20231005

Kebaktian Peneguhan nikah, Kamis 5 Oktober 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Matius 25:1-4,10

25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.

25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,

25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

 

Ayat-ayat ini menubuatkan tentang nikah yang rohani, yaitu nikah Yesus Mempelai Pria Sorga dengan gereja Tuhan yang sempurna yang disebut Mempelai Wanita Tuhan.

Yesaya 54:5

54:5 Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.

 

Wahyu 19:6-9; 21:9-10

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

 

Status gereja Tuhan mau dibawa pada tingkatan rohani yang tertinggi yaitu gereja yang sempurna yang disebut mempelai wanita Tuhan atau Tubuh Kristus yang sempurna.

Isteri itu tubuh, suami kepala. Yesus Mempelai Pria Sorga, Dia kepala dan gereja adalah tubuhNya, Mempelai WanitaNya. Nanti tidak akan terpisah lagi selama-lamanya. Itu yang disebut pernikahan anak Domba Allah. Tubuh dan kepala 1 detikpun tidak boleh terpisah.

Wahyu 19:9

19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

 

Kita mau dibawa pada pesta nikah Anak Domba Allah. Jadi nikah orang Kristen bukan sebatas di dunia ini dan berakhir di liang kubur. Tetapi nikah orang Kristen mau dibawa masuk pada nikah yang rohani, nikah yang sempurna.

 

Banyak yang dipanggil masuk nikah yang jasmani. Tetapi sedikit yang dipilih masuk nikah yang rohani. Sebab itu kita harus memperjuangkan nikah kita untuk masuk pilihan Tuhan. Kedua kekasih perjuangkan nikah yang dibentuk hari ini untuk masuk nikah yang rohani. Kita yang sudah menikah perjuangkan nikah kita untuk masuk nikah yang rohani, nikah yang sempurna. Yang belum menikah sebagai anak perjuangkan juga nikah itu untuk masuk dalam nikah yang rohani.

 

Prakteknya kita pelajari dari 5 gadis yang bijaksana. 10 gadis ini gambaran gereja, 5 yang bodoh, 5 yang bijaksana. Yang bijaksana masuk ruangan pesta, yang bodoh tertinggal di luar.

1.      Matius 25:3-4

25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,

25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

 

Membawa pelita yang menyala. Cerita ini terjadi pada tengah malam. Gereja Tuhan sekarang ini berada di dunia akhir zaman yang bagaikan tengah malam. Gelap semuanya, baik gelap secara ekonomi, krisis di berbagai bidang, gelap dalam dosa yang luar biasa. Juga banyak nikah orang Kristen kasihnya menjadi dingin. Sebab itu kita perjuangkan nikah kita, bawa pelita yang menyala.

 

Apa itu pelita yang menyala?

Amsal 6:23

6:23 Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,

 

Perintah itu pelita = Firman, ajaran itu cahaya. Jadi pelita yang menyala adalah Firman pengajaran. Yesus memberikan teladan, Dia memberitakan Firman, Dia menginjil tetapi Yesus juga mengajar. Kemudian rasul Paulus juga mengajarkan dalam surat-surat yang dia tulis, ada penginjilan:

Efesus 1:13

1:13 Di dalam Dia kamu juga — karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

 

Ada pengajaran:

II Korintus 4:3-4

4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,

4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

 

Penginjilan itu adalah susu untuk anak-anak secara rohani, kehidupan yang baru belajar tentang Yesus. Dikasih penginjilan untuk mengenal Yesus sebagai Juruselamat yang menyelamatkan kehidupan kita. Dia percaya, dia bertobat, lahir baru lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Tetapi harus ditingkatkan pada pengajaran, itulah makanan keras supaya rohani kita bertumbuh sampai dewasa untuk bisa masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah. Jadi nikah Kristen harus kita bawa untuk disucikan oleh Firman pengajaran yang benar.

II Timotius 3:16

3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

 

Tentu dalam nikah, permulaan nikah ada kesalahan, menjalani nikah ada kesalahan. Firman menunjuk kesalahan kita bukan untuk dipermalukan tetapi kesalahan itu diperbaiki. Setelah diperbaiki dituntun, dididikdalam kebenaran pada jalur yang benar untuk mencapai garis finish, menjadi gereja yang sempurna mempelai wanita Tuhan.

 

Jadi tanggung jawab sebagai suami, isteri, orang tua, anak, bawa nikah kita untuk menerima Firman pengajaran, pelita yang menyala. Tanpa pelita yang menyala nikah itu gelap. Kalau gelap apa yang terjadi? Benturan demi benturan. Suami benturan dengan isteri, bisa gara-gara anak, bisa karena uang. Nanti orang tua dan anak berbenturan, mertua dengan anak mantu berbenturan. Kalau Alkitab mencatat mertua perempuan dan menantu perempuan yang seringkali berbenturan. Kalau dibiarkan bentur terus tiap hari maka hancur nikah itu, tidak akan tahan.

 

Suami isteri pulang kerja, bentur. Lama-lama tidak tahan “pulangkan aku ke rumah orang tuaku”.Jangan! Kemarin penataran pra nikah, harus jujur. Modal utama dalam nikah bukan yang jasmani, modal utama adalah pengampunan. Kalau seandainya terjadi benturan, lalu Firman Tuhan menunjuk kesalahan suami, suami mengaku dan isteri memberikan pengampunan. Terjadi benturan lagi, Firman datang, isteri sadar “saya terlalu cerewet, terlalu mengatur”. Bisa mengaku, suami mengampuni, nikah itu aman, teratasi masalah.

Itulah pentingnya pengajaran, kalau ada terang semua kelihatan. Sehingga nikah itu akan bahagia, nikah itu akan indah.

 

Ayo nikah itu harus disucikan. Sebab itu tanggung jawab kita masing-masing mendengar dan taat pada Firman.

I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Kalau taat, timbul kesucian, suami yang suci, isteri yang suci. Dari kesucian timbul kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Kasih ini yang mempersatukan. Makin taat pada Firman, makin suci, semakin satu nikah itu. Laki-laki dan perempuan itu sudah berbeda, karakternya beda, sukunya mungkin berbeda. Untuk menyatukan 2 karakter dan 2 kebudayaan yang berbeda tidak gampang, kalau tidak ada kasih tidak bisa menyatu. Kasih itu dari kesucian, kesucian dari ketaatan.

Kolose 3:14

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

Salah satu saja dari anggota keluarga itu mau disucikan berarti dia terang, maka ada harapan untuk mengusir kegelapan di dalam nikah dan untuk menyatukan nikah itu. Salah satu contoh dalam Kejadian pasal 6, Nuh mendapat kasih karunia. Semua manusia di zaman Nuh telah berbuat dosa, sampai diancam untuk dihukum dan hukuman betul-betul dijatuhkan. Tetapi hanya Nuh seorang yang mendapat kasih karunia. Dia mau taat, dia mau disucikan, maka nikahnya terselamatkan. Isteri, anak-anaknya serta menantu-menantunya terselamatkan semuanya. Satu saja yang diselamatkan ada harapan mengusir kegelapan di dalam nikah, ada harapan nikah itu menjadi satu. Gelap pasti kalah dengan terang. Jadi begitu terjadi benturan jangan langsung bilang kalau begini lebih baik cerai.

 

2.      Pelita yang menyala harus ditaruh pada tempat yang benar yaitu di atas kaki dian.

Markus 4:21

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.

 

Artinya Firman itu menempatkan kita pada posisi yang benar di dalam nikah. Bagaimana posisi yang benar di dalam nikah?

I Korintus 11:3

11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

 

Di sini diatur susunannya, jangan dirubah-rubah.

a)      Suami kepala dalam rumah tangga. Bukan berarti karena suami kepala lalu sewenang-wenang kepada isteri. Tetapi harus mempraktekkan teladan Yesus dalam nikah itu bagaimana.

 

Praktek suami sebagai kepala.

1)      Efesus 5:23,26,27,29

5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

 

Suami mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar. Secara jasmani saya suami dan kepala rumah tangga. Secara rohani saya sebagai gembala adalah suami bayangan dari sidang jemaat, suami yang sesungguhnya adalah Yesus. Jadi saya harus belajar mengasihi isteri seperti diri sendiri dan mengasihi jemaat seperti diri sendiri dan tidak boleh berlaku kasar.

 

Mengasihi isteri bukan sebatas perkara-perkara jasmani, kasih ini kasih itu, itu baik. Tetapi seperti Yesus mengasihi jemaat:

v  Yesus menyelamatkan jemaat. Kepala sebagai suami menyelamatkan tubuh, isteri itu tubuh. Kalau benar = selamat. Jadi suami sebagai kepala harus menjadi teladan kebenaran. Benar dalam perkara apa saja mulai perkara-perkara yang kecil.

v  Yesus menguduskan gereja. Jadi suami sebagai kepala menjadi teladan kesucian. Saya sebagai gembala menjadi teladan kesucian bagi jemaat. Tidak boleh berkata pada jemaat “jangan lihat saya, saya banyak kekurangan, lihat saja Tuhan”. Harus lihat Firman dan lihat pribadi saya, cocok tidak yang saya sampaikan dengan perilaku hidup saya.

v  Mengasuh dan merawat isteri sampai tidak bercela. Artinya menjadi teladan keubahan hidup. Tidak mempertahankan kekurangan dan kelemahan, tetapi menyerahkan kepada Tuhan untuk diperbaiki.

 

Suami menjadi aliran yang rohani bagi isteri dan anak. Dia harus lebih rohani, harus lebih sungguh-sungguh tergembala, untuk bisa menyelamatkan, menguduskan, mengasuh dan merawat isteri dan anak-anak sampai tidak bercela.

 

2)      Menjadi aliran jasmani bagi isteri dan anak-anak, menafkahi isteri dan anak-anak. Mungkin secara jasmani tidak mampu, kemampuan fisik berkurang, tetapi yang rohani yang utama. Ada isteri yang lebih tinggi gajinya dari suami. Tetapi suami harus menjadi aliran yang rohani, itu yang utama dan dia harus tetap bertanggung jawab secara jasmani.

 

3)      Dapat mengambil keputusan sesuai Firman. Isteri boleh mengusul, tetapi tetap suami yang mengambil keputusan sesuai Firman. Seringkali suami tidak berani mengambil keputusan sesuai Firman karena alasannya dari pada ribut ikutkan saja apa isteri bilang. Isteri dan anak boleh mengusulkan tetapi hormati apa yang sudah diputuskan oleh suami, oleh kepala. Ambil keputusan sesuai Firman, bukan daging. Makanya poin pertama yang rohani maka yang kedua dan yang ketiga bisa dilakukan.

 

b)      Isteri adalah tubuh.

Efesus 5:22-24

5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,

5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

 

Prakteknya:

1)      Tunduk kepada suami dalam segala hal seperti kepada Tuhan. Bukan berarti suami dijadikan Tuhan yang harus disembah, bukan! Maksudnya Tuhan tidak pernah menyuruh umatnya berbuat dosa, jadi kalau suami mengajak isterinya berbuat dosa bukan untuk diikuti. Doa, serahkan kepada Tuhan, minta hikmat dari Tuhan untuk menghadapi suami yang tidak bertobat. Seperti yang dilakukan Abigael menghadapi Nabal suaminya yang bebal.

2)      Isteri itu diambil dari tulang rusuk. Hawa diambil dari tulang rusuk Adam. Tulang rusuk bengkok menunjuk penundukan. Tulang rusuk juga melindungi organ-organ tubuh yang lemah. Jadi isteri diambil dari tulang rusuk artinya dapat melindungi kelemahan suami dan anak lewat doa penyembahan. Menghadapi suami yang kasar dan anak yang tidak taat, isteri harus banyak berdoa!Bukan banyak bergosip! Biarlah Tuhan yang menjamah.

 

I Petrus 3:1

3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,

 

Cerita ini dikaitkan dengan Abraham dan Sara. Sara 2 kali diserahkan kepada laki-laki lain oleh suaminya dan tidak diakui sebagai isterinya. Abraham berkata kepada Sara, katakan aku saudaramu, karena Abraham takut kepada Firaun dan takut kepada Abimelekh. Tetapi karena Sara tunduk maka diselamatkan nikahnya, dia dikembalikan kepada Abraham, tidak hancur nikahnya, dia tidak diapa-apakan oleh laki-laki lain. Isteri belajar seperti Saratunduk.

 

c)      Anak adalah anggota tubuh.

Efesus 6:2-3

6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:

6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

 

Masih punya keluarga, punya orang tua. Sebagai anak harus meringankan beban orang tua lewat hormat dan taat kepada orang tua. Mungkin ada banyak kebutuhan keluarga, belum bisa memberi kepada orang tua, belum bisa memberi kepada mertua, minimal bisa hormat dan taat, itu sudah meringankan beban orang tua. Dan anak yang hormat dan taat menentukan kebahagiaan hidupnya secara pribadi dan menentukan kebahagiaan nikah rumah tangga.

 

Supaya pelita itu bisa menyala, tentu harus dibakar. Artinya untuk bisa menempati posisi yang benar dalam nikah, baik sebagai kepala, tubuh maupun anggota tubuh, harus rela dibakar, rela berkoban. Korban perasaan sampai kalau diperlukan korban nyawa. Mau mengasihi isteri yang suka ribut dari pagi sampai malam, harus korban perasaan. Mau tunduk kepada suami tetapi suami kasar, isteri ditendang, dipukul dan sebagainya.Jadi bagaimana?Mau lawan saja, jangan! Harus korban semuanya. Kita belajar dari Sara, dia korban perasaan. Untuk tunduk dia menamakan suaminya tuannya.

I Petrus 3:5-7

3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

 

Sebagai kepala, sebagai tubuh, sebagai anggota tubuh memang harus rela berkorban. Tetapi kalau kita rela berkorban maka Tuhan Yesus menjadi kepala dalam rumah tangga itu untuk memberikan kehangatan kasih dalam rumah tangga itu. Jangan takut, kebutuhan-kebutuhan yang ada, Yesus sebagai kepala tahu semuanya. Kita tidak perlu ragu! Masakan Yesus kepala mau menelantarkan tubuhnya. Dan sudah Yesus buktikan, Dia sebagai kepala mati di bukit tengkorak. Tanggung jawabnya besar bagi tubuhNya, bagi kita. Nikah itu terlindungi, nikah itu menjadi rumah doa kalau Yesus menjadi kepala di situ. Apa saja yang diminta dan dimohonkan Tuhan mendengar, Tuhan menjawab tepat pada waktunya. Kegelapan-kegelapan sirna.

 

Ada 2 kegelapan yang sering melanda nikah.

a)      Kegelapan gantang. Gantang itu tempat makan. Ini menunjuk krisis ekonomi. Banyak nikah yang ribut, cerai bahkan sampai membunuh karena masalah ekonomi. Gantang ini juga kegelapan dosa makan minum, banyak yang membuat nikah hancur. Sampai mabuk minuman keras, merokok, narkoba, itu semua menghancurkan nikah rumah tangga.

b)      Kegelapan tempat tidur. Bicara tempat tidur menunjuk dosa kawin mengawinkan.

 

3.      Harus memiliki minyak persediaan, itulah minyak Roh Kudus. Suami isteri harus dalam urapan Roh Kudus sampai Roh Kudus melimpah meluap-luap di dalam kita. Semiskin-miskinnya suatu keluarga pasti punya lampu pelita dan juga minyak. Suami isteri anak harus ada dalam urapan Roh Kudus sampai Roh Kudus meluap-luap.

 

Bagaimana mendapatkan urapan Roh Kudus sampai meluap-luap di dalam kita?

a)      Imamat 21:12

21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

 

Jangan keluar dari tempat kudus. Artinya jangan keluar dari penggembalaan, harus bertekun dalam penggembalaan. Suami isteri harus saling mengingatkan, jangan berjuang sendiri-sendiri. Jangan bertekun sendiri-sendiri, akan berat. Saling menasihati untuk tekundi dalam penggembalaan. Tekuni ibadah penggembalaan, disitu ada urapan Roh Kudus tercurah atas kita.

 

b)      Tekun dalam doa penyembahan. Menyembah itu merobek daging. Suami isteri ayo menyembah sama-sama. Ditambah doa puasa, ambil waktu seminggu berapa hari. Supaya minyak Roh Kudus dicurahkan kepada kita.

 

c)      Rela menerima nyala api ujian. Tidak ada nikah yang tidak teruji. Kalau kita rela menerimanya maka minyak Roh Kudus melimpah. Bukan malah menghindar.

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Jangan heran kalau ada nyala api ujian. Kita hanya mengambil bagian sedikit dari penderitaan Kristus. Harus rela menerima nyala api ujian, bukan malah saling mempersalahkan, saling mencaci dan sebagainya.

 

Kalau 3 poin ini kita perjuangkan, maka hasilnya:

a)      Sumbu tidak akan hancur sekalipun terbakar, tetapi pelita itu semakin banyak minyaknya semakin terang. Nikah itu malah menjadi terang kesaksian bagi sesama, nikah itu memuliakan Tuhan. Orang lihat pengantin baru ini luar biasa, eh sudah 10 tahun tetap seperti pengantin baru, luar biasa. Menjadi kesaksian karena baku sayang, saling mengingatkan untuk beribadah dan seterusnya. Teruskasih dalam rumah tangga tidak pernah habis, selalu baru.

 

b)      II Raja-raja 4:1-4

4:1 Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya."

4:2 Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah." Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak."

4:3 Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit.

4:4 Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!"

 

Ini terjadi minyak yang melimpah. Tadi minyaknya cuma sedikit tetapi begitu masuk kamar, tutup pintu, terjadi minyak yang melimpah. Masuk kamar tutup pintu ini menunjuk doa penyembahan.

 

II Raja-raja 4:7

4:7 Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu."

 

Kalau ada minyak urapan Roh Kudus maka hutang-hutang dibereskan. Hutang ini menunjuk masalah. Masalah-masalah dibereskan oleh Tuhan. Masalah yang terberat adalah masalah nikah dan masalah buah nikah. Perempuan ini seorang janda, suaminya baru saja meninggal. Begitu meninggal penagih hutang datang mau mengambil anak-anaknya menjadi budak. Masalah nikah dan buah nikah ini yang banyak membuat orang Kristen, hamba Tuhan dan pelayan Tuhan lemas dan loyo.Sudah tidak beribadah dan melayani lagi. bahkan mengutuk Tuhan “kenapa begini, kenapa begitu”. Tetapi kalau ada Roh Kudus maka masalah dibereskan.

 

Kemarin dalam penataran nikah saya tanyakan, sebelum kalian menikah kalau pernah menjalin hubungan dengan yang lain harus dibereskan, harus diselesaikan. Siang ini juga, mungkin ada yang tidak beres dengan orang tua dan calon mertua ayo dibereskan. Kalau ada masalah yang tidak dibereskan, tidur saja tidak tenang. Selesaikan semua, akui kepada Tuhan dan akui kepada sesama.Yesus Imam Besar ada di tengah-tengah kita, memperdamaikan dengan darahNya. Masalah dibereskan sampai masalah yang mustahil selesai.

 

c)      5 dara yang bijaksana masuk pesta kawin. Kalau kita punya minyak persediaan, minyak Roh Kudus, nikah itu melimpah dengan urapan Roh Kudus, membawa masuk pada nikah yang rohani, nikah yang sempurna, layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna, layakmasuk pesta nikah Anak Domba.

Wahyu 19:6

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

 

Gereja akan dibawa masuk pada nikah yang rohani, nikah yang sempurna. Ini perkataan Allah yang benar, bukan bohong, bukan dongeng, akan menjadi kenyataan. Firman ini bukan hanya untuk kedua mempelai tetapi juga untuk kita semuanya. Ayo perjuangkan nikah kita untuk bisa masuk nikah yang sempurna, nikah yang rohani. Yesus datang tidak ada yang tertinggal. Nanti akan terjadi pemisahan yang dahsyat ketika kedatangan Yesus, 2 orang di tempat tidur, 1 terangkat, 1 tertinggal. Ini jangan terjadi pada kita. Doa saya selalu, Tuhan saya rindu menyambut kedatanganMu bersama isteri dan anak-anak, bersama jemaat dan keluarga jemaat. Itu kerinduan kita bersama, bisa menyambut Yesus ketika Dia datang kedua kali.

 

 

Tuhan Memberkati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar