20150311

Kebaktian PA Yehezkiel, Rabu 11 Maret 2015 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Yehekiel 47:21-23
47:21 "Tanah inilah kamu harus bagi-bagi di antara kamu menurut suku-suku Israel.
47:22 Dan kamu harus membagi-baginya menjadi milik pusaka di antara kamu dan di antara orang-orang asing yang tinggal di antara kamu, yang melahirkan anak di tengah-tengahmu dan mereka harus kamu anggap sama seperti orang Israel asli; bersama-sama kamu mereka harus mendapat bagian milik pusaka di tengah-tengah suku-suku Israel.
47:23 Jadi kalau di tengah-tengah sesuatu suku ada tinggal orang asing, di situlah kamu berikan milik pusakanya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.

Dari tiga ayat ini spesial Tuhan menaruh perhatian kepada bangsa asing/ bangsa kafir yang disebut bangsa gowi. Dari catatan Firman Allah ini menunjukkan kepada kita bahwa sebelum masuk ke perjanjian baru perhatian Tuhan kepada bangsa kafir sudah ada tetapi peluangnya nanti kita temukan dalam perjanjian baru. Karena pada perjanjian lama perhatian Tuhan masih dominan kepada bangsa Israel. Tetapi karena prilaku bangsa Israel maka Tuhan memberikan mereka label “sama dengan bangsa kafir”. Itulah pandangan Tuhan walaupun kejahatan orang Israel ini melebihi bangsa-bangsa kafir namun di hadapan Tuhan bangsa Israel ini disejajarkan dengan bangsa kafir.

Tuhan mencap bangsa Israel ini sama dengan bangsa kafir walaupun perbuatan jahat bangsa Israel melampaui kejahatan bangsa kafir, berarti sikap prilaku mereka sama dengan sikap kekafiran. Namun dari pandangan Tuhan yang seperti inilah yang akhirnya membuka peluang bagi kita bangsa kafir. Karena sikap yang sangat jahat dari bangsa Israel ini maka mereka Tuhan tebas. 10 suku Israel ditebas pada tahun 721 sebelum masehi dan 2 suku ditebas pada tahun 602 sebelum masehi.

Kapan Tuhan mengatakan bangsa Israel ini sejajar dengan bangsa kafir?
Maleakhi 3:9
3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! (Gowi)

Berarti telah kena kutuk sama seperti bangsa kafir. Di sini Israel sudah disejajarkan dengan seluruh bangsa yang ada di dunia ini. Seluruh bangsa dalam terjemahan aslinya disebut gowi. Ini sejajar dengan bangsa kafir.

Dalam Yehezkiel pasal 47 Tuhan mau mensejajarkan bangsa kafir dengan bangsa Israel. Ketika Tuhan mengangkat bangsa kafir sejajar dengan Israel, bangsa Israel malah turun duluan. Di sini kita harus mengambil pembelajaran agar jangan sampai lain orang mau diangkat lebih tinggi kemudian yang sudah ada di atas malah melorot, ini yang berbahaya. Di hari-hari terakhir ini ada kecenderungan gereja Tuhan sementara Tuhan mengangkat bangsa kafir ini pada level tertentu menjadi Mempelai tetapi malah ada umat yang melorot.

Dr. Abraham dari Ghana melihat penglihatan obor yang terang benderang mengelilingi dunia. Yang pertama dilihat membawa obor adalah Pdt. Van Gesel,  kemudian obor itu pindah kepada Pdt. Totaijs, kemudian pindah kepada Pdt. In Juwono, kemudian pindah kepada seorang yang tidak jelas wajahnya dan ternyata itu adalah Pdt. Pong Dongalemba, kemudian berakhir pada seorang muda. Besar kemungkinan orang muda ini adalah bapak Pdt. Widjaya Hendra.

Kalau sekarang beliau mendapatkan banyak himpitan, cercaan, makian, itu tidak usah membuat kita gusar karena memang setiap orang yang dipakai Tuhan dan jelas pemakaian Tuhan tidak akan disenangi oleh iblis dan selalu menggunakan orang lain untuk mencerca dan mengatakan hal yang tidak benar. Tuhan Yesus saja dibilangi gila, kerasukan setan, pengacau, pembawa huru hara dan begitu juga rasul Paulus. Dia disebut pengacau, pembawa huru hara dan juga disebut gila. Jadi kalau ada label seperti itu ditujukan kepada seseorang maka periksa, berarti orang itu dipakai oleh Tuhan. Dan orang yang berbicara seperti itu malah yang tidak dipakai Tuhan, melainkan jadi alat iblis.

Sejak saya mengatakan Pdt. Widjaya Hendra itu adalah gembala saya sekalipun usia kami terpaut jauh, tetapi karena saya melihat pemakaian Tuhan maka saya tidak berani untuk mencerca sebab dalam dirinya ada Tuhan yang memakai dia dan akan berhadapan dengan Yang memakai. Jadi kalau kita melihat pemakaian Tuhan dalam diri seseorang nyata dan jelas lalu kita mencerca, itu sama dengan kita mencerca Tuhan yang memakai dia.

Tuhan mengangkat orang kafir untuk sama dengan orang Israel tetapi orang Israel malah melorot lebih jauh ke bawah. Dalam persoalan apa yang menyebabkan orang Israel melorot ke bawah? Karena persoalan duit. Yang membuat rohani orang Israel melorot adalah karena persoalan uang. Yang bisa membuat pelayanan saya melorot kalau terkendala dengan duit.
Maleakhi 3:8-10
3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Pelayanan saudara bisa melorot kalau terkendala dengan uang. Sebabnya kita harus hati-hati dengan perkara uang. Dalam Alkitab Tuhan berkali-kali mengatakan “jangan menyandingkan Aku dengan mamon”. Begitu kita menyandingkan mamon dengan Tuhan, pikiran kita mulai mengarah ke mamon maka rohani kita pasti melorot. Jangan kita mengatakan rohani kita meningkat kalau kita terkendala perkara uang.

Mengapa Tuhan mensejajarkan bangsa Israel dengan bangsa Gowi? Karena persoalan uang. Ketika berbicara masalah uang dan lain orang mendengar menjadi tersinggung, itu berarti karena dia masih hidup rohaninya. Seharusnya segera sadar.

Bangsa Israel sudah lebih jahat dari pada bangsa kafir yang semestinya mereka menampilkan kebesaran Firman untuk menolong lain orang tetapi malah Firman mereka cerca dan hati Tuhan mereka sakiti.
Yehezkiel 5:6
5:6 Ia sudah memberontak terhadap peraturan-peraturan-Ku lebih jahat dari pada bangsa-bangsa dan terhadap ketetapan-ketetapan-Ku lebih jahat dari negeri-negeri yang di sekitarnya; karena mereka menolak peraturan-peraturan-Ku dan kelakuan mereka tidak selaras dengan ketetapan-ketetapan-Ku.

Jangan sampai kita yang sudah tahu kemudian kita berontak kepada perkataan Tuhan, kalau seperti itu maka kita dicap lebih jahat oleh Tuhan. Ini yang harus kita pelihara dan jaga, jangan sampai kita ditemukan oleh Tuhan seperti keadaan Israel. Gereja Tuhan mau ditampilkan Tuhan menjadi Mempelai WanitaNya dan itu adalah level yang paling di atas.

Pada akhir zaman menjelang Tuhan Yesus datang kedua kali, gereja Tuhan akan terbagi tiga golongan:
1.      Kelompok yang menjadi Mempelai Wanita Tuhan, ini yang paling mulia.
Wahyu 12:1-2
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

2.      Kelompok yang sudah menjadi bintang tetapi akhirnya jatuh ke bumi. Mereka gugur dan tidak bisa melanjutkan perjalanan, hanya separuh jalan mereka sudah menukik karena pandangan mereka kembali kepada bumi.
Wahyu 12:4
12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

3.      Kelompok Kristen yang kanak-kanak rohani.
Wahyu 12:17
12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

Itu sebabnya kita mohon kepada Tuhan supaya kita dapat kekuatan lewat Firman dan Roh dan KasihNya supaya kita ada pada level yang paling atas menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Jangan kita menjadi golongan yang kedua yang sebenarnya sudah ada di atas menjadi bintang namun menukik ke bawah dan akhirnya memeluk bumi. Itu terjadi karena dia selalu melihat ke bawah. Dia tidak merasa mengikut Tuhan tidak menjanjikan dan tidak mendapat apa-apa karena sasarannya pada perkara yang duniawi maka dia menukik dan merangkul bumi akhirnya binasa.

Dalam Wahyu pasal 14 dikatakan kita ditebus dari antara manusia dan dari bumi. Dari antara manusia berarti telah ditebus dari adat istiadat manusia, ditebus dari bumi berarti dari kekejaman alam. Kalau kita kembali pada manusia yang belum ditebus yang diikat oleh adat istiadat itu berarti sebagai umat Tuhan atau pelayanan Tuhan yang turun kembali ke bumi.

Untuk menangani bangsa Gowi ini Tuhan secara spesial mengangkat seorang rasul yaitu rasul Paulus. Dari mana latar belakang rasul Paulus?
Galatia 1:14
1:14 Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.

Kalau ada teman sebaya Paulus yang mendengar perkataan ini mereka pasti berkata “Paulus sombong”. Itu terjadi karena menggunakan kacamata hitam mereka tidak mengakui apa yang sebenarnya.

Galatia 1:15-16a
1:15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,
1:16a berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi,

Akhirnya rasul Paulus disuruh pergi ke bangsa-bangsa kafir, setelah dia dilepaskan dari adat istiadat. Rasul Paulus tidak mempertahankan yang awal yaitu adat istiadat, tetapi dia melepaskan semuanya. Sekarang banyak pelayan Tuhan malah terbalik, sudah dilepaskan tetapi malah kembali dicari.

Rasul Paulus adalah seorang Yahudi tulen, seorang Farisi, seorang ahli Taurat dan gurunya adalah Gamaliel seorang guru besar. Tetapi Paulus tidak mencari nama.

Tuhan berkemurahan mengangkat kerohanian kita, jangan sampai kita melorot. Kita harus mempertahankan ini dah bahkan lebih meningkat lagi. Tentu itu didorong lewat rahasia Firman yang dibukakan.

Kalau Tuhan menaruh perhatian yang serius kepada bangsa kafir mari kita tanggapi keseriusan Tuhan. Jangan kita biarkan Tuhan bertepuk tangan sebelah, harus kita sambut dengan serius. Karena perhatian Tuhan kepada kita maka Dia mengulurkan tangan. Setelah kita menyambut tangan Tuhan jangan sampai kita seperti bangsa Israel yang kembali melorot. Jangan sudah ditebus dari antara manusia (adat istiadat) kemudian kembali lagi pada adat istiadat.

Pada tanggal 17 Juni 1987, dalam ibadah KKR di Jember, Pdt. In Juwono berkata “Gereja Tuhan kehilangan bentuk Ilahi karena adat istiadat”.

Pdt. Totaijs berkata “gereja yang mengutamakan adat istiadat, Yesus bukan kepalanya tetapi manusia kepalanya”. Kelak manusia yang tampil itu adalah antikristus. Berarti antikristus menjadi kepalanya.

Akhirnya bangsa Israel ini sejajar dengan bangsa kafir karena mereka melanggar apa yang menjadi ketetapan Tuhan. Ketetapan itu juga yang menjadi ketetapan bagi bangsa kafir yang diangkat selevel dengan orang Israel dan ketetapan itu jangan kita langgar. Orang Israel yang mempunyai Firman malah melanggar.

Tuhan mengatakan bangsa Israel sejajar dengan bangsa kafir ketika berbicara tentang uang.
Maleakhi 3:6-7
3:6 Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.
3:7 Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"

Jarak tadi sudah jauh, tetapi orang Israel di suruh kembali dan Tuhan juga tidak tinggal diam namun juga bergerak untuk ketemu. Berarti kedua belah pihak memperpendek jarak, Tuhan maju, orang Israel juga maju sehingga terjadi dua menjadi satu. Tetapi orang Israel keras kepala dan tidak mau maju.

Maleakhi 3:8
3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!

Tuhan melihat karena persoalan mamon maka bangsa Israel jatuh sehingga sejajar dengan bangsa kafir. Kalau kita mau rohani kita meroket maka kita harus mengupayakan diri cermat, jeli dan teliti dengan persoalan uang. Kalau tidak mengelurkan perpuluhan berarti anda mengundang kutuk dalam rumah saudara. Itu berarti kembali seperti sebelum kita mengenal Tuhan yaitu berada di dalam naungan kutuk.

Dalam kasihNya Tuhan tidak pernah berhenti untuk menyelamatkan kita:
1.      Tuhan menyembelih seekor binatang dan mengorbankan kulitnya hanya untuk sepasang nikah.
Kejadian 3:21
3:21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

2.      Tuhan mengorbakan domba Paskah untuk satu bangsa
Keluaran 12:21
12:21 Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah, ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah.
3.      Ada korban yang lebih dari dua korban di atas yaitu diriNya sendiri, untuk seluruh bangsa
Wahyu 5:9-10
5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Jadi kita bangsa kafir dan bangsa Yahudi dibayar oleh Tuhan dengan satu korban yaitu diriNya sendiri. Kita harus memperhatikan hal ini karena akhirnya kesejajaran kita dengan bangsa Israel ditandai dengan Korban yang luar biasa. Jadi kita tidak diangkat begitu saja tetapi dasarnya adalah Korban Anak Domba Allah. Kita bisa sejajar dengan bangsa Israel landasannya adalah Korban Anak Domba Allah.
Ibrani 10:4-7
10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
10:7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

Kalau kita melihat latar belakang kita maka ada 5 poin yang tidak ada pada kita bangsa kafir. 5 hal yang tidak kita miliki itu hanya dimiliki oleh bangsa Israel. Tetapi yang memiliki ini kemudian merosot sehingga kita yang tadinya tidak memiliki akhirnya memiliki dan mari kita berpegang erat supaya rohani kita makin terangkat.
Efesus 2:11-12
2:11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
2:12 bahwa waktu itu kamu 1tanpa Kristus, 2tidak termasuk kewargaan Israel dan 3tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, 4tanpa pengharapan dan 5tanpa Allah di dalam dunia.

1.      Kita tidak punya Kristus (Roh Kudus). Tidak ada Roh Kudus bekerja pada bangsa kafir.
2.      Kita tidak masuk kewarganegaraan Israel, berarti kita tidak mempunyai Firman karena kelebihan bangsa Israel, mereka mempunyai Firman.
Roma 3:1-2
3:1 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?
3:2 Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.

3.      Tidak ada janji Tuhan kepada kita
4.      Tidak punya pengharapan.
5.      Tidak punya Allah

Jadi kita benar-benar adalah bangsa yang ada di dalam kondisi gelap. Dalam kegelapan inilah bangsa kafir berangkat dengan imajinasinya dan membuat aturannya sendiri supaya mereka merasa seperti ada di dalam terang, itulah yang disebut adat istiadat. Siapa yang mengatur kita sebelum mengenal Tuhan? Adat istiadat!

Sekarang kita diangkat oleh Tuhan.
Efesus 2:13
2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Jangan gendong lagi barang-barang yang lama di tempat gelap yang menyusahkan kita, jangan kita membawa-bawa adat istiadat! Ibarat kita memakai baju putih dan bersih tetapi malah dipasang atribut sana sini.

Efesus 2:14-16
2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

Mari kita melihat bagaimana Tuhan membangun gereja awal baik dari bangsa Yahudi dan juga bangsa kafir. Kisah Para Rasul pasal 2 yang berkhotbah adalah Petrus untuk membawa bangsa Yahudi mengenal Yesus. Dalam Kisah Para Rasul pasal 10 yang berkhotbah adalah Petrus untuk membawa bangsa kafir datang pada figur yang sama yaitu Yesus. Berarti peletakan dasar pertama baik pada bangsa Yahudi maupun bangsa kafir sama bobotnya karena dilayani oleh satu orang. Artinya walaupun siapa saja yang melayani tetap harus sama bobotnya, jangan lain bibitnya, jangan dicampur benihnya.

Tuhan marah kalau mempermainkan rencana Tuhan. Jangan kita melayani dan beribadah tetapi tidak tahu rencana Tuhan sehingga akhirnya bertemu dengan antikristus. Saya ngeri melihat banyak orang yang beribadah dan melayani tetapi sebenarnya tidak tahu rencana Allah. Mereka melayani hanya sekedar upacara dan tidak mengerti jemaat mau dibawa ke mana. Bila hal ini disampaikan pada mereka malah mereka berbalik mengatakan sombong. Sebetulnya sesuatu yang datang dari Tuhan harus kita responi, harus kita topang.

Di Kaisarea itu ada Filipus yang sudah membangun rumah di situ bersama istri dan empat anaknya. Tadinya Filipus adalah tua-tua dan kemudian menjadi penginjil dan membangun rumah di Kaisarea. Petruspun mempunyai rumah di Yerusalem. Tetapi Tuhan memakai Petrus, ia dipanggil untuk menyampaikan Firman Allah kepada Kornelius.
Galatia 1:18
1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.

Jadi pembangunan gereja hujan awal untuk membangun gereja menjadi manusia Ilahi, diletakkan bobot dasar yang kuat. Firman Tuhan yang kita terima berserta Roh dan KasihNya, itu sebenarnya sistem Tuhan untuk mengIlahikan kita. Tujuan kita beribadah mendengar Firman dan menerima Roh Kudus serta curahan kasih Tuhan adalah untuk membuat kita menjadi manusia Ilahi. Mulai dari mana? Pada bangsa Yahudi pengIlahian Tuhan itu mulai dari tempat tinggal, bukan di rumah ibadah. Di sana ada nikah dan buah nikah, berarti pengIlahian itu mulai dari nikah. Pada bangsa Kafir di rumah Kornelius, berarti juga mulai dari nikah.

Tuhan mau menjadikan kita manusia Ilahi mulai dari nikah, makanya jangan kaget kalau dalam nikah selalu ada bentrok itu karena iblis mau menghancurkan karena dari situ start kita mau dijadikan manusia Ilahi. Begitu ada benturan ingat, itu adalah siasat iblis untuk menghancurkan kita. Tengking dia, jangan beri kesempatan pada iblis untuk mengambil keuntungan.
II Korintus 2:11
2:11 supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.

Jadi jaga baik-baik nikah kita. Nikah itu persekutuan yang kecil. Jaga baik-baik persekutuan yang kecil. Dasarnya apa? Firman pengajaran yang sehat, itu dasar persekutuan. Hari-hari terakhir ini kita harus pandai-pandai mencari jenis. Pdt. In Juwono selalu mengatakan “kita harus pandai-pandai mencari jenis”. Artinya kita harus pandai-pandai mencari persekutuan yang benar.

Bangsa kafir sudah ditangani oleh hamba Tuhan yang luar biasa itulah rasul Paulus. Hal itu rasul Paulus teruskan kepada Timotius dan kepada Timotius telah dianjurkan untk meneruskannya kepada orang yang setia. Artinya yang setia memberi makan domba-domba.
II Timotius 3:10
3:10 Tetapi engkau telah mengikuti 1ajaranku, 2cara hidupku, 3pendirianku, 4imanku, 5kesabaranku, 6kasihku dan 7ketekunanku.

Timotius mengkopi ajaran rasul Paulus yang diterimanya dari Tuhan, dia tidak merubah. Inilah hamba Tuhan yang dipercaya Tuhan. Ada tujuh yang dicopy disini, yang pertama adalah ajarannya dan 6 yang lain adalah tahbisannya. Ini yang tidak boleh beda. Untuk menangani umat dari bangsa kafir maka harus ada hamba Tuhan dengan bobot.

Yang menjadi komandannya (urutan atas) adalah ajaran, untuk mengatur tahbisan. Kalau ajarannya salah maka tahbisan juga pasti salah. Kalau tahbisan salah maka nanti ajarannya juga bisa terganggu.

II Timotius 2:2
2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.

II Timotius 2:2 (Terjemahan Lama)
2:2 Dan barang yang telah engkau dengar daripadaku di antara banyak orang saksi, amanatkanlah kepada orang yang setiawan, yang akan berlayak mengajar orang lain pula.

Jangan hanya setia masuk gereja tetapi pengajarannya tidak setia. Ini adalah orang yang dipercaya Tuhan yaitu yang setia dalam pengajaran dan dalam tahbisan, mereka tidak berubah. Inilah orang yang dipercaya oleh Tuhan dan yang mempunyai bobot.

Apa tugasnya? Ini tugas yang tidak boleh dilupakan:
Matius 24:45
24:45 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?

Hamba yang setia inilah yang dalam II Timotius 2:2 tadi. Harus selalu siap memberi makan pada waktunya, bukan terlalu mudah serahkan pada orang lain yang beri makan! Sebab yang bertanggung jawab adalah gembala.

Rohani ini bertumbuh sampai mencapai kodrat Ilahi, memiliki sifat Ilahi sama dengan Yesus. Itu tujuan ibadah/ pelayanan kita.
II Petrus 1:4
1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

Untuk memiliki sifat Ilahi ini maka bangsa kafir sudah disejajarkan dengan bangsa Israel, tidak lagi disebut bangsa asing tetapi bangsa Israel asli.
Yehezkiel 47:22
47:22 Dan kamu harus membagi-baginya menjadi milik pusaka di antara kamu dan di antara orang-orang asing yang tinggal di antara kamu, yang melahirkan anak di tengah-tengahmu dan mereka harus kamu anggap sama seperti orang Israel asli; bersama-sama kamu mereka harus mendapat bagian milik pusaka di tengah-tengah suku-suku Israel.

Sudah sama seperti orang Israel asli berarti layak masuk dalam pesta pondok daun-daunan, artinya bisa masuk penyingkiran gereja.
Imamat 23:42
23:42 Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun,

Jadi kalau kita bangsa kafir belum disejajarkan seperti bangsa Israel asli maka kita tidak ada kesempatan untuk masuk pada penyingkiran karena kita bukan bangsa Israel. Bagaimana kita bisa masuk pesta pondok daun-daunan kalau kita tidak sejajar dengan bangsa Israel asli. Oleh Korban Kristus kita menjadi asli dan menjadi sama dengan bangsa Israel. Supaya benar kita menjadi orang yang berkepentingan dan tidak ada alasan orang lain untuk mengusir kita masuk dalam pesta pondok daun-daunan maka kita harus dilengkapi dengan 7 jenis pohon.

Kita ini menjadi sama karena sudah menerima korban yang sama yaitu korban Kristus. Lewat tujuh ucapan Yesus di kayu salib maka kita bisa menikmati tujuh jenis pohon ini, maka tidak ada orang yang menahan kita untuk terbang di padang belantara.
Imamat 23:40
23:40 Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.

Nehemia 8:16
8:16 dan bahwa di semua kota mereka dan di Yerusalem harus disampaikan berita dan pengumuman yang berbunyi: "Pergilah ke gunung, ambillah daun pohon zaitun, daun pohon minyak, daun pohon murad, daun pohon korma dan daun dari pohon-pohon yang rimbun guna membuat pondok-pondok sebagaimana tertulis."

1.      Pohon Elok yaitu pohon anggur
2.      Pohon Korma
3.      Pohon Rindang
4.      Pohon Gandarusa
5.      Pohon Zaitun
6.      Pohon Minyak (zait hutan)
7.      Pohon Murad

Tujuh pohon ini kita temukan dari tujuh ucapan Yesus di Golgota sehingga kita menjadi Israel yang asli karena menerima Korban yang sama.
1.      Lukas 23:34
23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.

Ini suara perdamaian, itulah pokok Zaitun. Ini diucapkan oleh Tuhan Yesus di Golgota. Kenapa pokok Zaitun itu menjadi lambang perdamaian? Ketika Nuh melepas burung merpati, dia kembali kosong, setelah melepaskan kedua kali maka burung itu kembali dengan daun pohon zaitun sebagai tanda Tuhan sudah berdamai dengan manusia. Ketika kerajaan-kerajaan dahulu berperang mereka memakai daun pohon zaitun sebagai tanda perdamaian (bila mereka tawarkan perdamaian).

Tuhan Yesus disalib di Golgota dalam kepedihan secara manusia tetapi hatiNya damai, tidak mengutuk, tidak mengumpat, tidak mencerca, tidak memaki. Buktikan kita memiliki zaitun, memiliki damai dengan menjadi anak Tuhan yang tidak suka mengumpat, tidak suka mencaci maki dan tidak suka menfitnah, dendam/ benci.

Kalau mau menyingkir tetapi tidak ada zaitun maka pasti gagal karena tidak mempunyai roh perdamaian! Mengapa tidak mempunyai roh perdamaian? Seringkali permasalahan dalam pengajaran karena warna pengajaran sudah berbeda, karena ada yang sudah tidak setia dalam pengajaran.

Kisah Para Rasul 7:58
7:58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.

Stefanus sedang dilempar batu tetapi apa yang dia katakan:
Kisah Para Rasul 7:59
7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Seringkali kita tidak memiliki perdamaian sehingga menampilkan amarah yang meledak-ledak dalam bahasa Gerikanya adalah Pumohi dan ingin menyerang orang lain habis-habisan.

Orang yang melempar Stefanus mendengar seruannya termasuk pemimpin mereka yaitu Saulus. Akhirnya Saulus mengikuti jejak Stefanus. Karena Stefanus tidak setuju dengan adat istiadat akhirnya dilempari batu. Paulus yang gigih mempertahankan adat istiadat akhirnya Tuhan tangkap dan dia berbalik seperti Stefanus.

Sekarang ini justru kebalikannya, orang yang sudah menjadi Kristen malah melestarikan adat istiadat, bahkan orang yang sudah kenal Pengajaran Kabar Mempelai malah kembali melestarikan hal itu! Orang seperti itu melawan Tuhan! Jangan bermimpi untuk masuk dalam penerbangan pesawatnya Elia dan Filipus kalau kita masih seperti itu, tidak punya pohon Zaitun, tidak memiliki pengampunan, menyimpan dendam, iri hati, sakit hati, kebencian dan sebagainya sebab orang-orang yang mempertahankan adat istiadat inilah yang selalu benci terhadap orang-orang seperti Stefanus.

Firman Tuhan akan digenapkan, gereja Tuhan akan diukur dengan pengalaman tongkat. Kalau dulu Tuhan Yesus dengan tongkat bambu dipukul kepalanNya, pengalaman seperti itu akan kena kepada kita. Ketika Tuhan Yesus dipukul tongat bambu apakah dia mencaci maki? Tidak! Tongkat bambu itulah yang akan mengukur Bait Allah. Berarti diukur apakah kita ada pokok zaitun atau tidak.

Ini yang harus kita jaga. Suami jangan membenci istri, istri jangan membenci suami, dan jangan membenci orang lain. “Ampuni” itu adalah bahasa perdamaian dan itu bukti bahwa kehidupan itu ada pokok zaitun.

I Petrus 3:8-9
3:8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,
3:9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:

Kita harus memberkati dan mengampuni.

2.      Lukas 23:40-43
23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Dasar orang yang disalib ini bisa mendapatkan perkataan Tuhan Yesus pada ayat 43 ada pada ayat 40 dan 41 yaitu karena dia ada kesadaran akan kesalahannya kenapa dia digantung di salib.

Kalau kita masuk dalam Firdaus di dalam Firdaus itu kaya. Perkataan Tuhan Yesus yang kedua ini kena pada pokok zaitun hutan atau pohon minyak. Pokok zaitun hutan ini berbicara kekayaan sebab pokok zaitun hutan ini lebih banyak minyaknya dari pada pokok zaitun yang asli. Jadi dengan perkataan ini berarti orang yang disalibkan itu mewarisi kekayaan, hari itu juga bersama Yesus.

Dalam Bait Allah yang dibangun oleh Salomo ada dua kerub di dalam ruangan maha suci yang dibuat dari kayu minyak atau zaitun hutan. Jadi sejak jauh-jauh hari telah dinubuatkan bahwa kita bangsa kafir akan ada di ruangan maha suci, dipermuliakan bagaikan dua kerub yang menaungi peti perjanjian. Dengan kata lain saudara telah disiapkan oleh Tuhan untuk masuk dalam kemuliaan yang penuh dengan kekayaan.

Prakteknya kita kaya adalah kita harus kaya dalam kemurahan, kaya dalam iman dan kaya dalam kasih. Kalau ini ada berarti kita telah memiliki dua jenis pohon.

3.      Yohanes 19:26-27
19:26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!"
19:27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Bahasa Tuhan Yesus ini ditujukan kepada Yohanes. Bahasa Tuhan Yesus ini untuk menitip ibunya masuk dalam penggembalaan orang yang dikasihi yang namanya Yohanes. Dari atas kayu salib Tuhan Yesus masih memperhatikan ibuNya sehingga menitipkannya dalam penggembalaan Yohanes.

Dalam penggembalaan dibutuhkan roh pertimbangan kebijakan atau hikmat, hikmat inilah yang membukakan rahasia Firman. Inilah pokok rindang seperti pohon beringin, pohon jawi-jawi atau pohon kemiri. Dahulu bangsa kafir menyembah berhala dibawa pohon rindang dengan aturannya bagaimana mereka menyembah berhala. Tuhan cemburu melihat bangsa kafir yang bukan menyembah allah yang benar tetapi begitu tertib dan hikmat mereka melakukan. Kenapa bagi Tuhan yang hidup kita tidak memiliki ibadah dan pelayanan yang penuh hikmat? Hikmat inilah yang membukakan rahasia Firman. Dari tujuh roh Allah, yang paling di atas adalah roh hikmat. Dalam sembilan karunia Roh Kudus, karunia yang paling di atas adalah karunia hikmat.

Hikmat inilah yang mengatur dalam penggembalaan. Bukti dalam penggembalaan ada hikmat adalah ada pembukaan rahasia Firman Allah, berarti ada pokok rindang di situ. Kalau dalam ibadah tidak ada pembukaan rahasia Firman berarti tidak ada pokok rindang di situ, berarti tidak akan lengkap masuk dalam penyingkiran gereja. Kalau dalam ibadah ada pembukaan rahasia Firman jangan kita entengkan, jangan kita olok. Kalau ada pembukaan rahasia Firman pada hamba Tuhan itu seharusnya kita dukung jangan malah kita jelek-jelekkan. Kalau menjelek-jelekkan itu sama dengan tidak memiliki pokok rindang.

Penyembah berhala begitu serius, kepada Tuhan yang hidup kenapa kita tidak serius, kenapa tidak memiliki hikmat, kenapa tidak ada kebijakan, kenapa tidak ada roh pertimbangan?

Untuk mendapatkan hikmat maka Tuhan menitipkan kita dalam penggembalaan yang ada hikmat/ pembukaan rahasia Firman. Jangan saudara jatuh dalam penggembalaan yang tidak ada pembukaan rahasia Firman, anda nantinya tidak akan memiliki pokok rindang. Hamba Tuhan bukan hanya berkhotbah tetapi harus bergumul agar Tuhan membukakan rahasia Firman supaya jelas ke mana arah kita membimbing sidang jemaat untuk dipersembahkan kepada Tuhan sehingga mereka menjadi manusia Ilahi.

Dalam keadaan perih sebagai manusia Tuhan Yesus masih memikirkan persoalan penggembalaan bagi ibuNya dan bagi murid-murid yang lain.
Yohanes 19:26-27
19:26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!"
19:27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Yohanes 19:27 (Terjemahan Lama)
19:27 Kemudian Ia berkata kepada murid itu, "Tengoklah ibumu!" Maka daripada ketika itu juga murid itu menyambut dia ke dalam rumahnya sendiri.

Untuk mendapatkan pokok rindang, harus ada di dalam penggembalaan yang diatur oleh hikmat, artinya yang diatur oleh pembukaan rahasia Firman sehingga jelas sasarannya. Ibadah kita diberkati oleh Tuhan dan sasaran akhirnya kita menjadi Tubuh Kristus (manusia Ilahi), menjadi Mempelai Wanita sehingga tidak ada alasan kita tidak disingkirkan.

4.      Mazmur 22:2
22:2 Ya Allahku! ya Allahku! mengapa Engkau telah meninggalkan aku? dan jauh Engkau dari pada menolong aku dan dari pada bunyi peraungku.

Matius 27:46
27:46 Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan suara yang nyaring, kata-Nya, "Eli, Eli, lama sabakhtani!" Artinya, "Ya Tuhan-Ku, ya Tuhan-Ku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan Aku?"

Ketika Allah menjauh dari kehidupan kita berarti kita kehilangan kekuatan, berarti kita akan kehilangan kemenangan. Di sini Tuhan Yesus memperagakan bahwa kita akan kehilangan kekuatan dan kehilangan kemenangan kalau jauh dari Tuhan. Oleh sebab itu:
Roma 1:16-17
1:16 Karena tiadalah aku berasa malu mengaku Injil itu; karena ia itulah suatu kuasa Allah yang mendatangkan selamat kepada tiap-tiap orang yang percaya, terutama sekali kepada orang Yahudi, dan kepada orang Gerika juga.
1:17 Karena di dalamnya itu kebenaran Allah dinyatakan daripada iman kepada iman, seperti yang telah tersurat: Bahwa orang benar itu akan hidup oleh sebab iman.

Injil adalah kekuatan berarti menjamin kemenangan, ini menunjuk pelepah Kurma. Pada seruan yang keempat ini Tuhan Yesus memperlihatkan bahwa kalau Tuhan jauh dari kehidupan kita maka kita tidak punya kekuatan dan kemenangan. Kematian kebangkitan Tuhan Yesus menampilkan injil itulah kekuatan Allah sehingga kita memiliki kemenangan bahkan lebih dari pemenang.
Roma 8:37
8:37 Tetapi di dalam segala perkara itu kita sangat menang oleh sebab Dia yang mengasihi kita.

Jangan kita kehilangan kekuatan dan kemenangan oleh karena jauh dari Tuhan.

5.      Yohanes 19:28-29
19:28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --: "Aku haus!"
19:29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.

Air anggur itu berasal dari pokok anggur. Berarti ucapan Yesus yang kelima ini kena mengena pokok permai atau pokok anggur. Adalah sangat tidak bijak kalau kita menyodorkan kepada Yesus air anggur yang asam. Jangan sampai kita tidak ada tanda hormat kepada Yesus calon suami kita. Bagaimana ada nikah yang dihormati kalau menyodorkan air anggur yang asam kepada Yesus calon suami kita. Itu sebabnya harus menyodorkan air anggur yang manis. Berarti kita harus memiliki pokok anggur sehingga kita bisa membawa buah dari pokok permai.
Yesaya 5:4
5:4 Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?

Keterlaluan kita, seharusnya kita mempunyai air anggur yang manis tetapi kita malah menyodorkan air anggur yang asam. Muka kita bengkok melihat Tuhan. Dengan cara bagaimana? Dengan bengkok melihat sesama, tidak lurus melihat suami, tidak lurus melihat istri, tidak lurus melihat sesama. Itu berarti tidak mempunyai pokok permai. Orang seperti ini akan gagal masuk dalam penyingkiran gereja karena dia bukan bangsa kafir yang sudah disejajarkan dengan orang Israel asli. Ini jangan terjadi dalam diri kita. Itu sebabnya kalau berbicara dalam nikah jangan berbicara dengan muka bengkok. Buktikan bahwa anda memiliki pokok anggur (buah anggur yang manis).

6.      Yohanes 19:30
19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Pelayanan Yesus sampai pada ucapan yang keenam yaitu “sudah selesai” atau “sudah genap” berarti Tuhan Yesus sudah melewati ujian yang berat sehingga Dia layak dipuji dan berhak mendapatkan kemuliaan, itu menunjuk pokok murad. Ketika kita menghadapi beratnya pencobaan yang menimpa kehidupan kita tetapi kita tidak mengelak dan bersyukur kepada Tuhan berarti anda memiliki pokok murad dalam kemuliaan dipuji oleh Bapa.

Pokok murad ini anti duri, kalau ada pokok murad di situ maka tidak akan ada duri. Duri tidak akan bisa tumbuh kalau ada pokok murad di situ. Jadi kehidupan yang memiliki pokok murad yaitu kehidupan yang dipermuliakan oleh Tuhan, dia tidak akan memelihara duri dalam hatinya. Jadi kalau sakit hati, jengkel dan benci berarti tidak memiliki pokok murad. Hal ini jangan terjadi dalam diri kita. Utamanya saya sebagai pembicara jangan sampai tidak memiliki pokok murad karena ada duri dalam hati dan pikiran saya.

7.      Matius 27:50-51
27:50 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
27:51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

Ini adalah penyerahan Yesus, penyerahan sepenuh hati. Apakah penyerahan sepenuh hati ini hanya terfokus kepada Bapa? Benar penyerahan Yesus hanya kepada Bapa tetapi ada tujuan utamanya di sana. Setelah penyerahan sepenuh kepada Bapa maka Bapa tergugah hatiNya untuk menyiapkan Mempelai Wanita yang menyerah sepenuh kepada Yesus. Sebab tidak akan ada Mempelai Wanita kalau Bapa tidak mengajar lebih dahulu. Ini adalah penyerahan mempelai, penyerahan dua menjadi satu.

Penyerahan roh ini terjadi setelah melewati segala ujian sehingga Tuhan Yesus dipuji dan dihormati, jadi ini menunjuk pokok Gandarusa.

Yohanes 6:44-45
6:44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.

Yesus menyerahkan Roh-Nya di tangan Bapa. Kalau mengutip Kejadian 2:18, maka Bapa sudah memiliki Anak, sekarang perlu Mempelai WanitaNya.
Kejadian 2:18
2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Sebagaimana penyerahan Anak kepada Bapa begitu juga penyerahan kita kepada ajaran Bapa supaya Bapa membawa kita pada Laki-laki itu yaitu Yesus. Apakah kita tahan uji, apakah kita memiliki pokok Gandarusa.

Penyerahan Yesus ini diiringin dengan penusukan lambung. Ini bagaikan Adam yang tidur lelap dan tangan Tuhan mengoperasi rusuknya lalu menciptakan Hawa. Demikianlah Tuhan Yesus, dalam penyerahanNya maka tangan Bapa yang sedang mengoperasi rusukNya untuk membangun kita (gereja Tuhan) menjadi Mempelai Wanita Tuhan (Hawa terakhir).

Kita dikatakan seperti bangsa Israel asli, tetapi itu perlu diuji. Kalau kita benar sama dengan orang Israel maka kita memiliki 7 pokok ini, kalau tidak berarti belum sama. Jangankan menjadi sama seperti orang Israel yang 144.000 yang dikisahkan dalam Wahyu pasal 14, antara suami istri saja bisa belum sama sehingga nikah disaring, yang satu diangkat dan yang satu ditinggalkan. Yang ada di ladang yang satu diangkat yang satu ditinggal. Kenapa? Karena tidak sama. Jangan berpikir “saya di ladang dan dia juga di ladang maka kami sama”. Kalau yang satu memiliki tujuh pohon dan yang satu tidak maka mereka berdua tidak sama, yang memiliki diangkat dan yang tidak akan ditinggalkan.

Tuhan tolong kami supaya memiliki tujuh pokok ini, supaya menjadi orang Israel yang asli yang berhak disingkirkan ke padang belantara jauh dari mata ular. iblis sedang bekerja keras sekarang, kelak kita tidak bisa lari lagi ke mana-mana kecuali Tuhan yang menyingkirkan kita.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar