20140604

Kebaktian PA Yehezkiel, Rabu 4 Juni 2014 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Yehekiel 46:16-20
46:16 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Kalau raja itu memberi sesuatu pemberian dari milik pusakanya kepada salah seorang anaknya, maka itu menjadi kepunyaan anaknya, dan milik ini menjadi pusaka mereka.
46:17 Kalau ia memberikan pemberian dari milik pusakanya kepada salah seorang hambanya, maka itu menjadi kepunyaannya sampai tahun kebebasan, lalu harus kembali kepada raja itu; hanya anak-anak raja itu boleh mewarisi milik pusakanya.
46:18 Dan janganlah raja itu mengambil sesuatu dari milik pusaka rakyat, sehingga mereka terdesak dari miliknya; hanya dari miliknya boleh ia mewariskan kepada anak-anaknya supaya jangan seorang pun dari umat-Ku didesak dari miliknya."
46:19 Lalu dibawanya aku melalui pintu masuk yang di samping pintu gerbang ke bilik-bilik untuk para imam yang di sebelah utara tempat kudus, dan sungguh, di sana di bahagian barat sekali ada suatu tempat.
46:20 Ia berkata kepadaku: "Di sinilah tempatnya imam-imam memasak korban penebus salah dan korban penghapus dosa dan membakar korban sajian, dan mereka tidak boleh membawanya ke pelataran luar, supaya dengan demikian mereka jangan menguduskan umat TUHAN."

Sesuatu yang sangat unik dan dapat dikatakan misteri dapat kita baca dalam ayat-ayat Firman Allah ini. Kalau kita hanya bersandar pada pikiran (logika) kita manusia maka kita akan bingung 7 keliling, kecuali Tuhan membukakan rahasiaNya atau Tuhan beritahu kepada hamba Tuhan apa yang Tuhan pikirkan.
Amos 4:13b
4:13 Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak di atas bukit-bukit bumi -- TUHAN, Allah semesta alam, itulah nama-Nya.

Impertasi atau pemberian warisan itu diberikan oleh raja (penghulu) kepada hamba. Tetapi kita harus waspada, sebab ada pemberi waris yang mengambil warisan dari orang banyak, bukan apa yang berasal dari dirinya, bukan Firman pengajaran yang telah menjadi pengalaman dan menjadi berkat dalam hidupnya . Kalau pengajaran yang akan diberikan itu berasal dari orang banyak maka otomatis akan dia kemas sedemikian rupa namun bahannya bercorak ragam.
I Petrus 1:18
1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,

Secara logika apa yang dihimpun dari orang banyak itu yang benar dibandingkan dengan seorang yang menerima warisan dan bersikukuh mengatakan dia yang benar. Bagi yang suka mencampur-baurkan pengajaran kemudian mengambil kesimpulan sendiri akan menghasilkan bukan kesempurnaan tetapi bermuara pada pujian untuk diri sendiri dan memuncak melembu emaskan hamba Tuhan atau hamba Tuhan itu sendiri melembu emaskan dirinya sendiri.

Kalau menerima ajaran dari Allah Bapa itu akan berkesinambungan. Kalau seorang hamba Tuhan sudah menerima impertasi maka dia akan mengimpertasikan pada orang lain. Pengajaran seperti itu tidak perlu diragukan sebab jelas berasal dari mana sebab yang diterima dari pendahulu diimpertasikan kepada yang harus meneruskan seperti apa yang diterima dari para pendahulu.

Timotius tidak merubah pengajaran yang dia terima dari rasul Paulus. Jangan kita merubah pengajaran yang telah kita terima dari para pendahulu.
II Timotius 3:10
3:10 Tetapi engkau telah mengikuti 1ajaranku, 2cara hidupku, 3pendirianku, 4imanku, 5kesabaranku, 6kasihku dan 7ketekunanku.

Yang membentuk karakter Paulus adalah ajaran. Ajaran itu diturunkan kepada Timotius dan dia menerima itu. Dia tahu ajaran yang dia terima itulah yang menghasilkan tahbisan yang benar. Ajaran itu komando kita. Kalau komando kita salah maka semuanya pasti salah. Komando itu adalah ajaran Firman Tuhan yang sehat. Kalau saudara mengikuti komando yang salah nantinya akan disikat oleh antikristus. Poin 2 sampai 7 adalah tahbisan.

Dari dulu saya merindu jalan Tuhan yang benar dan akhirnya Tuhan pertemukan dengan pengajaran ini. Ketika bertemu dengan pengajaran ini hati saya menjadi sejahtera/ bahagia.
Mazmur 50:23
50:23 Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."



Mazmur 50:23 (Terjemahan Lama)
50:23 Barangsiapa yang mempersembahkan syukur, ia itu menghormati Aku, dan barangsiapa yang menyempurnakan jalannya, maka Aku akan menunjuk kepadanya selamat yang dari pada Allah adanya.

Orang yang menerima pengajaran ini dengan membayar mahal, sulit baginya untuk melepaskan. Tetapi orang yang menerima pengajaran ini dengan gampangan maka mudah juga dia melepaskan. Kalau saudara tahu bahwa pengajaran inilah yang akan membawa saudara pada rencana Allah yang puncak yaitu menjadi Mempelai Wanita Tuhan maka peganglah ajaran ini dan tidak usah melirik pengajaran-pengajaran yang lain lagi.

Kalau berani mengotak-atik pengajaran Tabernakel maka akan ada dua hal yang akan menerkam:
1.      Dunia
2.      Kenajisan
Kalau mengimpor cara-cara dunia di dalam gereja maka itu adalah zinah rohani! Ini jangan sampai terjadi.

Timotius sudah mendapat impertasi dari rasul Paulus dan dia harus meneruskan pada orang lain.
II Timotius 2:2
2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.

Pelajaran Tabernakel adalah kunci membuka rahasia Firman Allah. Roh Kuduslah yang membuka rahasia Firman Allah dan Pelajaran Tabernakel adalah karya Roh Kudus.

Penghulu ini ada kaitannya dengan gembala. Penghulu gembala adalah Tuhan Yesus.
I Petrus 5:4 (Terjemahan Lama)
5:4 Dan apabila kelihatan kelak Penghulu gembala itu, maka kamu akan beroleh makota kemuliaan yang tiada akan layu.

Yang akan menerima warisan adalah anak penghulu. Jangan sampai kita sudah berasal dari benih yang sama tetapi kita tidak mendapatkan warisan itu. Ada 3 kategori anak-anak Tuhan, contoh yang dapat kita lihat gambarannya anak-anak Yakub.
1.      Anak-anak Lea
Anak Lea ada 6 orang laki-laki. Benih mereka dari Yakub namun dibentuk dalam kandungan yang warnanya:
a)      Ada tanda penipuan
Kejadian 29:25
29:25 Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: "Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?"

Berarti ada anak Tuhan yang berasal dari benihnya Raja segala raja tetapi dikemas dalam penipuan.

b)      Sifatnya terikat dengan adat istiadat
Kejadian 29:26
29:26 Jawab Laban: "Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya.

Supaya anak seperti bisa mencapai hasil yang baik maka mereka harus melalui penyucian. Kalau menolak penyucian maka akan keluar dari pembangunan Tubuh Kristus.
Kejadian 29:21-26
29:21 Maka kata Yakub kepada Laban: Berikanlah biniku, karena telah genaplah hariku, supaya aku didudukkan dengan dia.
29:22 Maka oleh Laban dihimpunkanlah segala orang isi negeri itu, lalu diperbuatnyalah suatu perjamuan.
29:23 Maka pada malam hari itupun diambilnya akan Lea, anaknya, lalu dihantarkannya kepada Yakub, maka Yakubpun bersetubuhlah dengan dia.
29:24 Maka akan Lea, anaknya itu, diberikan Laban pula Zilpa, sahayanya perempuan, akan seorang sahaya baginya.
29:25 Setelah pagi hari, sesungguhnya ia itulah Lea juga; sebab itu kata Yakub kepada Laban: Mengapa maka engkau berbuat akan daku demikian? Bukankah aku telah memperhambakan diriku kepadamu karena sebab Rakhel? Mengapa engkau menipukan daku?
29:26 Maka sahut Laban: Dalam negeri kami ini tiada biasa orang berbuat demikian, yaitu memberikan yang bungsu itu dahulu dari pada yang sulung.

Rahim Lea diisi benih Yakub tetapi dengan cara akal-akalan, dengan cara licik. Manusia jatuh dalam dosa oleh karena iblis memakai binatang yang paling licik yaitu ular, kita harus hati-hati dengan penipuan ini.

Kejadian 3:1
3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Bagaimana anak yang dikandung dalam tanda tipuan dan adat istiadat ini bisa menerima waris kalau dia tidak mengalami penyucian. Banyak anak Tuhan bangga dengan benih Yakub, bangga dengan benih firman tetapi tidak sadar dia ada dalam koridor penipuan dan adat istiadat.

Kita harus sadar bahwa kadang kita masih berseliweran dalam hal ini. Itu sebabnya kita harus memberi diri supaya dibebaskan dari roh ini yaitu penipuan dan ikatan nenek moyang/ adat istiadat.
I Petrus 1:18
1:18 sebab mengetahui bahwa kamu sudah ditebus daripada kehidupanmu yang sia-sia, yang turun-temurun daripada nenek moyangmu, bukan dengan barang yang akan binasa, seumpama dengan perak atau emas,

Kalau kita mengaku anak tebusan tetapi masih memegang adat istiadat itu sama mempermainkan Tuhan. Itu sebabnya jangan kita mengkemas sesuatu dengan adat istiadat sebab ini tanaman yang harus dicabut.
Markus 7:8
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Matius 15:13
15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.

Kalau ada saudara kita meninggal dunia jangan kita menghitung hari kemudian mengadakan ibadah.

2.      Anak-anak Bilha dan Silpa
Benihnya sama tetapi dibentuk dalam kandungan hamba. Ciri anak seperti ini selalu menimbulkan masalah dan banyak persoalan. Ini yang tidak suka dilihat oleh Yusuf karena dia anak yang keluar dari kandungan yang dicintai oleh Yakub.
Kejadian 37:1-2
37:1 Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.
37:2 Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun -- jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

Anak-anak Bilha dan Silpa ini selalu gemar dengan yang jahat/ yang tidak baik, yang menimbulkan masalah dan itu duri di mata sidang Mempelai. Kalau selama ini kita selalu menimbulkan masalah itu berarti ada roh Bilha dan Silpa di dalamnya. Bagaimana bisa menerima pelimpahan pusaka/waris. Orang seperti ini selalu menghindar untuk tidak ditumpangkan tangan.

Anak-anak Bilha dan Silpa ini mengajak anak-anak Lea untuk melawan kebenaran Firman yang dipegang oleh Yusuf. Jadi jangan heran kalau ada kelompok yang besar melawan kita bila kita memegang pengajaran yang benar.

Walaupun Yusuf harus masuk dalam sumur kering tetapi dia tetap pada pendirian yang benar. Walaupun dia harus masuk dalam tutupan (penjara) oleh sebab fitnah istri Potifar tetapi dia tidak surut langkah. Dan hasilnya dia memegang kuasa atas seluruh Mesir. Saya percaya, sekalipun sekarang kita dinista oleh dunia tetapi suatu saat kita akan menguasai dunia ini dalam kerajaan 1000 tahun damai.

3.      Anak-anak Rahel
Untuk mendapatkan anak dari Rahel dibutuhkan waktu yang panjang. Dan anak Rahel yang kedua yakni yang bungsu dari semua anak Yakub. Walaupun Yusuf adalah kakak Benyamin namun Yusuf menyapa dia “anakku”. Itu sebabnya Yusuf ini adalah gambaran sidang Mempelai Wanita Tuhan yang tampil dalam Wahyu pasal 12 dan Benyamin digambarkan sebagai anak yang dilahirkan.

Rahel adalah kehidupan yang dicintai dan menghasilkan anak yang dewasa rohani. Kita ini sudah terlalu disayang oleh Tuhan. Buktinya dimana? Kita mendapatkan pembukaan rahasia Firman yang melimpah. Itu sebabnya biarlah rohani kita dewasa dengan bukti menunjukkan kasih kita kepada kekasih kita di Sorga dengan praktek-praktek hidup yang nyata/ kongkrit dan tidak abstrak/ tidak jelas.

Yusuf akhirnya menerima kesulungan. Penyucian yang dialami oleh Yusuf berbeda dengan yang dialami oleh saudara-saudaranya yaitu lewat sumur kering (mempertahankan kebenaran) dan tutupan (mempertahankan kesucian).
I Tawarikh 5:1-2
5:1 Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung.
5:2 Memang Yehudalah yang melebihi saudara-saudaranya, bahkan salah seorang dari antaranya menjadi raja, tetapi hak sulung itu ada pada Yusuf.

Ciri kesulungan yang kita pelajari lewat kehidupan Yusuf adalah dia tidak tahan melihat yang tidak baik, dia tidak setuju apalagi dia sendiri yang mau melakukan. Kita sebagai anak Tuhan harus mempunyai minat dan kerinduan hati untuk berbuat sesuai apa yang menjadi selera Tuhan dalam hidup kita.
Yesaya 35:5-10
35:5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
35:6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;
35:7 tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.
35:8 Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya.
35:9 Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ,
35:10 dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

Siapa orang-orang ini? Mereka adalah:
Yesaya 33:15-16
33:15 Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan,
33:16 dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin.

Mari kita memberi diri untuk disucikan. Kalau kita seperti anak Lea, anak Bilha dan Silpa maka biarlah kita memberi diri disucikan dan jangan tolak penyucian Firman supaya kelak kita mendapat perlindungan di atas gunung batu dan ada jaminan hidup yang luar biasa dari Tuhan menjadi bahagian kita. Jadi tidak ada cara lain selain kita disucikan.

Banyak orang mengatakan ada Kerajaan Allah karena ada bukti tanda-tanda mujizat lahiriah. Tetapi ketika Tuhan Yesus menjawab pertanyaan orang Farisi, Dia menjawab lain dengan apa yang kita pikirakan selama ini.
Lukas 17:20
17:20 Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah,

Jadi jangan kita mengukur kerajaan dari mujizat-mujizat lahiriah, sebab kalau seperti itu berarti Yohanes Pembaptis pembohong. Tanda-tanda lahiriah itu bisa ditiru oleh iblis. Yohanes pembaptis memberitakan kerajaan Allah sudah dekat namun dia tidak pernah melakukan tanda mujizat/ lahiriah.
Yohanes 10:40-42
10:40 Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.
10:41 Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar."
10:42 Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

Jadi tanda lahiriah bukan ukuran. Ketika sakit kita membutuhkan doa supaya sembuh tetapi jangan kita mengatakan itu tanda kerajaan Sorga.

Mari kita melihat dua anak yang dikisahkan dalam perjanjian baru:
1.      Anak bungsu
Lukas 15:16
15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.

Untuk menyadarkan anak bungsu ini maka Tuhan mengizinkan dia kelaparan lalu digiring ke kandang babi dan Tuhan menghancurkan “aku”-nya/ egonya.
Lukas 15:17
15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.

Di dalam penggembalaan Tuhan Yesus ada kelimpahan Firman. Ciri rumah Bapa ada kelimpahan Firman.
Yohanes 10:10
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Jadi kelimpahan Firman itu isinya adalah kehidupan. Kalau meninggalkan kelimpahan Firman berarti meninggalkan aliran kehidupan. Jangan ini sampai terjadi dalam kehidupan kita.

Anak bungsu ini bukan hanya sekedar berucap tetapi ada tindakan
Lukas 15:18,20
15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

Dia mengatakan “berdosa terhadap sorga” itu secara vertikal, berdosa kepada Tuhan. Dia juga mengaku “berdosa terhadap bapa” itu secara horizontal, berdosa terhadap sesama. Pengakuan ini diterima oleh Tuhan sebab ada tanda salib (vertikal dan horizontal)

Anak ini merendahkan diri sampai mau menjadi seperti hamba.
Lukas 15:19
15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

Kalimat akhir dari konsep anak bungsu ini tidak diizinkan oleh bapa untuk diucapkan. Berarti Tuhan tidak mau orang yang mengaku itu menjadi sekelas dengan hamba, dia tetap adalah anak.
Lukas 15:20-22
15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
15:21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.

Statusnya sebagai anak Tuhan pulihkan karena dia ada kesadaran untuk kembali kepada Firman dan terlebih dahulu “aku’-nya dihancurkan. Kalau kita mau kembali pada kelimpahan Firman maka Tuhan tidak akan menurunkan status kita menjadi hamba.

Lukas 15:22-24
15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
15:23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.

Kita dirangkul oleh Tuhan di Salib Golgota bukan karena kita sudah bersih tetapi ketika kita berlumuran dengan dosa tetapi seringkali kita tidak tahu berterima kasih.

Anak ini dipakaikan cincin riwayat. Cincin ini secara rohani pernah jatuh kepada Haman dan kemudian dipindah kepada Mordekhai, ini akan dipakaikan kepada kita. Setelah dipakaikan jubah, cincin dan sepatu, Tuhan masih menyembelihkan lembu tambun bagi anak bungsu ini, dibuatkan pesta.

Cincin ini pernah jatuh ke tangan Tamar dari Yehuda sebagai bukti orang yang menghamili dia. Cincin ini juga pernah jatuh pada Haman yang mau menghabisi orang Israel, mau menghabisi Tubuh Kristus, tetapi cincin itu berpindah pada Mordekhai. Oleh kemurahan Tuhan cincin itu mau diberikan kepada kita.

Sebetulnya hanya kemurahan Tuhan kalau tangan kita dihiasi oleh cincin dari Sorga. Tangan yang tidak malas, tangan yang mau terlibat untuk kerja, itulah yang dipakaikan cincin oleh Tuhan.

2.      Anak Sulung
Anak sulung kelihatan setia tetapi ketika pesta digelar dia ada di luar pesta. Jangan sampai kita seperti itu.
Lukas 15:28-32
15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Ciri-ciri anak sulung ini:
a)      Marah. Selama ini anak sulung itu setia tetapi dia akhiri dengan marah. Justru saat-saat pintu pesta dibuka dia malah membangkitkan amarah. Jangan sampai justru saat-saat terakhir kita mengunci hidup dengan amarah.
b)      Dia membenarkan diri dan tidak mempersalahkan diri. Kalau saja sebagai anak sulung yang baik maka dia akan merasa kekosongan disampingnya sebab tidak ada adik bungsunya sehingga ada upaya untuk mencari. Artinya ada kasih terhadap orang yang terhilang yang tadinya ada di sampingnya.
c)      Tidak hormat terhadap bapa. Dia membantah serta menyalahkan bapanya dan juga dia menyalahkan adiknya. Ini seperti orang Israel yang menyalahkan Tuhan dan mengatakan “tindakan Tuhan tidak tepat”. Kalau Tuhan saja dipersalahkan apalagi seorang hamba Tuhan.
d)      Tidak pernah menyembelih anak kambing berarti tidak ada tanda perdamaian. Dia melayani tetapi tanpa roh perdamaian.
e)      Dia hanya mementingkan kawan-kawannya.
f)       Membesar-besarkan kesalahan anak bungsu.

Anak sulung terlihat setia tetapi kesetiaannya tidak benar. Anak bungsu ada kekurangannya tetapi dia sadar. Anak sulung ada kekurangannya tetapi dia menampilkan kelebihannya dan tidak sadar dengan kekurangannya.

Jangan sampai kita seperti anak sulung. Tidak ada lagi kesempatan penyucian baginya sebab pesta sudah digelar. Jadi jangan kita akhiri pelayanan kita dengan amarah. Hentikanlah sandiwara yang bisa mencelakakan kita, hentikanlah perbantahan, hentikanlah sikap tidak hormat terhadap Bapa dan hentikanlah menyalahkan orang lain.

Pada anak yang bungsu dikenakan cincin dan dikenakan jubah yang indah, secara rohani itulah jubah Yusuf sebab setelah dia kembali dan mengaku maka dia memiliki sifat-sifat Yusuf.

Biarlah kita mau mempertahankan status kita sebagai anak, jangan sampai turun sebagai hamba. Status anak sudah dekat dengan status mempelai sebab mempelai diambil dari antara anak.
Kejadian 24:4
24:4 Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku."

Kalau turun pada status hamba maka jarak untuk menjadi mempelai semakin jauh.
Yehezkiel 46:17
46:17 Kalau ia memberikan pemberian dari milik pusakanya kepada salah seorang hambanya, maka itu menjadi kepunyaannya sampai tahun kebebasan, lalu harus kembali kepada raja itu; hanya anak-anak raja itu boleh mewarisi milik pusakanya.

Waris yang diterima oleh hamba hanya seperti dipinjamkan. Ketika tahun pembebasan itu ditarik kembali, mengapa? Sebab rohaninya tidak pernah dewasa. Itu sebabnya anak bungsu yang sudah mengkonsep mau menjadi hamba, tidak diizinkan untuk dia ucapkan sebab Tuhan tidak mengizinkan kita dari status anak turun menjadi status hamba. Hamba dalam hal ini menunjuk kehidupan yang tidak dewasa rohani.

Dalam bentuk pelayanan kita harus menjadi hamba tetapi dalam kedewasaan rohani kita tidak boleh menjadi hamba.
Galatia 4:1-3,9,5-6
4:1 Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;
4:2 tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.
4:3 Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.
4:9 Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?
4:5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.
4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Kalau kita anak maka Tuhan akan menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita supaya bisa berseru “ya Abba, ya Bapa!”. Dalam seruan “ya Abba, ya Bapa!” tersirat di dalamnya dengar-dengaran dan taat kepada pemimpinnya. Contohnya:
Makus 14:36
14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

Walaupun didalamnya tersirat untuk menghindar tetapi akhirnya Tuhan Yesus mau taat pada PemimpinNya yaitu Allah Bapa di Sorga. Kita tidak bisa melihat Allah secara nyata tetapi yang bisa kita lihat secara kasat mata adalah gembala sebagai pemimpin. Prakteknya kita taat dan dengar-dengaran kepada Tuhan kita juga harus taat dan dengar-dengaran kepada gembala supaya kita bisa mendapatkan impertasi/ pelimpahan warisan.
Lukas 24:50-53
24:50 Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.
24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
24:52 Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
24:53 Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.

Ini bukti orang yang menerima pencurahan berkat. Buktinya mereka suka menyembah dan selalu ada di Bait Allah. Artinya mereka selalu ada dalam suasana rohani. Tidak mungkin orang yang ada dalam suasana rohani tidak memuliakan Allah. Hanya orang yang tidak rohani yang tidak memuliakan Allah.

Dalam Yehezkiel 46:20 dikatakan tidak ada korban mentah di situ sebab semua harus dimasak dan yang melayani adalah imam-imam. Jadi kasian kalau dalam gereja jemaatnya mentah dan tidak matang, itu adalah hasil pekerjaan imam. Jangan sampai saya sebagai imam mengelolah jemaat mentah dan tidak matang sehingga akhirnya Tuhan tidak mau makan. Inilah tugas kami sebagai hamba Tuhan. Walaupun sudah berupaya sedemikian rupa namun kalau masih ada yang tidak matang itu bukan lagi salah hamba Tuhan tersebut.

Saya rindu kita semuanya matang/ rohani dewasa. Jangan tidak matang seperti anak sulung atau menjadi seperti anak-anak Lea, Bilha dan Zilpa. Kalau kita seperti anak-anak Lea, Bilha dan Zilpa biarlah kita menerima penyucian dari Tuhan. Jangan sampai kita seperti anak sulung dalam Lukas pasal 15 sebab dia tidak mendapatkan kesempatan karena pesta sudah digelar.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar