20160611

Kebaktian PA, Sabtu 11 Juni 2016 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 22:20
22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

Mempelai Laki-laki telah rampung dan siap menjemput Mempelai WanitaNya. Mempelai Wanita juga sudah siap menyambut Mempelai Laki-laki Sorga. Ini adalah nafas dari ayat yang kita baca. Semoga bukan hanya kita baca tetapi benar-benar kita harus tenggelam dalam ayat ini.

Tuhan tidak bohong kalau Dia mengatakan “Aku datang segera!” maka itu benar-benar akan Dia laksanakan. Gereja Tuhan juga harus berucap yang jelas “Amin, datanglah, Tuhan Yesus”. Penekanan gereja Tuhan harus tampil dalam berbahasa dan berperilaku yang terang. Bukan hanya menjadi terang tetapi menjadi sumbernya terang. Kalau menjadi sumber terang berarti terang itu benar-benar sudah menyatu dengan kehidupan gereja Tuhan. Itulah gereja Tuhan yang berani berkata “Amin, datanglah, Tuhan Yesus”. Amin itu adalah kata akhir dari segala sesuatu yang dibicarakan.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Di sini berarti gereja betul-betul telah matang memahami siapa sebenarnya Yesus Kristus itu sehingga dia berani berucap “Amin, datanglah, Tuhan Yesus”. Kenapa disertai dengan nama Tuhan Yesus? Artinya kesiapan gereja adalah kesiapan yang matang di mana mereka mengerti siapa Tuhan Yesus itu. Bukan hanya mengenal Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, Tabib yang Ajaib, Imam Besar, Hakim yang adil atau Pembaptis Roh Kudus dan sebagainya tetapi mengenal Tuhan Yesus sampai puncaknya yaitu sebagai Mempelai Laki-laki Sorga.

Ketika gereja Tuhan mengenal Tuhan Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga dan dia mengenal statusnya sebagai Mempelai Wanita Tuhan maka dia harus punya kesiapan untuk menyambut Tuhan Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga di mana Mempelai Laki-laki Sorga ini sudah siap untuk menjemput Mempelai WanitaNya.

Sebagai pemberita Firman saya tidak mau mendengarkan Firman lalu tidak memperhatikan sebab nantinya Tuhan tidak akan memberikan pengertian. Kalau saya memperhatikan pemberitaan Firman maka banyak hal yang bisa saya dapatkan.
II Timotius 2:7
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

Kita harus mendengar Firman Tuhan dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh agar kita diberikan pengertian oleh Tuhan. Dalam mendengarkan Fiman Tuhan, kita dibawa oleh Tuhan untuk mengenal siapa PribadiNya. Ini adalah doa dari rasul yang spesial untuk kita bangsa kafir.

Rasul Paulus adalah hamba Tuhan yang dilantik oleh Tuhan untuk menjadi rasul bagi bangsa kafir. Rasul ini bertanggung jawab dan dalam doanya dia mohon kepada Tuhan agar  umat Tuhan mengenal siapa Tuhan Yesus dengan benar. Coba saudara lihat di sini betapa besar perhatian Tuhan untuk kita bangsa kafir.

Efesus 1:15-17
1:15 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
1:16 aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku,
1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Sidang jemaat Efesus ini mayoritas bangsa kafir. Kasih dan iman orang Efesus sudah kesohor, tetapi rasul Paulus tidak ingin jemaat Tuhan hanya sampai pada iman standar, juga kasih yang standar. Yang Tuhan inginkan kita memiliki iman yang sampai pada titik puncak yaitu iman yang sempurna.
Efesus 4:13
4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Untuk mempersiapkan gereja Tuhan, maka dalam tulisan-tulisan rasul Paulus yang ditulis karena ilham Roh Kudus, dia mengingatkan kepada kita bahwa di ujung akhir zaman ini ada aktifitas dan kegiatan yang lain untuk mengganggu persiapan saudara untuk jumpa dengan Tuhan Yesus yaitu:
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Dalam kaitan persiapan kita untuk berkata “Amin, datanglah, Tuhan Yesus” maka kita harus jeli melihat di hari-hari terakhir ini. Mana pengajaran yang mendorong dan mengarahkan kita siap menyambut kedatangan Tuhan Yesus kedua kali dan mana pengajaran yang menghambat saudara, sebab jangan hanya terpukau melihat mujizat jasmani, melihat kesembuhan dan tanda-tanda ajaib yang terjadi secara lahiriah.

Kadang tanpa sadar kita dibuat oleh iblis untuk terpukau melihat mujizat-mujizat lahiriah akhirnya menyebabkan rohani kita stagnan tinggal disitu agar jangan mengenal Tuhan Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga.

Bukan berarti hal itu salah, tetapi semuanya itu harus ada tindak lanjutnya. Lewat tulisan rasul Paulus di dalam ilham Roh Kudus maka kita mengerti bahwa Tuhan mengingingkan supaya kita benar-benar harus fokus kepada Tuhan Yesus dalam kedudukanNya sebagai Mempelai Laki-laki Sorga. Entah gangguan apa yang saudara hadapi sehingga perjalanan rohanimu terseok-seok tetapi iman dan perhatianmu harus fokus kepada Tuhan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga sehingga tidak ada yang dapat mengganggu gugat hubunganmu dengan Dia sebab kasih dan imanmu membara terhadap Dia.

Kita perhatikan lebih dahulu kendala-kendala apa yang bisa menghalangi kita.
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Angin pengajaran, permainan palsu ini diibaratkan seperti ombak gelombang yang menderu dan sedang mengancam gereja Tuhan. Itu adalah permainan palsu dari manusia dan diikuti dengan kelician, itu adalah sifat ular yaitu iblis. Permainan palsu manusia dilatarbelakangi dengan kelicikan. Ini adalah upaya iblis menghambat saudara untuk masuk dalam kesiapan akhir yang berani berkata “datanglah Tuhan Yesus”. Ini adalah tanggung jawab kami sebagai hamba Tuhan membawa sidang jemaat untuk siap.

Gelombang itu datang dengan sekonyong-konyong. Bagaimana sikap kita menghadapi ombak gelombang ini?
Markus 4:35
4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."

Tuhan Yesus ikut dalam mengarungi lautan dunia ini.
Markus 4:36
4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.

Ada perahu-perahu lain yang menyertai, berarti ada fellowship. Sementara ada fellowship yang mengarahkan kita lepas dari lautan dunia ini, apa yang terjadi?
Markus 4:37
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.

Lukas 8:23
8:23 Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya.

Ini adalah gaya kelicikan dari iblis untuk menenggelamkan perahu, menenggelamkan persekutuan kita.
Markus 4:38
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"

Ini bahasa ketika goncangan terjadi di tengah-tengah persekutuan yang sedang mengarungi ganasnya dunia ini. Inilah gangguan yang digambarkan dalam Efesus 4:14 tadi.

Markus 4:39
4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

Tadinya Tuhan Yesus tidur diburitan dan mereka telah melupakanNya. Dapat dikatakan, apa-apa yang telah Tuhan Yesus sampaikan di masa silam telah mereka lupakan. Ketika kita menghadapi permainan palsu manusia ini, maka apa-apa yang telah kita terima di masa lampau (yaitu Firman Tuhan) harus kita bangkitkan.

Kita menghadapi hal ini secara bersama dan kadang kita hadapi ini secara perorangan. Bila saudara merasa bahwa hidupmu seperti mau ditembus oleh air yang mau membinasakan, maka ingat Firman Tuhan yang telah saudara terima di masa silam untuk membuat saudara menjadi tenang.

Kalau perahu kita sudah terancam tenggelam dan kita malah lari sana sini maka itu justru mempercepat perahu tenggelam. Tetapi Tuhan Yesus mengatakan “Diam! Tenglah!”. Itu adalah bahasa menghadapi pencobaan. Kita harus diam berarti menyerahkan semua kepada Tuhan dan kita mengoreksi diri kita. Tenang artinya dapat menguasai diri.
II Timotius 1:7
1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Ketertiban ini ketenangan. Inilah yang banyak kali tanpa kita sadari kita lupa harus menguasai diri kita.

Pengertian ketertiban:
1.      Mendisiplinkan diri
2.      Menahan kata
3.      Menguasai diri
4.      Menahan sikap
Ini semua dihubungkan dengan ketenangan supaya kita siap.

Rasa takut inilah yang membuat perjalanan anak Tuhan terhalang. Kekayaan, kedudukan, pangkat, jabatan, kepandaian dan apapun tidak dapat menghalau ketakutan. Sejak manusia jatuh dalam dosa, akibat pertamanya adalah rasa takut. Ketika Tuhan Yesus datang pada kali yang kedua, banyak manusia tidak ada dalam kesiapan dan mereka ada dalam ketakutan. Kedudukan, kekayaan, kepandaian tidak akan bisa menghalangi rasa takut itu. Mengapa? Sebab orang itu sendiri tidak ada kesiapan. Bagaimana caranya untuk menghalau rasa takut ini? Solusinya harus diam dan tenang.

Wahyu 6:15-17
6:15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
6:17 Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?

Dalam ayat 15 kita melihat orang-orang hebat itu, apakah yang mereka miliki bisa menghalau rasa takut mereka? Tidak! Kenapa? Sebab mereka tidak siap. Ini adalah orang-orang yang tidak berani berkata “Amin, datanglah, Tuhan Yesus.

Supaya kita tidak takut memandang wajah Tuhan pada kedatanganNya yang kedua kali maka kita harus ada kesiapan.
Mazmur 17:15
17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Jangan berpikir kedudukan, kekayaan, kepandaian dan sebagainya bisa menghalau rasa ketakutan. Yang bisa menghalau rasa ketakutan kita berhadapan dengan Tuhan adalah dari sekarang kita harus memandang wajah Tuhan di dalam kebenaran Firman. Ini yang didoakan oleh rasul Paulus supaya kita umat Tuhan bisa memandang wajah Tuhan mulai dari sekarang ini yaitu lewat kebenaran Firman.

Hanya orang yang suci hatinya oleh karena dia sudah digarap oleh Firman pengajaran yang benar yang bisa memandang wajah Tuhan.
Matius 5:8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Di dalam setiap ibadah adalah kesempatan kita memandang wajah Tuhan. Caranya kita membuka hati dan izinkan kebenaran Firman membersihkan hati kita sehingga kita bisa memandang wajah Kekasih kita Mempelai Laki-laki Sorga.

Wahyu 22:3-4
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

Kita ini adalah hamba-hamba kebenaran. Ketika kita mendengar Firman, sebagai hamba kebenaran, berarti kita merendahkan diri di kaki Tuhan, Mempelai Laki-laki Sorga, sehingga tidak ada yang bisa menghalangi kita untuk memandang wajah Tuhan Yesus. Kita akan berani berkata “Amin, datanglah Tuhan Yesus” berarti dia tidak akan takut memandang wajah Tuhan Yesus sebab Dia adalah belahan hati kita. (bahasa Jawa: sigaraning nyowo)

Isteri itu adalah belahan jiwa suami dan suami adalah belahan hati dari isteri. Kalau benar kita adalah orang Kristen, benar pengikut Kristus, benar orang yang tahu Firman pengajaran maka tidak akan mungkin kita berkata kepada pada pasangan kita “kita cerai!” karena tahu bahwa dia adalah belahan jiwanya.

Tuhan Yesus juga adalah belahan jiwa kita dan kita adalah belahan jiwa dari Tuhan Yesus. Satu waktu dua Insan ini akan bertemu dan tidak ada kuasa yang bisa memisahkan tetapi akan terus bersama kekal selama-lamanya. Kalau saudara merasa Tuhan Yesus adalah belahan hatimu maka cintai Dia. Pandang kebenaran Firman maka saudara akan melihat belahan jiwamu. Ketika saudara rindu memandang wajahNya maka saudara akan melihat kebenaran FirmanNya. Dalam tiga macam ibadah pokok di situlah kesempatan kita memandang wajah Kristus sehingga kita tidak akan mungkin takut memandang wajah Tuhan Yesus saat Dia datang, sebab Dialah belahan jiwa kita.

Pandang wajah Tuhan Yesus lewat kebenaran Firman supaya kita siap. Jangan kita seperti ini:
Yeremia 2:27
2:27 yang berkata kepada sepotong kayu: Engkaulah bapaku! dan kepada batu: Engkaulah yang melahirkan aku! Sungguh, mereka membelakangi Aku dan tidak menghadapkan mukanya kepada-Ku, tetapi pada waktu mereka ditimpa malapetaka mereka berkata: Bangkitlah menyelamatkan kami!

Kayu menunjuk kedagingan. Kalau berkata pada sepotong kayu: Engkaulah bapaku! Berarti bapa dan anak sama-sama kedagingan. Batu menunjuk kekerasan hati. Kalau berkata pada batu: Engkaulah yang melahirkan aku! Berarti baik ibu dan anak sama-sama kekerasan hati.

Ketika ditampilkan kebenaran Firman Tuhan, mereka tidak mau memandang wajah Tuhan Yesus sebab ada kedagingan dan kekerasan hati. Jangan menjadi hamba Tuhan yang salah dan keliru. Biarlah kita siap memanti kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Dalam Kejadian pasal 1 dan pasal 2 keadaan manusia aman. Tetapi pada pasal 3 manusia ketakutan ketika mendengar Tuhan datang. Itu sebabnya Tuhan Yesus datang untuk melenyapkan ketakutan ini.

I Korintus 15:54
15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.

Dalam kedatangan Tuhan pada kali yang pertama, Dia membinasakan perbuatan-perbuatan iblis.
I Korintus 15:55-57
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Dosa itu adalah sengat maut. Untuk mencabut dan melumpuhkan sengat maut ini maka Tuhan Yesus datang pada kali yang pertama. Kalau ini dipahami oleh gereja Tuhan maka kedatanganNya pada kali yang kedua, gereja Tuhan pasti siap.

Sebelum berbicara tentang sengat maut, lebih dahulu dibicarakan tentang kedatangan Tuhan Yesus pada kali yang kedua.
I Korintus 15:51-52
15:51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
15:52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

Jadi bahasa mengalahkan sengat maut ini diarahtujukan pada keubahan hidup. Ini adalah rahasia Tuhan yang besar untuk gereja Tuhan. Sudah mulai dari sekarang kita harus mengalami pembaharuaan. Kalau pembaharuan itu berjalan dalam diri saudara berarti saudara adalah orang yang didorong untuk siap menyambut kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.

Tidak ada manusia yang kebal menghadapi maut. Apalagi sekarang maut ini masuk di jendela-jendela, masuk di istana-istana dan di lapangan-lapangan. Itulah yang membuat manusia takut.
Yeremia 9:21
9:21 "Maut telah menyusup ke jendela-jendela kita, masuk ke dalam istana-istana kita; ia melenyapkan kanak-kanak dari jalan, pemuda-pemuda dari lapangan;

Maut tidak dikatakan menyusup di pintu tetapi menyusup ke jendela. Kalau gembala itu masuk melalui jendela, dia menghadirkan maut. Kalau gembala melalui pintu, dia menghadirkan kehidupan di tengah-tengah domba gembalaan.

Kalau ada orang yang melayani saudara maka saudara harus perhatikan apakah dia melalui pintu atau lewat tembok/ jendela. Sekalipun dia melayani, kalau tidak melalui pintu berarti dia membawa sengat maut. Tuhan Yesus mengatakan “Akulah pintu”.
Yohanes 10:1-2
10:1 "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.

Tuhan Yesus adalah pintu dan Dia juga adalah Gembala.

Yohanes 10:3,7-11
10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
10:7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.
10:8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Hamba Tuhan yang lewat pintu berarti ada persekutuan dengan Tuhan Yesus sebagai pintu dan gembala, tandanya dia tidak menomorsatukan kebutuhan-kebutuhan yang jasmani. Yang dia utamakan bagaimana supaya domba itu selamat dan diterima oleh Tuhan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga.

Kalau prajurit tidak mendengarkan komandannya dan hanya menginginkan kebutuhan-kebutuhan dirinya maka itu bukan prajurit yang baik. Hamba Tuhan itu lewat jendela.
II Timotius 2:3-4
2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Jangan sampai saudara dilayani oleh pelayan yang melompat tembok atau melompat jendela sebab dia hanya membawa sengat maut dan bukan kehidupan. Biarlah kita bukan hidup dalam ketakutan tetapi hidup dalam ketenangan menanti kedatangan Tuhan Yesus pada kali yang kedua. Sebab dilayani oleh gembala yang lewat pintu (terang).
Yohanes 10:17
10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.

Reverensinya ada dalam Injil Matius.
Matius 16:25
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Kita harus lebih mendalami siapa itu Yesus. Kita sebagai belahan jiwaNya harus berani seperti Dia sebagaimana dia rela kehilangan nyawaNya untuk kepentingan kita. Tentu kita tidak disalib lagi seperti Yesus atau diadili oleh Pilatus. Tetapi caranya kita tidak menomorsatukan kehidupan yang jasmani.

Yohanes 10:18-20
10:18 Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
10:19 Maka timbullah pula pertentangan di antara orang-orang Yahudi karena perkataan itu. Banyak di antara mereka berkata:
10:20 "Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia?"

Mereka malah menyebut Tuhan Yesus kerasukan setan dan gila. Tuhan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga menyandang predikat kerasukan setan dan gila, maka kita Memepelai WanitaNya juga harus siap menerima kata-kata seperti ini karena kita adalah belahan jiwaNya.

Yohanes 10:21
10:21 Yang lain berkata: "Itu bukan perkataan orang yang kerasukan setan; dapatkah setan memelekkan mata orang-orang buta?"

Setan menutup mata orang itu supaya tidak melihat Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan Yesus membuka mata orang itu supaya bisa memandang kebenaran. Itulah pekerjaan Tuhan supaya kita siap menyambut kedatanganNya kedua kali.

Kedatangan Tuhan melawat Adam dan Hawa bukan untuk menambah persoalan mereka tetapi untuk menyelesaikan persoalan mereka. Jadi kedatangan Tuhan Yesus bukan untuk menambah persoalan kita tetapi untuk menyelesaikan persoalan kita. Terlalu banyak persoalan kita, itu sebabnya undang Tuhan Yesus untuk menyelesaikan persoalan kita. Terutama untuk menyelesaikan persoalan yang hakiki yaitu maut, hal ini telah diselesaikan oleh Tuhan Yesus apalagi persoalan yang lain.

Kalau saudara meresapi bahwa Tuhan Yesus adalah belahan hati kita maka kita tidak akan main-main dengan Dia, kita akan berbuat sesuai dengan selera hatiNya serta kita siap memikul salib Tuhan sebab di mana Dia ada di situ juga kita berada dan akhirnya kita dihormati oleh Bapa. Ini adalah ciri orang yang siap menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.

Ciri orang yang tidak siap menyambut kedatangan Tuhan kedua kali:
1.      Dia mendengar Firman tetapi tidak mengerti. Mengapa dia tidak mengerti? Sebab dia tidak memperhatikan. Kalau mendengar dan memperhatikan maka Tuhan akan memberikan pengertian. Kalau dia mendengar Firman lalu tidak mengerti itu bukan karena salah orang lain tetapi salahnya sendiri. Dia tidak membuka hati ketika Firman diberitakan.

2.      Dia adalah orang yang tidak mau tahu dan tidak mau mengakui kesalahannya.
3.      Dia adalah orang yang ketika ditegur tidak menerima bahkan balik melawan.

Yohanes 12:26
12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Ø  “Melayani Aku” dalam arti mengikuti selera Tuhan. Kalau melayani mengikuti seleraku maka saya bisa asal saja melayani, berarti saya tidak mengisi selera Tuhan. Padahal orang yang mengisi selera Tuhan, Dialah orang yang tenang di dalam penggembalaan.

Kejadian 25:27
25:27 Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.

Yakub ini orang yang biasa tinggal di kemah. Artinya dia mempedulikan nilai penggembalaan sehingga hidupnya tenang. Juga dia mengerti selera bapanya sebab dipandu oleh ibunya.
Kejadian 27:9
27:9 Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya.

Ibunya berkata “pergilah ke kandang, ambil dua anak kambing” lalu ibunya yang memasak. Ini anjuran dari ibu, menunjuk anjuran dari gembala.

Dua ekor anak kambing dimakan oleh satu orang. Berarti orang yang ada dalam penggembalaan mengerti selera Tuhan yaitu membawa kita dua menjadi satu. Tuhan Yesus di Sorga dan kita dunia, sekarang ini masih dua dan kelak akan menjadi satu. Jadi selera Tuhan adalah menciptakan gereja Tuhan yang siap untuk menerima Tuhan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. Dua menjadi satu ini menunjuk nikah yang rohani.  
Ø  “Mengikuti Aku”. Dalam Yohanes pasal 10 dikatakan Tuhan Yesus kerasukan setan dan gila. Kalau mengikuti Tuhan Yesus tidak mengherankan kalau kita mendapat predikat yang sama, kita bisa disebut gila dan sebagainya yang negatif. Kalau mengikut Tuhan Yesus tidak usah kita marah melainkan salibkan daging kita.

Ø   “Dimana Aku berada, di situ juga pelayanku berada”. Berarti pelayanannya terus menerus sampai pada pelayanan Mempelai.

Ø  “Dia dihormati oleh Bapa” berarti dia diberi kemuliaan oleh Bapa. Berarti kesukaan Bapa menjadi kesukaannya.
Matius 25:21
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Di sini diberi penekanan “Aku”. Aku di sini menunjuk pribadi Tuhan Yesus. Kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Tuhan Yesus, kita tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Firman yang hidup.
Yohanes 15:4
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Untuk mempersiapkan diri bertemu dengan Tuhan, jangan kita jauh dengan Tuhan. Yang kerja keras itu adalah pokok itulah Tuhan Yesus. Kita sebagai carang tinggal menyedot dari yang disiapkan oleh pokok. Kalau kita lepas dari pokok maka kita mati. Sebabnya jangan coba kita lepas dari pokok.

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu” ini menunjuk persekutuan yang abadi yang tidak dapat dipisahkan. Kalau kata ini benar-benar terwujud dalam diri kita maka apa yang dikatakan dalam Matius 25:21,23 akan menjadi kenyataan kepada kita yaitu kita akan masuk dalam kesukaan Bapa di Sorga.

Jangan sampai kita mendengar Firman tetapi tidak mengerti. Penyebabnya karena dia tidak membuka hati. Kalau dia membuka hati maka Tuhan memberikan pengertian. Kalau mengerti Firman karena pendidikan kita maka Tuhan tidak adil. Tetapi kita bisa mengerti Firman Tuhan bila kita memperhatikan Firman.
II Timotius 2:7
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

Memperhatikan Firman maka pengertian itu berasal dari Tuhan akan diberikan pada kita.
Amos 4:13
4:13 Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak di atas bukit-bukit bumi -- TUHAN, Allah semesta alam, itulah nama-Nya.

Orang yang mengerti Firman pasti akan mengakui kesalahannya, suami mengakui kesalahannya kepada isteri dan isteri mengakui kesalahannya kepada suami, anak kepada orang tua.

Kita akan diperhadapkan dengan kegerakan besar yang tidak lama lagi. Itu sebabnya layanilah Tuhan, ikuti selera Tuhan, bawalah nikahmu untuk dua menjadi satu, salibkan dagingmu kemudian dalam persekutuanmu katakanlah “Tuhan Yesus, aku di dalam Engkau dan Engkau di dalam aku”. Lalu jangan kita menolak teguran dan nasihat karena nasihat dan teguran ini adalah untuk membawa kita untuk tidak gagal bertemu dengan Tuhan. Beranikah saudara berucap “Amin, datanglah, Tuhan Yesus!”.

Ini hiburan Tuhan Yesus di malam menjelang masuk ke taman Getsemani.
Yohanes 14:1-3
14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.

Dalam Wahyu 22:20 Tuhan Yesus berkata “Aku datang segera” tidak lagi dikatakan “Aku akan datang segera”. Berarti rumahmu dan rumahku sudah selesai. Apakah dalam beribadah ada dalam benak kita “saya ini dibenahi oleh Tuhan supaya saya siap bertemu dengan Tuhan”. Atau kita beribadah hanya untuk mengisi upacara saja? Kalau ibadah hanya seperti upacara maka kita tidak akan siap dan pasti takut ketika bertemu dengan Tuhan. Perasaan takut inilah yang mau Tuhan singkirkan dari kita.

Pembunuh rohani utama adalah penakut. Ini komandannya dosa yang membuat orang tidak bisa masuk dalam Yerusalem Baru.
Wahyu 21:8
21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Kenapa penakut nomor satu? Karena rasa takut ini adalah buah awal dari dosa. Kadangkala kita takut kehilangan ini dan itu sehingga tidak takut kepada Tuhan, padahal itu yang menyeret kita masuk pada kematian yang kedua. Ini jangan terjadi pada saudara dan saya.

Biarlah kita diam berarti berserah, tenang berarti menguasai diri. Kita harus mengoreksi diri, jangan sampai kita beredar-edar. Ini yang diinginkan Tuhan di dalam sidang jemaat.

Kalau saja Tuhan datang malam ini apakah kita bisa mengatakan “saya sudah siap”. Seharusnya kita sudah siap sebab Firman Tuhan sudah terlalu limpah kita dengarkan hari-hari terakhir ini. Apa lagi yang tidak kita tahu. Selera Tuhan? Kita sudah tahu yaitu dua menjadi satu. Apakah kita tidak tahu tentang mengikut Tuhan? Mengikut Tuhan harus menyalibkan daging dan itu kita sudah tahu. Kita juga sudah tahu tentang persekutuan terus menerus dengan Tuhan sampai kelak Tuhan akan menghormati kita.

Bapa di Sorga mau menghormati saudara. Tanda penghormatan Tuhan Yesus kepada Stefanus adalah Dia berdiri ketika Stefanus dilontari batu. Bapa yang mengasihi Stefanus, itulah Bapa yang sama yang mengasihi saudara.

Ketika datang beribadah bukan hanya sekedar mendengar Firman tetapi kita harus membuka hati sehingga nanti Tuhan memberikan pengertian dari apa yang kita dengar.

Tuhan memberkati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar