20160625

Kebaktian Doa, Sabtu 25 Juni 2016 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
                                  
Yohanes 1:14
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Ada 4 pribadi yang dikatakan oleh Firman mendapat kasih karunia:
1.      Nuh adalah orang yang mendapat kasih karunia untuk mengerjakan keselamatan.
2.      Yusuf adalah orang yang mendapat kasih karunia untuk memelihara anggota Tubuh Kristus.
3.      Musa adalah orang yang mendapat kasih karunia untuk menggembalakan umat Tuhan mencapai negeri perjanjian Tuhan.
4.      Daud adalah orang keempat yang mendapat kasih karunia, penekanannya di sini adalah bagaimana membangun Bait Allah atau membangun Tubuh Kristus.
5.      Yang kelima yang mendapat kasih karunia adalah kita gereja Tuhan.
Efesus 4:7
4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.

Untuk gereja Tuhan kita harus menyimpulkan dari 4 pribadi yang menerima kasih karunia. Kita harus mengerjakan keselamatan dalam takut dan gentar seperti Nuh.
Filipi 2:12
2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,

Kita menerima kasih karunia untuk merawat diri kita lewat Firman dalam kelimpahannya dan juga harus menjadi saluran barkat bagi orang lain.

Sebagai umat Tuhan yang mendapat kasih karunia kita harus berada di wilayah penggembalaan. Di wilayah penggembalaan inilah kita sedang digarap dan dibina oleh Tuhan untuk mencapai wujud nyata dari apa yang telah kita terima yaitu kasih karunia untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Musa dalam pelayanannya pernah disebut sebagai pengantin darah.

Kalau benar kita memiliki kasih karunia seperti dalam Efesus 4:7, maka ada proyek yang kita kerjakan yaitu pembangunan Tubuh Kristus.

Saya sebagai hamba Tuhan harus memahami hal seperti ini. Bila saya buta dan tuli serta tidak mengerti dengan hal ini maka apapun yang saya utarakan kepada sidang jemaat itu hanyalah bahasa bisu, bahasa yang tidak jelas.

Kita umat Tuhan mendapat kasih karunia dari pelayanan hamba Tuhan. Nuh sebagai nabi, Musa sebagai nabi, Daud juga disebut nabi dan Yusuf adalah gambaran sidang jemaat Mempelai Wanita yang hampir tidak ada cacat celanya lagi. Ini sudah menjadi nyata dalam Alkitab dan untuk kita ini adalah pembelajaran.

Itulah nabi-nabi yang mendapat kasih karunia. Di akhir zaman ini kita tidak lagi melihat person nabi atau rasul. Bagi kita sekarang lewat pelayanan hamba Tuhan (gembala), umat Tuhan mendapatkan kasih karunia. Rasul Paulus mencatat betapa pentingnya hamba Tuhan yang membagikan kasih karunia kepada sidang jemaat. Warna dari kasih karunia itu tidak bisa lari dari 4 pribadi tadi.
II Korintus 1:15-16
1:15 Berdasarkan keyakinan ini aku pernah merencanakan untuk mengunjungi kamu dahulu, supaya kamu boleh menerima kasih karunia untuk kedua kalinya.
1:16 Kemudian aku mau meneruskan perjalananku ke Makedonia, lalu dari Makedonia kembali lagi kepada kamu, supaya kamu menolong aku dalam perjalananku ke Yudea.

Dikatakan “untuk kedua kalinya” berarti rasul Paulus ingin jemaat Tuhan mendapatkan kasih karunia double porsi. Istilah dalam perjanjian lama disebut dua gomer. Ini kerinduan rasul Paulus yaitu hamba Tuhan yang spesial Tuhan lantik untuk kita bangsa kafir. Ini ditransferkan kepada penerus-penerusnya termasuk hamba Tuhan di akhir zaman ini supaya umat Tuhan mendapatkan kasih karunia dua porsi (dua jadi satu).

Di sini ditekankan kepada sidang jemaat Korintus untuk yang kedua kali. Kepada sidang jemaat Korintus inilah rasul Paulus berbicara tentang pertunangan gereja dengan Kristus. Berarti arahnya dua porsi untuk satu orang, maksudnya membawa sidang jemaat untuk dua menjadi satu.

Hamba Tuhan harus mengerti apa itu anugerah, rahmat atau kasih karunia sehingga dalam pelayanannya sidang jemaat tidak hanya mendapatkan satu kali kasih karunia tetapi sampai double.

Sidang jemaat Korintus ini berasal dari orang-orang yang sangat sederhana.
I Korintus 1:26
1:26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.

Bukan berarti nanti orang bijak, orang terpandang dalam masyarakat baru kasih karunia itu diberikan oleh Tuhan atau baru hamba Tuhan membagi kasih karunia.

Dari seluruh sidang jemaat yang ada di Akhaya dan di Makedonia, yang warna rohaninya paling tidak baik dan tidak indah adalah sidang jemaat Korintus, tetapi kesombongan mereka luar biasa. Sampai rasul Paulus ingin mematahkan segala kesombongan mereka.
I Korintus 4:18-21
4:18 Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu.
4:19 Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.
4:20 Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
4:21 Apakah yang kamu kehendaki? Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk atau dengan kasih dan dengan hati yang lemah lembut?

Menghadapi orang sombong ini, rasul Paulus sudah punya cara yaitu dengan cambuk. Mereka sudah mendapat kasih karunia tetapi sayang kasih karunia itu tidak mereka pahami dan belajar lebih dalam. Bagi mereka itu hanya sebatas ucapan, tetapi dalam perilaku mereka bertentangan dengan arti kasih karunia.

Rasul Paulus sebagai hamba Tuhan menghadapi jemaat Korintus yang sudah mendapat karunia yang lebih dari sidang jemaat yang lain tetapi perilaku mereka kurang bagus. Dari jemaat Korintus ini rasul Paulus mandi-mandi kritikan. Mereka tidak memahami sengsaranya hamba Tuhan dalam pelayanan untuk menemukan mereka ketika membagi kasih karunia.

Rasul Paulus menguraikan bahwa ada 3 tingkatan rohani yaitu:
Ø  Mepiaso (bayi rohani)
Ø  Pihadiha (tingkat remaja)
Ø  Teleyohi (dewasa rohani)

Kalau masih bayi rohani pelayanannya beda dengan yang sudah remaja apalagi yang sudah dewasa. Masakan yang sudah lama di dalam Tuhan yang seharusnya dewasa rohani, namun masih menuntut supaya dilayani seperti mepiaso.

Rasul Paulus dikeritik oleh jemaat Korintus soal keuangan dan soal pergaulannya. Kalau sudah lama di dalam Tuhan kemudian menuntut supaya dilayani seperti yang masih kanak-kanak rohani berarti saudara sudah salah, itu berarti tidak mengerti kasih karunia.

Kalau sudah dewasa rohani saya tidak akan memperlakukan lagi seperti bayi rohani. Tetapi kalau masih jiwa baru jangan saudara kaget walaupun tengah malam saya pergi. Bukan karena uangnya banyak atau karena punya predikat di dunia tetapi karena dia masih bayi rohani. Maksudnya supaya kasih karunia Tuhan makin mantap padanya.

Jangan saudara salah menilai hamba Tuhan sebab nantinya rohanimu tidak bertumbuh. Jemaat Korintus adalah jemaat yang paling terkebelakang soal rohani. Paulus dikritik oleh jemaat Korintus, mereka mengkritik hamba Tuhan yang sudah jelas dipakai oleh Tuhan.
II Korintus 1:17-19
1:17 Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan "tidak"?
1:18 Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak".
1:19 Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan "tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".

Dalam perencanaannya dia dikritik oleh orang Korintus. Mereka menganggap Paulus tidak bisa membedakan mana yang “ya” dan “tidak”. Akhirnya rasul Paulus mengatakan bahwa di dalam Tuhan hanya ada “ya”. Untuk kita sekarang yang mengerti kasih karunia katakan ya kepada Tuhan dan katakan tidak kepada dosa.

Kita harus memahami pembagian kasih karunia kepada kita. Kita ini diberikan kasih karunia lewat pelayanan hamba Tuhan. Kalau kita hanya menerima, apa sebenarnya yang kita banggakan?
I Korintus 4:7
4:7 Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?

Jemaat Korintus menerima kasih karunia tetapi seolah-olah mereka tidak menerima dari hamba Tuhan yang melayani dia. Kasih karunia itu Tuhan beri lewat pelayanan hamba Tuhan dalam perjuangan. Hamba Tuhan yang melayani kita bukan tanpa perjuangan, ada di dalam penderitaan/sengsaranya. Seringkali kita hanya melihat sekilas seorang hamba Tuhan dan tidak melihat awal-awal penderitaannya bersama keluarganya dalam pemakaian Tuhan untuk membagikan kasih karunia kepada kita.

Semestinya jemaat Korintus mesti malu membaca ini, bagaimana penderitaan Paulus untuk membagi kasih karunia kepada mereka.
I Korintus 4:8-9
4:8 Kamu telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami kamu telah menjadi raja. Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kami pun turut menjadi raja dengan kamu.
4:9 Sebab, menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia.
Sampai pada titik ini ditekankan bagaimana hamba Tuhan itu seakan-akan telah dijatuhi hukuman mati untuk membagi kasih karunia kepada umat Tuhan. Itulah pengalaman hamba Tuhan.
I Korintus 4:10-13
4:10 Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina.
4:11 Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara,
4:12 kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar;
4:13 kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.

Jemaat Korintus sudah mendapat kasih karunia, tetapi seakan-akan mereka sudah mendapat kasih karunia bukan lewat pelayanan hamba Tuhan sehingga tidak ada terima kasih.
I Korintus 4:7
4:7 Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?

Orang yang mendapat kasih karunia kenapa tega mengkritik gembala. Tetapi Paulus menangkis kritikan mereka.
I Korintus 9:1-3
9:1 Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?
9:2 Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.
9:3 Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku.

Semestinya mereka harus datang berterima kasih. Memang di akhir zaman akan datang masa yang sukar, antara lain tidak tahu berterima kasih.
II Timotius 3:2
3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

Saya tidak kaget kalau ada yang mengkritik. Tetapi sangat disayangkan orang yang mengkritik itu menggambarkan bahwa rohaninya masih bayi. Tidak ada tanda kedewasaan dan kalau tidak sadar kelak dia akan jumpa dengan antikristus dan bukan dengan Tuhan Yesus. Dia tidak sadar bahwa kasih karunia yang dia peroleh adalah hasil pembagian dari hamba Tuhan yang telah diutus Tuhan.

Biarlah kita menerima dengan lapang dada, menerima dengan hati terbuka lawatan Tuhan sehingga kita mendapat kasih karunia. Andaikata kita tidak mendapat kasih karunia maka sudah pasti jalan kita lurus menuju api neraka. Tetapi karena mendapat kasih karunia maka kita dialihkan menuju sorga dengan catatan kita terus dibina sehingga mencapai kedudukan sebagai Mempelai Wanita Tuhan.

Tujuan kasih karunia Tuhan adalah supaya  kita membangun Tubuh Kristus, membangun diri kita menjadi bagian Tubuh Kristus.
Efesus 4:7,12
4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.

Kasih karunia ini tidak kita terima secara langsung tetapi melalui hamba Tuhan. Pada ayat-ayat selanjutnya diceritakan bagaimana Tuhan memperlakukan hamba Tuhan yang Dia pakai untuk membagi kasih karunia.
Efesus 4:8-10
4:8 Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."
4:9 Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.

Hamba Tuhan bagaikan tawanan Tuhan, tidak ada kebebasan seperti orang dunia. Mereka ini mendapat kasih karunia untuk dibagikan kepada sidang jemaat. Untuk apa? Untuk pembangunan Tubuh Kristus.
Efesus 4:12
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Pembangunan Tubuh Kristus tidak asal tetapi ada arah yang jelas. Bagaimana supaya kita ditunjukkan arah yang benar? Lagi-lagi ada peran dari hamba Tuhan yang telah membagi kasih karunia kepada kita.

Efesus 4:15
4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Kenapa dikatakan bertumbuh dalam segala hal? Di dalam tubuh ini ada banyak hal seperti telinga, tubuh, tangan, kaki, semuanya bertumbuh ke arah Kepala. Siapa yang pegang peranan di sini? Itulah hamba Tuhan. Kita tidak perlu menghayal datang nabi atau rasul di sini. Tetapi dengan adanya suara pengajaran di sini maka ada roh rasul. Dengan ada suara Firman nubuatan dari balik mimbar ini berarti saudara dilayani oleh roh nabi sekalipun figurnya tidak ada.

Efesus 4:16
4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Inilah kehidupan yang mendapat kasih karunia, dia tidak dilepas begitu saja oleh hamba Tuhan. Begitu hamba Tuhan membagikan kasih karunia maka dia akan memantau terus dan mengarahkan terus orang itu dengan memberikan binaan Firman pengajaran, Firman nubuatan, pelajaran dasar dan sampai pada kesempurnaan.

Kadang pemahaman di dalam gereja Tuhan dalam persoalan tubuh ini terlalu dangkal. Mereka yang mengadopsi berbagai pengajaran mengibaratkan “organisasi gereja A itu bagaikan kaki kanan, organisasi gereja B itu bagaikan kaki kiri” padahal ajarannya beda-beda. Keliru kalau diberi pemahanan seperti ini. Kalau kita ini anggota Tubuh Kristus maka makanannya satu, berarti pengajarannya satu. Pengajaran yang sehat inilah yang dapat menyatukan kita.

Kalau mulut makan jagung maka itu diolah oleh lambung dan diserap oleh usus halus dan disebar ke seluruh tubuh sampai ke jari-jari. Jari sebelah kiri mendatkan sari jagung, jari kanan juga sama mendapatkan sari jagung. Inilah tandanya kita mendapatkan kasih karunia yang merata. Kasih karunia itu fungsinya supaya kita masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus dan makanan yang diserap oleh setiap anggota tubuh itu sama sehingga terbangunlah Tubuh Kristus lewat arahan-arahan si pembagi kasih karunia yaitu hamba Tuhan (gembala).

Kalau mengatakan semua pengajaran sama saja maka kembali saja pada gereja yang awal sebelum reformasi.

Pembagian kasih karunia ini harus mantap ke mana arahnya. Tugas kami hamba Tuhan adalah membagi kasih karunia supaya jemaat diarahkan untuk membangun Tubuh Kristus lewat Firman pengajaran dan Firman nubuatan. Otomatis keduanya harus sehat.

Jangan kita menjadi orang Kristen mepiaso (bayi) atau pihadiha (kanak-kanak). Jadilah kita orang Kristen Teleyohi, dewasa rohani. Inilah yang Tuhan inginkan dan juga kita semua dambakan yaitu supaya siap menyambut kedatangan Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus adalah sumbernya kasih karunia. Dia akan datang dan menanyakan bagaimana kasih karunia yang Tuhan bagikan kepada kita lewat hambaNya. Pertama-tama yang akan ditanyakan adalah gembala, bagaimana dia membagi kasih karunia. Itu sebabnya kepada tujuh sidang jemaat di Asia Kecil, Tuhan tidak langsung bertanya kepada sidang jemaat tetapi lebih dahulu bertanya kepada malaikat sidang jemaat yaitu gembala. Kasih karunia itu tidak langsung datang pada umat Tuhan tetapi melalui hamba Tuhan sebagai pembagi.

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar