Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Imamat 27:1-8
27:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
27:2 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seorang mengucapkan nazar khusus kepada TUHAN mengenai orang menurut penilaian yang berlaku untuk itu,
27:3 maka tentang nilai bagi orang laki-laki dari yang berumur dua puluh tahun sampai yang berumur enam puluh tahun, nilai itu harus lima puluh syikal perak, ditimbang menurut syikal kudus.
27:4 Tetapi jikalau itu seorang perempuan, maka nilai itu harus tiga puluh syikal.
27:5 Jikalau itu mengenai seorang dari yang berumur lima tahun sampai yang berumur dua puluh tahun, maka bagi laki-laki nilai itu harus dua puluh syikal dan bagi perempuan sepuluh syikal.
27:6 Jikalau itu mengenai seorang dari yang berumur satu bulan sampai yang berumur lima tahun, maka bagi laki-laki nilai itu harus lima syikal perak, dan bagi perempuan tiga syikal perak.
27:7 Jikalau itu mengenai seorang yang berumur enam puluh tahun atau lebih, jikalau itu mengenai laki-laki, maka nilai itu harus lima belas syikal dan bagi perempuan sepuluh syikal.
27:8 Tetapi jikalau orang itu terlalu miskin untuk membayar nilai itu, maka haruslah dihadapkannya orang yang dinazarkannya itu kepada imam, dan imam harus menilainya; sesuai dengan kemampuan orang yang bernazar itu imam harus menentukan nilainya.
Ini mengenai nazar pentahbisan, mengkhususkan orang untuk melayani Tuhan. Semua orang bernilai untuk melayani Tuhan, jadi jangan kita merendahkan orang lain atau pelayanan orang lain. Nilai nazar di sini sudah ditentukan, sekarang untuk kita arti secara rohani.
Di sini ada nilai nazar untuk manusia:
Usia 20 sampai 60 tahun bagi laki-laki 50 syikal, bagi perempuan 30 syikal.
Usia 5 sampai 20 tahun bagi laki-laki 20 syikal, bagi perempuan 10 syikal.
Usia 1 bulan sampai 5 tahun bagi laki-laki 5 syikal, perempuan 3 syikal.
Usia lebih 60 tahun bagi laki-laki 15 syikal, perempuan 10 syikal.
Kita bahas yang pertama, usia 20 sampai 60 tahun. Ini adalah usia dewasa. Diberikan kesempatan untuk melayani Tuhan, dengan membayar 50 syikal bagi laki-laki dan 30 syikal untuk perempuan.
Angka 50 secara rohani adalah angka Pentakosta atau kepenuhan Roh Kudus. Pesta Pentakosta itu hari yang kelima puluh.
Imamat 23:15-16
23:15 Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu;
23:16 sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN.
Kisah Para Rasul 2:1-2
2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
2:2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
Hari pencurahan Roh Kudus terjadi pada hari Pentakosta, hari ke-50. Jadi angka 50 angka Pentakosta = kepenuhan Roh Kudus. Jadi melayani Tuhan harus dengan kekuatan Roh Kudus, bukan dengan kekuatan daging! Kalau melihat para hamba Tuhan yang usia lanjut bisa melayani sampai sekarang itu bukan karena kekuatan daging, itu kekuatan Roh Kudus. Kita yang masih muda jangan mengandalkan kekuatan daging, tetapi dengan kekuatan Roh Kudus.
Angka 30 adalah angka penebusan oleh darah Yesus. Yesus dijual seharga 30 keping perak.
Matius 26:14-15
26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.
26:I15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
Jadi melayani Tuhan harus dengan penghargaan setinggi-tingginya atas Korban Kristus sekalipun kita harus membayar harga, berkorban apa saja untuk melayani Tuhan. Yesus dijual seharga 30 keping perak, disamakan dengan lembu nakal yang suka menanduk. Kalau ada lembu yang nakal, menanduk budak seseorang, apalagi sampai mati, harus didenda 30 keping perak. Kemudian lembunya itu harus dilempari batu sampai mati.
Keluaran 31:32
21:32 Tetapi jika lembu itu menanduk seorang budak laki-laki atau perempuan, maka pemiliknya harus membayar tiga puluh syikal perak kepada tuan budak itu, dan lembu itu harus dilempari mati dengan batu.
Lembu secara rohani menunjuk hamba Tuhan dan pelayan Tuhan. Jadi Yesus digambarkan seperti hamba Tuhan yang suka melawan, yang tidak taat pada Firman.
I Korintus 9:9-10
9:9 Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan?
9:10 Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.
Yesus rela disamakan dengan lembu nakal = hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang tidak taat. Hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang tidak taat pada Firman seharusnya mati, tetapi Yesus yang rela menggantikan di kayu salib. Kalau kita melihat pelayanan kita sendiri, masih banyak kelemahan kekurangan kita, masih banyak ditandai dengan ketidaktaatan dan sikap-sikap perlawanan terhadap Firman Tuhan, tetapi Yesus sudah rela mati berkorban nyawa untuk kita. Bukan berarti kita meneruskan sikap yang salah dalam pelayanan, tetapi apa yang salah diperbaiki. Tidak taat, yang suka melawan, diperbaiki semua, biar kita melayani Tuhan dengan benar dan baik. Sebab itu hargailah setinggi-tingginya Korban Kristus, salib Yesus. Kita renungkan seharusnya kita yang mati di kayu salib, tetapi Yesus telah menggantikan saya, sebab itu saya harus melayani lebih baik lagi, lebih sungguh-sungguh lagi, lebih taat lagi, lebih dengar-dengaran lagi pada Firman Tuhan.
Salib membedakan hamba Tuhan pelayan Tuhan dalam 3 kelompok. Tahun ini tahun pemisahan, kalau sikapnya tidak sungguh-sungguh menghargai salib, pasti terpisah dari Tubuh Kristus.
I Korintus 1:18,22-23
1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
1:22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
1. Orang Yahudi. Ini orang yang menyalibkan Yesus, salib adalah kebodohan bagi mereka. Jadi orang Yahudi adalah orang yang taat beribadah, orang yang beragama, orang yang melayani Tuhan tetapi bodoh di hadapan Tuhan karena menyalibkan Yesus. Salib adalah kebenaran Allah. Orang Yahudi giat beribadah namun tanpa kebenaran Allah. Malah mendirikan kebenaran diri sendiri.
Roma 10:1-3
10:1 Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan.
10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.
10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
Yesus disalibkan oleh mereka, Yesus adalah kebenaran Allah. Yang terjadi pada orang Yahudi ini, bisa juga kena kepada kita. Karena dikatakan apa yang terjadi bagi orang Israel adalah pembelajaran bagi kita yang hidup di akhir zaman. Mereka giat beribadah tetapi tanpa kebenaran Allah, menolak Yesus, tanpa salib.
Prakteknya:
a) Beribadah melayani Tuhan tetapi tanpa pembukaan rahasia Firman yang menyucikan. Praktek yang benar bahwa itu pembukaan rahasia Firman adalah menyatakan dosa, memperbaiki kelakuan, mendidik orang dalam kebenaran. Kalau mengaku pembukaan Firman tetapi dosa tidak dinyatakan atau sudah menyatakan dosa tetapi tidak memperbaiki. Hanya dinyatakan ini salah, itu salah, tetapi tidak ditunjukan perbaikannya bagaimana! Betul pembukaan rahasia Firman itu menyatakan kesalahan tetapi ada kelanjutannya.
II Timotius 3:16
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Kadangkala kami hamba Tuhan hanya sampai menyatakan kesalahan, ini salah, itu salah, tetapi tidak ada diperbaiki bagaimana yang benar. Ini nikah yang salah, selanjutnya harus diperbaiki. Ini pelayanan yang salah, diperbaiki. Seharusnya seperti itu. Dan dididik dalam kebenaran. Inilah pembukaan rahasia Firman. Yesus harus mati di kayu salib untuk membuka rahasia Firman bagi kita. Ketika rasul Yohanes melihat kitab yang termeterai, dia menangis amat sedih karena tidak ada seorangpun yang dapat membukanya. Tetapi malaikat berkata jangan kau menangis, singa dari suku Yehuda telah membukakan. Yesus Anak Domba Allah yang telah tersembelih, itu yang sanggup membukakannya.
Jadi, praktek giat beribadah tanpa kebenaran Allah, hanya mendirikan kebenaran diri sendiri adalah beribadah melayani tanpa pembukaan rahasia Firman Tuhan yang menyucikan.
Wahyu 5:5-6,9
5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
5:6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Yesus sudah mati di kayu salib, Dia layak membuka rahasia Firman. Dialah yang membukakan rahasia Firman kepada kita.
b) Beribadah melayani tetapi hanya menyenangkan daging. Sampai Firmanpun dicocokan dengan daging, dengan kepentingan daging. Seharusnya A tetapi supaya cocok dengan kepentingan dagingnya dibilang B.
c) Yohanes 2:23-24
2:23 Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.
2:24 Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,
Hanya mengejar tanda dan mujizat secara jasmani. Orang semacam ini percaya Yesus namun Yesus tidak mempercayakan diriNya kepada orang itu. Ini iman yang rapuh, iman sepihak, sehingga mudah disesatkan. Kalau mencari Yesus hanya mencari tanda dan mujizat yang jasmani mudah sekali untuk disesatkan oleh antikristus dan nabi palsu sebab antikristus juga mengadakan mujizat jasmani sampai menurunkan api dari langit.
Wahyu 13:13-14
13:13 Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
13:14 Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
Sekarang ini banyak orang bisa mengadakan tanda-tanda jasmani, tanda-tanda heran. Tetapi tujuannya hanya untuk mengeruk uang, untuk perkara-perkara yang jasmani.
Kalau disimpulkan ibadah pelayanan tanpa kebenaran Allah adalah ibadah pelayanan tanpa Firman yang menyucikan, sehingga hanya mengenakan daging, hanya menampilkan mujizat-mujizat jasmani. Mudah disesatkan oleh antikristus dan nabi palsu.
Sebaliknya ibadah yang benar berisi kebenaran Allah yaitu pembukaan rahasia Firman Allah yang menyucikan, memang sakit bagi daging tetapi menghasilkan penyucian dan mujizat-mujizat rohani. Mujizat rohani itulah keubahan hidup, dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Ini mujizat yang tidak bisa ditiru oleh setan. Kalau mujizat secara jasmani, sampai membangkitkan orang mati ditiru oleh setan, menurunkan api bisa. Tetapi mengubahkan orang menjadi baik sampai sempurna seperti Yesus, tidak bisa!
Kita periksa bagaimana ibadah kita selama ini, kalau ada pembukaan rahasia Firman, rasanya memang sakit bagi daging. Dalam kitab Wahyu, malaikat menyuruh supaya Yohanes makan kitab yang terbuka itu. Begitu dia makan terasa manis di mulut seperti madu, tetapi begitu sampai di dalam perutnya terasa pahit. Itulah pembukaan rahasia Firman, pahit atau sakit bagi daging.
Wahyu 10:9-10
10:9 Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."
10:10 Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
Sakit dan pahit bagi daging kita tetapi menghasilkan mujizat-mujizat rohani yaitu keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani. Kita bisa raba diri kita sendiri, kita beribadah selama ini, di gereja ada pembukaan rahasia Firman atau tidak. Kita bisa bercermin pada Firman, ada keubahan hidup. Dulu kelakuannya tidak seturut dengan Firman Tuhan, sekarang sudah bisa selaras dengan Firman Tuhan. Dulunya tempramen, suka membantah sekarang sudah berubah. Memang tidak serta merta langsung sempurna seperti Yesus tetapi ada proses.
2. Orang Yunani yaitu hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang bersandar pada logikanya, berhikmat secara duniawi. Itu yang dia andalkan. Namun oleh hikmat dunia justru menolak salib. Tidak mau salib, tidak mau merobek dan menyalibkan dagingnya. Berarti di hadapan Tuhan dia bodoh! Karena semuanya didekati dengan logikanya, akhirnya bisa murtad meninggalkan Yesus, tidak percaya kepada Yesus.
Pintarnya manusia itu bodohnya Allah.
I Korintus 1:25,27 (Terjemahan Lama)
1:25 Karena kebodohan Allah itu lebih besar hikmatnya daripada manusia; dan kelemahan Allah itu lebih gagah daripada manusia.
1:27 tetapi yang bodoh di dalam dunia ini dipilih Allah, supaya Ia mempermalukan orang yang berhikmat itu, dan yang lemah di dalam dunia ini dipilih Allah, supaya Ia mempermalukan yang gagah itu;
Kalau mendekati Firman dengan logika, di hadapan Tuhan orang itu adalah orang yang bodoh! Tidak bisa dengan logika, Firman harus didekati dengan iman bukan dengan akal pikiran kita manusia. Karena kita manusia ini sangat terbatas, siapa yang bisa menyelami tentang Tuhan. Yang bisa mengetahui isi hati Tuhan adalah Roh Kudus, Roh Kudus itu yang memberitahukannya kepada kita. Tidak bisa kita periksa lalu memakai pikiran kita yang sangat terbatas ini. Orang seperti ini mau mempelajari Tuhan dengan pikirannya sendiri dengan hikmat dunia. Hikmat dunia itu ilmiah, tidak mungkin bertemu ilham Tuhan. Kita dekati Firman bukan dengan logika kita manusia tetapi dengan iman. Iman itu lebih tinggi dari logika, kalau iman bisa menerima maka logika bisa menerima.
Roma 10:8
10:8 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
Dekati dengan hati, dengan iman, bukan dengan logika kita sendiri. Hikmat dunia itu ilmiah tidak akan mungkin bisa bertemu dengan ilham. Kalau menggunakan logika nanti kita pasti berpikir, kenapa Yesus harus menempuh jalan yang hina, jalan salib untuk dipermuliakan! Kan Dia Allah, bisa saja langsung mengubah hati manusia jadi baik semua tanpa harus menempuh jalan salib. Sehingga akhirnya orang itu menolak salib, maunya hanya yang enak-enak bagi daging.
I Korintus 1:25
1:25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
Sekarang banyak di media sosial, mau membuat kita berpikir tentang Yesus menggunakan Yesus dengan logika, akhirnya disesatkan. Sehingga ketika menghadapi sengsara dia berpikir ini tidak logis, masa begini ikut Yesus. Akhirnya pindah keyakinan.
3. Orang yang mau menerima salib sehingga memiliki hikmat dan kekuatan dari Tuhan.
I Korintus 1:18,23-24
1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
1:24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Yesus yang disalibkan itu kekuatan Allah dan hikmat Allah. Makanya tidak bisa dimengerti oleh orang yang mengandalkan logikanya, karena tidak bisa memahami hikmat Allah. Kita yang mau menerima salib, pada kita ada hikmat Allah, pada kita ada kekuatan Allah sehingga kita bisa memiliki pikiran dan perasaan Yesus. Kita melayani bukan lagi menggunakan pikiran dan perasaan daging kita tetapi dengan pikiran dan perasaan Yesus.
Kadangkala ketika kita melayani, apalagi saat terjepit, muncul pikiran daging dan perasaan daging sehingga mulai memberontak terhadap Tuhan, pakai cara-cara yang tidak sesuai Firman. Bagaimana supaya pikiran dan perasaan daging kita ini bisa kita taklukan untuk diisi dengan pikiran dan perasaan Yesus.
II Korintus 10:5
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
Pikiran dan perasaan daging harus ditaklukkan kepada Yesus. Kristus artinya yang diurapi. Jadi supaya pikiran dan perasaan daging ini bisa ditaklukkan, kita bisa memiliki pikiran dan perasaan Yesus maka harus dikuasai oleh urapan Roh Kudus, harus ditawan oleh Roh Kudus.
Proses pikiran perasaan daging dikuasai oleh urapan Roh Kudus:
a) Imamat 21:12
21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Jangan keluar dari ruangan suci = masuk kandang penggembalaan.
Tekuni 3 macam ibadah pokok.
1) Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, persekutuan dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman pengajaran yang benar dan korbanNya. Kita mendapat makanan
2) Pelita emas ketekunan dalam ibadah raya, persekutuan dengan Allah Roh Kudus dalam karunia-karuniaNya, dalam urapanNya. Kita mendapat minum air kehidupan.
3) Mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasihNya. Kita bernafas di dalam kasih Allah.
Tekuni 3 macam ibadah pokok supaya pikiran kita dikuasai Roh Kudus. Dalam penggembalaan daging dibendung supaya jangan liar. Terutama pikirannya jangan liar ke sana kemari. Kalau pikiran sudah liar ke sana kemari, nanti perbuatannya juga liar! Makanya harus dibendung, diikat di dalam kandang penggembalaan. Mari tekuni 3 macam ibadah pokok. Terima kasih sidang jemaat sudah belajar bertekun dalam penggembalaan. Memang sakit bagi daging kalau kita mau bertekun di dalam penggembalaan, tetapi pikiran kita ditaklukkan kepada Yesus. Biar pikiran dan perasaan Yesus ada di dalam kita sekalian.
b) Ibrani 4:12-13
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Yang kedua pikiran dan perasaan atau hati harus ditusuk atau disucikan oleh pedang Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Ayat 12 itu pedang Firman, ayat 13 itu urapan Roh Kudus.
Kalau sudah diikat dagingnya, tidak sulit untuk diitusuk, tinggal disucikan. Masuk kandang penggembalaan untuk disucikan lewat Firman pengajaran yang benar. Memang proses penyucian itu sakit bagi daging, sebab itu penting urapan Roh Kudus. Di mana ada Roh Kudus ada kemerdekaan, ada kebebasan. Makanya pembukaan Firman tidak bisa dibatasi oleh apapun.
II Korintus 3:17
3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
Untuk kami hamba Tuhan, menyampaikan Firman harus dalam urapan Roh Kudus. Sidang jemaat juga mendengarkan Firman dalam urapan Roh Kudus sehingga tidak bisa dibatasi oleh apapun. Tidak bisa dibatasi oleh waktu, situasi kondisi, oleh pikiran perasaan daging kita, Firman itu bergerak leluasa untuk menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita sekalian.
Untuk kami hamba Tuhan, kalau tanpa urapan Roh Kudus bisa menyampaikan Firman dengan emosi daging, pikiran daging, perasaan daging. Jangan tajam dan keras, nanti jemaat keluar, itu perasaan daging muncul. Atau pikiran daging muncul, nanti kalau terlalu panjang tidak bisa dimengerti jemaat, biar dikurangi saja waktunya. Atau yang seringkali terjadi menyampaikan Firman tetapi hanya tembak-tembak orang. Itu menyampaikan Firman dengan rasa jengkel, dengan dengki, dengan amarah.
Filipi 1:15
1:15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.
Memberitakan dengan dengki dan perselisihan. Ini tanpa urapan! Sidang jemaat juga kalau mendengar Firman tanpa urapan Roh Kudus nanti muncul pikiran dan perasaan daging. Begitu dengar Firman dia langsung merasa ‘saya itu yang ditembak!; Padahal bukan dia. Sebenarnya kalau dosa kita dinyatakan Tuhan itu kemurahan Tuhan, itu kasih sayang Tuhan kepada kita. Tetapi kalau sudah pikiran dan perasaan daging yang muncul, dia tersinggung, marah. Atau dia sadar ketika dosanya ditunjuk, tetapi perasaan daging muncul, malu dan takut untuk mengaku. Makanya perlu diurapi oleh Roh Kudus. Setiap kita berdoa masuk Firman minta urapan Roh Kudus. Saya hamba Tuhan khotbah dengan urapan Roh Kudus, jemaat menerima Firman dengan urapan Roh Kudus maka Firman itu bekerja leluasa dalam kehidupan kita, kita percaya dan yakin bahwa Firman itu sungguh-sungguh perkataan Allah dan terjadilah penyucian.
I Tesalonika 2:13
2:13 Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi — dan memang sungguh-sungguh demikian — sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.
Kita percaya Firman itu adalah perkataan Allah, sekalipun keras tetapi masuk dalam hati kita menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita sekalian. Itu karena menyampaikan Firman dan mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus.
Ada lagi yang berkata Firman ini tidak cocok untuk orang di desa, itu kalau pakai pikiran daging! Semua karena urapan Roh Kudus dan tergantung penyerahan diri kita sehingga Firman itu bisa masuk, bisa kita terima untuk menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita sekalian.
Jadi, Firman pengajaran dan urapan Roh Kudus bekerja sama untuk menyucikan dan mengubahkan kita terutama pikiran dan perasaan kita sampai memiliki pikiran dan perasaan Yesus. Ada 7 pikiran dan perasaan Yesus:
Filipi 2:5-8
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
1) Penyerahan diri sepenuh! Yesus rela mati di kayu salib bukti penyerahan diriNya sepenuh kepada Bapa Sorgawi. Kalau pakai pikiran daging bisa berkata “Dia Allah koq mati, masa Allah disalibkan”. Yesus mengambil rupa seperti kita manusia, jadi yang disalibkan kemanusiaanNya. Itu teladan untuk kita juga mematikan daging kita. Seruan Yesus di kayu salib adalah seruan kita manusia berdosa, Yesus yang mewakili. Yesus mati di kayu salib, bukti penyeraan sepenuh kepada Bapa Sorgawi. Kita juga harus belajar demikian. Dalam menghadapi persoalan apapun, serahkan sepenuh kepada Tuhan, bukan dihadapi dengan kekuatan kita sendiri. Kalau masih mengandalkan kekuatan kita 100%, Yesus 0%. Begitu kita mulai berserah, kekuatan kita 80%, Yesus 20%. Lebih matikan lagi daging, kita 50% Yesus 50%. Terus menyerah sampai 0 maka Yesus 100% bekerja dalam diri kita.
Penyerahan diri mulai dari menyerahkan kekuatiran.
I Petrus 5:7
5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Serahkan semua, kuatir tentang kebutuhan hidup hari ini, tentang masa depan, kuatir tentang kematian, serahkan semuanya, Tuhan yang memelihara. Apalagi kami hamba Tuhan, dalam pelayanan serahkan semua kepada Tuhan, biar Tuhan yang bekerja.
Kita ini prajurit, komandan kita Yesus, tidak usah pusing soal hidup sehari-hari. Senangkan saja Yesus, maka urusan makan minum, urusan sehari-hari itu menjadi urusannya Yesus. Dia sudah siapkan semua, Dia sanggup menyediakan untuk kita.
II Timotius 2:3-4
2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
Tidak usah kuatir soal yang jasmani, yang penting Tuhan senang. Yang jasmani itu urusannya Tuhan! Tuhan pemelihara jiwa dan roh, maka tubuh juga Dia pelihara. Apa lagi yang kita mau ragukan dan kuatirkan, serahkan semua, penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Itu pikiran dan perasaan Yesus. Bukan berarti tidak usah bekerja tidak usah sekolah. Silahkan kerja, silahkan sekolah, tetapi segala kekuatiran kita serahkan kepada Tuhan, hidup kita serahkan kepada Tuhan, biar Tuhan yang atur semua dan pasti baik adanya.
2) Tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan. Artinya menanggalkan segala kebanggaan dan harga diri untuk bisa menerima Firman dan untuk bisa menerima ujian! Saat kita diuji seringkali harga diri dan kebanggaan-kebanggaan kita muncul. Saya diperlakukan begini, dia tidak tahu saya ini siapa, saya hadapi dia! Tanggalkan semua! Yesus adalah Allah, tetapi Dia tanggalkan semuaNya. Bisa saja Yesus menghindar dari salib dan memang tidak perlu Yesus disalib sebab Dia tidak berdosa. Waktu mau ditangkap di taman Getsemani Yesus bertanya siapa yang kamu cari? Yesus orang Nazaret. Yesus berkata Akulah Dia. Waktu Yesus berkata Akulah Dia langsung rubuh para prajurit, Yesus berkuasa. Setelah ditanya kedua kali, Yesus berkata Akulah Dia lalu Yesus ditangkap, dibelengggu, dibawa, sampai dihukum mati. Yesus tidak membawa kesetaraannya dengan Allah. Ketika dicaci maki Yesus tidak membalas dengan caci maki. Yesus berkata kepada Pilatus. kerajaanKu bukan dari dunia ini, kerajaanKu dari atas. Yesus bisa saja memanggil malaikat-malaikatnya, tetapi Dia tanggalkan semuanya untuk menerima salib.
Ayo tanggalkan harga diri kita untuk menerima Firman, untuk menerima ujian. Kadangkala kita dicaci maki orang, digosipkan, difitnah, dipersalahkan. ada sesuatu terjadi di tempat lain, yang salah kita. Tetapi tanggalkan harga diri dan kebanggaan untuk menerima ujian.
Dibalik salib ada kemuliaan. Kalau kita diam, Tuhan membela. Kalau bereaksi daging, Tuhan tidak membela. Dalam menghadapi tuduhan macam-macam kita bisa berdiam diri.
Markus 15:1-5
15:1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.
15:2 Pilatus bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya."
15:3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia.
15:4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"
15:5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran.
Dari Yesus kita belajar kapan kita harus berbicara dan kapan kita harus berdiam diri. Kita berbicara ketika kita menyaksikan kebenaran. Kapan kita harus berdiam diri? Ketika kita dituduh yang tidak kita lakukan. Kita dipersalahkan sekalipun tidak melakukan hal itu. Itu menanggalkan kebanggaan dan menanggalkan harga diri untuk menerima Firman dan bisa menerima ujian. Kalau membela diri bahkan balik mempersalahkan, sama saja dengan orang itu.
3) Mengosongkan diri
4) Menjadi seorang hamba. Poin c dan d digabungkan artinya melayani Tuhan tanpa menuntut hak (kosong) dan hanya melakukan kewajiban! Kita tidak memikirkan diri kita sendiri, tetapi memikirkan kepentingan Tubuh Kristus! Itulah yang disebut dengan Doulos.
Lukas 17:7-10
17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
Lukas 17:10 (Terjemahan Lama)
17:10 Demikianlah juga kamu, apabila kamu sudah berbuat segala perkara yang diperintahkan atasmu itu, berkatalah: Bahwa kami ini hamba yang tiada berguna; kami hanya berbuat barang yang wajib atas kami."
Tidak menuntut hak makan minum sekalipun itu hak kita. Yesus dalam melayani bersama murid-muridNya, makanpun tidak sempat, tidak menuntut soal makan minum. Apa lagi yang dituntut? Ucapan terima kasih. Itu sebenarnya hak kita, kita memberikan pelayanan dan orang berterima kasih, tetapi kita tidak menuntut itu. Apa lagi yang sering dituntut? Pujian! Lakukan saja kewajiban kita.
Yesus mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, melayani hanya melakukan kewajiban. Apa kewajiban hamba Tuhan pelayan Tuhan?
Pengkhotbah 12:13
12:13 Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
Kewajiban kita takut akan Tuhan dan berpegang pada perintahNya, taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan, pegang teguh Firman pengajaran yang benar.
5) Menjadi sama dengan manusia. Manusia ini banyak kelemahannya. Jadi artinya mengaku banyak kelemahan, banyak kekurangan sehingga selalu mengandalkan Tuhan! Sekuat-kuatnya manusia bisa sakit juga. Sekalipun kaya bisa stres juga, tidak kaya apalagi. Banyak kelemahan, banyak kekurangan sehingga kita selalu mengandalkan Tuhan.
6) Merendahkan diri. Artinya:
Ø Filipi 2:3
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
Menganggap yang lain lebih utama dari pada kita. Terutama Tuhan, sehingga ketika kita dipakai oleh Tuhan, diberkati oleh Tuhan tidak akan bangga dan sombong. Kesombongan itu permulaan kejatuhan. Begitu dipakai lalu sombong, sebentar lagi orang itu jatuh! Lucifer jatuh karena sombong. Ayo jangan ada itu! Kita anggap yang lain lebih utama dari pada diri kita sendiri. Kalau bisa menganggap yang lain lebih utama, bisa bekerja saja dalam pelayanan, tidak akan mempersalahkan orang, tidak akan menghakimi orang. Kalau menyalahkan orang, kita tunjuk dengan 1 jari tetapi 3 jari mengarah pada kita. Mengaku 1 pengajaran, satu almuni, 1 persekutuan, seharusnya bisa satu! Kenapa tidak bisa satu? Karena tidak bisa menganggap orang lain lebih utama, merasa dirinya lebih utama, tidak bisa kerja sama!
Filipi 2:4
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Tujuan memberitakan Firman untuk membawa jemaat menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna. Sebarkan Firman Tuhan untuk membawa jiwa-jiwa masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus, bukan untuk siapa-siapa tetapi untuk Tuhan.
Ø Kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, bukan mempersalahkan orang.
Ø Kemampuan untuk menerima kenyataan yang ada sehingga bisa mengucap syukur dalam segala hal.
7) Taat sampai mati di kayu salib, taat pada Firman Tuhan sampai daging tidak bersuara lagi.
Inilah 7 pikiran dan perasaan Yesus yang harus ada pada kita sekalian. 7 ini angka sempurna. Kalau ini ada berarti kita sedang diarahkan untuk masuk dalam Tubuh Kristus yang sempurna. 7 itu angka perhentian, kalau ini ada pada kita maka kita mengalami perhentian, ketenangan, damai sejahtera. Biarlah pikiran dan perasaan Yesus ada pada kita sekalian, taklukkan pikiran perasaan kita kepada Yesus, kita dikuasai oleh urapan Roh Kudus.
Hasilnya:
Filipi 2:9-11
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Hasilnya kita menerima kuasa nama Yesus yaitu:
a) Kuasa pengangkatan. Tidak bisa kita pungkiri, dalam perjalanan pengikutan kita kepada Tuhan banyak ditandai dengan kejatuhan. Daud yang hebat juga pernah jatuh. Tetapi kuasa nama Yesus sanggup mengangkat dan memulihkan kembali kehidupan kita. Kalau pikiran perasaan Yesus ada pada kita maka saat kita jatuh, saat merosot bisa diangkat kembali, semua dipulihkan oleh Tuhan. Secara jasmani juga kita mengalami kuasa pengangkatan, saat gagal diangkat dan dipulihkan, semua menjadi berhasil, indah pada waktunya.
Diangkat juga artinya semakin dipakai Tuhan untuk kemuliaan nama Tuhan. Kerinduan kita supaya semakin dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, waktu Yesus datang kita sama mulia dengan Dia.
b) Ada kuasa kemenangan atas trio setan. Di langit itu setan di udara dengan roh jahat, roh najis dan roh durhaka. Yang ada di bumi nabi palsu dengan roh dusta dan ajaran palsu. Ada di bawah bumi itu antikristus dengan ikatan uang dan roh hujat, roh kebencian. Setan sumbernya dosa, kita menang atas dosa. Setan sumbernya masalah, kita menang atas masalah. Setan sumber segala yang jelek. Kita menang atas setan, semua menjadi baik sampai sungguh amat baik. Ketika manusia diciptakan Tuhan berfirman berkuasalah atas burung-burung di udara, berkuasalah atas binatang yang merayap, atas binatang di darat, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan Tuhan berfirman sungguh amat. Baik. Setan dikalahkan semua baik sampai sungguh amat baik
c) Ada kuasa pembaharuan. Segala lidah mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Pembaharuan hidup dimulai dari lidah, hanya mengaku Yesus adalah Tuhan artinya mengaku dosa. Artinya juga menyembah Tuhan, lidah hanya untuk menyembah berseru haleluya. Sampai lidah tidak salah lagi dalam perkataan, itu yang disebut sempurna, kita bisa menyambutnya di awan-awan dengan seruan haleluya.
Yakobus 3:2
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Wahyu 19:7
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Lidah ini menentukan apa garis akhir hidup kita, masuk pesta nikah Anak Domba Allah atau masuk pesta pembantaian daging. Kalau lidah sudah dibaharui arahnya ke pesta nikah Anak Domba Allah. Lidah kalau tidak dibaharui arahnya ke pesta pembantaian daging. Lidah yang disucikan, yang dibaharui itu pasti satu suara, berseru haleluya menyambut Yesus.
Tetapi kalau tidak dibaharui, suaranya beda-beda karena menghadapi aniaya pembantaian daging.
Wahyu 19:17-18
19:17 Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
19:18 supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."
Sama-sama perjamuan Allah, tetapi yang ini perjamuan yang negatif! Semua berseru dengan bahasa masing-masing. Tetapi kita yang dibaharui satu suara haleluya, bisa menyambut Yesus datang kedua kali sebagai Mempelai Pria Sorga.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar