Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita lanjutkan pelajaran kitab Keluaran.
Keluaran 6:27-7:1
6:27 Pada waktu TUHAN berfirman kepada Musa di tanah Mesir,
6:28 TUHAN berfirman kepadanya: "Akulah TUHAN; katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, segala yang Kufirmankan kepadamu."
6:29 Tetapi Musa berkata di hadapan TUHAN: "Bukankah aku ini seorang yang tidak petah lidahnya, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku?"
7:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.
Ini mengenai kepemimpinan Musa. Ada 2 pemimpin di sini
1. Musa gambaran hamba Tuhan, gembala yang benar tahbisannya yang mampu membawa bangsa Israel atau gereja Tuhan keluar dari Mesir, keluar dari dunia masuk dalam kegerakan rohani, pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.
2. Firaun raja Mesir, menunjuk hamba Tuhan yang terikat dengan dunia sehingga menjadi penghalang bagi gereja Tuhan untuk keluar dari dunia.
Kita diperhadapkan 2 pemimpin. Jangan asal tergembala! Lihat Firman yang dia sampaikan, juga lihat gembalanya sesuai dengan Firman yang dia ajarkan atau tidak. Jangan sampai kita terjebak dengan penggembalaan model Firaun. Namun kenyataannya banyak gereja yang senang tergembala model Firaun. Buktinya cara-cara dunia dibawa masuk dalam gereja. Hanya mengutamakan kesenangan-kesenangan daging. Yang disampaikan Firman yang hanya menyenangkan daging.
Yeremia 5:31
5:31 Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, apabila datang kesudahannya?
Katanya dipulihkan tetapi pemulihan hanya bersifat jasmani, ibadah yang menyenangkan daging. Bahkan orang yang sudah digembalakan pada penggembalaan yang benar yang dibina oleh Firman pengajaran yang benar, bisa tergoda dengan penggembalaan Firaun. Dalam perjalanan bangsa Israel demikian, mereka sudah dibawa keluar dari Mesir, namun dalam perjalanan mereka mau pulang ke Mesir,
Bilangan 11:4-6
11:4 Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?
11:5 Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.
11:6 Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."
Di pasal 16 lebih parah lagi.
Bilangan 16:12-13
16:12 Adapun Musa telah menyuruh orang untuk memanggil Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, tetapi jawab mereka: "Kami tidak mau datang.
16:13 Belum cukupkah, bahwa engkau memimpin kami keluar dari suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya untuk membiarkan kami mati di padang gurun, sehingga masih juga engkau menjadikan dirimu tuan atas kami?
Justru mereka mengatakan di Mesir itu negeri yang berlimpah susu dan madu, padahal diperbudak di sana, dipukuli, tidak digaji, tetap senang mau kembali ke sana. Sementara rohaninya tersiksa, tidak dapat apa-apa, hanya yang jasmani yang ditampilkan, tetapi itu yang disenangi.
Tanda-tanda orang yang suka pengggembalaan model Firaun, model dunia:
1. Merendahkan Firman pengajaran yang benar, tidak lagi menghargai Firman. Kita sudah diberkati oleh Firman. Saya bisa diangkat Tuhan lewat Firman pengajaran. Dulu hidup kita tidak ada yang baik, tetapi oleh Firman pengajaran yang benar kita ditolong dan dipulihkan. Jangan sampai kita merendahkan, menghina Firman pengajaran.
Orang Kristen seperti ini adalah orang bajingan, dalam terjemahan lama disebut bangsa kacauan, pengacau!
Bilangan 11:4 (Terjemahan Lama)
11:4 Maka bangsa kacauan, yang di antara mereka itu, beringin-inginlah lalu pulang, maka pada masa itu menangislah bani Israel, katanya: Siapa gerangan akan memberi kita makan daging?
Orang yang merendahkan Firman dia hanya menjadi pengacau dalam penggembalaan. Kalau dalam penggembalaan sudah menjadi pengacau maka dalam nikah juga menjadi pengacau. Nikah dan ibadah tidak bisa dipisah. Kalau ibadah bermasalah, nikahnya juga bermasalah. Bahkan di mana saja dia menjadi pengacau. Yang dicari selalu perkara daging.
2. Hanya mengejar perkara daging sehingga mengorbankan perkara yang rohani. Memang dapat perkara daging tetapi tidak bisa dinikmati, malah mati rohani.
Bilangan 11:33-34
11:33 Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar.
11:34 Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.
3. Bilangan 16:9-11
16:9 Belum cukupkah bagimu, bahwa kamu dipisahkan oleh Allah Israel dari umat Israel dan diperbolehkan mendekat kepada-Nya, supaya kamu melakukan pekerjaan pada Kemah Suci TUHAN dan bertugas bagi umat itu untuk melayani mereka,
16:10 dan bahwa engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam lagi?
16:11 Sebab itu, engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat melawan TUHAN. Karena siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut kepadanya?"
Bersungut-sungut dalam ibadah pelayanan. Dalam penggembalaan yang benar rohani yang mau diproses, mau dibentuk, sementara dagingnya ingin disenangkan, akhirnya bersungut-sungut. Dia mau menyenangkan daging, jadi begitu masuk dalam penggembalaan seperti ini, dia bersungut terus!
4. Kalau sudah bersungut, pasti memberontak.
Bilangan 16:13-15
16:13 Belum cukupkah, bahwa engkau memimpin kami keluar dari suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya untuk membiarkan kami mati di padang gurun, sehingga masih juga engkau menjadikan dirimu tuan atas kami?
16:14 Sungguh, engkau tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ataupun memberikan kepada kami ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka. Masakan engkau dapat mengelabui mata orang-orang ini? Kami tidak mau datang."
16:15 Lalu sangat marahlah Musa dan ia berkata kepada TUHAN: "Janganlah perhatikan segala persembahan mereka. Belum pernah kuambil satu ekor keledai pun dari mereka, dan belum pernah kulakukan yang jahat kepada seseorang pun dari mereka."
Jadi, yang keempat memberontak terhadap gembala, menganggap Firman yang disampaikan gembala hanya tipuan. Di ayat 15 Musa berkeluh kesah. Kalau sampai gembala berkeluh kesah, orang yang menyebabkan gembala berkeluh kesah itu rugi besar!
Ibrani 13:17
13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.
Dijauhkan Tuhan, jangan sampai saya menaikan doa seperti ini. Musa itu orang yang paling lembut hatinya, tetapi menghadapi jemaat yang memberontak, terpancing emosinya. Kalau jemaat memberontak, gembala terpancing emosinya, jemaat rugi besar! Kalau tidak ada lagi yang menaikan doa penyahutan mau apa! Biar kaya, punya kedudukan, kalau tidak ada yang mendoakan, hancur! Saya juga sebagai gembala saya tergembala, ada yang mendoakan saya. Kalau saya melawan gembala, tidak ada yang mendoakan saya, hancur saya, rugi besar.
Lihat kerugian besar yang dialami oleh Korah, Datan dan Abiram.
Bilangan 16:31-33
16:31 Baru saja ia selesai mengucapkan segala perkataan itu, maka terbelahlah tanah yang di bawah mereka,
16:32 dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik mereka.
16:33 Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka turun hidup-hidup ke dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehingga mereka binasa dari tengah-tengah jemaah itu.
Kalau sudah tidak ada yang menaikan doa penyahutan akan merosot secara rohani dan jasmani. Secara jasmani merosot, bumi menelan mereka. Bumi itu menunjuk perkara dunia, tempat kita mencari. Jadi apa yang diandalkan justru itu menjadi penyebab kemerosotannya! Dia andalkan ijazahnya, itu yang membuat merosot. Dia andalkan kekayaannya, itu yang membuat merosot. Semua yang dia andalkan menjadi penyebab kemerosotannya. Jangan terjadi pada kita!
Secara rohani merosot, merosot sampai ke dalam jurang maut.
Wahyu 9:1-3
9:1 Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
9:2 Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.
9:3 Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.
Lubang jurang maut itu adalah tempatnya belalang-belalang dengan sengat kalajengking, sengat dosa. Merosot secara rohani berarti dia disengat oleh dosa, artinya dia jatuh di dalam dosa sampai puncaknya dosa. Kalau dibiarkan nanti tenggelam dalam lautan api dan belerang, neraka!
Ketika segala sesuatu mulai merosot, segera periksa sikap kita dalam penggembalaan, pertama sikap kita terhadap Firman dan kedua sikap kita terhadap gembala. Jangan pikir gembala diam lalu sembarang saja mau kita tekan! Itu bahaya.
Ada yang membuat tambah merinding. Ada orang melihat orang lain sudah merosot karena sikap perlawanan terhadap Firman dan terhadap gembala, bukannya tambah takut tetapi malah tambah melawan. Mereka menuduh Musa sebagai pembunuh.
Bilangan 16:41,49
16:41 Tetapi pada keesokan harinya bersungut-sungutlah segenap umat Israel kepada Musa dan Harun, kata mereka: "Kamu telah membunuh umat TUHAN."
16:49 Dan mereka yang mati kena tulah itu ada empat belas ribu tujuh ratus orang banyaknya, belum terhitung orang-orang yang mati karena perkara Korah.
Tadinya perkumpulan Datan, Korah dan Abiram itu hanya 250 orang kenamaan bersama keluarganya. Ini begitu melihat tulah sudah terjadi malah melawan, akibatnya lebih banyak yang mati. Ketika melihat ada orang yang sudah merosot secara jasmani dan rohani karena sikap perlawanannya terhadap Firman, terhadap gembala, lalu kita tidak takut akan Tuhan, malah ikut-ikutan mempersalahkan gembala, mempersalahkan Firman, akibatnya akan lebih fatal! Lebih parah, lebih hancur, lebih banyak yang mati dari pada Korah CS
Lalu bagaimana sikap kita kalau sudah terlanjur terjadi kemerosotan?
Bilangan 16:46-49
46 Berkatalah Musa kepada Harun: "Ambillah perbaraan, bubuhlah api ke dalamnya dari atas mezbah, dan taruhlah ukupan, dan pergilah dengan segera kepada umat itu dan adakanlah pendamaian bagi mereka, sebab murka TUHAN telah berkobar, dan tulah sedang mulai."
47 Maka Harun mengambil perbaraan, seperti yang dikatakan Musa, dan berlarilah ia ke tengah-tengah jemaah itu, dan tampaklah tulah telah mulai di antara bangsa itu; lalu dibubuhnyalah ukupan dan diadakannyalah pendamaian bagi bangsa itu.
48 Ketika ia berdiri di antara orang-orang mati dan orang-orang hidup, berhentilah tulah itu.
a) Ketika segala sesuatu mulai merosot, segera berdamai dengan Tuhan. Sama juga saya hamba Tuhan, kalau lihat pelayanan sedang merosot, jangan ikut-ikutan mempersalahkan hamba Tuhan yang benar tahbisannya. Lebih baik segera berdamai. Caranya segera mengaku kepada Tuhan dan sesama, dengan jujur, dengan hancur hati, dengan sungguh-sungguh dan kita siap menanggung resikonya.
b) Bawa ukupan, artinya kita menyembah Tuhan. Setelah dosa diselesaikan kita menyembah Tuhan.
Harun berlari ke tengah-tengah jemaat. Berlari itu artinya suatu kecepatan, jangan menunda-nunda waktu. Jangan tunggu sudah tenggelam ke lautan api belerang! Lebih baik sekarang segera berdamai. Waktu yang ada segera manfaatkan untuk berdamai, segera menyembah Tuhan. Berdamai dengan Tuhan itu menyurutkan murka Tuhan. Begitu kita mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama lalu kita mengambil sikap menyembah Tuhan, kita menyurutkan murka Tuhan dan pemulihan terjadi.
Kalau saya merosot harus segera periksa bagaimana sikapku terhadap Firman, bagaimana sikap terhadap hamba Tuhan yang dipakai Tuhan. Kalau saya lawan-lawan, hancur! Kalau ada hamba Tuhan dipakai Tuhan lalu tidak mau bersekutu, orang itu akan kering!
Yang berinisiatif mendamaikan umat Tuhan dengan Tuhan adalah Musa. Tadinya Tuhan mau menghancurkan umat Israel dalam sekejab mata. Musa tadinya hatinya sakit dikata-katai, tetapi dia tetap berinisatif mendamaikan umat Tuhan dengan Tuhan. Dia suruh Harun mengambil perbaraan dan lari ke tengah-tengah umat Tuhan. Hamba Tuhan harus berinisiatif mendamaikan umat Tuhan dengan Tuhan. Saya belajar seperti Musa, ketika terjadi sesuatu pada umat Tuhan, gembala pukul diri, langsung menaikan doa penyahutan kepada Tuhan. Bukan malah salah-salahkan sidang jemaat!
Jadi, penting sekali kehadiran gembala di tengah-tengah umat Tuhan. Dia membawa berita pendamaian, dia juga membawa pelayanan pendamaian. Ketika terjadi sesuatu langsung naikan doa penyahutan ‘Tuhan ampuni, tolong bapak ini, tolong ibu ini’. Langsung pukul diri ‘ampuni saya Tuhan’. Bukan malah dicerita dari mimbar, si A begini, si B begitu, dia hancur jangan kamu ikut-ikutan hancur. Kalau saya ketemu hamba Tuhan lain, justru saya malu kalau cerita dosa sidang jemaat yang saya layani, si anu begitu, si itu begitu. Berarti saya gagal dalam pelayanan. Masa saya mau bongkar kegagalan saya dalam pelayanan. Justru doakan orang-orang seperti itu, bukan mau dicerita ke mana-mana.
Ketika terjadi kemerosotan segera berdamai dengan Tuhan. Berdamai dengan Tuhan = mencium Yesus. Sebagai timbal balik Yesuspun mencium kita. Tetapi jangan ciuman Yudas.
Kidung Agung 1:2-3
1:2 — Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur,
1:3 harum bau minyakmu, bagaikan minyak yang tercurah namamu, oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu!
Artinya terjadi persekutuan yang semakin erat. Begitu kita berdamai, persekutuan kita dengan Tuhan semakin erat. Rasanya tidak mau lepas dari Tuhan, semakin cinta beribadah, rasanya 24 jam itu mau menyembah terus sangking cintanya kepada Yesus.
Hasilnya:
a) Yesus mempercayakan namaNya kepada kita. Artinya:
1) Nama Yesus dimeterai di dahi kita sebagai tanda Yesus tidak pernah melupakan kita, kita juga tidak pernah melupakan Yesus.
Wahyu 22:3-4
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
Nama Yesus dimeteraikan di dahi kita berarti kita milik Tuhan secara khusus, tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun. Sampai antikristus tidak bisa mengganggu gugat kehidupan kita. Biar siang ini nama Tuhan sungguh-sungguh sudah termeterai di dahi kita.
2) Nama Yesus dilekatkan kepada nama kita = kita menjadi mempelai wanitaNya yang sempurna. Orang yang sudah menikah, nama suami dilekatkan pada nama isterinya.
Yesaya 4:1
4:1 Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata: "Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!"
Kalau nama Yesus dilekatkan kepada kita, itu tanda bahwa kita adalah Mempelai WanitaNya yang sempurna, kehidupan yang disucikan, kehidupan yang diubahkan sampai sempurna.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar