20231007

Kebaktian Doa, Sabtu, 7 Oktober 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 11:32

11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

 

Maria mengambil sikap untuk tersungkur di bawah kaki Yesus. Ini sikap yang mau kita lakukan dan teladani supaya ditolong dan dipulihkan dari kematian dan kebusukan, baik secara jasmani, terutama secara rohani.

 

Kita sudah pelajari 3 sikap supaya ditolong oleh Yesus:

1.      Percaya kepada Yesus.

2.      Harus sehati.

3.      Tersungkur di bawah kaki Yesus, ini yang masih kita pelajari.

 

Maria adalah kehidupan yang suka berada di bawah kaki Yesus. Praktek berada di bawah kaki Yesus:

1.      Lukas 10:39

10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

 

Terus mendengarkan perkataan Yesus = tekun mendengar Firman dan dengar-dengaran pada Firman. Maka kita sedang menempatkan Yesus sebagai kepala dalam kehidupan kita yang sedang mengatur seluruh hidup kita. Kalau Yesus sudah menjadi kepala atas hidup kita, jangan kita ragu, apapun pergumulan dan persoalan yang kita hadapi, Dia pasti bertanggung jawab, Yesus adalah kepala yang baik.

 

2.      Yohanes 11:32

11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

 

Tersungkur di bawah kaki Tuhan = menyembah Tuhan. Hari-hari terakhir ini biarlah kita banyak menyembah Tuhan. Menghadapi kematian secara jasmani, ekonomi, masa depan, menghadapi masalah-masalah yang mustahil, kebusukan rohani, dosa yang begitu menguasai, sulit lepas, mari kita ambil sikap untuk tersungkur menyembah Tuhan.

 

Kapan kita harus tersungkur menyembah Tuhan? Saat seperti Maria menghadapi Lazarus yang mati dan busuk. Artinya:

1.      Saat kita diperhadapkan dengan kebusukan-kebusukan dosa di sekitar kita. Itu saat kita menyembah Tuhan, kalau tidak kita akan tercemar dengan dosa itu.

Efesus 5:16

5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

 

Pergunakan waktu yang ada untuk banyak menyembah Tuhan, karena hari-hari ini adalah hari yang jahat. Dosa begitu hebat mencemari kita, apalagi ditunjang dengan kecanggihan teknologi. Dalam surat II Petrus dikatakan sampai Lot orang yang benar itu tersiksa batinnya karena setiap hari dia mendengar dosa, melihat dosa. Itu juga yang kita hadapi hari-hari terakhir ini, setiap hari kita melihat dosa, setiap hari kita mendengar dosa. Sebab itu harus banyak menyembah Tuhan. Kalau tidak kita akan terbawa arus dosa itu, sampai akhirnya sudah enjoy dengan dosa, binasa dengan dunia ini.

II Petrus 2:7-8

2:7 tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --

2:8 sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa --

 

Mari menyembah Tuhan, itu hubungan hati ke hati dengan Tuhan supaya kita bisa mengalami damai sejahtera.

 

2.      Saat kita diperhadapkan dengan masalah, sampai masalah yang mustahil. Bukannya saling mempersalahkan atau menyalahkan Tuhan atau cari jalan keluar di luar Firman, bukan! Banyak masalah pergumulan persoalan kita hadapi, semakin banyak persoalannya semakin banyak menyembah Tuhan.

 

3.      Saat kita diperhadapkan dengan bahaya kematian rohani yang disebabkan oleh ajaran-ajaran palsu. Sekarang begitu banyak bentuk ajaran. Dan dengan kecanggihan teknologi disebarkan lewat media sosial. Orang untuk mengakses dan mendengar ajaran asing itu gampang sekali.

 

Yesus berkata Lazarus yang sudah mati itu sedang tidur. Salah satu bentuk ajaran palsu adalah dongeng, itu membuat rohani tertidur.

Yohanes 11:11

11:11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."

 

II Timotius 4:3

4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Dongeng membuat rohani tertidur. Ini yang kita hadapi sekarang, ajaran palsu. Dongeng itu adalah Firman yang tidak tertulis dalam Alkitab. Sekarang ini banyak ajaran seperti itu. Khotbahyang seperti itu banyak yang senang. Itu membuat rohani tertidur.

 

4.      Saat kita diperhadapkan dengan percikan darah, sengsara daging tanpa dosa. Maria adalah orang yang mengasihi Tuhan dan dikasihi Tuhan, diizinkan menghadapi Lazarus yang sakit dan mati. Dia mengambil sikap tersungkur di bawah kaki Yesus. Mungkin kita berkata, saya sudah dengar Firman, sudah berupaya praktek Firman, saya tergembala, kenapa saya sengsara, saya menderita. Bukan waktunya untuk mempersalahkan siapa-siapa tetapi waktunya untuk tersungkur menyembah Tuhan.

 

Dosa, masalah, ajaran palsu dan percikan darah, bisa datang kapan saja. Sebab itu kita harus tersungkur menyembah Tuhan setiap saat.

Efesus 6:18

6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

 

Nikah yang tadinya baik, tiba-tiba dihantam oleh dosa. Tadinya pelayan yang dipakai Tuhan, dipakai dalam Firman pengajaran yang benar, tiba-tiba kena ajaran palsu. Buah nikah yang tadinya baik, tiba-tiba dihantam oleh dosa bahkan puncaknya dosa. Kita tidak tahu kapan datangnya dosa, kapan datangnya angin pengajaran palsu, kapan datangnya percikan darah, sebab itu setiap waktu harus tersungkur menyembah Tuhan. Doa penyembahan adalah sikap berjaga-jaga yaitu menjaga hubungan tubuh dengan kepala tetap baik. Kita sebagai tubuh dan Yesus sebagai kepala, tidak boleh terpisah. Terpisah 1 detik saja sudah mati. Penyembahan itu leher. Ayo periksa hubungan dengan kepala bagaimana? Baik-baik saja atau sedang tidak baik, sedang rusak, sedang hancur, penyembahan diperiksa dan harus ditingkatkan. Kalau terpisah, mati dan busuk berarti mengalami maut secara rohani yang akan mengarah pada maut kekal, kematian kekal di neraka.

 

Seringkali penyembahan itu terlalu dientengkan, diabaikan, terlalu diringankan. Tetapi aktivitas pelayanan yang lain, menyanyi, main musik, pimpin pujian, khotbah, kerja bakti, giat! Tetapi saat-saat penyembahan kurang bahkan mungkin tidak ada sepanjang hari. Kalau mau tidur tinggal tidur. Ketika bangun langsung saja beraktivitas, tidak menyembah. Apalagi sepanjang hari sibuk, banyak kegiatan, tidak menyembah.Tanpa kita sadari hubungan kita dengan Yesus sebagai kepala sedang tidak baik. Makanya maut masuk, kematian dan kebusukan secara rohani melanda kehidupan kita. Ayo kalau sedang terjadi, perbaiki penyembahannya, menyembah Tuhan.

 

Doa penyembahan itu meningkatkan hubungan kita sebagai tubuh dengan Yesus sebagai Kepala, yaitu:

1.      Hubungan damai sejahtera, perhentian dalam Roh Kudus atau ketenangan, kelegaan.

Wahyu 8:1

8:1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.

 

Angka setengah itu artinya penyerahan. Ini doa penyembahan dengan penyerahan sungguh-sungguh kepada Tuhan.

 

Wahyu 8:2-5

8:2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.

8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.

8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

 

Ada 2 suasana yang ada dalam Wahyu pasal 8:

a)      Ayat 14 itu suasana penyembahan, menghadirkan damai sejahtera, ketenangan, perhentian dalam Roh Kudus.

b)      Ayat 5 orang yang tidak menyembah mengalami kegoncangan yang dahsyat!

 

Orang yang menyembah semakin meningkat penyembahannya, semakin damai, semakin tenang, semakin lega, ada perhentian dalam Roh Kudus. Yang tidak menyembah semakin goncang, tambah goncang. Kematian dan kebusukan itu suatu kegoncangan. Ayo semakin banyak menyembah hari-hari terakhir, itu berarti kita sedang membangun hubungan yang begitu erat dengan Yesus sebagai kepala. Diajarkan Yesus menyembah minimal 1 jam 1 hari, tambah doa puasa, tambah doa semalaman. Saat menghadapi kematian dan kebusukan ayo menyembah. Kalau tidak nanti tambah mati, tambah busuk dan nantinya berulat.

 

Penyembahan itu akan menghasilkan damai sejahtera dan ketenangan kalau kita mau belajar kepada Yesus, yaitu:

Matius 11:28-30

11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

 

Belajar rendah hati dan belajar lemah lembut, maka penyembahan itu menghasilkan damai, ketenangan dan perhentian dalam Roh Kudus.

 

Rendah hati itu kemampuan mengakui dosa kepada Tuhan dan sesama dan tidak mengulangi lagi. Kita mau menyembah Tuhan, tetapi dosa tidak diselesaikan, tidak akan bisa, doa tidak akan diterima oleh Tuhan. Dalam Matius pasal 5 dikatakan kalau kamu sedang mempersembahkan korban, itu menunjuk ibadah, lalu teringat di hatimu sesuatu kepada sesama, tinggalkan dulu persembahanmu, selesaikan dulu dengan sesama baru kembali mempersembahkan persembahan kepada Tuhan.

 

Habis berbuat dosa, bagaimana mau menyembah Tuhan. Seumpama habis sakiti isteri, biar dia menyembah tidak akan naik, tidak akan tembus sampai kepada Tuhan. Setelah menyembah malah tidak tenang, tidak damai.

 

Lemah lembut adalah kemampuan untuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Belajar ampuni dulu baru bisa menyembah. Coba habis ditempeleng suaminya, dia tidak ampuni lalu menyembah, tidak akan bisa naik penyembahannya kepada Tuhan. Apalagi kalau dendam pada seseorang, benci pada seseorang, biar dia menyembah jungkir balik, biar dia gembala pimpin doa puasa, sementara dia benci orang, tidak akan naik penyembahannya.

 

Jadi penyembahan yang menghasilkan damai sejahtera dan perhentian oleh Roh Kudus kalau dosa-dosa diselesaikan lebih dahulu, mengaku, mengampuni dan melupakan.

 

2.      Hubungan kebahagiaan.

Wahyu 19:9

19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

 

Yang diundang saja berbahagia, apalagi yang menjadi pengantin. Ini hubungan kebahagiaan. Yang menentukan kebahagiaan adalah membaca, mendengar dan menuruti Firman.

Wahyu 1:3

1:3 Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.

 

Kalau kita membaca, mendengar dan menuruti Firman, menghasilkan penyucian. Kita turuti apa yang Firman katakan, kita lakukan, terjadi penyucian. Penyembahan dan kesucian itu berkaitan erat. Kesucian meningkat doa penyembahan meningkat, kesucian merosot doa penyembahan juga merosot.

 

Siapa yang bisa menyembah Tuhan?

Mazmur 24:3-4

24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"

24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

 

Kesucian itu dari ketaatan, membaca, mendengar dan taat pada Firman.

I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Ayo tingkatkan penyembahan kita, berarti tingkatkan kesucian kita, tingkatkan persekutuan dengan Firman. Harus banyak membaca Alkitab, apalagi saya sebagai hamba Tuhan, gembala.Membaca Firman itu bukan seperti membaca koran, harus minta urapan supaya bisa mengerti. Kalau ada ayat dibaca, dicatat ayat ini tentang ini.

 

Yang kita sembah adalah Yesus Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dengan kata haleluya. Kalau kita menyembah jangan sepi-sepi, sebutkan haleluya. Tidak usah sebut-sebut yang lain.

 

Di Sorga dengan penyembahan haleluya

Wahyu 19:1,3,4

19:1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,

19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."

19:4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."

 

Di bumi dengan penyembahan haleluya

Wahyu 19:6

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

 

Jadi penyembahan dengan kata haleluya itu adalah pantulan dari penyembahan di sorga.

 

Jadi penyembah yang benar adalah orang yang tekun mendengar sampai mau mempraktekan Firman = mau disucikan. Ini menghasilkan kebahagiaaan sorga. Kalau Tuhan izinkan orang seperti ini meninggal dunia, dia tidak dikuasai maut. Ketika Yesus datang, dia mendengar suara Yesus dan dia dibangkitkan untuk masuk kemuliaan kekal bersama Yesus. Kalau dia hidup sampai Yesus datang maka dia akan diubahkan dalam tubuh kemuliaan. Keduanya akan diangkat menyongsong Yesus di angkasa, menyembah haleluya.

Yohanes 8:51

8:51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."

 

I Tesalonika 4:16-17

4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;

4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

 

Inilah suatu kebahagiaan. Ayo banyak menyembah supaya kita mengalami kebahagiaan. Sudah damai dan tenang, ditambah lagi bahagia, koq tidak mau! Tidak perlu keluar duit banyak untuk pergi rekreasi.

 

3.      Hubungan mempelai. Sudah damai, bahagia, ditambah lagi menjadi mempelai. Betapa indahnya penyembahan itu. Hubungan mempelai = hubungan pembaharuan.

Wahyu 21:5

21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

 

Apa itu yang baru?

Wahyu 21:9-10

21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

 

Kalau banyak naik gunung menyembah Tuhan nanti bisa naik gunung ke kota Yerusalem Baru. Poin pertama tadi naik gunung Golgota dulu, rendah hati dan lemah lembut selesaikan dosa, lalu naik gunung penyembahan dan baru bisa naik gunung Yerusalem Baru.

 

Jadi penyembahan itu suatu proses perobekan daging atau proses pembaharuan. Buang yang lama. Ada 8 dosa yang menenggelamkan ke lautan api dan belerang. Menyembah itu membuang 8 dosa.

Wahyu 21:8

21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

Dikunci dengan dusta, buang itu! Jangan terlalu gampang kita berdusta. Kalau 8 dosa dibuang maka masuk 9 tabiat Allah Tritunggal, 9 buah-buah roh.

Galatia 5:22-23

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

 

Mungkin belum sempurna, tetapi setidaknya sudah ada tanda-tanda. Seperti pohon belum matang buahnya tetapi sudah ada tanda-tanda buah itu ada dalam diri kita. Tingkatkan penyembahan maka buah roh itu semakin matang. Gambar Allah Tritunggal, tabiat Allah Tritunggal semakin nyata dalam hidup kita, menggusur kedagingan kita. Semakin nyata kelemahlembutannya, penguasaan dirinya, kesetiaannya semakin bertambah, sukacita dan kasih. Itulah doa penyembahan sampai nanti kita segambar dengan Allah Tritunggal, berarti kita kembali pada ciptaan semula. dalam Kejadian pasal 1, Tuhan menciptakan manusia itu segambar dengan Allah Tritunggal. Namun di pasal 3 ciptaan yang segambar dengan Allah itu dirusak oleh setan lewat dosa, sekarang mau Tuhan kembalikan. Penyembahan itu penting, mengembalikan gambar Allah pada kita. Mulai nyata suami yang punya kasih, yang sabar, isteri yang rendah hati lemah lembut, orang tua yang setia, anak yang tenang menguasai diri.

 

Hasilnya kalau gambar Allah Tritunggal nyata:

a)      8 dosa itu menenggelamkan manusia ke neraka. Jadi hasil pertama kita tidak dikuasai kematian kedua atau maut kekal.

 

b)      Semua jadi baik bahkan sungguh amat baik. Semakin nyata gambar Allah, semakin baik. Suami punya gambar Allah Tritunggal, isteri punya gambar Allah Tritunggal, nikah semakin baik. Bukan gambar setan! Kalau setan yang penampakan-penampakan itu orang takut, padahal dalam dirinya banyak sekali setan. Setan marah, setan benci, setan dusta. Kalau berdusta lihat cermin itu gambar setan! Marah sama isteri, mau pukul isteri, itu gambar setan! Isteri cerewet, bantah suami, coba bercermin, itu gambar setan.

 

Kejadian 1:31

1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

 

Apa yang seringkali tidak baik dalam nikah dan buah nikah, banyak menyembah, biar gambar Allah semakin nyata dalam kita sehingga semua menjadi baik. Pelan tetapi pasti semakin baik sampai sungguh amat baik = sempurna.

 

Pelayanan tidak baik, menyembah supaya jadi baik. Kesehatan memburuk, menyembah. Kalau memang diizinkan Tuhan harus seperti Elisa sakit sampai mati, yang penting rohani kita sehat!

Iblis itu sedangkan sudah jenazah saja dia mau rebut. Musa sudah jadi jenazahpun mau direbut oleh iblis. Makanya kalau tidak ada doa penyahutan dari gembala, kasihan jemaat.

 

Ayo banyak menyembah maka semua menjadi baik sampai sungguh amat baik, sempurna.

 

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar