20170806

Kebaktian Umum, Minggu 6 Agustus 2017 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 3:1-6
3:1 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
3:2 Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.
3:3 Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
3:4 Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.
3:5 Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.
3:6 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Sardis ini artinya sisa atau sekelompok kecil yang luput. Mengapa? Sebab awalnya jemaat Sardis ini telah menerima dan mendengar yang benar. Baik gembala telah mendengar dan menerima yang benar kemudian dia teruskan kepada sidang jemaat. Tetapi oleh karena perjalanan waktu maka apa yang telah mereka dengar dan terima, ternyata sebagian besar telah melupakan.

Sekalipun mereka bekerja di pandangan umum ada semangat, di pandangan umum kelihatan hidup dan bergairah, tetapi sesungguhnya di mata Tuhan telah mati. Sebab apa yang telah mereka dengar dan terima dahulu itu mengandung kehidupan. Tetapi kalau sekarang dikatakan “kamu mati” berarti sekarang mereka melakukan pekerjaan tidak lagi atas dasar yang pernah mereka dengar dan yang pernah mereka terima. Berarti mereka ganti dengan konsep yang lain. Firman kehidupan dan roh kehidupan mereka ganti dengan konsep yang lain. Ini adalah mati, kalau bukan dilandaskan apa yang telah didengar dan telah diterima yaitu Firman kehidupan maka pelan dan pasti orang itu sudah menuju pada kematian.

Jemaat ini tidak sadar, maka perlu Tuhan datang membawa tujuh obor atau tujuh mata atau tujuh roh untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka mati. Contohnya adalah Jon Sung. Dia diutus oleh negaranya untuk sekolah di Amerika. Akhirnya dia sudah mencapai S3 dan merencanakan untuk kembali. Telah disiapkan penyambutan yang meriah di Sanghai. Tetapi sebulan sebelum dia berangkat, dia diberi Tuhan mimpi. Dia melihat satu peti jenazah yang indah ditata sedemikian rupa. Dia ingin mengetahui jenazah siapa di dalamnya lalu dia maju dan melihat ternyata jenazah itu adalah dia. Semua ijazahnya dari SD sampai perguruan tinggi terhampar di dalam petinya.

Dia adalah orang Kristen hasil penginjilan Hudson. Dia menjadi stres, dalam perjalanan ke RRC di merobek-robek ijazahnya dan dibuang ke laut dan berkata “saya tidak mau mati Tuhan”. Sampai di pelabuhan dia turun dengan wajah kuyu. Tetapi orang menyambut dia dengan tempik sorak karena pandangan mereka orang ini adalah orang intelek yang akan membawa pembaharuan di RRC. Tetapi Jong Sung berkata saya bukan lagi Jong Sung yang dulu, saya sekarang adalah pemberita Injil. Mereka terkejut dan buyar semua. Yang tadinya menyambut dengan gegap gempita akhirnya kembali dengan muka kuyu karena harapan mereka tidak sampai, utama kerabatnya.

Jemaat Sardis ini ternyata ada dalam kepalsuan. Begitu jemaat Sardis meninggalkan apa yang telah mereka dengar dan apa yang telah mereka terima maka Alkitab mengatakan mereka mati.
Wahyu 3:3
3:3 Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Itu yang dulu mereka terima tetapi mereka tinggalkan. Namun Tuhan ajak kembali dengan pertobatan, apa yang salah yang mereka lakukan ini karena itu dihubungkan dengan kedatangan Tuhan. Kedatangan Tuhan seperti pencuri ini adalah peristiwa Pharusia, ini hanya secara khusus kepada Mempelai WanitaNya atau khusus kepada keluargaNya. Setelah itu dunia dilanda dengan aniaya besar 3,5 tahun antikristus dan setelah itu baru kedatangan Tuhan secara jelas di awan-awan yang permai (Epifania).

Ini yang Tuhan ingatkan kepada mereka yaitu kedatangan Tuhan yang seperti pencuri. Bagaimana kalau saudara tidak siap? Kalau datang seperti pencuri berarti tidak ada yang tahu. Tetapi anak-anak Tuhan yang berpegang pada apa yang dia dengar dan yang dia terima itu maka dia tidak akan disergap oleh kedatangan Tuhan yang seperti pencuri sebab dia ada pada kesiapan rohani. Kesiapan rohani itu bukan nanti tetapi dari sekarang kita sudah harus siap.

Angka 666 segera akan muncul. Ini bukan hanya bahasan tetapi sudah dipraktekkan oleh berbagai pihak.

Asal surat ini dari yang memiliki tujuh roh dan tujuh bintang. Di dalamnya tersirat kasih Tuhan, kasih Mempelai. Sebenarnya ketujuh sidang jemaat ini dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi Mempelai WanitaNya. Yang bertangung jawab kepada setiap sidang jemaat adalah gembala. Termasuk gembala yang ada di Sardis. Tetapi sayang gembala di Sardis tidak teguh berpegang pada apa yang telah dia dengar dan dia terima dari pendahulu. Memang dia sudah sampaikan kepada umat Tuhan. Awalnya dia membara, berkobar-kobar menyuarakan kabar yang besar ini dan jemaat menerima. Tetapi lama kelamaan yang bertahan tinggal sedikit. Yang membelot begitu banyak termasuk gembala.

Ini yang selalu saya renungkan terus yaitu bahasa almarhum Pdt. Totaijs. Jangan sampai sekarang kita melayani ada di tangan Yesus, kalau tidak hati-hati maka saudara akan menemukan dirimu ada di tangan iblis. Jangan saudara hempaskan pengajaran yang besar yang sudah saudara dengar dan saudara terima ini. Ini saya teruskan kepada saudara karena mengingat keadaan di depan ini sangat mengerikan. Tidak ada sejengkal tanah di dunia ini yang tidak dikuasai oleh 666 binatang buas itu. 

Gereja adalah tunanganNya, Tuhan sudah ingin tunanganNya ini datang kepadaNya mengisi kerinduan hatiNya. Tetapi ditemukan oleh Tuhan ternyata bahwa jemaat Sardis sebagian besar mulai dari gembala, tidak ada tanda-tanda untuk mengisi kerinduan hati Tuhan.

Apakah saudara tahu selera Tuhan, apakah saudara mau mengisi apa yang menjadi dambaan hati Tuhan? Yesus adalah kekasihmu yang adalah tunangan kita yang begitu mengasihi saya dan saudara. Ini yang Tuhan rindu dapati dalam kehidupan saya dan saudara. Boleh-boleh saja meraih kesuksesan di dunia ini tetapi yang utama harus engkau cari tahu adalah isi hatiNya yang telah berkorban bagi kita. Itu sudah kita dengar dan kita terima, jangan kita hempaskan.

Kalau saya melihat hamba Tuhan satu ini, perjuangannya luar biasa. Hanya satu yaitu bagaimana umat Tuhan bisa mencapai sasaran akhir. Tadi jam 7 dia menyampaikan Firman di Malang. Setelah itu dengan kecepatan penuh pergi ke Surabaya untuk melayani. Setelah itu pergi ke Medan untuk memberitakan Firman. Apa tujuannya? Apakah cari uang? Bukan itu! Semata-mata tujuannya karena beban di pundaknya. Tetapi sekarang ini tidak semua pendeta mengerti. Apakah saya termasuk golongan yang masih mengerti, Tuhan yang tahu.

Biarlah kita semua dibawa untuk memenuhi selera Kekasih kita. Kita perhatikanlah, jangan sampai tercecer di tengah jalan pengiringan kita. Jangan sampai malah kita bertemu dengan antikristus si jahanam itu. Dikatakan antikristus itu adalah binatang buas. Itu diterjemahkan dari bahasa terion, artinya kebiadaban, kebrutalan.

Mengarah pada kematian berart jemaat ini sudah dingin rohaninya. Sekalipun semangat tetapi sebenarnya Tuhan temukan rohani mereka sudah mati. Orang mati tidak hangat, saudara boleh raba orang mati, mereka sudah dingin seperti es. Kalau waktu hidup timbangannya 50, setelah meninggal malah menjadi berat karena sudah menjadi batu.

Jemaat Sardis ini Tuhan temukan bahwa hati mereka sudah membatu, begitu juga kasihnya kepada Tuhan tetapi dimanipulasi dengan kegiatan-kegiatan yang ada, itu kepalsuan! Kalau ini adalah kebangkitan palsu maka mudah sekali binatang dalam Wahyu pasal 13 masuk. Karena dalam Wahyu pasal 13 ada penampilan kebangkitan palsu dari binatang itu.
Wahyu 13:12
13:12 Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.

Ini kebangkitan palsu. Jemaat Sardis buka peluang masuk aktivitas ini. Dengan memandang wajah dan pandangan saudara saya merasa ngeri, jangan sampai kita gagal seperti jemaat Sardis! Dituntut Tuhan nantinya, mau ke mana kita, mau ke mana saudara.

Wahyu 13:13-14
13:13 Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
13:14 Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.

Ini kebangkitan palsu. Jemaat Sardis ini terbuka peluang untuk masuk hal ini. Artinya ini menjadi pelajaran bagiku dan bagi saudara. Jangan sampai kita anggap remeh, anggap sepi dan merasa tidak apa-apa persoalan ini. Coba raba apakah masih hangat hubunganmu dengan Tuhan tunangan kita itu. Sementara kedatanganNya sudah dekat, semestinya kita makin membara, makin hangat karena akan bertemu dengan kekasih, ketemu dengan tunangan, ketemu suami, apakah kita tidak membara?

Jangan sampai kita seperti jemaat Sardis yang tertipu. Sadar atau tidak sadar mereka sudah menghempaskan apa yang telah mereka dengar dan apa yang telah mereka terima pada hari-hari sebelumnya. Namun pada ayat 4 masih ada yang mempertahankan apa yang dia dengar dan dia terima.
Wahyu 3:4
3:4 Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.

Mereka masih mempertahankan apa yang telah mereka dengar dan mereka terima sehingga pakaian mereka tetap putih bersih karena dibina oleh apa yang mereka dengar dan mereka terima.

Sepandai-pandainya kita mengatur hidup kita, atau ahli physikologis mengatur kita, tetapi untuk kesucian tidak bisa tangan manusia mengatur kita, hanya Tuhan yang bisa. Kalau mengajar sopan santun, tata krama, norma-norma bermasyarakat, dunia ini memang hebat. Tetapi coba sentuh hatinya kalau dia tidak marah. Soal kesucian tidak bisa ditata norma-norma manusia. Hanya lewat Firman yang kita terima maka karekater kita diganti dengan karakter Ilahi. Hal itu diingatkan kembali pada jemaat Efesus.
Efesus 4:17
4:17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia

Jadi bagaimanapun santunnya kalau masih ada pada ayat ini maka kita tidak bisa mengatur.

Efesus 4:18-19
4:18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

Sekalipun kaidah bermasyarakatnya hebat tetapi siapa yang tahu apa yang dia perbuat di tempat-tempat tersembunyi.

Efesus 4:20-21
4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,

Ini yang ditinggal oleh Sardis sehingga Tuhan datang mengingatkan apa yang dahulu mereka dengar dan terima, walaupun kegiatan mereka kelihatan hebat dan perkasa.

Efesus 4:22-24
4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Kalau mau berguru pada ahli-ahli pemberi nasihat di dunia ini atau para cendekia ok-ok saja. Kalau itu yang bisa membuat kita masuk Sorga, Yesus tidak usah datang ke dunia. Seandainya ada sarana di dunia ini yang membuat kita masuk Sorga apalagi untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan maka Yesus tidak perlu datang ke dunia. Tetapi karena tidak ada sarana maka Yesus harus datang ke dunia ini dan membuka peluang kepada kita bangsa kafir untuk mendekati Dia sehingga kita bisa menghampiri Dia dalam beribadah serta mengasihi dan mencintaiNya.
Ibrani 9:14
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Yesus tunangan kita, kekasih kita. Sampai hatikah kita membuat Dia bertepuk tangan sebelah. Coba seorang jejaka jatuh hati kepada seorang gadis lalu jejaka itu mengirimkan gula-gula sugus atau kopiko lalu mengirimkan sabun kolobritai, kemudian mengirim sapu tangan dari Muangthai, handuk dari Morotai tetapi gadis itu malah mencemooh, tidak menyambut uluran tangannya. Bukankah kasihan jejaka itu.

Apa saudara mau memperlakukan Yesus seperti itu. Tegakah saudara membiarkan Yesus bertepuk tangan sebelah! Tuhan tolong kami jangan sampai kami gagal, jangan sampai kami tidak berhasil masuk pada pelukan Tuhan dan malah jatuh dalam pelukan iblis setan jahaman itu.

Ini kesekian kalinya Tuhan datang lewat jemaat Sardis ini banyak pelajaran kita dapatkan. Ternyata masih ada sisa. Sekalipun sudah sebagian besar menghempaskan apa yang pernah mereka dengar, apa yang pernah mereka terima dan jalankan dalam hidup tetapi karena godaan-godaan dunia akhirnya mereka hempaskan dan ganti dengan konsep-konsep yang lain. Tetapi syukur masih ada yang teguh berpegang. Masih ada ada yang memakai pakaian pesta.
Wahyu 3:4
3:4 Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.

Semoga yang disebut beberapa orang ini termasuk anak-anak muda di sini, anak-anak remaja di sini, suami dan isteri di sini. Tujuan ibadah adalah untuk menghangatkan terus hubungan kita dengan Kristus.

Pakaian putih ini adalah pakaian pesta. Ada juga pakaian yang lain nampaknya putih tetapi palsu. Ini yang tidak disadari oleh jemaat Sardis yang mayoritas, mereka membuat pakaian pesta yang lain. Kelihatan semarak tetapi palsu dan ini sudah menyusup dalam jemaat Sardis.
Wahyu 18:16
18:16 mereka berkata: "Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja kekayaan sebanyak itu sudah binasa."

Mempelai untuk iblis ini kelihatan perilakunya hebat, ada macam-macam hiasan, ada permata, ada mutiara, ada emas. Tetapi Tuhan katakan dalam tempo 1 jam, perhiasan ini binasa semua. Perhiasan dalam Wahyu 18:16 adalah perhiasan yang digunakan hanya untuk memikat orang lain bukan memikat Tuhan! Ini adalah cara untuk memikat dan yang terjadi adalah pelampiasan nafsu. Karena apa? Dalam Wahyu 18:6 mereka diberikan ganjaran.
Wahyu 18:6
18:6 Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya;

Ini dibalas oleh Tuhan dalam satu jam. Dua hukuman dalam tempo 1 jam. Berarti dua menjadi satu. Pakaian yang mereka gunakan itu adalah pakaian yang tidak menghargai dua menjadi satu, yaitu nikah yang suci. Maka dibalas oleh Tuhan dua menjadi satu tetapi hukuman. Ini jangan sampai terjadi. Makanya jemaat Sardis yang lolos tinggal sedikit. Tetapi yang hampir mati itu banyak namun Tuhan tidak melupakan mereka dan masih datang melawati.

Jadi pakaian dalam Wahyu 18:16 ini adalah pakaian yang mau memikat orang yang tidak menghargai dua menjadi satu, maksudnya tidak mau diarahkan masuk pada nikah yang rohani, nikah yang kudus.

Wahyu 3:2
3:2 Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.

Yang hampir mati ini tidak Tuhan lupakan. Kalau saudara ada pada kondisi seperti ini, sudah hampir sirna dan mati, Tuhan tidak pernah lupakan dan tinggalkan. Maka Tuhan kejar kembali. Awalnya tadinya benar tetapi menjadi tidak benar. Jadi kalau mereka melangkah pada konsep yang tidak benar, maka Tuhan kejar kembali. Sayang kalau Tuhan sudah kejar dan masih Tuhan tawarkan kasihNya kemudian tidak ditanggapi.

Awalnya mereka ini benar tetapi mereka tidak berpegang teguh pada apa yang telah mereka terima dan mereka dengar.
I Tesalonika 1:3
1:3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.

Sebenarnya Tesalonika dan Sardis ini bertetangga. Tesalonika ini sudah masuk dalam wilayah Eropa tetapi mereka tidak jauh dengan Turki. Sebab Turki terbagi dua, ada yang masuk Eropa ada yang masuk Asia. Bukan hanya Tesalonika yang termasuk di sini tetapi semuanya. Apalagi tujuh jemaat Asia Kecil ini dibayar mahal oleh hamba Tuhan yang berjuang seakan-akan dihukum mati. Tuhan tidak tega mereka berakhir dengan kematian total. Itu sebabnya diingatkan:
Wahyu 3:5
3:5 Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

Pada ayat yang kelima ini Tuhan bangkitkan cemburu bagi yang banyak dari jemaat Sardis untuk melihat pada yang berpakaian putih yang normal. Kalau ditunjuk yang masih berpakaian putih, berarti mereka adalah pejuang-pejuang walaupun dihimpit oleh berbagai pebuatan orang yang begini dan begitu. Untuk apa mereka berjuang? Supaya nama mereka tidak dihapus. Maukah kita berjuang atau kita mau santai-santai saja. Jangan salahkan siapa-siapa kalau saudara tidak mau berjuang dan akhirnya ada dalam 3,5 tahun aniaya.
Filipi 4:3
4:3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.

Berarti orang-orang yang namanya tercantum dan tidak akan terhapus itu adalah orang yang ada perjuangan mempertahankan apa yang telah mereka terima dan dengar. Mereka tidak mau peduli dengan situasi dan kondisi, tidak mau dikalah dengan keadaan di sekitarnya.

Mereka selalu memanfaatkan waktu-waktu yang ada untuk pekabaran Injil. Kalau kita bukan hanya pekabaran Injil tetapi juga kemuliaan Injil.
II Korintus 4:4
4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Kenapa dalam Wahyu 3:5 dicantumkan nama mereka tidak akan dihapus dari kitab kehidupan? Karena mereka berjuang.
Wahyu 3:4-5
3:4 Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.
3:5 Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

Kalau bukan karena kemurahan Tuhan kami tidak sanggup. Kalau berjuang dengan kekuatan kita sendiri kita tidak akan mampu. Makanya jangan menjauh dari Tuhan supaya kita mampu. Kalau saya berjuang dengan kekuatanku sendiri maka sudah lama putih tulang saya dikalam tanah.

Ketika saya diancam untuk dibunuh di Sulawesi Selatan itu sudah nyata sekali. Kenapa saya tahu bahwa nyawa saya terancam? Karena kepala keamanan Tonasa 1 yang datang kepada saya. Namanya adalah pak Tumonglo, orang Toraja. Dia berkata “pak pendeta, ke mana saja pak pendeta pergi” saya balik bertanya “kenapa bapak bertanya”, jawabnya “karena bapak terancam mau terbunuh. Kami sudah membaca sinyal. Jadi kalau bapak mau kemana-mana tolong lapor kepada kami supaya kami kawal”. Ternyata bapak itu sendiri yang mengawal saya. Saya berkata “terima kasih kalau bapa mau mengawal saya tetapi saya percaya Tuhan mengawal saya”.

Saya tidak mau nama saya dihapus. Saya mau berjuang untuk mempertahankan apa yang saya terima dan saya dengar. Sebab kalau saya tidak pertahankan apa yang sudah saya dengar dan saya terima berarti saya menuju pada kematian.
Amsal 15:10
15:10 Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.

Makanya yang masih tinggal dan hampir mati itu ditegur dan diajak supaya kembali. Kalau mereka tolak berarti terus kepada kematian. Syukur kalau mereka terima.

Amsal 19:16
19:16 Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati.

Kalau ada orang yang mau menghempaskan apa yang sudah dia dengar dan dia terima, jangan kita ikut-ikut. Kalau dipermukaan kekristenan kita sekarang ini banyak orang mulai menghempaskan dan menolak apa yang diterima dahulu. Jangan kita terlibat kumpul-kumpul dengan mereka, jangan kita perang pena. Pokoknya kita pertahankan seperti yang sisa tadi yang masih mengenakan pakaian pesta.

Kalau ada gejala-gejala hal-hal yang tidak benar yang merasuki kita yaitu suatu kepalsuan maka mari pasang telinga, kita sambut lawatan Tuhan maka kematian itu dihadang oleh Tuhan dan kita kembali kepada kehidupan.

Sidang jemaat Sardis ini adalah pembelajaran bagi kita agar kita tidak mengikuti kebanyakan dari jemaat Sardis ini.

Kita ini bertunangan dengan Tuhan. Kondisi dan situasi apapun yang menggangu saya dan saudara, ingat ada Tunanganmu di Sorga, ada Kekasihmu di sorga. Kita harus ada komitmen sebagai anak Tuhan “saya ini adalah kekasihNya Kristus, saya tidak mau putus hubungan dengan Kristus, tetapi saya mau berjuang supaya namaku tetap ada di kitabNya”.

Saya tahu bapak ibu berjuang dan Tuhan lebih tahu lagi. Sayapun juga berjuang. Kehadiran kami di Tentena ini suatu perjuangan hebat. Ketika kami dikepung di Sulewana, isteri saya di dalam kamar. Masyarakat membawa parang dan lembing sambil berteriak “seret isterinya, seret anaknya kita gauli!”. Bukan main bahasa itu, sakit! Jemaat tinggal duduk-duduk saja di luar. Kalau saja saya berkata “sudah berhenti melayani Tuhan” maka hancurlah saya. Tetapi tidak seperti itu, saya tetap melayani Tuhan.

Situasi apa yang bisa mengendalakan saudara untuk tidak mengasihi Tuhan. Jemaat Sardis engkau beken di luar tetapi sesungguhnya engkau mati. Itu sebenarnya roh kepalsuan yang masuk dalam jemaat Sardis. Ini pelajaran bagi kita jangan sampai indah kabar dari rupa. Atau buruk rupa cermin dipecahkan. Bukan cermin yang rusak, bukan Firman Tuhan yang rusak tetapi memang muka kita yang buruk. Itu sebabnya kita mau perbaiki apa yang tidak baik di hadapan Tuhan.

Kita punya tunangan yang luar biasa. Yang hampir mati inipun masih dikejar oleh Tuhan.
Wahyu 3:2
3:2 Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.

Tuhan masih kejar. Dengan kata lain Tuhan Yesus tidak tega calon mempelai wanitaNya gagal bertemu dengan Dia. Tuhan Yesus tidak tega saudara harus meringkuk dalam 3,5 tahun aniaya antikristus. Tangan kekasihmu terulur untuk menolong saya dan saudara.

Hargailah cara Tuhan untuk menggiring kita dua menjadi satu dengan pakaian putih. Berarti kelakuan kita harus dibenahi oleh Firman kebenaran dan kesucianNya. Ini yang Tuhan rindukan.
Wahyu 19:8
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

Tidak mungkin kita bisa berbuat benar kalau bukan tuntunan Firman. Karena Firman yang menuntun kita maka kita bisa melakukan yang benar. Hargai dua menjadi satu dalam kebenaran. Jangan kita membentuk dua menjadi satu tetapi dapat hukuman dalam tempo satu jam. Ini yang jangan terjadi bagi gereja Tuhan di penghujung akhir zaman.

Kita menyaksikan perilaku jemaat Sardis yang mayoritas telah meninggalkan apa yang mereka dengar dan mereka terima. Itu juga yang mewarnai gereja Tuhan hari-hari terakhir ini. Tidak sedikit kawan-kawan pelayan Tuhan yang tidak lagi teguh berpegang pada apa yang disampaikan oleh para pendahulu, itu sudah mereka hempaskan. Bagaimana dengan umat Tuhan kalau hamba Tuhan seperti itu.

Tuhan Memberkati.
JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar