20140412

Kebaktian Doa, Sabtu 12 April 2014 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Amos 5:7-8
5:7 Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan yang mengempaskan kebenaran ke tanah!
5:8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi -- TUHAN itulah nama-Nya.

Tadinya adalah keadilan tetapi ketika keadilan itu direntangkan atau diukurkan kepada umat Israel dan juga sekarang direntangkan kepada kita, seringkali kita tidak bisa menerima atau menolak. Karena apa yang disuarakan oleh Tuhan lewat nabi Amos ini, keadilan itu bagaikan ipuh yaitu sesuatu yang pahit. Ketika Tuhan mengajar tentang keadilan maka banyak kali mendapat penolakan karena bagi orang yang menolak itu bagaikan sesuatu yang pahit sebab keadilan Tuhan belum tentu kita sambut sebaliknya apa yang kita katakan adil di mata Tuhan belum tentu adil.
Yehezkiel 18:25,29; 33:17,20
18:25 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat ataukah tindakanmu yang tidak tepat?
18:29 Tetapi kaum Israel berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, hai kaum Israel, ataukah tindakanmu yang tidak tepat?
33:17 Tetapi teman-temanmu sebangsa berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Padahal tindakan mereka yang tidak tepat.
33:20 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Aku akan menghakimi kamu, masing-masing menurut kelakuannya, hai kaum Israel."

Misalnya dalam rumah tangga Tuhan rentangkan tali ukur agar dalam nikah itu ada keadilan. Keadilan kita dengan keadilan Allah banyak selisihnya. Belum tentu kita mengatakan sesuatu itu adil tetapi di hadapan Tuhan itu bukan sesuatu yang adil. Jadi ukuran Tuhan tentang keadilan dengan ukuran yang kita pakai tidak bisa kita sejajarkan. Olehnya itu kita harus ada pada keadilan Tuhan.

Dilihat oleh Tuhan bahwa sikap umat Isael tentang keadailan dari Tuhan itu adalah sesuatu yang pahit. Misalnya dalam persoalan waktu. Kalau kita melihat waktu yang kita berikan kepada Tuhan dan kita pakai untuk diri kita, sebenarnya kita tidak adil. Kalau keadilan Tuhan tentang waktu itu berusaha kita terapkan maka kita akan berkata itu pahit bagi daging. Kalau sudah sampai pada kondisi seperti itu, yaitu keadilan Allah kita terapkan sebagai sesuatu yang mutlak untuk dilakukan maka kita akan berteriak itu pahit.

Bagi orang Israel memang ada keadilan dengan Tuhan dalam persoalan waktu. Bagi Israel ada hari sabat setiap minggu, ada sabat untuk tahun, ada sabat tanah. Kalau melaksanakan ini orang Israel pasti menjerit apalagi untuk melaksanakan sabat tanah. Selama 6 tahun mereka mengelolah tanah dan pada tahun ketujuh tidak boleh mereka kelolah dan apa yang tumbuh di atasnya tidak boleh mereka panen. Yang boleh memanen adalah orang asing, janda, yatim piatu dan orang miskin. Ini yang mereka rasa pahit sehingga tidak melakukan sabat tanah akibatnya Tuhan cabut dari tanah perjanjian.

Karena merasa keadilan Tuhan itu tidak cocok dengan daging mereka maka 490 tahun meraka tidak mau melaksanakan sabat tanah. Mereka tidak mau melaksanakan sabat tanah karena mengatakan itu pahit untuk dilakukan akhirnya. Mereka tidak mau membiarkan tanaman pada tahun ketujuh itu menjadi milik orang asing, janda-janda, yatim piatu dan fakir miskin. Karena mereka mengatakan itu pahit maka Tuhan izinkan 70 tahun mereka dibuang di Babel.

Ini yang seringkali kita tidak sadar, karena mengukur keadilan Allah itu dengan keadilan kita harus pas. Itu sebabnya jangan kaget kalau menemukan diri dalam suatu kancah yang berat karena tidak mau menerima keadilan Allah sebab merasa keadilan Allah itu membuat daging terasa pahit.

Pada sabat mingguan mereka tidak boleh melakukan pekerjaan apapun, kalau melanggar sabat mingguan maka mereka dirajam dengan batu. Untuk kita sekarang itu tidak lagi dituntut oleh Tuhan. Tetapi kadang kala kita malah memotong waktu untuk Tuhan yaitu waktu untuk berkumpul dalam persekutuan ibadah.
Ibrani 10:25
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Marilah kita saling menasihati. Bukan nasihat yang melemahkan tetapi yang mendorong kita supaya kita bisa mampu menghadapi hari Tuhan. Menghadapi kedatangan Tuhan ada dua kekuatan yang harus kita galakkan dari dalam kehidupan kita yaitu:
1)      Supaya kita beroleh kekuatan untuk luput dari yang akan terjadi
2)      Supaya kita tahan berdiri di hadapan anak manusia

Kita harus ada di dalam keadilan Tuhan, jangan kita mengatakan keadilan Tuhan itu pahit. Kalau Tuhan yang mengukur maka Tuhan tidak pernah salah. Kalau mengatakan keadilan Tuhan itu pahit berarti menuduh Tuhan itu tidak becus, Tuhan itu keliru.

Mazmur 109:17
109:17 Ia cinta kepada kutuk -- biarlah itu datang kepadanya; ia tidak suka kepada berkat -- biarlah itu menjauh dari padanya.

Berkat itu datang oleh Firman Tuhan dan berkat Tuhan itulah keadilan Tuhan. Jangan berpikir karena kemampuan kita maka kita bisa memperoleh berkat. Kalau berkata seperti itu sama dengan menghempaskan kebenaran Allah di atas tanah. Biarlah kita mengatakan kemampuan kita untuk mendapatkan berkat itu datang dari Tuhan. Orang yang bisa berkata seperti itu adalah orang yang menerima keadilan Allah dan tidak menghempaskan kebenaran di atas tanah.
Ulangan 8:17-18
8:17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
8:18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Pada tahun Yobel orang-orang yang berutang harus dilunaskan utangnya. Tetapi dari pihak orang yang punya utang ini tidak boleh dengan sengaja menahan untuk tidak melunasi utangnya sampai tahun Yobel sehingga dia tidak bisa ditagih lagi. Dari pihak orang yang memberikan piutang harus menghapus utang orang tersebut pada tahun Yobel dan jangan menagihnya lagi. Yobel dalam pengertian rohani adalah adalah saling mengaku dan mengampuni. Segala sesuatu tuntas di selesaikan. Tetapi ada orang yang tidak mau menerapkan Yobel dalam dirinya karena dia menganggap tidak adil, dia tidak mau mengampuni karena terlalu sakit baginya. Olehnya itu kita harus kembali pada keadilan Tuhan. Di sinilah seringkali terasa pahit sehingga tidak mau mengaku dengan rendah hati karena merasa dirinya tidak salah. Siapa yang menerima pengakuan juga harus dengan lemah lembut mengampuni jangan dengan terpaksa.

Jangan kita menghempaskan kebenaran hanya karena sesuatu karena kebenaran itu memerdekakan kita.
Yohanes 8:32,35-36
8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

Kalau kita menghempaskan kebenaran sama dengan kita membawa hidup kita ke dalam penjara. Anak Tuhan yang sudah menghempaskan kebenaran bisa kelihatan, dia seperti terbelenggu, tidak mengalami kebebasan. Itu sebabnya mari kita menerima kebenaran Firman Allah baik Firman itu datang dengan keras maupun datang bagaikan angin sepoi-sepoi/ lembut.

Orang Israel yang mendengarkan kebenaran Firman yang disampaikan Tuhan Yesus malah lari pada persoalan yang jasmani.
Yohanes 8:33
8:33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"

Tuhan menangkap perkataan mereka sebagai suatu kebohongan karena mereka selama 400 tahun diperhamba di Mesir.
Kisah Para Rasul 7:6
7:6 Beginilah firman Allah, yaitu bahwa keturunannya akan menjadi pendatang di negeri asing dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya.

Kejadian 15:13
15:13 Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya.

Tetapi Tuhan tidak mengangkat persoalan itu, yang Tuhan Yesus tampilkan tentang perhambaan dosa.
Yohanes 8:34-36
8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.
8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

Tuhan Yesus datang untuk memberi kemerdekaan, untuk memberi kebebasan, sebab orang Israel telah menghempaskan kebenaran.

Setelah Tuhan berbicara bahwa mereka menghempaskan kebenaran maka Tuhan mengarahkan kita pada bintang kartika dan bintang belantik.
Amos 5:8
5:8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi -- TUHAN itulah nama-Nya.

Kalau Tuhan menunjuk pada bintang kartika dan bintang belantik berarti setelah Tuhan membebaskan kita,  Tuhan mau mengarahkan pandangan kita ke atas. Kalau orang menghempaskan kebenaran Allah maka yang ditemuinya adalah tsunami (Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi).

Dikatakan pada ayat 7 “yang mengempaskan kebenaran ke tanah” berarti karena persoalan dunia ini sehingga kebenaran Allah dihempaskan. Bagaimana lagi bisa melihat bintang Kartika dan bintang Belantik kalau menghempaskan kebenaran. Yang akan ditemui orang seperti itu adalah kekelaman, gelap malam dan tsunami. Kalau pandangan kita selalu ke atas maka kita akan luput dari tsunami atau bencana-bencana lain yang akan menimpa dunia ini. Anak Tuhan yang tidak menghempaskan kebenaran tidak akan dilibas oleh tsunami karena akan disingkirkan Tuhan ke padang belantara.

Yakobus 5:6
5:6 Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.

Siapa orang benar ini yang tidak melawan?
Lukas 23:47
23:47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

Menghempaskan Firman sama dengan menghempaskan Tuhan Yesus, menghempaskan kebenaran sama dengan menghempaskan orang benar yaitu Tuhan Yesus.

Ayub 38:31;9:9
38:31 Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik?
9:9 yang menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan;

Memandang bintang Kartika= memandang ikatan
Memandang bintang Belantik= memandang belenggu

Kalau mau melihat bintang Kartika dan bintang Belantik kita harus menengadah ke atas. Kalau menghempaskan kebenaran berarti menghempaskan Yang menciptakan bintang Kartika dan bintang Belantik.

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar