20250111

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 11 Januari 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu

 

 

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 12:37-43

12:37 Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya,

12:38 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?" 

12:39 Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga:

12:40 "Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka."

12:41 Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia.

12:42 Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan.

12:43 Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.

 

Di sini ditunjukan bahwa orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus, sekalipun Yesus sudah mengadakan banyak mujizat di depan mata mereka. Mengapa orang Yahudi tidak dapat percaya kepada Yesus sekalipun sudah banyak mujizat mereka lihat? Ini sama dengan mengapa orang Kristen sudah melihat banyak mujizat, tetapi tidak bisa percaya pada Firman? Jawabannya karena degil atau keras hati. Itu yang membuat sulit untuk percaya pada Firman. Selalu dikelola dengan logikanya, masa begitu, tidak mungkin, tidak bisa.

 

Praktek degil atau keras hati.

1.      Tidak menanggapi Firman (ayat 40). Sudah mendengar Firman tetapi tidak menanggapi. Hanya seperti mendengar siaran berita di televisi, seperti mendengar perkara-perkara jasmani. Itu juga dicatat oleh rasul Paulus.

Roma 10:18-21

10:18 Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi." 

10:19 Tetapi aku bertanya: Adakah Israel menanggapnya? Pertama-tama Musa berkata: "Aku menjadikan kamu cemburu terhadap orang-orang yang bukan umat dan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa yang bebal."

10:20 Dan dengan berani Yesaya mengatakan: "Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku."

10:21 Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah."

Orang Israel tidak mau menanggapi Firman. Kita menanggapi Firman itu dimulai dengan pikiran yaitu mengerti Firman. Supaya bisa mengerti Firman maka hamba Tuhan harus memberitakan Firman di dalam urapan Roh Kudus. Dan jemaat mendengar Firman juga dalam urapan Roh Kudus. Kita bukan mendengar pelajaran sekolah. Kalau pelajaran sekolah biar tanpa urapan sudah bisa kita terima. Tetapi untuk Firman kita perlu urapan Roh Kudus.

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

Kristus artinya yang diurapi. Jadi Firman Kristus adalah Firman dalam urapan Roh Kudus. Hamba Tuhan memberitakan Firman dalam urapan Roh Kudus, jemaat mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus. Urapan Roh Kudus ini yang mendorong kita mendengar dengan suatu kebutuhan, dengan suatu kesungguhan hati. Seperti anjing menjilat remah-remah roti, dia betul-betul butuh, tidak mau terlewatkan sedikitpun. Untuk kita tidak mau membiarkan satu katapun Firman terlewatkan. Seperti Samuel, tidak mau biarkan satu katapun Firman berlalu.

 

Roh Kudus menolong kita untuk menanggapi Firman dengan positif yaitu:

a)      Menanggapi Firman dengan pikiran, Firman itu tertulis, termeterai di pikiran kita, kita bisa mengerti Firman. Jadi bukan nanti ijazahnya tinggi baru bisa mengerti Firman. Ada yang mengatakan pengajaran ini tidak cocok untuk orang desa, siapa bilang! Yesus mengajar dari kota ke kota dan dari desa ke desa, semua bisa mengerti Firman. Kalau batas menggunakan logika, murid-murid Yesus tidak terpelajar tetapi bisa mengerti Firman. Ahli-ahli Taurat dan orang Farisi terpelajar tetapi tidak bisa mengerti Firman. Di sinilah pentingnya urapan Roh Kudus.

b)      Menanggapi Firman dengan hati yaitu percaya pada Firman, menjadi iman di hati kita.

c)      Menanggapi Firman dengan tangan yaitu kita melakukan Firman = taat pada Firman Tuhan, Firman tertulis di tangan kita.

 

Jadi kalau kita bisa menanggapi Firman dengan positif maka Firman tertulis dalam seluruh hidup kita sehingga tidak ada kesempatan antikristus memeterai kita dengan cap 666.

Wahyu 13:16

13:16 Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,

 

Untuk Firman bisa termeterai dalam seluruh hidup kita maka Firman harus diulang-ulang. Firman yang diulang itu memberi kesempatan untuk kita mengerti Firman, percaya Firman dan melakukan Firman. Kalau sekali diberitakan mungkin belum mengerti, diulang lagi tetapi belum yakin, diulang lagi sudah yakin. Diulang lagi sampai kita mempraktekan Firman Tuhan.

Ulangan 6:6-9

6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 

6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,

6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

 

Inilah domba yang memamah biak, Firman diulang-ulang. Firman ditulis di tangan, ditulis di pikiran dan ditulis pada tiang pintu rumah, sekarang menunjuk pintu hati kita. Firman ditulis lengkap dalam seluruh hidup kita, tidak ada tempat bagi antikristus untuk memberi cap 666. Firman yang diulang-ulang ini yang disebut Firman penggembalaan. Kalau kita mengikuti ibadah persekutuan selalu dengan tema yang sama, itulah Firman penggembalaan. Dalam setiap kita beribadah juga firman diulang-ulang. Diulang terus supaya memberikan kita kesempatan untuk mengerti, percaya sampai taat pada Firman. Jadi kita harus tergembala dengan benar dan baik supaya seluruh hidup kita ditulisi oleh Firman Tuhan. Mendengar itu sampai taat dan ketaatan pada Firman itu sampai daging tidak bersuara lagi. Pokoknya Firman datang hanya ya, lakukan saja. Teladan yang sempurna adalah Yesus.

Filipi 2:8

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Kalau Yesus bisa taat sampai mati, kita juga bisa karena sama-sama manusia! Yesus taat sampai berkorban nyawa = berkorban segala-galanya, itu juga yang mau kita lakukan. Taat itu mengulurkan tangan kepada Tuhan. Sepanjang hari Tuhan mengulurkan tanganNya kepada kita. Jadi sepanjang hari Tuhan sedia untuk menolong kehidupan kita dalam segala persoalan dan dalam segala keadaan. Tetapi dari pihak kita mau taat atau tidak. Seringkali tidak mendapat pertolong sebab Tuhan sudah ulurkan tangan tetapi kita tidak mau taat pada Firman, tidak mau angkat tangan pada Tuhan sehingga tidak ditolong. Sudah tidak tertolong salahkan Tuhan lagi. Inilah manusia, sudah tidak taat, begitu tidak ditolong dia bilang Tuhan yang salah.

 

Mari kita taat pada Firman, mengulurkan tangan kepada Yesus = mengasihi Tuhan. Kita juga mau taat sampai berkorban segalanya itu sama dengan mengasihi Tuhan lebih dari segalanya. Ketaatan itu sampai kita bisa berkata terserah Engkau Tuhan. Dalam setiap persoalan kita bisa berkata biarlah kehendakMu yang jadi. Kita sudah lakukan bagian kita yaitu mau taat pada Firman Tuhan, selebihnya nanti Tuhan yang kerjakan. Tuhan sedia mengulurkan tangan menolong kita tepat pada waktunya, tangan belas kasih dan kuasaNya diulurkan kepada kita.

 

Kita lihat contoh dan hasil ketaatan.

a)      Abraham, dia taat kepada Tuhan mempersembahkan anaknya yang dikasihinya, menjadi kebanggaannya, anak yang diandalkannya. Kita juga belajar taat, mempersembahkan apa yang kita kasihi, kita andalkan, kita banggakan kalau Tuhan minta. Di sini pengorbanannya adalah pengorbanan perasaan daging. Betapa berkecamuknya perasaan Abraham saat itu ketika dia mendengar perintah Tuhan, bawa anak itu ke gunung Moria dan persembahkan sebagai korban bakaran. Dia mau bilang apa pada isterinya, apa yang dia mau katakan pada anaknya. Perasaannya begitu campur aduk tetapi dia rela berkorban perasaan. Tetapi ada hasil, taat itu ada hasil yaitu bertemu Yehova Jireh.

Kejadian 22:11-14

22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."

22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.

22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."

 

Jadi apa yang kita korbankan tidak hilang, tetapi kita bertemu Yehova Jireh yaitu Allah yang sanggup menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil. Memang sakit bagi perasaan kita kalau mau taat pada Tuhan. Apalagi pekerjaan sementara bagus-bagus kemudian dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan sepenuh, itu korban perasaan.

 

Kita tidak dirugikan Tuhan, tetapi kita bertemu Yehova Jireh yang sanggup menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Bahkan di mana tempat Abraham mau mempersembahkan Ishak menjadi tempat dibangunnya Bait Allah Salomo. Jadi kalau kita mau taat, sekalipun berkorban perasaan, kita dipakai dalam pelayanan pembangunan Bait Allah yang rohani, Tubuh Kristus yang sempurna.

 

Kejadian 22:2

22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

 

II Tawarikh 3:1

3:1 Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu.

 

b)      Musa menghadapi laut Teberau. Ini beban moril bagi Musa sebab dia yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan. Tetapi belum jauh, masih dekat Mesir sudah menghadapi tantangan yang hebat, di mana di belakang Firaun dan pasukannya mengejar Musa dan bangsa Israel mau membunuh mereka. Tetapi Firman Tuhan pada Musa ‘berangkat! Ulurkan tanganmu ke atas Laut’. Musa mau taat sekalipun berkorban pikiran daging. Seharusnya yang masuk logika kita ada perahu, ada kapal untuk menyeberangi laut atau jalan berputar atau sembunyi dulu. Tetapi disuruh berangkat, ulurkan tangan ke atas laut.

Keluaran 14:16,21-22

14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.

14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

 

Seringkali kita menghadapi persoalan seperti yang Musa hadapi, tidak ada jalan keluar di mata manusia. Di depan buntu, di belakang buntu, kiri kanan tidak ada jalan. Di sini seringkali pikiran daging kita mulai muncul. Nanti kalau muncul pikiran daging mulut mulai bersungut-sungut dan mulai mempersalahkan. Orang Israel berseru-seru. Berseru-seru di sini bukan berseru memanggil nama Yesus tetapi saling mempersalahkan, terutama mempersalahkan Musa! Kita diperhadapkan dengan masalah yang pelik, yang tidak ada jalan keluar. Kalau pakai pikiran daging tambah hancur, tambah tidak ada jalan. Belajar taat pada Firman Tuhan sekalipun bertentangan dengan pikiran kita.

 

Hasilnya Tuhan mengulurkan tangan belas kasih, tangan kuasaNya membelah laut = menyelesaikan masalah yang kita hadapi sampai yang mustahil sekalipun. Bahkan Tuhan membuka jalan ke masa depan yang indah dan berhasil.  Tuhan juga memakai kehidupan kita. Dengan bangsa Israel menyeberangi laut Teberau, mereka bisa menuju ke Kanaan. Pengertian rohaninya bagi kita, menuju Kanaan adalah masuk dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Kita dipakai dalam kegerakan yang semakin membesar. Mari belajar untuk taat sekalipun berkorban logika kita.

 

Pikiran daging kita ketika menghadapi persoalan, muncul pertanyaan bagaimana mungkin, mana bisa. Tetapi kalau kita bisa taat melakukan Firman Tuhan, mujizat terjadi, maka muncullah dipikiran kita koq bisa! Itu juga yang saya alami dalam pelayanan, kalau pakai pikiran daging bagaimana mungkin, bagaimana bisa. Tetapi kalau lakukan Firman, koq bisa. Belajar taat pada Firman Tuhan, biar semua dikerjakan oleh Tuhan, mujizat terjadi dan kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, kegerakan yang semakin membesar sampai terbentuklah Tubuh Kristus yang sempurna.

 

c)      Petrus mengulurkan tangan saat hampir tenggelam.

Matius 14:27-30

14:27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"

14:28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."

14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.

14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

 

Orang kalau tenggelam pasti mengangkat tangan ke atas. Tidak mungkin tenggelam lalu tangannya di bawah. Itulah ketaatan Petrus di sini, menunjukan taat dalam situasi kondisi menghadapi angin dan gelombang sekalipun berkorban perasaan dan pikiran. Petrus sudah melakukan perintah Tuhan, disuruh datang, dia taat. Saat dia berjalan di atas air, tiba-tiba dia rasa tiupan angin, mulai bimbang dan hampir tenggelam. Itu juga yang seringkali terjadi dalam hidup kita. Sudah taat pada Firman Tuhan, tetapi begitu menghadapi angin dan gelombang, merasakan angin dan gelombang, mulai bimbang, mulai merosot, mulai tenggelam. Kalau positif naik, kalau negatif turun. Tuhan tolong jangan terjadi dalam kehidupan kita.

 

Apa yang seringkali membuat bimbang?

1)      Angin pengajaran palsu, itu yang membuat bimbang terhadap pengajaran yang benar. Padahal selama ini pengajaran yang benar sudah memberkati hidup kita, sudah membenahi nikah kita, membenahi pelayanan kita, tetapi dengar ajaran lain, apalagi ajaran itu mengenakan daging, mulai bimbang. Seringkali persoalan yang membuat bimbang terhadap pengajaran yang benar ketika menghadapi persoalan nikah. Datanglah angin pengajaran palsu yang memperbolehkan tentang nikah yang tidak benar. Mulailah bimbang terhadap pengajaran yang benar, pengajaran yang sehat.

2)      Kabar angin yaitu gosip-gosip, apalagi gosip tentang gembalanya yang belum tentu benar. Mulai bimbang terhadap pengajaran, oh begitu gembalaku, dia khotbah begini padahal lakukan yang lain.

 

3)      Gelombang dosa. Mau hidup benar dan suci rugi, mau melakukan dosa untung bahkan untung besar. Akhirnya tenggelam, disapu oleh gelombang dosa. Yang membuat bimbang karena kita masih mencari kesenangan dan keuntungan daging. Kalau pengajaran yang benar soal nikah harus begini begitu, setengah mati bagi daging, kalau angin pengajaran lain soal nikah boleh begini boleh begitu enak bagi daging. Akhirnya pilih yang salah. Soal gelombang dosa juga, kalau dalam pengajaran tidak boleh lakukan ini, tetapi saya rugi kalau tidak lakukan ini. Kalau di sana saya boleh lakukan, untung besar, akhirnya pilih pengajaran yang salah.

 

4)      Gelombang pencobaan dan gelombang masalah.

 

Semua ini membuat kita merosot, kalau sudah bimbang pasti merosot. Begitu merosot setan ganggu lagi pikiran, itu karena kamu di pengajaran makanya merosot. Padahal karena sudah bimbang, akhirnya pengajaran disalahkan lagi, penggembalaan juga disalahkan, mulai menyalah-nyalahkan.

 

Kita mau taat dan menyembah Tuhan maka tangan belas kasihan Tuhan, tangan kuasa Tuhan diulurkan kepada kita untuk mengangkat kita dari segala kemerosotan, memulihkan keadaan kita dan memakai kehidupan kita.

 

Petrus seorang laki-laki, gambaran suami, gambaran gembala. Karena dia taat maka dia bisa menasihati para perempuan untuk tunduk.

I Petrus 3:5-6

3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

 

Belajar taat dan tunduk. Mulai dari kami para suami. Saya gembala, saya juga suami harus menjadi teladan ketaatan pada Firman Tuhan dan menyembah Tuhan, sehingga bisa diteladani isteri dan anak. Kita mungkin sementara merosot, Tuhan sanggup memulihkan, sanggup mengangkat sehingga jasmani dan rohani dipulihkan Tuhan.

 

d)      Sara taat kepada Abraham apapun yang terjadi. Sampai diserahkan kepada laki-laki lain dia tetap taat. 2 kali dia diambil laki-laki lain tetapi tidak ada dia berkomentar negatif, tidak pernah mengamuk, tidak pernah memberontak, bahkan menyebut suaminya ‘tuanku’. Ini menjadi teladan kita gereja Tuhan, kita harus taat pada Yesus suami kita apapun yang terjadi, sekalipun pahit bagi daging. Betapa pahitnya hati seorang isteri kalau tidak diakui suaminya sebagai isteri. Dia sudah korbankan segalanya, tinggalkan rumahnya, tinggalkan semuanya ikut Abraham ke negeri perjanjian, lalu di tengah jalan hanya di kasih kepada laki-laki lain. Seringkali kita seperti itu, kita sudah ikut Yesus, ikut pengajaran yang benar, di tengah perjalanan rohani kita diperhadapkan dengan pengalaman yang pahit bagi daging. Masihkah kita taat pada Firman Tuhan atau ngomel salahkan Tuhan, salahkan siapa-siapa.

 

Hasil dari ketaatan: tangan belas kasih dan kuasa Tuhan sanggup membuka pintu rahim Sara. Artinya sanggup membuka pintu-pintu yang tertutup bagi kita di dunia ini. Sampai membuka pintu Sorga bagi kita. Pembukaan pintu-pintu di dunia sampai pembukaan pintu Sorga itu tergantung ketaatan kita. Kalau taat pasti terbuka semuanya, Tuhan tidak pernah menipu. Kalau taat Tuhan buka jalan, taat lagi Tuhan buka jalan, sampai pintu Sorga terbuka bagi kita semua.

 

e)      I Petrus 5:5-6

5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." 

5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

 

Mari kita kaum muda taat pada Firman Tuhan, taat pada orang tua. Ketaatan pada Firman itu dimulai dari dalam rumah tangga, taat pada orang tua. Oh saya sudah taat om, puji Tuhan. Sudah taat soal apa? Soal studi taat, soal pekerjaan taat, tetapi ada satu yang susah untuk taat yaitu soal jodoh. Biar papa mamanya menangis, apalagi kalau sudah salah tidak sesuai Firman, tetap tidak taat ‘tidak bisa, saya yang menjalani hidup saya, bukan papa mama’. Begitu terjadi apa-apa, siapa yang duluan dia cari? Papa mama. Makanya taat, semua Tuhan atur yang baik, Tuhan berikan yang baik kalau kita taat.

 

Menikah itu jangan sampai salah pilih. Ada 3 hal yang tidak boleh salah pilih karena itu menentukan nasib kita di bumi sampai di akherat.

1)      Pengajaran

2)      Penggembalaan

3)      Nikah

 

Tidak seperti pakaian bisa kita tukar kalau salah beli ukuran. Kalau tokonya tidak terima bisa kita jual lalu beli yang baru. Kalau nikah tidak bisa begitu! Tidak cocok, ganti yang lain, tidak boleh! Sebab itu ketaatan menentukan, kalau taat Tuhan berikan yang terbaik, masuk nikah sorga mini, bersuasana sorga. Tetapi kalau tidak taat, paksakan keinginan daging, masuk nikah neraka mini sampai masuk neraka sesungguhnya selama-lamanya.

 

Kita manusia ini banyak masalah, masuk nikah bertambah masalah. Secara pribadi sudah ada masalahnya. Masuk nikah 2 orang, double masalahnya. Jadi yang mau menikah ingat-ingat, masuk nikah masuk dalam masalah. Tetapi kalau taat pada Firman masalah teratasi, selesai semua. Tetapi kalau tidak taat, sudah masuk masalah tidak taat lagi, tambah terus masalahnya, sampai nanti masuk dalam kebinasaan kekal.

 

Kalau taat tangan Tuhan mengangkat kehidupan kita pada waktunya. Mungkin sudah terjadi kejatuhan, tetapi mau belajar taat, selesaikan semua, akui kepada Tuhan, akui kepada orang tua. Semua diangkat oleh Tuhan pada waktunya. Secara rohani juga semua diangkat, sampai nanti kita diangkat ke awan-awan bertemu Yesus waktu Dia datang kembali, masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Jadi ketaatan menentukan pintu-pintu terbuka atau tertutup bagi kita. Ketaatan menentukan kita terangkat atau tidak. Belajar taat, ulurkan tangan kepada Tuhan sampai bisa berseru terserah Engkau Tuhan. Tuhan mengulurkan tangan, Tuhan turun tangan untuk membela, menolong, menyelesaikan semuanya, mengangkat kita pada waktunya.

 

Tuhan Memberkati

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar