita tidak masuk pada penyembahan yang palsu, penyembahan kepada antikristus maka kita harus masuk dalam pengalaman kematian, kebangkitan, kemuliaan yang benar bersama dengan Yesus.

Markus 8:34-38;9:1

8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

8:35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.

8:36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.

8:37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

8:38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."

9:1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."

 

Kalau membaca ini seakan-akan Yesus berdusta karena semuanya mati. Yang dimaksud tidak mati di sini tidak dikuasai maut, sekalipun diizinkan oleh Tuhan meninggal dunia tetapi saat Yesus datang akan dibangkitkan dan masuk dalam hidup yang kekal.

 

Kita sudah mempelajari pengalaman kematian dan kebangkitan, siang ini kita mempelajari pengalaman kemuliaan bersama Yesus yaitu kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang diangkat ke awan-awan untuk bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga, kita dipermuliakan dengan Dia. Itu nanti kita alami, kita yakini ini bukan dongeng tetapi sungguh-sungguh akan terjadi. Mulai sekarang sudah harus ada praktek pengalaman kemuliaan bersama Yesus yaitu tidak malu dan tidak takut karena Yesus, karena Firman pengajaran yang benar. Banyak kali ketika diperhadapkan dengan mau mempraktekkan Firman, kadang kita merasa malu. Seperti jemaat Diora mau ke gereja pakai helm mereka diejek-ejek “awas ketemu polisi di gereja” awalnya malu tetapi karena kebenaran tidak usah malu.

 

Dulu Adam dan Hawa ketika masih segambar dengan Allah, belum jatuh dalam dosa, mereka telanjang tetapi tidak malu. Nanti mereka jatuh dalam dosa baru mereka telanjang dan takut.

Kejadian 2:25

2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

 

Ini pengalaman kemuliaan, tidak merasa malu. Bukan tidak tahu malu.

Kejadian 3:7,10

3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

 

Jadi keadaan manusia berdosa adalah telanjang, malu dan takut sehingga terpisah dengan Tuhan. Untuk masuk dalam kemuliaan Tuhan maka kita tidak boleh malu, jangan takut karena Yesus, karena Firman pengajaran.

I Yohanes 2:28

2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

 

Apa artinya jangan malu, jangan takut karena Yesus? Artinya jangan ada lagi noda dosa. Noda-noda yang ada harus dibersihkan, baik kecemaran dalam pribadi, dalam nikah, dalam pelayanan, semua dibersihkan supaya kita tidak malu lagi, tidak takut.

Yesaya 50:7

Yesaya 50:2  Mengapa ketika Aku datang tidak ada orang, dan ketika Aku memanggil tidak ada yang menjawab? Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan pada-Ku untuk melepaskan? Sesungguhnya, dengan hardik-Ku Aku mengeringkan laut, Aku membuat sungai-sungai menjadi padang gurun; ikan-ikannya berbau amis karena tidak ada air dan mati kehausan.

 

Ini ada prosesnya, tidak seperti membalik telapak tangan. Kita mau masuk dalam proses itu. Kita datang beribadah, dengar Firman, nodanya ditunjuk, kita dibersihkan sampai tidak ada lagi noda dan kita tidak malu dan takut saat Yesus datang. Lawan kata malu dan takut adalah keberanian percaya. Jadi praktek pengalaman kemuliaan adalah ada keberanian percaya.

 

Ada 3 macam keberanian percaya yang harus kita miliki sehingga tidak malu bertemu dengan Yesus dan dipermuliakan dengan Yesus:

1.      I Yohanes 4:17-18

4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

 

Ini keberanian percaya untuk menghadapi hari penghakiman. Saat itu manusia diperhadapkan dengan takhta putih untuk menghakimi semua dosa untuk dihukum. Kita harus punya keberanian menghadapi takhta penghakiman. Artinya mulai dari sekarang kita harus banyak menghakimi diri sendiri, selesaikan dosa-dosa yang ada sehingga ketika menghadap takhta penghakiman tidak didapati satu dosapun dalam diri kita karena sudah kita selesaikan selama kita hidup di dunia ini. Kita semua merindu umur panjang semua sampai Tuhan Yesus datang tetapi itu adalah haknya Tuhan. Kita tidak boleh memaksa itu semua haknya Tuhan. Yang penting selama hidup di dunia ini kita mau menyelesaikan dosa-dosa kita, menghakimi dosa kita sehingga kita beroleh kasih yang sempurna dari Tuhan. Kasih yang sempurna melenyapkan segala ketakutan = menutupi segala dosa, karena dosa menimbulkan ketakutan. Perpanjangan umur yang Tuhan berikan kita gunakan untuk menyelesaikan dosa, menghakimi diri sendiri.

I Petrus 4:8

4:8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

 

Orang yang punya kasih menyelesaikan dosa-dosanya, bukan malah menambah dosa. Selesaikan dosa itu kasih! Suami ada dosa kepada isteri ayo selesaikan, kasih melenyapkan ketakutan, jadi ketemu isteri tidak takut lagi, begitu juga sebaliknya. Ketemu mertua, ketemu orang tua tidak takut lagi karena sudah diselesaikan semuanya. Kadangkala untuk menutupi ketakutan, pura-pura berbuat baik, padahal ada dosa dia lakukan! Biarlah kasih yang menutupi dosa. Bukan kasih-kasih duit, tetapi menyelesaikan dosa itulah kasih yang benar.

 

Bagaimana proses menyelesaikan dosa?

I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Prosesnya taat pada kebenaran yaitu Firman pengajaran yang benar. Firman tunjuk dosa kita, kita taat, mohon ampun dan diselesaikan. Firman pengajaran itu menyatakan dosa, Firman menegur keras, kalau kita taati Firman kita selesaikan dosa. Firman menasihati, memberi jalan keluar dari segala masalah yang kita hadapi. Saat kita menyelesaikan dosa, yang salah mengaku dan yang benar mengampuni disitulah kasih Tuhan mengalir dalam kita. Dalam nikah isteri mengaku suami mengampuni atau suami mengaku isteri mengampuni maka kasih mengalir dalam nikah, segala ketakutan lenyap, segala dosa ditutupi. Jadi dari menyelesaikan dosa kasih itu mengalir dalam kehidupan kita.

Amsal 28:13

28:13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.

 

Begitu kasih mengalir maka kita bisa mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Baik dalam nikah, dalam penggembalaan, dalam bermasyarakat. Mengamalkan kasih yang tulus ikhlas itu mulai dari mengasihi sesama sampai bisa mengasihi musuh, orang yang membenci kita, orang yang menyakiti kita, orang yang merugikan kita. Kita dirugikan tetapi kita mendoakan dia.

Matius 5:43-48

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?

5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?

5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

 

Kadang sesama kita di dalam nikah justru menjadi musuh yang aktif yang paling banyak menyakiti kita, suami isteri, kakak adik, orang tua anak, mertua menantu. Kalau tetangga jarang menyakiti. Dari sini kita belajar untuk bisa mengasihi dengan memberi pengampunan. Bahkan di saat dia belum dan tidak mau mengakui kesalahannya, di situ kita bisa memberi pengampunan dan mendoakan. Jangan sampai kita dikalahkan oleh rasa kebencian dan pahit hati. Sebagaimana Tuhan sudah mengampuni kita, kita juga harus mengampuni orang lain. Itulah inti dari doa Bapa kami.

Matius 6:6,14-15

6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.

6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

 

Dosa kita sudah kita akui dan diampuni, tetapi dosa orang lain kepada kita tidak kita ampuni, maka dosa kita juga tidak diampuni. Rugilah kita, bodoh! Saya merasa bodoh, saya tidak berbuat, dia yang berbuat lalu saya tidak mau mengampuni dia, saya marah-marah dan pahit hati sama dia. Rugi sekali, melayani-melayani tetapi tidak diampuni dosaku.

 

Biarlah kita mempunyai keberanian percaya utuk menghadapi hari penghakiman. Hari-hari terakhir ini biarlah kita banyak menyelesaikan dosa, sungguh-sungguuh mengamalkan kasih persaudaraan.

 

2.      I Yohanes 3:21-22

3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,

3:22 dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

 

Keberanian percaya untuk mendekati Allah. Bagaimana bisa mendekati Allah? Hati nurani tidak menuduh kita = hati yang tenang. Hanya dekat Allah saja aku tenang.

Ayo tenangkan hati kita, jangan ada lagi kebimbangan, jangan ada lagi kepahitan hati. Bagaimana supaya hati tenang?

Mazmur 23:1-2

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

 

Jadi untuk memperoleh hati yang tenang hanya lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Di luar itu tidak akan pernah tenang. Kita hadapi krisis pangan, dalam penggembalaan sudah ada jaminannya yaitu meja roti sajian, menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, di sini domba diberi makan. Dapat makan. Kalau rohani makan, jasmani pasti makan.

 

Praktek hati nurani yang tenang.

a)      Roma 10:8

10:8 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.

 

Hati ini harus berisi Firman pengajaran yang benar sehingga tidak ada lagi kebimbangan, punya iman yang teguh, iman yang kuat. Biar tidak ada beras tidak bimbang, yakin Tuhan pelihara. Menghadapi masalah ini, masalah itu tidak bimbang sebab ada Firman di hati, percaya, iman, Tuhan pasti menolong. Ada masalah pergumulan kita tetap tenang, karena ada Firman di hati, tetap berserah, tetap percaya, tetap mempercayakan hidup kepada Tuhan. Jangan ragu, di dalam Firman ada kuasa mujizat. Saat diperhadapkan dengan dosa, digoda, dibujuk, tetap pertahankan hidup benar dan suci, itu yang membuat tenang. Sekarang kita diperhadapkan dengan ibadah-ibadah buatan manusia yang membimbangkan dan membingungkan mana yang benar, yang sana klaim kami yang benar, yang sini klaim kami yang benar akhirnya jadi bingung. Kalau ada Firman di hati, kita pegang teguh 1 Firman pengajaran yang benar. Kalau kita pegang pulpen, lalu orang berikan lagi yang lain, pasti yang satu itu dipegang lalu ambil yang lain. Pegang saja satu Firman pengajaran yang benar tidak usah pegang yang lain, tetap teguh maka hidup kita tetap tenang, tidak bisa ditenggelamkan.

 

Orang bimbang itu seperti ombak.

Yakobus 1:6-8

1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

 

Baru mendua saja sudah tidak tenang. Kalau satu telinga dengar ajaran benar, telinga lain dengar ajaran lain, percaya saja orang itu tidak akan tenang! Satu saja yang didengar yaitu pengajaran benar, ajaran sehat yang kita terima dari pendahulu yang  sudah memberkati hidup kita, nikah kita, pelayanan kita. Kita sudah diberkati dan ditolong, apa lagi yang kita cari. Mau cari ilmu, cari pengetahuan? Sudahlah! Dengar 2 saja sudah tidak tenang, apalagi 3 4 5 6. Kita sedang berlayar ke pelabuhan damai sejahtera, orang bimbang itu gelombang. Jadi kalau bimbang sama dengan memasukan gelombang dalam perahu hidupnya. Bukan cuma tidak tenang tetapi pasti tenggelam, tidak akan pernah sampai di Yerusalem Baru. Biar hati kita tenang, taruh Firman pengajaran di hati, diyakini, tidak usah lirik yang lain.

 

b)      Firman dekat di mulut. Artinya perkataan kita sesuai Firman. Bisa bersaksi tentang apa yang sudah dikerjakan oleh Firman dalam hidup kita.

 

Kalau hati sudah tenang, kita bisa mendekati Tuhan, bisa menghampiri takhta kasih karunia Tuhan.

Ibrani 4:16

4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

 

Menghadapi gelombang besar apapun, asalkan hati tenang, pasti mendapat pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Waktu perahu murid-murid ditimbus angin dan gelombang, Yesus tidur. Ketika Yesus dibangunkan apa yang Yesus katakan? Diam tenang, danaunya menjadi teduh, perahu bisa sampai di seberang. Mari tenangkan hati, tergembala dengan benar, hati diisi dengan Firman pengajaran, mulut ada Firman, bersaksi dan berkata-kata sesuai Firman, kita bisa berdoa menyembah Tuhan menghampiri takhta kasih karunia Tuhan, mendapat kasih karunia Tuhan untuk menolong kita tepat pada waktunya.

 

Masalah dan pergumulan apa yang dihadapi hari-hari terakhir ini? Masalah nikah, buah nikah, ekonomi, kesehatan, pelayanan, masa depan, jodoh, mari tenang, tergembala, Firman taruh di hati, mulut berkata-kata sesuai Firman, Tuhan pasti menolong tepat pada waktunya. Kalau Tuhan belum menolong berarti Tuhan masih sibuk dengan kehidupan kita, dengan hati kita. Tuhan mau menggembalakan kita sampai hati kita tenang baru kita ditolong. Kalau sudah tenang dan damai sebentar lagi Tuhan tolong.

 

3.      I Yohanes 2:28

2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

 

Keberanian percaya untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja, sebagai Mempelai Pria Sorga. Syaratnya harus tinggal di dalam Kristus. Bagaimana maksudnya tinggal di dalam Kristus? Kita manusia daging, Yesus mulia. Daging dengan Yesus tidak bisa menyatu. Jadi tinggal di dalam Kristus artinya  mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai sama mulia seperti Yesus. Proses mengalami keubahan hidup.

II Korintus 4:16-18

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Proses untuk bisa berubah menjadi sama mulia seperti Yesus adalah lewat penderitaan daging tanpa dosa karena Yesus, karena Firman pengajaran yang benar =  lewat ujian. Mau meningkat harus diuji, tidak bisa tidak! Di dunia saja kalau mau lulus harus diuji, begitu juga kita dengan Tuhan. Misalkan kita diperhadapkan dengan ujian kita bisa tahan dan lulus maka kita diubahkan, ada lagi ujian yang lain kita bisa bertahan dan lulus kita diubahkan, terus diubahkan sampai bisa sama mulia seperti Yesus. Jadi jangan heran sudah tergembala kenapa sengsara, menderita, ada-ada saja masalah yang datang. Kita periksa diri, kalau ada dosa selesaikan. Kalau sudah periksa tidak ada salah, berarti itu ujian, biarlah kita terus bertahan.

 

Sebagai contoh Yusuf. Untuk menjadi penguasa di Mesir dia harus mengalami ujian demi ujian yang bertambah berat. Dia diuji dan harus menderita karena mempertahankan kebenaran. Menghadapi kakak-kakaknya yang berbuat dosa, dia pertahankan kebenaran tidak mau ikut-ikutan berbuat dosa, malah dia lapor kejahatan kakak-kakaknya kepada Yakub ayah mereka. Apa yang terjadi? Dia semakin dibenci. Dia menerima karunia mimpi, dia tidak tahan untuk pendam sendiri, dia ceritakan kepada saudara-saudaranya sekalipun dia harus menerima kebencian yang semakin besar. Jadi jangan heran, kita pertahankan kebenaran tidak mau ikut-ikut berbuat dosa, kita dibenci, dikucilkan, tidak disenangi. Kita mau menikmati pembukaan rahasia Firman, kita praktekan, kita dibenci juga. Sebagai hamba Tuhan memberitakan rahasia Injil, pembukaan rahasia Firman yang mengungkap segala dosa yang tersembunyi di dalam gereja, dibenci juga, dilawan! Jangan heran kalau kita menghadapi semua itu. Mau mempertahankan jubah maha indah, mempertahankan jabatan pelayanan, dia diperhadapkan juga dengan penderitaan. Jubah Yusuf dicelup dalam darah. Memang jubah pelayanan kita harus dicelup dalam darah, harus diperhadapkan dengan sengsara untuk menjadi putih berkilau-kilauan.

 

Kejadian 37:1-4,8,11

37:1 Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.

37:2 Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun — jadi masih muda — biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

37:3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.

37:4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.

37:8 Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.

37:11 Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.

 

Kita tidak mau ikut-ikut berbuat dosa kita dibenci, kita tergembala kita dibenci, kita melayani kita dibenci, kita dipercaya pembukaan rahasia Firman orang lain malah semakin benci. Ini semua yang kita hadapi, tergembala, menikmati Firman yang dibukakan rahasianya, kenapa malah makin tidak disenangi orang, makin dikucilkan, makin dijauhi, saya difitnah dan digosipkan, itu sudah betul! Yang penting jangan kita yang bergosip, jangan kita yang memfitnah. Yang suka iri dan benci, suka gosip itu yang tidak benar. Orang benar tidak akan mungkin iri, tidak akan pernah benci. Jadi jangan terkecoh, lihat orang baik tetapi suka iri, suka benci, suka cerita-cerita orang, itu orang tidak benar! Hanya yang tidak benar yang suka benci-benci. Kalau dia benar, tidak ada iri dan kebencian.

 

Jangan putus asa, saat diperhadapkan dengan ujian itu tujuannya supaya kita dipermuliakan. Supaya kita menang menghadapi ujian hanya 1 caranya yang sederhana saja tetapi seringkali secara daging terasa berat.

Kejadian 37:13

37:13 Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa."

 

Bisa berseru ya Bapa =  bisa taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran apapun resikonya. Sedangkan ada orang tuanya, Yusuf dibenci kakak-kakaknya, apalagi ini disuruh ke Sikhem. Apa yang akan terjadi pada Yusuf? Tentu suatu yang mengerikan. Di saat taat pada Firman pengajaran, dalam ujian kita taat, dalam penderitaan kita takut,  jangan kita takut, ada Yesus dengan kasih setiaNya menyertai kita. Seperti Yusuf dalam penderitaan dia tetap disertai kasih setia Tuhan.

Kejadian 39:21-23

39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

39:22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.

39:23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

 

Kita pasti berhasil dan menang menghadapi ujian, yang penting kita mau taat. Hari-hari terakhir ini kita mau belajar taat. Ada 7 kebahagiaan dalam kitab Wahyu, dibuka dengan berbahagia yang membaca, mendengar dan menuruti Firman. Taat kepada Firman itu pintu gerbang kebahagiaan Sorga. Biarpun kita menderita dan sengsara tetapi kita mau taat, maka Tuhan buka pintu gerbang kebahagiaan sorga

 

Banyak Firman sudah kita dengar, sekarang waktunya belajar taat. Firman bilang A iya, bilang B iya. Maka kasih setia Tuhan menyertai kita, menjadikan kita berhasil, sekalipun dalam suasana penjara kita bisa berhasil. Kita terbatas dalam hal apa? Mungkin terbatas dalam keuangan, dalam hal ini itu, tidak punya modal, tidak bisa kuliah, tidak bisa buka usaha karena modal terbatas, terbatas semua! Tetapi kalau mau taat maka semua berhasil indah pada waktunya. Bahkan kita akan berhasil menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Tadinya Yusuf disuruh ke Sikhem, Sikhem artinya bahu, artinya orang yang taat pada Firman pasti tanggung jawab dalam melayani. Yang dulu timbul tenggelam sekarang tanggung jawab melayani. Perbaiki ketaatannya supaya bisa tanggung jawab melayani Tuhan. Yusuf yang taat bisa menyusul kakak-kakaknya ke Dotan.

Kejadian 37:17

37:17 Lalu kata orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan.

 

Dotan artinya pesta double. Artinya bagi kita dengan kita mau belajar taat sekalipun dalam ujian, kita akan mengalami suasana pesta yang double. Maka kita akan mengalami kebahagiaan.

a)      Kebahagiaan oleh Roh Kudus di tengah penderitaan. Ini sulit diterima dengan logika akal sehat. Masalahnya belum selesai, orang lain yang menangis, tetapi kita berbahagia.

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Kalau dalam penderitaan kita berbahagia, pasti berbahagia saat bertemu Yesus dalam kemuliaan. Roh Kudus yang memberikan kebahagiaan.

 

b)      Kebahagiaan masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Ini sudah Tuhan garansi 100% bagi orang yang mau taat, dalam penderitaan mau taat, dalam ujian tetap taat. Dia bisa masuk di situ bukan sebagai tamu tetapi sebagai Mempelai Wanita Tuhan.

Wahyu 19:9

19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

 

Pakaian Mempelai itu pakaian putih bersih. Untuk mendapatkan pakaian putih bersih, jubah kita harus dicelup dalam darah, tidak bisa tawar menawar, ini harus!

Wahyu 22:14

22:14 Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

 

Wahyu 7:14

7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

 

Jangan heran kalau diperhadapkan dengan penderitaan dan sengsara, itu sudah betul! Jubah kita mau dibasuh oleh darah Yesus menjadi pakaian putih berkilau-kilauan.

 

Supaya bisa tetap taat dalam penderitaan apa yang harus kita lakukan? Imam Besar setahun sekali masuk ke ruangan maha suci membawa darah untuk dipercik di atas tutup dan di depan tabut. Selain membawa darah, imam besar juga membawa dupa. Dupa itu bicara penyembahan.

Imamat 16:12-14

16:12 Dan ia harus mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas mezbah yang di hadapan TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari wangi-wangian yang digiling sampai halus, lalu membawanya masuk ke belakang tabir.

16:13 Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.

16:14 Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.

 

Ada darah disertai dengan dupa. Jadi untuk bisa tetap taat dalam penderitaan harus banyak menyembah. Penyembahan ini kita naikkan kepada Tuhan, banyak menyembah supaya bisa taat. Yesus menghadapi salib, Dia berdoa di taman Getsemani. Menghadapi salib di Yerusalem, Yesus naik gunung menyembah. Di atas gunung Yesus berdoa menyembah, wajahNya berubah, pakaian putih berkilau-kilau. Waktu itu ada 2 orang bertemu Yesus yaitu Musa dan Elia. Mereka bercakap-cakap tentang sengsara Yesus di Yerusalem sampai mati.

 

Kalau tidak mampu lagi, mari menyembah. Mungkin di awal-awal penyembahan masih ingat-ingat penderitaannya “Tuhan tolong saya” terus menyembah sampai kita bisa mengucap syukur “haleluya, terima kasih Tuhan” kita bisa kembali kuat dan bertahan demi kita memiliki pakaian putih berkilau-kilauan.  

 

Tahun ini tahun mujizat, tahun menghapus kemustahilan, berarti kita akan menghadapi peperangan yang luar biasa juga, ayo banyak menyembah. Biarlah siang ini kita gunakan waktu datang menyembah Tuhan. Sudah tidak mampu, tidak kuat, ayo menyembah. Sangking tidak mampu sudah lemah tidak bisa berbuat apa-apa, datang menyembah Tuhan, nanti Tuhan menolong. Kita kembali kuat, memiliki pakai putih berkilau-kilauan dan saat Yesus datang kita sudah siap menyambut kedatanganNya di awan-awan yang permai.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar