20250104

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 4 Januari 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu

 

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


Yohanes 12:37-43

12:37 Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya,

12:38 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?" 

12:39 Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga:

12:40 "Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka."

12:41 Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia.

12:42 Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan.

12:43 Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.

 

Di sini orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus, menggenapi nubuatan dari nabi Yesaya. Dalam Yesaya 53:1-12 dinubuatkan tentang sengsara Yesus, tetapi orang Yahudi tetap tidak mau percaya.

Yesaya 53:1-3

53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?

53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.

53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.

 

Yesaya 53:1-12 mengenai sengsara Yesus, kematian dan kebangkitan. Orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus menunjukan banyak orang tidak percaya akan kematian dan kebangkitan Yesus. Praktek tidak percaya kematian dan kebangkitan Yesus adalah memperdebatkan soal baptisan air. Baptisan air itu pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus. Sampai sekarang diperdebatkan terus sehingga muncullah baptisan air buatan manusia dan mengklaim benar. Bahkan ada yang menganggap baptisan air itu tidak penting.  

 

Kalau baptisan air yang benar ditolak pasti sulit menerima ajaran yang benar maka sulit untuk menerima pengajaran yang benar, ajaran sehat sehingga semakin terpisah dari Yesus sampai sejauh sorga dan neraka. Padahal tujuan baptisan air supaya menjadi satu dengan Yesus. Kita menjadi satu dalam kematianNya, menjadi satu dalam kebangkitanNya dan nanti menjadi satu dalam kemuliaanNya. Sampai nanti kita sungguh-sungguh menyatu dengan Yesus sebagai kepala.

Roma 6:2,4,9

6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

6:9  Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.

 

Sekarang kita akan periksa apa itu satu dalam kematian bersama Yesus, satu dalam kebangkitan bersama Yesus, satu dalam kemuliaan bersama dengan Yesus.

1.      Satu dalam kematian dengan Yesus

I Petrus 2:24

2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

 

Artinya:

a)      Rela sengsara daging untuk mati terhadap dosa = untuk bertobat. Berpisah dari hidup lama yang berdosa! Kadangkala kita tidak rela apalagi dosa itu mendatangkan keuntungan, sudah menjadi kesenangan, untuk berpisah dari dosa tidak rela. Tahun ini tahun pemisahan, harus ada ketegasan pisah dari hidup lama yang berdosa.

I Petrus 4:1-2

4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, — karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa —,

4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

 

b)      Rela sengsara daging tanpa dosa karena Firman pengajaran yang benar dan karena ibadah pelayanan yang benar. Mungkin menempuh jarak jauh untuk beribadah, dikucilkan, diolok-olok, itu semua kita rela terima untuk kemuliaan nama Yesus, untuk kemuliaan nama Tuhan.

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Kalau kita bisa satu dalam kematian Yesus maka kita mengalami kesehatan oleh bilur-bilur Yesus. Baik secara jasmani, tubuhnya sehat, ekonominya sehat, nikahnya sehat. Terlebih secara rohani sehat, bukti rohani sehat tidak ada lagi dosa yang menuduh di dalam hati sehingga mengalami damai sejahtera.

 

2.      Satu dalam kebangkitan bersama Yesus.

I Petrus 2:24

2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

 

Roma 6:13

6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

 

Jadi satu dalam kebangkitan bersama Yesus adalah hidup untuk kebenaran dan menjadi senjata kebenaran apapun resikonya. Kalau kita mau hidup benar di tengah-tengah dunia yang sudah hancur-hancuran oleh dosa ini memang beresikonya. Seperti Lot orang benar tinggal di tengah-tengah orang Sodom dan Gomora, memang tekanan batin. Senjata itu ada fungsinya, bukan hanya dipajang. Senjata kebenaran artinya beribadah melayani Tuhan dengan setia dan benar. Setia saja tidak cukup, harus benar. Banyak orang kelihatan setia tetapi tidak benar. Giat beribadah tetapi tidak benar.

 

Apa itu setia? Setia artinya memikirkan dan mencari perkara-perkara yang di atas = menyulungkan, mengutamakan ibadah pelayanan di atas segalanya.

Kolose 3:1-2

3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

 

Kita periksa sejauh mana kesetiaan kita. Kalau masih mengedepankan yang jasmani, berarti kesetiaannya belum full. Setia itu berarti perkara rohani di atas segalanya, lebih dari segalanya!

 

Apa yang menjadi penyebab tidak setia, tidak bisa menyulungkan ibadah pelayanan lebih dari segala sesuatu.

Matius 6:31-34

6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

 

Cari dulu kerajaan Allah dan kebenarannya, utamakan dulu perkara yang rohani! Yang membuat tidak setia adalah hati yang kuatir! Ini yang membuat sulit menyulungkan perkara rohani. Baik kuatir hari ini, kuatir akan kebutuhan hidup sehari-hari, kuatir akan hari esok, masa depan. Sampai kuatir soal kematian!

 

Kekuatiran ini harus dirobek, harus dipisahkan dari kehidupan kita. Caranya bagaimana? Tergembala!

I Petrus 2:25

2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

 

Tidak usah kuatir lagi, kalau kita tergembala ada Gembala Agung pemelihara jiwa. Kalau jiwa saja dipelihara masakan tubuh dan roh tidak dipelihara.

 

I Petrus 5:6-7 (perikop: gembalakanlah kawanan domba Allah)

5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

 

Kalau kita tergembala berada di bawah tangan Tuhan yang kuat. Tidak usah ragu, segala kebutuhan kita, Tuhan sanggup menyediakan bagi kita. Tuhan memelihara roh, jiwa dan tubuh kita.

I Tesalonika 5:23

5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

 

Setelah digembalakan kita diangkat. Jadi dalam penggembalaan kita mengalami 2 hal:

a)      Pemisahan dari kedagingan. Dalam Tabernakel, penggembalaan itu ditunjukan oleh ruangan suci, tertutup dengan 4 lapis tudung, ada pintu kemahnya, ada papan jenangnya, terpisah dari luar. Terpisah dari kedagingan, salah satunya tabiat daging kuatir. Kita dipisahkan dari kedagingan lewat pedang Firman pengajaran yang benar. Setiap datang beribadah pedang Firman diayunkan memisahkan kita dari kedagingan. Tetapi pedang Firman itu lebih tajam dari pedang bermata 2. Tajam pertama memisahkan dari kedagingan, tajam kedua menumbuhkan tubuh kemuliaan.

 

b)      Pengangkatan secara rohani dan juga secara jasmani. Bukti rohani semakin terangkat adalah tidak terpengaruh lagi dengan perkara-perkara dunia. Seperti naik pesawat, waktu masih di bandara semua kelihatan besar, rumah kelihatan besar, mobil kelihatan besar. Tetapi setelah lepas landas, semakin terangkat semua semakin kecil, mobil jadi seperti mobil mainan, rumah seperti rumah monopoli, tidak terikat lagi dengan perkara dunia.

 

Benar itu melayani sesuai Firman pengajaran yang benar, sesuai ajaran yang sehat.

Roma 10:2-3

10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.

10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

 

Alkitab sudah mencatat dan itulah keadaan akhir zaman ini. Banyak orang kelihatan giat beribadah tetapi tanpa kebenaran Firman, semuanya hanya berdasarkan aturan-aturan buatan dunia, aturan organisasi, bukan aturan Firman. Seharusnya aturan organisasi itu sesuai Firman, bukan dibuat sendiri berdasarkan pikiran manusia. Kalau kelihatan giat beribadah tetapi tanpa kebenaran Firman, itu berarti kebangkitan palsu!

 

3.      Satu dalam kemuliaan dengan Yesus

Roma 6:9

6:9  Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.

 

Satu dalam kemuliaan bersama Yesus artinya tidak dikuasai maut = lepas dari tubuh maut dan beralih pada tubuh kemuliaan. Sama dengan mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.

Roma 7:24

7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

 

Ini tubuh maut, buktinya kita masih merasakan sakit, bisa mati secara tubuh. Kalau tubuh  kemuliaan tidak bisa mati lagi, kita bersama Yesus selamanya. Mulai sekarang sudah harus mengalami keubahan hidup. Begitu sangkakala terakhir dibunyikan, kita diubahkan sekejab mata dalam tubuh kemuliaan seperti Yesus. Tanda manusia rohani seperti Yesus adalah taat pada Firman sampai daging tidak bersuara lagi apapun resiko yang dihadapi.

Filipi 2:5-8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Ini manusia rohani. Tanda manusia rohani taat pada Firman apapun resiko yang dihadapi sampai daging tidak bersuara lagi. Yesus masuk dalam baptisan air menggenapkan seluruh kehendak Allah.

Matius 3:15-17

3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.

3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,

3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

 

Di sini kita belajar praktek ketaatan seperti Yesus.

a)      Yesus taat sekalipun harus mengorbankan harga diri! Yesus jauh lebih tinggi kedudukanNya dari pada Yohanes pembaptis, tetapi Dia mau dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, harga diriNya Dia korbankan. Untuk kita juga demikian, mau taat pada Firman sekalipun harus berkorban harga diri. Apalagi kalau sampai kita direndahkan orang, disitulah kita praktek Firman, berkorban harga diri. Orang mau bilang apa terserah, yang penting kita mau taat pada Firman. Kadangkala Firman yang kita dengar itu seperti menghina kita, bisakah kita korbankan harga diri untuk taat pada Firman Tuhan? Salah satunya perempuan Siro Fenesia, tidak patut mengambil roti dan dilempar kepada anjing, dia dikatakan anjing tetap dia mau taat. Dia berkata ‘benar Tuhan, tetapi anjing itu mau makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya’. Dia mau menjilat remah-remah roti, mau taat pada Firman Tuhan!

 

Dalam surat II Petrus kita juga dikatakan anjing dan babi, Firman Tuhan keras. Kalau baca surat I Korintus dan 2 Korintus isinya Paulus marah-marah! Cuma dituangkan lewat tulisan. Kalau sekarang lewat khotbah, seperti kita dimarahi, direndahkan, dihina, tetapi kita mau taat, mau korbankan harga diri kita. Jika harga diri bisa kita korbankan maka kita bisa menerima Firman Tuhan sekalipun sakit bagi daging dan kita mengalami penyucian dan pembaharuan secara terus menerus.

 

Kalau harga dirinya sudah dikorbankan tidak sulit untuk merendahkan diri, sujud menyembah Tuhan.

 

b)      Sujud menyembah Tuhan

Markus 14:36

14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

 

Di sini Yesus berdoa di taman Getsemani, pokok doa Yesus bukan kehendakKu yang jadi tetapi kehendak Tuhan yang jadi. Kehendak dagingNya takut menghadapi salib, tetapi kehendak Tuhan harus disalibkan! Yesus merobek kehendak dagingNya. Jadi penyembahan itu merupakan proses untuk merobek kehendak daging kita seperti yang Yesus lakukan. Kadangkala kehendak daging kita ini membuat kita keluar dari kehendak Allah. Seharusnya kehendak kita ini kita letakkan dalam kehendak Tuhan, biar kehendak Tuhan yang terjadi. Tuhan saya berkehendak keluargaku begini, biar kehendak Tuhan yang jadi. Saya ingin nikahku seperti ini, biar kehendakMu yang jadi. Kalau kehendak kita sesuai Firman, Tuhan pasti mau menjawab semuanya.

 

Dalam Yesaya 4:1 kehendak mereka mau disucikan. Ada 7 gadis memegang 1 laki-laki dan berkata ambillah aib yang ada pada kami. Ayat 2 dan seterusnya kehendak mereka dijawab oleh Tuhan.

Yesaya 4:1

4:1 Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata: "Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!"

 

Ayat 1 ini kehendak 7 perempuan ini, menunjuk gereja akhir zaman, kehendak mereka mau disucikan.

Yesaya 4:2-4

4:2 Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput.

4:3 Dan orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup,

4:4 apabila TUHAN telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar.

 

Minta dikuduskan, langsung dijawab, disebut kudus.

 

Ayo kehendak kita, kita letakkan dalam kehendak Tuhan, biar kehendak Tuhan yang jadi. Kalau kehendak kita sesuai Firman, Tuhan jawab semuanya.

 

Harga diri dirobek, kehendak daging dirobek maka kita bisa melakukan kehendak Tuhan? Apa salah satu kehendak Tuhan dan puncak dari kehendak Tuhan? Yang Yesus berdoa lalukanlah cawan ini tetapi kehendak Tuhan yang jadi, jadi Yesus menerima cawan ini. Jadi puncak kehendak Tuhan adalah salib! Kita harus rela menerima salib, itu kehendak Tuhan! Harus rela menerima salib seperti Yesus. Perjalanan Yesus di bumi ini diakhiri dengan penyaliban. Sekarang puncak kehendak Tuhan pada kita adalah rela menerima salib dalam bentuk apapun. Kita pikul salib kita masing-masing. Ada yang dihina, dikucilkan, ada yang sampai dipenjarakan, ada yang diizinkan sakit sampai meninggal.

 

Kenapa harus menerima salib? Salib adalah proses mempercepat perobekan daging, proses mempercepat terpisah dari tubuh maut untuk beralih pada tubuh kemuliaan. Secepat Yesus disalibkan, secepat itu Dia dibangkitkan. Kalau sekarang kita segera mau menerima salib, segera akan menerima tubuh kemuliaan, jangan menghindar! Kadangkala sudah diperhadapkan dengan salib tetapi kita tidak rela, akhirnya diulangi lagi sama Tuhan. Tidak rela, masih ngomel, masih marah, masih persalahkan orang lain. Akhirnya diizinkan terjadi lagi salib yang sama sampai kita rela menerima. Berarti kita sudah beralih dari tubuh maut, tubuh celaka kepada tubuh kemuliaan. Ayo segera menerima salib supaya segera terpisah dari tubuh maut ini dan segera beralih pada tubuh kemuliaan, segera terangkat.

 

Hasilnya:

a)      Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Berarti kita mengalami kuasa Tuhan yang menghapus kemustahilan. Misalnya mustahil untuk menghidupi keluarganya, secara ekonomi kesulitan, tetapi tidak berbuat dosa, tetap setia benar melayani Tuhan, Tuhan sanggup menghapus kemustahilan!

 

b)      Mengalami kuasa nama Yesus.

Filipi 2:9-10

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

 

Mengalami kuasa nama Yesus yaitu kuasa kemenangan dan kuasa pengangkatan. Semakin kita terpisah dari hidup lama yang berdosa, terpisah dari daging, semakin kita terangkat. Kita terpisah dari daging sampai daging ini nol, kita sudah terangkat di awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga. Kita mengalami kuasa pengangkatan, ditinggikan oleh Tuhan. Secara rohani semakin suci, semakin dipakai, mengalami peningkatan terus, sampai waktu Yesus datang daging sudah nol, 100% Yesus menguasai hidup kita, kita sama mulia dengan Yesus.

 

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar