20140420

Kebaktian Paskah, Minggu 20 April 2014 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Ibrani 13:20
13:20 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita,

Darah perjanjian ini pernah disebutkan oleh Musa ketika berada di bawah gunung Torsina. Dia menyembelih binatang kemudian darahnya diisi dalam pasu lalu darah itu dipecikkan pada kitab dan kepada bangsa Israel. Setelah memercikan darah perjanjian itu maka Tuhan menampakkan kakiNya berdiri pada batu pualam.
Keluaran 24:6-10
24:6 Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu.
24:7 Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan."
24:8 Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."
24:9 Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel.
24:10 Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.

Ini nubuatan bagi kita gereja Tuhan sebab ini adalah nubuatan berganda. Kita menerima percikan dari darah Gembala Agung yang telah kembali dari antara orang mati, berarti telah dibangkitkan.
Ibrani 13:20
13:20 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita,

Nubuatan dalam Kejadian pasal 24 ini digenapi dalam injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan surat Ibrani. Kegenapan nubuatan yang kedua yang akan kita saksikan di depan. Jadi sebelum memandang kemuliaan Tuhan yang sesungguhnya maka lebih dahulu kita harus ada pada kuasa percikan darah. Darah perjanjian yang kekal itulah darah Gembala Agung yang telah kembali dari kematian.

Dulu mereka baru melihat kaki Tuhan dan batu tempat Tuhan berpijak. Tetapi ke depan ini kita bukan hanya melihat sepenggal anggota Tubuh Tuhan tetapi seutuhnya. Kalau dulu untuk melihat sepenggal kaki harganya adalah percikan darah, apalagi kalau kita mau melihat Tuhan dalam kemuliaanNya yang seuutuhnya, penghargaan kita terhadap darah perjanjian itu harus lebih tinggi dan bukan kita ringankan serta entengkan. Hal itu berhubungan erat dengan Gembala Agung dalam pelayananNya dalam suasana kebangkitan.

Jadi pelayanan Gembala Agung dalam suasana kebangkitan yang dikaitkan dengan darah perjanjian yang kekal, tujuan akhirnya agar kita bisa memandang Tuhan dalam kemuliaan yang utuh, dalam kesempurnaanNya.

Hal-hal yang mau mengganjal sehingga kita gagal berada dalam kesempurnaan inilah yang harus kita buang. Awal pelayanan Gembala yang Agung ini dimulai dengan iblis menggoda supaya batu diubah menjadi roti. Akhir pelayananNya Gembala Agung ini juga diperhadapkan dengan batu yang menutup pintu kubur yang mau menghalangi supaya Gembala Agung ini jangan kembali dari suasana kematian. Itu pikiran manusia, itu pikiran iblis. Tetapi iblis tidak berdaya, Tuhan Yesus bisa bangkit tanpa batu itu digulingkan, tetapi supaya ada bukti bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit maka batu itu harus digulingkan.

Pada awal pelayananNya, Tuhan Yesus berhadapan dengan suara iblis. Sekarang ini kita tidak melihat iblis tampil seperti yang dilihat Tuhan Yesus tetapi sekarang kita berhadapan dengan suara iblis melalui mulut-mulut orang yang tidak bertobat yang mendorong supaya batu berubah menjadi roti, artinya suara yang diperdengarkan di dalam gereja adalah untuk mencari kebutuhan isi perut.
Roma 16:18
16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

Kalau kita pergi beribadah dan yang ditekankan hanya persoalan hidup lahiriah, maka itu suara iblis yang mau merubah batu menjadi roti. Kalau itu yang dikumandangkan dari balik mimbar maka kita rugi. Yang harus dikumandangkan adalah supaya kita digiring oleh  Firman Allah agar hidup ini benar-benar hanya hidup dari Firman Allah. Yang harus diberi penekanan adalah Firman pengajaran yang mengubahkan hidup kita supaya kita memandang Tuhan Yesus bukan hanya kakiNya tetapi memandang Tuhan Yesus secara utuh sebab kita bersinggungan dengan darah yang mahal yaitu darah Yesus. Itu sebabnya jangan kita kurang menghargai darah perjanjian.

Kalau pelayanan hanya menekankan persoalan lahiriah itu adalah suara iblis, apalagi bila yang menyampaikan adalah orang yang tidak bertobat dan masih hidup dalam gelap berarti pemberita itu masih bekerja sama dengan iblis.

Amsal 4:18
4:18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.

Kalau pelayan hidup dalam gelap bagaimana dia bisa membimbing jemaat sampai pada terang rembang tengah hari. Apa yang terjadi pada tengah hari? Terjadi pembenahan nikah dan ibadah.
Yohanes 4:6
4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.

Yang harus kita jaga adalah jangan dengar suara iblis (asing),
Yohanes 10:5
10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

jangan dengar suara pelayan yang tidak bertobat, yang hidup dalam kegelapan. Mereka hanya menekankan persoalan lahiriah. Yang lahiriah itu Tuhan akan sediakan tetapi yang paling utama yang harus kita kejar adalah kebenaran Firman Allah yang olehnya kita bisa diubahkan.

Munculnya batu dalam awal pelayanan, akhir pelayanan dan dalam perjalanan pelayanan Tuhan Yesus ini yang harus kita pangkas. Dalam pelayanan Tuhan Yesus berkali-kali Dia mau dilempar dengan batu
Yohanes 5:18
5:18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.

Mereka mau melempar Tuhan Yesus dengan batu karena perasaan mereka gampang tersinggung. Mereka mengatakan Bapa mereka adalah Allah, tetapi ketika Tuhan Yesus mengatakan “Allah itu Bapaku” maka mereka mau melempar Tuhan Yesus dengan batu.
Yohanes 8:41
8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."

Ketika Tuhan Yesus mengedepankan bahwa Bapa di Sorga adalah BapaNya dan mulai ada koreksi terhadap pelayanan dan ibadah mereka maka mereka tersinggung. Mereka tidak mau dikoreksi, mereka tidak mau mengalami pembenahan, mereka tidak mau mengalami penyucian. Berarti perkataan Tuhan Yesus yang mengatakan bahwa Allah itu BapaNya sebenarnya hanya penyebab akhir, yang sebenarnya sudah ada batu bergudang-gudang dalam hati mereka untuk melempar Tuhan Yesus sebab mereka tersinggung mendengar Firman Allah.

Sebenarnya kalau kita mendengar Firman kita harus membuka hati selebar-lebarnya supaya Firman lebih leluasa bekerja. Tetapi karena mereka tidak membuka hati akhirnya mereka mau melempar Tuhan Yesus dengan batu. Ini yang harus dipangkas supaya kita ada pada penggembalaan Gembala Agung yang membawa darah perjanjian yang kekal. Ketika kita kena Firman dan kita mengaku dosa maka darah perjanjian dipercikkan kepada kita dan kita diampuni.
Yohanes 8:59
8:59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

Batu itu sudah ada dalam hati mereka, itulah kekerasan hati. Tanpa kita sadar dengan hati yang keras kita sudah melempar kebenaran Firman. Hati yang keras/hati yang degil membuat Tuhan Yesus berduka cita dan kalau tetap berkeras hati maka dukacita Tuhan Yesus itu akan meningkat menjadi marah besar.
Markus 3:4-5
3:4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.

Di taman Getsemani Tuhan Yesus masih kena batu. Jarak Tuhan Yesus dengan murid-muridNya ketika Dia berdoa adalah sepelempar batu jauhnya. Artinya Tuhan Yesus tidak mengelak dari lemparan batu, Dia menerima saja.

Ketika Tuhan Yesus berdukacita dan marah maka ada dua hal yang terjadi:
1.      Bagi yang berkeras hati Tuhan marah.
2.      Bagi yang mati tangan kanannya Tuhan Yesus mengulurkan kasih sayangNya. Tuhan menyembuhkan tangan kanan berarti mengkaitkan kehidupan itu dengan Yerusalem Baru.

Mari kita menerima sisi yang kedua jangan yang pertama. Makanya tidak heran kalau Firman Allah terpental begitu saja dan tidak berbekas di dalam hati sebab ada kekerasan hati.
Roma 2:4-5
2:4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
2:5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.

Jangan kiranya kita menimbun murka Allah. Awal pelayananNya, Tuhan Yesus bertemu dengan pemberita palsu, di tengah-tengah pelayananNya Tuhan Yesus berhadapan dengan pelayan-pelayan palsu dan pada akhir pelayananNya Tuhan Yesus bersuka cita karen bukan tanganNya yang mengulingkan batu tetapi malaikat dari Sorga. Dengan kata lain kalau kita mendengar suara malaikat, kalau mendengar suara gembala untuk membuka pintu-pintu kubur hati kita yang tertutup dengan batu yang keras yaitu kekerasan hati, maka kita bisa berada dalam wilayah penggembala Dia yang telah mati dan kembali bangkit menjadi Gembala Agung.

Apakah tanpa mengulingkan batu kubur Tuhan bisa langsung membangkitkan Lazarus dan dia muncul di luar kubur dengan bebas? Bisa saja Tuhan Yesus berbuat begitu, tetapi Tuhan menggunakan sistem ini untuk menunjukkan kepada kita bahwa Allah mau supaya kita mengikuti irama kerjaNya, bahwa kita lebih dahulu harus mendengar suara keras dari Tuhan. Jangan mendengarkan suara bisikan iblis, daging dan dunia.
Yohanes 11:39-40
11:39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11:40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

Kalau kita mau menggolekkan hati batu dari dalam hati kita maka Tuhan sudah siap dengan kemuliaan yang sudah disiapkan untuk kita. Tetapi kadang kalau pikiran dan perasaan kita tidak terbawa pada alur pemikiran seperti itu. Orang yang membuka batu hati yang bagaikan kubur itu adalah orang yang menerima Firman dengan percaya.

Yohanes 11:41-44
11:41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.
11:42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
11:43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"
11:44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."

Jadi kemuliaan Tuhan sediakan bagi orang yang percaya dan tindakan orang yang percaya adalah melepaskan batu yang menutup kekerasan hatinya. Kalau tidak melepaskan kekerasan hati maka bukan kemuliaan yang kita terima tetapi murka Tuhan.

Mengapa batu ini harus dilepaskan? Karena batu ini mengganjal benih Firman yang ditabur. Orang yang mempertahankan kekerasan hati maka benih Firman Allah tidak akan bertumbuh dalam hatinya sehingga membuat Tuhan berduka dan meningkat menjadi murka sehingga akhirnya kehidupan orang seperti itu suatu saat akan menemukan dirinya berada dalam pelukkan raja murtad.
Markus 4:16-17
4:16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira,
4:17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.

Murtad dalam bahasa Gerika adalah Apostasia. Ini adalah kata sifat yang kata kerjanya Aphistemi yang artinya:
1.      Berkhianat
2.      Berontak
3.      Meninggalkan ajaran yang benar

Tuhan tidak ingin kita menjadi seperti itu. Untuk bisa melayani Tuhan kita harus membuang roh pemberontakan dan buang kegagalan-kegagalan kita. Mari kita merangkul pengajaran yang benar dan jangan kita lepaskan. Kalau kita lepaskan berarti siap bertemu dengan bosnya murtad yaitu iblis.

II Tesalonika 2:3,8
2:3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
2:8 pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.

I Timotius 4:1-3
4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
4:3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.

Melarang orang kawin artinya melarang nikah yang suci. Mereka tidak setuju nikah cara Allah dan mengikuti hawa nafsu daging mereka jadi tidak ada istilah penyucian nikah. Kita ini berangkat dari kehidupan nikah yang sudah banyak amburadul tetapi oleh kasih karunia Tuhan kita tidak terganggu dengan roh murtad serta ajaran sesat dan kita mau disucikan dan dibersihkan nikah kita.

Buang itu batu yang menutup hati kita dan izinkan benih itu tumbuh sehingga mengeluarkan buah 30, 60 dan 100. 30 adalah angka korban Kristus, kita menghargai Korban Kristus. 60 adalah angka yang mengawal/ menjaga nikah. 100 angka persekutuan nikah yang berhasil di jaga. Gereja Tuhan sedang menuju ke sana.

Dalam kitab Wahyu pasal 8 sampai pasal 9 ada 13 kali dikatakan 1/3 yang berkaitan dengan penghukuman. Angka 13 adalah angka pemberontakan, angka 13 adalah angka kehancuran. Kenapa kena pada hukuman sangkakala yang adalah hukuman putra Allah? Karena manusia tidak menerima pribadi Yesus sebagai Putra Allah maka manusia akan dilibas dengan angka 1/3 yaitu pemberontakan dan kehancuran. Kalau kita menghargai pengorbanan Yesus, maka saudara bukanlah orang yang akan dihukum namun saudara dipercayakan mandat untuk menghukum.

Kalau hati keras membuat Tuhan berdukacita dan akhirnya murka. Tetapi ketika hati hancur maka Tuhan ada di situ. Daud melakukan kesalahan fatal karena berselingkuh dengan Betsyeba lalu dengan akal bulusnya dia menyuruh Yoab agar suami Betsyeba yaitu Uria ditempatkan pada medan perang yang paling berat supaya mati sehingga ada jalan dia mengambil Betsyeba sebagai istri. Tetapi ketika nabi Nathan menegurnya maka hatinya hancur di hadapan Tuhan.
Mazmur 51:7,9,12-13,16-19
51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
51:9 Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
51:12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
51:13 Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
51:16 Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!
51:17 Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
51:18 Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
51:19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Daud ini adalah nabi.
Kisah Para Rasul 2:30-31
2:30 Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.
2:31 Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.

Nabi Natan menegur Daud yang juga adalah nabi tetapi nabi yang menyeleweng dan menyimpan hati keras, namun ketika ditegur Daud menerima dan hatinya hancur.


Yesaya 57:15
57:15 Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

Kalau kita mau melihat kemuliaan Tuhan maka biarlah kita seperti raja Daud yang kembali bertobat. Cara Tuhan supaya kita bisa menikmati kemuliaan maka kita harus membersihkan kekerasan hati. Tuhan rindu untuk beracara, untuk merubah hati yang seperti batu ini.
Yehezkiel 11:19-20
11:19 Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat,
11:20 supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.

Kebangkitan Tuhan Yesus berhubungan dengan pelayanan wanita-wanita yang terhalang oleh batu yang menutupi pintu kubur tetapi malaikat datang menolong mereka. Ketika wanita-wanita datang untuk merempahi mayat Tuhan Yesus yang menjadi pemikiran mereka adalah batu yang menutup pintu kubur, seberapa kuat perempuan-perempuan ini mengulingkan batu kubur? Ini pelajaran bagi kita, mustahil bagi kita manusia untuk merubah hati seseorang, kalau bukan Tuhan yang merubahnya.

Seringkali kita terlalu cepat menghakimi orang karena kekerasan hati kita. Justru orang yang paling jahat itu Tuhan tangani secara spesial. Kita seringkali merasa diri kita lebih baik dari orang lain. Kita ini orang yang tidak baik tetapi karena kemurahan Tuhan ada darah perjanjian, ada Gembala Agung yang menggembalakan kita dengan belas kasihan. Kenapa kita berebutan untuk meraih kemuliaan yang Tuhan sediakan. Biarlah kita mau dibersihkan oleh Tuhan, memberi diri untuk dibersihkan oleh Firman maka kemuliaan pasti di tangan.

Kalau kita mendengar Firman dan hati kita tersentuh, biarlah kita membuka hati, jangan kita tutup. Bukti hati yang hancur ada derai air mata. Oleh kebangkitan Tuhan Yesus kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menyambut kedatanganNya yang kedua kali. Tentang kebangkitan Tuhan Yesus awalnya murid-muridNya tidak percaya, apalagi berbicara tentang kedatanganNya kedua kali banyak orang yang tidak percaya. Mari kita gabungkan diri kita dan menempatkan diri kita pada komunitas orang yang percaya pada kedatanganNya pada kali yang kedua.
1 Yohanes 3:2-3
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Jangan saudara jatuh di tangan pelayanan yang tidak mempersiapkan kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus pada kali yang kedua sebab mereka beranggapan kalau mereka mati itu berarti Tuhan sudah datang bagi mereka. Hidup ini sesungguhnya ada di tangan Tuhan, mati untuk Tuhan dan hidup untuk Tuhan.

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar