20231021

Kebaktian Doa, Sabtu, 21 Oktober 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 11:33-36

11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:

11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"

11:35 Maka menangislah Yesus.

11:36 Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"

 

Yesus menangis di depan kubur Lazarus, betapa Dia mengasihi Lazarus, Maria dan Marta. Itu sebabnya pemazmur berkata, betapa berharga kematian orang yang dikasihi Tuhan.

Mazmur 116:15

116:15 Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

 

Mazmur 116:15 (Terjemahan Lama)

116:15 Bahwa amat indahlah kepada pemandangan Tuhan matinya segala kekasih-Nya.

 

Maria, Marta dan Lazarus adalah orang yang mengasihi Tuhan dan dikasihi Tuhan. Orang yang dikasihi dan mengasihi Tuhan sedangkan matinya saja berharga, indah, apalagi ketika dia masih hidup. Ini yang kita mau pelajari, bagaimana praktek hidup yang berharga di mata Tuhan.

I Korintus 6:19-20; 3:16

6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu (dan rohmu juga yang keduanya adalah milik Allah)!

3:16  Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

 

2 ayat ini menunjukan bahwa hidup kita telah dibeli dengan harga yang mahal, itulah darah Yesus yang mahal. Jadi kita tidak boleh seenaknya menggunakan hidup ini hanya untuk memuaskan daging. Tetapi berikan hidup kita kepada Tuhan menjadi rumah Tuhan atau rumah doa. Artinya kita yang sudah ditebus oleh darah Yesus harus beribadah melayani Tuhan, sampai pada puncak ibadah yaitu berdoa menyembah Tuhan.

 

Ini praktek hidup yang berharga, kita raba dan periksa hidup kita selama ini berharga atau hina, tidak berharga. Kalau kita hanya berbuat dosa dan melakukan perbuatan daging, itu hina dan tidak berharga. Tetapi kalau hidup ini kita pakai beribadah kepada Tuhan sampai pada puncak ibadah yaitu doa penyembahan maka hidup kita berharga di hadapan Tuhan.

 

Tetapi kenyataannya banyak hamba Tuhan, pelayan Tuhan justru menjadi sarang penyamun.

Markus 11:15-19

11:15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,

11:16 dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.

11:17 Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"

11:18 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.

11:19 Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota.

 

Yesus masuk Bait Allah, Bait Allah seharusnya tempat beribadah tetapi sudah jadi sarang penyamun = sudah dikuasai roh jual beli, dikuasai roh antikristus. Ini sudah bukan menjadi tempat Roh Kudus, tetapi menjadi tempat antikristus. Inilah hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang justru menjadi sarang penyamun. Kenapa saya katakan hamba Tuhan, pelayan Tuhan? Di ayat 18 imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat malah berusaha membinasakan Yesus. Seharusnya mereka bersyukur Yesus sudah membersihkan Bait Allah. Ini malah mereka mau membinasakan Yesus karena mereka yang berjualan di situ, mereka menyediakan hewan kurban untuk dijual.

 

Praktek menjadi sarang penyamun adalah roh jual beli itu mengotori 3 macam alat dalam Bait Allah, yaitu

1.      Mengotori meja roti sajian.

Digambarkan dengan meja penukar uang. Meja roti sajian sudah ditukar dengan meja penukar uang. Artinya sudah tidak ada lagi pembukaan rahasia Firman, sebab yang diutamakan dalam gereja hanyalah perkara-perkara jasmani, perkara uang, keuntungan-keuntungan jasmani. Sekarang ini gereja bukan lagi tahbisan yang ada tetapi profesi. Melayani dibayar berapa, kalau tidak dibayar demo, ribut. Kita bisa melayani Tuhan hanya karena kemurahan Tuhan, koq menuntut dibayar, menuntut dihormati, menuntut ini dan itu! Itu berarti bukan Firman lagi yang dibicarakan di situ, tetapi yang diributkan soal uang. Kalau KKR hanya ribut soal uang. Makanya saya selalu mengajak kalau kita mau menggelar KKR atau ibadah persekutuan berdoa minta supaya Tuhan bukakan rahasia Firman sebagai pembuka jalan segala sesuatu. Bukan berdoa supaya Tuhan berikan uang yang banyak untuk menggelar KKR. Kalau sudah ada roti di situ pasti yang lain-lain Tuhan sediakan.

 

Akibatnya kalau yang diutamakan dalam gereja hanya uang, hanya perkara jasmani:

I Timotius 6:5-6

6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.

6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

 

Ibadah disertai rasa cukup memberikan keuntungan yang besar. Sebaliknya kalau beribadah mencari keuntungan jasmani, tidak akan ada rasa cukup, tidak ada kepuasan rohani. Datang dengan beban, pulang tetap dengan beban, malah tambah beban lagi karena habis ribut soal uang sampai tengkar di gereja. Tidak ada kepuasan rohani, akhirnya dia cari kepuasan di dunia. Tidak puas juga, kepuasan dunia dibawa masuk dalam gereja. Tidak puas juga, dia cari kepuasan lewat berbuat dosa sampai puncaknya dosa.

 

2.      Mengotori pelita emas.

Digambarkan dengan bangku-bangku pedagang merpati. Pelita emas menunjuk Roh Kudus. Pelita emas dikotori, diganti bangku-bangku pedagang merpati. Bangku atau kursi menunjuk kedudukan = jabatan pelayanan. Merpati menunjuk Roh Kudus, karunia-karunia Roh Kudus, juga menunjukan ketulusan.

Matius 10:16

10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

 

Pelita emas itu persekutuan dengan Allah Roh Kudus. Jadi roh jual beli mengotori pelita emas artinya:

a)      Jabatan pelayanan diperebutkan! Karena jabatan pelayanan dimanfaatkan untuk mendapat keuntungan secara jasmani. Sehingga saling menjatuhkan dalam gereja. Apalagi kedudukan sebagai gembala, apalagi kalau gereja di kota, orang rebutan. Kalau di desa terserah siapa di situ. Kalau gereja besar jadi rebutan, kalau gereja kecil terserah siapa di situ. Itu karena mencari keuntungan secara jasmani, minimal mencari kehormatan.  Jabatan pelayanan bukan lagi tahbisan tetapi sudah profesi.

b)      Tidak ada lagi ketulusan dalam melayani. Tulus seperti merpati, kalau tidak ada lagi ketulusan maka yang ada cerdik seperti ular. Makanya dalam pelayanannya yang ada tabiatnya ular, tabiat iblis, yaitu dusta dan benci.

Yohanes 8:44

8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

 

Benci itu dimulai dari iri. Sejak kitab Kejadian, yang iri di situ pelayan-pelayan. Yusuf dan kakak-kakaknya menggembalakan, sekarang menunjuk gembala sidang. Kakak-kakak Yusuf iri kepada Yusuf. Banyak gembala yang iri. Dijauhkan Tuhan jangan ada pada diriku. Kalau sudah seperti itu berarti sudah tidak tulus lagi melayani. Domba-domba dianggap miliknya. Padahal domba-domba itu miliknya Tuhan, kalau Tuhan percayakan untuk kami layani puji Tuhan. Dipercayakan 1, 2, 3, 10 ada yang dipercayakan 1.000 ada yang ratusan ribu, itu terserah Tuhan, tidak usah iri. Kalau dibandingkan melayani 10 dengan 1000 lalu yang 10 itu semua tekun 3 macam ibadah berarti yang dia layani 100% tergembala. Dipercayakan 1000 jiwa tetapi yang tekun cuma 100, berarti tidak 100% hanya 10% yang tergembala. Kenapa kita mau iri! Sampai benci, sampai dendam, itu tidak tulus lagi melayani.

 

c)      Melayani dengan pamrih, menuntut hak, seperti Korah yang suka menuntut.

 

3.      Mengotori mezbah dupa emas.

Digambarkan dengan rumah doa sudah menjadi sarang penyamun. Artinya melayani Tuhan tetapi tanpa penyembahan, tanpa penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Kelihatan hebat kalau melayani, main musik hebat, khotbah hebat, pimpin pujian hebat, tetapi tanpa penyembahan, tanpa penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan = tanpa kasih kepada Tuhan. Kelihatan orang yang melayani dengan penyerahan diri dengan penyembahan dan melayani tanpa penyembahan. Yang melayani tanpa penyembahan bisa dilihat saat melayani hanya mengumbar daging, emosi daging, ambisi daging. Kalau dia gembala, dia khotbah tanpa hikmat Tuhan, tidak senang pada jemaat langsung dia hantam. Kalau dia pemain musik, main musik hanya untuk mengumbar hawa nafsu daging, tunjukan kalau dia hebat. Akhirnya nanti menjadi tempat perkembangbiakan dosa, dia dikuasai oleh roh jahat dan roh najis.

 

Raba dan periksa pelayanan kita selama ini bagaimana. Roh jual beli bukan nanti di dalam gereja jualan, ada lelang dan sebagainya. 3 macam alat ini dikotori, itu sudah roh jual beli, itu roh antikristus! Sudah tidak ada pembukaan Firman, yang diutamakan perkara jasmani, berarti meja roti ditukar dengan meja penukar uang. Kemudian melayani jabatan diperebutkan, saling menjatuhkan, hanya mencari keuntungan, tidak ada ketulusan dalam ibadah, pelayanan bukan tanpa pamrih tetapi menuntut pamrih. Itu pelita emas sudah diganti bangku pedang merpati. Kemudian tanpa penyembahan, tanpa penyerahan diri, tanpa kasih sehingga dalam pelayanan hanya mengumbar hawa nafsu daging, yang ditunjukan hanya kedagingannya.

 

Akibatnya gereja mengarah ada pembangunan tubuh babel, mempelai wanita setan. Dia pikir dia sudah melayani Tuhan, dibangun menjadi Tubuh Kristus, padahal dia mengarah pada Babel, mempelai wanita setan.

Wahyu 18:2

18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

 

Makanya Yesus datang untuk membersihkan Bait Allah. Kita yang sudah dibeli dengan darah yang mahal, Tuhan tidak rela kita menjadi sarang penyamun, menjadi tempat roh jual beli, menjadi tempat roh antikristus. Makanya Yesus datang menyucikan kita, menyucikan 3 macam alat, supaya kita menjadi tempat kediaman Yesus = menjadi mempelai wanitaNya yang sempurna. Itu yang menggirangkan hati Tuhan kalau kita disucikan, kita dibersihkan, kita dikembalikan pada fungsi yang benar yaitu menjadi tempatnya Roh Kudus, tempatnya Yesus, itu yang menggirangkan hati Tuhan. Kita bersyukur kita ada dalam pengajaran Kabar Mempelai, ada Firman yang menyucikan dan membersihkan kehidupan kita sekalian.

 

Proses Yesus membersihkan Bait Allah, membersihkan gerejaNya, kehidupan kita:

1.      Yesus menunggangbalikkan meja-meja penukar uang = Yesus membersihkan meja roti sajian. Artinya Yesus membersihkan meja hati kita dari segala kotoran, terutama kotoran ikatan uang, sehingga hati kita menjadi hati yang bersih, hati yang lemah lembut untuk bisa menyimpan Firman pengajaran yang benar.

Yakobus 1:21

1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

 

Akar kejahatan itulah uang, ini yang mau dibuang. Kalau hati sudah bersih, itu sudah menjadi tempatnya Firman. Memberi itu bukan soal uangnya, tetapi soal penyucian. Dibersihkan hatinya dari ikatan akan uang supaya menjadi hati yang lemah lembut sehingga bisa menyimpan Firman pengajaran yang benar. Apa buktinya bahwa hati itu sudah dibersihkan menjadi tempat menyimpan Firman? Bisa tekun dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Tidak perlu dipaksa, disuruh, diancam dan lain-lain tetapi dia sendiri yang mau bertekun. Makan Firman, makan perjamuan suci, itu makanan yang sejati, makanan yang sesungguhnya. Hasilnya kita bisa mengenal Yesus dengan benar.

Hosea 6:3

6:3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

 

Firman kita makan, Firman itu pribadi Yesus, masuk dalam pribadi kita. Yesus mengenal kita dan kita mengenal Yesus. Tidak perlu kita pusing dengan perkara-perkara jasmani sebab Yesus tahu segala kebutuhan kita dan Tuhan mampu menyediakan bagi kita. Sebagai hamba Tuhan tidak usah cari itu, kenal Yesus saja dengan sungguh-sungguh. Tuhan mengenal saya, Tuhan sediakan juga apa yang saya butuhkan. Saya sudah buktikan sejak masih pengerja, belum ada jemaat yang dipercaya untuk saya gembalakan, sampai saat ini Tuhan sediakan, Tuhan tahu apa yang menjadi kebutuhan saya.

 

2.      Yesus membalikkan bangku-bangku pedagang merpati = Yesus membersihkan pelita emas. Artinya Yesus membersihkan ibadah pelayanan kita, tahbisan pelayanan kita. Buktinya tahbisan dan ibadah pelayanan kita sudah dibersihkan:

a)      Bisa tekun dalam ibadah raya, kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dengan karunia-karuniaNya sehingga kita menjadi surat Kristus yang bisa dibaca oleh semua orang = menjadi terang kesaksian.

II Korintus 3:1-3

3:1 Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?

3:2 Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.

3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

 

Kita menjadi surat Kristus, bisa dibaca oleh semua orang. Bukan garansi kalau berdoa sudah langsung berbahasa roh lalu berarti dia sudah menjadi surat Kristus. Yang dilihat adalah hidup sehari-harinya. Betulkah dia ini bersekutu dengan Allah Roh Kudus, di dalamnya ada karunia-karunia Roh Kudus. Roh Kudus itu terang, dia menjadi terang, menjadi surat Kristus, menjadi terang kesaksian.

 

b)      Setia dan berkobar-kobar dalam jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus yang ada padanya. Karunia Roh Kudus dan jabatan yang kita terima dari Tuhan ayo kobarkan, bukan korbankan! Seringkali kita mengorbankan pelayanan, justru harus semakin dikobarkan.

II Timotius 1:6

1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

 

Kalau sudah menerima jabatan dan karunia dari Tuhan lewat penumpangan tangan hamba Tuhan, ayo dikobarkan, menyala-nyala. Jangan talenta itu dibungkus sapu tangan lalu disembunyi di dalam tanah, justru harus dikobarkan, dikembangkan. Saya kira dan saya yakin kalau kita setia dan berkobar dalam jabatan pelayanan dan karunia, karunianya pasti bertambah, pelayanannya tidak akan monoton tetapi semakin berkembang. Khotbahnya semakin enak, nyanyinya semakin dinikmati menjadi berkat. Saya dikoreksi Tuhan, sebagai gembala persiapan Firman harus sungguh-sungguh. Jemaat juga mau melayani persiapan sungguh. Seperti gembala persiapan sungguh-sungguh untuk khotbah, jemaat juga persiapan sungguh-sungguh dalam melayani. Kaum muda hafal sungguh-sungguh lagunya. Ayo berkobar-kobar, semangat melayani Tuhan, semakin berkembang pelayanannya, bukan malah berhenti, tidak ada perkembangan, stagnan, tetapi harus meningkat pelayanannya.

 

Saya dulu tidak bisa baca not, tetapi karena mau setia berkobar dalam jabatan pelayanan akhirnya bisa baca not, bisa ciptakan lagu, bisa tulis harga-harga notnya. Bukan mengedepankan diri.

 

c)      Melayani dengan ketulusan hati, tidak ada iri, tidak ada benci, tidak ada dendam, tanpa pamrih, tidak menuntut sesuatu, hanya melakukan kewajiban. Kewajiban utama kita sebagai hamba Tuhan dan pelayanan Tuhan adalah memuliakan Tuhan di dalam segala hal.

3.      Yesus mengembalikan fungsi Bait Allah dari sarang penyamun menjadi rumah doa = Yesus membersihkan mezbah dupa emas. Buktinya kita sudah dibersihkan adalah bisa bertekun dalam ibadah doa penyembahan, baik secara berjemaah di gereja, maupun penyembahan secara pribadi di rumah masing-masing. Tekun menyembah, tekun berpuasa, tekun doa semalaman.

 

Doa penyembahan itu merobek daging, kalau daging tidak dirobek di situ masuk roh jahat, masuk roh najis dan akan berkembang biak di situ. Sebab itu daging harus dirobek, harus dimatikan sehingga dosa tidak bisa berkembang biak di situ. Daging dimatikan sehingga kita bisa menyerah sepenuh kepada Tuhan, kita bisa melayani dengan kasih Tuhan. Penyerahan diri kita meningkat sampai mencapai penyerahan mempelai, penyerahan isteri terhadap suami.

Wahyu 12:1

12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

 

Matahari menunjuk kasih yang permanen, itu mezbah dupa emas yang sudah dibersihkan. Bulan di bawah kaki ini iman yang permanen, itu meja roti sajian yang sudah dibersihkan. Mahkota 12 bintang itu pengharapan yang permanen, pelita emas yang sudah dibersihkan.

 

Wahyu 12:2

12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

 

Kenapa isteri kita mengandung? Karena dia menyerah sepenuh kepada kita. Kita gereja mengandung tanda kita punya penyerahan sepenuh kepada Tuhan Yesus Mempelai Pria Sorga, penyerahan isteri kepada Yesus sebagai suami. Ini yang Tuhan mau, sampai kita menyerah sepenuhnya kepada Tuhan, kita dimiliki oleh Tuhan seutuhnya sebagai Mempelai WanitaNya.

 

Jadi tujuan akhir pembersihan adalah sampai kita memiliki penyerahan mempelai, sampai kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Biarlah kita mau menyerahkan hidup kita, kita periksa bagaimana meja rotinya, apakah kotor, sudah ditukar dengan meja penukar uang. Pelita emasnya bagaimana, kotor? Mezbah dupa emas kotor? Biar semua dibersihkan.

 

Memang keadaan kita, kehidupan yang mau disucikan dan dibersihkan digambarkan seperti perempuan hamil yang hendak melahirkan dan berhadapan dengan naga. Artinya kita diperhadapkan dengan sengsara daging tanpa dosa, penderitaan karena Yesus, karena Firman. Dan kita menghadapi kemarahan iblis setan yang luar biasa. Kita sungguh-sungguh tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa. Yang bisa kita lakukan penyerahannya ditingkatkan. Diperhadapkan dengan tantangan, penderitaan, sengsara daging tanpa dosa, seakan-akan tidak ada yang peduli kita lagi, ditinggalkan seorang diri, penyerahannya ditingkatkan! Bukan cari kambing hitam menyalahkan yang lain. Saya dibenci, saya dibelakangi, yah sudah penyerahannya yang ditingkatkan kepada Tuhan dari pada salah-salahkan orang lain. Pasti Tuhan bela, Tuhan tolong. Kita tidak berdaya apa-apa, yang bisa kita lakukan hanya mengeluh, mengerang kepada Tuhan, berseru, berserah kepada Tuhan. Berseru nama Yesus, berseru haleluya dan Tuhan yang memberikan kemenangan bagi kita. Mempelai WanitaNya tidak mungkin dibiarkan oleh Tuhan. Pasti diperhatikan, dipelihara, dibela, dilindungi oleh Tuhan.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar