Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Lukas 4:40-41
4:40 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka.
4:41 Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.
Setelah Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus maka dibawa kepada Yesus orang-orang sakit bahkan kerasukan setan dan Yesus menyembuhkan mereka. Terjadi kegerakan penyehatan. Artinya bagi kita kegerakan penyucian dari penyakit rohani dan dari penguasaan setan-setan. Kemudian ketika Yesus mengusir setan, setan yang keluar menyebut atau memberitakan bahwa Yesus adalah Anak Allah, tetapi Yesus melarang dengan keras. Mengapa Yesus melarang setan menyebut atau memberitakan namaNya?
1. Tuhan mau hanya orang yang berkenan kepada Yesus yang boleh menyebut dan memberitakan atau menyaksikan nama Yesus. Salah satu contoh 7 anak Skewa coba mengusir setan demi nama Yesus, padahal mereka anak imam tetapi tukang jampi. Mereka malah digagahi, ditelanjangi dan mereka lari dengan luka-luka.
Tanda-tanda orang yang berkenan kepada Yesus:
a) Punya iman dan perbuatan iman. Kita percaya Yesus satu-satunya Juruselamat, tetapi harus disertai dengan perbuatan iman yaitu melakukan Firman. Hati percaya, mulut mengaku dosa dan ada praktek Firman dalam hidup sehari-hari.
Yakobus 2:17
2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Beriman tetapi tidak ada praktek iman maka kita tidak berkenan kepada Yesus. Artinya biar kita menyebut nama Yesus, menyeru nama Yesus, bersaksi nama Yesus, teapi tidak berkenan karena tidak melakukan Firman.
b) II Timotius 2:19
2:19 Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
Tanda kedua adalah meninggalkan kejahatan = hidup benar dan suci. Sekalipun hebat pelayanan kita, kalau tidak hidup benar dan suci, tidak punya iman dan perbuatan iman, Tuhan tidak pernah mengenal kita. Hanya mengaku-ngaku mengenal Tuhan tetapi sebenarnya Tuhan tidak mengenal dia. Dalam Matius 7:21-23 jelas, bukan semua orang yang berseru-seru Tuhan, Tuhan yang akan masuk dalam kerajaan sorga.
Matius 7:21-23
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Bukan tidak kenal tetapi tidak pernah mengenal kamu! Sama sekali tidak pernah dikenal biarpun hebat pelayanannya.
2. Sebab hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan yang rahasia! Namanya rahasia tidak semua orang tahu, hanya yang mendapat kasih karunia pembukaan rahasia Firman. Hubungan apa itu?
Efesus 5:31-32
5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Hubungan Gereja Tuhan dengan Tuhan itu hubungan rahasia dan disebut rahasia yang besar atau rahasia yang agung yaitu rahasia nikah yang rohani antara Yesus Mempelai Pria Sorga dengan gereja yang sempurna Mempelai Wanita Tuhan, Tubuh Kristus yang sempurna. Jadi hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan yang harus semakin meningkat, sampai pada hubungan tubuh dan kepala yang tidak boleh dipisahkan dan tidak bisa dipisahkan 1 detikpun!
Mengapa hubungan kita dengan Tuhan harus meningkat? Supaya kita kuat menghadapi dosa-dosa akhir zaman yang semakin meningkat sampai ada pemuncakan dosa, itulah dosa makan minum, rokok, miras, judi dan dosa kawin mengawinkan dosa seks dengan berbagai bentuknya dalam permulaan nikah dan dalam masa perjalanan nikah. Untuk menghadapinya hubungan kita dengan Tuhan harus semakin meningkat.
Kalau hubungan kita dengan Tuhan renggang, itu sangat riskan dihantam oleh setan. Setan kasih lubang 1 jari, masuk jari. Begitu masuk jarinya dia kasih tambah besar masuk tangannya, dia buat tambah besar kepalanya masuk, sampai seluruh badannya masuk dia rusak kehidupan kita.
Ayo tingkatkan hubungan kita dengan Tuhan sampai memuncak hubungan Tubuh dengan kepala. Peningkatan hubungan kita dengan Tuhan.
1. Hubungan anak dengan Bapa. Kita menyapa Dia Bapa Sorgawi, berarti kita anakNya. Hubungan anak dengan Bapa yaitu kita mengenalNya sebagai Bapa yang baik yang memberikan berkat-berkat jasmani.
Yakobus 1:17
1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
Kadang saya bingung melihat orang Kristen di media sosial berdebat mengenai status Yesus. Mereka ini pikirannya sampai di mana, karena Yesus mengatakan Dia dan Bapa adalah satu, kenapa bingung. Jadi Yesus adalah Bapa, Dia juga Anak. Allah Tritunggal, 3 tetapi 1. Ibaratnya pembangunan rumah, seharusnya sudah finishing, tetapi ini masih otak-atik pondasi. Kepercayaan iman kepada Tuhan Yesus Kristus Allah Tritunggal itu pondasinya, sudah harus kuat. Jangan bingung lagi soal ke-Ilahian Yesus.
Hubungan anak dengan bapa masih bahaya, sebab ada anak bungsu yang hilang. Setelah bungsu pulang, si sulung yang hilang. Harus meningkat pada hubungan kedua.
2. Hubungan murid dengan guru. Berarti kita mengenal Yesus yang memberikan pengajaran. Sebab itu kita juga sudah harus kuat dalam hubungan ini. Kita terima pengajaran dari Yesus, ajaran sehat yang tertulis dalam Alkitab, ayat menerangkan ayat, tajam menyucikan, jangan ragu soal pengajaran. Kalau masih sampai pada hubungan ini, juga masih berbahaya. Ada murid yang mengundurkan diri dari Yesus.
Yohanes 6:60-61,66
6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Ada juga murid yang menyangkal, ada yang mengkhianati itulah Yudas. Jadi setelah kita menerima pengajaran, status kita adalah murid dan Yesus adalah guru kita, tingkatkan pada hubungan ketiga.
3. Hubungan domba dengan gembala. Setelah menjadi murid mari tergembala dengan benar dan baik, tekuni 3 macam ibadah. Kalau bisa melewati tahun yang silam bahkan sudah sampai tahun 2025 ini semua kemurahan Tuhan kalau kita masih berada dalam kandang penggembalaan. Tetapi masih berbahaya juga, hubungan ini masih bisa putus karena ada domba yang terhilang! Makanya ditingkatkan pada hubungan yang terakhir.
4. Hubungan tubuh dengan kepala. Tidak boleh putus lagi, kalau putus mati. Ini hubungan nikah yang rohani antara Yesus Mempelai Pria Sorga Anak Domba Allah dengan kita gereja yang sempurna mempelai wanita Tuhan, pengantin Anak Domba Allah.
Sekarang kita periksa keadaan hubungan kita dengan Tuhan, keadaan hubungan tubuh dengan kepala. Apakah kita sudah ada pada status hubungan tubuh dengan kepala atau belum.
1. Kepala dan tubuh dipisahkan dengan leher. Jadi pertama adalah hubungan penyembahan. Penyembahan kita bagaimana? Masih ada atau sudah kendor, atau bahkan sudah tidak menyembah sama sekali.
Wahyu 8:1-4
8:1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
8:2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Ayat 1 sampai 4 itu suasana penyembahan. Ayat 5 ini suasana tanpa penyembahan!
Wahyu 8:5
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
Jadi penyembahan ini juga membawa pemisahan. Tahun ini Tuhan beri nama tahun pemisahan sekaligus tahun pengangkatan. Orang yang menyembah mengalami ketenangan. Setengah jam sunyi senyap, angka setengah itu menunjuk angka penyerahan. Orang yang meningkat penyembahannya semakin tenang, semakin damai sejahtera, ada perhentian dalam Roh Kudus. Dia tidak goncang bersama dengan dunia ini sebab ada Yesus yang menjadi kepalanya! Menghadapi persoalan apapun dia tahu Yesus sebagai kepala sehingga dia tenang, damai, tidak ikut goncang.
Tetapi orang yang tidak menyembah ikut goncang bersama dunia. Dunia yang kita tempati ini sedang goncang, semuanya goncang! Bahkan bidang rohani juga goncang. Orang yang tidak menyembah ikut goncang bersama dunia. Dan dunia sedang lenyap, orang yang tidak menyembah sedang lenyap bersama dunia ini. Jadi penyembahan membawa pemisahan, yang menyembah tenang, yang tidak menyembah tidak tenang, semakin merosot sampai hancur bersama dengan dunia ini.
Penyembahan yang benar itu menghasilkan ketenangan kalau kita belajar pada Yesus di kayu salib. Belajar apa?
Matius 11:28-30
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Belajar 2 hal kepada Yesus:
a) Belajar rendah hati. Belajar rendah hati artinya belajar mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama oleh dorongan Firman. Setelah diampuni tidak dilakukan lagi! Yang tidak benar diselesaikan, karena penyembahan yang benar disebutkan dalam Yohanes 4:23 akan menyembah di dalam roh dan kebenaran. Kalau ada yang tidak benar bagaimana bisa naik penyembahan kita. Sementara menyembunyikan dosa, tidak bisa naik penyembahan kita. Yang ada doa orang fasik adalah kekejian, Tuhan jijik dengan doanya, membawa dupa berbau harum padahal hidupnya kotor, tidak dibersihkan. Makanya dalam Keluaran pasal 30 mezbah dupa dan bejana pembasuhan itu 1 pasal. Bejana pembasuhan itu baptisan air, menguburkan hidup lama yang berdosa. Mezbah dupa emas itu penyembahan. Penyembahan naik kalau menguburkan hidup lama. Bagaimana caranya menguburkan hidup lama? Bertobat, mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, setelah diampuni jangan diperbuat lagi, setelah itu baru doa penyembahan naik.
Sangat jelas dalam Injil Matius dikatakan kalau kamu berdoa masuk kamar tutup pintu. Artinya jangan ada hubungan dengan perkara luar, hubungan khusus dengan Tuhan. Perkara luar itu antara lain dosa. Jangan ada lagi dosa, selesaikan semuanya.
b) Belajar untuk lemah lembut artinya belajar untuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Lain kali dosa kita sudah kita akui, tetapi dosa orang lain tidak diampuni, dibawa-bawa terus, akhirnya penyembahan tidak naik. Coba dalam rumah tangga tidak mengampuni, saling mengungkit dosa, tidak bisa menyembah, tidak naik, kering doanya.
Dikatakan tadi belajarlah, jadi kita semua ini dalam proses belajar sampai kita benar seperti Yesus benar, tidak ada lagi dosa. Jadi untuk menyembah Tuhan supaya kita ada ketenangan maka kita belajar menyelesaikan dosa. Dosa itu beban, dosa itu yang membuat kita letih lesu dan berbeban berat. Penyembahan itu puncak pelayanan, tidak akan kuat melayani kalau dosa tidak diselesaikan. Kalau tidak diselesaikan, tidak akan kuat melayani dalam keluarga. Selesaikan dosa sampai kita melayani pekerjaan Tuhan, sampai melayani pribadi Tuhan. Kalau dosa tidak diselesaikan kita mengalami maut, maut rohani sampai mengarah pada maut kedua kematian kekal di neraka, kebinasaan kekal.
Biar dosa diselesaikan sehingga penyembahan naik, hasilnya:
a) Semua menjadi enak dan ringan. Kuk itu beban. Kuk itu berat, tetapi Tuhan bilang enak dan ringan. Kalau kuk itu saja enak dan ringan, apalagi kalau tidak ada yang dipikul. Pelayanan jadi enak dan ringan, nikah menjadi enak dan ringan.
b) Mengalami kuasa Tuhan untuk meneduhkan angin dan gelombang yang menerpa hidup kita. Sudah didemonstrasikan oleh Yesus, ketika perahu ditimbus gelombang, murid-murid membangunkan Yesus dan apa yang Yesus katakan? Diam dan tenang.
Markus 4:39
4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Angin gelombang yang menerpa menjadi teduh, perahu kehidupan kita tidak tenggelam. Terlalu banyak angin gelombang menerpa, baik hidup pribadi, baik nikah rumah tangga, perahu pelayanan kita, diterpa angin dan gelombang. Baik itu angin pengajaran palsu juga termasuk kabar angin, gosip-gosip, itu bisa menenggelamkan. Gelombang menunjuk gelombang dosa, gelombang pencobaan. Semua menjadi teduh, kita bisa berlajar menuju ke pelabuhan damai sejahtera.
Kita periksa penyembahan kita hari-hari terakhir ini, sudahkah menghasilkan ketenangan, semua menjadi enak dan ringan, dosa-dosa diselesaikan, angin dan gelombangnya diteduhkan. Atau tambah berat hidupnya, nikah tambah berat, pelayanan tambah berat, angin gelombang semakin besar, jangan menyalahkan siapa-siapa. Kalau angin gelombang menerpa semakin besar, perahu nyaris tenggelam, beban berat terus hidupnya, periksa diri, periksa penyembahannya. Bukan saling mempersalahkan, bukan malah periksa orang. Seringkali begitu ada masalah malah periksa orang lain. Seharusnya periksa diri, bagaimana hubungan dengan Yesus, apakah hubungan penyembahannya masih terjaga atau sudah renggang, sudah tidak ada sama sekali. Semoga kita bisa meningkatkan penyembahan kita hari-hari terakhir ini.
2. Wahyu 19:9
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Hubungan kebahagiaan. Apa yang menentukan kebahagiaan dalam hidup kita? Seringkali manusia hanya mengukur kebahagiaan dengan uang, dengan berkat-berkat secara jasmani.
Lukas 11:27-28
11:27 Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau."
11:28 Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."
Ini kebahagiaan yang sesungguhnya:
Wahyu 1:3
1:3 Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
Yang membacakan berbahagia, yang mendengarkan berbahagia, apalagi yang melakukan Firman, bahagia. Ini yang menentukan kebahagiaan kita. Jadi sekalipun terjadi sesuatu, tetapi kita bisa membaca dan melakukan Firman, itu yang membuat kita selalu berbahagia, ada kebahagiaan sorga.
Dengan membaca dan melakukan Firman selain berbahagia, terjadi penyucian. Semakin suci, semakin bahagia.
Ibrani 4:12-13
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Pedang Firman menyucikan sampai hati dan pikiran. Kalau hati dan pikiran sudah suci kita bahagia! Jadi hati dan pikiran dulu disucikan, sampai mulut. Kalau mulut suci, mulut memperkatakan yang baik, kita bahagia!
Mazmur 149:6
149:6 Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,
Hati pikiran suci, perkataan suci, ada kebahagiaan. Salah satu ucapan bahagia adalah berbahagia orang yang suci hatinya.
Matius 5:8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Kita bisa melihat Tuhan, pertolonganNya yang ajaib. Apa yang seringkali membuat hati dan pikiran menjadi rusak, kotor, kita menjadi tidak bahagia, yang ada keluhan terus? Ini yang mengotori hati dan pikiran.
Markus 7:21-23
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Contoh pikiran jahat, orang ngomong bisik-bisik dikira dia yang diomongi, padahal bukan cerita dia, cerita orang lain. Iri hati, lihat orang diberkati iri, lihat orang dipakai iri, membuat tidak bahagia!
Sudah berkali-kali kita dengar, ada bermacam-macam yang ada dalam hati dan pikiran, tetapi dikelompokan menjadi 3:
a) Keinginan jahat mengarah pada ikatan uang sehingga kikir dan serakah. Tidak bisa mengucap syukur, berapapun dia dapat tidak bisa mengucap syukur. Lihat tetangga dapat 2 kali lipat dari dirinya dia tidak bahagia. Padahal yang dia dapat sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan hidupnya. Dia lihat tetangganya 2 ton, dia 1 ton sudah tidak bahagia, padahal sudah banyak untuk kebutuhan hidupnya. Kalau sudah iri akhirnya jadi serakah, mau merampas milik orang lain. Kalau tidak disucikan itu menjadi beban dan tidak akan pernah bahagia.
Kalau hati jahat disucikan kita bisa memberi dengan sukacita. Alkitab katakan berbahagialah orang yang memberi dari pada menerima, bisa berbahagia.
Kisah Para Rasul 20:35
20:35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
Ini hasil penyucian, sampai bisa lebih bahagia memberi dari pada menerima, tidak ada lagi keinginan jahat. Kita bisa memberi dengan kerelaan hati dan bahagia.
II Korintus 9:6-8
9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Kalau terus berbahagia, terus bersukacita saat memberi maka Tuhan melimpahkan sampai berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Apa ini kelebihan dalam pelbagai kebajikan? Itulah pakaian mempelai, pakaian putih dan berkilau-kilau. Dengan kita bisa lebih bahagia memberi dari pada menerima, kita sedang merajut atau menenun pakaian mempelai kita, pakaian pesta kita untuk masuk kebahagiaan puncak yaitu pesta nikah Anak Domba Allah.
Wahyu 19:8 (Terjemahan Lama)
19:8 Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat segala kebajikan orang-orang suci itu."
b) Keinginan najis mengarah pada dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Betapa bahagianya rumah tangga kalau disucikan, tidak ada dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
c) Kepahitan hati membuat iri sampai iri tanpa alasan. Mana ada bahagia kalau benci-benci orang, benci tanpa alasan.
Hati menentukan kita mempunyai pakaian pesta, pakaian mempelai atau tidak. Periksa bagaimana pakaian kita. Dulu sudah ada pakaian pesta, sudah layak menjadi ratu, tetapi mendadak dihantam oleh kenajisan! Sampai dikatakan Yerusalem merenggangkan paha, berzinah! Dulu sudah punya tetapi karena hatinya jahat, najis, pahit, pakaian menjadi compang camping, tidak siap masuk pesta nikah.
Di tahun baru ini biarlah semua kejahatan, kenajisan, kepahitan disucikan sampai mulut kita disucikan, hanya mengeluarkan kata-kata yang manis. Kata-kata manis ini bukan kata-kata gombal tetapi kata-kata suci yang menjadi berkat.
Efesus 4:29
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Dengan perkataan kita orang lain beroleh kasih karunia, suami beroleh kasih karunia, isteri menerima kasih karunia. Bahkan mulut yang disucikan itu bisa diam. Dengan diampun suami yang tidak bertobat bisa dimenangkan. Itulah dahsyatnya mulut yang suci.
I Petrus 3:1
3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
Apalagi suami belum bertobat, jangan samakan dengan kita yang sudah mengerti Firman. Tunjukan saja perilaku kita yang sudah dalam pengajaran. Bukan mau paksakan orang sama level dengan kita yang dalam pengajaran. Tunjukan saja praktek-praktek kita sudah disucikan dan dibaharui.
Tunjukan saja keteladanan dari kita, kita praktek Firman. Jadi mulut ini menentukan rohani kita terangkat atau tidak! Kalau mulut sudah sampai pada level tidak salah lagi dalam perkataan berarti sudah sempurna terangkat ke awan-awan.
Yakobus 3:2
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Hubungan kedua adalah hubungan kebahagiaan. Dari membaca, mendengar dan mempraktekan Firman, kita disucikan, ada kebahagiaan Sorga, rohani kita terangkat. Dan lebih dari itu, dari membaca, mendengar dan menuruti Firman, kita tidak dikuasai oleh maut.
Yohanes 8:51
8:51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
Kalau kita menuruti Firman, kita tidak mengalami maut sampai selama-lamanya. Tidak mengalami maut bukan berarti tidak mati! Sekalipun meninggal, tetapi selama hidup bisa membaca, mendengar dan melakukan Firman maka saat Yesus datang kita dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan, masuk dalam kemuliaan kerajaan Sorga yang kekal.
I Tesalonika 4:16-17
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
3. Hubungan mempelai. Ini puncak hubungan tubuh dengan kepala. Apa itu hubungan mempelai?
Wahyu 21:1-3,8
21:1 Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
21:8 Tetapi orang-orang 1penakut, orang-orang yang 2tidak percaya, orang-orang 3keji, orang-orang 4pembunuh, orang-orang 5sundal, tukang-tukang 6sihir, 7penyembah-penyembah berhala dan semua 8pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Hubungan mempelai adalah hubungan pembaharuan yaitu membuang 8 dosa yang ditutup dengan dusta sehingga kita bisa menerima 9 buah roh, itu adalah tabiat dari Allah Tritunggal
Galatia 5:22-23
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Kasih, sukacita dan damai sejahtara, tabiat Allah Bapa.
Kesabaran, kemurahan dan kebaikan, tabiat Anak Allah.
Kesetiaan, kelemah lembutan dan penguasan diri tabiat Allah Roh Kudus.
Buang semua dosa, apalagi dusta, dusta ini yang menghambat pembaharuan. Seperti Kain sebenarnya dia bisa tertolong tetapi berdusta. Yudas berdusta, Gehazi berdusta, tidak mengalami pembaharuan. Selama dusta dipertahankan, sulit untuk bisa mengalami pembaharuan hidup.
Lewat pembaharuan ini kita sedang dikembalikan pada gambar Allah Tritunggal.
Kejadian 1:26
1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Kita dikembalikan pada gambar Allah Tritunggal. Kenyataannya kita manusia berdosa ini sudah hancur, sudah rusak. Bahkan dikatakan sudah bukan seperti rupa manusia lagi! Makanya Yesus rela menjadi buruk di kayu Salib, wajahNya bukan seperti manusia lagi! Manusia berdosa itu digambarkan seperti anjing dan babi, itulah kita manusia berdosa. Mulutnya seperti anjing, kelakuannya seperti babi. Rasul yang hebat yaitu Petrus pernah segambar dengan setan karena menolak salib. Enyahlah iblis, kata Yesus pada Petrus waktu dia menolak salib. Yesus rela menjadi buruk untuk membaharui kita yang buruk menjadi segambar dengan Dia.
Di depan ada perjamuan suci, wujud kasih Tuhan, bagaimana Dia rela jadi buruk, rela mati di kayu salib, Dia sediakan Tubuh dan darahNya bagi kita supaya kita diperbaiki kembali segambar dengan Dia.
Yesaya 52:13-14
52:13 Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.
52:14 Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia — begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi —
Wujud kasih Tuhan di kayu salib adalah perjamuan suci. Firman membawa kita pada kebahagiaan, perjamuan suci membawa kita menjadi segambar dengan Allah Tritunggal. Jadi Firman dan perjamuan suci tidak bisa dipisahkan, keduanya kita butuhkan.
Tetapi setelah kita menerima Firman, kita makan perjamuan suci bersekutu dengan tubuh dan darah Yesus, harus dibawa masuk di dalam proses mempercepat keubahan hidup, itulah percikan darah!
II Korintus 4:16-18
4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Diizinkan manusia lahiriah merosot supaya manusia batiniah dibaharui. Kita jangan heran, sudah mau melakukan Firman, tekuni ibadah pendalaman Alkitab, makan perjamuan suci, tetapi diizinkan mengalami proses percikan darah yang luar biasa dalam hidup kita. Bentuknya macam-macam, ada yang diizinkan sakit, ada yang dikucilkan, ada yang dikata-katai, mungkin sudah penderitaan dalam bentuk tekanan fisik dihadapi, semua diizinkan Tuhan kita hadapi supaya terus menerus dibaharui semakin segambar dengan Allah. Kalau sudah segambar dengan Allah, ada kuasa. Berkuasa atas burung-burung, atas ikan-ikan, ada binatang ternak di bumi. Memang kita diizinkan masuk dalam satu proses yang sakit bagi daging, tetapi Tuhan berikan kuasa kepada kita, ada kuasa kemenangan. Burung-burung menunjuk naga di udara, setan di udara dengan roh jahat dan roh najisnya. Ikan di laut itu binatang dari laut itulah antikristus dengan kesombongannya, roh hujat dan ikatan akan uang. Kemudian binatang di bumi itu nabi palsu dengan roh dusta dan kepalsuannya. Setan sumbernya segala dosa, sumber kegagalan, sumber segala yang jelek, kita menang atas setan, ada kuasa dari Tuhan. Semakin dibaharui ada kuasa dari Tuhan untuk menang.
Kalau ada gambar Allah dalam kita, perlahan tapi pasti semua menjadi baik.
Kejadian 1:31
1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Ketika manusia diciptakan segambar dengan Allah, semua menjadi baik, bahkan sungguh amat baik. Apa yang tidak baik kita hadapi saat-saat ini, yang sudah buruk, rusak, hancur, ayo baca, dengar lakukan Firman, masuk dalam proses pembaharuan maka semua menjadi baik sampai sungguh amat baik, sampai kita bisa sempurna seperti Yesus menjadi Mempelai WanitaNya.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar