20231025

Kebaktian PA Imamat, Rabu 25 Oktober 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Sekarang kita masuk pada bagian kedua dari Imamat pasal 26 mengenai kutuk. Kita sudah belajar tentang berkat, ayat-ayatnya kalau dibandingkan dengan kutuk, lebih banyak ayat-ayat tentang kutuk ini. Jadi Tuhan tidak main-main dan Tuhan tidak mau dipermainkan. Kalau Tuhan dipermainkan, kutuknya sudah Tuhan taruh beratur-aturan untuk kena kepada orang yang mempermainkan Tuhan! Tetapi kalau kita sungguh-sungguh dengan Tuhan, berkatnya juga luar biasa.

 

Imamat 26:14-17 (Perikop: Kutuk)

26:14 "Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu,

26:15 jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-Ku dan kamu mengingkari perjanjian-Ku,

26:16 maka Aku pun akan berbuat begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu.

26:17 Aku sendiri akan menentang kamu, sehingga kamu akan dikalahkan oleh musuhmu, dan mereka yang membenci kamu akan menguasai kamu, dan kamu akan lari, sungguhpun tidak ada orang mengejar kamu.

 

Ini kutuk yang akan menimpa kehidupan yang tidak taat dan dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Dalam Imamat pasal 26 ini Tuhan memperhadapkan 2 pilihan kepada kita yaitu berkat atau kutuk. Untuk menerima berkat maka kita harus taat pada Firman Tuhan. Sebaliknya kalau tidak taat pada Firman maka kutuk yang diterima. Jadi sikap kita terhadap Firman menentukan kita menerima berkat atau kutuk. Tuhan tidak mau dipermainkan, ketika Tuhan berfirman, dengan kerelaan hatiNya membukakan rahasia Firrman kepada kita lalu kita bermain-main, tidak ada maaf, bukan berkat yang datang melainkan kutuk!  

 

Kitab imamat adalah kitab ibadah dan Tuhan memanggil kita untuk beribadah melayani Tuhan. Ibadah pelayanan itu bagaikan memberi makan Tuhan = untuk memuaskan Tuhan. Tetapi kalau dalam beribadah tidak mau mendengar Firman, tidak serius, bosan atau main-main saat mendengar Firman dan tidak mau taat pada Firman, maka sehebat apapun ibadah pelayanan kita tidak memuaskan Tuhan, malah hanya mendatangkan kutuk atas hidup kita.

 

Ini yang dinubuatkan dengan pohon ara di tepi jalan yang dikutuk oleh Tuhan.

Markus 11:12-14,20-21

11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.

11:13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.

11:14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.

11:20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya.

11:21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."

 

Pohon ara ini ternyata hanya berdaun, tidak ada buahnya. Yesus rindu makan buahnya tetapi yang Dia temukan hanya buah saja. Bicara daun itu menunjuk aktivitas, tempat terjadi proses foto sintesis dan selanjutnya disebarkan makanan ke seluruh tanaman. Di sini sudah ada daun, ada aktivitas pelayanan tetapi dikutuk oleh Tuhan karena tidak ada buah yang memuaskan Tuhan yang bisa dimakan oleh Tuhan.

 

Dalam Kejadian 1:29-30 daun-daunan itu yaitu tumbuh-tumbuhan hijau hanya untuk binatang.

Kejadian 1:29-30

1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.

1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.

 

Binatang itu gambaran daging. Mengapa sudah ada aktivitas pelayanan, bahkan mungkin banyak aktivitas pelayanannya tetapi tidak menyenangkan hati Tuhan? Karena aktivitas pelayanannya ditandai dengan kedagingan! Bukannya diterima tetapi malah mendatangkan kutuk. Kita periksa dan raba pelayanan kita selama ini. Khususnya saya sebagai gembala yang melayani Tuhan, tiap hari khotbah, aktivitas pelayanan saya banyak, sekarang diperiksa oleh Tuhan apakah pelayananku ini pelayanan roh atau pelayanan kedagingan.

 

Yang bagaimana itu pelayanan kedagingan? Manusia rohani adalah manusia yang memiliki iman, pengharapan dan kasih. Manusia daging tidak memiliki ketiganya. Jadi pelayanan yang ditandai dengan kedagingan adalah:

1.      Pelayanan tanpa iman.

2.      Pelayanan tanpa pengharapan.

3.      Pelayanan tanpa kasih.

 

Ini hanya mendatangkan kutuk! Makanya kutuk dalam Imamat pasal 26 itu panjang sekali ayatnya. Karena banyak kali tanpa kita sadari ternyata kita melayani tanpa iman, tanpa pengharapan dan tanpa kasih. Mari kita raba periksa pelayanan kita sekarang ini. Kita sudah mau masuk penghujung tahun 2023, kita evaluasi pelayanan kita sepanjang tahun..

1.      Praktek pelayanan tanpa iman.

a)      Iman yang benar itu adalah iman yang timbul dari mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus.

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

Jadi pelayanan tanpa iman praktek pertama adalah aktif dalam pelayanan tetapi sikap dalam mendengar Firman tidak baik. Mulai dari tidak serius, bahkan tidak suka. Kalau disuruh melayani dia rajin, aktif, mau apa saja dikerjakan, mau bersihkan gereja, mau jaga parkir, pelayanan apa saja dia rajin. Tetapi giliran mendengar Firman dia main-main, tidak serius, bosan, tidak suka. Atau mendengar Firman selalu dibatasi dengan waktu, dengan logikanya “oh tidak cocok Firman itu, tidak masuk akal”. Dibatasi dengan perasaan dagingnya, tersinggung, marah! Saya dikoreksi oleh Tuhan, saya khotbah, berkaitan dengan Firman, bagaimana persiapannya? Ada pergumulan sungguh-sungguh, ada doa atau main-main?

 

Dengan kata lain pelayanan tanpa iman adalah melayani tetapi tidak mau diatur oleh Firman. Malah hanya mengikuti keinginan dan kehendak dagingnya, bukan menuruti Firman. Kalau saya mau saya melayani, kalau tidak yah tidak melayani. Ini semaunya,  seenak perutnya!

Matius 7:21-23

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

 

Pelayanannya hebat tetapi tidak sesuai Firman. Firman bilang A yang dilakukan B. Akibatnya:

1)      Pelayanannya bahkan dirinya tidak pernah dikenal Tuhan! Betapa tragis, sudah melayani, mungkin sudah berkorban, tetapi pelayanannya, bahkan dirinya tidak pernah dikenal oleh Tuhan! Bagaimana mau berkenan kepada Tuhan, bagaimana bisa memuaskan Tuhan kalau dikenal saja tidak.

2)      Dicap oleh Tuhan pembuat kejahatan sehingga ditolak oleh Tuhan, diusir, dienyahkan dari hadapan Tuhan!

 

Sikap mendengar Firman menentukan pelayanan kita dalam iman atau tanpa iman. Perhatikanlah cara kamu mendengar Firman, barang siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi. Kalau mendengar Firman dengan perhatian sungguh-sungguh maka Tuhan tambahkan iman kita, pelayanan kita adalah pelayanan dengan iman dan diterima oleh Tuhan.

Lukas 8:18

8:18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."

 

Cuma merasa punya iman padahal tidak! Akibatnya diambil semuanya, kosong! Tidak berkenan kepada Tuhan pelayanannya.

 

b)      Iman itu kaitannya dengan Firman, Firman itu adalah makanan rohani.

Maleakhi 3:8-10

3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!

3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!

3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

 

Praktek pelayanan iman yang kedua adalah beribadah melayani tetapi menipu Tuhan atau merampok Tuhan dengan cara tidak mau mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus yang adalah milik Tuhan. Kami hamba Tuhan semua mengembalikan perpuluhan, itu diatur di anggaran dasar rumah tangga. Sekarang bukan hanya perpuluhannya yang dicuri, tetapi kepercayaan Tuhan kepada gembala itu dicuri. Sekarang banyak gembala sudah tidak dipercaya lagi menerima perpuluhan, semua diatur oleh organisasi. Padahal itu kepercayaan Tuhan kepada gembala. Ada yang bilang perpuluhan itu Taurat padahal perpuluhan itu sudah ada jauh sebelum ada Taurat. Abraham telah mengembalikan perpuluhan kepada Imam Besar Melkisedek. Di Perjanjian Barupun ada tentang perpuluhan.

 

Saya bukan bicara uangnya atau banyaknya jumlah uangnya tetapi kepercayaannya, demi ada makanan di rumah Tuhan, jangan dicuri!

Ibrani 7:5,8-9

7:5 Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga adalah keturunan Abraham. 

7:8 Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup.

7:9 Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan,

 

Kita tidak punya rekening Tuhan. Jadi perpuluhan dikembalikan kepada manusia, tetapi itu untuk Tuhan. Jadi hamba Tuhan, dipercaya oleh Tuhan menerima perpuluhan. Imam-imam dari suku Lewi diberi tugas untuk memungut perpuluhan dari bangsa Israel. Imam-imam dari suku Lewi adalah penyelenggara kebaktian, Sekarang menunjuk gembala yang menyediakan makanan rohani bagi sidang jemaat. Tuhan percayakan perpuluhan kepada gembala, jangan dicuri kepercayaan Tuhan ini supaya ada makanan di rumah Tuhan.

Ulangan 18:5,7

18:5 Sebab dialah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu, supaya ia senantiasa melayani TUHAN dan menyelenggarakan kebaktian demi nama-Nya, ia dan anak-anaknya.

18:7 dan menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN, Allahnya, sama seperti semua saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN di sana,

 

Perhatikan, iya dan anak-anaknya. Jadi sudah seharusnya anak-anak hamba Tuhan meneruskan pelayanan orang tuanya.

 

Jadi mengembalikan milik Tuhan adalah bukti bahwa kita percaya Firman dan melakukan Firman. Maka:

1)      Ada makanan, pembukaan Firman semakin melimpah di dalam ibadah.

2)      Tuhan membuka pintu-pintu langit mencurahkan berkat kepada kita, berkat pemeliharaan Tuhan kepada kita.

 

Jangan takut, jangan berpikir kalau saya kembalikan perpuluhan nanti saya kekurangan. Justru kalau itu diambil maka pintu langit tertutup, Tuhan tidak curahkan berkat kepada kita. Nanti kita akan sampai pada kutuk di mana langit menjadi tembaga, bayangkan kalau langit menjadi tembaga.

 

Jangan salah membawa perpuluhan, di mana kita mendapat makanan rohani di situ kita bawa. Jadi perpuluhan adalah pengakuan bahwa saya sudah diberkati Tuhan, pengakuan bahwa kita hidup dari iman! Jadi bukan jumlahnya. Gembala mengajar jemaat lalu gembala sendiri tidak bawa perpuluhan, itu berarti gembala tidak punya iman! Kepercayaan kepada gembala untuk menerima perpuluhan diambil berarti gembala dan seisi gereja tidak punya iman! Pelayanannya tanpa iman.

 

2.      Praktek pelayanan tanpa pengaharapan.

Yeremia 48:10

48:10 Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!

 

a)      Lalai melakukan pekerjaan Tuhan = tidak setia, tidak tanggung jawab dalam ibadah pelayanan = tidak berguna, di hadapan Tuhan itu adalah hamba yang jahat dan malas. Orang yang tidak berguna itu tidak punya pengharapan dan tidak bisa diharapkan.

Matius 25:26,30

25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

 

Orang seperti ini yang tinggal-tinggalkan pelayanan, tidak setia dan tidak tanggung jawab dalam pelayanan, nanti arahnya menjadi pengkhianat seperti Yudas Iskariot dan ini juga akan berdampak pada nikah!

Maleakhi 2:15-16

2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.

2:16 Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!

 

b)      Lalai dalam penyucian. Digambarkan dengan menghambat pedangnya Tuhan dari penumpahan darah. Pedangnya Tuhan itulah Firman, menumpahkan darah berarti menyucikan daging kita. Ini yang dihambat, menolak penyucian dari Firman pengajaran yang benar. Memang melayani tetapi tanpa kesucian! Saya sebagai hamba Tuhan dikoreksi oleh Tuhan. Saya melayani harus menjadi teladan kesucian bagi jemaat. Rasul Paulus katakan turutilah aku sebagaimana aku menuruti Yesus. Itu hamba Tuhan, berani berkata demikian kepada jemaat. Teladani kekudusan dan kesuciannya. Kalau dia main-main dalam kenajisan, bagaimana itu. Gembala kalau tidak suci dia tidak punya pengharapan dan tidak bisa diharapkan untuk membawa jemaat menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Makanya saya jaga betul kekudusan dan kesucian, Tuhan tolong berikan kekuatan dan kemampuan, bukan kekuatan daging tetapi kekuatan dari Tuhan.  Saya akui saya masih muda, daging ini kalau tidak dikekang betul oleh Firman bahaya!

 

I Yohanes 3:2-3

3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

 

Orang yang setia dalam ibadah pelayanan dan suci baginya selalu ada harapan. Baik secara jasmani, terutama secara rohani ada harapan menyambut Yesus ketika Dia datang kedua kali. Jangan putus pengharapan, sekalipun keadaan kita kecil, tidak berdaya, tidak dianggap orang, tidak dilirik orang, dihina, dikecil-kecilkan bahkan diinjak-injak lagi! Tetapi kalau kita setia dan suci maka ada harapan, seperti tongkat Harun ditaruh di depan tabut perjanjian bisa bertunas, berbunga dan berbuah badam.

Bilangan 17:6-8

17:6 Setelah Musa berbicara kepada orang Israel, maka semua pemimpin mereka memberikan kepadanya satu tongkat dari setiap pemimpin, menurut suku-suku mereka, dua belas tongkat, dan tongkat Harun ada di antara tongkat-tongkat itu.

17:7 Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam kemah hukum Allah.

17:8 Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.

 

Harun gambaran hamba Tuhan yang setia dan suci. Tongkatnya diletakkan semalam-malaman di depan tabut perjanjian, ini menunjuk setia dalam ibadah pelayanan, setia pada Firman pengajaran yang benar dan hidup suci. Tabut perjanjian itu menunjuk Firman pengajaran yang benar. Tongkat itu panjangnya hanya seberapa, itu kayu yang diambil dari pohonnya, tidak mungkin bertunas. Tongkat ini tidak ditaruh di tanah, tidak disirami, hanya ditaruh di hadapan Tuhan tetapi bisa bertunas, berbunga dan berbuah badam.

 

Jangan kecil hati, jangan putus asa kalau di mata manusia “kamu kecil, modalmu sedikit, ijazahmu kecil, jemaatmu sedikit” tetapi kalau setia, tanggung jawab dalam ibadah pelayanan, setia dalam Firman pengajaran yang benar, mau disucikan, hidup dalam kesucian, selalu ada harapan, hidup penuh pengharapan, sampai bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Itu pengharapan yang terbesar, bagaikan sauh yang dilabuhkan ke belakang tabir. Di belakang tabir itulah ruangan maha suci, di situ ada tabut perjanjian, peti dan tutup peti sudah menyatu. Peti dari kayu penaga yang disalut dengan emas menunjuk gereja yang sempurna, mempelai wanita Tuhan yang disalut dengan tabiat Ilahi. Tutupnya dari emas murni dengan 2 kerub, menunjukan Allah Tritunggal dalam pribadi Yesus Mempelai Pria Sorga, menjadi satu berarti masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Kalau kita setia, tanggung jawab dalam ibadah pelayanan, setia dalam Firman pengajaran yang benar, mau hidup suci, ada harapan untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, menyatu dengan Tuhan Mempelai Pria Sorga. Untuk hidup sehari-hari pasti ada harapan! Jangan putus asa!

 

Setia dan suci menutupi segala kekurangan kita secara jasmani. Dan kekurangan secara rohani juga tertutupi, teratasi semuanya.

 

3.      Praktek pelayanan tanpa kasih.

a)      Yohanes 10:17

10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.

Yesus dalam pelayananNya rela sampai berkorban nyawa demi terbentuk Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau diambil negatifnya, praktek pelayanan tanpa kasih adalah melayani Tuhan tetapi tidak rela untuk berkorban apapun, malah menuntut! Terutama menuntut hormat, menuntut dihargai!

 

Yesus sampai korban nyawa, maka kita harus berkorban apapun dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, jangan egois! Nanti kalau korban tidak cukup untuk saya, jangan seperti itu! Digerakan oleh Tuhan yah berkorban, jangan dengan emosi dan ambisi daging. Pungutlah persembahan dari orang yang terdorong hatinya. Bukan mau pamer, mau lebih dari orang, jangan! Sampai berkorban nyawa kalau diperlukan. Kecuali 1 yang tidak boleh dikorbankan yaitu Firman pengajaran yang benar. Pelayanan pembangunan Tubuh Kristus dimulai dari nikah. Kaum muda masuk nikah jangan korbankan Firman pengajaran yang benar! Jangan bilang “nanti saya tarik dia”, kalau seperti itu sudah perkataan daging.

 

Di saat kita sangat sibuk, sangat butuh sesuatu tetapi kita bisa berkoban untuk pekerjaan Tuhan oleh dorongan Firman itu merupakan wujud dari kasih Tuhan yang besar! Sekalipun di hadapan manusia korban kita itu kecil, seperti janda yang miskin berkorban sepeser, tetapi seluruh nafkahnya dia korbankan.

 

Jangan egois, itu tabiat kambing! Orang egois itu digambarkan seperti kambing, dia ada di sebelah kiri, hanya untuk dihakimi dan dihukum!

Matius 25:33,41-46

25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.

25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;

25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.

25:44 Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?

25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

 

Jangan egois, biarlah kita mau melayani Tuhan. Jadi pelayanan tanpa kasih adalah tidak mau memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan karena tidak mau berkorban! Kita lihat dia sudah tidak pernah ibadah, lalu digerakan untuk besuk tetapi berpikir nanti waktuku tersita, tidak usah! Itu pelayanan tanpa kasih!

 

Kasih itu yang menyatukan dan menyempurnakan.

Kolose 3:14

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

Sebab itu kalau kita rindu, terutama doa kita keluarga kita supaya bisa satu Firman pengajaran, satu penggembalaan untuk mencapai satu tubuh Kristus, mulai dari kita dulu melayani dengan kasih Tuhan. Sesibuk apapun kita, mungkin suami atau isteri belum satu pengajaran, kita upayakan untuk melayani dengan kasih Tuhan. Minimal doa untuk mereka, terus layani dengan kasih Tuhan, berdoa, kita saksikan Firman, kita tunjukan keubahan hidup hasil pekerjaan Firman. Kasih itu bisa menyatukan, kasih itu yang menyempurnakan. Tidak ada yang mustahil, Tuhan mampu menyatukan bahkan mempersatukan kita dalam satu tubuh Kristus. Dan dalam pelayanan itu kita harus rela berkorban.

 

Memang ada waktunya, tunggu waktunya Tuhan. Maunya kita begitu kita layani 1 kali, dia langsung mau ikut. Ada proses, ada waktunya Tuhan dan kita biarkan Tuhan bekerja. Kita kerjakan apa yang harus kita kerjakan, biarkan Tuhan yang menjamah! Dengan kasihNya bisa menyatukan dan menyempurnakan. Ada waktunya Tuhan, tidak terlalu cepat dan tidak terlambat, tepat pada waktunya Tuhan pasti menjamah. Kasih Tuhan mampu menyatukan, kasih Tuhan menyempurnakan, tidak ada yang mustahil!

 

b)      Yohanes 14:15

14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

 

I Yohanes 5:2-3

5:2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.

5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

 

Jadi pelayanan tanpa kasih itu melayani tetapi tidak mau taat pada Firman. Alasannya berat, mustahil, tidak mungkin.

 

Banyak yang seperti itu, melayani tanpa ketaatan, tidak sesuai Firman. Firman Tuhan “Saul tumpas seluruh orang Amalekh”. Saul pergi berperang, dia melayani, kelihatan berhasil pelayanannya, kalah orang Amalekh, tetapi Agag dia selamatkan. Hewan-hewan yang disuruh untuk ditumpas juga dia selamatkan. Ini pelayanan tanpa ketaatan. Orang-orang seperti ini selalu mencari kambing hitam untuk disalahkan. Kenapa kamu tidak tumpas? Rakyat ini yang selamatkan hewan-hewan untuk Tuhan. Banyak kali seperti itu, melayani tidak taat tetapi kelihatan rohani.

 

Sekalipun sudah berkorban apapun tetapi tidak taat berarti tanpa kasih, itu tidak berguna. Dalam I Korintus pasal 13 dikatakan sampai menyerahkan tubuhnya untuk dibakar tetapi tanpa kasih, tidak berguna, sia-sia pengorbanannya.

I Korintus 13:3

13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

 

Saya sudah melayani sana sini tetapi tidak taat, tidak punya kasih, itu tidak berguna. Betapa hancurnya perasaannya, dia pikir sudah mau masuk sorga, sudah korban segala-galanya tetapi terdengar suara “Aku tidak pernah mengenalmu, enyahlah kamu pembuat kejahatan!”.

 

Biarlah dengan Firman menunjukan pelayanan tanpa iman seperti ini, pelayanan tanpa pengharapan seperti ini, pelayanan tanpa kasih seperti ini, untuk menjadi pembelajaran bagi kita. Evaluasi pelayanan kita sepanjangan tahun ini. Masih ada waktu Tuhan berikan kepada kita, kalau salah perbaiki dengan kekuatan Firman.

 

Iman, pengharapan dan kasih membuat pelayanan kita memuaskan Tuhan. Iman pengharapan dan kasih digambarkan dengan 3 murid Yesus yang selalu dibawa serta oleh Yesus.

v  Yakobus adalah murid Yesus pertama yang mati karena mempertahankan iman kepada Yesus. Yakobus gambaran iman. Yakobus yang menulis surat Yakobus adalah saudara Yesus, tetapi dalam surat-suratnya juga menekankan soal iman.

v  Petrus dalam surat-suratnya menekankan pengharapan. Petrus gambaran pengharapan.

v  Yohanes dalam surat-suratnya menekankan kasih. Yohanes gambaran kasih.

 

3 murid ini selalu dibawa serta oleh Yesus. Kalau kita melayani dengan iman, pengharapan dan kasih, maka kita dapat dipercaya Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Biar manusia tidak percaya, yang penting Tuhan yang percaya. Jangan sampai Tuhan tidak percaya kita! Kalau Tuhan sudah tidak percaya kita, kita mau melayani bagaimana.

 

Pelayanan dengan iman, pengharapan dan kasih pasti meningkat sampai pada penyembahan yang sesuai ukuran Tuhan.

Lukas 9:28-29

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.

9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.

 

Ayat 29 ini ukuran penyembahan. Penyembahan ini Tuhan ajar sehari minimal 1 jam. Tetapi praktek penyembahan itu 24 jam. Kita periksa selama ini kita menyembah Tuhan sudah mencapai ukuran Tuhan atau belum. Ukuran penyembahan di sini adalah keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Sekalipun menyembah tetapi kalau tidak berubah, belum mencapai ukuran. Yang Tuhan ukur itu keubahan hidupnya.

 

Yesus memberi teladan naik gunung untuk berdoa dan di atas gunung Yesus berubah. Ini yang kita teladani, kita naik ke gunung penyembahan untuk diubahkan oleh Tuhan. Robek daging kita maka kita diubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Keubahan hidup dimulai dari wajah, wajah menunjuk hati. Hati kita diubahkan menjadi hati yang lembut, hati yang berisi kasih Tuhan. Kemudian pakaian berubah, ini menunjuk perilaku perbuatan dan perkataan kita diubahkan oleh Tuhan menjadi perbuatan dan perkataan yang suci. Keubahan hidup itu mujizat terjadi. Kalau mujizat rohani terjadi, yakinlah mujizat yang jasmani juga pasti terjadi.

 

Setiap Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, selalu Tuhan mengadakan mujizat. Salah satu contoh:

Markus 5:37,41-42

5:37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.

5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"

5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.

 

Yesus membawa serta Petrus, Yakobus dan Yohanes membangkitkan anak Yairus. Ini mujizat jasmani, yang mustahil menjadi tidak mustahil.

 

Malam ini kita evaluasi pelayanan kita. Kenapa saya menghadapi kemustahilan, kenapa saya menghadapi pintu yang tertutup? Periksa pelayanan kita, apakah dengan iman, pengharapan dan kasih atau tanpa iman, pengharapan dan kasih. Kalau tanpa iman, pengharapan dan kasih, kutuk yang datang! Tetapi kalau dengan iman, pengharapan dan kasih maka mujizat yang terjadi, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Tahun ini adalah tahun menghapus kemustahilan, tahun mujizat. Mungkin sudah berdoa “Tuhan sepanjang tahun ini pergumulanku belum dijawab” coba perbaiki pelayanannya dulu. Oh iya Tuhan, pelayananku masih kurang iman, pengharapan dan kasih. Itu semua diperbaiki, masih ada waktu, Tuhan pasti mengadakan mujizat dalam hidup kita. Mujizat Tuhan masih ada, mujizat pasti terjadi! Secara rohani terjadi, secara jasmani juga pasti terjadi. Di depan kita ada perjamuan suci, ini jaminan Tuhan mampu melakukan mujizat.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar