20231028

Kebaktian Doa, Sabtu, 28 Oktober 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 11:33-36

11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:

11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"

11:35 Maka menangislah Yesus.

11:36 Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"

 

Di sini Yesus menangis di depan kubur Lazarus menunjukan betapa Dia sangat mengasihi Lazarus, Maria dan Marta. Ini kegenapan Firman Tuhan:

Mazmur 116:15

116:15 Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

 

Indah di mata Tuhan kematian orang yang dikasihiNya. Itulah Lazarus orang yang dikasihi Tuhan. Dari ayat ini kita melihat orang yang mengasihi Tuhan dan dikasihi Tuhan, sedangkan matinya berharga di mata Tuhan apalagi ketika dia masih hidup. Jadi yang kita perjuangkan selama kita hidup yang sekali di dunia ini adalah perjuangkan supaya kita berharga di mata Tuhan.

 

Bagaimana praktek hidup yang berharga di mata Tuhan?

I Korintus 6:19-20; 3:16

3:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

3:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

 

Setelah kita dibeli dengan harga yang mahal maka kita seharga korban Kristus. Praktek hidup yang berharga di mata Tuhan adalah hidup yang sudah dibeli oleh darah Yesus kita berikan kepada Tuhan untuk menjadi rumah Tuhan atau rumah doa. Jadi jangan seenaknya menggunakan hidup ini untuk kesenangan daging. Artinya kita beribadah melayani Tuhan yang memuncak pada doa penyembahan. Gunakan waktu-waktu yang ada, kesempatan dan kesehatan Tuhan berikan kepada kita untuk beribadah melayani Tuhan sampai memuncak pada doa penyembahan. Yesus mengajar doa penyembahan minimal 1 jam sehari tetapi praktek penyembahan itu 24 jam.

Kenyataannya banyak orang Kristen, hamba Tuhan, pelayan Tuhan justru menjadi sarang penyamun, fungsi rumah Tuhan sudah tidak ada.

Matius 21:12-17

21:12 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati

21:13 dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

21:14 Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya.

21:15 Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel,

21:16 lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"

21:17 Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.

 

Di sini fungsi Bait Allah yang tadinya itu menjadi rumah doa, sekarang sudah berubah fungsi menjadi sarang penyamun. Banyak orang Kristen tidak sadar, dia sudah dibeli dengan darah yang mahal tetapi justru menjadi sarang penyamun, bukan rumah doa. Sebab itu di dalam gereja perlu penyucian yang tegas supaya kita bisa kembali pada fungsi yang sesungguhnya yaitu menjadi rumah doa. Bukan Firman yang lembek-lembek hanya berkat-berkat. Memang kita butuh berkat tetapi yang utama itu penyucian yang tegas. Penyucian yang tegas itu digambarkan seperti Yesus menyucikan Bait Allah dengan cara mengusir. Ini penyucian yang tegas, seperti kasar dan menimbulkan sengsara bagi daging. Itulah penyucian lewat Firman pengajaran yang benar. Firman pengajaran itu keras dan tajam menyucikan.

Ibrani 12:11 (Terjemahan Lama)

Ibrani 12:11  Adapun segala ajaran bagi sementara ini belum mendatangkan sukacita, melainkan duka cita; tetapi kemudian kelak dikeluarkannya kebenaran akan buahnya, yang mendatangkan sentosa kepada orang yang mahir dengan ajaran itu.

 

Pengajaran itu memang sakit bagi daging tetapi untuk kita menghasilkan buah. Penyucian yang tegas dalam gereja selain lewat Firman pengajaran, dilanjutkan lagi penyucian lewat percikan darah, nyala api ujian. Itu sakit bagi daging, kita difitnah, dikucilkan, digosipkan macam-macam, atau mungkin mengalami penganiayaan secara fisik karena kebenaran, karena ibadah, karena pengajaran.

 

Ini suatu penyucian yang tegas. Mengapa? Mengusir itu ada kaitannya dengan taman Eden, mengingatkan kita peristiwa yang terjadi di taman Eden. Bagaimana ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan mengusir mereka dari taman Eden ke dunia ini. Dan di pintu sebelah timur Tuhan tempatkan kerub-kerub dengan pedang yang menyambar supaya manusia tidak bisa kembali masuk ke taman Eden. Manusia yang sudah diusir ke dunia ini tetap berbuat dosa, sehingga peristiwa pengusiran ini akan terjadi lagi, manusia dari dunia diusir ke neraka.

Matius 7:21-23

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

 

Makanya perlu penyucian yang tegas, kita butuh penyucian yang tegas di dalam gereja, supaya peristiwa taman Eden tidak terjadi kembali, tidak terulang dalam hidup kita. Melainkan kita dibawa kembali ke Firdaus, ke taman Eden. Ada Firdaus yang akan datang, itulah kerajaan 1000 tahun damai, masih di bumi ini. Bumi ini akan dibersihkan dari kejahatan dan kecemaran, kemudian kita akan berkerajaan 1000 tahun damai, disitulah Firdaus yang akan datang. Kalau dalam gereja cuma suka Firman yang enak-enak bicara berkat, kapan disucikan. Tanpa disadari nanti begitu Yesus datang akan terdengar Yesus berterus terang Aku tidak kenal kamu. Kita pikir sudah melayani, sudah betul pelayanan karena diberkati.

 

Saya heran, sekarang ini tanda bahwa dalam gereja ada Tuhan di situ hanya diukur dengan berkat-berkat. Ini juga yang merisaukan saya dengan isteri. Dulu orang masuk dalam pengajaran tidak peduli dengan berkat-berkat jasmani. Yang penting mengalami penyucian sekalipun sengsara. Hamba-hamba Tuhan dulu dalam pengajaran, bertahan sekalipun dalam penderitaan yang luar biasa, tetapi mengalami penyucian. Yang menjadi fenomena sekarang orang masuk pengajaran dipancing dengan berkat-berkat jasmani, ini yang merisaukan saya. Kalau dalam pelajaran Imamat itu bagaikan dikasih madu pada korban yang dipersembahkan, itu tidak boleh! Seumpama kalau gembala itu memberikan yang jasmani dikatakan gembala luar biasa, gembala perhatian. Tetapi kalau gembala fokus pada penyucian malah dibilangi gembala tidak perhatian sama jemaat, gembala tidak peduli jemaat! Ini yang merisaukan saya, jadi jemaat sudah dipancing dengan berkat-berkat jasmani, bukan lagi tertarik karena penyucian. Sehingga akhirnya ketika ada gembala di tempatkan di situ yang secara jasmani tidak ada yang bisa dia bagi-bagikan, yang ada padanya hanya Firman penyucian yang keras dan tajam, jemaat bereaksi “Firman terlalu keras tetapi tidak perhatian secara jasmani!”. Padahal yang dibutuhkan sekarang dalam gereja adalah penyucian yang tegas. Yang jasmani itu bonus dari Tuhan. Kalau kita sudah menerima penyucian, nanti yang jasmani itu Tuhan berikan kepada kita. Kalau kita mau disucikan, kita berada di dalam gendongan tangan Tuhan.

 

Apa yang harus disucikan?

1.      Roh jual beli

Begitu Yesus menyucikan Bait Allah maka orang buta dan orang timpang disembuhkan. Jadi penyucian dari roh jual beli = penyucian dari buta dan timpang secara rohani. Jadi gereja kalau sudah dikuasai roh jual beli, pasti buta dan timpang rohaninya. Sebagai contoh gereja yang dikuasai roh jual beli adalah sidang jemaat Laodekia “aku kaya, aku telah memperkayakan diriku” semua yang diukur hanya berkat-berkat. Apa yang dikatakan oleh Yesus? Kamu tidak tahu bahwa kamu buta, miskin, melarat, telanjang.

Wahyu 3:15-17

3:15 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!

3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

 

Jangan sampai kita menjadi gereja yang buta atau gereja yang timpang rohani.

 

Apa yang dimaksud buta rohani? Buta rohani adalah keras hati! Hati itu pelita tubuh, mata bagi tubuh kita. Kalau mata sudah buta, hati sudah keras, maka gelaplah seluruh tubuh. Jadi buta adalah keras hati, menolak cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.

II Korintus 4:3-4

4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,

4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

 

Ilah zaman ini adalah keras hati, itu juga mamon atau uang. Cahaya injil tentang kemuliaan Kristus itulah Firman pengajaran yang benar.

Yohanes 1:14

1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

 

Jadi banyak orang Kristen karena uang sudah keras hatinya! Karena perkara jasmani jadi mengeraskan hatinya sehingga tidak mau menerima penyucian oleh Firman pengajaran yang benar, tetap mempertahankan dosa. Nanti orang seperti ini akan membabi buta di dalam dosa. Dia berbuat dosa sudah tidak peduli lagi, sudah enjoy dengan dosa. Seperti bangsa Israel ditegur oleh Tuhan, mereka tidak malu-malu menceritakan dosa mereka! Itulah orang yang buta rohani, sudah gelap hidupnya.

 

Roh jual beli ini bekerja luar biasa. Bisa tarik jiwa dengan dipancing, kasih ini, kasih itu, memang banyak orang datang cuma bukan cari pengajaran, yang mereka cari yang jasmani. Jangan jadi buta rohani karena uang, karena perkara jasmani sehingga menolak penyucian, tidak mau lagi penyucian sehingga membabi buta di dalam dosa.

 

Apa yang dimaksud dengan timpang rohani?

a)      I Raja-raja 18:21

18:21 Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.

 

Timpang rohani artinya bercabang hati atau bimbang. Terutama bimbang soal pengajaran. Yang lain sudah yakin, sudah mengalami keubahan hidup, dia masih timbang-timbang mana yang benar mana yang salah. Mengapa bimbang terhadap Firman pengajaran? Karena membuka telinga mendengar ajaran lain, mendengar gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kenapa lebih dengar gosip orang lain dari pada gembala yang bertanggung jawab untuk keselamatan jiwa kita. Tetapi itu kenyataan yang terjadi. Gembala yang bergumul siang malam untuk keselamatan jiwanya tidak didengar, orang yang tidak jelas tahbisannya bagaimana menggosipkan tentang gembala langsung dipercaya. Inilah bimbang, bercabang hati, terutama soal pengajaran. Kalau bimbang pasti memilih yang salah. Tidak mendapat apa-apa dari Tuhan karena dia pilih yang salah.

 

b)      Timbul tenggelam dalam ibadah pelayanan. Kadang ada, kadang tidak, lalu tidak ada, tidak ada, Desember ada. Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita.

 

Raja Daud tidak suka orang buta dan timpang karena waktu dia mau merebut Yerusalem yang masih dikuasai orang Yebus, dia diejek oleh orang Yebus “apakah Daud, orang buta dan timpang akan mengalahkan engkau”. Tetapi syukur kepada Tuhan, salah satu orang timpang dibawa kepada Daud dan dia pelihara, itulah Mefiboset, cucu raja Saul. Tetapi sayang, waktu Daud diserang oleh anaknya Absalom, Mefiboset memilih yang salah. Kalau sudah bimbang pasti memilih yang salah, contohnya Mefiboset. Bertahun-tahun dia makan semeja dengan raja Daud. Begitu raja Daud ada peperangan dengan Absalom karena Absalom anaknya memberontak, dia pilih Absalom. Kalau sudah bimbang pasti pilih yang salah. Biar orang berjasa bagi rohaninya, yang angkat dia dari lumpur dosa malah dia lawan dan pilih yang salah!

 

Orang seperti ini menjadi sarang penyamun. Sarang itu tempat berkembang biak. Jadi kalau sudah buta dan timpang berarti bimbang pasti menjadi sarang penyamun yaitu tempat dosa berkembang biak dalam hidupnya. Perlu penyucian yang tegas supaya kita menjadi kehidupan yang tegas dalam hal yang rohani.

 

Saya bersyukur saya dididik oleh Tuhan lewat 2 hamba Tuhan yang tegas untuk saya berkepribadian yang tegas dalam pengajaran! Berapa jiwa yang dipercaya Tuhan di belakang saya, kalau saya bimbang soal pengajaran, bagaimana nasib jemaat! Hari ini ajar A minggu depan ajar B. Seumpama hari ini ajar A lalu kemudian ajar B lalu ada jemaat yang meninggal dia sudah terlanjur yakin dengan ajaran A bagaimana dia pertanggung jawabkan jiwa jemaat itu. Kita saling mendoakan supaya tetap berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar!

 

2.      Roh jengkel

Jengkel ini pasangannya iri. Waktu ada orang memuliakan pengajaran mereka malah jengkel. Anak-anak berseru hosana bagi Anak Daud. Anak Daud yang dimaksud adalah Yesus, Yesus adalah Firman. Roh jengkel, iri, benci, sampai membenci tanpa alasan. Yang dibenci siapa? Yang benar! Selalu yang menjadi sasaran iri, kebencian adalah yang benar. Jadi jangan heran kalau kita ada pada posisi yang benar lalu orang iri, benci, sampai benci tanpa alasan. Kalau kita balas itu sama saja, berarti kita tidak benar. Dalam kitab Kejadian Kain benci pada Habel yang benar. Kakak-kakak Yusuf benci kepada Yusuf yang benar. Esau benci kepada Yakub.

 

Siapa yang suka membenci? Imam-imam kepala, hamba Tuhan yang terpandang di mata manusia. Justru itu yang suka iri, benci kepada hamba Tuhan yang benar.

 

Ini jangan ada pada diri kita, jangan ada roh jual beli, jangan ada roh jengkel, iri, benci, diselesaikan semua. Perlu penyucian yang tegas supaya kita tidak menjadi sarang penyamun, tetapi dikembalikan fungsi menjadi rumah doa! Biarlah kita semua menjadi rumah doa. Apa itu rumah doa? Orang yang disucikan sehingga menjadi penyembah yang benar. Kita bisa menilai orang ini penyembah yang benar atau tidak, lihatlah penyucian hidupnya. Terutama penyembahan itu kaitannya dengan mulutnya. Lihat mulutnya, kalau masih berdusta, suka gosipkan orang, suka cerita kekurangan orang, ini bukan penyembah yang benar.

Mazmur 24:3-4

24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"

24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

 

Penyembah yang benar itu suci, terutama mulutnya suci. Semakin suci maka penyembahan semakin meningkat!

 

Matius 21:17

21:16 lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"

 

Penyucian sampai kita memiliki mulut bayi dan hati bayi. Kita raba dan periksa, apakah kita memiliki mulut bayi hati bayi atau bukan. Mulut bayi itu bisa menyeru nama Yesus. Mulai dari bisa mengucap syukur dalam segala hal. Bayi itu dalam menghadapi kesulitan hidupnya, dia hanya menangis, dia haus menangis, dia buang kotoran menangis. Begitulah  kita seharusnya, dalam menghadapi persoalan dan pergumulan, menyeru nama Yesus, Yesus haleluya. Bukan berseru kepada orang. Mungkin orang lain bisa menolong tetapi rohani kita tidak tertolong, rohani tetap seperti Bartimeus buta yang minta-minta. 

 

Jadi penyucian itu sampai kita bisa menyeru Yesus, haleluya, dalam kesusahan apapun, itu mulut bayi. Dan hati bayi yaitu hati yang hanya berserah. Jadi kalau digabung mulut dan hati bayi adalah hanya berseru dan berserah kepada Tuhan. Penyucian sampai kita hanya berseru dan berserah kepada Tuhan, sampai tidak salah dalam perkataan, itu yang disebut sempurna!

Yakobus 3:2

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

 

Kita mohon kepada Tuhan sore hari ini, biarlah penyucian tegas kita terima sampai mulut dan hati kita disucikan, hanya berseru dan berserah kepada Tuhan.

 

Hasilnya, bayi kalau sudah menangis langsung digendong ibunya, itu ibu yang baik. Hasilnya kalau kita berseru dan berserah kepada Tuhan, kita berada dalam gendongan tangan Tuhan. Segala beban kita ditanggung oleh Tuhan. Beban dalam nikah, beban buah nikah, beban dalam pelayanan, beban ekonomi, beban masa depan, beban jodoh, semau ditanggung oleh Tuhan. Apa yang tidak bisa kita kerjakan, Yesus kerjakan untuk kita.

 

Yesaya 49:14-16

49:14 Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku."

49:15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

49:16 Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.

 

Kita berada di tangan Tuhan, berada di hati Tuhan, berada di ruang mata Tuhan. Tentu berada di pikiran Tuhan, berada di dalam rencana Tuhan. Rencana Tuhan yang terbesar adalah kita mau disempurnakan menjadi Mempelai WanitaNya untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah.


Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar